Anda di halaman 1dari 25

NILAI Tanggal Pengumpulan

(3 Juni 2023)

LAPORAN PRAKTIKUM

PENGINDERAAN JAUH DASAR

ACARA : MEMBANGUN KUNCI INTERPRETASI UNTUK


BEBERAPA JENIS PENUTUP ATAU PENGGUNAAN LAHAN

Oleh :

Nama :Muhammad Naufal Azaria


Nim 3211422014
Nama Dosen : 1. Dr. Tjaturahono Budi Sanjoto, M.Si.
: 2. Vina Nurul Husna ,S.Si.,M.Si.
Nama Asprak : 1. Wirdha Alifah 3211421064
: 2. Moh Bilal Suryadi 3211420039

LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. JUDUL

MEMBANGUN KUNCI INTERPRETASI UNTUK BEBERAPA JENIS


PENUTUP/PENGGUNAAN LAHAN

B. TUJUAN

1. Mahasiswa dapat Mengetahui beberapa interpretasi penggunaan lahan.

2. Mahasiswa dapat mengetahui definisi interpretasi citra.

3. Mahasiswa dapat mengetahui unsur-unsur interprestasi citra.

4. Interpretasi penggunaan lahan dari foto udara.

C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat
a. Laptop
b. Microsoft Word
c. Handphone
d. Mouse
e. Cas Laptop
f. Penggaris
g. Pensil warna
h. Drawing pen
i. Pensiltic

2. Bahan
a. Cover praktikum
b. Kuota internet
c. Kertas kalkir
D. DASAR TEORI

1. Definisi Penginderaan Jauh

` Secara umum, penginderaan jauh merupakan pengukuran atau


perolehan informasi dari beberapa sifat objek atau fenomena dengan
menggunakan alat perekam yang secara fisik tidak terjadi kontak
langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.
❖ Penginderaan jauh atau inderaja (remote sensing) adalah seni
dan ilmu untukmendapatkaninformasi tentang objek, area atau
fenomena melalui analisis terhadapdata yang diperoleh dengan
menggunakan alat tanpa kontak langsung langsungdengan
objek, daerah ataupun fenomena yang dikaji.
❖ (Lillesanddan Kiefer, 1979) Penginderaan jauh adalah berbagai
teknik yang dikembangkan untuk perolehan dan Analisa
informasi tentang bumi. Informasi tersebut khusus berbentuk
radiasi elektromagnetik yang dipantulkan atau dipancarkan dari
permukaan bumi.
❖ (Lingdren, 1985) Penginderaan jauh ialah ilmu untuk
memperoleh informasi tentang objek ataudaerah dari kejauhan,
biasanya dari pesawat atau satelit.(National Ocean Service NOS)
Kesimpulannya, Penginderaan jauh adalah pemotretan atau
mendapan informasidari jarak yang jauh dan biasanya memakai pesawat
atau Drone

2. Definisi Interpretasi Citra

Pengertian interpretasi citra adalah aktivitas mengkaji foto udara


dan/atau citra, dengan tujuan mengidentifikasi objek serta mencari
makna penting dari objek tersebut. Secara umum, interpretasi citra
merujuk pada proses memahami, menganalisis, dan menafsirkan makna
dari citra atau gambar. Ini melibatkan penggunaan pengetahuan dan
pemahaman tentang konteks, subjek, serta elemen visual dalam citra
untuk memperoleh informasi yang bermanfaat.
Interpretasi citra juga mencakup identifikasi objek, karakteristik,
hubungan spasial, dan klasifikasi citra berdasarkan kriteria tertentu.
Misalnya, dalam citra satelit, interpretasi citra melibatkan pengenalan
jenis tanah, vegetasi, bangunan, air, dan elemen lainnya.
❖ (Estes dan Simonet 1975).Menurut Umali, interpretasi citra
merupakan kegiatan mengkaji citra permukaan bumi yang
dilakukan melalui tiga tahapan utama, yakni tahap analisis,
interpretasi citra, dan disipliner terinci. Pengkajian citra ini
dilakukan dengan melihat warna serta rona permukaan bumi
❖ Menurut Lillesand dan Kiefer (2014), interpretasi citra adalah
proses pengamatan dan analisis citra untuk memahami
informasi tentang objek, atribut, dan fenomena yang
direpresentasikan dalam citra tersebut.
❖ Menurut Jensen (2005), interpretasi citra adalah proses
penafsiran informasi dari citra atau data yang terkait untuk
memperoleh pemahaman y
Kesimpulannya interpretasi citra adalah sebuah kegiatan meneliti
gambar atau foto yang diambil dari udara menggunakan satelit.
Tujuannya adalah untuk mengenali objek apa saja yang ada di dalam
gambar tersebut dan kemudian objek- objek tersebut dinilai arti
pentingnya.

3. Macam-Macam Unsur Interpretasi

Dalam melakukan interpretasi citra, ada beberapa unsur penting yang


harus diperhatikan agar gambar yang tampil lebih mudah dijelaskan
arti pentingnya.

Unsur-Unsur interpretasi citra diantaranya yaitu:

a. Rona dan Warna

Warna merupakan ujud yang tampak oleh mata dengan


menggunakan spektrumsempit, lebih sempit dari spektrum tampak.
Sebagai contoh, objek tampak biru, hijau, atau merah bila hanya
memantulkan spektrum dengan panjang gelombang(0,4 – 0,5) μm,
(0,5 – 0,6) μm, atau (0,6 – 0,7) μm. Sebaliknya, bila objek menyerap
sinar biru maka ia akan memantulkan warna hijau dan merah. Sebagai
akibatnya maka objek akan tampak dengan warna kuning.
Berbeda dengan rona yang hanya menyajikan tingkat kegelapan,
warna menunjukkan tingkat kegelapan yang lebih beraneka. Ada
tingkat kegelapan didalam warna biru, hijau, merah, kuning, jingga,
dan warna lainnya. Meskipun tidak menunjukkan cara
pengukurannya,Estes et al. (1983) mengutarakan bahwa mata
manusia dapat membedakan 200 rona dan 20.000 warna.
Rona dan warna disebut unsur dasar. Hal ini menunjukkan
betapa pentingnya rona dan warna dalam pengenalan objek. Tiap
objek tampak pertama pada citraberdasarkan rona atau warnanya.
Setelah rona atau warna yang sama dikelompokkan dan diberi garis
batas untuk memisahkannya dari rona atau warna yang berlainan,
barulah tampak bentuk, tekstur, pola, ukuran dan bayangannya.
Itulah sebabnya maka rona dan warna disebut unsur dasar.
b. Bentuk

Bentuk merupakan variabel kualitatif yang memberikan


konfigurasi atau kerangka suatu objek (Lo, 1976).
Bentuk merupakan atribut yang jelas sehingga banyak objek
yang dapat dikenaliberdasarkan bentuknya saja. Bentuk, ukuran, dan
tekstur pada Gambar 1 dikelompokkan sebagai susunan keruangan
rona sekunder dalam segi kerumitannya. Bermula dari rona yang
merupakan unsur dasar dan termasuk primer dalam segi
kerumitannya. Pengamatan atas rona dapat dilakukan paling mudah.
Oleh karena itu bentuk, ukuran, dan tekstur yang langsung dapat
dikenali berdasarkan rona, dikelompokkan sekunder kerumitannya.

Ada dua istilah di dalam bahasa Inggris yang artinya bentuk, yaitu
shape dan form. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum,
sedangkan form merupakan susunan atau struktur yang bentuknya
lebih rinci. Contoh shape atau bentuk luar:
• Bentuk Bumi

• Bentuk wilayah Indonesia memanjang sejauh sekitar 5.100 km


Contoh form atau bentuk rinci:
• Pada bumi yang bentuknya bulat terdapat berbagai bentuk relief

atau bentuklahan seperti gunung api, dataran pantai, dan tanggul


alam.
• Wilayah Indonesia yang bentuk luarnya memanjang, berbentuk
(rinci) negara kepulauan. Wilayah yang memanjang dapat
berbentuk masif atau bentuk lainnya, akan tetapi bentuk wilayah
kita berupa himpunan pulau-pulau.
c. Ukuran

Ukuran ialah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan
volume. Karenaukuran objek pada citra merupakan fungsi skala,
maka di dalam memanfaatkanukuran sebagai unsur interpretasi citra
harus selalu diingat skalanya.

Contoh pengenalan objek berdasarka ukuran:

• Ukuran rumah sering mencirikan apakah rumah itu rumah mukim,


kantor, atau industri. Rumah mukim umumnya lebih kecil bila
dibanding dengan kantor atau industri.
• Lapangan olahraga di samping dicirikan oleh bentuk segi empat,
lebih dicirikan oleh ukurannya, yaitu sekitar 80 m x 100 m bagi
lapangan sepak bola, sekitar 15 m x 30 m bagi lapangan tenis, dan
sekitar 8 m x 10 m bagi lapangan bulu tangkis.
• Nilai kayu di samping ditentukan oleh jenis kayunya juga
ditentukan oleh volumenya. Volume kayu bisa ditaksir
berdasarkan tinggi pohon, luas hutan serta kepadatan pohonnya,
dan diameter batang pohon.
d. Bayangan

Bayangan bersifat menyembunyikan detail atau objek yang


berada di daerah gelap. Objek atau gejala yang terletak di daerah
bayangan pada umumnya tidaktampak sama sekali atau kadang-
kadang tampak samar-samar. Meskipun demikian, bayangan sering
merupakan kunci pengenalan yang penting bagi beberapa objek yang
justru lebih tampak dari bayangannya.
Contohnya:

• Cerobong asap, menara, tangki minyak, dan bak air yang


dipasang tinggilebih tampak dari bayangannya
• Tembok stadion, gawang sepak bola, dan pagar keliling lapangan
tenis pada foto berskala 1: 5.000 juga lebih tampak dari
bayangannya.
• Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.

e. Tekstur

Tekstur adalah frekuensi perubahan rona pada citra (Lillesand dan


Kiefer, 1979) atau pengulangan rona kelompok objek yang terlalu
kecil untuk dibedakan secara individual (Estes dan Simonett, 1975).
Tekstur sering dinyatakan dengankasar, halus, dan belang-belang.
Contoh pengenalan objek berdasarkan tekstur:

• Hutan bertekstur kasar, belukar bertekstur sedang, semak bertekstur halus.


• Tanaman padi bertekstur halus, tanaman tebu bertekstur sedang,
dan tanamanpekarangan bertekstur kasar.
• Permukaan air yang tenang bertekstur halus.
f. Pola

Pola, tinggi, dan bayangan pada peta dikelompokkan ke dalam


tingkat kerumitantertier. Tingkat kerumitannya setingkat lebih
tinggidari tingkat kerumitan bentuk, ukuran, dan tekstur sebagai
unsur interpretasi citra. Pola atau susunan keruangan merupakan ciri
yang menandai bagi banyak objek bentukan manusiadan bagi
beberapa objek alamiah. Contoh:

• Pola aliran sungai sering menandai struktur geologi dan jenis


batuan. Pola aliran trellis menandai struktur lipatan. Pola aliran
yang padat mengisyaratkan peresapan air kurang sehingga
pengikisan berlangsung efektif. Pola aliran dendritik mencirikan
jenis tanah atau jenis batuan serba sama, dengan sedikitatau tanpa
pengaruh lipatan maupun patahan. Pola aliran dendritik pada
umumnya terdapat pada batuan endapan lunak, tufa vokanik, dan
endapan tebal oleh gletser yang telah terkikis (Paine, 1981)
• Permukaan transmigrasi dikenali dengan pola yang teratur, yaitu
dengan rumah yang ukuran dan jaraknya seragam, masing-masing
menghadap ke jalan.
• Kebun karet, kebun kelapa, kebun kopi dan sebagainya mudah
dibedakan darihutan atau vegetasi lainnya dengan polanya yang
teratur, yaitu dari pola sertajarak tanamnya.
g. Situs
Bersama-sama dengan asosiasi, situs dikelompokkan ke dalam
kerumitan yang lebih tinggi pada Gambar diatas. Situs bukan
merupakan ciri objek secara langsung, melainkan dalam kaitannya

dengan lingkungan sekitarnya. Situs diartikan dengan berbagai


makna oleh para pakar, yaitu:

• Letak suatu objek terhadap objek lain di sekitarnya (Estes dan


Simonett, 1975). Di dalam pengertian ini, Monkhouse (1974)
menyebutnya situasi, seperti misalnya letak kota (fisik) terhadap
wilayah kota (administratif), atauletak suatu bangunan terhadap
parsif tanahnya. Oleh van Zuidam (1979),
situasi juga disebut situs geografi, yang diartikan sebagai tempat
kedudukan atau letak suatu daerah atau wilayah terhadap
sekitarnya. Misalnya letak iklim yang banyak berpengaruh
terhadap interpretasi citra untuk geomorfologi.

• Letak objek terhadap bentang darat (Estes dan Simonett, 1975),


sepertimisalnya situs suatu objek di rawa, di puncak bukit yang
kering, di sepanjangtepi sungai, dsb. Situs semacam ini oleh van
Zuidam (1979) disebutkan situstopografi, yaitu letak suatu objek
atau tempat terhadap daerah sekitarnya.
Situs ini berupa unit terkecil dalam suatu sistem wilayah
morfologi yangdipengaruhi oleh faktor situs, seperti:

• beda tinggi,

• kecuraman lereng,

• keterbukaan terhadap sinar,

• keterbukaan terhadap angin, dan

• ketersediaan air permukaan dan air tanah.


Lima faktor situs ini mempengaruhi proses geomorfologi maupun
proses atauperujudan lainnya.

Contoh:

• Tajuk pohon yang berbentuk bintang mencirikan pohon palma.


Mungkin jenis palma tersebut berupa pohon kelapa, kelapa sawit,
sagu, nipah, atau jenis palma lainnya. Bila tumbuhnya
bergerombol (pola) dan situsnya di air payau, maka yang tampak
pada foto tersebut mungkin sekali nipah.
• Situs kebun kopi terletak di tanah miring karena tanaman kopi
menghendakipengaturan air yang baik.

• Situs pemukiman memanjang umumnya pada igir beting pantai,


tanggul alam, atau di sepanjang tepi jalan.
h. Asosiasi
Asosiasi dapat diartikan sebagai keterkaitan antara objek
yangsatu dengan objeklain.Adanya keterkaitan ini maka terlihatnya
suatu objek pada citra seringmerupakan petunjuk bagi adanya objek
lain
• Di samping ditandai dengan bentuknya yang berupa empat persegi
panjang serta dengan ukurannya sekitar 80 m x 100 m, lapangan
sepak bola di tandaidengan adanya gawang yang situsnya pada
bagian tengah garis belakangnya.Lapangan sepak bola berasosiasi
dengan gawang. Kalau tidak ada gawangnya, lapangan itu bukan
lapangan sepak bola. Gawang tampak pada

foto udara berskala 1: 5.000 atau lebih besar.

• Stasiun kereta api berasosiasi dengan jalan kereta api yang


jumlahnya lebih dari satu (bercabang).
• Gedung sekolah di samping ditandai oleh ukuran bangunan yang
relatif besarserta bentuknya yang menyerupai I, L, atau U, juga
ditandai dengan asosiasinya terhadap lapangan olahraga. Pada
umumnya gedung sekolah ditandai dengan adanya lapangan
olahraga di dekatnya.

4. Interpretasi penggunaan lahan dari foto udara


Interpretasi penggunaan lahan dari foto udara ini dimaksudkan untuk
memudahkan deliniasi. Untuk dapat mempercepat hasil inventarisasi dengan hasil
yang cukup baik, digunakan pemanfaatan data penginderaan jauh, karena dari
data penginderaan jauh memungkinkan diperoleh informasi tentang penggunaan
lahan secara rinci.selain itu, adanya perubahan pemanfaatan lahan kota yang cepat
dapat pula dimonitor dari data penginderaan jauh.

Penggunaan lahan mencerminkan sejauh mana usaha atau campur tangan


manusia dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungannya. Dala penggunaan
tutupan lahan ini dapat disadap dari foto udara secara relatif mudah, dan
perubahannya dapat diketahui dari foto udara multisemporal. Teknik interpretasi
foto udara termasuk di dalam sistem penginderaan jauh. (Lillesand dan Kiefer,
1997).

Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra
dengan maksud untuk menidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek
tersebut (Estes dan Simonett, 1975). Interpretasi citra dan fotogametri
berhubungan sangat erat, meskipun keduanya tidaklah sama. Bedanya fotogametri
berkepentingan dengan geometri obyek, sedangkan interpretasi citra berurusan
dengan manfaat, penggunaan, asal-usul, ataupun identitas obyek yang
bersangkutan (Glossary of the Mapping Sciences, 1994).
Proses di dalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji eitra sekaligus berupaya
melalui proses penalaran untuk mendeteksi mengidentifikasi, dan meniki arti
pentingnya obyek yang tergambar pada citra. Sehingga penafsir citra
berupayauntuk mengenali obyek yang
tergambar pada citra dan menterjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu
seperti geologi, geografi, ekologi, dan disiplin ilmu lainnya (Sutanto, 1986).

Penggunaan lahan dapat diinterpretasikan dari foto udara dengan melihat jenis
dan pola penggunaan lahan yang terlihat dalam gambar. Beberapa contoh jenis
penggunaan lahan yang dapat diidentifikasi dari foto udara antara lain:

1. Pertanian: Area pertanian akan terlihat dengan pola tanaman yang teratur dan
terorganisir.
2. Perumahan: Area perumahan akan terlihat dengan pola jalan yang teratur, dan
banyak bangunan seperti rumah atau gedung apartemen.
3. Industri: Area industri terlihat dengan adanya pabrik, gudang, dan area yang
besar.
4. Komersial: Area komersial akan terlihat dengan pola jalan yang ramai dan
banyak bangunan toko, restoran, dan gedung perkantoran.
5. Hutan: Area hutan akan terlihat dengan pola pohon yang padat dan rapat.
6. Lahan Terbuka: Lahan terbuka seperti taman atau lapangan akan terlihat tanpa
banyak bangunan dan dengan pola yang luas.
7. Selain jenis penggunaan lahan, foto udara juga dapat memberikan informasi
tentang kondisi lahan seperti tingkat kerusakan, tingkat kepadatan, dan kualitas
tanah. Informasi tersebut dapat memberikan petunjuk penting dalam
menentukan tindakan pengelolaan lahan yang tepat.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan.
2. Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
3. Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum
4. Mahasiswa melakukan pengamatan pada foto udara monoskopis
5. Mahasiswa melakukan identifikasi penutup/penggunaan lahan
6. Mahasiswa melakukan delineasi pada foto udara berdasar penutup/penggunaan
lahan yang teridentifikasi
7. Mahasiswa melayout hasil delineasi untuk menjadi peta tentative
penutup/penggunaan lahan
8. Mahasiswa mencari referensi untuk membuat laporan praktikum
9. Mahasiswa mulai menulis laporan praktikum
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum tepat waktu
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a) Hasil layout delineasi (terlampir)
b) Tabel pengisian unsur interpretasi (terlampir)
c) Tabel kunci interpretasi (terlampir)
2. Analisis

Pada peta hasil layout delanasi penutupan dan penggunaan lahan kota
semarang, didapatkan beberapa objek diantaranya adalah sebagai berikut: Jalan
utama, Jalan sepetak, Sungai, Gosong sungai, Empang, Semak, Belukar, Ladang,
Sawah, Tanahkosong, Tegalan, Gubuk, Taman. Perumahan warga, Sekolah, Pasar,
Warung, Kantor kepala desa, Kantor kecamatan, Lapangan bola, Masjid, Gereja,
Ruko, Pabrik, Komplek AD, Komplek AU Kolam renang, Lapangan bulutangkis,
SPBU, Kuburan, Kantor pos, Puskesmas. Masing-masing objek tersebut diberi
kode angka,Interpretasi citra melibatkan beberapa unsur penting dalam
mengidentifikasi dan menganalisis citra atau gambar. Unsur-unsur ini mencakup
rona/warna, bentuk, ukuran, bayang, tekstur, pola, situs, dan asosiasi.

Salah satu unsur penting dalam interpretasi citra adalah rona/warna. Dalam hal
ini, kita mengidentifikasi apakah citra terlihat cerah atau tidak, dan mencoba
menentukan warna yang sesuai dengan kondisi asli citra tersebut. Warna dapat
memberikan petunjuk tentang karakteristik objek atau fenomena yang
direpresentasikan dalam citra.Bentuk juga merupakan unsur yang penting dalam
interpretasi citra. Kita mencoba mengenali bentuk objek yang ada dalam citra,
seperti persegi, persegi panjang, tidak beraturan, memanjang, atau berkelok.
Mengenali bentuk objek dapat membantu dalam mengklasifikasikan dan
memahami karakteristiknya.Ukuran menjadi faktor penting dalam interpretasi
citra. Dalam hal ini, kita menilai apakah objek dalam citra tersebut kecil, sedang,
atau besar. Informasi tentang ukuran objek dapat memberikan indikasi tentang
skala dan proporsi antara objek dalam citra.Bayang adalah unsur penting lainnya
dalam interpretasi citra. Kita mengamati apakah objek dalam citra memiliki
bayangan atau tidak. Bayangan dapat memberikan petunjuk tentang posisi,
bentuk, atau orientasi objek dalam citra.Tekstur juga menjadi aspek yang
diidentifikasi dalam interpretasi citra. Kita mencoba menggambarkan tekstur
objek dalam citra sebagai sedang, kasar, atau halus. Informasi tentang tekstur
dapat membantu membedakan antara objek dengan karakteristik yang serupa
tetapi tekstur yang berbeda.Pola adalah unsur yang penting dalam interpretasi
citra. Kita memperhatikan apakah ada pola teratur atau tidak teratur dalam citra.
Pola dapat membantu mengenali struktur, urutan, atau keberulangan dalam objek
atau fenomena yang direpresentasikan dalam citra.Situs adalah unsur yang
melibatkan objek-objek di sekitar objek yang sedang diamati. Kita mengamati
hubungan spasial antara objek yang diamati dengan objek di sekitarnya. Situs
dapat memberikan konteks dan informasi tambahan yang berguna dalam
interpretasi citra.Asosiasi melibatkan objek atau benda yang berhubungan dengan
objek yang diamati. Kita mencoba mengidentifikasi objek-objek yang berasosiasi
atau memiliki keterkaitan dengan objek utama dalam citra. Informasi asosiasi
dapat memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang konteks dan
lingkungan objek yang diamati.

Dengan memperhatikan dan menganalisis unsur-unsur ini, interpretasi citra


dapat membantu kita memahami informasi yang terkandung dalam citra atau
gambar, serta memberikan pemahaman yang lebih dalam tentang objek atau
fenomena yang direpresentasikan.Pada table kunci interpretasi citra terdapat objek
dan kunci dari interpretasi objek tersebut, yaitu seperti: Jalan utama memiliki
bentuk memanjang dan lebar, berasosiasi dengan rambu-rambu. Jalan sepetak
memiliki bentuk memanjang dan sempit, berasosiasi dengan selokan. Sungai
memiliki bentuk berkelok, berasosiasi dengan gosong sungai. Gosong sungai
memiliki bentuk oval tidak beraturan dan berasosiasi dengan pasir. Empang
memiliki bentuk persegi dan berasosiasi denganikan. Semak memiliki bentuk
tidak beraturan dan berasosiasi dengan tumbuhan. Belukar memiliki bentuk tidak
beraturan dan berasosiasi dengan tumbuhan. Ladang memiliki bentuk persegi
Panjang dan berasosiasi dengan tumbuhan. Sawah memiliki bentuk persegi
Panjang dan berasosiasi dengan padi. Tanah kosong memiliki bentuk tidak
beraturan dan berasosiasi dengan rumput. Tegalan memiliki bentuk tidak beratur
dan berasosiasi dengan singkong. Gubuk memiliki bentuk persegi dan berasosiasi
dengan hasil sawaah. Taman memiliki bentuk persegi Panjang dan berasosiasi
degan ayunan. Perumahan warga memiliki bentuk persegi Panjang berderet dan
berasosiasi dengan jalan. Sekolah memiliki bentuk persegi Panjang dan
berasosiasi dengan tiang bendera. Pasar memiliki bentuk persegi dan berasosiasi
dengan jalan. Warung memiliki bentuk persegi dan berasosiasi dengan jalan.
Kantor kepala desa memiliki bentuk persegi dan berasosiasi dengan parkiran.
Kantor kecamatan memiliki bentuk persegi Panjang dan berasosiasi dengan
parkiran. Lapangan bola memiliki bentuk persegi Panjang dan berasosiasi dengan
gawang. Masjid memiliki bentuk persegi Panjang dan berasosiasi dengan sajadah.
Gereja memiliki bentuk persegi Panjang dan berasosiasi dengan mimbar. Ruko
memiliki bentuk persegi Panjang dan berasosiaso dengan jalan. Pabrik memiliki
bentuk persegi dan berasosiasi dengan mesin. Komplek AD memiliki bentuk
persegi Panjang dan berasosiasi dengan jalan. Komplek AU memiliki bentuk
persegi Panjang dan berasosiasi dengan jalan. Kolam renang memiliki bentuk
persegi Panjang dan berasosiasi dengan prosotan. Lapangan bulutangkis
memilikibentuk persegi Panjang dan berasosiasi dengan net. SPBU memiliki
bentuk persegidan berasosiasi dengan motor. Kuburan memiliki bentuk persegi
Panjang dan berasosiasi dengan batu nisan. Kantor pos memiliki bentuk persegi
dan berasosiasi dengan surat. Puskesmas memiliki bentuk persegi Panjang dan
berasosiasi dengankursi.

Dalam banyak kasus, bentuk fisik suatu tempat memang dapat mempengaruhi
atau berkaitan dengan objek atau aktivitas tertentu yang sering terlihat di
sekitarnya. Sebagai contoh, jalan utama yang memiliki bentuk memanjang dan
lebar sering kali dilengkapi dengan rambu-rambu karena lalu lintas yang ramai
dan kompleks. Jalan sepetak yang sempit mungkin berhubungan dengan selokan
karena kurangnya ruang untuk memasang infrastruktur drainase yang lebih
besar.Sungai dengan bentuk berkelok mengalir melalui medan yang tidak rata dan
membentuk gosong sungai yang biasanya berbentuk oval. Gosong sungai sering
kali berhubungan dengan pasir, karena material pasir biasanya terbawa oleh air
sungai dan menumpuk di gosong tersebut.Empang dengan bentuk persegi sering
digunakan sebagai tempat penampungan ikan, karena bentuknya yang dangkal
dan luas cocok untuk budidaya ikan. Semak dan belukar, yang memiliki bentuk
tidak beraturan, seringkali ditempati oleh tumbuhan karena kondisi lingkungan
yang cocok dan tanah yang subur.Ladang dengan bentuk persegi panjang sering
kali ditanami dengan berbagai jenis tumbuhan, sedangkan sawah dengan bentuk
yang serupa dikaitkan dengan padi karena sawah adalah lahan pertanian utama
untuk bercocok tanam padi.Tanah kosong dengan bentuk tidak beraturan sering
ditumbuhi rumput, karena rumput cenderung tumbuh dengan cepat dan mudah
menyebar di area yang belum dikembangkan atau diurus dengan baik. Tegalan,
yang juga memiliki bentuk tidak beraturan, sering ditanami dengan singkong
karena tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah tersebut.Gubuk dengan
bentuk persegi sering dikaitkan dengan hasil sawah, mungkin karena di daerah
pedesaan, gubuk-gubuk tersebut digunakan oleh petani untuk menyimpan hasil
panen atau peralatan pertanian. Taman dengan bentuk persegi panjang sering
dilengkapi dengan ayunan untuk anak-anak, karena taman sering dianggap
sebagai tempat rekreasi yang menyenangkan bagi keluarga.Bentuk bangunan
seperti sekolah, perumahan warga, pasar, warung, kantor kepala desa, kantor
kecamatan, ruko, masjid, gereja, kuburan, kantor pos, dan puskesmas sering kali
memiliki bentuk persegi atau persegi panjang karena memudahkan dalam desain
dan pembangunan struktur bangunan. Asosiasi objek yang berkaitan dengan
bangunan-bangunan tersebut mungkin berbeda-beda tergantung pada fungsinya
masing-masing.
Pengaitan antara bentuk fisik dan asosiasi objek dalam analisis dapat terjadi
karena beberapa alasan. Pertama, bentuk fisik tempat cenderung mempengaruhi
cara tempat tersebut digunakan atau ditempati oleh manusia. Misalnya, jalan
dengan bentuk memanjang dan lebar lebih cocok digunakan sebagai jalan utama
yang dilengkapi dengan rambu-rambu untuk mengatur lalu lintas. Hal ini karena
jalan tersebut dapat menampung volume kendaraan yang lebih besar dan
memberikan ruang yang cukup untuk infrastruktur lalu lintas.Kedua, bentuk fisik
tempat juga dapat mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar. Sungai dengan
bentuk berkelok akan mempengaruhi arus air dan membentuk gosong sungai di
area yang lebih datar atau rendah. Gosong sungai sering kali mengandung pasir
karena material pasir terbawa oleh air dan mengendap di area yang lebih tenang di
sungai tersebut.Ketiga, bentuk fisik tempat juga dapat mempengaruhi jenis
tumbuhan atau hewan yang dapat hidup di sekitarnya. Misalnya, empang dengan
bentuk persegi panjang yang dangkal dapat menjadi habitat yang baik bagi ikan
untuk hidup. Ladang dan sawah dengan bentuk persegi panjang sering digunakan
untuk bercocok tanam berbagai jenis tanaman, termasuk padi.Selain itu, adanya
asosiasi antara bentuk fisik dan objek juga dapat dipengaruhi oleh konvensi atau
kebiasaan masyarakat setempat. Misalnya, di beberapa daerah, gubuk-gubuk
dengan bentuk persegi sering digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil
pertanian atau peralatan pertanian.
G. KESIMPULAN

Penginderaan jauh merupakan pengukuran atau perolehan informasi dari


beberapa sifat objek atau fenomena dengan menggunakan alat perekam yang secara
fisik tidakterjadi kontak langsung dengan objek atau fenomena yang dikaji.

Interpretasi citra adalah aktivitas mengkaji foto udara dan/atau citra, dengan
tujuan mengidentifikasi objek serta mencari makna penting dari objek tersebutMacam-
Macam Unsur Interpretasi Dalam melakukan interpretasi citra, ada beberapa unsur
penting yang harus diperhatikan agar gambar yang tampil lebih mudah dijelaskan arti
pentingnya. Unsur-Unsur interpretasi citra diantaranya yaitu: Rona danwarna, Bentuk,
Ukuran, Bayangan, Tekstur, Pola, Situs, dan Asosiasi.

Rona/warna, bentuk, ukuran, bayang, tekstur, pola, situs, asosiasi. Pada rona
biasanya diidentifikasi cerah atau tidaknya suatu citra, pada warna diidentifikasi warna
yang didapat sesuai dengan kondisi asli citra. Pada bentuk biasanya terdiri dari persegi,
persegi Panjang, tidak beraturan, memanjang, maupun berkelok. Pada ukuran terdiri
dari kecil, sedang dan besar. Pada bayang terdiri dari berbayang dan tidak berbayang.
Pada tekstur terdiri dari sedang, kasar dan halus. Pada pola terdiri dari teratur dan tidak
teratur. Situs adalah objek-objek yang ada di sekitar objek yang kita amati. Asosiasi
adalah objek atau benda yang berasosiasi atau berhubungan dengan objek yang kita
amati, asosiasi biasanya berada di dalam objek tersebut.

Kesimpulannya, pengaitan antara bentuk fisik suatu tempat dengan asosiasi


objek atau aktivitas dalam analisis tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor.
Pertama, bentuk fisik tempat mempengaruhi cara tempat tersebut digunakan oleh
manusia, seperti jalan yang sesuai untuk menjadi jalan utama atau empang yang cocok
untuk budidaya ikan. Kedua, bentuk fisik juga mempengaruhi kondisi lingkungan
sekitarnya, seperti sungai yang membentuk gosong dan mengandung pasir.

Ketiga, bentuk fisik tempat dapat mempengaruhi jenis tumbuhan atau hewan
yang hidup di sekitarnya, seperti ladang atau sawah yang digunakan untuk menanam
padi. Selain itu, asosiasi tersebut juga dipengaruhi oleh konvensi atau kebiasaan
masyarakat setempat, seperti penggunaan gubuk sebagai tempat penyimpanan hasil
pertanian. Namun, perlu diingat bahwa asosiasi ini bersifat umum dan dapat bervariasi
tergantung pada konteks dan karakteristik khusus dari setiap tempat.
DAFTAR PUSTAKA

Anna. (2020), “Citra satelite adalah”. https://mapvisionindo.com/citra-satelit


adalah/#Citra_Satelit_dari_Satelit_Observasi_Bumi_dengan_Se
nsor_Pasif.(Diakses 25 Mei 2023, pukul 10.20 WIB.)

Basuki, A. (2007) ‘Pengantar Pengolahan Citra’, PENS-ITS Surabaya

Indarto. (2017). “Penginderaan Jauh Metode Analisisndan Interpretasi” Yogyakarta .Andi .Offset

Insyani. (2020). “Dasar-dasar Penginderaan jauh”. Jakarta. Alprin

Lestari, S. C., & Arsyad, M. (2018). Studi Penggunaan Lahan Berbasis Data Citra Satelit
Dengan Metode Sistem Informasi Geografis (GIS). Jurnal Sains Dan Pendidikan Fisika
(JSPF), 14(1), 81-88.

Mukhoriyah, M. (2018, February). Identifikasi Penggunaan Lahan di Kabupaten Merauke


Menggunakan Citra Landsat 8. In Seminar Nasional Geomatika (Vol. 2, pp. 2017-2).

Rahmadya Trias Handayanto. Pengolahan Citra Satelit.


https://rahmadya.com/2016/10/06/pengolahan-citra- satelit/(diakses pada 25 Mei
2023 pukul 22:00 WIB)

Setiawan, B., & Rudiarto, I. (2016). Kajian Perubahan Penggunaan Lahan Dan Struktur
Ruang Kota Bima. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 12(2), 154-168.

Purwantoro, S., & Hadi, B. S. (2012). Studi Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan
Umbulharjo Kota Yogyakarta Tahun 1987-1996 Berdasarkan Foto Udara. Karya Tulis.
LAMPIRAN
Tabel Hasil Layout Deleniasi
Tabel pengisian unsur interpretasi

objek Interpretasi citra Foto


Rona/ Bentuk Ukuran Bayangan Tekstur Pola Situs Asosiasi
citra
Jalan Rona: Meman Besar Tidak ada Halus Teratur Dekat Rambu- 1
utama cerah jang dengan rambu
pemuki
Warna:
man
putih
Jalan Rona: Meman Kecil Tidak ada Sedang Teratur Dekat Selokan 2
sepetak cerah jang dengan
pemuki
Warna:
man
coklat
Sungai Rona: Berkelo Sedang Tidak ada Halus Tidak Dekat Gosong 3
cerah k teratur dengan sungai
pohon
Warna:
dan
biru
jalan
Gosong Rona: Tidak kecil Tidak ada Halus Tidak Di Pasir 4
sungai cerah beratur teratur tengah
an sungai
Warna:
cokelat
Empan Rona: Persegi Kecil Tidak ada Halus Teratur Dekat Ikan 5
g cerah sawah
Warna:
cokelat
Sawah Rona: Tidak Sedang Ada Kasar Tidak Dekat Tumbuh 6
cerah beratur teratur sawah an
an
Warna:
cokelat
muda
Belukar Rona: Tidak Besar Ada Kasar Tidak Dekat Tumbuh 7
cerah beratur teratur semak an
an
Warna:
cokelat
Ladang Rona: Persegi Besar Ada Kasar Teratur Dekat Tmbuha 8
cerah panjang sawah n
Warna:
hijau
Semak Rona: Persegi Besar Ada Kasar Teratur Dekat Padi 9
cerah panjang ladang
Warna:
hijau
kekunin
gan
Tanah Rona: Tidak Besar Tidak ada Halus Tidak Dekat Rumput 10
kosong cerah beratur teratur peruma
an han
Warna:
cokelat
muda
perumah Rona: Tidak Besar Ada Kasar Teratur Dekat Singkon 11
an cerah beratur sawah g
an
Warna:
hijau
Gubuk Rona: Persegi Kecil Ada Kasar Tidak Dekat Hasil 12
cerah teratur sawah sawah
Warna:
abu-abu
sekolah Rona: Persegi Sedang Ada Kasar Teratur Dekat Ayunan 13
cerah panjang peruma
han
Warna:
hijau
muda
tegalan Rona: Persegi Besar Ada Sedang Teratur Dekat Jalan 14
cerah panjang jalan
Warna:
putih
Sekolah Rona: Persegi Sedang Ada Sedang Teratur Dekat Tiang 15
cerah panjang jalan bendera
Warna:
putih
taman Rona: Persegi Sedang Ada Sedang Teratur Dekat Jalan 16
cerah peruma
han
Warna:
abu-abu
Warung Rona: Persegi Sedang Ada Sedang Teratur Dekat Jalan 17
cerah peruma
han
Warna:
putih
Kantor Rona: Persegi Sedang Ada Sedang Teratur Dekat Parkiran 18
kepala cerah puskes
desa mas
Warna:
cokelat
Kantor Rona: Persegi Sedang Ada Sedang Teratur Dekat Parkiran 19
kecama cerah panjang peruma
tan han
Warna:
abu-abu
Lapang Rona: Persegi Sedang Ada Sedang Teratur Dekat Gawang 20
an bola cerah panjang taman
Warna:
hijau
Masjid Rona: Persegi Kecil Ada Sedang Teratur Dekat Sajadah 21
cerah panjang peruma
han
Warna:
putih
Gereja Rona: Persegi Kecil Ada Sedang Teratur Dekat Mimbar 22
cerah panjang peruma
han
Warna:
putih
Ruko Rona: Persegi Sedang Ada Sedang Teratur Dekat Jalan 23
cerah panjang jalan
Warna:
putih
Pabrik Rona: Persegi Besar Ada Sedang Teratur Dekat Mesin 24
cerah lahan
kosong
Warna:
abu-abu
Komple Rona: Persegi Besar Ada Sedang Teratur Dekat Jalan 25
k AD cerah panjang peruma
han
Warna:
cokelat
Komple Rona: Persegi Besar Ada Sedang Teratur Dekat Jalan 26
k AU cerah panjang peruma
han
Warna:
abu-abu
Kolam Rona: Persegi Besar Ada Sedang Teratur Dekat Prosotan 27
renang cerah panjang taman
Warna:
biru
Lapang Rona: Persegi Sedang Ada Sedang Teratur Dekat Net 28
an cerah panjang lapanga
bulutan n bola
Warna:
gkis
putih
SPBU Rona: Persegi Sedang Ada Sedang Teratur Dekat Motor 29
cerah jalan
Warna:
merah
Kubura Rona: Persegi Besar Ada Kasar Teratur Dekat Batu 30
n cerah panjang jalan nisan

Anda mungkin juga menyukai