M.naufal Azaria Praktikum PJ 3
M.naufal Azaria Praktikum PJ 3
(3 Juni 2023)
LAPORAN PRAKTIKUM
Oleh :
LABORATORIUM GEOGRAFI
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
A. JUDUL
B. TUJUAN
1. Alat
a. Laptop
b. Microsoft Word
c. Handphone
d. Mouse
e. Cas Laptop
f. Penggaris
g. Pensil warna
h. Drawing pen
i. Pensiltic
2. Bahan
a. Cover praktikum
b. Kuota internet
c. Kertas kalkir
D. DASAR TEORI
Ada dua istilah di dalam bahasa Inggris yang artinya bentuk, yaitu
shape dan form. Shape ialah bentuk luar atau bentuk umum,
sedangkan form merupakan susunan atau struktur yang bentuknya
lebih rinci. Contoh shape atau bentuk luar:
• Bentuk Bumi
Ukuran ialah atribut objek berupa jarak, luas, tinggi, lereng, dan
volume. Karenaukuran objek pada citra merupakan fungsi skala,
maka di dalam memanfaatkanukuran sebagai unsur interpretasi citra
harus selalu diingat skalanya.
• Cerobong asap, menara, tangki minyak, dan bak air yang dipasang
tinggilebih tampak dari bayangannya
• Tembok stadion, gawang sepak bola, dan pagar keliling lapangan
tenis pada foto berskala 1: 5.000 juga lebih tampak dari
bayangannya.
• Lereng terjal tampak lebih jelas dengan adanya bayangan.
e. Tekstur
• beda tinggi,
• kecuraman lereng,
Contoh:
Interpretasi citra merupakan perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan
maksud untuk menidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut
(Estes dan Simonett, 1975). Interpretasi citra dan fotogametri berhubungan sangat
erat, meskipun keduanya tidaklah sama. Bedanya fotogametri berkepentingan
dengan geometri obyek, sedangkan interpretasi citra berurusan dengan manfaat,
penggunaan, asal-usul, ataupun identitas obyek yang bersangkutan (Glossary of the
Mapping Sciences, 1994).
Proses di dalam interpretasi citra, penafsir citra mengkaji eitra sekaligus berupaya
melalui proses penalaran untuk mendeteksi mengidentifikasi, dan meniki arti
pentingnya obyek yang tergambar pada citra. Sehingga penafsir citra berupayauntuk
mengenali obyek yang
tergambar pada citra dan menterjemahkannya ke dalam disiplin ilmu tertentu seperti
geologi, geografi, ekologi, dan disiplin ilmu lainnya (Sutanto, 1986).
Penggunaan lahan dapat diinterpretasikan dari foto udara dengan melihat jenis
dan pola penggunaan lahan yang terlihat dalam gambar. Beberapa contoh jenis
penggunaan lahan yang dapat diidentifikasi dari foto udara antara lain:
1. Pertanian: Area pertanian akan terlihat dengan pola tanaman yang teratur dan
terorganisir.
2. Perumahan: Area perumahan akan terlihat dengan pola jalan yang teratur, dan
banyak bangunan seperti rumah atau gedung apartemen.
3. Industri: Area industri terlihat dengan adanya pabrik, gudang, dan area yang
besar.
4. Komersial: Area komersial akan terlihat dengan pola jalan yang ramai dan
banyak bangunan toko, restoran, dan gedung perkantoran.
5. Hutan: Area hutan akan terlihat dengan pola pohon yang padat dan rapat.
6. Lahan Terbuka: Lahan terbuka seperti taman atau lapangan akan terlihat tanpa
banyak bangunan dan dengan pola yang luas.
7. Selain jenis penggunaan lahan, foto udara juga dapat memberikan informasi
tentang kondisi lahan seperti tingkat kerusakan, tingkat kepadatan, dan kualitas
tanah. Informasi tersebut dapat memberikan petunjuk penting dalam
menentukan tindakan pengelolaan lahan yang tepat.
E. LANGKAH KERJA
1. Mahasiswa dan asisten praktikum menyiapkan alat dan bahan.
2. Mahasiswa menyiapkan alat dan bahan untuk praktikum
3. Mahasiswa mendengarkan penjelasan asisten praktikum
4. Mahasiswa melakukan pengamatan pada foto udara monoskopis
5. Mahasiswa melakukan identifikasi penutup/penggunaan lahan
6. Mahasiswa melakukan delineasi pada foto udara berdasar penutup/penggunaan
lahan yang teridentifikasi
7. Mahasiswa melayout hasil delineasi untuk menjadi peta tentative
penutup/penggunaan lahan
8. Mahasiswa mencari referensi untuk membuat laporan praktikum
9. Mahasiswa mulai menulis laporan praktikum
10. Mahasiswa mengumpulkan laporan praktikum tepat waktu
F. PEMBAHASAN
1. Hasil Pengamatan
a) Hasil layout delineasi (terlampir)
b) Tabel pengisian unsur interpretasi (terlampir)
c) Tabel kunci interpretasi (terlampir)
2. Analisis
Pada peta hasil layout delanasi penutupan dan penggunaan lahan kota semarang,
didapatkan beberapa objek diantaranya adalah sebagai berikut: Jalan utama, Jalan
sepetak, Sungai, Gosong sungai, Empang, Semak, Belukar, Ladang, Sawah,
Tanahkosong, Tegalan, Gubuk, Taman. Perumahan warga, Sekolah, Pasar,Warung,
Kantor kepala desa, Kantor kecamatan, Lapangan bola, Masjid, Gereja, Ruko,
Pabrik, Komplek AD, Komplek AU Kolam renang, Lapangan bulutangkis, SPBU,
Kuburan, Kantor pos, Puskesmas. Masing-masing objek tersebut diberi kode
angka,Interpretasi citra melibatkan beberapa unsur penting dalam mengidentifikasi
dan menganalisis citra atau gambar. Unsur-unsur ini mencakup rona/warna, bentuk,
ukuran,bayang, tekstur, pola, situs, dan asosiasi.
Salah satu unsur penting dalam interpretasi citra adalah rona/warna. Dalam hal
ini, kita mengidentifikasi apakah citra terlihat cerah atau tidak, dan mencoba
menentukan warna yang sesuai dengan kondisi asli citra tersebut. Warna dapat
memberikan petunjuk tentang karakteristik objek atau fenomena yang
direpresentasikan dalam citra.Bentuk juga merupakan unsur yang penting dalam
interpretasi citra. Kita mencoba mengenali bentuk objek yang ada dalam citra,
seperti persegi, persegi panjang, tidak beraturan, memanjang, atau berkelok.
Mengenali bentuk objek dapat membantu dalam mengklasifikasikan dan
memahami karakteristiknya.Ukuran menjadi faktor penting dalam interpretasi citra.
Dalam hal ini, kita menilai apakah objek dalam citra tersebut kecil, sedang, atau
besar. Informasi tentang ukuran objek dapat memberikan indikasi tentang skala dan
proporsi antara objek dalam citra.Bayang adalah unsur penting lainnya dalam
interpretasi citra. Kita mengamati apakah objek dalam citra memiliki bayangan atau
tidak. Bayangan dapat memberikan petunjuk tentang posisi, bentuk, atau orientasi
objek dalam citra.Tekstur juga menjadi aspek yang diidentifikasi dalam interpretasi
citra. Kita mencoba menggambarkan tekstur objek dalam citra sebagai sedang,
kasar, atau halus. Informasi tentang tekstur dapat membantu membedakan antara
objek dengan karakteristik yang serupa tetapi tekstur yang berbeda.Pola adalah
unsur yang penting dalam interpretasi citra. Kita memperhatikan apakah ada pola
teratur atau tidak teratur dalam citra. Pola dapat membantu mengenali struktur,
urutan, atau keberulangan dalam objek atau fenomena yang direpresentasikan
dalam citra.Situs adalah unsur yang melibatkan objek-objek di sekitar objek yang
sedang diamati. Kita mengamati hubungan spasial antara objek yang diamati
dengan objek di sekitarnya. Situs
dapat memberikan konteks dan informasi tambahan yang berguna dalam
interpretasi citra.Asosiasi melibatkan objek atau benda yang berhubungan dengan
objek yang diamati. Kita mencoba mengidentifikasi objek-objek yang berasosiasi
atau memiliki keterkaitan dengan objek utama dalam citra. Informasi asosiasi dapat
memberikan pemahaman yang lebih lengkap tentang konteks dan lingkungan objek
yang diamati.
Dalam banyak kasus, bentuk fisik suatu tempat memang dapat mempengaruhi
atau berkaitan dengan objek atau aktivitas tertentu yang sering terlihat di sekitarnya.
Sebagai contoh, jalan utama yang memiliki bentuk memanjang dan lebar sering kali
dilengkapi dengan rambu-rambu karena lalu lintas yang ramai dan kompleks. Jalan
sepetak yang sempit mungkin berhubungan dengan selokan karena kurangnya
ruang untuk memasang infrastruktur drainase yang lebih besar.Sungai dengan
bentuk berkelok mengalir melalui medan yang tidak rata danmembentuk gosong
sungai yang biasanya berbentuk oval. Gosong sungai sering kali berhubungan
dengan pasir, karena material pasir biasanya terbawa oleh air sungai dan menumpuk
di gosong tersebut.Empang dengan bentuk persegi sering digunakan sebagai tempat
penampungan ikan, karena bentuknya yang dangkal dan luas cocok untuk budidaya
ikan. Semak dan belukar, yang memiliki bentuk tidak beraturan, seringkali
ditempati oleh tumbuhan karena kondisi lingkungan yang cocok dan tanah yang
subur.Ladang dengan bentuk persegi panjang sering kali ditanami dengan berbagai
jenis tumbuhan, sedangkan sawah dengan bentuk yang serupa dikaitkan dengan
padi karena sawah adalah lahan pertanian utama untuk bercocok tanam padi.Tanah
kosong dengan bentuk tidak beraturan sering ditumbuhi rumput, karena rumput
cenderung tumbuh dengan cepat dan mudah menyebar di area yang belum
dikembangkan atau diurus dengan baik. Tegalan, yang juga memiliki bentuk tidak
beraturan, sering ditanami dengan singkong karena tanaman ini dapat tumbuh
dengan baik di daerah tersebut.Gubuk dengan bentuk persegi sering dikaitkan
dengan hasil sawah, mungkin karena di daerah pedesaan, gubuk-gubuk tersebut
digunakan oleh petani untuk menyimpan hasil panen atau peralatan pertanian.
Taman dengan bentuk persegi panjang sering dilengkapi dengan ayunan untuk
anak-anak, karena taman sering dianggap sebagai tempat rekreasi yang
menyenangkan bagi keluarga.Bentuk bangunan seperti sekolah, perumahan warga,
pasar, warung, kantor kepala desa, kantorkecamatan, ruko, masjid, gereja, kuburan,
kantor pos, dan puskesmas sering kali memiliki bentuk persegi atau persegi panjang
karena memudahkan dalam desain dan pembangunan struktur bangunan. Asosiasi
objek yang berkaitan dengan bangunan-bangunan tersebut mungkin berbeda-beda
tergantung pada fungsinya masing-masing.
Pengaitan antara bentuk fisik dan asosiasi objek dalam analisis dapat terjadi
karena beberapa alasan. Pertama, bentuk fisik tempat cenderung mempengaruhi
cara tempat tersebut digunakan atau ditempati oleh manusia. Misalnya, jalandengan
bentuk memanjang dan lebar lebih cocok digunakan sebagai jalan utama yang
dilengkapi dengan rambu-rambu untuk mengatur lalu lintas. Hal ini karena jalan
tersebut dapat menampung volume kendaraan yang lebih besar dan memberikan
ruang yang cukup untuk infrastruktur lalu lintas.Kedua, bentuk fisik tempat juga
dapat mempengaruhi kondisi lingkungan sekitar. Sungai dengan bentuk berkelok
akan mempengaruhi arus air dan membentuk gosong sungai di area yang lebih datar
atau rendah. Gosong sungai sering kali mengandung pasir karena material pasir
terbawa oleh air dan mengendap di area yang lebih tenang disungai tersebut.Ketiga,
bentuk fisik tempat juga dapat mempengaruhi jenis tumbuhan atau hewan yang
dapat hidup di sekitarnya. Misalnya, empang dengan bentuk persegi panjang yang
dangkal dapat menjadi habitat yang baik bagi ikan untuk hidup. Ladang dan sawah
dengan bentuk persegi panjang sering digunakan untuk bercocok tanam berbagai
jenis tanaman, termasuk padi.Selain itu, adanya asosiasi antara bentuk fisik dan
objek juga dapat dipengaruhi oleh konvensi atau kebiasaan masyarakat setempat.
Misalnya, di beberapa daerah, gubuk-gubuk dengan bentuk persegi sering
digunakan sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian atau peralatan pertanian.
G. KESIMPULAN
Interpretasi citra adalah aktivitas mengkaji foto udara dan/atau citra, dengan tujuan
mengidentifikasi objek serta mencari makna penting dari objek tersebutMacam- Macam
Unsur Interpretasi Dalam melakukan interpretasi citra, ada beberapa unsur penting yang
harus diperhatikan agar gambar yang tampil lebih mudah dijelaskan arti pentingnya.
Unsur-Unsur interpretasi citra diantaranya yaitu: Rona danwarna, Bentuk, Ukuran,
Bayangan, Tekstur, Pola, Situs, dan Asosiasi.
Rona/warna, bentuk, ukuran, bayang, tekstur, pola, situs, asosiasi. Pada rona
biasanya diidentifikasi cerah atau tidaknya suatu citra, pada warna diidentifikasi warna
yang didapat sesuai dengan kondisi asli citra. Pada bentuk biasanya terdiri dari persegi,
persegi Panjang, tidak beraturan, memanjang, maupun berkelok. Pada ukuran terdiri dari
kecil, sedang dan besar. Pada bayang terdiri dari berbayang dan tidak berbayang. Pada
tekstur terdiri dari sedang, kasar dan halus. Pada pola terdiri dari teratur dan tidakteratur.
Situs adalah objek-objek yang ada di sekitar objek yang kita amati. Asosiasi adalah objek
atau benda yang berasosiasi atau berhubungan dengan objek yang kita amati, asosiasi
biasanya berada di dalam objek tersebut.
Kesimpulannya, pengaitan antara bentuk fisik suatu tempat dengan asosiasi objek
atau aktivitas dalam analisis tersebut dapat terjadi karena beberapa faktor. Pertama,
bentuk fisik tempat mempengaruhi cara tempat tersebut digunakan oleh manusia, seperti
jalan yang sesuai untuk menjadi jalan utama atau empang yang cocok untuk budidaya
ikan. Kedua, bentuk fisik juga mempengaruhi kondisi lingkungan sekitarnya, seperti
sungai yang membentuk gosong dan mengandung pasir.
Ketiga, bentuk fisik tempat dapat mempengaruhi jenis tumbuhan atau hewan yang
hidup di sekitarnya, seperti ladang atau sawah yang digunakan untuk menanam padi.
Selain itu, asosiasi tersebut juga dipengaruhi oleh konvensi atau kebiasaan masyarakat
setempat, seperti penggunaan gubuk sebagai tempat penyimpanan hasil pertanian.
Namun, perlu diingat bahwa asosiasi ini bersifat umum dan dapat bervariasi tergantung
pada konteks dan karakteristik khusus dari setiap tempat.
DAFTAR PUSTAKA
Indarto. (2017). “Penginderaan Jauh Metode Analisisndan Interpretasi” Yogyakarta .Andi .Offset
Lestari, S. C., & Arsyad, M. (2018). Studi Penggunaan Lahan Berbasis Data Citra Satelit
Dengan Metode Sistem Informasi Geografis (GIS). Jurnal Sains Dan Pendidikan Fisika
(JSPF), 14(1), 81-88.
Setiawan, B., & Rudiarto, I. (2016). Kajian Perubahan Penggunaan Lahan Dan Struktur
Ruang Kota Bima. Jurnal Pembangunan Wilayah dan Kota, 12(2), 154-168.
Purwantoro, S., & Hadi, B. S. (2012). Studi Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan
Umbulharjo Kota Yogyakarta Tahun 1987-1996 Berdasarkan Foto Udara. Karya Tulis.
LAMPIRAN
Tabel Hasil Layout Deleniasi
Tabel pengisian unsur interpretasi