• UKMPPD CBT terdiri dari 150 soal • Bedakan antara terapi yang tepat,
dalam 200 menit → 1 soal = 1 definitive, abortif, suportif, awal
menit dan pendukung
• Baca soal → Baca Kasus → Kata • Terapi awal : Tatalaksana
kunci → Informasi tambahan simtomatis / kegawat daruratan
• Pemeriksaan Objektif > Subjektif • Terapi definitive : Terapi yang
langsung ke etiologi
• Jika kesulitan → Eksklusi jawaban
• Terapi supportif: Terapi yang
→ Memperbesar kemungkinan
membantu dalam terapi
untuk benar
utama.
2
•Mendiagnosis, melakukan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas
2
•Mendiagnosis dan merujuk
•Lulusan dokter mampu membuat diagnosis klinik terhadap penyakit tersebut dan
menentukan rujukan yang paling tepat bagi penanganan pasien selanjutnya.
1 •Lulusan dokter mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinik penyakit, dan
mengetahui cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai
penyakit tersebut, selanjutnya menentukan rujukan yang paling tepat bagi pasien.
o Pelvimetri (4A)
o Penurunan bagian terbawah janin (4A)
o Kelainan kala II
o Diagnosis kehamilan (4A, 3)
o Persalainan dengan alat bantu (3)
o Usia kehamilan (4A)
o Distosia bahu (3)
o Ante Natal Care (ANC) (4A)
o Malpresentasi dan malposisi (3)
o Pemeriksaan Leopold (4A)
o Perdarahan Post-Partum
o Hubungan fetus dengan jalan lahir
o Atonia Uteri (3B)
(4A)
o Laserasi Jalan Lahir (4A, 3B)
o Persalinan normal (4A)
o Inversio Uteri (3B)
o Inpartu dan Braxton Hicks (4A)
o Retensio Plasenta (3B)
o Gawat Janin (3B)
o Rupture Uteri (2A)
o Kala persalinan (4A)
o Sisa Plasenta (4A)
o Kelainan kala I
o Endometritis Akut (3B)
o Induksi persalinan (3A)
o Persalinan post-term (3B)
• Perdarahan ante partum < 20 Minggu
• Abortus Spontan (4A, 3B)
• Kehamilan Ektopik Terganggu (2)
• Mola Hidatidosa (2)
• Perdarahan ante partum > 20 Minggu
• Solusio Plasenta (2)
• Plasenta Previa (2)
• Vasa Previa (2)
• Prolaps Tali Pusat (3B)
• Oligohidramnion dan Polihidramnion (2)
• Ketuban Pecah Dini (3A)
• Korioamnionitis (3A)
• Partus Prematurus (3A)
4A
Pelvimetri
4A
Jenis Panggul
Jenis Panggul
Ginekoid
• Diameter AP = TV
• Bentuk hampir bulat
• Panggul ideal Wanita, 45%
Android
• Diameter AP = TV
• TV dekat sacrum
• Bentuk segitiga / panggul pria
Anthropoid
• AP > TV
• Bentuk lonjong, seperti telur
• 35 % wanita
Platypelloid
• TV > AP
• Lonjong ke samping
7
4A
Rongga Panggul
8
4A
Words 4A
10
4A
Penurunan bagian
terbawah janin
11
4A
Hodge
HI
Hodge Batas
12
4A
Station
13
4A
Perlimaan
14
4A
Molase
15
4A
Diagnosis
kehamilan
4A
Presumptif
Mual muntah
Rasa kencang pada payudara
Amenorrhea
Probable
B-HCG
Linea Nigra
Tanda Chadwick Perubahan warna kebiruan atau ungu pada cervix
Tanda Goodel Perlunakan portio cervix
Tanda Hegar Perlunakan segmen bawah Rahim
Tanda Hartman Perdarahan akibat implantasi blastula pada endometrium
17
4A
Definitive
DJJ(+)
19
3
Temuan USG
USG
20
4A
Usia Kehamilan
21
4A
UK 28 Minggu: Trimester ?
Klasifikasi UK Melahirkan
• Dihitung berdasarkan HPHT ibu, untuk konfirmasi dapat dilakukan palpasi abdomen atau
pemeriksaan USG
• Perkiraan kelahiran : 280 hari setelah HPHT (Hari Pertama Haid Terakhir)
USG
25
Hari Perkiraan Lahir
1 – 5 – 2021
+7 - 3 +1
HPHT
1 Mei 2021 8 2 2022
(siklus teratur 28 hari)
26
4A
Tablet besi
Immunisasi TT
28
4A
2 24 - 28 minggu
3 30 − 32 minggu
4 36 − 38 minggu
30
4A
Vaksin Tetanus
Pemberian Selang Waktu Minimal Pernah Pemberian dan Selang Waktu Minimal
Pemeriksaan
Leopold
33
Pemeriksaan Leopold
Leopold I Leopold II Leopold III Leopold IV
• Masuknya janin ke
• TFU PAP
• Bagian janin di • Kanan/kiri • Presentasi • Divergen/Konverg
fundus en
• Berapa jari?
Awal Trimester I Akhir Trimester II Akhir Trimester II >36 Minggu
Rumus McDonald’s
• Kepala
TFU (cm) x 2/7 [BULAN] • Memanjang
• Bokong
Atau • Melintang
• Wajah
TFU (cm) x 8/7 [MINGGU] • Oblique
ATAU
• Dahi SC
TFU (cm) + 4 [MINGGU}
34
4A
Johnson Tousac
TFU (cm) x 2/7 [BULAN] TBJ = TFU – N x 155
Atau gram
Risanto
Rumus
Bartolomew
TBJ = (125 x TFU) – 880
35
Words 4A
36
4A
Hubungan fetus
dengan jalan lahir
37
4A
Presentasi Habitus/sikap
Situs/letak (lie) Position
(presentation) (attitude)
Memanjang / Membujur /
Miring / oblique Melintang / Transversal
Longitudinal
• Leopold I/III → ballottement • Leopold I/III → bagian-bagian kecil • Leopold I/III → tidak teraba
(+)/kepala • Leopold II → ballottement (+) • Leopold II → ballottement ki/ka
39
Hubungan Fetus dengan Jalan Lahir
Presentasi VT (-) UUK
VT → UUK
Vertex
40
Hubungan Fetus dengan Jalan Lahir
VT (-) UUK Malpresentasi
bokong sempurna
SC
42
4A
Posisi
44
MED QUIZ
+
Seorang wanita, usia 22 tahun G1P0A0 datang untuk
memeriksakan kehamilannya. Pasien tidak tahu HPHT, namun
pasien merasa mendapat menstruasi sekitar 2 bulan yang lalu.
Oleh dokter akan dilakukan pemeriksaan USG pada pasien.
Perhitungan yang paling akurat dilakukan pada kehamilan ini
adalah?
A. Gestational sac
B. Humerus length
C. Crown-Rump Length (CRL)
D. Biparietal Diameter (BPD)
E. Femur length
46
Seorang wanita, usia 22 tahun G1P0A0 datang untuk
memeriksakan kehamilannya. Pasien tidak tahu HPHT, namun
pasien merasa mendapat menstruasi sekitar 2 bulan yang lalu.
Oleh dokter akan dilakukan pemeriksaan USG pada pasien.
Perhitungan yang paling akurat dilakukan pada kehamilan ini
adalah?
A. Gestational sac
B. Humerus length
C. Crown-Rump Length (CRL)
D. Biparietal Diameter (BPD)
E. Femur length
47
Seorang Wanita 25 tahun datang dengan keluhan keluar
bercak-bercak darah berwarna kecoklatan kurang lebih 4
minggu yang lalu. Dokter mengatakan bercak darah tersebut
merupakan tanda implantasi dari janin dan menganjurkan
pemeriksaan kehamilan dan hasilnya (+).
Tanda yang dimaksud adalah?
A. Hegar Sign
B. Goodel Sign
C. Ludwig Sign
D. Hartman’s Sign
E. Chadwick Sign
Seorang Wanita 25 tahun datang dengan keluhan keluar
bercak-bercak darah berwarna kecoklatan kurang lebih 4
minggu yang lalu. Dokter mengatakan bercak darah tersebut
merupakan tanda implantasi dari janin dan menganjurkan
pemeriksaan kehamilan dan hasilnya (+).
Tanda yang dimaksud adalah?
A. Hegar Sign
B. Goodel Sign
C. Ludwig Sign
D. Hartman’s Sign
E. Chadwick Sign
Seorang wanita usia 25 tahun G2P1A0 datang ke Puskesmas
untuk memeriksakan kehamilannya untuk pertama kalinya.
Pasien mengatakan haid terakhirnya tanggal 25 Maret 2021.
Pasien juga mengatakan selalu haid teratur tiap bulannya.
Siklus haid sepanjang 28 hari. Pasien menanyakan kapan dia
akan melahirkan.
Kapan tafsiran persalinan pasien tersebut?
A. 1 Desember 2021
B. 2 Desember 2021
C. 1 Januari 2022
D. 2 Januari 2022
E. 31 Desember2021
Seorang wanita usia 25 tahun G2P1A0 datang ke Puskesmas
untuk memeriksakan kehamilannya untuk pertama kalinya.
Pasien mengatakan haid terakhirnya tanggal 25 Maret 2021.
Pasien juga mengatakan selalu haid teratur tiap bulannya.
Siklus haid sepanjang 28 hari. Pasien menanyakan kapan dia
akan melahirkan.
Kapan tafsiran persalinan pasien tersebut?
A. 1 Desember 2021
B. 2 Desember 2021
C. 1 Januari 2022
D. 2 Januari 2022
E. 31 Desember2021
4A
Persalinan Normal
4A
Partus normal
Partus fisiologis
7 Cardinal Movements
MED+EASY
2
Indikasi SC
Inpartu dan
Braxton Hicks
56
4A
Definisi
• Kontraksi sporadis dan relaksasi otot rahim. Disebut juga sebagai persalinan palsu /
false labour.
Kontraksi
Tatalaksana
59
3B
Gawat Janin
3B
Definisi
• Kelainan laju nadi janin yang paling sering disebabkan oleh hipoksia janin dan asidosis
metabolic
Kardiotokografi (CTG)
CTG Normal
Akselerasi
DJJ Janin
Kontraksi Uterus
3
Kompresi tali pusat / Prolaps tali Gambaran tidak berhubungan dengan kontraksi
Variable deceleration
pusat uterus; <30 detik hingga mencapai titik terendah
Insufisiensi uteroplasenta Deselerasi maksimum terjadi setelah kontraksi uterus Deselerasi setelah
Late deceleration (menyebabkan hipoksia dan mencapai puncak; >30 detik hingga mencapai titik kontraksi
asidosis) terendah
Early Deceleration
3
Late Deceleration
3
Variable Deceleration
3
Interpretasi
Kategori 1 (normal)
•HR 110-160x/menit
•Variabilitas: moderat
•Akselerasi: bisa ada bisa tidak
•Deselerasi awal: bisa ada bisa tidak
•Tidak ada deselerasi lambat atau variabel
Kategori 2
Kategori 3 (abnormal)
Tatalaksana
• Resusitasi intrauterine
• Reposisi ibu
• Rehidrasi ibu
• Suplementasi oksigen
• Amnioinfusion → pada kasus oligohidramnion
• Sectio Caesaria → Bila tidak terjadi perbaikan
MED+EASY
VEAL → CHOPS
Variable deceleration → Cord Compresion / Prolapse
Early deceleration → Head Compression
Acceleration → OK (aman)
Late deceleration → Placental insufficiency / Problem (ga aman) → SC Cito
4A
Kala Persalinan
71
Asuhan Persalinan Normal
Kala I Kala II Kala III Kala IV
FASE LATEN: 0 – 3 CM PEMBUKAAN LENGKAP PLASENTA LAHIR TTV IBU DAN
HIS: 1-2x selama 10-20 + LENGKAP < 30 MENIT PERDARAHAN
detik/1 jam PERJOL
DORAN Tx. MAK3 1 jam pertama
FASE AKTIF: 4 – 10 CM VULKA - Injeksi Oksitosin 10
HIS: 3-4x selama 30-40 • FU/15 menit
TEKNUS IU IM
detik/10 menit 1 jam kedua
- PTT
Tx: pimpin persalinan - Masase uterus • FU/30 menit
< 30 menit
72
4A
SELAPUT KETUBAN
U: UTUH
J: JERNIH
M: MEKONIUM
D: DARAH
K: KERING
FREKUENSI
PARAMETER
PEMERIKSAAN
Tekanan darah Setiap 4 jam
Suhu Setiap 2 jam
Nadi Setiap 30 – 60 Menit
DJJ Setiap 30 menit
Kontraksi Setiap 30 menit
Pembukaan serviks Setiap 4 jam*
Penurunan Kepala Setiap 4 jam*
73
4A
KALA I
KALA I
Parameter Frekuensi pada fase laten Frekuensi pada fase aktif
Kala II
• Pembukaan serviks lengkap Penanganan:
• Kepala janin tampak di • Kosongkan vesika urinaria
vulva dengan diameter 5-6 • Mengatur posisi partus (posisi saat mengejan)
cm (crowning) • Jaga kenyamanan ibu, asupan nutrisi, rehidrasi
• Ajarkan cara mengejan
• Cek DJJ saat dan setelah kontraksi
Indikasi Episiotomi:
• Perineum rigid
• Pertolongan persalinan kala II primi
• Patologi (tumor, sikatrik)
• Indikasi tertentu: bayi besar, distosia
bahu, forceps, gawat janin
Kala III
Injeksi Oksitosin
• Injeksi oksitosis 10 unit IM pada 1/3 bawah paha kanan bagian luar
Peregangan tali pusat terkendali
• Jika plasenta belum lahir dalam waktu 15 menit → 10 IU oksitosis IM → 30 menit
plasenta belum lahir → rujuk atau manual plasenta
Masase Uteri
• Cek tonus uteri
Perasat Kustner
Perasat Strassman
Perasat Klein
Perasat Duncan
• Pelepasan mulai pada pinggir plasenta. Darah mengalir keluar antara selaput janin dan
dinding rahim, jadi perdarahan sudah ada sejak sebagian dari placenta terlepas dan
terus berlangsung sampai seluruh placenta lepas.
• Terutama terjadi pada placenta letak rendah
4A
Perasat Schultze
KALA IV
• 2 Jam Post Partum • Monitor kontraksi uterus
• Monitor tanda vital • Perineorafi
• Setiap 15 menit selama • Evaluasi dan estimasi jumlah
jam pertama perdarahan
• Setiap 30 menit selama
jam kedua • Inisiasi Menyusui Dini
4A
Kunjungan → 4 kali
• Kunjungan 1: 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang)
• Kunjungan 2: 6 hari setelah persalinan
• Kunjungan 3: 2 minggu setelah persalinan
• Kunjungan 4: 6 minggu setelah persalinan
84
4A
Tinggi Fundus
Involusi Uterus Berat uterus
Uterus
Setinggi pusat / 2
Bayi lahir 1000gr
jari dibawah pusat
Pertengahan
1 minggu 750gr
pusat simfisis
Tidak teraba di-
2 minggu 500gr
atas simfisis pubis
6 minggu normal 50gr
8 minggu normal 30gr (normal)
Bekas implantasi
placental bed mengecil karena kontraksi cavum uteri
Jalan lahir sembuh dalam 6-7 hari
Lochia: cairan sekret berasal dari cavum uteri
Terminologi Warna Waktu
Lochia Rubra (cruenta) Merah 1 – 2 Hari
Merah – kuning
Lochia Sanguinolenta Darah (+) 3 – 7 Hari
Lendir (+)
Kuning
Lochia Serosa Darah (-) 7 – 14 Hari
Lendir (-)
Lochia berbau normal seperti Vaginal Discharge jika berbau busuk dan
disertai sub-involusi uterus → Curiga Endometritis / metritis
86
Kelainan
Kala Persalinan
Faktor Persalinan → 3P
Power
• His (kontraksi ritmis otot polos uterus), kekuatan mengejan ibu, keadaan
kardiovaskular respirasi metabolik ibu. → Identifikasi kekuatan HIS
Passage
• Keadaan jalan lahir → Identifikasi panggul sempit
Passenger
• Keadaan janin (letak, presentasi, ukuran/berat janin, ada/tidak kelainan anatomik
mayor) → identifikasi adanya makrosomia (BB > 4000 gram), CPD, malposisi,
malpresentasi, dsb)
Kelainan Kala Persalinan
Kala I Kala II
FASE AKTIF: 4 – 10 CM
INGAT!!!
PROLONGED ACTIVE PHASE
Akselerasi – dilatasi max (3-9 cm) FASE LATEN: 0 – 3 CM
Primigravida < 1.2 cm/jam HIS: 1-2x selama 10-20
Multipara < 1.5 cm/jam detik/1 jam
PROLONGED DESCELERATION FASE AKTIF: 4 – 10 CM
Deselerasi (10 cm) HIS: 3-4x selama 40-60
Primigravida >3 jam detik/10 menit
Multipara > 1 jam
92
3
Induksi Persalinan
3
Definisi
Bishop Score
Parameter 0 1 2 3
Dilatasi Tertutup 1-2 cm 3-4 cm ≥4 cm
Pemendekan 0-30% 40-50% 60-70% >70%
Station janin -3 -2 -1 hingga 0 >0
Konsistensi
Padat Menengah Lembek -
serviks
Nilai Bishop ≥ 6
• Bisa berhasil induksi dan persalinan pervaginam
Nilai Bishop <6
• Pematangan serviks dahulu
3
Kimia
97
2
Persalinan Post-
Term
2
Definisi
Faktor Risiko
• Riwayat kehamilan post-term sebelumnya
• Primigravid
• Obesitas maternal
• Usia maternal tua
2
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Kelainan Kala I
Fase Aktif
3B
• Fase deselerasi memanjang (> 3jam) • Fase deselerasi memanjang (> 1jam)
• Tidak ada pembukaan > 2 jam • Tidak ada pembukaan > 2 jam
• Tidak ada penurunan bagian • Tidak ada penurunan bagian
terendah janin > 1 jam terendah > 1 jam
3B
Induksi Uterotonik
106
3
Kelainan Kala II
3
3
Persalinan dengan
Alat Bantu
3
KALA II MEMANJANG
Ibu tidak memiliki sisa tenaga (His lemah/tidak ada) Ibu masih memiliki sisa tenaga, his lemah
110
110
Distosia Bahu
3
Definisi
Diagnosis
Turtle Sign
3
Tatalaksana – ALARMER
Penjelasan Keterangan
A Ask for help – panggil bantuan -
Lift buttocks – fleksi lutut dan panggul hingga
L Posisi McRoberts
menyentuh abdomen/dada
Indikasi Episiotomi
• Perineum rigid
• Pertolongan persalinan kala II
primi
• Patologi (tumor, sikatrik)
• Indikasi tertentu: bayi besar,
distosia bahu, forceps, gawat
janin
Manuver Distosia Bahu
Mc Roberts
Manuver Distosia Bahu
Massanti Rubin
Manuver Distosia Bahu
Wood’s Screw Schwartz and Dixon
3
Komplikasi
Cerebral palsy -
Kematian janin
3
Presentasi Bokong
3
Footling /kaki
• Kedua panggul fleksi • Kedua panggul fleksi • Salah satu panggul tidak • Salah satu panggul ekstensi
• Kedua lutut ekstensi • Lutut fleksi fleksi • Lutut fleksi
120
3
Tatalaksana
Tatalaksana
Metode Persalinan
123
2
Presentasi Wajah
2
Definisi Etiologi
Denominator
• Disebabkan oleh terjadinya ekstensi yang penuh Dalam presentasi wajah, Dagu
dari kepala Janin. berperan sebagai denominator
• Panggul sempit, janin besar, anansefal, dan lain (penunjuk) posisi
lain.
Pemeriksaan dalam
anterior Posterior
125
2
Posisi Dagu
Pembukaan lengkap
Pembukaan lengkap
Lahirkan dengan persalinan
Lahirkan bayi dengan SC
spontan pervaginam
Pembukaan belum lengkap
Bila penurunan kurang lancar,
Bila tidak ada kemajuan
lakukan ekstraksi forceps
pembukaan dan penurunan,
Pembukaan belum lengkap
lakukan SC
Bila tidak ada kemajuan
Jika janin mati, lakukan
pembukaan dan penurunan,
kraniotomi atau SC
lakukan SC
126
2
Presentasi Dahi
2
Pemeriksaan abdominal
• Kepala janin lebih separuhnya di atas pelvis,
denyut jantung janin sepihak dengan bagian
kecil
Pemeriksaan vaginal
Pilihan Persalinan
131
Seorang Wanita 28 tahun, G2P1A0 dengan usia kehamilan 40
minggu mengelurkan lender darah dari jalan lahir, setelah bayi lahir,
dokter melakukan injeksi oksitosin 10 IU dan melakukan peregangan
tali pusat terkendali. Setelah 15 menit plasenta masih belum keluar.
Tindakan yang tepat untuk dilakukan oleh dokter tersebut adalah?
A. Manual plasenta
B. Masase fundus
C. Peregangan tali pusat terkendali
D. Injeksi metergin 0,2 IM
E. Injeksi oksitosin 10 IU IM kedua
132
Seorang Wanita, usia 27 tahun, usia kehamilan 38 minggu datang ke
Puskesmas dengan keluhan nyeri mules-mules disertai keluarnya lendir dan
darah dari jalan lahir. Pasien mengatakan ini adalah kehamilan ketiganya,
namun sebelumnya pasien mengalami keguguran saat usia kehamilan 3
bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80mmHg, HR 94x/menit,
RR 22x/menit, suhu 36,5C. Pada pemeriksaan dalam didapatkan portio
tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-). Kemudian Ibu mulai
meneran, dan 10 menit kemudian lahirlah bayi.
Apakah diagnosis dari kasus di atas?
A. G3P1A1 inpartu Kala I fase aktif
B. G2P1A0 inpartu Kala I fase aktif
C. G2P1A1 inpartu Kala II
D. G3P1A1 inpartu Kala II
E. G2P1A0 inpartu Kala III
133
Seorang Wanita, usia 27 tahun, usia kehamilan 38 minggu datang ke
Puskesmas dengan keluhan nyeri mules-mules disertai keluarnya lendir
dan darah dari jalan lahir. Pasien mengatakan ini adalah kehamilan
ketiganya, namun sebelumnya pasien mengalami keguguran saat usia
kehamilan 3 bulan. Pada pemeriksaan fisik didapatkan TD 120/80mmHg,
HR 94x/menit, RR 22x/menit, suhu 36,5C. Pada pemeriksaan dalam
didapatkan portio tidak teraba, pembukaan 10 cm, ketuban (-).
Kemudian Ibu mulai meneran, dan 10 menit kemudian lahirlah bayi.
Apakah diagnosis dari kasus di atas?
A. G3P1A1 inpartu Kala I fase aktif
B. G2P1A0 inpartu Kala I fase aktif
C. G2P1A1 inpartu Kala II
D. G3P1A1 inpartu Kala II
E. G2P1A0 inpartu Kala III
134
Seorang wanita, 35 tahun, G4P3A0 hamil 40 minggu datang
dengan keluhan kenceng kenceng. Keluar cairan dari jalan
lahir sejak 2 jam yang lalu, cairan jernih. Dari pemeriksaan
didapatkan TFU 32 cm, his tiap 3x tiap 5 menit dengan lama
sekitar 50 detik per kali his, pembukaan 6 cm, DJJ 146x/menit,
dengan presentasi wajah mentoanterior.
Apa tindakan selanjutnya?
A. Rujuk untuk SC
B. Rujuk untuk dilakukan VE
C. Pimpin mengejan
D. Augmentasi dengan oksitosin
E. Observasi kemajuan persalinan
Seorang wanita, 35 tahun, G4P3A0 hamil 40 minggu datang
dengan keluhan kenceng kenceng. Keluar cairan dari jalan
lahir sejak 2 jam yang lalu, cairan jernih. Dari pemeriksaan
didapatkan TFU 32 cm, his tiap 3x tiap 5 menit dengan lama
sekitar 50 detik per kali his, pembukaan 6 cm, DJJ 146x/menit,
dengan presentasi wajah mentoanterior.
Apa tindakan selanjutnya?
A. Rujuk untuk SC
B. Rujuk untuk dilakukan VE
C. Pimpin mengejan
D. Augmentasi dengan oksitosin
E. Observasi kemajuan persalinan
Perdarahan
Post Partum
Definisi dan Klasifikasi
• Perdarahan:
• >500cc setelah PSP
• >1000cc setelah SC
• Klasifikasi
• Berdasarkan Jumlah volume:
• Minor : 500-1000cc
• Mayor : >1000cc
• Sedang : 1000-2000cc
• Berat : >2000cc
• Onset:
• Early / Primary : <24 jam
• Late / Secondary : >24 jam
138
Etiologi
Etiologi
139
Atonia Uteri
3B
Definisi
Klinis Khas
• Uterus teraba lembek
• Setelah melahirkan TFU teraba di umbilicus atau 2 jari
dibawah umbilicus
3B
Faktor Resiko
143
4A
3
Tatalaksana:
• Grade 1&2, robekan cervix → Jahit
• Grade 3&4 → Rujuk
• Antibiotik profilaksis
4A
3
Derajat Keterangan
1
Metode continuous non-locking
2
Definisi
Etiologi
Manifestasi Klinis
Tatalaksana
• Stabilisasi hemodinamik
• Reduksi → lakukan secara bertahap bila tahap sebelumnya belum berhasil
• Reduksi manual: mendorong fundus ke atas dengan kepalan / tangan terbuka
• Reduksi hidrostatik: memberikan cairan NS ke liang vagina untuk memberikan
tekanan hidrostatik
• Reposisi dengan anestesi umum
3B
Tatalaksana
Inversio uteri Bisa juga disertai dengan retensio plasenta, jika inversio
uteri disertai dengan retensio plasenta maka Tatalaksana:
Reposisi Manual → Manual Plasenta (Mencegah nekrosis uteri)
153
3B
Retensio Plasenta
3B
Definisi
Implantasi plasenta fisiologis terbatas pada desidua basalis, jika lebih dalam kemungkinan terjadi plasenta
akreta
3B
Pemeriksaan penunjang
Plasental Lacunae
3B
Tatalaksana
Tatalaksana
Manual Plasenta
2
Rupture Uteri
2
Definisi Klasifikasi
Klasifikasi
Komplit Parsial
162
2
Tatalaksana
• Stabilisasi hemodinamik
• Histerorafi dengan atau tanpa histerektomi
163
4A
Sisa Plasenta
4A
Definisi
165
4A
Tatalaksana
• Inf 20-40 IU Oksitosin dalam 1000 ml Nacl 0,9%/ RL 60gtt/i dan 10 IU Oksitosin IM
• Inf Oksitosin 20 IU dalam 1000 ml ml larutan Nacl 0,9% / RL 40gtt/i hingga perdarahan
berhenti
• Eksplorasi Digitalis
166
3B
Endometritis /
Metritis Post Partum
3B
Tatalaksana
• Pemberian cairan dan kalori adekuat melalui infus intravena (IV) sampai 12-24 jam bebas demam
• Antibiotik empiris yaitu kombinasi
• Ampisilin (2g IV/6 jam),
• Gentamisin (2mg/kgIV loading dose dikuti 1,5mg/kglV per 8 jam), dan
• Metronidazole (500mg IV/8jam).
Sisa Plasenta Vs Endometritis
PPH > 24 jam
169
Etiologi PPH
Penyebab Manifestasi Klinis Khas
Tonus
Retensio plasenta • Plasenta tidak lahir dalam 30 menit setelah bayi lahir • Bisa disertai Plasenta akreta
Tissue
Sisa plasenta • Plasenta tidak lahir lengkap • Penariksan plasenta terlalu kuat
170
Tatalaksana PPH
Penyebab Tatalaksana
• Masase uterus
• Pastikan plasenta lahir lengkap
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL
Atonia uteri
• Bila oksitosin tidak tersedia → ergometrin 0,2 mg IM
• Bila perdarahan belum berhenti → asam traneksamat 1 g IV
• Bila tidak berhasil → kompresi bimanual & rujuk
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL → Jika belum diberikan oksitosin
• Peregangan tali pusat terkendali
Retensio plasenta • Bila tidak berhasil → manual plasenta
• Bila tidak berhasil → histerektomi
• Antibiotik profilaksis
• Infus oksitosin 20-40 IU dalam 1 L NaCl 0,9% atau RL → Jika belum diberikan oksitosin
Sisa plasenta • Eksplorasi digital / aspirasi vakum manual / dilatasi dan kuretase
• Antibiotik profilaksis
Perhatikan pertanyaan di soal, bedakan tatalaksana awal dengan tatalaksana yang tepat/definitive
171
Tatalaksana PPH
Penyebab Tatalaksana
• Histerorrhaphy
Ruptur uteri
• Histerektomi
• Reposisi manual
Inversio uteri
• Bila tidak berhasil → laparotomi/histerektomi
Perhatikan pertanyaan di soal, bedakan tatalaksana awal dengan tatalaksana yang tepat/definitive
172
Perdarahan Ante
Partum <20 Minggu
4A
3B
Abortus Spontan
174
4A
3B
Definisi
• Ancaman keluar atau keluarnya hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (UK<20 minggu/BB janin <500 gram)
Faktor Risiko
175
4A
3B
Abortus Spontan
EKSPULSI Viabilitas
Diagnosis Nyeri Pendarahan Uterus SERVIKS
JARINGAN kehamilan
Sesuai usia
Abortus
++ Sedikit - gestasi, TERTUTUP 50%
Iminens
Lunak
Sesuai usia
Abortus Sedang-
++++ - gestasi, TERBUKA <10%
Insipiens banyak
Lunak
Kurang dari
Abortus Sedang- TERBUKA
++++ PARSIAL usia gestasi, 0%
Inkomplitus banyak
Lunak
Kurang dari
Abortus 0%
+ Sedikit SELURUH usia gestasi, TERTUTUP
Komplitus
Kenyal
Kurang dari
Missed TERTUTUP 0%
- Tidak Ada - usia gestasi
Abortion
177
3B
178
3B
• Evakuasi konsepsi dengan aspirasi vakum • Tunggu ekspulsi spontan → evakuasi sisa
manual konsepsi
• Jika tidak bisa : ergometri 0,2 mg IM • Jika perlu berikan oksitosin 40 IU 1000cc NaCl
(dapat diulang tiap 5 menit jika perlu) 0,9 % atau RL 40 tpm untuk mempercepat
• Atau misoprostol 400 mcg per oral ekspulsi
(dapat diulang tiap 4 jam jika perlu)
• Rencana evakuasi segera
179
3B
• Gunakan jari atau forsep • Aspirasi vakum manual untuk • Oksitosion 40U dlm 1000 cc
cincin untuk mengeluarkan evakuasi jaringan RL, drip 40 tpm sampai
hasil konsepsi yang mencuat • Jika tidak ada : kuretase dg terjadi ekspulsi
dari serviks sendok kuret tajam • Jika perlu : misoprostol 200
• Jika perlu -> ergometrin 0,2 mcg pervag setiap 4 jam
mg IM (dpt diulang setelah sampai ekspulsi (maks 800
15 menit) atau misoprostol mcg)
400 mcg PO (dpt diulang • Jika perlu : kuretase untuk
setelah 4 jam) membersihkan sisa jaringan
di uterus
180
4A
181
3B
182
Tatalaksana Abortus
>16 Minggu /
Diagnosis Definitife
Dapat Diberikan
Abortus insipiens
Inf 40 IU Oksitosin dalam
Abortus inkomplitus Aspirasi Vakum Manual 1000cc NaCl 0,9% / RL
(AVM) 40gtt/I → Mempercepat
Missed Abortion ekspulsi
Observasi Pantau HB
Abortus Komplitus <7 : SF 600mg/hari 2 minggu
<7 : Transfusi
183
Diagnosa Banding
Abortus Spontan Lainnya
184
2
Kehamilan Ektopik
Terganggu
2
Definisi
186
2
Gejala
• Nyeri perut
• Amenorrhea
• Perdarahan per vaginam (dapat juga tidak)
• Syok karena hipovolemia perdarahan (tergantung beratnya perdarahan)
187
2
Pemeriksaan
188
2
Tatalaksana
• Tatalaksana Umum
• Resusitasi cairan 500ml dalam 15 menit atau 2L dalam 2 jam pertama
• Rujuk ke RS
• Laparotomi: eksplorasi kedua ovarium dan tuba fallopii
• Kerusakan berat pada tuba → salpingektomi
• Kerusakan ringan pada tuba → salpingostomi
• Atasi anemia dengan pemberian tablet besi sulfas ferosus 60 mg/hari selama 6 bulan
189
2
Mola Hidatidosa
Definisi
• Penyakit trofoblastik gestasional dimana terjadi perubahan hidropik pada vili korionik
akibat proliferasi trofoblas.
• Nama Lain: hamil anggur/molar pregnancy
• TFU > UK
• Mual muntah hebat
• Perdarahan Ante Partum < 20 Minggu
MED+EASY
Snowstorm (badai), sapu bersih, ga ada lagi apa-apa → mola TOTAL (ga ada janin)
194
Tatalaksana
- Kuretase
- Bila ukuran janin terlalu besar untuk
Tatalaksana Kuretase
kuretase → evakuasi hasil konsepsi
per abdominam
195
Monitoring
196
Perdarahan Ante Partum < 20 Minggu
Abortus Spontan KET Mola Hidatidosa
• Pengeluaran janin • Implantasi diluar cavum • Hiperproliferasi sel trofoblas
Definisi <20 minggu / 500 uteri • Komplikasi →
gram • Ampula → tersering Koriokarsinoma
Gejala Nyeri perut
Perdarahan Mual dan muntah
dominan Dapat disertai hipotensi
• DJJ
• (-) → Mola komplit
• RT → Cavum douglas • (+) → Mola parsial
• Inspekulo → Portio menonjol • bHCG >>
Pemeriksaan • Riwayat ekspulsi • Nyeri goyang portio • USG
jaringan (chandelier sign) • Snow Storm → Mola
• USG Transvaginal komplit
• Honeycomb → Mola
parsial
Dilatasi kuretase
Tatalaksana AVM
Laparotomi AVM
197
Perdarahan Ante
Partum >20 Minggu
2
Solusio Plasenta
2
Definisi
Etiologi
200
2
Manifestasi klinis
201
2
Pemeriksaan Penunjang
• Kadar Fibrinogen
• Perdarahan sedikit → kadar normal
• Perdarahan hebat (≤200 mg/dL) → curiga terjadi
komplikasi DIC
• Pencitraan
• USG: Hematoma retroplasenta
• CT/MRI: dapat dilakukan bila USG tidak menemukan
adanya kelainan
• CTG → menilai gawat janin
Perdarahan Retro
Plasenta
202
2
Konservatif:
- Monitoring janin
• Perburukan
- Steroid
• ≥ 34 minggu
- Tokolitik jika
kontraksi
204
2
Komplikasi
Komplikasi Penyebab
205
2
Plasenta Previa
2
Definisi
Manifestasi Klinis
207
2
Klasifikasi
208
2
Pemeriksaan Penunjang
209
2
Tatalaksana
210
Words 2
211
Solusio Plasenta vs Placenta Previa
Placental abruption/Solutio Placenta Placenta Previa
• Hipertensi • Riw SC
• Cocaine • Gemeli
Faktor Resiko
• Trauma • Riw Abortus
• Multiparitas • Usia ibu > 30 tahun
Uterus • Tegang, bagian janin tak teraba • Tidak tegang, tidak nyeri tekan
• Lebih sering
• Jarang
Syok • Tidak sesuai dengan jumlah darah yang
• Sesuai dengan jumlah darah yang keluar
keluar
212
2
Vasa Previa
2
Definisi
Faktor Risiko
214
2
Klasifikasi
215
2
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Penunjang
216
2
• Antepartum
• CTG non-stress test/minggu mulai dari UK 32 minggu
• Pematangan paru → sering terjadi persalinan preterm
• Persalinan
• SC emergensi → pada pasien inpartu, KPD, gawat janin
• SC pada usia gestasi 34-37 minggu jika tidak ada komplikasi
217
Diagnosa Banding Perdarahan ante-partum >20 Minggu
218
3B
Definisi
Faktor Resiko
• Malpresentasi
• Prematuritas
• Gemelli
• Hidramnion
• Plasenta Previa
• Panggul sempit
220
3B
Klasifikasi
221
3B
Pemeriksaan
• Inspekulo:
• Tali pusat terlihat di dekat bagian terbawah janin / di jalan lahir
• VT:
• Teraba tali pusat di dekat bagian terbawah
• Berdenyut → khas
• DJJ menurun → akibat kompresi tali pusat
222
3B
Tatalaksana
Tatalaksana
•Perhatikan apakah tali pusat masih berdenyut atau tidak. Jika sudah tidak berdenyut, artinya janin telah mati
dan sebisa mungkin pervaginam tanpa tindakan agresif. Jika tali pusat masih berdenyut:
•Berikan oksigen.
•Hindari memanipulasi tali pusat. Jangan memegang atau memindahkan tali pusat yang tampak pada vagina
secara manual.
•Posisi ibu Trendelenburg atau knee-chest.
•Dorong bagian terendah janin ke atas secara manual untuk mengurangi kompresi pada tali pusat
•Segera rujuk ibu ke fasilitas yang melayani seksio sesarea. Pada saat proses transfer dengan ambulans, posisi
knee chest kurang aman, sehingga posisikan ibu berbaring ke kiri.
Algoritma Tatalaksana Prolaps Tali Pusat
Baring ke Kiri
2
Hidramnion dan
Oligohidramnion
226
2
Cairan Ketuban
TFU > UK
Klinis Sulit meraba bagian TFU < UK
janin dan deteksi DJJ
Ibu DM Polihidramnion
Kelainan kromosom
Etiologi Predisposisi Riwayat hidramnion
Insufisiensi uteroplasenta
sebelumnya
Agenesis renal
Kelainan Penyerta Atresia esofagus
Potter’s Syndrome
KPD IUGR
Komplikasi
Prematuritas IUFD
228
2
Potter Syndrome
• Penyakit yang dapat disebabkan oleh oligohidramnion ec agenesis renal
2
Tatalaksana
Definisi
Klasifikasi
• PROM (Premature Rupture of Membrane)
• usia kehamilan >37 minggu
• PPROM (Preterm Premature Rupture of Membrane)
• usia kehamilan <37 minggu
• KPD Memanjang :
• Ketuban pecah >24 jam
3A
Klasifikasi
Ketuban
Pecah Dini
Diagnosis
• Inspeksi:
• cairan jernih mengalir keluar dari serviks
• Nitrazin test (Lakmus)
• Lakmus merah → biru
• *pH air ketuban bersifat basa (pH > 7)
• Mikroskopis
• ferning sign → gambaran daun pakis
235
3A
Korioamnionitis
3A
Definisi
• Infeksi pada korion dan amnion plasenta yang paling sering
disebabkan oleh bakteri
Etiologi
• Ureaplasma urealyticum
• Mycoplasma hominis
• Lain-lain: G. vaginalis, Bacteroides, Streptokokus grup B
3A
Faktor Risiko
• Ketuban pecah dini → tersering
• Persalinan lama
• Infeksi berulang, misalnya ISK, IMS
Manifestasi Klinis
• Demam
• Takikardi maternal, takikardi fetal
• Nyeri tekan fundus atau pelvis
• Cairan ketuban berbau dan purulen
3A
Pemeriksaan Penunjang
Tatalaksana
Partus Prematurus
3A
Definisi
• Persalinan usia kehamilan 20 – 37 minggu
Faktor Resiko
• Usia ibu <18 tahun atau >40 tahun
• Inkompetensi serviks
• Riwayat persalinan preterm sebelumnya
• Gaya hidup → kurang gizi, merokok, penggunaan obat terlarang
• Gemeli
• Jarak kehamilan <18 bulan dan >59 bulan
• Infeksi intrauterine, bakterial vaginosis, infeksi periodontal
• Hipertensi, IUGR, KPD
• Solusio plasenta, plasenta previa
242
3A
Kriteria Diagnosis
Klasifikasi
243
3A
Indikasi Terminasi
244
Tatalaksana Partus Prematurus
Partus Prematurus
KPD KPD
X ✓ X ✓
• Pematangan Paru
• Tokolisis • + Antibiotik profilaksis
Konseling Konservatif
• Neuroprotektor → KPD
Jika UK < 32 Minggu
Terapi farmakologis
Terapi Keterangan
Pematangan • Deksametason IM 6 mg/12 jam, selama 48 jam
paru • Betametason IM 12 mg/24 jam selama 48 jam
• Untuk memberi waktu pematangan paru, bukan untuk memperpanjang usia kehamilan
• Nifedipin loading dose 20-30 mg, dilanjutkan 10-20 mg / 4-8 jam hingga 48 jam (dosis
Tokolisis
maksimal 90 mg/hari)
• Magnesium sulfat 4 – 6 gram IV dalam 30 menit, dilanjutkan rumatan IV 1 – 4 g/jam
246
3A
Agen Tokolitik
MED+EASY
Indometacin, Nifedipine, MgSO4, Terbutaline
MED QUIZ
+
Seorang wanita, usia 25 tahun, G2P1A0, UK 10 minggu datang ke IGD
dengan keluhan muntah-muntah dan keluar darah dari jalan lahir sejak 2
jam SMRS. Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik tampak
darah merah segar dari jalan lahir dan disertai dengan kontraksi uterus. DJJ
(-). Pada pemeriksaan USG ditemukan gambaran sebagai berikut.
Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini adalah?
A. Abortus insipiens
B. Kehamilan ektopik
C. Mola hidatidosa komplit
D. Mola hidatidosa parsial
E. Koriokarsinoma
249
Seorang wanita, usia 25 tahun, G2P1A0, UK 10 minggu datang ke IGD
dengan keluhan muntah-muntah dan keluar darah dari jalan lahir sejak 2
jam SMRS. Tanda vital dalam batas normal. Pada pemeriksaan fisik tampak
darah merah segar dari jalan lahir dan disertai dengan kontraksi uterus. DJJ
(-). Pada pemeriksaan USG ditemukan gambaran sebagai berikut.
Diagnosis yang paling mungkin pada kasus ini adalah?
A. Abortus insipiens
B. Kehamilan ektopik
C. Mola hidatidosa komplit
D. Mola hidatidosa parsial
E. Koriokarsinoma
250
Perempuan usia 20 tahun, G1P0A0 dengan usia kehamilan 12
minggu datang ke IGD Rumah Sakit diantar keluarganya dengan
keluhan perdarahan sedikit-sedikit dari jalan lahir. Riwayat
sebelumnya keluar gumpalan atau jaringan disangkal. Pemeriksaan
tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, denyut nadi
100 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,8C. Pada pemeriksaan inspekulo
tidak ditemukan adanya darah yang keluar, portio masih tertutup.
Apa tatalaksana yang tepat untuk kasus di atas?
A. Kuretase
B. AVM
C. Drip Oksitosin
D. Konservatif
E. Evakuasi isi uterus
Perempuan usia 20 tahun, G1P0A0 dengan usia kehamilan 12
minggu datang ke IGD Rumah Sakit diantar keluarganya dengan
keluhan perdarahan sedikit-sedikit dari jalan lahir. Riwayat
sebelumnya keluar gumpalan atau jaringan disangkal. Pemeriksaan
tanda vital didapatkan tekanan darah 100/60 mmHg, denyut nadi
100 x/menit, RR 20 x/menit, suhu 36,8C. Pada pemeriksaan inspekulo
tidak ditemukan adanya darah yang keluar, portio masih tertutup.
Apa tatalaksana yang tepat untuk kasus di atas?
A. Kuretase
B. AVM
C. Drip Oksitosin
D. Konservatif
E. Evakuasi isi uterus
Seorang wanita usia 25 tahun P1A0 dirujuk ke IGD RS dengan
perdarahan dari jalan lahir. Pasien baru saja melahirkan anak
pertama sekitar 2 hari lalu di dukun beranak. Pemeriksaan fisik TD
100/70 mmHg, RR 22x, suhu 37 C, dan HR 120x. Dilakukan
pemeriksaan inspekulo tidak didapatkan luka pada daerah serviks
maupun genitalia eksterna. Dilanjutkan dengan pemberian USG,
tampak sisa jaringan pada uteri.
Tatalaksana awal yang tepat
A. Antibiotik profilasis dosis tunggal (ampisilin dan metronidazole)
B. Eksplorasi digital dan keluarkan jaringan
C. Aspirasi vakum manual
D. Berikan oksitosin 20-40 unit
E. Dilatasi dan kuretase
Seorang wanita usia 25 tahun P1A0 dirujuk ke IGD RS dengan
perdarahan dari jalan lahir. Pasien baru saja melahirkan anak
pertama sekitar 2 hari lalu di dukun beranak. Pemeriksaan fisik TD
100/70 mmHg, RR 22x, suhu 37 C, dan HR 120x. Dilakukan
pemeriksaan inspekulo tidak didapatkan luka pada daerah serviks
maupun genitalia eksterna. Dilanjutkan dengan pemberian USG,
tampak sisa jaringan pada uteri.
Tatalaksana awal yang tepat
A. Antibiotik profilasis dosis tunggal (ampisilin dan metronidazole)
B. Eksplorasi digital dan keluarkan jaringan
C. Aspirasi vakum manual
D. Berikan oksitosin 20-40 unit
E. Dilatasi dan kuretase
Seorang wanita 29 tahun G3P2A0 hamil 38 minggu datang ke Rumah Sakit
dengan keluhan keluar cairan jernih tanpa lendir dan darah dari jalan lahir sejak
12 jam yang lalu. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Janin tunggal,
presentasi kepala, TFU 31 cm, DJJ 144. Inspekulo didapatkan portio belum ada
pembukaan, tampak cairan jernih keluar dari OUE, Nitrazin test(+).
Pilihan antibiotik yang tepat untuk pasien ini adalah?
A. Ampicillin 2 g IV/6 jam + erythromicin 250 mg IV/24 jam
B. Ampicillin 2 g IV/6 jam + erythromicin 250 mg IV/6 jam
C. Ampicillin 2 g IV/24 jam + erythromicin 250 mg IV/6 jam
D. Ampicillin 2 g IV/6 jam + erythromicin 250 mg IV/6 jam + Metronidazole 500
mg IV
E. Ampicillin 2 g IV/24 jam + erythromicin 250 mg IV/6 jam + Metronidazole 500
mg IV
255
Seorang wanita 29 tahun G3P2A0 hamil 38 minggu datang ke Rumah Sakit
dengan keluhan keluar cairan jernih tanpa lendir dan darah dari jalan lahir sejak
12 jam yang lalu. Pemeriksaan tanda vital dalam batas normal. Janin tunggal,
presentasi kepala, TFU 31 cm, DJJ 144. Inspekulo didapatkan portio belum ada
pembukaan, tampak cairan jernih keluar dari OUE, Nitrazin test(+).
Pilihan antibiotik yang tepat untuk pasien ini adalah?
A. Ampicillin 2 g IV/6 jam + erythromicin 250 mg IV/24 jam
B. Ampicillin 2 g IV/6 jam + erythromicin 250 mg IV/6 jam
C. Ampicillin 2 g IV/24 jam + erythromicin 250 mg IV/6 jam
D. Ampicillin 2 g IV/6 jam + erythromicin 250 mg IV/6 jam + Metronidazole 500
mg IV
E. Ampicillin 2 g IV/24 jam + erythromicin 250 mg IV/6 jam + Metronidazole 500
mg IV
256
Terima Kasih
#OneShotBersamaMedsense +