DINAS KESEHATAN
PUSKESMAS KEBONARUM
Jalan Nila Pluneng Kode Pos 57486. Telepon (0272) 3356211
Email kebonarum_pusks@yahoo.co.id
KLATEN
KERANGKA ACUAN
PROGRAM PENINGKATAN MUTU
PUSKESMAS KEBONARUM
A. Pendahuluan
Sustainable Development Goals (SDG) menegaskan komitmen global untuk
mencapai Universal Health Coverage (UHC) pada tahun 2030, yaitu setiap orang
dan masyarakat dimanapun diseluruh dunia memiliki akses kepada pelayanan
kesehatan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan tanpa mengalami kesulitan
keuangan. Akses pelayanan adalah awal pemenuhan dalam mencapai UHC, yang
kemudian untuk selanjutnya pelayanan kesehatan tersebut harus memenuhi standar
mutu.
1. Efektif
Pelayanan kesehatan yang memenuhi dimensi efektif adalah menyediakan
pelayanan kesehatan yang berbasis bukti kepada masyarakat.
Contoh: pelayanan kesehatan yang efektif adalah tersedia layanan kesehatan
sesuai dengan standar, yaitu apabila ada pasien yang menderita hipertensi dan
Diabetes Militus (DM) tipe 2 maka pelayanan kesehatan diberikan sesuai dengan
standar pelayanan untuk penderita tekanan darah tinggi dan gula darah (kencing
manis) tencantum dalam KMK No. 514 tahun 2015 tentang Panduan Praktek
Klinis (PPK) bagi dokter di FKTP.
2. Keselamatan
Pelayanan kesehatan yang memenuhi dimensi keselamatan adalah
meminimalkan terjadinya kerugian (harm), termasuk cedera dan kesalahan medis
yang dapat dicegah, pada pasien- masyarakat yang menerima layanan.
Contoh: Pelayanan kesehatan yang aman adalah memastikan penderita hipertesi
dan DM tipe 2 tersebut memperoleh pelayanan yang aman dari cedera dengan
pembentukan sistem pelayanan yang menerapkan 7 (tujuh) Standar Keselamatan
Pasien, 6 (enam) Sasaran Keselamatan Pasien, dan 7 (tujuh) Langkah menuju
Keselamatan Pasien pada sistem pelayanan kesehatan sebagaimana tercantum
dalam PMK No. 11 Tahun 2017 tentang Keselamatan Pasien.
3. Berorientasi pada pasien/ pengguna pelayanan (people- centered)
Pelayanan kesehatan yang memenuhi dimensi people centered adalah
menyediakan pelayanan yang sesuai dengan preferensi, kebutuhan dan nilai-nilai
individu.
Contoh: pelayanan kesehatan yang berorientasi pada pasien atau pengguna
pelayanan adalah bahwa pasien penderita hipertensi atau DM tipe 2 tersebut
dilayani sesuai dengan kebutuhannya. Apabila membutuhkan penjelasan
mengenai penyakitnya maka petugas kesehatan memberikan pelayanan sesuai
dengan kebutuhannya bukan hanya pengobatannya namun juga upaya promotif
bahwa pasien tersebut juga ditangani oleh pelayanan gizi untuk memberikan
Komunikasi Informasi Edukasi (KIE). Salah satunya adalah diet yang perlu
dilakukan oleh pasien.
4. Tepat waktu
Pelayanan kesehatan yang memenuhi dimensi tepat waktu adalah mengurangi
waktu tunggu dan keterlambatan pemberian pelayanan kesehatan.
Contoh: pelayanan kesehatan yang tepat waktu adalah bagaimana pasien
tersebut memperoleh pelayanan yang terencana untuk mengurangi waktu tunggu
saat pengambilan obat maka bisa sekaligus pasien tersebut juga memperoleh
pelayanan gizi di hari yang sama. Sehingga pasien tersebut tidak berulang kali
mendatangi Puskesmas.
5. Efisien
Pelayanan kesehatan yang memenuhi dimensi efisien adalah mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya yang tersedia dan mencegah pemborosan termasuk
alat kesehatan, obat, energi dan ide.
Contoh: Pelayanan kesehatan yang efisien bahwa pelayanan yang diterima oleh
penderita hipertensi dan DM tipe 2 tersebut tertulis di dalam rekam medis secara
lengkap dan benar untuk mencegah pelayanan kesehatan yang berulang atau
tidak diperlukan sesuai dengan kondisi kesehatan yang dialaminya.
6. Adil
Pelayanan kesehatan yang memenuhi dimensi adil adalah menyediakan
pelayanan yang seragam tanpa membedakan jenis kelamin, suku, etnik, tempat
tinggal, agama, dan status sosial ekonomi.
Contoh: pelayanan kesehatan yang diterima oleh pasien sesuai dengan kondisi
kesehatannya serta manfaat kesehatan yang diperoleh bukan melihat dari hal lain.
Pasien tersebut memperoleh pelayanan pengobatan hipertensi dan DM tipe 2
sesuai status kesehatan bukan melihat status sosial ekonominya. Bahwa
Puskesmas melayani pasien sesuai dengan standar yang ditetapkan tanpa
membedakan latar belakang pasien baik kaya ataupun miskin.
7. Terintegrasi
Pelayanan kesehatan yang memenuhi dimensi terintegrasi adalah menyediakan
pelayanan yang terkoordinasi lintas fasilitas layanan kesehatan dan pemberi
layanan, serta menyediakan pelayanan kesehatan pada seluruh siklus kehidupan.
Contoh: Pada pasien yang penderita hipertensi dan DM tipe 2 maka petugas
kesehatan akan memantau kunjungan pasien tersebut di posbindu wilayahnya
untuk memastikan bahwa pasien tersebut terpantau tekanan darahnya dan gula
darahnya serta memudahkan memperoleh obat rutin dan KIE pasien. Sebelumnya
Puskesmas juga melakukan skrining melalui deteksi dini faktor risiko Penyakit
Tidak Menular (PTM) yang dilakukan bersama dengan lintas program/lintas
fasyankes dan lintas sektor, misalnya dikaitkan dengan rujukan ke dokter/dokter
spesialis/Rumah Sakit untuk pasien dengan hipertensi dan kencing manis yang
tidak terkendali/tidak terkontrol.
B. Latar Belakang
Pada tahun 2019, Puskesmas Kebonarum telah mendapatkan sertifikat
reakreditasi Puskesmas dari Kemenkes dengan strata utama. Hal tersebut
merupakan sesuatu yang harus disyukuri mengingat apresiasi atas kinerja
semua pihak dalam menjalankan program dan kegiatan selama ini. Wujud dari
rasa syukur tersebut tentu saja adalah dengan senantiasa meningkatkan mutu
pelayanan agar pelanggan mendapatkan pelayanan yang optimal sehingga
dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Berdasarkan hasil Survey Kepuasan
Masyarakat yang dilakukan pada akhir tahun 2022 nilai Indeks Kepuasan
Masyarakat menunjukkan adanya penurunan yaitu dari 83,8 menjadi 80,7.
Penurunan ini terutama terjadi di unsur pelayanan waktu pelayanan. Capaian
PKP Puskesmas Kebonarum tahun 2022 adalah Puskesmas dengan kinerja baik
yaitu cakupan kinerja pelayanan kesehatan sebesar 92,41 %, kinerja kegiatan
manajemen puskesmas sebesar 9,004 dan cakupan kegiatan mutu pelayanan
sebesar 100. Meskipun demikian masih ada beberapa upaya dan kegiatan yang
perlu ditingkatkan lagi kinerjanya yaitu promosi kesehatan sebesar 78,25 %,
upaya perbaikan gizi masyarakat sebesar 79,65%, pelayanan kesehatan
tradisional komplementer sebesar 50%, serta manajemen pemberdayaan
masyarakat sebesar 5.
Berkenaan dengan hal tersebut, maka Puskesmas Kebonarum perlu
mengatasi permasalahan yang ada agar ke depan pengguna layanan terjamin
mutunya dan merasa puas atas layanan yang diberikan. Selain itu Puskesmas
Kebonarum juga perlu menjawab tantangan dan tuntutan masyarakat terhadap
peningkatan mutu pelayanan secara bertahap melalui peningkatan mutu
administrasi dan manajamen, peningkatan mutu upaya kesehatan perorangan
dan upaya kesehatan masyarakat.
Oleh karena itu perlu disusun kerangka acuan program peningkatan mutu
Puskesmas Kebonarum tahun 2023 agar dapat menjadi acuan dalam
penyusunan program-program peningkatan mutu di masing-masing unit kerja.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Terlaksananya peningkatan mutu dan kinerja di Puskesmas Kebonarum
yang akan menjamin pelaksanaan sistem pelayanan, sistem manajemen, dan
sistem manajemen mutu secara sistematis, konsisten dan
berkesinambungan.
2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya penetapan indikator kinerja puskesmas, indikator nasional
mutu, indikator mutu prioritas puskesmas, indikator mutu prioritas
masing-masing unit pelayanan.
b. Terlaksananya pengumpulan data, identifikasi masalah, analisis, dan
tindak lanjut penilaian indikator kinerja Puskesmas, indikator nasional
mutu, indikator mutu prioritas puskesmas, indikator mutu prioritas
masing-masing unit pelayanan.
c. Terlaksananya pelaporan indikator nasional mutu dan insiden
keselamatan pasien
d. Terlaksananya audit internal mutu dan kinerja secara konsisten dan
sistematis
e. Terlaksananya evaluasi pelaporan secara periodik sebagai dasar
penyusunan tindak lanjut, umpan balik dan perencanaan peningkatan
mutu secara berkesinambungan
f. Terlaksananya pendidikan dan pelatihan karyawan tentang peningkatan
mutu dan kinerja puskesmas
F. Sasaran
Sasaran program peningkatan mutu puskesmas tahun 2023 adalah :
1. Komitmen karyawan untuk meningkatkan mutu
2. Terlaksananya penilaian kinerja baik admen, UKPP dan UKM
3. Terlaksananya monitoring pelaksanaan indikator mutu prioritas puskesmas,
indikator mutu pelayanan, indikator nasional mutu, dan indikator
keselamatan pasien
4. Dilakukannya tindak lanjut perbaikan terhadap penilaian kinerja, audit
internal, dan rapat tinjauan manajemen
5. Terlaksananya audit internal minimal 3 kali setahun
6. Terlaksananya rapat tinjauan manajemen minimal 2 kali setahun
7. Tercapainya pelaporan indikator mutu prioritas puskesmas, indikator mutu
pelayanan, indikator nasional mutu dan indikator keselamatan pasien
setiap satu bulan sekali.
G. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
No Kegiatan dan Waktu Bulan
Pelaksanaan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
H. Monitoring Evaluasi
Petugas melakukan pemantauan kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan
dalam pelaksanaan kegiatan. Evaluasi kegiatan dilakukan oleh penanggung jawab
mutu setiap akhir bulan untuk mengetahui kesesuaian pelaksanaan terhadap
jadwal yang sudah ditetapkan. Laporan evaluasi dilaksanakan satu kali sebulan
dan disampaikan dalam lokmin bulanan.
I. Pencatatan, Pelaporan Dan Evaluasi Kegiatan
Pencatatan dilakukan setiap kali melakukan kegiatan-kegiatan peningkatan
mutu meliputi hasil pengukuran indikator kinerja, monitoring kegiatan, maupun
dokumentasi kegiatan. Pelaporan kegiatan menggunakan format dari dinas
kesehatan, dilaporkan secara periodik ke kepala puskesmas dan dinas kesehatan.