Anda di halaman 1dari 5

LEMBAR KERJA (KETERAMPILAN PROSES ILMIAH & PEMAHAMAN KONTEN)

DALAM MK KEANEKARAGAMAN HEWAN


No Indikator penilaian Hasil Telaah

1. Latar belakang Sia-sia memiliki bentuk menyerupai cacing, merupakan organisme yang hidup meliang di daerah
pesisir terutama di sekitar area padang lamun, mangrove dan terumbu karang serta cenderung
mendiami dasar perairan terlebih khusus di dalam substrat sehingga dikategorikan sebagai
organisme bentik
2. Tujuan 1) menganalisis teknik dan pola penangkapan sia-sia, 2) mengkaji cara pemanfaatan sia-sia, dan
3) menganalisis kandungan nutrisi sia-sia. Metode penelitian terbagi dua yaitu: pengambilan
sampel lapangan berupa : penyebaran kuisioner, wawancara dan pengamatan sedangkan
kegiatan non lapangan yaitu pengujian laboratorium berupa analisa : kadar air, protein, lemak,
abu, karbohidrat, mineral Calsium (Ca), Phosfor (P) dan Iodium (I2)
3. Cara pengambilan sampel teknik atau cara penangkapannya hanya dapat dilakukan pada siang hingga sore hari saat air laut
surut, dan tidak dapat dilakukan pada malam hari karena memerlukan cahaya yang terang.
4 Alat dan bahan Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
sia-sia (Sipunculus nudus), lembaran kuisioner, steorofoam, es batu, plastik polyethylene dan
karet gelang.
Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi : linggis, waskom, ember plastik, pisau dan
peralatan untuk keperluan analisa.
5 Cara pengamatan metode penelitian dilaksanakan melalui dua macam kegiatan yaitu: kegiatan lapangan dan
kegiatan non lapangan. Kegiatan lapangan meliputi: penyebaran kuisioner, wawancara dan
pengamatan. Data penelitian dikumpulkan melalui pengamatan partisipatif terhadap kegiatan
penangkapan yang berlangsung di lokasi penelitian/tangkap (Negeri Ameth dan Negeri Nalahia).
Juga dilakukan wawancara dengan informan terpilih dari warga nelayan, terutama cara
pemanfaatan di lingkungan kediaman masyarakat setempat. Kedua pendekatan tersebut
kemudian didokumentasikan. Kegiatan non lapangan mencakup: pengujian sampel segar antara
lain: kadar air, protein, lemak, karbohidrat, abu, dan mineral (Ca, I2 dan P). Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah: kadar air dengan metode thermografimetri (AOAC, 1995),
protein kasar dengan metode Kjeldhal (AOAC, 1995) lemak kasar dengan metode Soxchlet
(AOAC, 1995), abu total dengan metode thermografimetri (AOAC, 1995), karbohidrat (by
diference) dan mineral dengan AAS. Data yang diperoleh kemudian ditabulasi kemudian
ditampilkan dalam bentuk tabel.
6. Bentuk/jenis data dan teknik pengolahan atau analisis Data disajikan dalam bentuk table tentang kandungan pada Sipunculus nudus.
data hasil penelitian
7. Ciri/karakteristik umum filum Bentuk tubuhnya silindris, berdiameter sekitar 5-10 cm dan panjangnya bisa mencapai 30
cm. Terdapat cincin cacing pada tubuhnya yang digunakan untuk mengatur gerakan dan
pernapasan. Tidak memiliki tulang belakang dan cangkang luar, hanya memiliki kul
8. Sistem klasifikasi filum dalam bentuk mind map
9. Ciri khas genus/spesies hasil penelitian (dalam table) Bentuk tubuh Sipunculus nudus memiliki tubuh yang panjang dan ramping,
dengan diameter sekitar 2-3 cm dan panjang mencapai 20-30 cm.
Bagian kepala terdiri dari cincin yang bergerak bebas dan dapat
ditarik ke dalam tubuh.
Warna Sipunculus nudus memiliki warna yang bervariasi, dari coklat
keabuan hingga merah jambu.
Habitat Sipunculus nudus hidup di dasar laut, terutama di perairan
dangkal dan berlumpur.
Makanan Sipunculus nudus adalah hewan omnivora yang memakan
plankton, detritus, dan organisme laut kecil lainnya.
Nilai ekonomi Sipunculus nudus memiliki nilai ekonomi yang cukup tinggi karena
dianggap sebagai makanan lezat dan memiliki khasiat obat. Oleh
karena itu, penangkapan Sipunculus nudus telah menjadi kegiatan
ekonomi yang penting di daerah Pulau Nusala

10. Gambar genus/spesies

11. Pembahasan (disertai dengan teori tambahan diluar Sipunculus nudus adalah sejenis hewan laut yang biasanya dapat ditemukan di perairan
artikel) dangkal. Beberapa kandungan yang terdapat pada Sipunculus nudus yang diketahui
memiliki manfaat antara lain: Asam amino: Sipunculus nudus mengandung asam amino
yang berguna bagi tubuh manusia dalam membangun dan memperbaiki jaringan tubuh.
Beberapa asam amino yang terdapat pada Sipunculus nudus adalah arginin, lisin, dan
histidin. Polisakarida: Sipunculus nudus juga mengandung polisakarida yang dapat
membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh dan mencegah beberapa penyakit. Salah
satu jenis polisakarida yang terdapat pada Sipunculus nudus adalah fukoidan. Mineral:
Sipunculus nudus juga kaya akan mineral, seperti kalsium, magnesium, dan seng, yang
penting untuk menjaga kesehatan tulang dan gigi, serta berbagai fungsi lain dalam tubuh.
12 Penyajian data (bentuk diagram pie/batang/garis)
13. Kesimpulan Teknik dan pola penangkapan sia-sia tergolong cukup sulit dan sangat unik karena memerlukan
teknik dan pola khusus. Pemanfaatan sia-sia oleh masyarakat Pulau Nusalaut cukup tinggi dan
dapat dikatakan bahwa populasi dan habitatnya masih terjaga dengan baik di alam, namun
pemanfaatannya masih bersifat tradisional sehingga biota ini belum dapat bernilai ekonomis
penting bagi masyarakat setempat. Kandungan nutrisi siasia tergolong bergizi tinggi karena
memiliki komposisi nutrisi yang lengkap berupa protein, karbohidrat, lemak dan mineral.
Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh maka perlu dilakukan analisis aspek biologi dan
ekologi dari sia-sia (Sipunculus nudus) sehingga dapat menjadi informasi bagi masyarakat
sehingga tidak terjadi eksploitasi yang berlebihan terhadap spesies ini.
14. Implikasi hasil penelitian (untuk Pendidikan,  Pendidikan: Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di
ekowisata, konservasi, dan lain-lain sekolah-sekolah tentang kearifan lokal dan pemanfaatan sumber daya alam secara
berkelanjutan. Dalam pelajaran biologi, contohnya, siswa dapat mempelajari
tentang ekosistem laut, spesies Sia-sia, dan pemanfaatannya oleh masyarakat
setempat. Hal ini akan membantu siswa untuk memahami betapa pentingnya
menjaga keanekaragaman hayati dan menghormati kearifan lokal.
 Ekowisata: Pulau Nusalaut dapat menjadi destinasi ekowisata yang menarik
dengan menggabungkan wisata alam dan kearifan lokal. Wisatawan dapat belajar
tentang cara masyarakat setempat memanfaatkan Sia-sia dan mempraktikkannya
secara langsung. Hal ini dapat memberikan manfaat ekonomi bagi masyarakat
setempat dan meningkatkan kesadaran wisatawan tentang pentingnya menjaga
lingkungan dan kearifan lokal.
 Konservasi: Hasil penelitian ini dapat membantu dalam upaya konservasi spesies
Sia-sia. Dengan memahami cara masyarakat setempat memanfaatkannya, pihak-
pihak yang terkait dengan konservasi dapat bekerja sama dengan masyarakat
setempat untuk mengembangkan strategi yang tepat untuk mempertahankan
populasi Sia-sia dan habitatnya.
15. Rujukan/referensi ilmiah yang dijadikan daftar  Kang, J. Y., Khan, S. B., Park, S. C., Kim, Y. J., & Kim, M. J. (2017). The
bacaan/daftar bacaan Immunomodulatory Effects of Fucoidan Derived from Brown Algae in the
Sipunculus nudus. Journal of Veterinary Science & Technology, 8(2), 1-5.

Anda mungkin juga menyukai