NIM : 12109065
KELAS : IAT 4 C
RESUME
“makna yang terkandung dalam suatu lafaz itu bagaikan ruh, sedangkan lafaznya itu
sendiri bisa diibaratkan seperti jasad. Setiap lafaz yang tidak memiliki makna bagaikan jasad
yang tak memiliki ruh. Dan setiap makna yang tak memiliki lafaz bagaikan ruh tanpa jasad.”
Secara umum, lafaz terbagi dua: ada mufrad (tunggal), ada murakkab (tersusun). Penting
diketahui sejak awal bahwa pemaknaan dua jenis lafaz tersebut dalam ilmu mantik, berbeda
pengertiannya dengan yang diperkenalkan dalam ilmu gramatika bahasa Arab (nahwu).
Mufrad
Definisinya: ma la yadullu juzuhu ‘ala juz’i ma’nahu dalalah maqshudah (lafaz yang bagiannya
tidak menunjukan sebagian makna dan petunjuk yang dimaksudnya).lafaz mufrad ialah lafaz yang
bagian-bagian pembentuknya baik itu huruf maupun kata tidak menunjukan sebagian makna dan
petunjuk yang dimaksudnya.
1. Lafaz mufrad yang tidak punya bagian: Contoh: huruf-huruf. Alif, ba, ta, tsa, dll.
2. Lafaz mufrad yang memiliki bagian, tapi bagian tersebut tidak menunjukan makna.
Contoh: Kata Zaid, Alya, Rani, Umar dll.
3. Lafaz mufrad yang memiliki bagian, dan bagian tersebut menunjukan makna, tapi makna
yang ditunjuk bukan sebagian makna yang dimaksud dari lafaz tersebut. Contoh. Abdullah
(nama orang).
4. Lafaz mufrad yang memiliki bagian, dan bagian tersebut menunjukan sebagian dari makna
yang dimaksud, tapi dalalah atau petunjuknya bukan petunjuk yang dimaksud. Contoh:
ada orang namanya hayawan nathiq.
lafaz mufrad dibagi kedalam tiga macam: Satu, kalimat. Dua, ism. Tiga, adat.
Lafaz murakkab dibagi dua: Ada murakkab tam (kalimat tersusun yang menunjukan makna
sempurna, ada murakkab naqish (kalimat tersusun yang menunjukan makna kurang
sempurna).
Definisnya: “ma yahtamil al-Shidq wa al-Kadzib” (suatu lafaz yang membuka kemungkinan
jujur dan bohong)
Definisinya: “ma la yahtamil al-Shidq wa al-Kadzib” (suatu lafaz yang tak membuka
kemungkinan jujur dan bohong)
1. Taqyidiy
“ma kanat al-Kalimat al-Tsaniyah fihi qaidan li al-Kalimat al-Ula” (suatu rangkaian
kalimat yang kata keduanya mengikat kata yang pertama).
2. Ghair Taqyidi
“ma taallafa min ism wa adat” (kalimat yang terangkai dari ism dan huruf)”.