Khutbah Jumat - Kematian
Khutbah Jumat - Kematian
“Semua yang ada di bumi itu akan binasa, tetapi wajah Tuhanmu yang memiliki kebesaran dan
kemuliaan tetap kekal.”
Masalah kapan kematian itu akan datang dan menghampiri kita, Wallahu a’lam. Hanya Allah yang
tahu.
Tak seorang pun yang mengetahui tempat dan waktu kapan ia akan meninggal dunia.
Wahai orang-orang yang beriman! Bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap orang
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok atau akhirat, dan bertakwalah kepada
Allah. Sungguh, Allah Mahateliti terhadap apa yang kamu kerjakan.”
Lewat ayat ini, Allah memerintahkan kepada kita untuk senantiasa mengerjakan terlebih dahulu hal-
hal yang mendatangkan manfaat untuk masa yang akan datang. Seperti halnya, kita mempersiapkan
segala sesuatu terlebih dahulu untuk menyambut datangnya tamu.
Masa depan atau masa yang akan datang itu ada dua: di dunia dan akhirat. Keduanya jelas berbeda.
Masa depan di dunia, jika kita gagal atau kurang berhasil, penyesalannya hanyalah sampai ketika hayat
masih dikandung badan saja.
Namun, kegagalan di alam akhirat adalah kegagalan yang hakiki. Kita akan merasakan penyesalan yang
tiada akhir. Kita, siap tidak siap, suka tidak suka, harus mempertanggungjawabkan apa yang telah kita
lakukan selama hidup di dunia.
Pada ayat tadi, kata ghad yang bermakna “akhirat”, disebutkan dalam bentuk nakirah atau umum. Hal
ini menunjukkan bahwa akhirat adalah suatu yang besar dan karenanya tak diketahui bagaimana
keadaannya.
Kebesaran dan ketidaktahuan seseorang tentang akhirat hendaknya menjadikan kita selalu
memperbaiki diri kapan dan dimanapun berada. Karena tak seorang pun mengetahui bagaimana
nasibnya di akhirat kelak. Yang bisa dilakukan adalah mempersiapkannya bekal dengan maksimal.
Tidak lain dan tidak bukan adalah ketakwaan kita kepada Allah selama di dunia.
Definisi ketakwaan, sebagaimana yang sering kita dengar, adalah menjalankan perintah dan
meninggalkan larangan. Yang mana pada ayat tadi, Allah menyebutkan perintah untuk bertakwa itu
sebanyak dua kali:
Dan
Penyebutan dua kali ini menunjukkan penekanan atau penguatan, betapa pentingnya takwa itu. Ada
pula yang berpendapat bahwa perintah takwa yang kedua adalah perintah untuk mengevaluasi dan
menyempurnakan amalan yang dilakukan atas dasar takwa pada perintah pertama.
Hadirin, Jama’ah Ju’mat Rahimakumullah…
Mengakhiri khotbah ini, khatib ingin mengajak kita semua untuk menginstropeksi diri kita masing-
masing. Mari kita tingkatan ibadah kita selama kita masih bisa bernapas. Karena, ketika kematian
datang, manusia, sehebat apapun dia, tak mungkin akan bisa menghindar.
“Ketika kematian datang, tak akan bisa diundur atau dimajukan sama sekali”