Anda di halaman 1dari 4

KONSTANTA PEGAS

A. PLAKSANAAN PRAKTIKUM
1. Tujuan Praktikum
a. Menentukan konstanta pegas seri dan pararel
b. Membandingkan konstanta pegass seri dengan konstanta pegas pararel
2. Waktu Praktikum
Senin, 18 September
3. Tempat Praktikum
Lantai II, Laboratorium Fisika Dasar, Fakultas Matimatika dan Ilmu Pengetahuan
Alam, Universitas Mataram.
B. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM
1. Alat-alat praktikum
a. Penggantung (2 buah)
b. Pegas (2 buah)
c. Statif (1 buah)
d. Mistar 30 cm (1 buah)
2. Bahan-bahan praktikum
a. Beban (50 gram) (1 buah)
b. Beban (70 gram) (1 buah)
c. Beban (100 gram) (1 buah)

C. LANDASAN TEORI

Hukum Hooke adalah hukum atau ketentuan mengenai gaya dalam bidang ilmu
fisika yang terjadi karena sifat elastisitas dari sebuah pir atau pegas. Besarnya gaya
Hooke ini secara proporsional akan berbanding lurus dengan jarak pergerakan pegas dari
posisi normalnya, atau lewat rumus matematis dapat digambarkan sebagai berikut:

F = kx

Dimana F adalah gaya (N), k adalah konstanta pegas (N/m), dan x adalah arak pergerakan
pegas dari posisi normalnya (meter).
F
F=
∆x

Persamaan ini menyatakan hubungan antara pertambahan panjang (∆ x ) dengan


gaya (F) dan konstanta (k). Meteri penyusun dan dimensi benda dinyatakan dalam
konstanta k. Untuk materi penyusun yang sama, besar pertambahan panjang (∆ x )
sebanding dengan panjang benda mula-mula (X0) dan berbanding terbalik dengan luas
penampang (A) (Nurlina, 2018 : 80-82).

D. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Rangkaian pegas pararel
a. Statif dirangkai seperti gambar 1
b. Pegas dengan rangkaian pararel digantung pada statif
c. Panjang awal pegas (X0) diukur dengan penggaris
d. Beban digantung pada pegas dan panjang pegas (X1) diukur
e. Hasil pengukuran dicatat pada tabel
f. Langkah c dan d diulangi sebanyak 5 kali dengan beban yang berbeda

Massa (kg) X0 (cm) Xi (cm) K (N/m)


100 16 24,5
100 16 24,5
100 16,1 24,5
100 16,2 24,6
100 16,2 24,5
120 16 25,7
120 16,1 26
120 16 26
120 16 26
120 16,1 26,5
120 16,1 28,5
150 16 28,5
150 16 28,5
150 16,1 28,5
150 16,1 28,5

2. Rangkaian pegas pararel


a. Statif dirangkai seperti gambar 1
b. Pegas dengan rangkaian seri digantung pada statif
c. Panjang awal pegas (X0) diukur dengan penggaris
d. Beban digantung pada pegas dan panjang pegas (X1) diukur
e. Hasil pengukuran dicatat pada tabel
f. Langkah c dan d diulangi sebanyak 5 kali dengan beban yang berbeda

Massa (kg) X0 (m) Xi(m) K (N/m)


100 39,5 74,3
100 39,5 74,6
100 39,5 74,8
100 39,5 74,8
100 40 74,8
120 39,6 82
120 39,7 82
120 39,6 82
120 39,6 82
120 39,6 82,5
150 39,7 92
150 39,7 92
150 39,7 92,1
150 39,7 92,1
150 39,7 92,2

Anda mungkin juga menyukai