Anda di halaman 1dari 9

44 ____Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas…, Bagdawansyah Alqadri, dkk

PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN


KEWARGANEGARAAN (PPKn) KELAS INKLUSI
DI SMKN 5 MATARAM

LEARNING PANCASILA AND CITIZENSHIP


EDUCATION (PPKn) INCLUSION CLASS
AT SMKN 5 MATARAM

Oleh:
Bagdawansyah Alqadri1, Hariyanto2,
I Nengah Agus Tripayana3, Mursini Jahiban4
1, 2, 3, 4Universitas Mataram
1
bagda_alqadri@unram.ac.id

ABSTRAK: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Rencana Pelaksanaan


Pembelajaran PPKn, (2) Pelaksanaan Pembelajaran PPKn, (3) evaluasi Pembelajaran
PPKn, dan (4) kesulitan yang dihadapi guru PPKn Kelas Inklusi dan solusinya di SMKN
5 Mataram. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan subyek
penelitian Guru PPKn kelas X dan XI. Informan penelitian terdiri atas kepala sekolah,
wakil kepala sekolah bidang kurikulum, dan perwakilan siswa kelas X, XI. Teknik
pengumpulan data adalah observasi, interview, dokumen, dan focus group discussion.
Data dianalisis melalui reduksi data, penyajian data, kesimpulan setelah data divalidasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada pembelajaran PPKn kelas inklusi di SMKN 5
Mataram: (1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran menggunakan pendekatan scientific,
model pembelajaran koperatif, problem based learning, (2) Pelaksanaan pembelajaran
pada Kelas X dilaksanakan dengan tahap diawali pertanyaan pemantik, penjelasan guru,
diskusi kelompok, browsing literasi, identifikasi masalah, analisis masalah, pengumpulan
data, analisi data, kesimpulan yang hasilnya dipresentasikan dalam kelas. Sedangkan guru
kelas XI melaksanakannya diawali dengan literasi mengamati video, diskusi kelompok,
analisis masalah, pengumulan data, menalar, kesimpulan, dan presentasi kelas, (3)
Evaluasi pembelajaran menggunakan test tulis atau lisan 50%, observasi skala sikap
30%, dan keterampilan produk 20%. (4) Kesulitan dan solusinya adalah beberapa siswa
malas solusinya himbauan persuasif untuk mengelola waktu, kesiapan belajaran siswa
rendah solusinya diberikan motivasi, monopoli pembicaraan oleh siswa pandai solusinya
memberi kesempatan siswa lainnya, kesulitan menjawab pertanyaan HOTS solusinya
dengan memberi arahan kata kunci, siswa berkebutuhan khusus minder dan menggangu
temannya solusinya mengingatkan agar saling menghargai dan melindungi dan
meningkatkan rasa percaya diri, siswa berkebutuhan khusus mengalami kesulitan
penjelasan lisan guru solusinya “speach to text”, budaya membaca rendah solusinya
meningkatkan minat baca. Rencana pelaksanaan pembelajaran PPKn kelas inklusi
menerapkan pembelajaran inovatif melalui pendekatan scientific, model pembelajaran
koperatif, dan problem based learning. Pelaksanaan pembelajaran menerapkan 5M
(Mengkaji masalah, Mengumpulkan data, Menalar melalui pembuktian, Menarik
kesimpulan, dan Menyajikan hasil diskusi di depan kelas) dan menerapkan L4C dan
pertanyaan HOTS sesuai tuntutan revolusi industi 4.0 dan abad 21.

KATA KUNCI: Pembelajaran, PPKn, Kelas Inklusi

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVII Nomor 1, April 2022 (halaman 044 - 052) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 45

ABSTRACT: This study aims to determine: (1) PPKn Learning Implementation Plan,
(2) PPKn Learning Implementation, (3) PPKn Learning evaluation, and (4) difficulties
faced by PPKn Inclusion Class teachers and their solutions at SMKN 5 Mataram. The
research method uses a qualitative approach with the research subjects of PPKn teachers
class X and XI. The research informants consisted of the principal, the vice principal for
curriculum, and representatives of students of classes X, XI. Data collection techniques
are observation, interviews, documents, and focus group discussions. The data is analyzed
through data reduction, data presentation, conclusions after the data is validated. The
results showed that in ppkn learning inclusion classes at SMKN 5 Mataram: (1) Learning
Implementation Plan using a scientific approach, cooperative learning model, problem
based learning, (2) The implementation of learning in Class X is carried out with stages
starting with lighter questions, teacher explanations, group discussions, literacy browsing,
problem identification, problem analysis, data collection, data analysis, conclusions
whose results are presented in class. Meanwhile, class XI teachers carry it out starting
with literacy observing videos, group discussions, problem analysis, data collection,
reasoning, conclusions, and class presentations, (3) Evaluation of learning using 50%
written or oral tests, 30% attitude scale observation, and 20% product skills. (4) The
difficulties and solutions are that some students are lazy the solution is persuasive advice
to manage time, low student learning readiness the solution is given motivation,
monopoly of conversation by students is good at the solution gives other students a
chance, difficulty answering HOTS questions the solution is by giving keywords, students
with special needs minder and disturbing their friends the solution reminds to respect each
other and protect and increase self-confidence, students with special needs have difficulty
explaining the teacher's oral solution is "speach to text", the low reading culture of the
solution increases the interest in reading. The plan for implementing ppkn learning in the
inclusion class applies innovative learning through a scientific approach, cooperative
learning models, and problem-based learning. The implementation of learning applies 5M
(Assessing problems, Collecting data, Reasoning through proof, Drawing conclusions,
and Presenting the results of discussions in front of the class) and applying L4C and
HOTS questions according to the demands of the industrial revolution 4.0 and the 21st
century.

KEYWORDS: Learning, PPKn Subject, Inclusion Class

PENDAHULUAN siswa berkebutuhan khusus, dan (3)


Kelas yang isinya terdiri dari individu
Individu yang menempuh siswa normal dan juga individu siswa
pendidikan di sistem persekolahan dapat berkebutuhan khusus yang disebut
diklasifikasikan ke dalam dua kelompok dengan Kelas Inklusi.
kelas yaitu siswa normal dan siswa yang Ni’matuzahroh dan Yuni
berkebutuhan khusus. Namun dalam Nurhamidah ( 2016: v ) mengatakan
pengelompokan individu siswa ke dalam bahwa keberadaan individu berkebutuhan
kelas rombongan belajar secara garis khusus tidak bisa dipisahkan dengan
besar, ada tiga yaitu (1) Kelas yang isinya masyarakat karena mereka memiliki hak
terdiri dari individu siswa normal. (2) yang sama dengan individu normal
Kelas yang isinya terdiri dari individu lainnya, termasuk dalam hal pendidikan.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
46 ____Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas…, Bagdawansyah Alqadri, dkk

Hadirnya pendidikan inklusif merupakan Mataram dijabarkan menjadi Misi


sebuah strategi untuk mewujudkan sebagai berikut: (1) Menyiapkan sumber
pendidikan universal yang responsif daya tenaga pendidikan yang kompeten
terhadap beragam kebutuhan aktual anak dalam penyelenggaran pendidikan dan
dan masyarakat, terutama anak pembelajaran PPKn; (2)
berkebutuhan khusus. Hasil wawancara Mengembangkan sistem regulasi
dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang akademik dan kelembagaan pendidikan
Kurikulum yang sekaligus penanggung yang fungsional dalam penyelenggaraan
jawab Kelas Inklusi SMKN 5 Mataram pendidikan dan pembelajaran PPKn; (3)
dan Guru PPKn Kelas Inklusi Hari senin Menyelenggarakan pendidikan dan
tanggal 7 Pebruari 2021 diperoleh pembelajaran PPKn yang inovatif dan
informasi bahwa ada dua Kelas Inklusi kreatif dalam rangka membentukan
yakni Jurusan Desain Grafis dan Jurusan lulusan yang kompeten dan kompetitif;
Musik. (4) Menciptakan iklim akademik yang
Program Studi PPKn Fakultas kondusif dan kompetitif untuk
Keguruan dan Ilmu Pendidikan mendukung penyelenggaraan pendidikan
Universitas Mataram merupakan dan pembelajaran PPKn; (5)
Lembaga Pendidikan Tenaga Memfungsikan secara optimal sumber
Kependidikan yang berfungsi daya yang memiliki guna mendukung
menghasilkan Guru PPKn untuk jenjang penyelenggaraan dan proses pendidikan
SMP/ M.Ts dan SMA/ MA / SMK hanya dan pembelajaran PPKn; (6)
untuk melaksanakan tugas mengajar di Melaksanakan pendidikan dan
Kelas Normal dan tidak memberi bekal pembelajaran PPKn berbasis kearifan dan
berupa pengetahuan tentang mengajar keunggulan lokal; (7) Melaksanakan
Kelas Berkebutuhan Khusus, maupun penelitian dan pengabdian pada
Kelas Inklusi. Disisi lain mahasiswa juga masyarakat di bidang PPKn yang
tidak diberikan pengetahuan berkaitan berkualitas dan terpublikasi secara
dengan Pendidikan Inklusif. Sedangkan nasional dan internasional.
Program Studi PPKn Fakultas Keguruan Berdasarkan misi tersebut di atas,
Dan Ilmu Pendidikan Universitas maka penelitian terkait Kelas Inklusi baik
Mataram meniliki visi yang berbunyi: dosen maupun keterlibatan mahasiswa
Menghasilkan calon tenaga pendidik dan sangat penting untuk dilaksanakan
peneliti PPKn yang kompoten dan terutama terkait dengan penyiapan tenaga
kompetitif melalui pendidikan dan pengajar PPKn yang kompeten,
pembelajaran berbasis riset. Hal ini kompetitif, inovatif, kreatif berbasis
berarti alumni Program Studi PPKn kearifan dan keunggulan lokal yang
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan didukung dari hasil riset.
Universitas Mataram harus siap dan Dalam pendidikan kelas
kompeten untuk melaksanakan tugas inklusi diupayakan cara-cara yang lebih
mengajar pada Kelas Siswa Normal, realistik dan menyeluruh serta
Kelas Siswa Berkebutuhan Khusus, dan menghadapkan siswa berkebutuhan
Kelas Inklusi yaitu kelas yang terdiri atas khusus dalam situasi kehidupan nyata
gabungan siswa normal dan siswa dengan orang beragam orang normal
berkebutuhan khusus. Tentu saja dalam lingkungan sosial. Ni’matuzahroh
kesiapan ini harus didukung oleh hasil dan Yuni Nurhamida ( 2016: v - vi )
riset yang memadai. Selanjutnya Visi mengatakan bahwa dari berbagai hasil
Program Studi PPKn Fakultas Keguruan penelitian, pelaksanaan Kelas Inklusi
dan Ilmu Pendidikan Universitas memiliki banyak manfaat yang dirasakan

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVII Nomor 1, April 2022 (halaman 044 – 052) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 47

tidak hanya siswa berkebutuhan khusus, tersedianya Kelas Inklusi, maka siswa
tetapi juga bagi siswa normal. Manfaat yang berkebutuhan khusus dapat
bagi siswa berkebutuhan khusus dapat mengikuti pendidikan dengan baik karena
meningkatkan gambaran diri lebih positif tidak tersedianya Sekolah Luar Biasa
dan percaya diri serta keterampilan sosial yang dekat dengan tempat tinggal siswa
menjadi lebih baik karena sering dan orang tuanya. Dimana siswa
berinteraksi dengan teman-teman sebaya berkebutuhan khusus tidak boleh berada
yang normal, Selain itu siswa jauh dari orang tuanya.
berkebutuhan khusus akan memiliki Mata Pelajaran PPKn merupakan
perilaku yang sesuai di kelas dan prestasi mata pelajaran yang wajib ditempuh para
akademik yang setara dan bahkan kadang siswa dan sangat terkait dengan
kala lebih tinggi. Sedangkan siswa pembentukan karakter sebagai Warga
normal melalui Kelas Inklusi Negara Indonesia yang baik berdasarkan
memperoleh manfaat berupa tumbuhnya Pancasila dan UUD 1945 dalam suatu
kesadaran mengenai hakikat perbedaan Negara Kesatuan Republik Indonesia
manusia dan tumbuh kesadaran bahwa dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika.
siswa berkebutuhan khusus memiliki Berdasarkan latar belakang di
banyak kesamaan dengan mereka. atas, tulisan ini membahas tentang
PPKn sebagai mata pelajaran peningkatan kapasistas dengan
memiliki peran untuk menyadarkan bagaimana pembelajaran PPKn Kelas
semua warga negara mempunyai hak Inklusi SMKN 5 Mataram; yang
memperoleh pendidikan yang meliputi: (1) Rencana Pelaksanaan
berkualitas, baik siswa normal maupun Pembelajaran; (2) Pelaksanaan
siswa berkebutuhan khusus. Melalui Pembelajaran; (3) Evaluasi
Kelas Inklusi merupakan kebijakan Pembelajaran, kesulitan dan
pemerintah yang digulirkan untuk pemecahannya dalam pembelajaran
memberikan kesempatan kepada setiap PPKn Kelas Inklusi SMKN 5 Mataram.
siswa normal dan siswa berkebutuhan
khusus mendapatkan pendidikan di METODE
sekolah yang sama, seperti yang
dilaksanakan di SMKN 5 Mataram. Metode penelitian ini
Dimana SMKN 5 Mataram merupakan menggunakan pendekatan kualitatif
satu-satunya sekolah yang melaksanakan dengan jenis penelitian deskriptif.
Kelas Inklusi, oleh karena itu sangat Subyek penelitian adalah Guru PPKn
penting dijadikan Setting Penelitian. Kelas Inklusi X dan XI SMKN 5
Cita-cita yang mengemuka untuk Mataram. Adapun informan penelitian
memberikan pendidikan untuk semua terdiri atas Kepala Sekolah, Wakasek
(Education for All) akan terbelengkai, Bidang Kurikulum, dan perwakilan siswa
jika tidak ada upaya yang serius untuk kelas X, XI. Teknik pengumpulan data
mewujudkannya dengan melakukan menggunakan observasi, wawancara,
persiapan Sumber Daya Manusia Tenaga dokumen, dan focus discussion group.
Kependidikan yang kompeten, Selanjutnya data dianalisis dengan
profesional, sarana dan prasarana yang reduksi data, display data, menarik
memadai serta tekad baik untuk kesimpulan setelah data divalidasi.
merealisasi kesempatan siswa
berkebutuhan khusus belajar bersama
dalam satu kelas dengan siswa normal
dalam kerangka Kelas Inklusi. Dengan

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
48 ____Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas…, Bagdawansyah Alqadri, dkk

HASIL DAN PEMBAHASAN mengakomodasi pembelajaran inovatif,


pembelajaran koperatif, pembelajaran
Sebagaimana telah diketahui berbasis masalah, 5 M, L4C, dan
bahwa pembelajaran PPKn dapat terjadi pertanyaan yang digunakan termasuk
di kelas siswa normal, siswa anak pertanya HOTS (High Order Thinking
berkebutuhan khusus, dan kelas inklusi Skill).
yang terdiri atas siswa normal dan siswa
anak berkebutuhan khusus. Hal ini Pelaksanaan Pembelajaran PPKn
mestinya juga diawali dengan Rencana Kelas Inklusi SMKN 5 Mataram
Pelaksanaan Pembelajaran PPKn untuk
kelas siswa normal, siswa anak Pelaksaan pembelajaran PPKn
berkebutuhan khusus, dan untuk siswa kelas inklusi SMKN 5 Mataram termasuk
kelas inklusi. Hal ini penting mendapat proses pembelajaran bermutu. Hal ini
perhatian Guru PPKn, karena terkait dapat diketahui dari skenario
dengan pertanyaan, tugas, penggunaan pembelajaran yang dilaksanakan.
bahasa, dan partisipasi siswa Anak Kegiatan inti diwali dengan literasi
Berkebutuhan Khusus untuk dapat eksis berupa membaca wacana dan pertanyaan
dalam proses pembelajaran. Hal ini sesuai pemantik. Disisi lain Guru telah
dengan teori belajar Tyler dalam Lapono melaksanakan interaksi pembelajaran
dkk ( 2010; 1 – 29 ) yang menyarankan yang optimal dengan memberi peluang
kepada guru terkait dengan (1) Memberi terjadinya interaksi antara guru dengan
kesempatan kepada peserta didik untuk siswa, siswa dengan siswa, dan antara
mengemukakan gagasan dengan guru, siswa dengan alat bantu
bahasanya sendiri, (2) Memberi pembelajaran dan media pembelajaran.
kesempatan kepada siswa untuk berpikir Hal ini sesuai dengan prinsip pelaksanaan
tentang pengalamannya, sehingga pembelajaran yang berpusat pada siswa,
menjadi lebih kreatif dan imajinatif, (3) guru berperan sebagai fasilitator dan
Memberi kesempatan kepada peserta pamong, mengakomodasi siswa Anak
didik untuk mencoba gagasan baru, (4) Berkebutuhan Khusus. Proses
Memberi pengalaman belajar yang pembelajaran juga mengaktifkan peserta
berhubungan dengan gagasan yang yang didik dengan membaca wacana dan
telah dimilikinya, (5) Mendorong peserta mengajukan pertanyaan pemantik.
didik untuk memikirkan perubahan Pelaksanaan pembelajaran PPKn
gagasan mereka, dan (6) Menciptakan kelas inklusi SMKN 5 Mataram telah
lingkungan belajar yang kondusif. mengimplementasi 5 M (mMengkaji
Berdasarkan dokumen Rencana masalah, Mengumpulkan data, Menalar
Pelaksanaan Pembelajaran PPKn kelas melalui pembuktian, Menarik
inklusi SMKN 5 Mataram baik kelas X kesimpulan, dan Menyampaikan hasil
dan XI, dapat dipahami bahwa telah diskusi dengan presentasi kelompok.
melaksanakan pripsip pembelajaran Pada saat yang sama juga menerapkan
PPKn yang bermutu, pembelajaran L4C (Literasi, Critical thinking,
inovatif, menggunakan pendekatan Collaborative, Communication, dan
scientific, sesuai tuntutan revolusi Creative). Hal ini sesuai dengan
industri 4.0, dan abad 21.Pelaksanaan pendapatnya Mulyasa (2007) bahwa
pembelajaran PPKn harus juga mengikuti pelaksanaan pembelajaran PPKn
perkembangan tuntutan abad 21 dan menjadikan siswa mampu berpikir kritis,
revolusi industry 4.0 yang menghendaki rasional, dan kratif dalam menanggapi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang persoalan hidup. Siswa berpartisipasi

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVII Nomor 1, April 2022 (halaman 044 – 052) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 49

aktif dan bertanggung jawab dengan keterampilan digunakan penilaian produk


membentuk kelompok dengan anggota 3 proyek dan lembar observasi pada
orang sampai 5 orang, serta memberi pelaksanaan diskusi dan presentasi
peluang peserta didik untuk dengan bobot 20%. Menyadari bahwa
memanfaatkan teknologi informasi dan siswa Anak Berkebutuhan Khusus lebih
komunikasi dengan baik. Pada kelas potensial pada aspek keterampilan, maka
inklusi, Guru PPKn memberikan layanan bobot untuk siswa normal dengan siswa
yang baik terhadap siswa normal mapun anak berkebutuhan khusus, sebaiknya
siswa Anak Berkebutuhan Khusus. tidak disamakan dan bobotnya perlu
Namun demikian Guru PPKn secara ditinjau kembali. Sesuai namanya
khusus melayani siswa Anak sekolah kejuruan, maka aspek
Berkebutuhan Khusus dengan keterampilan sebaiknya di beri bobot
penggunaan bahasa isyarat dan symbol persentase yang lebih tinggi. Misalnya
non verbal yang mudah dipahami, serta untuk aspek pengetahuan bobotnya 40%,
menggunakan bahasa dengan kalimat aspek religius dan sosial bobotnya 20%,
yang sederhana. Hal ini berarti Guru dan aspek keterampilan bobotnya 40%.
PPKn telah memberikan hak yang sama Dengan adanya pengakuan bobot yang
kepada semua peserta didik untuk lebih menghargai potensi keterampilan
mendapatkan kualitas pembelajaran yang terutama anak berkebutuhan khusus akan
sama pula. Hal ini sesuai dengan dapat memberi peningkatan motivasi
pendapat Stubbs 2002 dalam belajar dan kepercayaan dirinya.
Nu’matuzahroh dan Yuni Nurhamidah Disamping itu dengan tersedianya
yang menyatakan bahwa kelas inklusi layanan pembelajaran remedial, akan
merupakan strategi untuk mewujudkan memberi peluang lebih besar bagi Anak
pendidikan universal. Semua siswa baik Berkebutuhan Khusus untuk mampu
siswa normal maupun anak berkebutuhan mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
khusus mendapat hak belajar dan prisip yang ditetapkan oleh Guru PPKn kelas
dasar tidak melakukan diskriminatif inklusi SMKN 5 Mataram
tanpa memandang perbedaan yang
mungkin ada pada mereka. Kesulitan dan Cara Pemecahannya
Pembelajaran PPKn Kelas Inklusi
Evaluasi Pembelajaran PPKn Kelas SMKN Mataram
Inklusi SMKN 5 Mataram
Kesulitan yang dihadapi oleh
Evaluasi pembelajaran harus Guru PPkn kelas inklusi SMKN 5
mengukur secara holistik, baik aspek Mataram, tentunya lebih rumit
pengetahuan, sikap religious, sikap dibandingkan mengajar di kelas yang
sosial, dan keterampilan sebagaimana siswa termasuk siswa normal.
tuntutan Kurikulum PPKn 2013. Hal ini Pembelajaran PPKn di SMKN 5
telah dilaksanakan oleh Guru PPKn kelas Mataram termasuk Model Inklusi
Inklusi SMKN 5 Mataram. Aspek sebagaimana pendapat Hallhan dan
pengetahuan diukur dengan instrument Kaufman (2006) yang menegaskan
test lisan dan atau test tertulis dengan bahwa hal mendasar yang harus
bobot 50%. Aspek religious dan aspek mendapat perhatian guru agar dapat
sosial digunakan lembar observasi berlangsung dengan baik. Beberapa hal
dengan skala sikap dan dokumen tersebut di antaranya: (1) Tidak melabel
kehadiran, serta pelaksanaan diskusi anak berkebutuhan khusus sebagai
dengan bobot 30%. Sedangkan aspek sesuatu yang membahayakan, (2)

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
50 ____Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas…, Bagdawansyah Alqadri, dkk

Mengubah pandangan dan hati untuk hambatan dalam proses pembelajaran


menerima perbedaan, reorientasi yang terkait anak berkebutuhan khusus sesuai
berkaitan dengan assesmen, metode dengan ketunaannya. Dengan demikian
pembelajaran, dan manajemen kelas Guru PPKn Kelas Inklusi SMKN 5
termasuk penyesuaian lingkungan, (3) Mataram dituntut mampu berkomunikasi
Model inklusi tidak memerlukan dan berinteraksi dengan siswa Anak
redifinisi peran guru dan realokasi Berkebutuhan Khusus sesuai variasi
sumber daya manusia, (4) Menyediakan ketunaannya. Disisi lain guru harus
bantuan professional dan pelatihan guru, kreatif untuk mengurangi penggunaan
orang tua, untuk berbagi pengalaman, dan penjelasan guru dan mengurangi menulis
(5) Kurikulum dan evaluasi pembelajaran di papan tulis. Satu di antara kreativitas
fleksibel. guru adalah dengan membuat Buku Ajar
Sebagaimana tantangan terbesar yang dapat mengurangi guru menjelaskan
Guru PPKn Kelas Inklusi SMKN 5 dan siswa Anak Berkebutuhan Khusus
Mataram di antaranya: (1) Menyamakan tidak terlalu tergantung pada keberadaan
kualitas proses, hasil, dan produk guru.
pembelajaran siswa normal dengan siswa Berdasarkan data yang diperoleh
anak berkebutuhan khusus, (2) dari Focus Group Discussion hal yang
Mengelola kelas agar terjadi interaksi perlu mendapat perhatian bagi Guru
yang harmonis antara siswa normal PPKn yang mengajar di kelas inklusi
dengan siswa Anak Berkebutuhan sebagai berikut:
Khusus, dan antara Guru, Siswa Anak a. Jenis siswa inklusi berbeda dan
Berkebutuhan Khusus, dan dengan bervariasi, oleh karena itu
Sumber Belajar, (4) Pemanfaatan Media membutuhkan penangan sesuai
Pembelajaran dan Alat Bantu dengan masing-masing individu anak
Pembelajaran serta sentuhan Teknologi berkebutuhan khusus.
Informasi Komunikasi untuk Kelas b. Guru sangat perlu menguasai bahasa
Inklusi. Pada dasarnya Guru PPKn Kelas isyarat dalam berkomunikasi dan
Inklusi SMKN 5 Mataram dalam budaya tulis dalam membimbing tuna
melayani siswa normal boleh dikatakan wicara.
tidak mengalami kesulitan berarti. c. Terkait dengan Tuna Rungu, Guru
Namun untuk melayani siswa Anak sangat memerlukan Alat Bantu
Berkebutuhan Khusus mengalami Pembelajaran dan Media
beberapa di antaranya: (1) Bahasa dalam Pembelajaran serta Speech To Texts.
berkomunikasi harus menggunakan d. Kalimat yang digunakan sedemikian
bahasa isyarat, symbol, dan kalimat yang rupa, sehingga anak berkebutuhan
digunakan harus sederhana, (2) Alat khusus mudah memamahminya.
Bantu Pembelajaran dan Media e. Memberi perhatian ekstra kepada anak
Pembelajaran serta Speak To Texts berkebutuhan khusus agar terjaga
sangat diperlukan untuk anak Tuna kepercayaan diri, motivasi belajar, dan
Rungu, (3) Perhatian ekstra kepada siswa terhindar dari perlakukaan bulying,
Anak Berkebutuhan Khusus agar terjaga sehingga tujuan pembelajaran tercapai
kepercayaan diri dan motivasi belajarnya, f. Mengingatkan siswa normal untuk
(4) Menyadarkan siswa normal untuk tetap menghargai, melindungi, dan
tetap menghargai, melindungi, dan menjaga anak berkebutuhan khusus
menjaga anak berkebutuhan khusus agar agar kondusivitas iklim belajar tetap
iklim belajar tetap kondusif, dan (5) Guru terjaga, terpelihara, dan terus dapat
harus mengidentifikasi kemungkinan ditingkatkan.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
Volume XVII Nomor 1, April 2022 (halaman 044 – 052) https://ojs.unm.ac.id/supremasi 51

g. Perlu memberikan kesempatan yang pulkan, Menyampaikan) Selain itu juga


lebih optimal kepada anak telah melaksanakan L4C (Literasi,
berkebutuhan khusus, agar dapat Critical Thinking, Collaborative,
meningkatkan kepercayaan diri bahwa Communication, Creative). Sebagaimana
dirinya punya potensi yang harus tuntutan Revolusi Industri 4.0 guru juga
dikembangkan. menerapkan HOTS ( Higher Order
h. Mengingat bahwa siswa berkebutuhan Thinking Skill ) melalui pertanyaan
khusus mempunyai hak yang sama analisis, sintesis, dan evaluasi dengan
dengan siswa normal untuk mendapat pertanyaan pemantik. (3) Evaluasi
pendidikan berkealitas demi pembelajaran yang dilaksanakan oleh
Education For All. guru PPKn kelas inklusi SMKN 5
i. Setiap guru harus menyadari bahwa Mataram menyangkut pengetahuan
pada waktu menjelaskan “bibir dan dengan penggunaan test tulis dan lisan (
mulut” sangat menjadi focus bobot 50%), sikap dengan skala sikap
pengamatan siswa berkebutuhan (bobot 30%, dan keterampilan dengan
khusus, terutama siswa tuna wicara produk dan rubrik pengamatan presentasi
dan perlu menguasai “Speack Texts” (bobot 20%). (4) Kesulitan yang dihadapi
j. Guru sebelum proses pembelajaran oleh Guru PPKn kelas inklusi SMKN 5
harus sudah memiliki identifikasi Mataram,terutama dalam melayani Anak
kemungkinan hambatan dalam proses BerkebutuhanKhusus yang bervariasi dan
pembelajaran terkait dengan anak harus dilayani secara individual. Guru
berkebutuhan khusus. diwajibkan harus menguasai bahasa
Dengan demikian dapat dipahami isyarat dan simbol yang dipahami anak,
bahwa Guru PPKn yang mengajar di dan bahasa yang dipergunakan harus
Kelas Inklusi sangat diperlukan juga sesederhana mungkin. Penggunaan Alat
membaca literature terkait Anak Bantu Pembelajaran dan Media
Berkebutuhan Khusus dan keterampilan Pembelajaran merupakan keharusan
penggunaan bahasa isyarat untuk untuk mengurangi penjelasan lisan guru
meningkatkan kualitas interaksi guru dan menulis di papan tulis yang
dengan siswa. memudahkan siswa belajar.
Rencana Pelaksanaan
PENUTUP Pembelajaran seharusnya dibuat secara
khusus untuk pembelajaran PPKn kelas
Berdasarkan hasil dan inklusi yang berbeda dengan kelas yang
pembahasan, bahwa (1) Rencana peserta didiknya normal semua. Perlu
Pelaksanaan pembelajaran PPKn Kelas dirancang pembelajaran setara dan
Inklusi SMKN 5 Mataram dirancang pembelajarn alternatif lain terhadap siswa
sesuai dengan Kurikulum PPKn 2013 yang termasuk Anak Berkebutuhan
dengan pendekatan scientif, strategi Khusus. Evaluasi terhadap Anak
pembelajaran discovery learning, model Berkebutuan Khusus harus dibedakan
pembelajaran koperatif dan model dengan siswa normal. Selain itu bobot
pembelajaran berbasis masalah, serta untuk aspek keterampilan anak
multi metode mengajar. (2) Pelaksanaan berkebutuhan khusus sebaiknya 35% -
pembelajaran PPKn kelas inklusi SMKN 40%, karena potensinya lebih terkait
5 Mataram telah menerapkan keterampilan.
pembelajaran inovatif dengan tahap Pengadaan Buku Ajar setiap
kegiatan inti 5M (Mengkaji, pokok bahasan yang terdiri atas: (1)
Mengumpulkan, Menalar, Menyim- Tinjauan Pokok Bahasan, (2) Tujuan

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369
52 ____Pembelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) Kelas…, Bagdawansyah Alqadri, dkk

Pembelajaran, (3) Indikator Pencapaian Winataputra Udin S. 2005. Materi Dan


Kompetensi, (4) Uraian Materi Pembelajaran PKN SD.
Pembelajaran yang rinci renik dengan Jakarta: Universitas Terbuka
bahasa yang sederhana mudah dipahami, Thousand Oaks, California:
(5) Rangkuman, dan (6) Latihan, Tugas, SAGE Publications, Inc.
Soal, (7) Daftar Referensi.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Undang Undang Dasar


Negara Kesatuan Republik
Indonesia Tahun 1945 Beserta
Amandemennya
Budiyanto. 2007. Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk SMA
Kelas XI. Jakarta: Penerbit
Erlangga
Mujtahid. 2011. Pengembangan Profesi
Guru. Malang: UIN MALIKI
PRESS
Ni’matuzahroh dan Nurhamida Yuni.
2016. Individu Berkebutuhan
Khusus Dan Pendidikan
Inklusif. Malang: Penerbit
Universitas Muhammadiyah
Malang
Purwanto Bambang Tri dan Sunardi.
2010. Membangun Wawasan
Kewarganegaraan 2 Untuk
Kelas XI SMA dan MA. Solo:
PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri
Ruminiati. 2007. Pengembangan
Pendidikan Kewarganegaraan
SD. Jakarta: Dirjen Dikti
Departemen Pendidikan
Nasional
Syarbaini Syahrial. 2014. Pendidikan
Kewarganegaraan Untuk
Perguruan Tinggi:
Implementasi Nilai-Nilai
Karakter Bangsa. Jakarta:
Penerbit Ghalia Indonesia
Wahab A Azis dan Winataputra Udin S.
2005. Pendidikan Pancasila
Dan Kewarganegaraan,
Jakarta: Penerbit Universitas
Terbuka.

p-ISSN 1412 – 517X


Supremasi: Jurnal Pemikiran dan Penelitian Ilmu-ilmu Sosial, Hukum, & Pengajarannya e-ISSN 2720 – 9369

Anda mungkin juga menyukai