Disusun Oleh:
2023
KATA PENGANTAR
Demikian makalah ini penulis buat, apabila terdapat kesalahan dalam penulisan, atau
pun adanya ketidaksesuaian materi yang penulis angkat pada makalah ini, penulis mohon
maaf. Penulis menerima kritik dan saran seluas-luasnya dari pembaca agar bisa membuat
karya makalah yang lebih baik pada kesempatan berikutnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................... ii
BAB I .............................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ......................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
BAB II ............................................................................................................................................ 3
PEMBAHASAN ............................................................................................................................ 3
A. Pengertian Supervisi .......................................................................................................... 3
BAB III......................................................................................................................................... 11
PENUTUP.................................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan ....................................................................................................................... 13
B. Saran ................................................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Namun, masih banyak kepala sekolah yang belum memahami pentingnya
supervisi kepemimpinan dan belum menerapkannya secara efektif. Oleh karena itu,
diperlukan upaya untuk meningkatkan pemahaman dan keterampilan kepala sekolah
dalam melakukan supervisi kepemimpinan. Diharapkan dengan meningkatkan
kualitas supervisi kepemimpinan kepala sekolah, kinerja kepala sekolah dapat
ditingkatkan sehingga dapat mengoptimalkan kinerja sekolah dan meningkatkan
kualitas pendidikan di Indonesia.
Dalam makalah ini, penulis akan membahas kompetensi yang harus dimiliki
kepala sekolah dalam meningkatkan kualitas kepemimpinan dan kualitas pendidikan
di sekolah. Penulis juga akan membahas tugas pengawas dalam kepemimpinan kepala
sekolah. Diharapkan makalah ini dapat memberikan kontribusi dalam mengetahui
kualitas pendidikan di Indonesia melalui pengembangan kepemimpinan kepala
sekolah yang lebih baik.
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Supervisi
Supervisi secara etimologi berasal dari kata “super” dan “vision” yang memiliki
arti melihat dan meninjau dari atas atau menilik dan menilai dari atas yang dilakukan
oleh pihak atasan terhadap aktivitas, kreativitas, dan kenerja bawahan.1 Istilah
supervisi berasal dari bahasa latin “supervideo”, artinya mengawasi atau menilai
kinerja bawahan.
Menurut Sutisna dikutip oleh Wahyudi bahwa secara umum supervision diberi arti
sama dengan direction atau pengawasan dan ada kecenderungan untuk membatasi
pemakaian istilah supervisor pada orang-orang yang berada dalam kedudukan yang
lebih bawah dalam hierarki manajemen.2 Supervisi terutama sebagai bantuan yang
berwujud layanan profesional yang dilakukan oleh kepala sekolah, penilik sekolah
dan pengawas serta supervisor lainnya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar,
maka banyak pakar yang memberikan batasan supervisi sebagai bantuan kepada staf
untuk mengembangkan situasi pembelajaran yang lebih baik.3
Supervisi merupakan suatu proses yang dirancang secara khusus untuk membantu
para guru dan supervisor agar dapat menggunakan pengetahuan dan keterampilannya
dalam memberikan layanan kepada orang tua peserta didik dan sekolah.
1
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006), Hlm.154.
2
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran ( Learning Organization)
(Bandung: CV Alfabeta, 2012), hlm. 97.
3
Sujatmiko, Pendekatan Supervisi Pendidikan (Bandung: Rosda karya, 2013).
3
Supervisi tidak hanya membantu guru dalam meningkatkan kemampuan
mengajar, tapi juga menambah pengetahuan bagi supervisor secara sinergi
menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif. Jhones dikutip oleh Wahyudi
menjelaskan bahwa supervisi merupakan yang tidak terpisahkan dari seluruh proses
administrasi pendidikan yang ditujukan terutama untuk mengembangkan efektivitas
kinerja personalia sekolah yang berhubungan dengan tugas-tugas utama pendidikan.
Supervisi menitik beratkan pada perbaikan dan pengembangan kinerja guru yang
langsung menangani peserta didik.4
Salah satu amanat ketetapan amanat MPR RI Nomor IV tahun 1999 tentang Garis-
Garis Besar Haluan Negara (GBHN), bahwa meningkatkan kemampuan akademik
dan profesional serta meningkatkan jaminan kesejahteraan tenaga kependidikan
sehingga tenaga pendidik mampu berfungsi secara optimal terutama dalam
peningkatan pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat mengembalikan wibawa
lembaga dan tenaga kependidikan.6
4
Wahyudi, Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran ( Learning Organization).
5
Ibid., hlm.99.
6
GBHN Tap MPR No. IV/MPR/1999, Bagian Pendidikan, 2 (Jakarta: Sinar Grafika, 2002).
4
dan Staf administrasi). Hal ini dilakukan untuk meningkatkan profesionalisme guru
dalam mengajar.
1. Kepribadian
1.1. Berakhlak mulia mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia, dan
menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas di sekolah/madrasah.
1.2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
1.3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai kepala
sekolah/madrasah.
1.4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
1.5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan sebagai
kepala sekolah/ madrasah.
1.6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
2. Manajerial
2.1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkatan
perencanaan.
2.2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai dengan kebutuhan.
2.3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber daya
sekolah/ madrasah secara optimal.
2.4. Mengelola perubahan dan pengembangan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
2.5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
2.6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumber daya
manusia secara optimal.
2.7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
2.8. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/
madrasah.
5
2.9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru, dan
penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
2.10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran
sesuai dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
2.11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
2.12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/ madrasah.
2.13. Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah/madrasah.
2.14. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan.
2.15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
2.16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
3. Kewirausahaan
3.1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah.
3.2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
3.3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
3.4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
3.5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
4. Supervisi
4.1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
4.2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
6
4.3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
5. Sosial
5.1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah/madrasah.
5.2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
5.3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor, seperti kurangnya pelatihan dan
pengembangan profesionalisme bagi calon kepala sekolah, kurangnya pengawasan
dan evaluasi dari pihak terkait, serta kurangnya sumber daya yang memadai untuk
mendukung pengembangan kompetensi kepala sekolah.
Oleh karena itu, pelatihan khusus bagi calon kepala sekolah dapat menjadi salah
satu solusi untuk meningkatkan kompetensi kepala sekolah di Indonesia. Pelatihan
tersebut dapat meliputi berbagai aspek, seperti kepemimpinan, manajemen,
kewirausahaan, supervisi, dan kompetensi sosial. Pelatihan ini dapat dilakukan
melalui berbagai program pelatihan dan pengembangan profesional yang
diselenggarakan oleh lembaga-lembaga pendidikan dan organisasi-organisasi terkait.
Selain itu, pihak terkait seperti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dinas
pendidikan daerah, dan lembaga-lembaga pendidikan juga dapat melakukan
pengawasan dan evaluasi terhadap kinerja kepala sekolah untuk memastikan bahwa
standar kompetensi kepala sekolah telah terpenuhi. Hal ini dapat membantu
meningkatkan kualitas kepemimpinan dan kinerja kepala sekolah secara keseluruhan,
yang pada akhirnya dapat berdampak positif terhadap kualitas pendidikan di
Indonesia.
7
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja Guru, Kepala Sekolah, dan
Pengawas Sekolah.
Kepala Sekolah adalah Guru yang diberi tugas untuk memimpin dan mengelola
Taman Kanak-Kanak/Taman Kanak-Kanak Luar Biasa (TK/TKLB) atau bentuk lain
yang sederajat, Sekolah Dasar/Sekolah Dasar Luar Biasa (SD/
SDLB) atau bentuk lain yang sederajat, Sekolah Menengah Pertama/Sekolah
Menengah Pertama Luar Biasa (SMP/SMPLB) atau bentuk lain yang sederajat,
Sekolah Menengah Atas/Sekolah Menengah Kejuruan/Sekolah Menengah Atas Luar
Biasa (SMA/SMK/SMALB) atau bentuk lain yang sederajat, atau Sekolah Indonesia
di Luar Negeri (SILN), pasal 9 memuat beban kerja kepala sekolah sepenuhnya untuk
melaksanakan tugas manajerial, pengembangan kewirausahaan, supervisi kepada guru
dan tenaga kependidikan. Sedangkan pengawas sekolah adalah guru pegawai negeri
sipil (PNS) yang diangkat dalam jabatan pengawas satuan pendidikan, beban kerja
pengawas sekolah adalah melaksanakan tugas pengawasan, pembimbingan, dan
pelatihan profesional terhadap kepala sekolah/Guru.
Dalam peraturan Menteri tersebut terbagi 3 jabatan Pengawas yaitu, pengawas
muda, pengawas madya, dan pengawas utama. Adapun rincian tugas jabatan
pengawas tersebut sebagai berikut:
1. Pengawas Muda
a. Menyusun program pengawasan.
b. Melaksanakan pembinaan Guru dan Kepala Sekolah.
c. Memantau pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan dan standar penilaian pendidikan.
d. Melaksanakan penilaian kinerja Guru dan Kepala Sekolah.
e. Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah
binaan.
f. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota
atau provinsi.
g. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional Guru dan Kepala
Sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya.
8
h. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan Kepala
Sekolah.
2. Pengawas Madya
a. Menyusun program pengawasan.
b. Melaksanakan pembinaan Guru dan/atau Kepala Sekolah.
c. Memantau pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
d. Melaksanakan penilaian kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah.
e. Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah
binaan.
f. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota
atau provinsi.
g. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional Guru dan Kepala
Sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya.
h. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional bagi Guru dan Kepala
Sekolah.
i. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan Kepala Sekolah dalam menyusun
program sekolah, rencana kerja, pengawasan dan evaluasi, kepemimpinan
sekolah, dan sistem informasi dan manajemen.
j. Mengevaluasi hasil pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan Kepala
Sekolah.
3. Pengawas Utama
a. Menyusun program pengawasan
b. Melaksanakan pembinaan Guru dan/atau Kepala Sekolah
c. Memantau pelaksanaan Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang meliputi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan.
d. Melaksanakan penilaian kinerja Guru dan/atau Kepala Sekolah.
e. Melaksanakan evaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan pada sekolah
binaan.
9
f. Mengevaluasi hasil pelaksanaan program pengawasan tingkat kabupaten/kota
atau provinsi.
g. Menyusun program pembimbingan dan pelatihan professional Guru dan Kepala
Sekolah di KKG/MGMP/MGP dan/atau KKKS/MKKS dan sejenisnya.
h. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan Kepala
Sekolah.
i. Membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam
melaksanakan tugas pokok.
j. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan Kepala
Sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan.
k. Membimbing pengawas sekolah muda dan pengawas sekolah madya dalam
melaksanakan tugas pokok; dan
l. Melaksanakan pembimbingan dan pelatihan profesional Guru dan Kepala
Sekolah dalam pelaksanaan penelitian tindakan.
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22 tahun 2016 tentang
standar proses, disebutkan bahwa untuk menunjang keberhasilan proses pembelajaran
disekolah, perlu adanya pengawasan proses pembelajaran. Pengawasan proses
pembelajaran dilakukan melalui kegiatan pemantauan, supervisi, evaluasi, pelaporan,
serta tindak lanjut secara berkala dan berkelanjutan7.
Hal ini senada dengan temuan Dalimunthe bahwa kenyataan hampir 80% kepala
sekolah belum merealisasikan fungsi supervisi akademik. Beberapa gejala yang dapat
dilihat oleh pengawas sekolah antara lain: kepala sekolah tidak dapat menunjukkan
bukti fisik pelaksanaan supervisi akademik, dan kepala sekolah enggan sekali
melakukan supervisi.
Banyak kepala sekolah yang belum dapat bisa melakukan supervisi akademik
sesuai dengan pelaksanaan supervisi yang benar, yaitu membantu guru mengatasi
permasalahan masalah pembelajaran. Kepala sekolah juga tidak memiliki program
supervisi akademik yang semestinya sudah disusun di awal tahun ajaran baru, kurang
terampil melakukan supervisi akademik dan tindak lanjutnya, di samping itu guru
merasa canggung dan takut untuk disupervisi. Keadaan ini tidak diatasi sehingga
kegiatan supervisi akademik tidak dilaksanakan.
7
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Permendikbud, 2016, Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah, Jakarta: Kemendikbud.
10
Demikian strategisnya peran dari kepala sekolah dalam keberhasilan proses
pendidikan, oleh karenanya kepala sekolah perlu mendapat arahan, bimbingan dan
pembinaan melalui upaya supervisi manajerial pengawas sekolah. menurut Sudjana
bahwa pembinaan dan peningkatan kompetensi kepala sekolah merupakan bagian
terpenting dari supervisi manajerial yang dilaksanakan oleh pengawas sekolah.
Supervisi manajerial dilaksanakan oleh pengawas sekolah sebagai supervisor
pendidikan kepada kepala sekolah bertujuan juga untuk meningkatkan kemampuan
kepala sekolah dalam melaksanakan tugas pokok, fungsi dan tanggung jawabnya.
D. Supervisi Manajerial
11
5. Evaluasi dan pemantauan: Pengawas melakukan evaluasi terhadap kinerja manajerial
secara berkala. Evaluasi ini melibatkan analisis terhadap pencapaian tujuan,
penggunaan sumber daya, efisiensi operasional, dan kemajuan dalam mencapai hasil.
Pemantauan yang berkelanjutan memungkinkan identifikasi masalah atau kelemahan
yang mungkin timbul dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan.
12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
13
DAFTAR PUSTAKA
Ara Hidayat and Imam Machali. Pengelolaan Pendidikan. Yogyakarta: Kaukaba, 2012.
Binti Maunah. Supervisi Pendidikan Islam (Teori Dan Praktek). Yogyakarta: Teras, 2009.
Daryanto. Administrasi Pendidikan. Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005.
GBHN Tap MPR No. IV/MPR/1999. Bagian Pendidikan. 2. Jakarta: Sinar Grafika, 2002.
Glickman, Carl. Development Supervision. Virginia, Alexandria: ASCD, 1981.
———. Glickman, Supervision and Instructional Leadership: A Developmental Approach,
1981.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional, Permendikbud, 2016, Standar Proses Pendidikan
Dasar dan Menengah, Jakarta: Kemendikbud.
Machali, Imam, and Ara Hidayat. The Handbook of Education Management: Teori Dan
Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah Di Indonesia. Jakarta: Prenadamedia Grup,
2016.
Masaong, Abdul Kadim. Supervisi Pembelajaran Dan Pengembangan Kapasitas Guru.
Bandung: Alfabeta, 2013.
Mulyadi and Fahriana. Supervisi Akademik (Konsep, Teori, Model Perencanaan, Dan
Implikasinya). Malang: Madani, 2018.
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2006.
Sahertian, Piet. Prinsip Dan Teknik Supervisi Pendidikan. Surabaya: Usaha Offset Printing,
1994.
Sahertian, Piet, and Sahertian Allaida. Supervisi Pendidikan Dalam Rangka Program
Inservice Education. Jakarta: Rineka Cipta, 1992.
Sir James Marks, Emery Stoops, and Joyce King-Stoops. Handsbook of Educational
Supervision: A Guide for Practitioner. New York: Allyn Bacon, 1985.
Sonia, Nur Rahmi. “Implementasi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Simdik) Dalam
Meningkatkan Mutu Pendidikan Di Madrasah Aliyah Negeri 2 Ponorogo.” Southeast
Asian Journal of Islamic Education Management 1, no. 1 (2020): 94–104.
Sri Banun Muslim. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru.
Bandung: Alfabeta, 2010.
Sujatmiko. Pendekatan Supervisi Pendidikan. Bandung: Rosda karya, 2013.
Sykur, Fatah. Rekontruksi Supervisi Pendidikan Islam. Semarang: Karya Abadi Jaya, 2015.
Wahyudi. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam Organisasi Pembelajaran ( Learning
Organization). Bandung: CV Alfabeta, 2012.