Anda di halaman 1dari 4

EVIDENCE BASED MEDIINE

Nama : SYANTI SILALIN ANGWARMASSE - 202383182

STROKE PADA REMAJA : SEBUAH STUDI KASUS KLINIK

Remaja berusia 15 tahun dirawat di rumah sakit dengan gejala awal kaki kiri tidak dapat
digerakkan setelah bangun tidur. Sebelum dibawa untuk rawat inap satu hari sebelumnya pasien
mengeluh kesemutan di bagian telapak kaki sampai batas mata kaki akan tetapi tidak
dihiraukan. Keluhan muncul karena pasien habis berolah raga satu hari sebelumnya.
Berdasarkan pemeriksaan awal dokter UGD pasien tidak bisa mengangkat kaki sebelah kirinya
sama sekali dibandingkan dengan kaki kanan, sedangkan ekstermitas atas tanga kiri mengalami
sedikit kelemahan dan tangan kanannya dapat mengangkat secara maksimal. Beberapa therapi
yang diberikan ke pada pasien antara lain citicoline dan piracetam

SEORANG PRIA 50 TAHUN DENGAN STROKE HEMORAGIK

Seorang laki-laki berumur 50 tahun datang keluhan tangan dan tungkai kiri tidak dapat digerakkan
disertai penurunan kesadaran ±2 jam SMRS. Pasien juga mengalami penurunan kesadaran secara
mendadak. Keluhan seperti ini baru pertama kalinya dialami setelah pasien beraktivitas di kantor.
Setelah di periksa, Pasien di diagnosis memiliki riwayat hipertensi tak terkontrol selama 2 tahun.
Kemudian, pasien diberikan pengobatan spesifik berupa asam traneksamat 1gr/8jam sebagai anti
fibrinolysis dan mencegah terjadinya edem otak dan timbulnya kejang dengan kortikosteroid,
gliserol atau manitol untuk edema, dan valium i.v. pelan-pelan terhadap kejang-kejang dan juga
resusitasi cairan berupa infusan ringer laktat

BERDASARKAN LANGKAH – LANGKAH EDM (PICO)


 Pasien :
- Juvenile Stroke pada anak laki – laki usia 15 tahun
- Hemorhage Stroke pada Pria Usia 50 tahun

Intervensi :
 Kasus 1
- Kaki kiri tidak dapat digerakkan setelah bangun tidur
- Pasien mengeluh kesemutan di bagian telapak kaki sampai batas mata kaki
 Kasus 2
- Tangan dan tungkai kiri tidak dapat digerakkan
- Penurunan kesadaran secara mendadak.

 Comparison :
- Kasus 1 : Pasien mengalami gejala satu hari sesudah berolahraga dan diberikan terapi
citicoline dan piracetam
- Kasus 2 : Pasien di diagnosis stroke hemoragic, memiliki riwayat hipertensi tak
terkontrol selama 2 tahun dan diberikan pengobatan spesifik berupa asam traneksamat
1gr/8jam
 Outcome :
- Kasus 1
Pengurangan gejala dengan menggunakan cara yang cepat dan tepat.
- Kasus 2
Sebagai anti Fibrinolysis dan mencegah terjadinya edem otak dan timbulnya kejang
dengan kortikosteroid, gliserol atau manitol untuk edema, dan valium i.v. pelan-pelan
terhadap kejang-kejang dan juga resusitasi cairan berupa infusan ringer laktat.
Prognosis cara penanganan yang tepat dan efiesien untuk memenuhi golden period
juvenile stroke

PERTANYAAN KLINIS
Apakah ada cara yang lebih efektif dan efisiensi dalam proses penyembuhan stroke
terutama stroke pada remaja

JUDUL 1. Stroke Pada Remaja : Sebuah Studi Kasus


Klinik
2. Lelaki 50 Tahun dengan Stroke Hemoragik
PENULIS - Fitri Pribadiani*, Meira Erawati,Fitria
Handayan
-
JURNAL PENERBIT - Jurnal Keperawatan, Volume 4
-
TAHUN PENERBIT - 2023
METODE PENDEKATAN PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode studi kasus klinis
HASIL PENELITIAN Hasil studi kasus yang telah kita bahas penanganan
tepat pada stroke menentukan angka harapan hidup
dan meminimalkan keacacatan fisik, karena mengingat
pasien masih muda sehingga masa depan nya masih
panjang. Penanganan tepat 4-6 jam pertamaatau yang
sering disebut golden time periodsangat menentukan
serta terapi dan tindakan keperawatan yang tepat akan
sangat membantu. Lebih tepat nya cepat dan tepat
penangana stroke akan semakin memperkecil
kecacatan. Tindakan keperawatan memposisikan
kepala 30 derajat sangat membantu dan melatihan
anggota gerak tubuh secara bertahap harus diajarkan
supaya mempercepat pemulihan anggota gerak ini
yang sering kita sebut sebagai ROM ( Ring Of Motion )

Stroke hemoragik adalah pembuluh darah otak yang


pecah sehinggamenghambat aliran darah yang normaldan
darah merembes ke dalam suatu daerah di otak dan
kemudian merusaknya. Pada laporan kasus ini didapatkan
Seorang laki-laki berumur 50 tahun dating keluhan
tangan dan tungkai kiri tidak dapat digerakkan disertai
penurunan kesadaran ±2 jam sebelummasuk rumah
Sakit (SMRS). Pasien juga mengalami penurunan
kesadaran secara mendadak. Pada pemeriksaan fisik
ditemukan adanya hemiparese kiri, GCS 8 (E2V2M4),
wajah simetris, Vital sign didapatkan: tekanan darah
180/100 mmHg, frekuensi nadi 80 x/mnt,pernafasan 20
x/mnt, suhu ubuh 37 oC, dan muntah (+). Pasien memiliki
riwayat hipertensi tak terkontrol selama 2 tahun. Pasien
ini didiagnosis stroke hemoragik. Pasien diberikan terapi
berupa manitol dan Kalnex.

SUMBER BUKTI

 http://journal.stikeskendal.ac.id/index.php/Keperawatan

VALIDASI

- Populasi/Pasien :

Kasus stroke pada remaja saat ini jarang di temui. Factor pencetus stroke pada remaja
belum bisa di tentukan secara pasti karena gejala yang tidak begitu nampak akan tetapi
dengan study kasus ini tenaga Kesehatan mampu mencermati hal-hal apa yang perlu di
perhatikan(Sutejo et al., 2023). Dari hasil study kasus saat ini bahwa ada beberapa
therapi yang diberikan ke pada pasien antara lain citicoline dan piracetam. sedangkan
untuk Stroke Hemoragik, Pengobatan untuk stroke hemoragik dibagi dalam
pengobatan umum dan pengobatan spesifik. si/percernaan dan nutrisi jangan
diabaikan. PengobatanSpesifik meliputi pengobatan kausal

- Intervensi :
- Kasus 1 : Penanganan stroke pada remaja harus tepat dan cepat sehingga capaian yang
akan di capai dapat terlampaui dengan baik. Gejala yang tidak tampak jelas oleh
tenaga kesehatan membuat tenaga kesehatan lebih teliti lagi dengan gejala-gejala yang
akan muncul sehingga dapat menghambat kerusakan jaringan otak dan mengurangi
efek kecacatan pada penderita pasca stroke

Kasus 2 : Dari pemeriksaan neurologis didapatkan : Brudzinsky 1,2 (-), reflek fisiologis
ka +/ki-, dan reflek patologis -/-. Pada skoring menggunakan algoritma gajah mada
pasien mengarah ke stroke hemoragik. Pada pemeriksaan CT-Scan didapatkan kesan
intraventricular hemorhagic. Pasien memiliki riwayat hipertensi tak terkontrol selama
2 tahun. Pasien diberikan terapi berupa manitol dan Kalnex.

- Hasil :

Kasus 1 : Dapat memperlancar peredaran darah sedangkan piracetam juga mempunya


fungsi hampir sama yaitu memperlancar aliran darah serta mengobati gangguan gerak
pada pasien stroke
Kasus 2 : Dapat sebagai anti Fibrinolysis dan mencegah terjadinya edem otak dan
timbulnya kejang dengan kortikosteroid, gliserol atau manitol untuk edema, dan valium
i.v. pelan-pelan terhadap kejang-kejang dan juga resusitasi cairan berupa infusan ringer
laktat.
PERSAMAAN DAN PERBEDAAN

 Persamaannya
o Kedua penyakit tersebut memiliki gejala umum yang sama yaitu salah satu
anggota tubuh tidak dapat digerakkan (mati rasa)
 Perbedaannya
o Memiliki metode penyembuhan yang berbeda
o Gejala yang dialami pada kasus satu belum terlalu mendetail karena jarang
kasusnya. Berbanding terbalik dengan kasus kedua yang sudah banyak di
masyarakat

Anda mungkin juga menyukai