Anda di halaman 1dari 7

KARYA ILMIAH POPULER

Diversity dan Inklusi di Kalangan Mahasiswa FKG: Membangun Lingkungan Kampus


yang Beragam

Disusun Oleh:
Viona eka sefnanta
2211412014
Kedokteran Gigi

Dosen Pengampu:
Drs. M. Yusuf, M.Hum

MKWU BAHASA INDONESIA


UNIVERSITAS ANDALAS
2023
Pendahuluan

Diversity dan inklusi adalah dua konsep yang saling berkaitan dan penting untuk
diterapkan di lingkungan pendidikan tinggi, termasuk di kalangan mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi (FKG). Diversity mengacu pada pengakuan dan penghormatan terhadap
perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu, seperti latar belakang budaya, agama,
etnis, gender, orientasi seksual, disabilitas, dan lain-lain. Inklusi mengacu pada upaya untuk
menciptakan lingkungan yang kondusif dan menyenangkan bagi semua anggota komunitas
akademik, tanpa membedakan atau mendiskriminasikan siapa pun1. Tujuan dari diversity dan
inklusi adalah untuk membangun lingkungan kampus yang beragam, harmonis, toleran, dan
saling menghargai.

Diversity dan inklusi di kalangan mahasiswa FKG memiliki beberapa manfaat, antara
lain: meningkatkan kualitas pembelajaran dan pengajaran, memperkaya pengalaman belajar
dan berinteraksi dengan orang-orang yang berbeda, menumbuhkan sikap terbuka dan kritis
terhadap isu-isu sosial dan global, mempersiapkan diri untuk bekerja di dunia yang
multikultural dan multietnis, serta meningkatkan kesejahteraan psikologis dan sosial2.
Namun demikian, diversity dan inklusi juga menghadapi beberapa tantangan, antara lain:
adanya stereotip, prasangka, dan diskriminasi yang masih melekat di masyarakat, kurangnya
kesadaran dan pengetahuan tentang perbedaan-perbedaan yang ada di antara individu,
kurangnya dukungan dan fasilitas dari pihak kampus untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa
yang berbeda, serta kurangnya komitmen dan partisipasi dari semua pihak untuk mewujudkan
lingkungan kampus yang inklusif3.

Oleh karena itu, esai ini akan membahas tentang diversity dan inklusi di kalangan
mahasiswa FKG dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
diversity dan inklusi di lingkungan kampus, mengukur tingkat diversity dan inklusi di
kalangan mahasiswa FKG, serta memberikan rekomendasi-rekomendasi untuk meningkatkan
diversity dan inklusi di kalangan mahasiswa FKG. Esai ini terdiri dari tiga bagian utama:
bagian pertama akan menjelaskan konsep-konsep dasar tentang diversity dan inklusi serta
relevansinya dengan pendidikan tinggi; bagian kedua akan menguraikan hasil penelitian
tentang diversity dan inklusi di kalangan mahasiswa FKG; bagian ketiga akan menyajikan
simpulan dan saran-saran untuk memperbaiki kondisi diversity dan inklusi di kalangan
mahasiswa FKG. Esai ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu
pengetahuan serta peningkatan kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.
Isi

Diversity dan inklusi merupakan konsep yang saling berhubungan dan sangat penting
dalam lingkungan pendidikan tinggi, termasuk di antara mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi
(FKG). Diversity merujuk pada pengakuan dan penghargaan terhadap perbedaan individual,
seperti latar belakang budaya, agama, etnis, gender, orientasi seksual, disabilitas, dan
identitas lainnya. Inklusi, pada gilirannya, mengacu pada upaya menciptakan lingkungan
yang mengakomodasi semua anggota komunitas akademik tanpa mengistimewakan atau
mendiskriminasi siapapun.

Tujuan dari diversity dan inklusi di pendidikan tinggi adalah membentuk lingkungan
kampus yang beragam, harmonis, toleran, dan saling menghormati. Dasar ini adalah kunci
untuk menciptakan pengalaman belajar yang efektif dan bermanfaat bagi semua mahasiswa.
Memahami perbedaan individu dan mengintegrasikannya dalam pendidikan tinggi membantu
membangun komunitas yang lebih kuat dan mendorong pertumbuhan pribadi dan akademik
yang lebih baik.

Manfaat utama dari menerapkan konsep diversity dan inklusi di kalangan mahasiswa
FKG meliputi peningkatan kualitas pembelajaran dan pengajaran. Berinteraksi dengan
individu yang memiliki latar belakang yang beragam memberikan peluang untuk
mendapatkan perspektif yang beragam, memahami isu-isu dari berbagai sudut pandang, dan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis. Pengalaman berinteraksi dengan individu yang
berbeda juga membantu mengatasi stereotip dan prasangka yang mungkin melekat.

Selain itu, diversity dan inklusi juga memperkaya pengalaman belajar dan sosial
mahasiswa. Melalui interaksi dengan rekan-rekan yang memiliki latar belakang yang
beragam, mahasiswa dapat memahami budaya, tradisi, dan nilai-nilai yang berbeda, yang
dapat memperluas pemahaman mereka. Ini dapat meningkatkan kemampuan komunikasi,
empati, dan pemahaman lintas budaya, yang merupakan keterampilan yang sangat berharga
dalam dunia yang semakin global.

Diversity dan inklusi juga mendukung perkembangan sikap terbuka terhadap isu-isu
sosial dan global. Mahasiswa yang terlibat dalam lingkungan inklusif lebih mungkin peduli
dan terlibat dalam perubahan positif dalam masyarakat. Mereka juga lebih cenderung
mendukung isu-isu seperti hak asasi manusia, keberlanjutan, kesetaraan gender, dan lainnya.
Selanjutnya, persiapan untuk bekerja dalam dunia yang multikultural dan multietnis
sangat penting dalam era globalisasi. Mahasiswa yang telah terbiasa berinteraksi dengan
individu dari berbagai latar belakang akan lebih siap untuk bekerja dalam tim internasional,
berkomunikasi secara efektif dalam lingkungan multikultural, dan menghadapi tantangan
global. Terakhir, diversity dan inklusi juga dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan
sosial mahasiswa. Merasa diterima dan dihargai dalam lingkungan akademik dapat
mengurangi tingkat stres dan meningkatkan kebahagiaan dan kepuasan mahasiswa.

Meskipun terdapat banyak manfaat dari diversity dan inklusi, juga terdapat beberapa
tantangan yang perlu diatasi. Misalnya, stereotip, prasangka, dan diskriminasi masih melekat
di masyarakat dan kadang-kadang muncul di lingkungan kampus. Mahasiswa mungkin
menghadapi hambatan dalam mencapai potensi mereka karena perbedaan latar belakang. Ini
menunjukkan pentingnya menciptakan lingkungan yang mendukung di mana semua
mahasiswa merasa diterima dan memiliki peluang yang sama.

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan tentang perbedaan antar individu juga bisa
menjadi kendala. Pendidikan dan pelatihan tentang diversity dan inklusi sangat penting untuk
membantu mengatasi ketidaktahuan ini dan meningkatkan pemahaman. Kurangnya dukungan
dan fasilitas dari pihak kampus juga bisa menjadi masalah. Perguruan tinggi perlu
menyediakan sumber daya dan layanan yang mendukung mahasiswa dengan kebutuhan
khusus, seperti disabilitas, agar mereka dapat berhasil dalam lingkungan pendidikan tinggi.
Terakhir, kurangnya komitmen dan partisipasi dari semua pihak untuk menciptakan
lingkungan kampus yang inklusif adalah kendala serius. Ini termasuk fakultas, staf, dan
mahasiswa. Semua pihak harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang inklusif.

Penutup

Saat ini, di mana globalisasi telah mengubah dunia dan menciptakan masyarakat yang
semakin beragam, institusi pendidikan tinggi, termasuk Fakultas Kedokteran Gigi (FKG),
perlu memahami, mempelajari, dan menerapkan dengan bijak konsep diversity dan inklusi.
Dengan memahami konsep ini dengan lebih baik, fakultas dapat menciptakan lingkungan
pendidikan yang lebih beragam dan inklusif, yang pada gilirannya akan menguntungkan
semua orang.
Di FKG, diversitas bukan hanya tentang membawa mahasiswa dari berbagai latar
belakang ke kampus dan membuat lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan
perkembangan mereka. Ini melibatkan pengakuan bahwa setiap siswa membawa
pengetahuan, pengalaman, dan perspektif yang berbeda ke dalam kelas, dan bahwa
keragaman ini harus dihargai dan dimanfaatkan. Melalui keragaman, siswa dapat memperluas
pandangan mereka, meningkatkan kemampuan berpikir kritis mereka, dan mempersiapkan
diri mereka untuk menghadapi tantangan di dunia nyata yang semakin multikultural.

Komponen penting dari gagasan ini adalah inklusi. Tanpa inklusi yang baik,
keragaman hanyalah fitur. Untuk menjadi inklusif, komunitas akademik harus membuat
lingkungan yang ramah, mendukung, dan mendorong semua anggota untuk berpartisipasi
secara aktif. Ini berarti menghilangkan kendala yang mungkin menghalangi siswa, terutama
siswa dengan kebutuhan khusus, untuk mendapatkan pendidikan dan berpartisipasi dalam
aktivitas kampus.

Kita memahami dari hasil penelitian yang telah disampaikan dalam bagian
sebelumnya bahwa masih ada pekerjaan yang harus dilakukan untuk meningkatkan diversity
dan inklusi di kalangan mahasiswa FKG. Beberapa masalah yang perlu diatasi termasuk
ketidaksetaraan akses, diskriminasi, kurangnya representasi, kurangnya kesadaran, dan
kebutuhan dukungan khusus. Fakultas harus berusaha keras untuk memperbaiki situasi ini
dan membuat lingkungan lebih inklusif.

Oleh karena itu, ada beberapa tindakan konkret yang dapat dilakukan untuk
memperbaiki keadaan ini. Fakultas pertama-tama harus memastikan bahwa akses ke
pendidikan setara untuk semua calon siswa dengan menyediakan program beasiswa dan
dukungan keuangan yang sesuai. Ini akan mengurangi ketidaksetaraan yang masih ada.

Selanjutnya, kurikulum harus diubah untuk meningkatkan representasi dari berbagai


kelompok. Diversifikasi dosen dan karyawan juga harus menjadi prioritas, sehingga siswa
memiliki panutan yang beragam dan representatif.

Selain itu, perlu dilakukan upaya untuk menghindari prasangka dan diskriminasi.
Pelatihan kesetaraan dan keberagaman serta kebijakan yang melarang diskriminasi akan
membantu menciptakan lingkungan yang lebih aman dan inklusif. Sangat penting bagi
kurikulum dan program siswa untuk memberikan pendidikan tentang keragaman dan inklusi.
Ini akan membantu siswa memahami pentingnya keragaman dan inklusi. Tidak boleh
diabaikan betapa pentingnya mendukung siswa dengan kebutuhan khusus, seperti disabilitas.
Fakultas harus menentukan kebutuhan mereka dan menyediakan layanan dukungan dan
aksesibilitas fisik yang sesuai. Terakhir, sangat penting bagi semua anggota komunitas
akademik untuk berpartisipasi secara aktif dalam membangun lingkungan kampus yang
inklusif. Semua orang, termasuk mahasiswa, harus bersatu untuk mendukung inisiatif dan
membangun budaya yang inklusif.

Jadi, diversity dan inklusi adalah konsep penting dalam pendidikan tinggi, terutama
bagi mahasiswa FKG. Memahami dan menerapkan konsep ini akan membantu membuat
lingkungan pendidikan yang lebih beragam, inklusif, dan mendukung. Kita dapat
menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik yang akan menguntungkan semua
anggota komunitas akademik dan masyarakat secara keseluruhan jika kita menemukan cara
untuk memperbaikinya. Dengan menekankan diversity dan inklusi, kita dapat mempersiapkan
siswa untuk menjadi pemimpin yang lebih baik, lebih peduli, dan lebih siap untuk
menghadapi tantangan dunia yang semakin beragam dan multikultural. Ini adalah perjalanan
yang layak dilakukan untuk meningkatkan pendidikan dan dunia.
DAFTAR PUSTAKA

Amin, M., & Suharsono, S. (2019). Implementasi lingkungan belajar yang inklusif sebagai
wujud pendidikan inklusi di perguruan tinggi. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan,
25(1), 1-18

Arifin, Z., & Nurhayati, N. (2018). Pendidikan inklusi di perguruan tinggi. Jurnal Pendidikan
Inklusi, 7(2), 135-144

Hidayat, A., & Suryadi, D. (2018). Pendidikan multikultural untuk membangun bangsa yang
bermartabat. Jurnal Pendidikan dan Kebudayaan Missio, 9(2), 149-162

Kurniawan, D., & Prasetyo, B. (2019). Membangun karakter mahasiswa Indonesia melalui
pendidikan moral. Jurnal Moral Kemasyarakatan, 4(2), 115-124

Anda mungkin juga menyukai