Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

ASAS-ASAS DALAM HUKUM PIDANA

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Hukum Pidana

Dosen Pengampu: Gempur Mahardhita, M.H.

Disusun oleh:

Kelompok 3

1. Hadi Fauziadi (221110038)


2. Rizwan Sahrul Fauzi (221110007)
3. Lisa Nurhalizah (221110002)

KELAS A
FAKULTAS SYARIAH
PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
2023

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah tuhan semesta alam, sholawat serta salam tercurahkan kepada
Nabi Muhammad saw. beserta keluarga, sahabat, dan seluruh pengikutnya hingga akhir
zaman. Atas berkat karunia-Nya, kami telah selesai menyusun makalah yang berjudul “Asas-
Asas Dalam Hukum Pidana”.

Makalah ini kami susun guna menyelesaikan tugas kelompok dari mata kuliah Hukum
Pidana dengan dosen Gempur Mahardhita, M.H. Adapun ruang lingkup pembahasan dalam
karya tulis ini meliputi: Asas Legalitas, Asas Teritorial, Asas Personalitas, Asas Perlindungan
dan Asas Persamaan.

Dalam penyusunannya, kami mengambil sumber dari beberapa literatur, terutama buku-
buku yang ada di Perpustakaan Nasional (iPusnas), serta referensi artikel dari Jurnal
terperinci. Pembaca mungkin akan menemukan beberapa kekurangan dan kesalahan
penulisan dalam makalah ini, oleh karena itu kami senantiasa mengharapkan saran dan kritik
dari para pembaca demi perbaikan dimasa yang akan datang. Tidak lupa kami mengucapkan
terima kasih pada seluruh pihak yang ikut membantu dalam penyelesaian makalah ini
sehingga dapat terselesaikan tepat waktu. Akhir kata, semoga makalah ini menjadi sesuatu
yang bermanfaat bagi syiar Islam.

Serang, 21 September 2023

Kelompok 2

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................2

DAFTAR ISI.........................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................4
C. Tujuan.................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. Asas Legalitas......................................................................................5
B. Asas Teritorial......................................................................................6
C. Asas Personalitas.................................................................................6
D. Asas Perlindungan...............................................................................7
E. Asas Persamaan...................................................................................7

BAB III PENUTUP

A. Simpulan............................................................................................8

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................9

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asas-asas dalam hukum pidana adalah prinsip-prinsip dasar yang menjadi dasar
dalam menegakkan dan menjalankan hukum pidana. Asas-asas tersebut didasarkan
pada nilai-nilai keadilan, ketertiban, dan perlindungan terhadap hak asasi manusia.
Dalam buku Dasar-Dasar Hukum Pidana di Indonesia (Fitri Wahyuni, 2017),
asas hukum pidana dapat dikategorikan berdasarkan dua kelompok besar. Pertama,
asas hukum pidana menurut waktu. Asas yang termasuk kedalam golongan ini adalah
asas legalitas. Kedua, asas hukum pidana berdasarkan tempat dan waktu. Adapun
asas-asas hukum pidana yang masuk dalam penggolongan ini, antara lain asas
teritorial, asas perlindungan, asas persamaan, dan asas personalitas.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang di sebut Asas Legalitas
2. Apa yang di sebut Asas Teritorial
3. Apa yang di maksud Asas Personalitas
4. Apa yang di maksud Asas Perlindungan
5. Apa yang di maksud Asas Persamaan
C. Tujuan
1. Mengetahui Asas Legalitas
2. Mengetahui Asas Teritorial
3. Mengetahui Asas Personalitas
4. Mengetahui Asas Perlindungan
5. Mengetahui Asas Persamaan

4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Asas Legalitas
Asas legalitas diatur dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP yang berbunyi “tiada suatu
perbuatan yang boleh dihukum, melainkan atas kekuatan ketentuan pidana dalam
Undang-undang yang ada terlebih dahulu dari perbuatan itu. Asas legalitas (the
principle of legality) yaitu asas yang menentukan bahwa tiap-tiap peristiwa pidana
(delik/ tindak pidana ) harus diatur terlebih dahulu oleh suatu aturan undang-
undang atau setidak-tidaknya oleh suatu aturan hukum yang telah ada atau berlaku
sebelum orang itu melakukan perbuatan.
Anselm von Feuerbach, seorang sarjana hukum pidana Jerman, merumuskan
asas legalitas secara mantap dalam bahasa Latin, yaitu: nullum delictum, nulla
poena sine praevia lege poenali. Artinya, tidak ada perbuatan pidana, tidak ada
pidana, tanpa ketentuan undang-undang terlebih dahulu.
Dari penjelasan tersebut diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa asas legalitas
dalam pasal 1 ayat (1) KUHP mengandung tiga pokok pengertian yakni:1
a. Tidak ada suatu perbuatan yang dapat dipidana (dihukum) apabila perbuatan
tersebut tidak diatur dalam suatu peraturan perundang-undangan
sebelumnya/terlebih dahulu, jadi harus ada aturan yang mengaturnya sebelum
orang tersebut melakukan perbuatan.
b. Untuk menentukan adanya peristiwa pidana (delik/tindak pidana) tidak boleh
menggunakan analogi.
c. Peraturan-peraturan hukum pidana/perundang-undangan tidak boleh berlaku
surut.

1
Amir Ilyas, 2012, Asas-Asas Hukum Pidana, memahami Tindak Pidana Dan Pertanggungjawaban
Pidana Sebagai Syarat Pemidanaan, Mahakarya Rangkang Offset, Yogyakarta, hlm.13.

5
Asas legalitas menurut muladi diadakan bertujuan untuk menciptakan adanya
kepastian hukum, mencegah penyalahgunaan kekuasaan, menciptakan keadilan
dan kejujuran bagi terdakwa dan memperkokoh penerapan “the rule of law”.

Asas legalitas (Pasal 1 ayat (1) KUHP) memiliki pengecualian khusus


mengenai keberadaannya, yaitu di atur dalam ketentuan Pasal 1 ayat (2) KUHP
yang mana pasal tersebut berbunyi seperti ini “jika terjadi perubahan
perundangundangan setelah perbuatan itu dilakukan maka kepada
tersangka/terdakwa dikenakan ketentuan yang menguntungkan baginya. Dari
ketentuan pasal 1 ayat (2) KUHP ini sebagai pengecualian yakni memperlakukan
ketentuan yang menguntungkan bagi terdakwa.

B. Asas Teritorial
Asas teritorial atau asas kewilayahan terdapat dalam pasal 2 KUHP yang
berbunyi:” Ketentuan pidana dalam Undang-Undang Indonesia berlaku bagi setiap
orang yang melakukan suatu tindak pidana di wilayah Indonesia”. Rumusan ini
memperoleh unsur sebagai berikut:2
1. Undang-undang (ketentuan pidana) Indonesia berlaku di wilayah indonesia.
2. Orang/pelaku berada di Indonesia.
3. Suatu tindak pidana terjadi di wilayah Indonesia.

Selain Pasal 2 KUHP, asas teritorial juga terdapat dalam Pasal 3 KUHP yang
diubah dengan UU No 4 Tahun 1976. Pasal 3 berbunyi: “Ketentuan pidana hukum
Indonesia berlaku bagi setiap orang di luar wilayah Indonesia yang melakukan
tindak pidana di atas kapal atau pesawat udara Indonesia.”

C. Asas Personalitas
Asas personalitas atau nasional aktif adalah asas yang mengatur bahwa
hukum pidana mengikuti orang atau subjek hukumnya. Asas ini terdapat dalam
Pasal 5 KUHP. Dalam batas-batas tertentu, hukum pidana Indonesia berlaku
terhadap warga negaranya yang melakukan tindak pidana di luar wilayah
Indonesia. Yang terpenting dalam asas ini adalah orang atau person. Prinsip ini
dinamakan asas nasionalitas aktif karena berhubungan dengan keaktifan berupa
kejahatan dari seorang warga negara.
D. Asas Perlindungan

2
E.Y. Kanter dan S.R. Sianturi, Op.Cit., hlm.91.

6
Asas perlindungan atau nasional pasif adalah asas berlakunya hukum pidana
menurut atau berdasarkan kepentingan hukum yang dilindungi dari suatu negara
yang dilanggar di luar wilayah Indonesia. Ciri dari asas perlindungan adalah
subjeknya berupa setiap orang (tidak terbatas pada warga negaranya). Asas ini
diterangkan dalam ketentuan Pasal 5 UU 1/2023 yang menerangkan bahwa
ketentuan pidana dalam undang-undang berlaku bagi setiap orang di luar wilayah
NKRI yang melakukan tindak pidana terhadap kepentingan NKRI yang
berhubungan dengan:
a. Keselamatan kepala/wakil kepala negara RI.
b. Keutuhan dan keamanan negara serta pemerintah yang sah dari RI.
c. Keamanan ideologi negara Pancasila dan haluan negara.
d. Keamanan perekonomian negara RI, dan lain-lain.
E. Asas Persamaan
Asas persamaan atau yang dikenal juga dengan asas universal adalah asas
yang menitikberatkan pada kepentingan hukum internasional secara luas.
Diterangkan Eddy Hiariej dalam Prinsip-Prinsip Hukum Pidana, arti penting dari
asas universal adalah jangan sampai ada pelaku kejahatan internasional yang lolos
dari hukuman. Agar tidak ada pelaku yang lolos, setiap negara berhak untuk
menangkap, mengadili dan menghukum pelaku kejahatan internasional.
Kehadiran asas universal dalam UU 1/2023 dapat ditemukan dalam pasal 6 yang
menerangkan bahwa ketentuan pidana dalam undang-undang berlaku bagi setiap
orang yang berada di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang
melakukan tindak pidana menurut hukum internasional yang telah ditetapkan
sebagai tindak pidana dalam Undang-Undang. Dan terdapat pada pasal 7 UU
1/2023.

BAB III

7
PENUTUP

A. Simpulan
Dalam sistem hukum pidana Indonesia, terdapat lima asas yang menjadi dasar
dalam penerapan hukum pidana, yaitu asas legalitas, asas teritorial, asas personalitas,
asas perlindungan, dan asas persamaan. Kelima asas ini memiliki peran penting dalam
menjaga keadilan, kesetaraan, dan keamanan dalam masyarakat.
Dalam penerapannya, penggunaan asas-asas ini harus dilakukan secara
proporsional dan sesuai dengan konteksnya. Sebagai contoh, asas personalitas dapat
diterapkan dalam kasus kejahatan yang dilakukan oleh warga negara Indonesia di luar
negeri, sedangkan asas teritorial dapat diterapkan dalam kasus kejahatan yang terjadi
di dalam wilayah Indonesia.
Dalam memutuskan penerapan hukum pidana, selain asas-asas tersebut, juga
perlu diperhatikan prinsip-prinsip hukum pidana yang melindungi hak asasi manusia,
seperti prinsip legalitas, prinsip keadilan, dan prinsip manusia. Dengan demikian,
penerapan hukum pidana diharapkan dapat berjalan sesuai dengan keadilan dan
kepentingan masyarakat secara luas.

DAFTAR PUSTAKA

8
Adami Chazawi, 2002, Pelajaran Hukum Pidana Bagian 1, RajaGrafindo Persada,
Jakarta.
E.Y.Kanter dan S.R.Sianturi,2012, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya,
Stori Grafika, Jakarta.

Wahyuni, F. (2017). Dasar-Dasar Hukum Pidana Di Indonesia. Tanggerang Selatan: PT


Nusantara Persada Utama.

Anda mungkin juga menyukai