Anda di halaman 1dari 10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Web Padlet
Padlet merupakan diding online atau virtual wall yang dapat diakses oleh

guru dan siswa, dimana siswa dapat memposting komentar. Dinding online

tersebut dapat diakses selama pembelajaran dan memungkinkan interaksi antara

guru dengan siswa dengan membagikan komentar, gambar, video, maupun

hiperlink yang dapat diakses secara real time. Selain dapat diakses melalui

aplikasi, Padlet juga dapat diakses melalui web browser yang memudahkan

pengguna untuk mengakses secara langsung.

Menurut Hazlina Padlet adalah papan pengumuman online tempat siswa

dan guru dapat memposting catatan yang dapat berisi tautan, video, gambar, dan

file dokumen. Ini dapat bekerja di perangkat apa pun, tidak memerlukan akun

untuk menggunakannya, dan tidak memerlukan cara teknik khusus. Padlet (www.

Padlet.com) menyediakan dinding rumah multimedia gratis yang dapat digunakan

untuk mendorong partisipasi dan penilaian seluruh kelas secara rel-time.1

Padlet memberikan kemudahan dalam berkomunikasi antara guru dengan

siswa maupun siswa dengan siswa lain tanpa terkendala waktu dan tempat. Untuk

dapat menggunakan aplikasi ini, siswa maupun guru dapat mengaksesnya dengan

menggunakan perangkat apapun yang terhubung dengan internet seperti

smartphone, komputer, laptop, atau perangkat lainnya.2


1
Wan Noor Hazlina Wan Jusoh and others, "Persepsi Pelajar Terhadap Penggunaan
Video Dan Padlet (Pvdp) Dalam Pengajaran Dan Pembelajaran Subjek Pemikiran Dan Tamadun
Islam", E-Academia Journal, 8.2 (2019), 1–7
2
Arina Rohmatika, dkk, “Studi Penggunaan Aplikasi Padlet Pada Kelas Menulis”,
Jurnal Komunikasi & Bahasa, Volume 1, No. 2, Desember 2020, hal. 149
Dalam aplikasi Padlet, pengguna dapat membuat dinding tanpa batas, dan

juga mengundang orang lain untuk berdiskusi di dinding mereka. Selama proses

kegiatan pembelajaran dengan menggunakan Padlet, guru dan siswa dapat

berdiskusi secara virtual. Setiap siswa yang menanggapi guru maka akan muncul

notifikasi pada guru. Wood menyatakan bahwa E-mail akan dikirimkan supaya

guru mengetahi setiap kali siswa memberi tanggapan pada dinding yang dibuat

guru.3

Terdapat beberapa fitur yang dapat digunakan pada aplikasi Padlet, fitur-

fitur tersebut antara lain adalah:

1) Layout
Terdapat beberapa layout yang digunakan pada Padlet. Yang pertama

adalah freeform yang memungkinkan pengguna untuk mengunggah

apapun dan dimanapun pada dinding Padlet. Yang kedua adalah adanya

teknologi stream yang memungkinkan suatu file dapat dijalankan tanpa

menunggu di download yang terletak pada dinding Padlet.

2) Wallpaper
Pengguna Padlet dapat memilih background yang akan digunakan. Hal ini

membuat media Padlet sangat menarik, karena tersedia banyak sekali

background pada aplikasi tersebut.

3) Privasi
Pengguna dapat mengatur pengunjung dinding Padlet dengan cara

mengundang lewat e-mail ataupun memberikan password pada masing-

3
Arina Rohmatika, dkk, Studi Penggunaan Aplikasi Padlet Pada Kelas Menulis.........,
hlm. 150
masing pengunjung. Pengguna juga bisa mengatur dinding Padlet agar bisa

diakses secara publik

4) URL Unik
Guru dan peserta didik sebagai pengguna Padlet dapat mengatur alamat

URL Padlet sehingga memudahkan baik guru dan siswa untuk mengingat

alamat tersebut.

5) Mobile
Padlet tidak hanya berbentuk aplikasi yang harus di download melalui

google play atau playstore. Tetapi Padlet juga bisa diakses lewat google

ataupun Chromestore. Sehingga memudahkan siswa maupun guru untuk

mengakses Padlet.

6) Sharing
Padlet memungkinkan penggunanya untuk membagikan dinding mereka

dengan berbagai cara. Pengguna dapat mengambil kode semat dan

memposting dinding padlet di situs web mereka. Hal ini bagus

diperuntukkan guru yang ingin meminimalkan jumlah situs yang berbeda

yang dilakukan siswa pada tugas tertentu. Padlet juga dapat dibagikan

menggunakan twitter, facebook, google, dan outlet media sosial lainnya.

Padlet juga mempunyai kode QR untuk pengguna jika mereka ingin

berbagi dengan orang lain untuk mendapatkan akses ke dinding Padlet.4

Padlet memiliki bebrapa fitur yang dapat menunjang kegiatan

pembelajaran di antaranya:

1) Penulisan pesan
4
Adam Bellow, Classroom in the Cloud: Innovative Ideas for Higher Level Learning
(New York: Plainview, 2015), hal. 15
Dalam fitur ini guru dan siswa dapat berkomunikasi berupa pesan atau

teks.

2) Diskusi
Dalam fitur ini diskusi dapat dilakukan antara guru dengan siswa maupun

siswa dengan siswa lainnya.

3) Mengemukakan pendapat
Dalam fitur ini siswa dapat menyampaikan pendapatnya jika mengalami

kesulitan tentang materi yang sedang didiskusikan.

4) Merekam kegiatan pembelajaran


Salah satu kelebihan dari aplikasi Padlet yaitu hasil kegiatan pembelajaran

atau diskusi dapat disalinan atau disimpan file nya dalam berbagai format.

Menurut Siti Masriah, terdapat beberapa manfaat penggunaan padlet

dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, antara lain:

1) Ide tentang teknologi sebagai penyeimbang yang hebat, terutama ketika

peserta memiliki opsi untuk tidak menyebutkan nama.Ini dapat membantu

siswa yang tidak memiliki kepercayaan diri untuk mengungkapkan ide dan

pendapatnya.

2) Siswa tertarik pada kebaruan teknologi dan tampaknya ingin ber

berpartisipasi hanya untuk mendapatkan kesempatan menggunakannya.

3) Ini dapat memberikan guru gambaran yang lebih lengkap tentang

pembelajaran diri semua siswa, dari pada dari segelintir siswa yang paling

vokal atau paling percaya diri.5

5
Sukalakah, Siti Masriah. Aplikasi Padlet dalam Pembelajaran dan Pembelajaran
Komponen Sastra (KOMSASI) (daring). 2017
B. Refleksi Pembelajaran
Refleksi adalah proses pengendapan pengalaman yang telah dipelajari

yang dilakukan dengan cara mengurutkan kembali kejadian-kejadian atau

peristiwa pembelajaran yang telah dilaluinya. 6 Refleksi pembelajaran merupakan

salah satu bentuk kegiatan pembelajaran di mana peserta didik memberikan

umpan balik kepada guru mengenai kegiatan pembelajaran yang sudah

dilaksanakan dengan harapan diperoleh informasi positif dan negatif mengenai

proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan serta bagaimana guru bisa

meningkatkan kualitas pembelajaran tersebut.7 Jadi intinya refleksi pembelajaran

merupakan kegiatan guru untuk melihat kembali kegiatan pembelajaran yang

sudah dilakukan sehingga guru dapat meningkatkan kualitas pembelajaran yang

akan datang.

Refleksi digambarkan sebagai sebuah proses di mana seseorang mencoba

untuk menangani dan memahami "beberapa gejala yang membingungkan atau

mengganggu atau menarik" sambil merenungkan pemahaman yang telah tersirat

dalam tindakannya, pemahaman yang ia hadapi, kritik yang ia lakukan,

restrukturisasi, dan mewujudkan dalam tindakan lebih lanjut. 8 Jadi, refleksi

merupaka proses untuk menemukan sesuatu yang unik dan menarik lalu akan

direnungkan untuk menemukan pemahaman dan menemukan tidakan yang akan

dilakukan selanjutnya.

6
Achda Yusuf Muhtadin, Membingkai Pendidikan Karakter Berbasis CTL, (Jawa Timur:
Global Aksara Pres, 2021), hal. 63.
7
Eva Suprapty, Ragam Strategi Pembelajaran di Masa Pandemic Covid-19,
(Yogyakarta: CV Budi Utama, 2021), hal. 53
8
Tim Pusat Studi Pancasila UGM, Membangun Kedaulatan Bangsa Berdasarkan Nilai-
Nilai Pancasila:Pemberdayaan Masyarakat Dalam Kawasan Terluar, Terdepan, dan Tertinggal
(3T), (Yogyakarta: Pusat Studi Pancasila Universitas Gadjah Mada, 2015), hal. 267.
Guru yang reflektif bisa dijelaskan sebagai guru yang memiliki

kemampuan melihat dirinya sendiri, melakukan introspeksi terhadap kemampuan

diri dalam mengajar yang mencakup strategi dan metode mengajar, pilihan materi,

penggunaan media pembelajaran, teknik asesmen, serta kemampuan mengelola

kelas.9 Jadi kegiatan pembembelajaran yang bisa direfleksi oleh guru yaiu

setrategi, metode, materi, media teknik yang digunakan dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas.

Refleksi Pembelajaran memberikan manfaat bagi guru dalam perbaikan

pembelajaran sebagai peninjauan dari pembelajaran dalam kelompok yang telah

dibagi dalam kelas selain itu untuk mengulas apa yang terjadi pada peserta didik

dan masalah yang mereka temui ketika belajar. Pendidik dapat memaksimalkan

potensi setiap peserta didik dalam melatih kemampuannya dalam meningkatkan

kompetensinya. Pendidik dapat memetakan karakter dan daya tangkap peserta

didik yang akan berguna untuk memudahkan dalam pemberian materi dan

pembagian kelompok belajar.10 Jadi manfaat refleksi untuk perbaikan

pembelajaran, memaksimalkan potensi peserta didik, dan memudahkan guru

untuk menyampaikan materi pembelajaran.

Refleksi pada siswa dapat terjadi pada kondisi tertentu yang harus

dipenuhi. Secara umum ada tiga kondisi yang dapat mempengaruhi terjadinya

refleksi pada siswa, yaitu:

9
Padmadewi, Artini, dan Ayu, Pengantar Micro Teaching, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2017), hal, 81.
10
Suvriadi dkk, Strategi Belajar Mengajar Sekolah Dasar, (Yayasan Kita Menulis,
2022), hal. 84.
1) Lingkungan belajar meliputi fasilitator agenda pelaksanaan, ruang dan

waktu pelaksanaan.

2) Pengelolaan refleksi meliputi perencanaan tujuan dan hasil refleksi,

strategi dalam membimbing refleksi, dan mekanisme pelaksanaan refleksi.

3) Kualitas tugas yang diberikan guru, misalnya tugas yang menuntut siswa

mengintegrasikan apa yang baru dipelajari dengan apa yang dipelajari

sebelumnya, menuntut pelibatan proses berpikir serta membutuhkan

evaluasi.

Teknik pelaksanaan refleksi dapat dilakukan secara individual maupun

kelompok. Ada berbagai teknik yang dapat digunakan guru dalam mendorong

terjadinya refleksi dalam diri siswa, diantaranya:

1) waktu dan ruang untuk merefleksi.

2) closing circle.

3) Kartu indeks.

4) menulis jurnal, dan

5) menulis surat.

Sedangkan tahap pembelajaran terbagi menjadi empat tahap, yaitu:

1) Pendahuluan meliputi apresiasi, mengaitkan pengetahuan awal siswa

dengan pembelajaran, dan menyampaikan tujuan pembelajaran.

2) diskusi meliputi diskusi kelompok dan presentasi kelompok dalam diskusi

kelas.

3) refleksi meliputi analisis, pelaksanaan dan evaluasi, dan.

4) penutup meliputi konfirmasi dan penarikan kesimpulan.11


11
Dina dkk, Konsep Kebidanan, (Yayasan Kita Menulis, 2020), hal. 126.
Dalam konteks kegiatan pembelajaran, ada beberapa prinsip dalam refleksi

pembelajaran yang harus diperhatikan. Adapun prinsip-prinsip tersebut sebagai

berikut:

1) Refleksi pembelajaran didasarkan ada kesadaran untuk meningkatkan

kualitas proses dan hasil pembelajaran serta tidak diperkenankan ada unsur

paksaan atau intimidasi dalam proses refleksi.

2) Refleksi pembelajaran dilakukan atas dasar pertanyaan kritis agar

diperoleh penilaian yang kritis dan dapat dirumuskan solusi permasalahan

yang praktis.

3) Refleksi pembelajaran hendaknya didasarkan pada penilaian yang jujur

agar diperoleh hasil refleksi valid dan dapat dijadikan dasar perbaikan.

4) Refleksi pembelajaran sebaiknya dilakukan untuk melihat secara

keseluruhan proses pembelajaran, dan dapat dilakukan dalam proses

maupun di akhir proses pembelajaran.

5) Hasil dari refleksi pembelajaran hendaknya menjadi dasar melakukan

tindak lanjut perbaikan, dan benar-benar diterapkan dalam proses

pembelajaran selanjutnya.12

Jadi, kesimpulannya prinsip yang perlu diperhatikan dalam refleksi

pembelajaran yaitu untuk meningkatan kualitas pembelajaran, kritis, jujur,

menyeluruh serta berkelanjutan.

C. Pembelajaran Kimia

12
Suprapty, Ragam Strategi Pembelajaran di Masa Pandemic Covid-19, (Yogyakarta:
CV Budi Utama, 2021), hal. 53.
Menurut Mulyasa, pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi

antara siswa dengan lingkungannya sehingga terjadi perbedaan perilaku ke arah

yang lebih baik. Dalam pembelajaran akan terjadi suatu interaksi antara guru

dengan siswa dalam rangka mencapai tujuan, dimana guru memberikan informasi

berupa pengetahuan kepada siswa sedangkan, siswa mempunyai tujuan untuk

memahami dan menguasai materi yang diajakan oleh guru. Interaksi antara guru

dan siswa tersebut merupakan proses belajar mengajar.13

Pembelajaran merupakan proses komunikasi dua arah, mengajar dan

belajar. Mengajar dilakukan oleh guru sebagai tenaga pendidik, dan belajar

dilakukan oleh siswa sebagai peserta didik. Kegiatan belajar yang dilakukan oleh

siswa adalah suatu proses usaha untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.14

Kimia merupakan cabang ilmu pengetahuan alam yang mempelajari

tentang komposisi, struktur, sifat, materi serta energi yang menyertai perubahan

materi tersebut. Oleh karena itu untuk mempelajari ilmu kimia diperlukan

pemahaman konsep dan penalaran. Ada dua hal yang berkaitan dengan ilmu kimia

yang tidak bisa dipisahkan, yaitu kimia sebagai produk (pengetahuan kimia

berupa fakta, konsep, prinsip, hukum, dan teori) dan kimia sebagai proses yaitu

kerja ilmiah.15

13
E Mulyasa, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif dan Menyenangkan (Bandung:
Rieneka Cipta, 2006), hal. 100.
14
Slamet, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya (Jakarta: Rieneka Cipta,
2003), hal. 2.
15
E Mulyasa, Menciptakan Pembelajaran yang Kreatif....., hal. 132
Berdasarkan penjelasan tersebut dapat diartikan bahwa pembelajaran

kimia adalah kegiatan belajar dengan menggunakan bahan ajar kimia yang

dilaksnakan sesuai dengan standar kompetensi dan dikupas secara menarik

melalui berbagai pengalaman, pengetahuan dan keterampilan sehingga timbul

sebuah peruabahan dalam diri siswa, baik sikap maupun pengetahuannya.

Anda mungkin juga menyukai