Anda di halaman 1dari 2

Kelompok 5 Kohesi dan Pemarkahnya

1. Rifki Rahmalia (21201241003)


2. Sintia Anggita (21201241007)
3. Arda Wardana (21201241016)
4. Kholifah Syafa (21201241030)
5. Laila Safitri (21201241039)

Hasil Diskusi:

1. Penanya: Maya Novita Maharani (21201241010)


Tadi pada bagian referensi terbagi mnjadi endoforis dan eksoforis. Pada bagian
endoforis terbagi menjadi refensi anaforis dan kataforis, nag tadi belum dijelaskan.
Coba jelaskan beserta berikan contohnya!

Penjawab: Sintia Anggita (21201241007)


Referensi berdasarkan objek pengajuannya terbagi menjadi 2 yaitu referensi endoforis
dan eksoforis. di dalam referensi endoforis ini dibedakan lagi menjadi 2 yaitu referensi
anaforis dan kataforis. Referensi anaforis merupakan referensi yang objek acuannya
ada di dalam teks dan telah disebutkan dalam kalimat sebelumnya contohnya Indonesia
adalah surga sekaligus kisah nyata, bukan isapan jempol belaka atau romantisme dari
masa lalu. Ada begitu banyak tempat indah yang tersembunyi dan masih perawan.
Sayangnya, tempat-tempat itu belum digarap serius sebagai tujuan wisata.

Frasa tempat-tempat itu pada kalimat ketiga di atas digunakan untuk merujuk pada frasa
tempat indah pada kalimat sebelumnya. Rujukan tersebut dimaksudkan untuk
menunjuk pada tempat yang telah disebutkan sebelumnya. Sedangkan referensi
kataforis merupakan referensi yang objek acuannya ada di dalam teks namun
dinyatakan dalam kalimat yang mengikutinya.

Sepertinya kamu sudah menonton film itu: Dilan dan Milea.

Dalam hal ini, pendengar atau pembaca mengetahui bahwa acuan yang dimaksud belum
disebutkan sehingga mereka melanjutkan mendengar atau membaca untuk mengetahui
maksud dari kata itu.
2. Penanya: M Arsyad Rifai (21201241026)
Tekait repetisi yang sudah dicontohkan. Itu jika dipahami atau dibaca terkesan kaya
pemborosan kata, maksudnya selalu mengulang gitu. Apakah itu bisa dikatakan
wacana yang efektif?

Penjawab: Laila Safitri (21201241039)


Tidak, wacana yang efektif tidak seharusnya mengandung repetisi berlebihan atau
pemborosan kata. Repetisi yang terlalu sering dapat membuat teks terkesan tidak
efisien dan membosankan bagi pembaca. Wacana yang baik seharusnya menghindari
repetisi yang tidak perlu dan menggunakan variasi kata serta kalimat untuk
menjelaskan ide secara jelas dan padat

3. Penanya: Aura Khairunnisa T.W (21201241025)


Mengapa dalam membuat wacana kita sangat perlu memperhatikan unsur kohesi dan
pemarkahnya, dan bagaimana cara kita menentukan suatu kohesi tersebut!

Penjawab: Rifki Rahmalia (21201241003)


Karena kohesi mempunyai peran untuk memelihara keterkaitan antar kalimat. Tanpa
kohesi maka sebuah wacana tidak akan padu. Kan sebuah wacana terdiri dari
beberapa kalimat yanh dijadikan satu, nah itu tidak akan nyambung jika kalimat
tersebut tidak koheren.

Cara menebtukan kohesi itu jika bentuk kalimat satu dengan kalimat yang lain itu
dapat membentuk hubungan yang saling berkaitan.

Anda mungkin juga menyukai