BPMP Provinsi DKI Jakarta sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) Direktorat Jenderal PAUD,
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah mempunyai tugas melaksanakan penjaminan dan
peningkatan mutu pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan masyarakat di provinsi. Melalui kelompok kerja Inovasi dan Transformasi
Pembelajaran, BPMP akan melakukan fasilitasi peningkatan mutu pendidikan anak usia dini,
pendidikan dasar, dan pendidikan menengah, dan pendidikan masyarakat dalam penjaminan
mutu pendidikan melalui program Peningkatan Skor Rapor Pendidikan.
Salah satu tahapan kegiatan yang akan dilaksanakan adalah Pendampingan Literasi dan
Numerasi ke satuan Pendidikan pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP) sejumlah
366 sekolah, yang terdiri dari jenjang PAUD-TK, SD, SMP, SMA dan SLB yang ada di
Provinsi DKI Jakarta.
Buku Petunjuk Pelaksanaan ini berisi tentang konsep dan materi literasi numerasi, sasaran,
petugas, jadwal dan mekanisme pendampingan.
BPMP Provinsi DKI Jakarta mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang secara
langsung maupun tidak langsung memberikan kontribusi dalam penyusunan buku ini. Semoga
pelaksanaan Pendampingan Literasi dan Numerasi ke satuan Pendidikan pelaksana PSP
mampu memberikan kontribusi dalam membantu meningkatkan skor rapor Pendidikan.
Panitia
Pengarah :
1. Moch. Salim Somad, S.Kom.,M.Pd (Kepala BPMP Provinsi DKI Jakarta
2. Dr. Didang Setiawan (Kapokja Inovasi dan Transformasi Pembelajaran)
Tim Penyusun :
1. Sri Sulastri, S.Si., M.Pd
2. Dr. Iceu Rufiana, MM, M.Si
3. Juarni Siregar
4. Priskhilla Marbingah, M.Pd
5. Featy Octaviany,M.Pd
6. Nanang Burhan, M.Pd
7. Diah Prawita, S.Pd, M.Si
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kemampuan literasi dan numerasi peserta didik menjadi indikator prioritas dalam rapor
pendidikan, yang termasuk dalam indikator luaran / output. Kemampuan literasi dan
numerasi ini merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki peserta didik sesuai dengan
tahap perkembangannya. Tingkat kemampuan yang harus dimiliki peserta didik Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) berbeda dengan peserta didik Sekolah Dasar (SD), Sekolah
Menengah Pertama (SMP) dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 5 tahun 2022, tentang
Standar Kompetensi Kelulusan, kemampuan literasi dan numerasi masing-masing jenjang
dapat dilihat pada tabel berikut :
No Jenjang Kemampuan Literasi Kemampuan Numerasi
1 Pendidikan Anak Usia mampu menyimak, memiliki memiliki kesadaran
Dini/ TK dan TKLB kesadaran akan pesan bilangan, mampu
teks, alfabet dan fonemik, melakukan pengukuran
memiliki kemampuan dasar dengan satuan tidak baku,
yang diperlukan untuk menyadari adanya
menulis, memahami instruksi persamaan dan perbedaan
sederhana, mampu karakteristik antar objek,
mengutarakan pertanyaan dan serta memiliki kesadaran
gagasannya serta mampu ruang dan waktu.
menggunakan kemampuan
bahasanya untuk bekerja
sama; dan
Mengacu pada tabel tersebut di atas, maka strategi pencapaian standar kelulusan setiap
jenjang berbeda-beda, bergantung pada target capaiannya. Untuk mendapatkan capaian
yang optimal, maka sekolah akan harus menyusun dan melaksanakan program yang tepat.
Dalam rangka memastikan sekolah melaksanakan strategi pencapaian kompetensi literasi
dan numerasi siswa yang tepat, BPMP Provinsi DKI Jakarta memiliki program
pendampingan bagi sekolah penggerak Angkatan 1 dan 2. Seperti kita ketahui Program
Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam
mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui
terciptanya Pelajar Pancasila. Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan
hasil belajar siswa secara holistik yang mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan
karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru). Oleh karena itu
pendampingan di sekolah penggerak diharapkan dapat menjadi barometer bagi sekolah
lainnya dalam melaksanakan strategi pencapaian kompetensi literasi dan numerasi yang
tepat, dan berimbas pada peningkatan skor rapor Pendidikan sekolah penggerak.
B. Tujuan Pendampingan
Peningkatan Skor Literasi Numerasi pada Asesmen Nasional Sekolah Penggerak di
provinsi DKI Jakarta adalah sebagai berikut:
1. Mendapatkan gambaran tentang keterlaksanaan dan ketercapaian pembelajaran
berbasis Literasi Numerasi dalam rangka meningkatkan skor Rapor Pendidikan di
Sekolah Penggerak
2. Mengetahui gambaran yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan dan hasil yang
dicapai oleh sekolah penggerak dalam mengimplementasikan pembelajaran berbasis
literasi dan numerasi
3. Mengetahui permasalahan dan hambatan yang dihadapi sekolah terkait pelaksanaan
pembelajaran berbasis literasi dan numerasi serta solusinya;
4. Memberikan bantuan klinis terkait dengan masalah-masalah yang menghambat
keterlaksanaan dan ketercapaian peningkatan score asesmen nasional di sekolah
penggerak
5. Mendapatkan bahan evaluasi untuk pembinaan Sekolah Penggerak selanjutnya
C. Sasaran Pendampingan:
C.1. Sasaran adalah satuan Pendidikan pelaksana Program Sekolah Penggerak (PSP)
angkatan 1, 2 dan 3 di Provinsi DKI Jakarta, dengan rincian sebagai berikut :
Kota/Kabupaten
Jenjang Total
Barat Pusat Selatan Timur Utara Kep.Seribu
PAUD 21 4 21 33 10 1 90
SD 34 11 32 45 19 1 142
SMP 21 10 19 22 10 82
SMA 8 3 10 16 5 42
SLB 2 3 3 2 10
Total 86 28 85 119 46 2 366
G. Pembiayaan Pendampingan
Bersumber dari : DIPA BPMP Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023
A. Pengertian Literasi
Sejak tahun 2016 Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan menggiatkan Gerakan
Literasi Nasional (GLN), dengan membangun budaya literasi warga sekolah (keluarga,
sekolah, dan masyarakat), sebagai bagian dari implementasi Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti.
Dalam mewujudkan hal tersebut perlu dirumuskan suatu langkah melalui sebuah
Gerakan Literasi Sekolah(GLS). GLS merupakan sebuah program sekolah yang perlu
didukung pemerintah daerah, pihak swasta, dan masyarakat luas. Hal tersebut dapat
memperkuat budaya literasi khususnya pada ranah lingkungan fisik, sosio-afektif, dan
bidang akademik. Kesuksesan program literasi sekolah membutuhkan partisipasi aktif
semua unit kerja di lingkungan internal kemendikbud (Permendikbud No.11 tahun 2018
tentang organisasi dan tata kerja kemendikbud) dan juga kolaborasi dengan lembaga di
luar kemendikbud.
Kata “literasi” berasal dari bahasa Latin litteratus (littera), yang setara dengan kata letter
dalam bahasa Inggris yang merujuk pada makna kemampuan membaca dan menulis.
Literasi tersebut berkembang menjadi kemampuan menguasai pengetahuan bidang
tertentu. Secara harfiah literasi dalam Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2017 diartikan
sebagai kemampuan untuk memaknai informasi secara kritis sehingga setiap orang dapat
mengakses ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas
hidupnya.
Menurut World Economic Forum (2016), peserta didik memerlukan 16 keterampilan
agar mampu bertahan di abad XXI. Penerapan keterampilan berliterasi oleh peserta didik
dalam kehidupan sehari-hari dapat dilihat pada Tabel berikut.
Tabel 2.1. Fondasi Literasi
KETERAMPILAN DEFINISI
Literasi BacaTulis Kemampuan membaca, memahami dan menggunakan bahasa
tulisan
Literasi Numerasi Kemampuan untuk menggunakan angka dan simbol lain untuk
memahami dan mengekspresikan hubungan kuantitatif
Literasi Sains Kemampuan untuk menggunakan pengetahuan dan prinsip
ilmiah untuk memahami lingkungan dan menguji hipotesis
KETERAMPILAN DEFINISI
Literasi Digital Kemampuan untuk menggunakan dan menciptakan konten
berbasis teknologi termasuk menemukan dan berbagi informasi,
menjawab pertanyaan, berinteraksi dengan orang lain dan
pemrograman komputer.
Literasi Finansial Kemampuan menerapkan pemahaman tentang konsep dan risiko
dalam mengambil keputusan yang efektif dalam konteks
finansial untuk meningkatkan kesejahteraan finansial.
1. Sebelum Pembelajaran
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Identifikasi kemampuan awal dan karakteristik peserta didik adalah salah satu
upaya yang dilakukan untuk memperoleh pemahaman tentang tuntutan, bakat,
minat, kebutuhan dan kepentingan peserta didik, berkaitan dengan suatu
program pembelajaran tertentu. Tujuan identifikasi kemampuan peserta didik
adalah:
1) memperoleh informasi yang lengkap dan akurat berkenaan dengan
kemampuan serta karakteristik awal peserta didik sebelum mengikuti
program pembelajaran tertentu;
2) menyeleksi tuntutan, bakat, minat, kemampuan, serta kecenderungan
peserta didik berkaitan dengan pemilihan program-program
pembelajaran tertentu yang akan mereka ikuti; dan
3) menentukan desain program pembelajaran yang perlu dikembangkan
sesuai dengan kemampuan awal peserta didik.
b. Tindak lanjut hasil identifikasi
c. Visualisasi Literasi
4. Melakukan Penilaian
1. 3 Area Penerapan Strategi Penguatan Literasi yaitu Menata Lingkungan Fisik Kaya
Teks, Program Ramah Literasi, Pembelajaran Dalam Kelas.
2. Membuat Lingkungan Fisik Kaya Teks yang bertujuan agar siswa terbiasa
membaca apa saja yang ada disekitarnya, dan bahan bacaan sengaja dipilih berisi
motivasi, gambar, dan lain-lain. Adapun manfaatnya adalah menyediakan bahan
bacaan bagi siswa, mengembangkan pengetahuan siswa tentang kata, kalimat, dan
maknanya, mendorong kerjasama Guru dan Murid dalam mewujudkan lingkungan
kelas kaya teks. Di Lorong sekolah, perpustakaan, kantin, gerbang, Toilet, UKS,
Ruang Kelas, serta Taman Sekolah seperti membuat pohon buku, membuat papan
bulletin penyedia informasi, membuat sudut baca kelas (pojok Baca), membuat
papan pajangan hasil karya siswa.
3. Program Ramah Literasi adalah Program yang menumbuhkan kecintaan murid
terhadap kegiatan membaca dan menulis, contoh:
a. Perpustakaan Keliling (dengan cara menaruh atau membawa buku-buku di area
santai siswa atau berkeliling membawa bahan bacaan ke daerah tempat tinggal
siswa berkolaborasi dengan layanan perpustakaan keliling yang
diselenggarakan Pemerintah Daerah),
b. Klub Buku (wadah untuk berdiskusi tentang isi buku, bisa diikuti oleh yang
pernah membaca ataupun yang belum membaca)
c. Majalah Dinding/ Digital (Memfasilitasi murid dalam mengasah keterampilan
mengekspresikan ide dan pemahaman dalam beragam karya, seperti menulis
liputan tentang acara sekolah, hobi atau tren yang sedang viral saat ini.
d. Mengundang Pembicara Tamu atau Mengunjungi Narasumber (Mengundang
blogger, penulis buku, vlogger, kreator konten, pembuat film, dan lainnya.
Setelah kegiatan selesai, murid diminta untuk membuat laporan melalui
berbagai bentuk karya mengenai kunjungan tersebut, misalnya mengunjungi
produsen batu bata dan mewawancarainya.
4. Area Pembelajaran Dalam Kelas (Tantangan terbesar Literasi adalah
dipisahkannya keterampilan tersebut dari mata pelajaran selain Bahasa). Adapun
strategi pembelajaran yang dapat dilakukan dalam rangka penguatan literasi yaitu:
a. Jurnal Interaktif (memfasilitasi anak bekerja dalam kelompok dan
mengkolaborasikan pemahaman masing-masing terhadap sebuah teks).
Contoh: Sebagai guru nonbahasa, guru dapat menggunakan buku nonteks
dalam pembelajaran, mengenalkan siswa dengan teks multimoda (teks, grafis,
video) baik sebagai bahan bacaan maupun produk pembelajaran, dan
memanfaatkan koleksi perpustakaan dalam pembelajaran nonbahasa.
Misalnya, Ibu dan Bapak dapat menggunakan strategi jurnal interaktif dalam
memahami kebudayaan daerah pada mata pelajaran IPAS, atau strategi rumus
kesimpulan pada mata pelajaran sejarah.
b. Rumus Kesimpulan (Melatih anak untuk memilah beberapa kata atau kalimat
kunci dari teks dan kemudian membuat kesimpulan)
c. Kata Kunci (mengumpulkan kata-kata kunci dalam sebuah teks lalu membuat
rangkuman)
d. Teks tidak hanya dalam bentuk teks cetak dalam buku, teks visual berupa
gambar, poster, infografis, teks audio visual berupa video dan film pendek juga
dapat dianalisis.
5. Penguatan literasi dapat diintegrasikan dalam proses pembelajaran misalnya dalam
pemilihan sumber belajar yang mempertimbangkan minat dan kebutuhan peserta
didik seta langkah-langkah pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan
berpikir siswa. Adapun Beberapa modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi bagi
guru untuk meningkatkan kecakapan literasi peserta didik melalui proses
pembelajaran yaitu:
a. MA Matematika dengan Strategi Literasi
b. MA Bahasa dengan Strategi Literasi
c. MA IPAS/ IPA-S dengan Strategi Literasi
d. MA PJOK dengan Strategi Literasi
e. MA Seni dengan Strategi Literasi
6. Sebarkan kegembiraan Membaca setiap hari dengan cara Bangun Stamina
membaca dengan cara:
a. Pembiasaan membaca sejak dini,
b. Tumbuhkan Growth mindset bahwa membaca itu menyenangkan,
c. Upayakan lingkungan belajar kaya literasi,
d. Perbanyak koleksi buku fiksi,
e. dan biasakan kegiatan membaca hingga murid gemar membaca.
f. Tips lainnya untuk membuat kegembiraan membaca yaitu perbanyak variasi bahan
bacaan, jangan samakan kegiatan pembiasaan membaca dengan penugasan, jadilah
figur teladan membaca.
Instrumen Pengukuran Program pembelajaran Berbasis Litarasi
STRATEGI PENINGKATAN SKOR RAPOR PENDIDIKAN SMA
INSTRUMEN PENGUKURAN PROGRAM PEMBELAJARAN DIMENSI
LITERASI
Jawablah pertanyaan pelaksanaan literasi dibawah ini dengan tepat dengan memberi tanda (X)
dikolom sesuai jawaban
JAWABAN
NO PERTANYAAN
YA TIDAK
1 Sekolah memiliki program kegiatan pembiasaan literasi pada Program
Sekolah
4 Setiap kelas mempunyai pojok baca dengan jenis buku yang bervariasi
minimal 5 jenis
5 Modul yang dibuat guru untuk semua matapelajaran yang ada disekolah
telah memuat kegiatan anak melakukan literasi
6 Siswa diberikan tugas untuk membuat laporan rangkuman dari buku yang
dibaca dengan bahasanya sendiri
A. Pengertian Numerasi
Numerasi merupakan bagian dari matematika. Numerasi bersifat praktis artinya digunakan
dalam kehidupan sehari-hari. Prinsip dasar numerasi antara lain bersifat kontekstual,
sesuai dengan kondisi geografis, sosio-budaya, dan sebagainya, selaras dengan cakupan
matematika dalam kurikulum 2013.
Numerasi mencakup tiga hal yaitu konten, konteks, dan level kognitif. Konten dibedakan
menjadi empat kelompok yaitu bilangan, pengukuran dan geometri, data dan
ketidakpastian, serta aljabar. Konteks dibedakan menjadi tiga, yaitu personal, sosio-
budaya, dan saintifik. Konteks menunjukkan aspek kehidupan atau situasi untuk konten
yang digunakan. Level kognitif meliputi pemahaman, penerapan, dan penalaran. Level
kognitif menunjukkan proses berpikir yang dituntut atau diperlukan untuk dapat
menyelesaikan masalah.Numerasi adalah kemampuan untuk menerapkan konsep bilangan
dan keterampilan berhitung dalam kehidupan sehari-hari dan menginterpretasikan
informasi kuantitatif yang ada di sekitar kita. Kemampuandibuktikan dengan adanya rasa
nyaman terhadap bilangan dan kepandaian dalam mengaplikasikan keterampilan
matematika.
Menurut Alberta, numerasi adalah kemampuan, kepercayaan diri, dan kesediaan untuk
terlibat dengan informasi kuantitatif atau spasial untuk membuat keputusan berdasarkan
informasi dalam semua aspek kehidupan sehari-hari. Lebih lengkap dijelaskan numerasi
adalah:
▪ kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat matematika untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis konteks yang relevan untuk
individu sebagai warga negara Indonesia dan dunia;
▪ kemampuan menggunakan berbagai macam angka dan simbol-simbol yang terkait
dengan matematika dasar untuk memecahkan masalah praktis dalam berbagai macam
konteks kehidupan sehari-hari; dan
▪ kemampuan menganalisis informasi yang ditampilkan dalam berbagai bentuk (grafik,
tabel, bagan, dsb) lalu menggunakan interpretasi hasil analisis tersebut untuk
memprediksi dan mengambil keputusan.
A.2 Kemampuan numerasi Baik 82,22 Sebagian besar Naik 12,12% 73,33
Persentase peserta didik (82,22% peserta didik telah
berdasarkan kemampuan siswa mencapai batas
dalam berpikir menggunakan sudah kompetensi
konsep, prosedur, fakta, dan mencapai minimum untuk
alat matematika untuk kompetens numerasi
menyelesaikan masalah i minimum)
sehari-hari pada berbagai
jenis konteks yang relevan.
Proporsi peserta didik dengan Di atas 60,00 Peserta didik Naik 24,44%
kemampuan numerasi di atas % mampu bernalar 145,50%
kompetensi minimum untuk
menyelesaikan
masalah kompleks
serta non-rutin
berdasarkan
konsep matematika
yang dimilikinya.
Proporsi peserta didik dengan Mencapai 22,22 Peserta didik Turun 48,89%
kemampuan numerasi % mampu 54,55%
mencapai kompetensi mengaplikasikan
minimum konsep matematik
yang dimiliki dalam
konteks yang lebih
beragam.
Proporsi peserta didik dengan Di bawah 17,78 Peserta didik Turun 26,67%
kemampuan numerasi di % memiliki 33,33%
bawah kompetensi minimum kemampuan dasar
matematika:
komputasi dasar
dalam bentuk
persamaan
langsung, konsep
dasar terkait
geometri dan
statistika, serta
menyelesaikan
masalah
matematika
sederhana yang
rutin.
Proporsi peserta didik dengan Jauh di 0,00% Peserta didik hanya Tidak 0,00%
kemampuan numerasi jauh di bawah memiliki berubah
bawah kompetensi minimum kemampuan dasar
matematika yang
terbatas: peng-
uasaan konsep
yang parsial dan
ketrampilan
komputasi yang
terbatas.
A.2.1 Kompetensi pada domain 58,55 Naik 2,90% 56,9
Bilangan
Kompetensi peserta didik
dalam berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan
alat matematika pada konten
bilangan untuk
menyelesaikan masalah
sehari-hari.
A.2.2 Kompetensi pada domain 62,32 Naik 17,56% 53,01
Aljabar
Kompetensi peserta didik
dalam berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan
alat matematika pada konten
aljabar untuk menyelesaikan
masalah sehari-hari.
A.2.3 Kompetensi pada domain 57,58 Naik 13,03% 50,94
Geometri
Kompetensi peserta didik
dalam berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan
alat matematika pada konten
geometri untuk
menyelesaikan masalah
sehari-hari.
A.2.4 Kompetensi pada domain 59,45 Naik 6,60% 55,77
Data dan Ketidakpastian
Kompetensi peserta didik
dalam berpikir menggunakan
konsep, prosedur, fakta, dan
alat matematika pada konten
data dan ketidakpastian untuk
menyelesaikan masalah
sehari-hari.
A.2.5 Kompetensi mengetahui 61,57 Naik 10,70% 55,62
(L1)
Kompetensi peserta didik
pada kemampuan memahami
fakta, proses, konsep, dan
prosedur.
A.2.6 Kompetensi menerapkan 62,25 Naik 13,93% 54,64
(L2)
Kompetensi peserta didik
pada kemampuan
menerapkan pengetahuan
dan pemahaman tentang
fakta-fakta, relasi, proses,
konsep, prosedur, dan
metode pada konten bilangan
dengan konteks situasi nyata
untuk menyelesaikan
masalah atau menjawab
pertanyaan.
A.2.7 Kompetensi menalar (L3) 58,97 Naik 7,24% 54,99
Kompetensi peserta didik
pada kemampuan
menganalisis data dan
informasi, membuat
kesimpulan, dan memperluas
pemahaman dalam situasi
baru, meliputi situasi yang
tidak diketahui sebelumnya
atau konteks yang lebih
kompleks.
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Penguatan numerasi dilakukan selama pembelajaran, antara lain dilakukan dengan
tahapan sebagai berikut.
c. Visualisasi Numerasi
Visualisasi numerasi adalah kemampuan peserta didik untuk menerapkan,
menafsirkan dan memaknai secara benar informasi berbentuk visual atau
menyajikan sebuah informasi secara visual yang dapat dijelaskan dan dapat
dipahami oleh orang lain di kelas. Kegiatan visualisasi dapat dilakukan pada
akhir pembelajaran sebagai bagian dari kegiatan refleksi dengan menggunakan
media dan cara yang sesuai dengan kemampuan dan bakat peserta didik. Dalam
hal ini peserta didik mengungkapkan dengan bahasanya sendiri atas hal-hal yang
telah dipelajari.
Pada bagian berikutnya peserta didik diharapkan mampu untuk menafsirkan dan
memaknai pesan visual dari pembelajaran, hingga pada bagian akhir peserta
didik mampu menyajikan sebuah informasi secara visual dalam presentasi untuk
dapat memperkuat pemahaman pembelajaran.
3. Setelah Pelaksanaan Pembelajaran
Penguatan numerasi dilakukan setelah pembelajaran, antara lain melalui kegiatan
sebagai berikut:
a. melaksanakan tugas pengembangan seperti membuat kesimpulan hasil
eksperimen, kegiatan observasi, atau tugas proyek;
b. menemukan konteks terkait konten/materi lebih luas dalam kehidupan;
c. mengembangkan ide kreatif penerapan konsep, prinsip, prosedur dalam konteks
kehidupan sesuai imajinasi peserta didik, proyek STEAM, atau proyek lintas
mata pelajaran sebagai perwujudan dari Profil Pelajar Pancasila; dan
d. memberikan tugas baca atau studi literasi untuk kegiatan pertemuan berikutnya.
4. Melakukan Penilaian
Penguatan numerasi secara konsisten dilakukan dalam penilaian. Penilaian yang
dilakukan berfungsi sebagai pembelajaran (Assessment as Learning), untuk
pembelajaran (Assessment for Learning), dan atas pembelajaran (Assessment of
Learning). Hasil penilaian diharapkan mampu menunjukkan kemampuan peserta
didik dalam memahami, menginterpretasi, merefleksi, dan mengevaluasi informasi,
serta menggunakan informasi dalam menyelesaikan masalah kontekstual secara kritis,
logis, dan sistematis.
3 Observasi,
Pengamatan
Lapangan
4 Wawancara
5 Cek Fisik
Dokumen
6 Dst.
Pendamping
Nama
NIP
LK 2. Rencana Tindak Lanjut Sekolah (RTL)
(diisi oleh Kepala Sekolah berdasarkan Masukan dari Pendamping)
Kepala Sekolah
Nama
NIP
Pendamping
Nama
NIP
LAPORAN
PENDAMPINGAN PENINGKATAN SKOR RAPOR PENDIDIKAN
DI SATUAN PENDIDIKAN PELAKSANA PROGRAN SEKOLAH PENGGERAK (PSP)
I. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : .................................................................................................
b. NPSN : .................................................................................................
c. Alamat : .................................................................................................
d. Nama Kepala sekolah : .................................................................................................
e. No HP : ..................................................................................................
V. Dokumentasi
Jakarta, …………….
Pendamping
………………………
SUMBER 2A
Sumber : PENGUATAN LITERASI DAN NUMERASI, Direktorat Sekolah Menengah Atas,
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2021
Menurut Elizabeth Sulzby “1986”, Literasi ialah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh
seseorang dalam berkomunikasi “membaca, berbicara, menyimak dan menulis” dengan cara yang
berbeda sesuai dengan tujuannya. Jika didefinisikan secara singkat, definisi literasi yaitu kemampuan
menulis dan membaca
Menurut UNESCO “The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization”,
.Literasi ialah seperangkat keterampilan nyata, terutama ketrampilan dalam membaca dan menulis
yang terlepas dari konteks yang mana ketrampilan itu diperoleh serta siapa yang memperolehnya.
SUMBER : https://sevima.com/pengertian-literasi-menurut-para-ahli-tujuan-manfaat-jenis-dan-
prinsip/ PKL 11.46. Dunia Kampus, Pengertian Literasi Menurut Para Ahli, Tujuan, Manfaat, Jenis
dan Prinsip.
SUMBER 3A
Sumber : PENGUATAN LITERASI DAN NUMERASI, Direktorat Sekolah Menengah Atas,
Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi tahun 2021
Qasim, Kadir, & Awaludin. Dalam Programme for International Student Assessment, pengertian
numerasi adalah kemampuan siswa yang ditunjukkan dalam bentuk terampil menganalisis,
memecahkan masalah, memberikan alasan, menyampaikan ide secara efektif serta merumuskan dan
menginterpretasikan masalah matematika dalam berbagai situasi dan bentuk.
Cockroft, WH. Pengertian numerasi oleh Cockroft didefinisikan sebagai kemampuan seseorang
dalam menggunakan angka yang ditujukan untuk memecahkan permasalahan dalam kehidupan
sehari-hari.
SUMBER: Numerasi adalah: Apa Itu, Contoh Soal, dan Cara Mengasahnya
Debora Danisa Kurniasih Perdana Sitanggang, Stefani Ditamei - detikJabar
Senin, 01 Agu 2022 08:22 WIB
Sumber 4D
Modul LitNum
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Asesmen
Buku Saku Benahi Literasi Melalui Lingkungan Belajar
PMM (Penyesuaian Pembelajaran-Strategi Litnum) https://guru.kemdikbud.go.id/pelatihan-
mandiri/video/31?materi=198&materi_name=Strategi+Literasi&modul=12&modul_name=&topik=7
&topik_name=Penyesuaian+Pembelajaran+dengan+Kebutuhan+dan+Karakteristik+siswa+SMP+-
+SMA%2F+Paket+B-C
PMM (Modul Ajar dengan Strategi Literasi) https://guru.kemdikbud.go.id/pelatihan-
mandiri/contextualized-learning/264
PMM (Modul Ajar dengan Strategi Numerasi) https://guru.kemdikbud.go.id/pelatihan-
mandiri/contextualized-learning/265
PMM Benahi Literasi: Sebarkan kegembiraan membaca setiap hari
https://guru.kemdikbud.go.id/cerita-praktik/oO16e1L6N2?source=ide-praktik
PMM Membuat Lingkungan Fisik kaya teks di Kelas https://guru.kemdikbud.go.id/bukti-
karya/video/96253
PMM Membangun Koneksi Numerasi pada Mata Pelajaran Non Matematika
https://guru.kemdikbud.go.id/cerita-praktik/5qo683N0ax?source=ide-praktik