Anda di halaman 1dari 3

Nama : Yolanda Asri Ventiana

NIM : 2110610023
Offering :C
Jurusan : Teknologi Pendidikan

KEGIATAN BELAJAR 1 (KONSEP DASAR PEMBELAJARAN DIGITAL)

POTENSI PEMBELAJARAN DIGITAL


Menurut Kenji Kitao (1998), setidak-tidaknya ada 3 potensi atau fungsi pembelajaran digital
yang dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu sebagai alat komunikasi, alat
mengakses informasi, dan alat pendidikan atau pembelajaran.
1. Potensi Alat Komunikasi
Dengan adanya pembelajaran digital dapat berkomuniaksi ke mana saja dnegan cepat dan
tanpa terhalang oleh tempat dan waktu. hal itu dapat digunakan dengan telepon, email, dan fax.
Di era pandemi saat ini, banyak terjadi perubahan dalam berbagai aspek kehidupan, salah
satunya pendidikan. Komunikasi digital merupakan komunikasi berbasis omputer yang dapat
digunakan untuk bertukar kabar lewat platform digital serta pengiriman atau penerimaan pesan.
Komunikasi digital ini merupakan bentuk interaksi tidak langsung yang menggunakan alat bantu
digital dan disertai dengan aplikasi media sosial tertentu di dalamnya. Perkembangan teknologi
dan informasi yang begitu pesat di era globalisasi sangat berpengaruh terhadap dunia
pendidikan. Tuntutan global membuat dunia pendidikan untuk selalu senantiasa menyesuaikan
penggunaaan teknologi informasi dan komunikasi pada proses pembelajaran. Mempermudah
komunikasi jarak jauh merupakan tujuan dari manfaat digital komunikasi.
2. Potensi Akses Informasi
Saat ini kita berada di zaman saat internet seolah menjadi kebutuhan primer manusia.
Karena semua dapat dikendalikan dan dikerjakan dnegan bantuan internet. Internet merupakan
seluruh jaringan komputer yang saling terhubung menggunakan standar sistem global
tansmission control protocol untuk melayani pengguna di seluruh dunia. Dengan menggunakan
internet, kita bisa mengakses informasi apapun. Potensi akses informasi berupa internet
berfungsi sebagai sumber belajar yang bervariasi sehingga akan menambah wawasan yang luas
bagi manusia. Manfaat internet tak hanya sebatas akses informasi dan komunikasi. Kini, manfaat
internet merambah pada sektor ekonomi, sosial, hiburan, keamanan, dan lain-lain. Hampir semua
kegiatan manusia berhubungan dengan internet, termasuk dunia pendidikan. Manfaat internet
juga akan terus berkembang seiring waktu.
3. Potensi Pendidikan Pembelajaran
Peranan teknologi informasi dan komunikasi di bidang pendidikan sangat banyak. TIK
membawa banyak manfaat di berbagai bidang, salah satunya pendidikan. Yang artinya dapat
meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga kesejahteraan negara pun akan cukup
maju. Penggunaan digital komunikasi dalam pembelajaran menjadi solusi dengan
diberlakukanya kebijakan PSBB yang kemudian menjadi dasar pelaksanaan proses pembelajaran
daring. Pendidikan merupakan salah satu aspek yang dipercaya bisa membuka peluang untuk
meningkatkan kualitas hidup. Namun, pendidikan yang tidak berjalan secara maksimal juga tidak
akan mendapatkan hasil yang baik. Teknologi yang sudah maju saat ini tentunya dapat menjadi
salah satu jalan untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Peranan TIK yang sangat besar
terhadap sistem pendidikan secara global mampu menjadi kesempatan yang sangat besar yang
dapat membantu dalam proses pembelajaran. Dengan adanya teknologi, pendidik mampu
membuat alternatif cara belajar yang lebih interaktif di masa pandemi. ICT merupakan sistem
pembelajaran berbasi multimedia atau teknologi yang berisi teks, gambar, suara dan video. ICT
memiliki 2 peran: media presentasi pembelajaran dan media pembelajaran mandiri atau
elearning. Melalui elearning belajar tidak lagi dibatasi oleh ruang dan waktu. Belajar bisa
dilakukan di mana saja.

FUNGSI PEMBELAJARAN DIGITAL


Karakteristik atau potensi pembelajaran digital dipandang sudah memadai sebagai dasar
pertimbangan untuk penyelenggaraan kegiatan pembelajaran melalui pembelajaran digital.
Sebagai media pembelajaran terdapat tiga fungsi pembelajaran digital di dalam kegiatan
1. Fungsi Suplemen
Fungsi sebagai suplemen (tambahan) yaitu pembelajar mempunyai kebebasan memilih,
apakah akan memanfaatkan materi pembelajaran elektronik atau tidak. Tidak ada
kewajiban/keharusan bagi pembelajar untuk mengakses materi pembelajaran elektronik.
Walaupun materi pembelajaran elektronik berfungsi sebagai suplemen, namun jika
memanfaatkannya tentu saja pembelajar akan memiliki tambahan pengetahuan atau wawasan.
Peran pengajar adalah selalu mendorong, menggugah, atau menganjurkan para pembelajarnya
mengakses materi pembelajaran elektronik yang telah disediakan.
2. Fungsi Komplemen
Fungsi sebagai komplemen (pelengkap), yaitu materi pembelajaran elektronik diprogramkan
untuk melengkapi materi pembelajaran yang diterima pembelajar di dalam kelas. Materi
pembelajaran elektronik diprogramkan untuk menjadi materi reinforcement (penguatan) yang
bersifat enrichment (pengayaan) atau remedial (pengulangan pembelajaran) bagi pembelajar di
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran konvensional. Pembelajar dapat dikelompokkan menjadi
tiga yaitu (1) fast learners, yaitu kelompok pembelajar yang cepat kemampuan belajarnya, (2)
average or moderate learners, yaitu kelompok pembelajar berkemampuan rata-rata, dan (3) slow
learners, yaitu kelompok pembelajar yang lamban kemampuan belajarnya. Kelompok pembelajar
average learners biasanya kurang diperhatikan dalam pengelolaan kelas (classroom management)
karena mereka ini dipandang sebagai pembelajar yang tidak terlalu bermasalah.
Kelompok pembelajar yang sering mendapat perhatian atau yang membutuhkan penanganan
khusus di dalam pengelolaan kelas adalah slow learners dan fast learners. Kedua kelompok
pembelajar ini memerlukan program reinforcement, baik yang sifatnya enrichment bagi fast
learners maupun remedial bagi slow learners. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai
enrichment, apabila pembelajar dapat dengan cepat menguasai atau memahami materi
pembelajaran yang disampaikan pengajar secara tatap muka (fast learners). Kepada kelompok
pembelajar ini diberi kesempatan untuk mengakses materi pembelajaran elektronik yang
memang secara khusus dikembangkan untuk mereka. Tujuannya adalah untuk lebih
meningkatkan kualitas penguasaan para pembelajar terhadap materi pembelajaran yang disajikan
pengajar di dalam kelas atau tambahan materi pembelajaran yang dinilai pengajar bermanfaat
bagi pembelajar. Materi pembelajaran elektronik dikatakan sebagai program pengayaan yang
bersifat remedial apabila pembelajar yang mengalami kesulitan memahami materi pelajaran yang
disajikan pengajar secara tatap muka di kelas (slow learners). Kepada kelompok pembelajar ini
diberi kesempatan untuk memanfaatkan materi pembelajaran elektronik yang memang secara
khusus dirancang untuk mereka. Tujuannya untuk membantu pembelajar yang mengalami
kesulitan dalam memahami materi pembelajaran yang disajikan pengajar di kelas. Akses materi
pembelajaran elektronik yang memang secara khusus disediakan (diprogramkan) diharapkan
akan dapat membantu memudahkan pembelajar dalam memahami / menguasai materi pelajaran
yang disajikan pengajar.
3. Fungsi Substitusi
Pembelajar diberi beberapa alternatif model kegiatan pembelajaran. Tujuannya untuk
membantu mempermudah pembelajar mengelola kegiatan pembelajarannya sehingga dapat
menyesuaikan waktu dan aktivitas lainnya dengan kegiatan pembelajarannya. Ada tiga alternatif
model kegiatan pembelajaran yang dapat dipilih pembelajar, yaitu mengikuti kegiatan
pembelajaran yang disajikan secara konvensional (tatap muka) saja, atau sebagian secara tatap
muka dan sebagian lagi melalui pembelajaran digital, atau sepenuhnya melalui pembelajaran
digital.
Alternatif model pembelajaran yang dipilih oleh pembelajar tidak menjadi masalah dalam
penilaian. Setiap pembelajar yang mengikuti salah satu model penyajian materi pembelajaran
akan mendapatkan pengakuan atau penilaian yang sama. Jika pembelajar dapat menyelesaikan
program pembelajarannya dan lulus melalui cara konvensional atau sepenuhnya melalui
pembelajaran digital, atau bahkan melalui perpaduan kedua model ini, maka lembaga
penyelenggara pendidikan akan memberikan pengakuan yang sama. Fleksibilitas ini sangat
membantu pembelajar untuk mempercepat penyelesaian pembelajarannya. Para pembelajar yang
belajar pada lembaga pendidikan konvensional tidak perlu terlalu khawatir lagi apabila tidak
dapat menghadiri kegiatan pembelajaran/perkuliahan secara fisik karena berbenturan dengan
kepentingan lain yang tidak dapat ditinggalkan atau ditangguhkan. Apabila lembaga pendidikan
konvensional tersebut menyajikan materi pembelajaran yang dapat diakses para pembelajar
melalui pembelajaran digital, maka pembelajar dapat mempelajari materi pembelajaran yang
terlewatkan tersebut melalui pembelajaran digital. Dapat terjadi demikian karena para
pembelajar diberi kebebasan mengikuti kegiatan pembelajaran yang sebagian disajikan secara
tatap muka dan sebagian lagi melalui pembelajaran digital (model pembelajaran kedua).
Pembelajar juga dimungkinkan untuk tidak sepenuhnya menghadiri kegiatan pembelajaran
secara fisik.Sebagai penggantinya, para pembelajar belajar melalui pembelajaran digital (model
pembelajaran ketiga).

Anda mungkin juga menyukai