TUGAS PERKULIAHAN
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan perkuliahan
pendidikan profesi guru prajabatan pada mata kuliah “Pemahaman tentang
peserta didik dan pembelajaranya” yang diampu oleh
Dra. Emidar, M.Pd.
Disusun oleh :
FIONIE AYU SYAFITRI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 4 Sumbar
dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan menempuh
Pendidikan Profesi Guru di Universitas Negeri Padang. Penulisan laporan ini tidak
terlepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada (1) Bapak Dr. Amril Amir, M.Pd., selaku
dosen pembimbing, (2) Ibu Monika Oktariza, S. Pd, selaku guru pamong, (3) Drs. H.
Erizal, M.Si. selaku kepala SMA Negeri 4 Sumbar dan semua pihak yang
memberikan dukungan dalam penulisan laporan ini.
Pengamat telah berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan penyusunan
laporan ini. Namun, tidak tertutup kemungkinan di dalam laporan ini masih terdapat
kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat pengamat harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Secara umum, PPL bertujuan agar mahasiswa PPG memiliki pengalaman nyata
dan kontekstual dalam menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat
menunjang penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan penguasaan
materi bidang studi secara utuh.
Secara khusus, tujuan PPL terbagi dalam dua bentuk Capaian Pembelajaran
Mata Kuliah (CPMK), yaitu CPMK PPL I dan CPMK PPL 2. Tujuan CPMK PPL 1
adalah sebagai berikut.
1. Terampil mengidentifikasi karakteristik peserta didik dan lingkungan
pembelajaran.
2. Mampu mengevaluasi karakteristik peserta didik dan lingkungan belajar.
3. Terampil memecahkan masalah pembelajaran.
4. Terampil menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
5. Terampil melakukan praktik pembelajaran secara terbimbing sesuai dengan RPP
yang disusun.
6. Terampil melakukan penilaian hasil belajar sesuai prinsip penilaian.
Berdasarkan uraian di atas kegiatan PPL 1 perlu dilakukan untuk mempersiapkan
kompetensi dan keterampilan mahasiswa PPG Prajabatan.
B. Tujuan Observasi
Tujuan observasi adalah sebagai berikut.
1. Mengenal keadaan fisik sekolah dan pengaruhnya terhadap interaksi belajar
mengajar.
2. Mengenal karakteristik peserta didik.
3. Mengamati implementasi Kurikulum Merdeka.
C. Manfaat Observasi
Manfaat observasi adalah sebagai berikut.
1. Dengan mengenal keadaan fisik sekolah maka mahasiswa PPG Prajabatan
mampu mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk praktik pembelajaran
terbimbing dan praktik pengajaran mandiri.
2. Dengan mengenal karakteristik peserta didik maka mahasiswa PPG
Prajabatan mampu mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk praktik
pembelajaran terbimbing dan praktik pengajaran mandiri.
3. Hasil observasi implementasi Kurikulum Merdeka dapat diterapkan secara
sistematis dan terstruktur dalam praktik pembelajaran terbimbing dan
praktik pengajaran mandiri.
1
2
D. Sasaran Observasi
Sasaran observasi adalah sebagai berikut.
1. Karaktersitik peserta didik (Lampiran 1)
2. Modul ajar/RPP (Lampiran 2)
3. Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran 3)
4. Manajemen sekolah (Lampiran 4)
5. Lingkungan belajar (Lampiran 5)
3
BAB II
HASIL OBSERVASI
A. Hasil Observasi
1. Karaktersitik peserta didik (Lampiran 1)
a. Budaya Sekolah SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Suasana sekolah yang asri, nyaman, bersih, dan jauh dari keramaian mendukung
proses pembelajaran yang optimal. Selain itu, sekolah yang baru berdiri ini memiliki
gedung yang kokoh dengan jumlah tiga tingkat. Pada tingkat satu berpusat ruangan
majelis guru, tata usaha, laboratorium bahasa dan komputer, perpustakaan, BK,
ruangan kepala sekolah, ruangan wakil, UKS dan meja piket. Di sekoah ini siswa
diwajibkan mengikuti sekolah dengan sistem asrama. Hal ini diwajibkan oleh pihak
PPLP masing-masing cabang olahraga yang dimiliki oleh siswa. Siswa diberikan
peraturan dalam kegiatan selama di sekolah maupun di asrama. Siswa juga diberikan
konsumsi tiga kali sehari serta adanya uang bulanan dan tanggungan kebutuhan siswa
yang dipenuhi secara penuh langsung oleh pihak PPLP, Dinas Olahraga, dan Dinas
Pendidikan. Selain itu, guru-guru telah mendidik siswa untuk menjadi siswa profil
pancasila yang meliputi :
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; berupa
siswa membaca doa dan melaksanakan salat berjamaah di Masjid serta
berakhlak mulia kepada sesama.
b. Berkebinekaan global; berupa mencintai tradisi dan budaya tradisional yang
diterapkan melalui kegiatan sehari-hari yang didapatkan melaui proses
pembelajaran.
c. Bergotong royong ; berupa piket kelas yang dilakukan secara bergilir oleh
siswa, selain itu petugas upacara yang dilaksanakan secara brgantian pada
setiap kelas.
d. Mandiri; bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru dan displin
dalam berkegiatan baik di sekolah maupun kehidupan sehar-hari.
e. Bernalar kritis; mampu menjadi tutor sebaya bagi teman, mampu berekspresi
melalui keaktifan dalam proses pembelajaran pada setiap matapelajaran.
f. Kreatif; siswa mampu memberikan ide-ide kreatif dalam pembelajaran maupun
dalam kegiatan diluar pembelajaran seperti kegiatan osis, ekstrakulikuler.
Selain itu, interaksi sosial antara guru dengan guru terjalin dengan hangat dan
harmonis. Terlihat adanya kekompakan dari interaksi yang dilakukan oleh sesama
guru. Begitu juga, interaksi antara siswa dengan guru terjalin dengan sopan santun dan
menghargai. Sedangkan untuk sesama siswa terlihat siswa menjalin komunikasi
dengan baik melalui candaan dan komunikasi selama di sekolah.
b. Budaya Kelas SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Guru dan siswa melakukan kesepaktan kelas dalam proses pembelajaran di
kelas seperti pembelajaran dimulai dengan pertama, berdoa dan setelah itu siswa
diwajibkan membaca Al-Qur’an secara berkelanjutan. Kedua, siswa melakukan
kegiatan literasi pada setiap pembelajaran Bahasa Indonesia sebelum masuk kepada
materi pembelajaran yang akan dibahas. Ketiga, siswa pada setiap awal semester
4
pagi, makan siang, dan makan malam. Pada sore hari siswa juga dituntut latihan fisik
sore. Hal ini dilakukan agar jasmani dan rohani siswa tetap sehat dalam
mempersiapkan diri menuju acara perlombaan. Siswa di SMAN 4 SUMBAR terlihat
mandiri. Selain itu sebagian dari siswa mampu untuk mengekspresikan diri melalui
kegiatan pembelajaran seperti berdiskusi dan bertukar pikiran. Siswa juga
mengembangkan keterampilan mereka diluar dari hal yang berkaitan dengan olahraga
dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka, osis, dan lainnya.
Guru di SMAN 4 SUMBAR terlihat sangat mampu menguasai kelas dan
memahami karakteristik siswannya. Hal ini menjadi modal utama untuk melaksanakan
pembelajaran agar tercapai sesuai dengan capaian pembeajaran yang diharapkan. Guru
juga mencari hal-hal pembaruan dalam teknologi yang diterapkan dalam pembelajaran
guna menarik minat siswa dalam pembelajaran. Guru juga mampu memberikan
motivasi kepada siswa agar selalu menyadari bahwa belajar itu wajib tidak hanya
olahraga saja yang dapat menghantarkan kesuksesan.
f. Perkembangan Sosial SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Guru membangun sikap empati siswa terhadap siswa yang sakit, orangtua
siswa yang meninggal, menghargai pendapat guru dan teman, dan memberikan
apresiasi berupa pujian terhadap sesuatu hal yang dilakukan secara baik dan benar.
Selain itu, siswa juga diberikan ruang untuk berekpresi dalam sosialnya dengan cara
berdiskusi dalam pembelajaran dan mengikuti kegiatan seperti MPK, OSIS, dan
ekstrakulikuler. Latarbelakang siswa yang keberbakatan olahraga juga dibentuk oleh
pelatih mereka untuk bersikap mampu bersosialisasi, mampu menghargai sesama,
mampu menerima sesuatu hal baik yang diinginkan maupun tidak diinginkan, selain
itu mereka juga dididik disiplin, hormat kepada yang lebih tua, dan selalu mau belajar.
g. Perkembangan Moral/ Spiritual SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Guru membangun sikap spiritual siswa dengan cara memulai sesuatu hal
terutama dalam pembelajaran dengan berdoa selain itu tidak lupa membaca Al-
Qur’an secara berkelanjutan pada setiap hari. Siswa juga dibentuk menjadi pribadi
yang jujur contoh dalam mengerjakan tugas apakah tugas tersebut benar dikerjakan
atau tidak. Siswa juga saling menghargai sesama terutama terhadap perbedaan suku
maupun budaya mereka. Tidak lupa mereka juga dilatih menjadi pribadi yang
bersyukur hal ini terkait dengan hasil mereka dapatkan ketika menghadapi
pertandingan dan mendapatkan hasil pembelajaran sesuai dengan yang mereka
upayakan dan kerjakan. Hal ini sekaligus sudah membentuk siswa profil pancasila.
Kemudian dalam tujuan pembelajaran dalam perangkat yang tersedia sudah mampu
menganalisis ketepatan urutan langkah- langkah atau tahap kegiatan yang ada pada
pembelajaran yang salah satunya pembelajaran materi teks prosedur yang disajikan melalui
vidio dan mempresentasikan hasil analisis struktur dan ciri kebahasaan pada teks prosedur.
c. Berkesinambungan
Dalam pengamatan terhadap modul ajar /RPP, terdapt urutan pembelajaran pada modul
ajar tersebut sudah sistematis dan logis. Hal ini terlihat dari kegiatan pembelajaran yang
sudah berurutan dan masuk akal. Pada modul ajar tersebut sudah terdapat pertanyaan kunci
7
yang membantu guru dan siswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Untuk
metode pembelajaran di kelas dapat di dilihat di mana dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, Hal ini sesuai dengan cara
menganalisis struktur, ciri kebahasaan dalam sebuah materi yang di pelajari.
d. Kontekstual
Kontekstual yang di maksudkan di sini bahwa modul ajar tersebut apakah sudah bias di
aplikasikan dengan sekolah yang berbeda. Dalam kenyataan yang sebenarnya, modu tersebut
belum bias di implementasikan dengan sekolah yang berbeda. Hanya saja sekolah yang
berbeda tersebut di sajadikan oleh pendidik di sekolah SMAN4 Sumbar sebagai bahan
perbandingan dan percontohan untuk meminimalkan ketertinggalan dalam sitem pendidikan
terutama dalam pengembangan modul ajar. Kemudian jika di lihat dari pengaplikasaian
modul ajar tersebut bagi semua peserta didik tentunya modul ajar tersebut dapat
mengakomodir siswa dengan kebutuhan yang berbeda. Hal ini harus diterapkan karena juga
mengarah kepada kurikulum merdekan bahwa guru harus mampu melihat peserta didik yang
berasal dari karakteristik yang berbeda.
e. Sederhana
Sederhana di sini berarti dalam sistem bahasa yang digunakan dalam modul ajar yang
disusun oleh guru sudah jelas dan mudah dipahami. Bahasa maupun istilah-istilah yang
terdapat dalam modul ajar tersebut mudah dipahami.
f. Komponen pendukung
Pada pengamatan yang dilakukan capaian pembelajaran sudah bias di lihat dari
pengaplikasian model pembelajaran pada proses pembelajaran. Modul yang digunakan
tersebut, guru telah menggunakan media berupa video, yaitu video. Kemudian dalam modul
tersebut disusun dengan menyertakan beberapa daftar pustaka yang dijadikan referensi
dalam melaksanakan proses pembelajaran.
Pelaksanaan pembelajaran pada kelas X fase E.3 di SMA N 4 Sumbar sudah berjalan
dengan baik. Pesera didik sudah benar-benar belajar mengenai topik pembelajaran yang telah
diberikan yaitu mengenai teks Laporan Hasil Observasi, berdasarkan pengalaman peserta
didik sudah pernah literasi dan pernah mengamati (observasi) sesuatu sehingga peserta didik
tertarik dengan materi literasi dan menulis hasil observasi. Di dalam kelas sebagian besar
peserta didik mengikuti pembelajaran dengan baik, hanya beberapa peserta didik seperti
kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu disebabkan karena karakter peserta
didiknya sendiri, padahal sebelumnya sudah diperingati oleh gurunya. Meskipun ada yang
kurang fokus namun itu tidak berpengaruh kepada peserta didik yang lain, mereka tetap
mengikuti pembelajaran dengan baik.
Ketika ada peserta didik yang tidak aktif dalam pembelajaran maka solusi yang
diberikan guru model adalah memberikan motivasi serta perhatian khusus kepada peserta
didik tersebut.
Dengan memberikan motivasi serta perhatian khusus maka peserta didik tersebut mulai mulai
memberikan merespon yang baik, dan usaha guru model tersebut pun berhasil.
Proses pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan dengan efektif. Guru membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mencapai pembelajaran dengan cara
memanfaatkan media pembelajaran yang ada yaitu ponsel pribadi peserta didik untuk
memudahkan peserta didik memahami materi dan mencari lebih jauh cara menulis hasil
observasi. Guru juga mengarahkan peserta didik yang kemampuannya lebih cepat dalam
mencapai tujuan pembelajarannya agar bisa berkolaborasi dan bekerja sama dengan
membantu teman-teman lainnya serta saling bertukar ilmu mengenai materi yang diajarkan.
Hal ini dapat membantu peserta didik tersebut secara langsung menerapkan ilmu yang telah ia
dapatkan kepada teman-temannya sehingga ia lebih kuat dalam pemahaman tentang materi
tersebut.
Dalam proses pembelajaran guru belum melakukan modifikasi karena hal tesebut
sudah sesuai dan sudah tertuang di CP dan Modul ajar guru dan sudah disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik di kelas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik aktif dalam mengikuti
pembelajaran sehingga materi yang disampaikan oleh guru dapat tercapai dengan baik.
Meskipun terdapat beberapa peserta didik yang tidak aktif,, hal itu dapat diatasi dengan
memberikan motivasi dan perhatian khusus kepada peserta didik teersebut . Selain itu,
penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif mampu mencuri perhatian peserta
9
didik pada materi yang diajarkan sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak membosankan
dan pemahaman materi tersebut tersampaikan dengan baik oleh peserta didik tersebut.
Catatan lainnya bahwa di kelas X. E3 SMA Negeri 4 Sumatera Barat, interaksi peserta
didik antar peserta didik terjalin dengan cukup baik. Peserta didik suka membantu temannya
yang kesulitan mengerjakan tugas serta menegur temannya yang tidak fokus pada
pembelajaran yang berlangsung. Meskipun terdapat tingkatan kemampuan yang berbeda-beda
dari kemampuan peserta didik, hal itu tidak akan menjadi hambatan untuk mencapai capaian
pembelajaran meskipun ada beberapa peserta didk yang memiliki kemampuan menengah
kebawah. Menurut yang diamati, peserta didik dibentuk kelompok untuk mengerjakan tugas.
Sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dapat menyeba kedalam kelompok-
kelompok kecil dan membantu temannya mengatasiu kesulitan belajar. Peserta didik memiliki
sikap santun dan akhlak yang baik kepada guru. Hal itu dibuktikan menurut pengamatan
observer, peserta didik mengucapkan salam kepada guru dan membersihkan meja guru
sebelum gurunya masuk.
b) KELAS XI MIPA
Mata Pelajaran/Topik : Bahasa Indonesia / Teks Ceramah
Sekolah/ Kelas : SMA Negeri 4 Sumbar / XI MIPA
Nama Guru Model : Monika Oktariza, S. Pd
proses pembelajaran sudah terlihat lebih efektif guru mengajar sesuai dengan modul ajar dan
peserta didik sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam pengerjaan tugas dari guru mereka mengerjakan tugas secara mandiri namun
boleh berdiskusi. Karena dengan berdiskusi atau berkolaborasi mereka dapat saling bertukar
ide dan gagasan. Berdasarkan hasil observasi jika ada peserta didik yang mengalami kesulitan
maka guru model melakukan pendekatan khusus dengan cara menegurnya, bertanya mana
yang belum dipahami kemudian guru menjelaskan kembali dengan memberikan beberapa
contoh-contoh lain yang sesuai dengan materi ataupun guru memberikan remedial kepada
siswa tersebut.
Dalam proses pembelajaran di kelas XI MIPA guru masih menggunakan buku cetak
sebagai media pembelajaran dan panduan bahan ajar. Disamping itu guru model masih belum
melakukan modifikasi pembelajran dimana guru masih berpatokan pada modul ajar atau RPP
yang sudah dibuat dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didiknya. Jadi dapat kita
simpulkan bahwa pada proses pembalajaran di kelas XI IPS sudah cukup kondusif dan efektif.
Peserta didik cukup antusian dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan stimulus yang diberikan
oleh guru. Hanya saja guru masih belum melakukan modifikasi pembelajaran.
c) KELAS XII MIPA
Mata Pelajaran/Topik : Bahasa Indonesia / Teks Novel
Sekolah/ Kelas : SMA Negeri 4 Sumbar / XII MIPA
Nama Guru Model : Monika Oktariza, S. Pd
Pada kelas XII MIPA SMA N 4 Sumbar semua peserta didik telah belajar tentang
topik mengenai Teks Novel. Pada proses pembelajaran mereka cukup aktif dan responsif
namun ada pada pembelajaran hari ini ada 2 siswa yang tidak d karpat mengikuti proses
pembelajaran dikerenakan mereka mengikuti kegiatan lomba voly dan panahan.
Selama observasi di kelas ini terlihat di dalam proses pembelajaran ada beberapa
peserta didik yang kurang fokus karena bermain handphone, namun guru kelas telah memberi
teguran dan menyita sementara handphone tersebut dan memberikan nasehat. Di kelas tentu
saja aja peseta didik yang tidak atau kurang aktif dalam proses pembelajaran. Nah untuk
mendorong peserta didik yang tidak aktif guru melakukan pendekatan dengan cara
menegurnya dan memberi pertanyaan-pertanyaan pematik secara khusus dan meminta agar
siswa lebih fokus dalam proses pembelajaran guru juga berupaya untuk membangkitkan rasa
percaya diri mereka yang tidak aktif.
11
Observer juga mengamati bahwa proses pembelajaran sudah berjalan dengan efektif
guru mengajar sesuai dengan modul ajar dan peserta didik sudah terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan mereka juga mengerjakan tugas tentang Teks Novel secara berkelompok
atau berkolaborasi. Observer juga melihat di kelas jika ada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar maka guru model melakukan pendekatan khusus atau pendekatan personal
dengan cara bertanya tentang materi yang dibagian mana yang belum dipahami kemudian
guru menjelaskan kembali dengan memberikan beberapa contoh-contoh yang relevan.
Dalam proses pembelajaran guru model telah menggunakan media speker aktif dan
mengirimkan format tugas melalui wa grup. Sehingga peserta didik dapat dengan cepat
mengetahui apa saja tugas yang telah diberikan.
Pada proses pembelajaran di kelas XII MIPA guru model telah melakukan modifikasi
pada modul pembelajran yaitu dari yang seharusnya siswa membaca novel dimodifkasi
menjadi kegiatan menyimak dengan cara diperdengarkan sebuah resonansi jiwa, kemudian
siswa mengerjakan tugas sesuai format yang telah di kirim lewat wa grup.
Demikian yang dapat observer berikan banyak pelajaran yang kami dapat dari
pengamatan hari ini yaitu kami melihat bagaimana prores pembelajaran itu berlangsung dan
bagaimana seorang guru memecahkan masalah-masalah yang terjadi di kelas. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran pada kelas XII MIPA sudah berjalan secara efektif. Guru
telah menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Guru juga melakukan modifikasi pada
modul ajar yaitu dari kegiatan membaca ke kegiatan menyimak melalui speaker aktif.
4. Manajemen sekolah (Lampiran 4)
1. Manajemen Sekolah (Lampiran 4)
a. Manajemen Kesiswaan
Setelah melakukan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan wakil
kesiswaan SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) terdapat tiga aspek
kebutuhan siswa yang menjadi prioritas utama pihak sekolah. Pertama,
kelengkapan fasilitas keolahragaan. Sekolah ini memiliki siswa yang mayoritasya
adalah atlet. Mulai dari cabang olahrga volley, sepakbola, takraw, taekwondo,
gulat, bulu tangkis, lari jarak jauh, lompat jauh, lempar cakram dan lain
sebagainya mereka ada disini. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk anak-
anak yang berasal dari nonatlet sekolah di SMAN 4 Sumbar. Mereka yang
nonatlet masuk sekolah melalui jalur zonasi. Sementara siswa yang atlet masuk
sekolah melalui jalur prestasi keolahragaanya. Kedua, kelengkapan sarana dan
prasarana. Bagi siswa yang memiliki cabang olahrga pihak sekolah memfasilitasi
siswa tersebut dengan asrama tempat tinggal. Pada umumnya siswa yang atlet
12
berasal dari luar kota Padang. Ada yang dari Batusangkar, Payakumbuah,
Pasaman Barat, Solok dan lain sebagainya. Untuk anak-anak yang di asrama
difasilitasi tempat tinggal, makan pagi-siang-malam, serta uang belanja.
Sementara anak-anak mandiri hanya bergabung waktu sekolah reguler dan jam
latihan serta tinggal di rumah masing-masing. Ketiga, kelengkapan media
pembelajaran. Dalam hal ini sekolah mengupayakan untuk memberikan layanan
terbaik dalam pembelajaran, misal memfasilitasi siswa dengan hal-hal yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pemelajaran, seperti proyektor, labor, meja,
kursi, papan tulis, kelas yang nyaman dan bersih.
b. Manajemen Kurikulum
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) menggunakan dua kurikulum, yaitu Kurikulum Merdeka
dan Kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka dilaksanakan di kelas X dan Kurikulum
2013 digunakan di kelas XI dan XII. Pada mulanya SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) sepakat menggunakan kurikulum merdeka belajar
mandiri. Artinya kurikulum yang digunakan masih kurikulum 2013 tetapi sedikit
demi sedikit sudah mempelajari kurikulum merdeka. Sesuai dengan kesepakatan
pengawas sekolah akhirnya SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) sepakat
untuk menggunakan kurikulum merdeka berubah. Di mana sekolah sudah full
menerapkan kurikulum merdeka, tidak setengah-setengah dan mengikuti
penerapan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah.
Kurikulum merdeka berorientasi pada Profil Pelajar Pancasila (berakhlak
mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan
kreatif). Untuk menuju Profil Pelajar Pancasila tersebut sekolah mendesain proyek
yang sesuai dengan kondisi dan situasi. Sekolah diberikan kebebasan memilih sub
tema. Tema tersebut ada tujuh, di antaranya Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan
Lokal, Bhineka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara demokrasi,
Berekayasa dan Berteknologi, Membangun NKRI, dan Kewirausahaan. Dari tujuh
tema yang disediakan pemerintahan, sekolah wajib memilih tiga tema. Tema yang
dipilih oleh SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) di antaranya Kearifan
Lokal, Berekayasa dan Berteknologi, dan Kewirausahaan. Implementasi dari tema
yang diterapkan SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) membuat proyek
sampah. Dalam menyelesaikan proyek, siswa diminta langsung praktik dan
observasi ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) kemudian menyusun data yang
13
diperoleh ke dalam bentuk info grafis. Setelah itu, siswa dapat mengolah sampah
yang ada di sekolah untuk dijadikan pupuk kompos. Juga memilah sampah
anorganik dan organik. Selanjutnya, dalam mengupayakan proses pembelajaran
yang berkualitas SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) menggunakan data
dalam merefleksi kurikulum. Data yang diolah akan menghasilkan informasi yang
bermakna. Informasi yang bermakna akan dijadikan sebagai bahan refleksi. Pada
proyek sampah yang dilakukan oleh kelas X diharapkan mereka dapat
meminimalisir sampah plastik, media botol plastik yang diisi penuh dengan
sampah plastik lainnya. Data menjadi hal yang sangat penting untuk melaksanakan
refleksi karena dengan adanya data, refleksi menjadi lebih berkualitas. Seluruh
data terkait dengan manajemen sekolah baik berupa pengelolaan sumber daya
manusia, sarana prasarana, serta potensi-potensi dari warga sekolah (alumni,
masyarakat sekitar, perusahaan, dunia usaha, dan lain-lain) diupayakan untuk
selalu menjadi bahan pertimbangan dalam refleksi kurikulum. Dalam
melaksanakan kegiatan proyek tentunya pertimbangan dasar yang dilakukan
adalah data tentang masyarakat yang akan dijadikan lokasi proyek.
c. Manajemen Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan wakil kurikulum
SMAN 4 Sumbar, proses penerimaan guru yang dilaksanakan di sekolah ini ada
dua yaitu adanya seleksi dari pihak sekolah bagi guru yang honorer dan seleksi
dari pihak pemerintah (ASN). Untuk saat ini penerimaan guru honorer sekolah
tidak diberlangsungkan. Hal tersebut disebabkan oleh dana untuk pembayaran gaji
guru honorer tidak ada. Sementara untuk penerimaan guru PPPK atau PNS
sekolah menerima arahan dari dinas. Pada kegiatan khusus untuk membekali guru
sekolah memanfaatkan tutor teman sebaya. Artinya jika ada keraguan hal-hal
terkait yang menghambat proses pembelajaran guru dapat mengkomunikasikannya
dengan pihak yang dianggap kompeten dalam bidang tersebut. Juga dengan
adanya kegiatan lokakarya dan IHT (in house tranning) yang diadakan sekali
dalam setiap semester. Guru diberikan pembekalan ilmu-ilmu baru penunjang
pembelajaran.
d. Manajemen Sarana dan Prasarana
Dari wawancara yang telah dilakukan terkait manajemen sarana dan
prasarana di SMAN 4 Sumbar dengan narasumber Wakil Sarana dan Prasarana
didapatkan beberapa poin penting, yaitu 1) Perencanaan sarana dan prasarana
14
Selama berada di kelas, saya menemukan peserta didik yang sangat aktif dan
sebaliknya. Bukan hanya itu kami juga mempelajari penguasaan kelas yang dilakukan guru
yang sedang mengajar kelas tersebut sehingga pembelajaran lebih terorganisir dan teratur
serta berjalan dengan baik.
Banyak pelajaran yang kami dapat dari pengamatan hari ini yaitu kami melihat
bagaimana prores pembelajaran itu berlangsung dan bagaimana seorang guru memecahkan
masalah-masalah yang terjadi di kelas.
Berbeda dengan siswa aktif guru melakukan beberapa pendekatan kepada siswa
yang kurang fokus atau tidak aktif dalam proses pembelajaran. Di beberapa kelas guru juga
melakukan modifikasi pembelajaran misalnya yang awalnya harus membaca sebuah novel
namun telah dimodifikasi ke bentuk menyimak dengan cara guru memperdengarkan sebuah
resonansi jiwa melalui media dengan memanfaatkan teknologi speaker dan handpone.
Hal lain yang dapat diamati adalah bahwa interaksi antar peserta didik terjalin
dengan cukup baik. Peserta didik suka membantu temannya yang kesulitan mengerjakan
tugas serta menegur temannya yang tidak fokus pada pembelajaran yang berlangsung.
Meskipun terdapat tingkatan kemampuan yang berbeda-beda dari kemampuan peserta
didik, hal itu tidak akan menjadi hambatan untuk mencapai capaian pembelajaran.
Meskipun ada beberapa peserta didik yang memiliki kemampuan menengah ke bawah
antusiasme mereka juga cukup bagus.
4. Manajemen Sekolah
Hasil pengamatan yang dilakukan di SMAN 4 Sumbar terakait dengan
manajemen sekolah sudah cukup baik. Walaupun beberapa masih terdapat kekurangan
seperti sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai akan tetapi hal tersebut tidak
menjadikan sekolah ini bergerak mundur baik dalam pelaksanaan proses akademik maupun
nonakademik.
5. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah kondisi dan segala fasilitas yang digunakan untuk
kegiatan belajar sehari-hari . Lingkungan belajar yang kondusif memiliki prinsip yaitu
dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk belajar dengan baik dan produktif
dan kondisi yang mempengaruhi tingkah laku subjek yang terlibat didalam pembelajaran,
terutama guru dan peserta didik.
Kenyamanan belajar sangat dipengaruhi oleh suasana dan lingkungan sekolah.
Kerjasama tim di SMA Negeri 4 Suamtera Barat (dalam hal ini kepala sekolah, guru,
segenap warga sekolah) sangat membantu dalam meminimalisir kenakalan dan perilaku
20
negatif para siswa. Tak dapat dipungkiri semakin meningkat dan bagus, baik lingkungan
fisik sekolahnya berupa penataan ruang sekolah, tempat parkir kendaraan siswa dan
penambahan kelas ruang belajar, perlengkapan sarana dan prasarana sekolah yang
memadai, suasana sosial sekolah, kerjasama dengan masyarakat lingkungan sekolah dan
semakin tertibnya kegiatan akademik dan kerjasama dengan orang tua dan wali murid
semakin bagus.
BAB III
PENUTUP
LAMPIRAN
Interpretasi:
Sudah sesuai dengan yang
diharapkan.Sekolah ini memiliki
lingkungan dan budaya yang
memberikan siswa kenyamanan dalam
kegiatan proses pembelajaran.
Interpretasi:
Sudah sesuai dengan yang seharusnya
dilaksanakan. Siswa sudah terlihat
memiliki profil pancasila dalam dirinya.
Interpretasi:
Hal yang diharapkan siswa mampu
mengendalikan diri dan termotivasi
untuk belajar. Akan tetapi siswa
mampu menghargai keberadaan guru
di kelas.
25
Interpretasi:
Guru sudah sangat baik melakukan
perannya dalam kegiatan proses
pembelajaran agar siswa dapat
menjalani proses pembelajaran
dengan baik dan mencapai capaian
pembelajaran sesuai yang
diharapakan.
Interpretasi:
Guru sudah mulai melaksanakan
metode dan strategi pembelajaran
agar menarik bagi siswa. Serta sudah
memberikan ruang bagi siswa untuk
mengekspresikan diri baik melalui
penugasan mandiri maupun
berkelompok. Sebagian siswa sudah
dapat dengan lantang menyampaikan
pendapat dan sanggahannya selama
kegiatan proses pembelajaran.
Interpretasi:
Guru sudah memberikan atsmosfer
pembelajaran kepada siswa dengan
baik serta telah memfasilitasi siswa
dalam mengembangkan keterampilan
sosialnya melalui penugasan proyek
bersama dan proses pembelajaran
dilaksanakan memusat kepada siswa.
Interpretasi:
Dalam penanaman karakter profil
pancasila dalam diri melalui sikap
spiritual dan integritas, guru sudah
menanamkan hal-hal tersebut kepada
siswa dengan sangat baik melalui
kebiasaan pembelajaran di kelas yang
diharapkan diterapkan dalam
kehidupan siswa sehari-hari.
28
Lampiran 1
Interpretasi:
1.Semua pihak sekolah harus selalu
menjaga kenyemanan dan
ketentraman untuk kenyamanan
proses pembelajaran. Semua fasilitas
harus selalu di jaga dan fasilitas lain
yang memungkinkan untuk di adakan
agar segera di adakan.
30
Interpretasi:
1.Dalam hal ini guru harus melakukan
kesepakatan di awal pembelajaran
yang dapat menunjang pembelajaran
yang efektif secara berkelanjutan.
Contoh mengenai penggunaan hp
harus di larang di dalam kelas kecuali
yang membantu proses pembelajaran.
Jika siswa melanggar harus di berikan
efek jera agar tidak diulangi kembali.
2.Nilai profil pancasila ini memang
wajib di terapkan kepada siswa, ini
menjadi langkah awal dalam proses
pembelajaran. Contohnya saja
sebelum memulai pembelajaran siswa
wajib membaca doa.
3. –
4. Ya, saya melihat secara langsung
siswa tersebut sudah termasuk
antusias dalam pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas. Hal ini dapat
dibutikan ketika siswa tersebut
melihat guru PPL berdiri di belakang
mereka berusaha memberikan kursi
yang mereka duduki dan mencari kursi
lain ke luar untuk dirinya. Kemudian
siswa juga berani menjawab
pertanyaan-pertanyan dari guru.
5. Ketika proses pembelajaran
berlangsung siswa tergolong aktif
dalam merespon dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari guru
mengenai teks ceramah. Kemudian
siswa yang langung di tunjuk oleh guru
untuk menjawab pertanyaan, mereka
dengan secara langsung menjawab
pertanyaan tersebut.
Interpretasi:
1. Dalam proses pembelajaran
sebagian siswa sudah tergolong aktif
dalam proses pembelajaran yang di
tandai dengan siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
guru di kelas tersebut. Untuk
menciptakan siswa agar lebih aktif
tentunya guru harus menerapkan
metode yang lebih menarik lagi dari
pada sebelumnya.
2. Cara guru memotivasi siswa
seharusnya dengan cara pengucapan
secara langsung, misalnya
menceritakan tokoh terkenal yang
mampu menjadi seorang penceramah
karena metri yang di pelaajari adalah
materi ceramah.
3. –
4. Siswa sudah mulai antusias dalam
proses pembelajaran dengan
dibuktikan adanya siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan guru. Untuk
meningkatkan antusias siswa bisa
dengan cara menerpkan kepada siswa
bagaimana harusnya kita melihat
keadaan sekitar apa yang harus kita
32
Interpretasi:
1.Semua yang dilakukan guru sudah
berada pada tahap seharusnya.
2.Guru sudah menerpakan proses
pembelajaran yang baik.
3. Guru harus lebih mendalam lagi
dalam mendampingi siswa agar siswa
yang kurang aktif bisa lebih aktif lagi,
dan siswa kurang memami pelajaran
bisa paham ketika mendapat
perlakuan atau didampingi oleh guru
yang berlangsung.
Interpretasi:
1.Guru harus mengelola kembali kelas
supaya siswa lebih nyaman dalam
proses pembelajaran. Untuk memulai
pembelajaran guru wajib melakukan
tanya jawab untuk melatih kesiapan
dan kesigapan siswa dalan merespon
pertanyaan guru.
2.Cara yang di lakuka oleh guru sudan
sesuai dengan keadaan yang
seharusnya.
Interpretasi:
1.Untuk membangun karakteristik
siswa agar mampu berempati maka
guru harus menjelaskan terlebih
34
Interpretasi:
Untuk menerapakan cara ini dengan
berkelanjutan guru harus sering
memberikan arahan, supaya siswa itu
selalu terbiasa untuk melakukan
kegiatan keagamaan tersebut.
DOKUMENTASI XI MIPA
35
36
Lampiran 1
Interpretasi:
Ligkungan sekolah di SMAN 4 SUMBAR
sudah mendukung proses
pembelajaran dengan optimal. Selain
itu, sikap profil pancasila pada siswa
sudah dihidupkan pada sekolah SMAN
4 SUMBAR.
Interpretasi:
Pada kelas XII MIPA siswa sudah
melaksanakan perjanjian kelas dengan
guru matapelajaran Bahasa Indonesia
dengan beberapa peraturan agar
38
Interpretasi:
Guru sudah berhasil menguasai kelas
dan mampu memberikan motivasi
kepada siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini membuat siswa
menjadi bersemangat dan antusias
dalam setiap proses pembelajaran.
memberikan pertanyaan-pertanyaan
mengenai materi pembelajaran yang
sudah dipelajari dan akan dipelajari.
Untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman serta kompetensi siswa
dalam menguasai materi sebelumnya
dan materi yang akan dipelajari.
3. Guru mendampingi peserta didik
agar tercapai tujuan pembelajaran
dengan cara guru mampu mengusai
kelas, guru mengenali karakteristik
peserta didik, guru menggunakan
media pembelajaran seperti buku ajar
dan speaker. Guru membagikan tugas
kepada salah seorang perwakilan siswa
dengan cara penggunaan media
handphone melalui whatsapp group
kelas. Guru membentuk kelompok
belajar untuk siswa dalam
mendiskusikan materi dan
menyelesaikan tugas.
Interpretasi:
Hal ini memang sudah seharusnya
guru lakukan dalam memulai
pembelajaran, dalam memahami
kompetensi serta mendampingi siswa
agar trcapainya capaian pembelajaran
dalam setiap kegiatan pembeajaran di
kelas.
Interpretasi:
bergantian.
Interpretasi:
Guru sudah membangun suasana atau
atsmosfer pembelajaran yang nyaman
yang membuat pelaksanaan
pembelajaran menyenangkan dan
optimal dalam mencapai capaian
pembelajaran. Serta aspek sosial siswa
menjadi berkembang dengan baik
melalui kegiatan berdiskusi ata proyek
bersama yang dilakukan dalam bentuk
diskusi dan presentasi.
Interpretasi:
43
Mengetahui,
LEMBAR OBSERVASI
LINGKUNGAN BELAJAR
interaktif dan penyesuaian cara guru mempersiapkan interaktif dan penyesuaian cara
mengajar dengan tingkat peserta didik, dan dilanjut mengajar dengan tingkat
kemampuan murid. kegiatan inti, serta penutup. kemampuan murid.
Guru juga menerapkan
perlakuan yang hampir sama
terhadap semua peserta
didik, namun jika ada
peserta didik yang kurang
serius dalam proses
pembelajran biasanya guru
langsung memberi teguran
adan perharian khusus
dengan menanyakan materi
yang mana yang belum
dikuasai siswa. Kemudian
guru memberi penjelasan
lebih mendalam disertai
contoh-contoh yang yang
sesuai dengan materi dan
memberi motivasi belajar.
25/10/22 Cara guru merefleksi dan Jadi setiap guru di SMAN 4
3. Refleksi dan perbaikan
pembelajaran oleh guru memperbaiki proses Sumbar selalu melakukan
pembelajaran adalah dengan supervisi untuk memperbaiki
Kemampuan pengembangan guru
melakukan kegiatan serta meningkatkan
untuk terus meningkatkan
supervisi antar guru, dari kemampuan pengembangan
kompetensi melalui belajar
kegiatan tersebut maka akan guru untuk terus meningkatkan
mandiri dengan merefleksi
diperoleh gamabaran apa kompetensi melalui belajar
praktik pengajaran yang telah
saja yang harus diperbaiki mandiri dengan merefleksi
diterapkan dan juga belajar dari
dan dtingkatkan oleh guru praktik pengajaran yang telah
rekan guru.
tersebut. Mungkin saja diterapkan dan juga belajar dari
media pembelajaran yang rekan guru.
kurang menarik jadi guru
47
LAMPIRAN – DOKUMENTASI
51
52
53
54