Anda di halaman 1dari 58

TOPIK 2 AKSI NYATA

TUGAS PERKULIAHAN
diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan menyelesaikan perkuliahan
pendidikan profesi guru prajabatan pada mata kuliah “Pemahaman tentang
peserta didik dan pembelajaranya” yang diampu oleh
Dra. Emidar, M.Pd.

Disusun oleh :
FIONIE AYU SYAFITRI

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN


PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2022
HALAMAN PENGESAHAN
LAPORAN HASIL OBSERVASI PPL 1
PROGRAM PPG PRAJABATAN

Nama Mahasiswa : Fionie Ayu Syafitri


NIM :-
Prodi : Pendidikan Bahasa Indonesia
Sekolah Lokasi PPL : SMA Negeri 4 Sumbar
Nama Guru Pamong : Monika Oktariza, S.Pd

Padang, 29 Oktober 2022


Mengetahui
Kepala SMA Negeri 4 Sumbar

Drs. H. Erizal, M.Si.


NIP 19670624 199303 1 005
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ................................................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................ 1


A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Tujuan Observasi .......................................................................................... 1
C. Manfaat Observasi ........................................................................................ 1
D. Sasaran Observasi ......................................................................................... 2

BAB II HASIL OBSERVASI ..................................................................................... 3


A. Hasil Observasi ............................................................................................. 3
B. Analisis Hasil Observasi ............................................................................. 21
C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi ..................... 24

BAB III PENUTUP ................................................................................................... 25


A. Simpulan Hasil Observasi .......................................................................... 25
B. Refleksi ....................................................................................................... 25
C. Rencana Tindak Lanjut ............................................................................... 26

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga Laporan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 4 Sumbar
dapat terselesaikan. Laporan ini disusun sebagai salah satu persyaratan menempuh
Pendidikan Profesi Guru di Universitas Negeri Padang. Penulisan laporan ini tidak
terlepas dari bimbingan dan motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis
menyampaikan ucapan terima kasih kepada (1) Bapak Dr. Amril Amir, M.Pd., selaku
dosen pembimbing, (2) Ibu Monika Oktariza, S. Pd, selaku guru pamong, (3) Drs. H.
Erizal, M.Si. selaku kepala SMA Negeri 4 Sumbar dan semua pihak yang
memberikan dukungan dalam penulisan laporan ini.
Pengamat telah berusaha sebaik mungkin dalam menyelesaikan penyusunan
laporan ini. Namun, tidak tertutup kemungkinan di dalam laporan ini masih terdapat
kesalahan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun sangat pengamat harapkan.
Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Padang, 29 Oktober 2022


Pengamat

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Secara umum, PPL bertujuan agar mahasiswa PPG memiliki pengalaman nyata
dan kontekstual dalam menerapkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dapat
menunjang penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan penguasaan
materi bidang studi secara utuh.
Secara khusus, tujuan PPL terbagi dalam dua bentuk Capaian Pembelajaran
Mata Kuliah (CPMK), yaitu CPMK PPL I dan CPMK PPL 2. Tujuan CPMK PPL 1
adalah sebagai berikut.
1. Terampil mengidentifikasi karakteristik peserta didik dan lingkungan
pembelajaran.
2. Mampu mengevaluasi karakteristik peserta didik dan lingkungan belajar.
3. Terampil memecahkan masalah pembelajaran.
4. Terampil menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
5. Terampil melakukan praktik pembelajaran secara terbimbing sesuai dengan RPP
yang disusun.
6. Terampil melakukan penilaian hasil belajar sesuai prinsip penilaian.
Berdasarkan uraian di atas kegiatan PPL 1 perlu dilakukan untuk mempersiapkan
kompetensi dan keterampilan mahasiswa PPG Prajabatan.

B. Tujuan Observasi
Tujuan observasi adalah sebagai berikut.
1. Mengenal keadaan fisik sekolah dan pengaruhnya terhadap interaksi belajar
mengajar.
2. Mengenal karakteristik peserta didik.
3. Mengamati implementasi Kurikulum Merdeka.

C. Manfaat Observasi
Manfaat observasi adalah sebagai berikut.
1. Dengan mengenal keadaan fisik sekolah maka mahasiswa PPG Prajabatan
mampu mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk praktik pembelajaran
terbimbing dan praktik pengajaran mandiri.
2. Dengan mengenal karakteristik peserta didik maka mahasiswa PPG
Prajabatan mampu mempersiapkan hal-hal yang diperlukan untuk praktik
pembelajaran terbimbing dan praktik pengajaran mandiri.
3. Hasil observasi implementasi Kurikulum Merdeka dapat diterapkan secara
sistematis dan terstruktur dalam praktik pembelajaran terbimbing dan
praktik pengajaran mandiri.

1
2

D. Sasaran Observasi
Sasaran observasi adalah sebagai berikut.
1. Karaktersitik peserta didik (Lampiran 1)
2. Modul ajar/RPP (Lampiran 2)
3. Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran 3)
4. Manajemen sekolah (Lampiran 4)
5. Lingkungan belajar (Lampiran 5)
3

BAB II
HASIL OBSERVASI

A. Hasil Observasi
1. Karaktersitik peserta didik (Lampiran 1)
a. Budaya Sekolah SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Suasana sekolah yang asri, nyaman, bersih, dan jauh dari keramaian mendukung
proses pembelajaran yang optimal. Selain itu, sekolah yang baru berdiri ini memiliki
gedung yang kokoh dengan jumlah tiga tingkat. Pada tingkat satu berpusat ruangan
majelis guru, tata usaha, laboratorium bahasa dan komputer, perpustakaan, BK,
ruangan kepala sekolah, ruangan wakil, UKS dan meja piket. Di sekoah ini siswa
diwajibkan mengikuti sekolah dengan sistem asrama. Hal ini diwajibkan oleh pihak
PPLP masing-masing cabang olahraga yang dimiliki oleh siswa. Siswa diberikan
peraturan dalam kegiatan selama di sekolah maupun di asrama. Siswa juga diberikan
konsumsi tiga kali sehari serta adanya uang bulanan dan tanggungan kebutuhan siswa
yang dipenuhi secara penuh langsung oleh pihak PPLP, Dinas Olahraga, dan Dinas
Pendidikan. Selain itu, guru-guru telah mendidik siswa untuk menjadi siswa profil
pancasila yang meliputi :
a. Iman dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia; berupa
siswa membaca doa dan melaksanakan salat berjamaah di Masjid serta
berakhlak mulia kepada sesama.
b. Berkebinekaan global; berupa mencintai tradisi dan budaya tradisional yang
diterapkan melalui kegiatan sehari-hari yang didapatkan melaui proses
pembelajaran.
c. Bergotong royong ; berupa piket kelas yang dilakukan secara bergilir oleh
siswa, selain itu petugas upacara yang dilaksanakan secara brgantian pada
setiap kelas.
d. Mandiri; bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan guru dan displin
dalam berkegiatan baik di sekolah maupun kehidupan sehar-hari.
e. Bernalar kritis; mampu menjadi tutor sebaya bagi teman, mampu berekspresi
melalui keaktifan dalam proses pembelajaran pada setiap matapelajaran.
f. Kreatif; siswa mampu memberikan ide-ide kreatif dalam pembelajaran maupun
dalam kegiatan diluar pembelajaran seperti kegiatan osis, ekstrakulikuler.

Selain itu, interaksi sosial antara guru dengan guru terjalin dengan hangat dan
harmonis. Terlihat adanya kekompakan dari interaksi yang dilakukan oleh sesama
guru. Begitu juga, interaksi antara siswa dengan guru terjalin dengan sopan santun dan
menghargai. Sedangkan untuk sesama siswa terlihat siswa menjalin komunikasi
dengan baik melalui candaan dan komunikasi selama di sekolah.
b. Budaya Kelas SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Guru dan siswa melakukan kesepaktan kelas dalam proses pembelajaran di
kelas seperti pembelajaran dimulai dengan pertama, berdoa dan setelah itu siswa
diwajibkan membaca Al-Qur’an secara berkelanjutan. Kedua, siswa melakukan
kegiatan literasi pada setiap pembelajaran Bahasa Indonesia sebelum masuk kepada
materi pembelajaran yang akan dibahas. Ketiga, siswa pada setiap awal semester
4

menyepakati sistem penilaian yang dilakukan oleh guru seperti pelaksanaan


pembelajaran yang dinilai dari keaktifan secara pribadi dan kelompok, lalu penilaian
berupa tugas mandiri dan kelompok, UH, MID, dan US. Selain itu, guru menanamkan
nilai-nilai pancasila dalam setiap kegiatan proses pembelajaran agar siswa ahli dalam
hal pengetahuan, keterampilan, maupun sikap. Guru juga menyepakati dengan siswa
sistem remedial dan evaluasi dan setiap hasil pembelajaran yang diperoleh oleh siswa.
Guru dan siswa juga menyepakati sistem pembelajaran di kelas dilaksanakan salah
satunya menggunakan media pembelajaran seperti handphone, speaker, maupun buku
ajar.
c. Keterlibatan Peserta Didik SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Peserta didik terlibat aktif dan cukup aktif selama pembelajaran berlangsung.
Siswa kelas X terlihat masih sulit untuk bisa mengontrol diri sehingga mengganggu
proses pembelajaran ini membuat siswa kurang aktif untuk mengikuti pembelajaran.
Sedangkan untuk siswa kelas XI dan XII siswa sudah memiliki minat dan keaktifan
dalam pembelajaran Bahasa Indonesia. Bentuk keterlibatan siswa dalam pembelajaran
adalah adanya respon yang diberikan oleh siswa pada setiap stimulus yang diberikan
oleh guru berupa pertanyaan dan siswa merespon dengan antusias ini terjadi pada
siswa kelas XI dan XII, sedangkan untuk kelas X masih kurang aktif dalam merespon
stimulus yang diberikan oleh guru. Walaupun demikian guru tetap memberikan
motivasi, stimulus berupa pertanyaan terkait dengan pembelajaran yang erat
konteksnya dengan kehidupan dan adanya apresiasi terhadap siswa baik kelas X, XI,
XII. Siswa terlihat tertarik ketika adanya hal-hal baru dalam proses pembelajaran
seperti belajar secara duduk bersama diperpustakaan, penggunaan media handphone,
speaker dan juga mengunjungi objek tertentu dalam kegiatan proyek pembelajaran.
d. Identifikasi Kesiapan Siswa SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Awal pembelajaran guru mengamati dan mengecek kesiapan peserta didik
melalui pengecekan kehadiran siswa di kelas, setelah itu siswa diminta untuk
menyiapkan diri sebelum pembelajaran dimulai dengan berdoa dan mengulas kembali
pembelajaran sebelumnya. Setelah itu, guru menjelaskan tujuan capaian pembelajaran
kepada siswa dengan memberikan stimulus berupa pertanyaan kepada siswa terkait
materi pembelajaran yang akan dibahas. Guru lalu menyampaikan materi sesuai
dengan modul ajar dan rpp yang telah dirancang. Setelah dijelaskan materi oleh guru,
guru memberikan tugas kepada siswa untuk mengukur pemahaman siswa baik
dilakukan secara pribadi maupun secara berkelompok yang dibagi sesuai dengan
karakteristik siswa yang beragam. Setelah itu, guru bersama siswa membahas dan
meyimpulkan bersama tugas yang dikerjakan oleh siswa. Pada akhir pembelajaran
guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempersiapkan materi selanjutnya yang
akan dipelajari. Hal ini dilakukan agar siswa mempunyai persiapan dalam
pembelajaran selanjutnya.
e. Perkembangan Emosi SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Siswa di SMAN 4 SUMBAR keberbakatan olaharga menjalani kegiatan
sekolah yang dilaksanakan dengan sistem asrama. Asrama siswa SMAN 4 SUMBAR
mempunyai jadwal yang teratur dimulai dengan bangun pagi pukul 05:00 setelah itu
siswa shalat shubuh berjamaah dan melaksanakan latihan fisik pagi sebelum berangkat
sekolah dan setelah itu bersiap-siap berangkat sekolah. Siswa juga disediakan makan
5

pagi, makan siang, dan makan malam. Pada sore hari siswa juga dituntut latihan fisik
sore. Hal ini dilakukan agar jasmani dan rohani siswa tetap sehat dalam
mempersiapkan diri menuju acara perlombaan. Siswa di SMAN 4 SUMBAR terlihat
mandiri. Selain itu sebagian dari siswa mampu untuk mengekspresikan diri melalui
kegiatan pembelajaran seperti berdiskusi dan bertukar pikiran. Siswa juga
mengembangkan keterampilan mereka diluar dari hal yang berkaitan dengan olahraga
dengan mengikuti kegiatan ekstrakulikuler seperti pramuka, osis, dan lainnya.
Guru di SMAN 4 SUMBAR terlihat sangat mampu menguasai kelas dan
memahami karakteristik siswannya. Hal ini menjadi modal utama untuk melaksanakan
pembelajaran agar tercapai sesuai dengan capaian pembeajaran yang diharapkan. Guru
juga mencari hal-hal pembaruan dalam teknologi yang diterapkan dalam pembelajaran
guna menarik minat siswa dalam pembelajaran. Guru juga mampu memberikan
motivasi kepada siswa agar selalu menyadari bahwa belajar itu wajib tidak hanya
olahraga saja yang dapat menghantarkan kesuksesan.
f. Perkembangan Sosial SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Guru membangun sikap empati siswa terhadap siswa yang sakit, orangtua
siswa yang meninggal, menghargai pendapat guru dan teman, dan memberikan
apresiasi berupa pujian terhadap sesuatu hal yang dilakukan secara baik dan benar.
Selain itu, siswa juga diberikan ruang untuk berekpresi dalam sosialnya dengan cara
berdiskusi dalam pembelajaran dan mengikuti kegiatan seperti MPK, OSIS, dan
ekstrakulikuler. Latarbelakang siswa yang keberbakatan olahraga juga dibentuk oleh
pelatih mereka untuk bersikap mampu bersosialisasi, mampu menghargai sesama,
mampu menerima sesuatu hal baik yang diinginkan maupun tidak diinginkan, selain
itu mereka juga dididik disiplin, hormat kepada yang lebih tua, dan selalu mau belajar.
g. Perkembangan Moral/ Spiritual SMAN 4 SUMBAR Keberbakatan Olahraga
Guru membangun sikap spiritual siswa dengan cara memulai sesuatu hal
terutama dalam pembelajaran dengan berdoa selain itu tidak lupa membaca Al-
Qur’an secara berkelanjutan pada setiap hari. Siswa juga dibentuk menjadi pribadi
yang jujur contoh dalam mengerjakan tugas apakah tugas tersebut benar dikerjakan
atau tidak. Siswa juga saling menghargai sesama terutama terhadap perbedaan suku
maupun budaya mereka. Tidak lupa mereka juga dilatih menjadi pribadi yang
bersyukur hal ini terkait dengan hasil mereka dapatkan ketika menghadapi
pertandingan dan mendapatkan hasil pembelajaran sesuai dengan yang mereka
upayakan dan kerjakan. Hal ini sekaligus sudah membentuk siswa profil pancasila.

2. Modul ajar/RPP (Lampiran 2)


a. Kelengkapan komponen minimum
Setelah dilakukannya pengamatan terhadap modul/RPP yang di miliki oeh guru model
Bahasa Inonesia di sekolah SMAN 4 SUMBAR, dapat di jelaskan bahwa perangkat
pembelajaran yang disusun oleh Ibu Monika Oktariza, S.Pd memenuhi kelengkapan
kompenen minimunya. Modul/RPP tersebut sudah terdapat tujuan, langkah-langkah, dan
asesmen pembelajaran yang jelas yang mampu menjadi acuan atau pedoman dalam proses
pembelajaran yang di terapkan di sekolah tersebut.
6

Kemudian dalam tujuan pembelajaran dalam perangkat yang tersedia sudah mampu
menganalisis ketepatan urutan langkah- langkah atau tahap kegiatan yang ada pada
pembelajaran yang salah satunya pembelajaran materi teks prosedur yang disajikan melalui
vidio dan mempresentasikan hasil analisis struktur dan ciri kebahasaan pada teks prosedur.

b. Esensial dan bermakna


Pada perangkat pembelajaran yang telah disusun oleh guru model tentang perumusan
tujuan pembelajaran sudah memenuhi kriteria SMART (Specific, Measurable, Achievable,
Relevant, dan Time) (tidak menimbulkan penafsiran ganda dan mengandung perilaku hasil
belajar). Berarti dalam hal ini modul yang disediakan sudah hampir memenuhi standar yang
efektifnya walaupun sebenarnya masih ada yang harus di perbaiki guna tercapainya sistem
pendidikan yang lebih efektif lagi.
Modul ajar/RPP sudah memuat tujuan pembelajaran yang sesuai dan selaras dengan CP,
yang didengar. Pada modul ajar tersebut, konsep utama yang akan dipelajari, pengetahuan
inti, keterampilan, dan sikap yang akan dipelajari sudah tertera dengan jelas. Konten yang
dipelajari pada modul tersebut sudah bebas dari muatan SARA pornografi, pornoaksi,
provokasi. Konten yang terdapat pada modul ajar tersebut memuat tentang perpustakaan
sekolah, kucing persia, dan hamster.. Kalau kita perhatikan pada alur kegiatan pada modul
ajar tersebut disusun secara runtut, sistematis, sesuai dengan alokasi waktu. Dalam modul
ajar tersebut terdapat rincian kegiatan pendahuluan, inti, dan penutup, serta terdapat alokasi
waktu.
Pada modul ajar/RPP tersebut sudah terdapat asesmen awal pembelajaran beserta
penilaian untuk mencek kehadiran peserta didik. Asesmen yang termuat pada modul ajar
tersebut sudah jelas dan mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran. Hal ini dapat dilihat
dari asesmen refleksi peserta didik yang memuat tentang sejauh mana siswa memahami
materi ajar yang telah diajarkan. Asesmen pada modul ajar tersebut sudah memberikan
umpan balik pada proses belajar siswa. Asesmen yang dibuat menuntut siswa untuk
mengemukakan pendapat baik secara lisan maupun tulisan. Kriteria untuk mengukur suatu
ketercapaian tujuan pembelajaran sudah tertera dengan jelas.

c. Berkesinambungan
Dalam pengamatan terhadap modul ajar /RPP, terdapt urutan pembelajaran pada modul
ajar tersebut sudah sistematis dan logis. Hal ini terlihat dari kegiatan pembelajaran yang
sudah berurutan dan masuk akal. Pada modul ajar tersebut sudah terdapat pertanyaan kunci
7

yang membantu guru dan siswa untuk merefleksi kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Untuk
metode pembelajaran di kelas dapat di dilihat di mana dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan sesuai dengan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran, Hal ini sesuai dengan cara
menganalisis struktur, ciri kebahasaan dalam sebuah materi yang di pelajari.

d. Kontekstual
Kontekstual yang di maksudkan di sini bahwa modul ajar tersebut apakah sudah bias di
aplikasikan dengan sekolah yang berbeda. Dalam kenyataan yang sebenarnya, modu tersebut
belum bias di implementasikan dengan sekolah yang berbeda. Hanya saja sekolah yang
berbeda tersebut di sajadikan oleh pendidik di sekolah SMAN4 Sumbar sebagai bahan
perbandingan dan percontohan untuk meminimalkan ketertinggalan dalam sitem pendidikan
terutama dalam pengembangan modul ajar. Kemudian jika di lihat dari pengaplikasaian
modul ajar tersebut bagi semua peserta didik tentunya modul ajar tersebut dapat
mengakomodir siswa dengan kebutuhan yang berbeda. Hal ini harus diterapkan karena juga
mengarah kepada kurikulum merdekan bahwa guru harus mampu melihat peserta didik yang
berasal dari karakteristik yang berbeda.

e. Sederhana
Sederhana di sini berarti dalam sistem bahasa yang digunakan dalam modul ajar yang
disusun oleh guru sudah jelas dan mudah dipahami. Bahasa maupun istilah-istilah yang
terdapat dalam modul ajar tersebut mudah dipahami.

f. Komponen pendukung
Pada pengamatan yang dilakukan capaian pembelajaran sudah bias di lihat dari
pengaplikasian model pembelajaran pada proses pembelajaran. Modul yang digunakan
tersebut, guru telah menggunakan media berupa video, yaitu video. Kemudian dalam modul
tersebut disusun dengan menyertakan beberapa daftar pustaka yang dijadikan referensi
dalam melaksanakan proses pembelajaran.

3. Pelaksanaan Pembelajaran (Lampiran 3)


a) KELAS X FASE E.3
Mata : Bahasa Indonesia / Teks Laporan Hasil Observasi
Pelajaran/Topik
Sekolah/ Kelas : SMA Negeri 4 Sumbar / Fase E.3
Nama Guru Model : Monika Oktariza, S. Pd
8

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas X fase E.3 di SMA N 4 Sumbar sudah berjalan
dengan baik. Pesera didik sudah benar-benar belajar mengenai topik pembelajaran yang telah
diberikan yaitu mengenai teks Laporan Hasil Observasi, berdasarkan pengalaman peserta
didik sudah pernah literasi dan pernah mengamati (observasi) sesuatu sehingga peserta didik
tertarik dengan materi literasi dan menulis hasil observasi. Di dalam kelas sebagian besar
peserta didik mengikuti pembelajaran dengan baik, hanya beberapa peserta didik seperti
kurang fokus dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu disebabkan karena karakter peserta
didiknya sendiri, padahal sebelumnya sudah diperingati oleh gurunya. Meskipun ada yang
kurang fokus namun itu tidak berpengaruh kepada peserta didik yang lain, mereka tetap
mengikuti pembelajaran dengan baik.
Ketika ada peserta didik yang tidak aktif dalam pembelajaran maka solusi yang
diberikan guru model adalah memberikan motivasi serta perhatian khusus kepada peserta
didik tersebut.
Dengan memberikan motivasi serta perhatian khusus maka peserta didik tersebut mulai mulai
memberikan merespon yang baik, dan usaha guru model tersebut pun berhasil.
Proses pembelajaran yang dilakukan sudah berjalan dengan efektif. Guru membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan dalam mencapai pembelajaran dengan cara
memanfaatkan media pembelajaran yang ada yaitu ponsel pribadi peserta didik untuk
memudahkan peserta didik memahami materi dan mencari lebih jauh cara menulis hasil
observasi. Guru juga mengarahkan peserta didik yang kemampuannya lebih cepat dalam
mencapai tujuan pembelajarannya agar bisa berkolaborasi dan bekerja sama dengan
membantu teman-teman lainnya serta saling bertukar ilmu mengenai materi yang diajarkan.
Hal ini dapat membantu peserta didik tersebut secara langsung menerapkan ilmu yang telah ia
dapatkan kepada teman-temannya sehingga ia lebih kuat dalam pemahaman tentang materi
tersebut.
Dalam proses pembelajaran guru belum melakukan modifikasi karena hal tesebut
sudah sesuai dan sudah tertuang di CP dan Modul ajar guru dan sudah disesuaikan dengan
kebutuhan peserta didik di kelas.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar peserta didik aktif dalam mengikuti
pembelajaran sehingga materi yang disampaikan oleh guru dapat tercapai dengan baik.
Meskipun terdapat beberapa peserta didik yang tidak aktif,, hal itu dapat diatasi dengan
memberikan motivasi dan perhatian khusus kepada peserta didik teersebut . Selain itu,
penggunaan media pembelajaran yang kreatif dan inovatif mampu mencuri perhatian peserta
9

didik pada materi yang diajarkan sehingga pembelajaran yang dilakukan tidak membosankan
dan pemahaman materi tersebut tersampaikan dengan baik oleh peserta didik tersebut.
Catatan lainnya bahwa di kelas X. E3 SMA Negeri 4 Sumatera Barat, interaksi peserta
didik antar peserta didik terjalin dengan cukup baik. Peserta didik suka membantu temannya
yang kesulitan mengerjakan tugas serta menegur temannya yang tidak fokus pada
pembelajaran yang berlangsung. Meskipun terdapat tingkatan kemampuan yang berbeda-beda
dari kemampuan peserta didik, hal itu tidak akan menjadi hambatan untuk mencapai capaian
pembelajaran meskipun ada beberapa peserta didk yang memiliki kemampuan menengah
kebawah. Menurut yang diamati, peserta didik dibentuk kelompok untuk mengerjakan tugas.
Sehingga peserta didik yang memiliki kemampuan tinggi dapat menyeba kedalam kelompok-
kelompok kecil dan membantu temannya mengatasiu kesulitan belajar. Peserta didik memiliki
sikap santun dan akhlak yang baik kepada guru. Hal itu dibuktikan menurut pengamatan
observer, peserta didik mengucapkan salam kepada guru dan membersihkan meja guru
sebelum gurunya masuk.
b) KELAS XI MIPA
Mata Pelajaran/Topik : Bahasa Indonesia / Teks Ceramah
Sekolah/ Kelas : SMA Negeri 4 Sumbar / XI MIPA
Nama Guru Model : Monika Oktariza, S. Pd

Pelaksanaan pembelajaran pada kelas XI MIPA SMA N 4 Sumbar telah berjalan


dengan baik. Semua peserta didik telah belajar tentang topik hari ini yaitu mengostruksi
ceramah dengan menggunakan media buku cetak yang mereka bawa. Pada proses
pembelajaran mereka cukup aktif dan responsive terhadap pertanyaa-pertanyaan dari guru.
Tidak ada peserta didik yang tidak hadir pada pembelajaran hari ini seluruh siswa telah
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan cukup antusias.
Di dalam proses pembelajaran ada beberapa peserta didik yang kurang fokus karena
teralihkan dengan bermain handphone, ada yang mengantuk, bahkan ada yang makan permen
karet. Namun guru kelas telah memberi teguran dan menyita sementara handphone tersebut.
Dan menasehati serta memotivasi siswa yang kurang focus lainnya.
Untuk mendorong peserta didik yang kurang fokus dan cenderung tidak aktif guru
melakukan beberapa pendekatan yaitu dengan cara menegurnya dan memberi pertanyaan-
pertanyaan pematik secara khusus dan meminta agar siswa lebih fokus dalam proses
pembelajaran. Meskipun ada beberapa yang kurang fokus dan telah diberikan nasehat maka
10

proses pembelajaran sudah terlihat lebih efektif guru mengajar sesuai dengan modul ajar dan
peserta didik sudah terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
Dalam pengerjaan tugas dari guru mereka mengerjakan tugas secara mandiri namun
boleh berdiskusi. Karena dengan berdiskusi atau berkolaborasi mereka dapat saling bertukar
ide dan gagasan. Berdasarkan hasil observasi jika ada peserta didik yang mengalami kesulitan
maka guru model melakukan pendekatan khusus dengan cara menegurnya, bertanya mana
yang belum dipahami kemudian guru menjelaskan kembali dengan memberikan beberapa
contoh-contoh lain yang sesuai dengan materi ataupun guru memberikan remedial kepada
siswa tersebut.
Dalam proses pembelajaran di kelas XI MIPA guru masih menggunakan buku cetak
sebagai media pembelajaran dan panduan bahan ajar. Disamping itu guru model masih belum
melakukan modifikasi pembelajran dimana guru masih berpatokan pada modul ajar atau RPP
yang sudah dibuat dan sudah disesuaikan dengan kebutuhan peserta didiknya. Jadi dapat kita
simpulkan bahwa pada proses pembalajaran di kelas XI IPS sudah cukup kondusif dan efektif.
Peserta didik cukup antusian dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan stimulus yang diberikan
oleh guru. Hanya saja guru masih belum melakukan modifikasi pembelajaran.
c) KELAS XII MIPA
Mata Pelajaran/Topik : Bahasa Indonesia / Teks Novel
Sekolah/ Kelas : SMA Negeri 4 Sumbar / XII MIPA
Nama Guru Model : Monika Oktariza, S. Pd

Pada kelas XII MIPA SMA N 4 Sumbar semua peserta didik telah belajar tentang
topik mengenai Teks Novel. Pada proses pembelajaran mereka cukup aktif dan responsif
namun ada pada pembelajaran hari ini ada 2 siswa yang tidak d karpat mengikuti proses
pembelajaran dikerenakan mereka mengikuti kegiatan lomba voly dan panahan.
Selama observasi di kelas ini terlihat di dalam proses pembelajaran ada beberapa
peserta didik yang kurang fokus karena bermain handphone, namun guru kelas telah memberi
teguran dan menyita sementara handphone tersebut dan memberikan nasehat. Di kelas tentu
saja aja peseta didik yang tidak atau kurang aktif dalam proses pembelajaran. Nah untuk
mendorong peserta didik yang tidak aktif guru melakukan pendekatan dengan cara
menegurnya dan memberi pertanyaan-pertanyaan pematik secara khusus dan meminta agar
siswa lebih fokus dalam proses pembelajaran guru juga berupaya untuk membangkitkan rasa
percaya diri mereka yang tidak aktif.
11

Observer juga mengamati bahwa proses pembelajaran sudah berjalan dengan efektif
guru mengajar sesuai dengan modul ajar dan peserta didik sudah terlibat aktif dalam proses
pembelajaran dan mereka juga mengerjakan tugas tentang Teks Novel secara berkelompok
atau berkolaborasi. Observer juga melihat di kelas jika ada peserta didik yang mengalami
kesulitan belajar maka guru model melakukan pendekatan khusus atau pendekatan personal
dengan cara bertanya tentang materi yang dibagian mana yang belum dipahami kemudian
guru menjelaskan kembali dengan memberikan beberapa contoh-contoh yang relevan.
Dalam proses pembelajaran guru model telah menggunakan media speker aktif dan
mengirimkan format tugas melalui wa grup. Sehingga peserta didik dapat dengan cepat
mengetahui apa saja tugas yang telah diberikan.
Pada proses pembelajaran di kelas XII MIPA guru model telah melakukan modifikasi
pada modul pembelajran yaitu dari yang seharusnya siswa membaca novel dimodifkasi
menjadi kegiatan menyimak dengan cara diperdengarkan sebuah resonansi jiwa, kemudian
siswa mengerjakan tugas sesuai format yang telah di kirim lewat wa grup.
Demikian yang dapat observer berikan banyak pelajaran yang kami dapat dari
pengamatan hari ini yaitu kami melihat bagaimana prores pembelajaran itu berlangsung dan
bagaimana seorang guru memecahkan masalah-masalah yang terjadi di kelas. Jadi dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran pada kelas XII MIPA sudah berjalan secara efektif. Guru
telah menggunakan teknologi dalam pembelajaran. Guru juga melakukan modifikasi pada
modul ajar yaitu dari kegiatan membaca ke kegiatan menyimak melalui speaker aktif.
4. Manajemen sekolah (Lampiran 4)
1. Manajemen Sekolah (Lampiran 4)
a. Manajemen Kesiswaan
Setelah melakukan observasi dan wawancara yang dilakukan dengan wakil
kesiswaan SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) terdapat tiga aspek
kebutuhan siswa yang menjadi prioritas utama pihak sekolah. Pertama,
kelengkapan fasilitas keolahragaan. Sekolah ini memiliki siswa yang mayoritasya
adalah atlet. Mulai dari cabang olahrga volley, sepakbola, takraw, taekwondo,
gulat, bulu tangkis, lari jarak jauh, lompat jauh, lempar cakram dan lain
sebagainya mereka ada disini. Namun, tidak menutup kemungkinan untuk anak-
anak yang berasal dari nonatlet sekolah di SMAN 4 Sumbar. Mereka yang
nonatlet masuk sekolah melalui jalur zonasi. Sementara siswa yang atlet masuk
sekolah melalui jalur prestasi keolahragaanya. Kedua, kelengkapan sarana dan
prasarana. Bagi siswa yang memiliki cabang olahrga pihak sekolah memfasilitasi
siswa tersebut dengan asrama tempat tinggal. Pada umumnya siswa yang atlet
12

berasal dari luar kota Padang. Ada yang dari Batusangkar, Payakumbuah,
Pasaman Barat, Solok dan lain sebagainya. Untuk anak-anak yang di asrama
difasilitasi tempat tinggal, makan pagi-siang-malam, serta uang belanja.
Sementara anak-anak mandiri hanya bergabung waktu sekolah reguler dan jam
latihan serta tinggal di rumah masing-masing. Ketiga, kelengkapan media
pembelajaran. Dalam hal ini sekolah mengupayakan untuk memberikan layanan
terbaik dalam pembelajaran, misal memfasilitasi siswa dengan hal-hal yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pemelajaran, seperti proyektor, labor, meja,
kursi, papan tulis, kelas yang nyaman dan bersih.
b. Manajemen Kurikulum
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) menggunakan dua kurikulum, yaitu Kurikulum Merdeka
dan Kurikulum 2013. Kurikulum Merdeka dilaksanakan di kelas X dan Kurikulum
2013 digunakan di kelas XI dan XII. Pada mulanya SMAN 4 Sumbar
(Keberbakatan Olahraga) sepakat menggunakan kurikulum merdeka belajar
mandiri. Artinya kurikulum yang digunakan masih kurikulum 2013 tetapi sedikit
demi sedikit sudah mempelajari kurikulum merdeka. Sesuai dengan kesepakatan
pengawas sekolah akhirnya SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) sepakat
untuk menggunakan kurikulum merdeka berubah. Di mana sekolah sudah full
menerapkan kurikulum merdeka, tidak setengah-setengah dan mengikuti
penerapan kurikulum yang dilakukan oleh pemerintah.
Kurikulum merdeka berorientasi pada Profil Pelajar Pancasila (berakhlak
mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong royong, bernalar kritis, dan
kreatif). Untuk menuju Profil Pelajar Pancasila tersebut sekolah mendesain proyek
yang sesuai dengan kondisi dan situasi. Sekolah diberikan kebebasan memilih sub
tema. Tema tersebut ada tujuh, di antaranya Gaya Hidup Berkelanjutan, Kearifan
Lokal, Bhineka Tunggal Ika, Bangunlah Jiwa dan Raganya, Suara demokrasi,
Berekayasa dan Berteknologi, Membangun NKRI, dan Kewirausahaan. Dari tujuh
tema yang disediakan pemerintahan, sekolah wajib memilih tiga tema. Tema yang
dipilih oleh SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) di antaranya Kearifan
Lokal, Berekayasa dan Berteknologi, dan Kewirausahaan. Implementasi dari tema
yang diterapkan SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) membuat proyek
sampah. Dalam menyelesaikan proyek, siswa diminta langsung praktik dan
observasi ke TPA (Tempat Pembuangan Akhir) kemudian menyusun data yang
13

diperoleh ke dalam bentuk info grafis. Setelah itu, siswa dapat mengolah sampah
yang ada di sekolah untuk dijadikan pupuk kompos. Juga memilah sampah
anorganik dan organik. Selanjutnya, dalam mengupayakan proses pembelajaran
yang berkualitas SMAN 4 Sumbar (Keberbakatan Olahraga) menggunakan data
dalam merefleksi kurikulum. Data yang diolah akan menghasilkan informasi yang
bermakna. Informasi yang bermakna akan dijadikan sebagai bahan refleksi. Pada
proyek sampah yang dilakukan oleh kelas X diharapkan mereka dapat
meminimalisir sampah plastik, media botol plastik yang diisi penuh dengan
sampah plastik lainnya. Data menjadi hal yang sangat penting untuk melaksanakan
refleksi karena dengan adanya data, refleksi menjadi lebih berkualitas. Seluruh
data terkait dengan manajemen sekolah baik berupa pengelolaan sumber daya
manusia, sarana prasarana, serta potensi-potensi dari warga sekolah (alumni,
masyarakat sekitar, perusahaan, dunia usaha, dan lain-lain) diupayakan untuk
selalu menjadi bahan pertimbangan dalam refleksi kurikulum. Dalam
melaksanakan kegiatan proyek tentunya pertimbangan dasar yang dilakukan
adalah data tentang masyarakat yang akan dijadikan lokasi proyek.
c. Manajemen Sumber Daya Manusia
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan wakil kurikulum
SMAN 4 Sumbar, proses penerimaan guru yang dilaksanakan di sekolah ini ada
dua yaitu adanya seleksi dari pihak sekolah bagi guru yang honorer dan seleksi
dari pihak pemerintah (ASN). Untuk saat ini penerimaan guru honorer sekolah
tidak diberlangsungkan. Hal tersebut disebabkan oleh dana untuk pembayaran gaji
guru honorer tidak ada. Sementara untuk penerimaan guru PPPK atau PNS
sekolah menerima arahan dari dinas. Pada kegiatan khusus untuk membekali guru
sekolah memanfaatkan tutor teman sebaya. Artinya jika ada keraguan hal-hal
terkait yang menghambat proses pembelajaran guru dapat mengkomunikasikannya
dengan pihak yang dianggap kompeten dalam bidang tersebut. Juga dengan
adanya kegiatan lokakarya dan IHT (in house tranning) yang diadakan sekali
dalam setiap semester. Guru diberikan pembekalan ilmu-ilmu baru penunjang
pembelajaran.
d. Manajemen Sarana dan Prasarana
Dari wawancara yang telah dilakukan terkait manajemen sarana dan
prasarana di SMAN 4 Sumbar dengan narasumber Wakil Sarana dan Prasarana
didapatkan beberapa poin penting, yaitu 1) Perencanaan sarana dan prasarana
14

dapat dilakukan setelah mengumpulkan data-data penting seperti pemantauan


kondisi sekolah oleh beberapa pihak terkait untuk dibuatkan pendataan apa saja
kekurangan atau yang sedang dibutuhkan oleh sekolah, seperti kekurangan
fasilitas kelas hingga ATK guru dan staff sekolah agar dapat disesuaikan dengan
kebutuhan minimal dan anggaran (dana BOS dan dana komite). 2) Sarana dan
prasarana di SMAN 4 Sumbar masih belum cukup terpenuhi dengan baik,
contohnya proyektor. Penggunaan proyektor belum merata disetiap kelas. Juga
proyektor yang tersedia tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya. Selain
proyektor media pembelajaran seperti pengeras suara juga masih terbatas. Disaat
yang bersamaan ada guru yang sama-sama hendak menggunakan media tersebut
karena jumlahnya terbatas alhasil salah satu dari guru tersebut harus mengalah.
e. Manajemen Anggaran
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMAN 4 Sumbar memiliki
sistem anggaran yaitu Rencana Kegiatan Anggaran Sekolah (RKAS). Anggaran
tersebut direncanakan untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan oleh
lingkungan sekolah, baik anggaran yang digunakan untuk menunjang proses
pembelajaran maupun untuk kebersihan lingkungan sekolah. Anggaran yang
direncanakan akan digunakan untuk menunjang proses pembelajaran berupa ATK,
untuk biaya ujian (fotokopi soal atau penunjang lain untuk keberlangsungan
ujian), sedangkan dalam hal kebersihan yang digunakan biasanya sapu, tempat
sampah, alat dan sabun pembersih lantai, dan lain sebagainya terkait dengan
rencana yang ada. Setiap anggaran yang direncanakan kemudian dilaksanakan
maka setelah itu dilakukan monitoring oleh dinas pendidikan, biasanya dua kali
dalam setahun. Jadi, setiap anggaran yang direncanakan akan disesuaikan
pelaksanaannya, sehingga mudah dipertanggungjawabkan ketika pelaksanaan
monitoring anggaran.
f. Manajemen Sistem Informasi
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SMAN 4 Sumbar memiliki
pengolahan data berbasis digital, manual (berbentuk tulisan di buku), juga ada
yang cetak (hasil print out). Dalam manajemen sistem informasi, sekolah
memberikan tanggungjawab kepada pihak tata usaha. Segala urusan perlengkapan
administrasi sekolah baik itu kepegawaian, guru, maupun siswa diurusi oleh tata
usaha.
g. Manajemen Ketatalaksanaan
15

Berdasarkan hasil observasi di SMAN 4 Sumbar pelaksanaan administrasi


sekolah diatur dan didayagunakan secara efektif dan efisien. Satuan pendidikan
sudah memiliki multimedia seperti komputer, laptop, printer, dan speaker.
5. Lingkungan Belajar (Lampiran 5)
a. Latar Belakang Sosial-Ekonomi Murid
Latar Sosial ialah latar yang mengacu pada hal-hal yang berhubungan dengan
perilaku kehidupan sosial masyarakat. Contoh: Kesederhanaan, keramahan, dll. Latar
sosial mencakup hal-hal yang berhubungan dengan kondisi tokoh atau masyarakat
yang diceritakan dalam sebuah cerita. Latar Belakang. Ekonomi adalah salah satu ilmu
yang mempelajari aktivitas manusia yang berkatian dengan produksi, distribusi, serta
konsumsi dengan kehidupan sehari-hari.
Di SMA Negeri 4 Sumbar terdapat murid dengan kondisi sosial-ekonomi yang
berbeda, meskipun begitu semua murid SMAN 4 Sumbar memiliki hak yang sama
dalam mengakses dan memperoleh layanan pendidikan yang berkualitas, seperti
tingkat pendidikan orang tua dan fasilitas belajar yang tersedia di rumah.
b. Kualitas Pembelajaran di Kelas
Kualitas pembelajaran merupakan intensitas keterkaitan sistemik dan sinergis
antara guru, siswa, iklim pembelajaran, serta media pembelajaran dalam
menghasilkan proses dan hasil belajar yang optimal sesuai dengan tuntutan
kurikuler. Kualitas pembelajaran adalah suatu tingkatan pencapaian dari tujuan
pembelajaran awal termasuk di dalamnya adalah pembelajaran seni, dalam
pencapaian tujuan tersebut berupa peningkatan pengetahuan, keterampilan dan
pengembangan sikap peserta didik melalui proses pembelajaran di kelas. Dari dua
pengertian ini dapat disimpulkan bahwa kualitas pembelajaran merupakan tolak
ukur sejauh mana tingkat pencapaian hasil dari tujuan pembelajaran itu sendiri.
Harapannya tujuan pembelajaran yang sudah tercapai tadi akan menghasilkan hasil
belajar yang optimal dari peserta didik.
Kualitas pembelajaran di SMA 4 Sumbar khususnya kelas sudah sesuai
dengan perencanaan yang dibuat oleh guru, di mana pada kegiatan awal
pembelajaran guru mempersiapkan peserta didik, dan dilanjut kegiatan inti, serta
penutup. Guru juga menerapkan perlakuan yang hampir sama terhadap semua
peserta didik, namun jika ada peserta didik yang kurang serius dalam proses
pembelajran biasanya guru langsung memberi teguran adan perharian khusus
dengan menanyakan materi yang mana yang belum dikuasai siswa. Kemudian guru
16

memberi penjelasan lebih mendalam disertai contoh-contoh yang yang sesuai


dengan materi dan memberi motivasi belajar.
c. Refleksi dan Perbaikan Pembelajaran oleh Guru
Cara guru merefleksi dan memperbaiki proses pembelajaran adalah dengan
melakukan kegiatan supervisi pengajaran untuk setiap guru. Supervisi pengajaran
merupakan bantuan yang diberikan kepada guru untuk mengembangkan
kemampuannya dalam meningkatkan kualitas proses belajar mengajar di kelas.
Kegiatannya dilakukan melalui beragam teknik, baik individual maupun kelompok.
Dari kegiatan tersebut maka akan diperoleh gamabaran apa saja yang harus
diperbaiki dan dtingkatkan oleh guru tersebut. Mungkin saja media pembelajaran
yang kurang menarik jadi guru harus bisa lebih kreatif lagi dalam membuat media
pembelajaran.
d. Kepemimpinan Instruksional
Kepemimpinan instruksional adalah kepemimpinan yang cocok untuk
diterapkan di sekolah, yang merupakan tempat untuk belajar. Dalam kaitannya dengan
sekolah, fokus pada kepemimpinan ini adalah kualitas proses dan hasil belajar siswa
yang berasal dari pemberdayaan guru. Dengan begitu, kepemimpinan instruksional
akan memotivasi dan memfasilitasi para guru dalam meningkatkan kualitas
pembelajaran. Kepemimpinan instruksional berinteraksi dengan segala hal yang
menjadi faktor dalam mencapai keberhasilan pembelajaran yang lebih baik bagi
peserta didik. Kepala sekolah SMA Negeri 4 Sumbar sudah membuat visi dan misi
serta program-program kebijakan yang disampaikan pada forum rapat guru,
disebarkan melalui media sosial.
e. Iklim Keamanan di Satuan Pendidikan
Keamanan menjadi salah satu faktor penting dalam mendukung rasa aman dan
nyaman dalam ketertiban di lingkungan sekolah, terutama saat kegiatan belajar
mengajar (KBM) tengah berlangsung. Keamanan sekolah harus diutamakan
karena siswa dan guru harus memiliki aman dan nyaman, baru bisa melaksanakan
KBM dengan baik.
Satuan pendidikan di sekolah SMA N 4 Sumbar ini sudah menerapakan satuan
keamanan seperti satpam yang tugasnya menjaga keamanan di sekolah ini.
Kemudian juga terdapat guru pembimbing asramanya yang, ada juga guru BK
yang bisa dijadikan tempat pengaduan siswa. Sehingga anak-anak diberikan rasa
aman di sekolah ini.
17

f.Iklim Kebinekaan di Satuan Pendidikan


Kebhinekaan diberi pengertian/makna dengan mengadaptasi konsep
multikulturalisme, yaitu adanya kesediaan untuk menerima kelompok lain secara
sama sebagai kesatuan, tanpa mempedulikan perbedaan budaya, etnik, jender,
bahasa, ataupun agama. Kebihnekaan dibatasi pada ruang lingkup keberagaman
yang bersifat kodrati terutama etnis, agama, dan budaya. Satuan pendidikan dalam
lingkup pendidikan menengah.
Implementasi model pembelajaran kebinekaan di SMA Negeri 4 Sumbar
ditunjukkan dengan suasana kelas yang dikembangkan mencerminkan: 1)
keanggotaan kelompok belajar siswa lintas sektoral/kultur; 2) proses belajar
memberikan kesempatan kepada siswa dari berbagai ras, suku, etnis untuk
berinteraksi dengan mengurangi rasa ketakutan; 3) semua aturan kelas diputuskan
secara bersama dan berlaku untuk semua. Seain itu, Implementasi model
pembelajaran kebinekaan di sekolah ditunjukkan pula oleh peran guru dalam
pembelajaran kebinekaan, antara lain: 1) mendorong siswa belajar tentang hal-hal
yang terkait stereotype dan hubungan lainnya yang dianggap bias serta dampak
negatif yang dihasilkannya; 2) mendorong siswa belajar berbagi nilai kebajikan
dalam internal kelompok maupun antar-kelompok seperti nilai kebajikan, keadilan,
kebebasan, perdamaian, kepedulian sosial dll.; 3) guru membantu siswa dalam
berinteraksi secara efektif dengan siswa lain dari berbagai ras, suku, etnis dan
agama; 4) guru menggunakan teknik dan pendekatan budaya yang beragam dalam
menilai pengetahuan siswa dan keterampilan sosialnya.
Hal yang cukup dan harus mendapat perhatian dalam implementasi model
pembelajaran kebinekaan di sekolah adalah adanya pembelajaran transformasi
informasi dengan menggunakan anggota masyarakat dan orang tua sebagai sumber
belajar. Sudah seharusnya lingkungan satuan pendidikan yang menghargai
keragaman agama maupun sosial-budaya dan dukungan kesetaraan hak. Dan Hal
itu dilakukan dan diterapkan dengan sangat baik di SMA Negeri 4 Sumbar yang
sangat mengharagi keberagaman warga sekolahnya.
g. Iklim Kesetaraan Gender
Kesetaraan gender adalah konsep yang menekankan kesetaraan antar gender.
Sehingga kesetaraan gender ini juga dikenal sebagai kesetaraan seksual atau
kesetaraan jenis kelamin yang mencerminkan dalam keadaan kemudahan akses
yang sama ke sumber daya dan peluang tanpa memandang gender, termasuk
18

partisipasi ekonomi dan pengambilan keputusan, dan keadaan menghargai perilaku,


aspirasi, dan kebutuhan yang berbeda secara setara, tanpa memandang gender.
Lingkungan SMA Negeri 4 Sumatera Barat mampu berperilaku adil, memberikan
kesempatan yang sama bagi warga sekolah, baik laki-laki maupun perempuan
dalam menjalankan peran publik. Seperti dukungan kepala sekolah dan guru atas
kesetaraan gender.
h. Iklim Inklusivitas
Iklim inklusivitas adalah pengetahuan, penerimaan dan dukungan guru
terhadap murid dengan disabilitas serta murid cerdas istimewa dan murid bakat
istimewa. Menurut pengamatan dan wawancara dengan pihak sekolah, SMA 4
Sumbar tidak terdapat siswa yang mempunyai disabilitas. Karena dalam
penerimaan siswa di sekolah ini melalui jalur seleksi yang cukup ketat terutama
dalam bakat olah raga.
i. Dukungan Orang Tua Murid terhadap Program Satuan Pendidikan
Partisispasi orang tua dalam sekolah ini terihat ketika ada rapat komite, hal ini
orang tua menyampaikan argumen pendukung untuk kemajuan satuan pendidikan
ini. Kemudian partisipasi siswa dalam pengenmbangan sekolah ini dapat dilihat
dengan adanya organisai osis yang di dalamnya para siswa menyusun program-
program untuk kemajuan sekolah ini.

B. Analisis Hasil Observasi


Setelah melakukan observasi di SMA Negeri 1 Padang, diperoleh analisis sebagai
berikut:
1. Karakteristik Peserta Didik SMA Negeri 1 Padang
Penerapan nilai-nilai pancasila dalam proses belajar mengajar sudah terlaksana
dengan baik, sesuai dengan aspek yang di observasi dan dalam proses pembelajaran
peserta didik. Guru telah mengelompokkan peserta didik berdasarkan karakteristiknya.
2. Modul Ajar/ RPP Merdeka
Hasil dari pengamatan yang dilakukan pada modul/RPP Bahasa Indonesia yang
digunakan di SMAN 4 sudah cukup baik. Walaupun beberapa masih terdapat kekurangan
yang mestinya harus diperbaiki dengan mempelajari kembali apa saja kebutuhan yang
paling mendukung demi tercapinya proses pembelajaran yang efekti yang
mengedepankan siswa untuk berperan aktif dan mapu menghasilkan karya-karya yang
kreatif. Hal ini juga akan mendorong juga untuk kemajuan sistim pendidikan di sekolah
tersebut dan gurupun juga di tuntut untuk mempunyai pola pikir yang lebih kreatif lagi
dalam menyusun modul ajar/RPP.
3. Pelaksanaan Pembelajaran
Hasil pengamatan yang dilakukan berdasarkan 3 kelas sampel yaitu kelas X, XI,
XII. Maka. rata-rata kelas di SMA Negeri 4 Sumatera Barat telah belajar dengan cukup
baik dan efektif.
19

Selama berada di kelas, saya menemukan peserta didik yang sangat aktif dan
sebaliknya. Bukan hanya itu kami juga mempelajari penguasaan kelas yang dilakukan guru
yang sedang mengajar kelas tersebut sehingga pembelajaran lebih terorganisir dan teratur
serta berjalan dengan baik.
Banyak pelajaran yang kami dapat dari pengamatan hari ini yaitu kami melihat
bagaimana prores pembelajaran itu berlangsung dan bagaimana seorang guru memecahkan
masalah-masalah yang terjadi di kelas.
Berbeda dengan siswa aktif guru melakukan beberapa pendekatan kepada siswa
yang kurang fokus atau tidak aktif dalam proses pembelajaran. Di beberapa kelas guru juga
melakukan modifikasi pembelajaran misalnya yang awalnya harus membaca sebuah novel
namun telah dimodifikasi ke bentuk menyimak dengan cara guru memperdengarkan sebuah
resonansi jiwa melalui media dengan memanfaatkan teknologi speaker dan handpone.
Hal lain yang dapat diamati adalah bahwa interaksi antar peserta didik terjalin
dengan cukup baik. Peserta didik suka membantu temannya yang kesulitan mengerjakan
tugas serta menegur temannya yang tidak fokus pada pembelajaran yang berlangsung.
Meskipun terdapat tingkatan kemampuan yang berbeda-beda dari kemampuan peserta
didik, hal itu tidak akan menjadi hambatan untuk mencapai capaian pembelajaran.
Meskipun ada beberapa peserta didik yang memiliki kemampuan menengah ke bawah
antusiasme mereka juga cukup bagus.
4. Manajemen Sekolah
Hasil pengamatan yang dilakukan di SMAN 4 Sumbar terakait dengan
manajemen sekolah sudah cukup baik. Walaupun beberapa masih terdapat kekurangan
seperti sarana dan prasarana sekolah yang belum memadai akan tetapi hal tersebut tidak
menjadikan sekolah ini bergerak mundur baik dalam pelaksanaan proses akademik maupun
nonakademik.

5. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar adalah kondisi dan segala fasilitas yang digunakan untuk
kegiatan belajar sehari-hari . Lingkungan belajar yang kondusif memiliki prinsip yaitu
dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk belajar dengan baik dan produktif
dan kondisi yang mempengaruhi tingkah laku subjek yang terlibat didalam pembelajaran,
terutama guru dan peserta didik.
Kenyamanan belajar sangat dipengaruhi oleh suasana dan lingkungan sekolah.
Kerjasama tim di SMA Negeri 4 Suamtera Barat (dalam hal ini kepala sekolah, guru,
segenap warga sekolah) sangat membantu dalam meminimalisir kenakalan dan perilaku
20

negatif para siswa. Tak dapat dipungkiri semakin meningkat dan bagus, baik lingkungan
fisik sekolahnya berupa penataan ruang sekolah, tempat parkir kendaraan siswa dan
penambahan kelas ruang belajar, perlengkapan sarana dan prasarana sekolah yang
memadai, suasana sosial sekolah, kerjasama dengan masyarakat lingkungan sekolah dan
semakin tertibnya kegiatan akademik dan kerjasama dengan orang tua dan wali murid
semakin bagus.

C. Faktor Penghambat dan Pendukung Pelaksanaan Observasi


1. Faktor Penghambat
Faktor penghambat dalam pelaksanaan observasi adalah peserta didik kurangnya kerja
sama peserta didik dalam memberikan informasi faktual tentang karakteristik belajarnya.
2. Faktor Pendukung
Faktor pendukung dalam pelaksanaan observasi adalah sebagai berikut.
a. Kepala sekolah, guru dan tendik menerima kehadiran mahasiswa PPL dengan
baik.
b. Kepala sekolah memberikan kewenangan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan
setiap fasilitas dan sarana prasarana yang ada di sekolah.
c. Setiap guru memberikan bimbingan serta saran kepada mahasiswa agar observasi
yang dilakukan dapat berjalan secara optimal.
d. Tendik yang mendukung dengan memberikan konstribusi berupa informasi-
informasi yang dibutuhkan oleh mahasiswa selama observasi.
e. Peserta didik menerima kehadiran mahasiswa PPL dengan antusias dan penuh
semangat, sehingga memudahkan mahasiswa dalam pelaksanaan observasi baik di
sekolah maupun di dalam kelas.
21

BAB III
PENUTUP

A. Simpulan Hasil Observasi


Observasi yang dilakukan di SMA Negeri 4 Sumbar menunjukkan bahwa Guru telah
mengelompokkan peserta didik berdasarkan perkembangan karakteristiknya, kemudian modul
ajar telah dibuat dengan baik, akan tetapi masih ada beberapa aspek yang masih perlu
diperbaiki agar menjadi efektif dan efisien. Dalam proses pembelajaran telah berjalan dengan
baik dan efektif, walaupun masih ada beberapa peserta didik yang kurang aktif, tetapi masih
bisa dibimbing dan diberikan motivasi oleh pendidik. Untuk manajemen sekolah di SMA
Negeri 4 Sumbar ini sudah terstruktur dan terkelola dengan baik serta efektif. Lingkungan
belajar sudah mendukung dalam proses pembelajaran secara maksimal.
B. Refleksi
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di SMA Negeri 4 Sumbar dapat diketahui
keadaan kelas saat melakuakan observasi yang terlihat kondusif dan terkendali oleh pendidik,
sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan efektif. Setiap peserta didik dapat lebih
aktif dalam pemebelajaran yang membuat interaksi antara guru dan peserta didik tidak hanya
terpaku kepada guru saja, di sini dapat dilihat guru memberikan stimulus kepada peserta didik
dalam memahami setiap materi pembelajaran. Saat melakukan observasi, pengamat
mendapatkan berbagai pengetahuan baru yang diterima dari kegiatan pembelajaran di kelas
sehingga sangat berguna untuk mempersiapkan diri untuk menjadi guru profesional.
C. Rencana Tindak Lanjut
Berdasarkan hasil kesimpulan, maka dapat dinyatakan bahwa observasi yang dilakukan
di SMA Negeri 4 Sumbar sudah teraksana dengan baik sesuai dengan kriteria yang ada di
format observasi. Pada kegiatan berikutnya akan melakukan praktik pembelajaran terbimbing
sesuai dengan di LMS.
22

LAMPIRAN

FORMAT LEMBAR OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Nama Mahasiswa 1. Anesha Al-vidril, S.Pd


PPG Prajabatan 2022 2. Asri Maida Ayudi, M. Pd
3. Ego Aprianto, S. Pd
4. Fionie Ayu Syafitri, S. Pd
5. Gusri Wanti, S. Pd

Kelas Sasaran Observasi : Fase E.3


Untuk Siklus Pembelajaran ( ) Terbimbing
( ) Mandiri, siklus ke ……….

*Aspek sesuai dengan kebutuhan


Waktu Aspek yang diobservasi* Hasil observasi

27-10-2022 Budaya sekolah Hasil observasi :


1. Apakah suasana sekolah mendukung 1.Sekolah SMA N 4 SUMBAR ini dikenal
pembelajaran dan interaksi yang optimal? dengan keterbakatan olahraga yang
2. Secara umum, apakah profil pelajar dimiliki oleh siswanya. Lingkungan di
Pancasila dihidupkan dalam sekolah? sekitar sekolah yang asri dan tenang
mendukung siswa untuk bisa fokus dan
optimal dalam melaksanakan
pembelajaran. SMAN 4 SUMBAR ini
memberikan fasilitas asrama yang
lengkap yang disediakan oleh sekolah
bekerjasama dengan dinas untuk
memberikan kemudahan dalam
memantau kegiatan siswa terutama
dibidang olahraga. Gedung kelas yang
kokoh dan teratur membuat siswa
nyaman dan terarah dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.

2. Secara umum, profil pelajar


Pancasila sudah dihidupkan di sekolah
ini dengan bukti nyatanya setiap hari
senin pagi siswa dan guru melakukan
upacara bendera dan pada hari jum’at
pagi kegiatan muhadarah. Kegiatan di
kelas juga dimulai dengan kegiatan
berdoa, baca Al-qur’an. Selain itu,
terlihat bahwa guru menanamkan
sikap bertanggung jawab dan bernalar
kritis melalui proses pembelajaran
contohnya dalam penyelesaian tugas
23

yang dikerjakan oleh siswa.

Interpretasi:
Sudah sesuai dengan yang
diharapkan.Sekolah ini memiliki
lingkungan dan budaya yang
memberikan siswa kenyamanan dalam
kegiatan proses pembelajaran.

Budaya kelas Hasil observasi:


1.Guru dan peserta didik melakukan
3. Bagaimana guru dan peserta didik kesepakatan kelas melalui beberapa
melakukan kesepakatan kelas? peraturan yang ditetapkan oleh guru.
4. Bagaimana guru menekankan nilai-nilai Seperti tidak menggunakan
profil pelajar Pancasila kepada peserta handphone selama proses
didik, pembelajaran kecuali memang diminta
untuk membuka handphone sebagai
media pembelajaran. Pembelajaran
diharuskan dimulai dengan kegiatan
berdoa setelahnya pengambilan
absensi peserta didik. Peserta didik
tidak diperkenankan kembali ke
asrama selama proses pembelajaran
berlangsung. Peserta didik tidak
diizinkan terlambat terkecuali adanya
hal-hal mendesak seperti dipanggil
oleh pihak sekolah.
2. Nilai-nilai profil pelajar pancasila
ditekankan oleh guru kepada peserta
didik melalui kegiatan bersama seperti
upacara bendera dan muhadarah.
Selain itu dalam proses pembelajaran
guru membimbing siswa untuk berfikir
secara kritis, kreatif melalui
penugasan, interaksi selama
pembelajaran melalui stimulus dan
respon antara guru dan peserta didik.

Interpretasi:
Sudah sesuai dengan yang seharusnya
dilaksanakan. Siswa sudah terlihat
memiliki profil pancasila dalam dirinya.

Keterlibatan peserta didik Hasil observasi:


5. Apakah peserta didik terlibat aktif selama 1.Proses pembelajaran di kelas X lebih
pembelajaran berlangsung? Dalam bentuk dari setengah jumlah siswa kurang
apa saja keterlibatan peserta didik dalam aktif dalam proses pembelajaran. Hal
pembelajaran ini? ini disebabkan dari karakteristik siswa
6. Jika iya, bagaimana guru memotivasi yang susah untuk fokus dalam proses
24

peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran. Beberapa siswa


pembelajaran? menjadi sumber kegaduhan bagi siswa
7. Jika tidak, mengapa peserta didik tidak lain. Siswa juga saling mengganggu
termotivasi dalam pembelajaran? temannya.
8. Apakah Anda menangkap antusiasme
belajar dari para peserta didik? 2. Cara guru memotivasi siswa terlihat
9. Apakah peserta didik aktif merespon ketika guru memberikan stimulus
pertanyaan guru selama pembelajaran berupa pertanyaan yang terkait
berlangsung? Jelaskan dengan pembelajaran agar dapat
berkonsentrasi dalam pembelajaran.

3. Pada kelas X memang masih


terdapat siswa yang kurang
termotivasi dalam pembelajaran. Hal
ini disebabkan siswa tersebut memiliki
karakteristik sulit berkonsentrasi, usil,
dan kurang minat terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia. Akan
tetapi, guru mensiasati dengan
memberikan tugas dengan pengerjaan
mandiri dan berkelompok

4. Berdasarkan pengamatan di kelas X,


telihat siswa tersebut kurang memiliki
antusias dalam pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas. Hal ini terlihat
ketika siswa kurang merespon stimulus
berupa pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Selain itu siswa juga siswa
kurang mampu mengulang kembali
materi pembelajaran yang berkaitan
dengan materi yang akan dipelajari.

5. Ketika proses pembelajaran


berlangsung di kelas X siswa tergolong
kurang aktif dalam merespon dan
menjawab pertanyaan-pertanyaan
secara bergantian yang diberikan oleh
guru mengenai materi pembelajaran.
Selain itu dalam pengerjaan tugas
siswa mengalami kesulitan memahami
tugas yang diberikan oleh guru.

Interpretasi:
Hal yang diharapkan siswa mampu
mengendalikan diri dan termotivasi
untuk belajar. Akan tetapi siswa
mampu menghargai keberadaan guru
di kelas.
25

Identifikasi kesiapan siswa Hasil observasi:


10. Apakah di awal pembelajaran guru 1.Ya, di awal pembelajaran di mulai
mengamati atau mengecek kesiapan guru mengamati dan mengecek
peserta didik? Baik secara kondisi maupun kesiapan siswa dengan cara bertanya
secara materi yang akan diajarkan secara langsung kepada siswa apakah
11. Apa yang dilakukan oleh guru saat sudah siap untuk mulai pembelajaran.
mengetahui bahwa kompetensi awal Selanjutnya guru mengulas kembali
peserta didik beragam? mengenai materi sebelumnya apakah
12. Bagaimana guru mendampingi setiap siswa masih ingat atau tidak, dan
peserta didik agar mencapai tujuan menjelaskan materi apa yang akan
pembelajaran? dibahas.
2. Hal yang dilakukan oleh guru adalah
memberikan pertanyaan-pertanyaan
mengenai materi pembelajaran yang
sudah dipelajari dan akan dipelajari.
Untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman serta kompetensi siswa
dalam menguasai materi sebelumnya
dan materi yang akan dipelajari.
3. Guru mendampingi peserta didik
agar tercapai tujuan pembelajaran
dengan cara guru mampu mengusai
kelas, guru mengenali karakteristik
peserta didik, guru menggunakan
media pembelajaran seperti buku ajar.
Guru membentuk kelompok belajar
untuk siswa dalam mendiskusikan
materi dan menyelesaikan tugas.

Interpretasi:
Guru sudah sangat baik melakukan
perannya dalam kegiatan proses
pembelajaran agar siswa dapat
menjalani proses pembelajaran
dengan baik dan mencapai capaian
pembelajaran sesuai yang
diharapakan.

Perkembangan emosi Hasil observasi:


13. Sejauh mana kelas dan ruang 1.Dalam ruang pembelajaran untuk
pembelajaran lainnya menjadi ruang menumbuhkan ekspresi peserta didik
ekspresi diri yang sehat untuk peserta yang aktif dan sehat guru melibatkan
didik? siswa dalam proses pembelajaran agar
14. Bagaimana guru merespons peserta didik dapat memahami materi
yang belum bisa mengekspresikan diri pembelajaran dengan cara tanya
dengan tepat? jawab,penyajian materi menggunakan
media pembelajaran dengan begitu
siswa diharapkan aktif terlibat selama
proses pembelajaran. Selain itu guru
26

membentuk kelompok agar siswa


dapat saling bertukar pikiran dan
berdiskusi dalam memahami materi
dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
2. Cara guru merespon siswa yang
belum bisa mengekspersikan diri
dengan tepat dalam pembelajaran
adalah memperhatikan secara khusus
siswa tersebut, guru menggabungkan
siswa dalam kelompok siswa yang aktif
agar siswa tersebut termotivasi dalam
berkepresi di kelompok belajar, guru
memberikan materi pembelajaran
dengan strategi yang beragam.

Interpretasi:
Guru sudah mulai melaksanakan
metode dan strategi pembelajaran
agar menarik bagi siswa. Serta sudah
memberikan ruang bagi siswa untuk
mengekspresikan diri baik melalui
penugasan mandiri maupun
berkelompok. Sebagian siswa sudah
dapat dengan lantang menyampaikan
pendapat dan sanggahannya selama
kegiatan proses pembelajaran.

Perkembangan sosial Hasil observasi:


15. Secara umum, bagaimana guru 1.Cara guru membangun sosialisasi
membangun atmosfer yang mendukung untuk membangun atsmosfer siswa
peserta didik untuk mengembangkan adalah (1) guru memberi instruksi
kemampuan bersosialisasi? misalnya peka untuk saling menghargai pendapat
terhadap situasi sekitar, berempati, saling teman ketika proses pembelajaran
menghargai, serta berinteraksi dan sedang berlangsung. (2) Guru
berkomunikasi? melakukan kegiatan tanya jawab
16. Bagaimana guru memfasilitasi peserta tentang materi pembelajaran guna
didik dalam mengembangkan adanya interaksi antara guru dengan
keterampilan sosial peserta didik dalam siswa. (3) Ketika kelas XII MIPA
kegiatan belajar (contoh, kerja kelompok, kedatangan guru muda guru
mengerjakan proyek bersama)? mengarahkan siswa untuk
memberikan kursi dan menghargai
tamu yaitu guru muda.
2. Dalam proses pembelajaran guru
membentuk siswa secara berkelompok
dengan tujuan siswa saling bertukar
pikiran. Setelah itu ditampilkan dalam
bentuk presentasi kelompok secara
bergantian.
27

Interpretasi:
Guru sudah memberikan atsmosfer
pembelajaran kepada siswa dengan
baik serta telah memfasilitasi siswa
dalam mengembangkan keterampilan
sosialnya melalui penugasan proyek
bersama dan proses pembelajaran
dilaksanakan memusat kepada siswa.

Perkembangan moral/spiritual Hasil observasi:


17. Apa saja yang dilakukan guru dalam 1.Hal yang dilakukan guru dalam
membangun nilai-nilai integritas dan membangun nilai intergritas dan
spiritual peserta didik? spiritual dengan cara sebelum
memulai PBM guru menyiapkan siswa
dan meminta siswa untuk berdoa dan
membaca Al-qur’an terlebih dahulu.
Siswa juga diminta untuk terlibat aktif
dalam pembelajaran dengan cara
menyimak guru ketika guru
menyampaikan materi, setelah itu
guru bertanya kepada siswa dan siswa
dapat menjawab dengan benar. Lalu,
guru meminta siswa bekerja secara
berkelompok dalam menyelasaikan
tugas secara tepat waktu dan
dipertanggungjawabkan hasil diskusi
tersebut denga cara dikusi. Disini
terlihat adanya pengembangan pola
pikir siswa yang disampaikan dalam
bentuk tulis dan lisan walaupun tidak
untuk semua siswa yang berada di
kelas. Selain itu adanya sikap
bertanggungjawab dalam
menyelesaikan sesuatu hal untuk
sebagian siswa di kelas ini. Guru juga
menanamkan nilai spiritual dengan
membiasakan siswa untuk memulai
sesuatu hal dengan berdoa kepada
Allah Swt.

Interpretasi:
Dalam penanaman karakter profil
pancasila dalam diri melalui sikap
spiritual dan integritas, guru sudah
menanamkan hal-hal tersebut kepada
siswa dengan sangat baik melalui
kebiasaan pembelajaran di kelas yang
diharapkan diterapkan dalam
kehidupan siswa sehari-hari.
28

DOKUMENTASI KELAS X FASE E.3


29

Lampiran 1

FORMAT LEMBAR OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Nama Mahasiswa 1. Anesha Al-vidril, S.Pd


PPG Prajabatan 2022 2. Asri Maida Ayudi, M. Pd
3. Ego Aprianto, S. Pd
4. Fionie Ayu Syafitri, S. Pd
5. Gusri Wanti, S. Pd

Kelas Sasaran Observasi : XI MIPA


Untuk Siklus Pembelajaran ( ) Terbimbing
( ) Mandiri, siklus ke ……….
*Aspek sesuai dengan kebutuhan
Waktu Aspek yang diobservasi Hasil observasi

Rabu, 26-10- Budaya sekolah Hasil observasi:


2022 1. Apakah suasana sekolah mendukung 1. Suasana sekolah SMA N 4 SUMBAR
pembelajaran dan interaksi yang optimal? sudah mendukung untuk proses
2. Secara umum, apakah profil pelajar Pancasila pembelajaran. Sekolah ini terkenal
dihidupkan dalam sekolah? keterbakatan olahraga dan suasana
sekolahnya memang sudah di fasilitasi
dengan kegiatan keolahragaan.
Kemudian keadaan sekolah nya juga
terlihat nyaman dan menyenangkan
karena dikelilingi tanaman-tanaman
hijau dan gedung-gedung yang
menarik juga untuk di pandang.
2. Profil pelajar Pancasila sudah
dihidupkan di sekolah ini dengan bukti
nyatanya setiap Senin pagi siswa dan
guru melakukan upacara bendera dan
Jum’at paginya kegiatan muhadarah.

Interpretasi:
1.Semua pihak sekolah harus selalu
menjaga kenyemanan dan
ketentraman untuk kenyamanan
proses pembelajaran. Semua fasilitas
harus selalu di jaga dan fasilitas lain
yang memungkinkan untuk di adakan
agar segera di adakan.
30

Budaya kelas Hasil observasi:


3. Bagaimana guru dan peserta didik melakukan 1. Guru melakukan kesepakatan di
kesepakatan kelas? awal pembelajaran tentang tata tertib
4. Bagaimana guru menekankan nilai-nilai profil penggunaan hp di dalam kelas. Guru
pelajar Pancasila kepada peserta didik, menegaskan agar tidak memainkan hp
ketika pembelajaran berlangsung, jika
masih memainkan hp maka akan di
sita dan akan di berikan ketika jam
pelajaran selesaia atau ketika jam
pulang sekolah.
2. Nilai-nilai profil pelajar pancasila di
lihat pada setiap kegiatan sebelum
proses pembelajaran di mulai siswa
mebaca doa dan dilanjutkan membaca
Al-Qur’an.

Interpretasi:
1.Dalam hal ini guru harus melakukan
kesepakatan di awal pembelajaran
yang dapat menunjang pembelajaran
yang efektif secara berkelanjutan.
Contoh mengenai penggunaan hp
harus di larang di dalam kelas kecuali
yang membantu proses pembelajaran.
Jika siswa melanggar harus di berikan
efek jera agar tidak diulangi kembali.
2.Nilai profil pancasila ini memang
wajib di terapkan kepada siswa, ini
menjadi langkah awal dalam proses
pembelajaran. Contohnya saja
sebelum memulai pembelajaran siswa
wajib membaca doa.

Keterlibatan peserta didik Hasil observasi:


5. Apakah peserta didik terlibat aktif selama 1. Dalam proses pembelajaran
pembelajaran berlangsung? Dalam bentuk apa sebagian siswa sudah tergolong aktif
saja keterlibatan peserta didik dalam dalam proses pembelajaran yang di
pembelajaran ini? tandai dengan siswa yang berhasil
6. Jika iya, bagaimana guru memotivasi peserta menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
didik untuk terlibat dalam pembelajaran? guru di kelas tersebut.
7. Jika tidak, mengapa peserta didik tidak 2. Cara guru memotivasi siswa terlihat
termotivasi dalam pembelajaran? ketika guru memberikan pembelajaran
8. Apakah Anda menangkap antusiasme belajar teks ceramah, guru melakaukan
dari para peserta didik? metode ceramah juga untuk
9. Apakah peserta didik aktif merespon menjelaskan materi tersebut supaya
pertanyaan guru selama pembelajaran siswa bisa langsung merasakan apa
berlangsung? Jelaskan yang di maksud dengan teks ceramah
tersebut.
31

3. –
4. Ya, saya melihat secara langsung
siswa tersebut sudah termasuk
antusias dalam pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas. Hal ini dapat
dibutikan ketika siswa tersebut
melihat guru PPL berdiri di belakang
mereka berusaha memberikan kursi
yang mereka duduki dan mencari kursi
lain ke luar untuk dirinya. Kemudian
siswa juga berani menjawab
pertanyaan-pertanyan dari guru.
5. Ketika proses pembelajaran
berlangsung siswa tergolong aktif
dalam merespon dan menjawab
pertanyaan-pertanyaan dari guru
mengenai teks ceramah. Kemudian
siswa yang langung di tunjuk oleh guru
untuk menjawab pertanyaan, mereka
dengan secara langsung menjawab
pertanyaan tersebut.

Interpretasi:
1. Dalam proses pembelajaran
sebagian siswa sudah tergolong aktif
dalam proses pembelajaran yang di
tandai dengan siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan-pertanyaan dari
guru di kelas tersebut. Untuk
menciptakan siswa agar lebih aktif
tentunya guru harus menerapkan
metode yang lebih menarik lagi dari
pada sebelumnya.
2. Cara guru memotivasi siswa
seharusnya dengan cara pengucapan
secara langsung, misalnya
menceritakan tokoh terkenal yang
mampu menjadi seorang penceramah
karena metri yang di pelaajari adalah
materi ceramah.
3. –
4. Siswa sudah mulai antusias dalam
proses pembelajaran dengan
dibuktikan adanya siswa yang berhasil
menjawab pertanyaan guru. Untuk
meningkatkan antusias siswa bisa
dengan cara menerpkan kepada siswa
bagaimana harusnya kita melihat
keadaan sekitar apa yang harus kita
32

lakukan untuk merespon secara


langsung atau membantu orang lain.
5. Siswa tergolong aktif dalam
merespon dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan dari guru mengenai teks
ceramah. Untuk melatih keaktifan
siswa, guru harus sering mengajukan
pertanyaan di awal pembelajaran.

Identifikasi kesiapan siswa Hasil observasi:


10. Apakah di awal pembelajaran guru mengamati 1.Ya, sebelum awal pembelajaran di
atau mengecek kesiapan peserta didik? Baik mulai guru mencek daftar hadir siswa.
secara kondisi maupun secara materi yang akan Kemudian guru bertanya secara
diajarkan langsung kepada siswa apakah sudah
11. Apa yang dilakukan oleh guru saat mengetahui siap untuk mulai pembelajaran.
bahwa kompetensi awal peserta didik Selanjutnya guru bertanya mengenai
beragam? materi sebelumnya apakah masih ingat
12. Bagaimana guru mendampingi setiap peserta atau tidak, dan materi hari ini apa yang
didik agar mencapai tujuan pembelajaran? akan kita bahas.
2. Yang dilakukan oleh guru adalah
memberikan pertanyaan-pertanyaan
pematik untuk merespon sejauh mana
kompetesi peserta didik dalam
menguasai materi sebelumnya dan
materi yang akan dibahas lebih lanjut.
3. Dalam proses pembelajaran tentu
tidak lepas dari pendampingan guru,
seorang guru harus mengusai kelas,
mengenali peserta didik, meberikan
tugas sesuai dengan materi ajar,
membentuk kelompok belajar dan lain
sebagainya

Interpretasi:
1.Semua yang dilakukan guru sudah
berada pada tahap seharusnya.
2.Guru sudah menerpakan proses
pembelajaran yang baik.
3. Guru harus lebih mendalam lagi
dalam mendampingi siswa agar siswa
yang kurang aktif bisa lebih aktif lagi,
dan siswa kurang memami pelajaran
bisa paham ketika mendapat
perlakuan atau didampingi oleh guru
yang berlangsung.

Perkembangan emosi Hasil observasi:


13. Sejauh mana kelas dan ruang pembelajaran 1.Dalam ruang pembelajaran untuk
lainnya menjadi ruang ekspresi diri yang sehat menumbuhkan ekspresi peserta didik
33

untuk peserta didik? yang aktif guru melibatkan siswa


14. Bagaimana guru merespons peserta didik yang dalam memahami materi
belum bisa mengekspresikan diri dengan pembelajaran dengan cara tanya
tepat? jawab, dengan begitu siswa secara
reflek akan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang diberikan oleh guru.
2.Dalam kelas pasti ada siswa yang
kurang merespon pembelajran atau
kurang aktif, cara yang dapat guru
lakukan adalah dengan memberikan
perhatian lebih yaitu memberi
teguran, dan pertanyaan-pertanyaan
pematik atau arahan-arahan dan
motivasi yang membangun.

Interpretasi:
1.Guru harus mengelola kembali kelas
supaya siswa lebih nyaman dalam
proses pembelajaran. Untuk memulai
pembelajaran guru wajib melakukan
tanya jawab untuk melatih kesiapan
dan kesigapan siswa dalan merespon
pertanyaan guru.
2.Cara yang di lakuka oleh guru sudan
sesuai dengan keadaan yang
seharusnya.

Perkembangan sosial Hasil observasi:


15. Secara umum, bagaimana guru membangun 1.Cara guru membangun interaksi
atmosfer yang mendukung peserta didik untuk social siswa adalah (1) guru menyuruh
mengembangkan kemampuan bersosialisasi? siswa untuk memberikan tempat
misalnya peka terhadap situasi sekitar, duduk kepada guru muda. (2) guru
berempati, saling menghargai, serta memberi instruksi bagaimana untuk
berinteraksi dan berkomunikasi? saling menghargai pendapat teman.
16. Bagaimana guru memfasilitasi peserta didik (3) guru menerapkan bagaimana kita
dalam mengembangkan keterampilan sosial harus melakukan komunikasi dengan
peserta didik dalam kegiatan belajar (contoh, teman melalui pembuatan tugas
kerja kelompok, mengerjakan proyek individu membuat teks ceramah.
bersama)? 2.Dalam proses pembelajran teks
ceramah ini guru tidak menerapkan
tugas kelompok hanya saja guru
menerpakan tugas individu saja.

Interpretasi:
1.Untuk membangun karakteristik
siswa agar mampu berempati maka
guru harus menjelaskan terlebih
34

dahulu bagaimana harusnya kita saling


membantu dan melihat kondisi sekitar
dengan sangat baik. Kemudian untuk
membangun komunikasi antar siswa
maka guru bisa menerapakan proses
pembelajaran berkelompok. Hal ini
untk menunjang siswa agar mampu
malakukan kerja sama.
2. Untuk memvasilitasi siswa agar
mampu mengembagkan keterampilan
social tentunya harsu dilaksanakan
tugas secara kelompok.

Perkembangan moral/spiritual Hasil observasi:


17. Apa saja yang dilakukan guru dalam Secara umum guru sudah membangun
membangun nilai-nilai integritas dan spiritual nilai-nilai integritas dan spiritual yang
peserta didik? dapat dilihat sebelum memulai PBM
guru menyiapkan siswa dan menyuruh
berdoa dan mengaji terlebih dahulu.

Interpretasi:
Untuk menerapakan cara ini dengan
berkelanjutan guru harus sering
memberikan arahan, supaya siswa itu
selalu terbiasa untuk melakukan
kegiatan keagamaan tersebut.

DOKUMENTASI XI MIPA
35
36

Lampiran 1

FORMAT LEMBAR OBSERVASI KARAKTERISTIK PESERTA DIDIK

Nama Mahasiswa 1. Anesha Al-vidril, S.Pd


PPG Prajabatan 2022 2. Asri Maida Ayudi, M. Pd
3. Ego Aprianto, S. Pd
4. Fionie Ayu Syafitri, S. Pd
5. Gusri Wanti, S. Pd

Kelas Sasaran Observasi : XII MIPA


Untuk Siklus Pembelajaran ( ) Terbimbing
( ) Mandiri, siklus ke ……….
*Aspek sesuai dengan kebutuhan
Waktu Aspek yang diobservasi* Hasil observasi

25-10- 2022 Budaya sekolah Hasil observasi :


1. Apakah suasana sekolah mendukung 1.Sekolah SMA N 4 SUMBAR ini dikenal
pembelajaran dan interaksi yang optimal? dengan keterbakatan olahraga yang
2. Secara umum, apakah profil pelajar dimiliki oleh siswanya. Lingkungan di
Pancasila dihidupkan dalam sekolah? sekitar sekolah yang asri dan tenang
mendukung siswa untuk bisa fokus dan
optimal dalam melaksanakan
pembelajaran. SMAN 4 SUMBAR ini
memberikan fasilitas asrama yang
lengkap yang disediakan oleh sekolah
bekerjasama dengan dinas untuk
memberikan kemudahan dalam
memantau kegiatan siswa terutama
dibidang olahraga. Gedung kelas yang
kokoh dan teratur membuat siswa
nyaman dan terarah dalam kegiatan
pembelajaran di sekolah.

2. Secara umum, profil pelajar


Pancasila sudah dihidupkan di sekolah
ini dengan bukti nyatanya setiap hari
senin pagi siswa dan guru melakukan
upacara bendera dan pada hari jum’at
pagi kegiatan muhadarah. Kegiatan di
kelas juga dimulai dengan kegiatan
berdoa, baca Al-qur’an. Selain itu,
terlihat bahwa guru menanamkan
sikap bertanggung jawab dan bernalar
37

kritis melalui proses pembelajaran


contohnya dalam penyelesaian tugas
yang dikerjakan oleh siswa.

Interpretasi:
Ligkungan sekolah di SMAN 4 SUMBAR
sudah mendukung proses
pembelajaran dengan optimal. Selain
itu, sikap profil pancasila pada siswa
sudah dihidupkan pada sekolah SMAN
4 SUMBAR.

Budaya kelas Hasil observasi:


3. Bagaimana guru dan peserta didik
melakukan kesepakatan kelas? 1.Guru dan peserta didik melakukan
4. Bagaimana guru menekankan nilai-nilai kesepakatan kelas melalui beberapa
profil pelajar Pancasila kepada peserta peraturan yang ditetapkan oleh guru.
didik, Seperti tidak menggunakan
handphone selama proses
pembelajaran kecuali memang diminta
untuk membuka handphone sebagai
media pembelajaran. Pembelajaran
diharuskan dimulai dengan kegiatan
berdoa setelahnya pengambilan
absensi peserta didik. Peserta didik
tidak diperkenankan kembali ke
asrama selama proses pembelajaran
berlangsung. Peserta didik tidak
diizinkan terlambat terkecuali adanya
hal-hal mendesak seperti dipanggil
oleh pihak sekolah.

2. Nilai-nilai profil pelajar pancasila


ditekankan oleh guru kepada peserta
didik melalui kegiatan bersama seperti
upacara bendera dan muhadarah.
Selain itu dalam proses pembelajaran
guru membimbing siswa untuk berfikir
secara kritis, kreatif melalui
penugasan, interaksi selama
pembelajaran melalui stimulus dan
respon antara guru dan peserta didik.

Interpretasi:
Pada kelas XII MIPA siswa sudah
melaksanakan perjanjian kelas dengan
guru matapelajaran Bahasa Indonesia
dengan beberapa peraturan agar
38

pelaksanan pembelajaran dapat


dilaksnakan dengan baik dan optimal.
Memang hal seperti yang seharusnya
dilakukan oleh guru. Selain itu, guru
sudah menanamkan nilai-nilai profil
pancasila pada siswa. Siswa terbentuk
menjadi pribadi denhgan sikap profil
pancasila.

Keterlibatan peserta didik Hasil observasi:


5. Apakah peserta didik terlibat aktif selama 1.Proses pembelajaran di kelas XII IPA
pembelajaran berlangsung? Dalam bentuk sebagian siswa sudah aktif dalam
apa saja keterlibatan peserta didik dalam proses pembelajaran. Hal ini terlihat
pembelajaran ini? adanya stimulus yang diberikan guru
6. Jika iya, bagaimana guru memotivasi berupa pertanyaan terkait
peserta didik untuk terlibat dalam pembelajaran dan siswa merespon
pembelajaran? dengan menjawab pertanyaan dari
7. Jika tidak, mengapa peserta didik tidak guru di kelas tersebut. Selain itu,
termotivasi dalam pembelajaran? dalam proses pembelajaran ketika
8. Apakah Anda menangkap antusiasme berdiskusi dalam pengerjaan tugas
belajar dari para peserta didik? sebagian siswa terlibat aktif dalam
9. Apakah peserta didik aktif merespon bertukar pendapat untuk
pertanyaan guru selama pembelajaran menyelesaikan tugas yang diberikan
berlangsung? Jelaskan oleh guru.

2. Cara guru memotivasi siswa terlihat


ketika guru memberikan stimulus
berupa pertanyaan yang terkait
dengan pembelajaran. Guru juga
menggunakan media pembelajaran
dalam bentuk teknologi seperti materi
teks novel yang disajikan dalam bentuk
suara yang diperdengarkan melalui
speaker dengan cara hanya
diperdengarkan sepenggal cerita
dalam novel tersebut. Pada akhirnya
membuat siswa tersebut menjadi
penasaran akan lanjutan cerita novel
tersebut.

3. Pada kelas XII MIPA dalam


pembelajaran teks novel memang
masih terdapat siswa yang kurang
termotivasi dalam pembelajaran. Hal
ini disebabkan siswa tersebut memiliki
karakteristik sulit berkonsentrasi, usil,
dan kurang minat terhadap
pembelajaran Bahasa Indonesia. Akan
tetapi, guru mensiasati dengan
39

membentuk kelompok dalam


penugasan pada proses pembelajaran.

4. Berdasarkan pengamatan di kelas XII


MIPA, saya melihat siswa tersebut
memiliki antusias yang cukup baik
dalam pelaksanaan proses
pembelajaran di kelas. Hal ini terlihat
ketika siswa merespon stimulus
berupa pertanyaan yang diberikan
oleh guru. Selain itu siswa juga mampu
mengulang kembali materi
pembelajaran yang berkaitan dengan
materi yang akan dipelajari.

5. Ketika proses pembelajaran


berlangsung di kelas XII MIPA siswa
tergolong cukup aktif dalam merespon
dan menjawab pertanyaan-pertanyaan
secara bergantian yang diberikan oleh
guru mengenai materi teks novel.
Selain itu dalam pengerjaan tugas
siswa dengan senang hati menerima
tugas yang diberikan dan siswa
membentuk kelompok sesuai dengan
arahan yang diberikan oleh guru.

Interpretasi:
Guru sudah berhasil menguasai kelas
dan mampu memberikan motivasi
kepada siswa dalam proses
pembelajaran. Hal ini membuat siswa
menjadi bersemangat dan antusias
dalam setiap proses pembelajaran.

Identifikasi kesiapan siswa Hasil observasi:


10. Apakah di awal pembelajaran guru 1. Ya, di awal pembelajaran di mulai
mengamati atau mengecek kesiapan guru mengamati dan mengecek
peserta didik? Baik secara kondisi maupun kesiapan siswa dengan cara bertanya
secara materi yang akan diajarkan secara langsung kepada siswa apakah
11. Apa yang dilakukan oleh guru saat sudah siap untuk mulai pembelajaran.
mengetahui bahwa kompetensi awal Selanjutnya guru mengulas kembali
peserta didik beragam? mengenai materi sebelumnya apakah
12. Bagaimana guru mendampingi setiap siswa masih ingat atau tidak, dan
peserta didik agar mencapai tujuan menjelaskan materi apa yang akan
pembelajaran? dibahas.

2. Hal yang dilakukan oleh guru adalah


40

memberikan pertanyaan-pertanyaan
mengenai materi pembelajaran yang
sudah dipelajari dan akan dipelajari.
Untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman serta kompetensi siswa
dalam menguasai materi sebelumnya
dan materi yang akan dipelajari.
3. Guru mendampingi peserta didik
agar tercapai tujuan pembelajaran
dengan cara guru mampu mengusai
kelas, guru mengenali karakteristik
peserta didik, guru menggunakan
media pembelajaran seperti buku ajar
dan speaker. Guru membagikan tugas
kepada salah seorang perwakilan siswa
dengan cara penggunaan media
handphone melalui whatsapp group
kelas. Guru membentuk kelompok
belajar untuk siswa dalam
mendiskusikan materi dan
menyelesaikan tugas.

Interpretasi:
Hal ini memang sudah seharusnya
guru lakukan dalam memulai
pembelajaran, dalam memahami
kompetensi serta mendampingi siswa
agar trcapainya capaian pembelajaran
dalam setiap kegiatan pembeajaran di
kelas.

Perkembangan emosi Hasil observasi:


13. Sejauh mana kelas dan ruang 1.Dalam ruang pembelajaran untuk
pembelajaran lainnya menjadi ruang menumbuhkan ekspresi peserta didik
ekspresi diri yang sehat untuk peserta yang aktif dan sehat guru melibatkan
didik? siswa dalam proses pembelajaran agar
14. Bagaimana guru merespons peserta didik dapat memahami materi
yang belum bisa mengekspresikan diri pembelajaran dengan cara tanya
dengan tepat? jawab,penyajian materi menggunakan
media pembelajaran dengan begitu
siswa secara aktif terlibat selama
proses pembelajaran. Selain itu guru
membentuk kelompok agar siswa
dapat saling bertukar pikiran dan
berdiskusi dalam memahami materi
dan menyelesaikan tugas yang
diberikan.
41

2. Cara guru merespon siswa yang


belum bisa mengekspersikan diri
dengan tepat dalam pembelajaran
adalah memperhatikan secara khusus
siswa tersebut, guru menggabungkan
siswa dalam kelompok siswa yang aktif
agar siswa tersebut termotivasi dalam
berkepresi di kelompok belajar, guru
memberikan materi pembelajaran
dengan strategi yang beragam dibantu
dengan media pembelajaran yang
menarik dan beragam.

Interpretasi:

Guru sudah memberikan ruang bagi


siswa untuk mengekpresikan diri
melalui kegiatan pembelajaran yang
dilakukan melalaui diskusi mengenai
tugas pembelajaran. Hal ini
membentuk keterampilan siswa dalam
aspek berbicara dan menulis. Serta
sikap percaya diri.

Perkembangan sosial Hasil observasi:


15. Secara umum, bagaimana guru 1.Cara guru membangun sosialisai
membangun atmosfer yang mendukung untuk membangun atsmosfer siswa
peserta didik untuk mengembangkan adalah (1) guru memberi instruksi
kemampuan bersosialisasi? misalnya peka untuk saling menghargai pendapat
terhadap situasi sekitar, berempati, saling teman ketika proses pembelajaran
menghargai, serta berinteraksi dan sedang berlangsung. (2) Guru
berkomunikasi? melakukan kegiatan tanya jawab
16. Bagaimana guru memfasilitasi peserta tentang materi pembelajaran guna
didik dalam mengembangkan adanya interaksi antara guru dengan
keterampilan sosial peserta didik dalam siswa sekaligus menilai pemahaman
kegiatan belajar (contoh, kerja kelompok, siswa mengenai materi pembelajaran.
mengerjakan proyek bersama)? (3) Ketika kelas XII MIPA kedatangan
guru muda guru mengarahkan siswa
untuk memberikan kursi dan
menghargai tamu yaitu guru muda.

2. Dalam proses pembelajaran guru


memberikan format laporan bacaan
teks novel yang dibagikan kepada
setiap peserta didik yang dikerjakan
secara berkelompok dengan tujuan
siswa saling bertukar pikiran. Setelah
itu ditampilkan dalam bentuk
presentasi kelompok secara
42

bergantian.

Interpretasi:
Guru sudah membangun suasana atau
atsmosfer pembelajaran yang nyaman
yang membuat pelaksanaan
pembelajaran menyenangkan dan
optimal dalam mencapai capaian
pembelajaran. Serta aspek sosial siswa
menjadi berkembang dengan baik
melalui kegiatan berdiskusi ata proyek
bersama yang dilakukan dalam bentuk
diskusi dan presentasi.

Perkembangan moral/spiritual Hasil observasi:


17. Apa saja yang dilakukan guru dalam 1.Hal yang dilakukan guru dalam
membangun nilai-nilai integritas dan membangun nilai intergritas dan
spiritual peserta didik? spiritual dengan cara sebelum
memulai PBM guru menyiapkan siswa
dan meminta siswa untuk berdoa dan
membaca AL-qur’an terlebih dahulu.
Siswa juga diminta untuk terlibat aktif
dalam pembelajaran dengan cara
menyimak guru ketika guru
menyampaikan materi, setelah itu
guru bertanya kepada siswa dan siswa
dapat menjawab dengan benar. Lalu,
guru meminta siswa bekerja secara
berkelompok dalam menyelasaikan
tugas secara tepat waktu dan
dipertanggungjawabkan hasil diskusi
tersebut denga cara dikusi. Disini
terlihat adanya pengembangan pol
pikit siswa yang disampaikan dalam
bentuk tulis dan lisan. Selain itu
adanya sikap bertanggungjawab dalam
menyelesaikan sesuatu hal. Guru juga
menanamkan nilai spiritual dengan
membiasakan siswa untuk memulai
sesuatu hal dengan berdoa kepada
Allah Swt.

Interpretasi:
43

Guru sudah membangun sikap profil


pancasila melalui kegiatan
pembelajaran dengan baik. Hal ini
membentuk sikap profil pancasila
melalui sikap spritual dan integritas
siswa yang diharapkan menjadi
karakter tidak hanya di sekolah akan
tetapi juga dalam kehidupan sehari-
hari.

DOKUMENTASI XII MIPA


44

Mengetahui,

Dosen Pembimbing Lapangan Guru Pamong


Padang, 28 Oktober 2022 Padang, 28 Oktober 2022

Dr. Amril Amir, M. Pd. Monika Oktariza, S. Pd


NIP 19620607.198703.1.004 NIP 19841006.201101.2.004
45

LEMBAR OBSERVASI
LINGKUNGAN BELAJAR

Nama Mahasiswa 6. Anesha Al-vidril, S.Pd


PPG Prajabatan 2022 7. Asri Maida Ayudi, M. Pd
8. Ego Aprianto, S. Pd
9. Fionie Ayu Syafitri, S. Pd
10. Gusri Wanti, S. Pd
LPTK : Universitas Negeri Padang
Prodi/Bidang Studi : Bahasa Indonesia
Sekolah PPl : SMA Negeri 4 Sumbar

Waktu Sasaran Observasi*) Hasil Observasi Interpretasi Hasil Observasi


24/10/22 Di SMA Negeri 4 Sumbar Di SMA 4 Sumbar murid dengan
1. Latar belakang sosial-ekonomi
murid terdapat Murid dengan kondisi sosial-ekonomi yang
kondisi sosial-ekonomi yang berbeda tetap memiliki hak
Murid dengan kondisi sosial-
berbeda, meskipun begitu yang sama dalam mengakses
ekonomi yang berbeda memiliki
semua murid SMAN 4 dan memperoleh layanan
hak yang sama dalam mengakses
Sumbar memiliki hak yang pendidikan yang berkualitas. Di
dan memperoleh layanan
sama dalam mengakses dan sekolah ini semua murid
pendidikan yang berkualitas,
memperoleh layanan diperlakukan sama tanpa
seperti tingkat pendidikan orang
pendidikan yang berkualitas, membedakan tingkatan
tua dan fasilitas belajar yang
seperti tingkat pendidikan ekonomi, latar belakang
tersedia di rumah.
orang tua dan fasilitas keluarga, dan fasilitas belajar di
belajar yang tersedia di rumah. Semua murid dianggap
rumah. layak dan berhak atas
pendidikan dan fasilitas yang
ada di sekolah.
25/10/22 Kualitas pembelajaran di Jadi, SMAN 4 Sumbar memiliki
2. Kualitas pembelajaran di kelas
SMA 4 Sumbar khususnya kualitas pembelajaran yang
Seluruh kegiatan belajar kelas sudah sesuai dengan sangat baik dari kegiatan belajar
mengajar di kelas, mencakup perencanaan yang dibuat mengajar di kelas, mencakup
indikator manajemen kelas, oleh guru, di mana pada indikator manajemen kelas,
dukungan afektif, pembelajaran kegiatan awal pembelajaran dukungan afektif, pembelajaran
46

interaktif dan penyesuaian cara guru mempersiapkan interaktif dan penyesuaian cara
mengajar dengan tingkat peserta didik, dan dilanjut mengajar dengan tingkat
kemampuan murid. kegiatan inti, serta penutup. kemampuan murid.
Guru juga menerapkan
perlakuan yang hampir sama
terhadap semua peserta
didik, namun jika ada
peserta didik yang kurang
serius dalam proses
pembelajran biasanya guru
langsung memberi teguran
adan perharian khusus
dengan menanyakan materi
yang mana yang belum
dikuasai siswa. Kemudian
guru memberi penjelasan
lebih mendalam disertai
contoh-contoh yang yang
sesuai dengan materi dan
memberi motivasi belajar.
25/10/22 Cara guru merefleksi dan Jadi setiap guru di SMAN 4
3. Refleksi dan perbaikan
pembelajaran oleh guru memperbaiki proses Sumbar selalu melakukan
pembelajaran adalah dengan supervisi untuk memperbaiki
Kemampuan pengembangan guru
melakukan kegiatan serta meningkatkan
untuk terus meningkatkan
supervisi antar guru, dari kemampuan pengembangan
kompetensi melalui belajar
kegiatan tersebut maka akan guru untuk terus meningkatkan
mandiri dengan merefleksi
diperoleh gamabaran apa kompetensi melalui belajar
praktik pengajaran yang telah
saja yang harus diperbaiki mandiri dengan merefleksi
diterapkan dan juga belajar dari
dan dtingkatkan oleh guru praktik pengajaran yang telah
rekan guru.
tersebut. Mungkin saja diterapkan dan juga belajar dari
media pembelajaran yang rekan guru.
kurang menarik jadi guru
47

harus bisa lebih kreatif lagi


dalam membuat media
pembelajaran.
25/10/22 Kepala sekolah sudah Jadi, kepala sekolah memiliki
4. Kepemimpinan instruksional
membuat visi dan misi serta kemampuan yang sangat baik
Kemampuan kepala satuan program-program kebijakan dalam satuan pendidikan dalam
pendidikan dalam menyusun dan yang disampaikan pada menyusun dan
mengkomunikasikan visi, misi, forum rapat guru, mengkomunikasikan visi, misi,
program, dan kebijakan yang disebarkan melalui media program, dan kebijakan yang
mendukung guru dalam sosial. mendukung guru dalam
meningkatkan mutu meningkatkan mutu
pembelajaran di satuan pembelajaran di sekolah
pendidikan.

25/10/22 Satuan pendidikan di sekolah SMAN 4 Sumbar memiliki


5. Iklim keamanan di satuan SMA N 4 Sumbar ini sudah kebijakan, pemahaman, dan
pendidikan menerapakan satuan program terkait perundungan,
keamanan seperti satpam hukuman fisik, kekerasan
Satuan pendidikan yang memiliki
yang tugasnya menjaga seksual dan narkotika sehingga
kebijakan, pemahaman, dan
keamanan di sekolah ini. memberikan perlindungan dan
program terkait perundungan,
Kemudian juga terdapat guru rasa aman bagi warga sekolah
hukuman fisik, kekerasan seksual
pembimbing asramanya termasuk staff /karyawan
dan narkotika sehingga
yang, ada juga guru BK yang sekolah, guru-guru, serta
memberikan perlindungan dan
bisa dijadikan tempat peserta didik baik secara fisik
rasa aman bagi warga satuan
pengaduan siswa. Sehingga maupun psikologis.
pendidikan, baik secara fisik
anak-anak diberikan rasa
maupun psikologis.
aman di sekolah ini.

26/10/22 Lingkungan SMA Negeri 4 Sudah seharusnya lingkungan


6. Iklim kebinekaan di satuan
pendidikan Sumatera Barat menghargai satuan pendidikan yang
keragaman agama yang menghargai keragaman agama
Lingkungan satuan pendidikan
48

yang menghargai keragaman berbeda-beda , maupun maupun sosial-budaya dan


agama maupun sosial-budaya sosial-budaya dan dukungan dukungan kesetaraan hak. Dan
dan dukungan kesetaraan hak. kesetaraan hak baik sebagai Hal itu dilakukan dan diterapkan
karyawan sekolah, guru dengan sangat baik di SMA
sekolah, dan hak sebagai Negeri 4 Sumatera Barat yang
peserta didik. sangat mengharagi
keberagaman warga
sekolahnya.

26/10/22 Lingkungan SMA Negeri 4 Sudah seharusnya lingkungan


7. Iklim kesetaraan gender
Sumatera Barat mampu satuan pendidikan SMA Negeri
Bagaimana lingkungan satuan berperilaku adil, 4 Sumatera Barat mampu
pendidikan berperilaku adil, memberikan kesempatan berperilaku adil, memberikan
memberikan kesempatan yang yang sama bagi warga kesempatan yang sama bagi
sama bagi warga satuan sekolah, baik laki-laki warga sekolah, baik laki-laki
pendidikan, baik laki-laki maupun maupun perempuan dalam maupun perempuan dalam
perempuan dalam menjalankan menjalankan peran publik. menjalankan peran publik.
peran publik.seperti dukungan Seperti dukungan kepala Seperti dukungan kepala
kepala satuan pendidikan dan sekolah dan guru atas sekolah dan guru atas
guru atas kesetaraan gender. kesetaraan gender. kesetaraan gender.
27/10/22 Menurut pengamatan dan Di SMA 4 Sumbar tidak terdapat
8. Iklim inklusivitas
wawancara dengan pihak siswa yang mempunyai
Pengetahuan, penerimaan dan sekolah, SMA 4 Sumbar tidak disabilitas. Karena dalam
dukungan guru terhadap murid terdapat siswa yang penerimaan siswa di sekolah ini
dengan disabilitas serta murid mempunyai disabilitas. melalui jalur seleksi yang cukup
cerdas istimewa dan murid bakat Karena dalam penerimaan ketat terutama dalam bakat
istimewa. siswa di sekolah ini melalui olah raga.
jalur seleksi yang cukup ketat
terutama dalam bakat olah
raga.
27/10/22 Partisispasi orang tua dalam Partisipasi orangtua dalam
9. Dukungan orangtua dan murid
terhadap program satuan sekolah ini terihat ketika ada kegiatan sekolah sangat baik
pendidikan
49

rapat komite, hal ini orang karena sudah dibuktikan


tua menyampaikan argumen dengan rapat komite yang
Partisipasi orangtua dalam
pendukung untuk kemajuan melibatkan orangtua, dan
kegiatan satuan pendidikan, dan
satuan pendidikan ini. partisipasi murid dalam
partisipasi murid dalam
Kemudian partisipasi siswa penyusunan program sekolah
penyusunan program satuan
dalam pengenmbangan sangat baik karena terdapat
pendidikan.
sekolah ini dapat dilihat organisasi siswa di SMAN 4
dengan adanya organisai osis Sumbar.
yang di dalamnya para siswa
menyusun program-program
untuk kemajuan sekolah ini.
Kesimpulan: Lingkungan belajar adalah kondisi dan segala fasilitas yang digunakan untuk kegiatan belajar sehari-
hari . Lingkungan belajar yang kondusif memiliki prinsip yaitu dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif
untuk belajar dengan baik dan produktif dan kondisi yang mempengaruhi tingkah laku subjek yang terlibat didalam
pembelajaran, terutama guru dan peserta didik. Kenyamanan belajar sangat dipengaruhi oleh suasana dan
lingkungan sekolah. Kerjasama tim di SMA Negeri 4 Suamtera Barat (dalam hal ini kepala sekolah, guru, segenap
warga sekolah) sangat membantu dalam meminimalisir kenakalan dan perilaku negatif para siswa. Tak dapat
dipungkiri semakin meningkat dan bagus, baik lingkungan fisik sekolahnya berupa penataan ruang sekolah, tempat
parkir kendaraan siswa dan penambahan kelas ruang belajar, perlengkapan sarana dan prasarana sekolah yang
memadai, suasana sosial sekolah, kerjasama dengan masyarakat lingkungan sekolah dan semakin tertibnya
kegiatan akademik dan kerjasama dengan orang tua dan wali murid semakin bagus.
50

LAMPIRAN – DOKUMENTASI
51
52
53
54

Anda mungkin juga menyukai