M
DENGAN DIAGNOSA MEDIS PEMFIGUS VULGARIS DENGAN
KEBUTUHAN DASAR MANUSIA GANGGUAN
RASA NYAMAN (NYERI) DI RUANG ASTER
RSUD dr. DORIS SYLVANUS
PALANGKA RAYA
Disusun Oleh :
DHEA PERMATASARI ISKANDAR
NIM : 2022-04-14901-016
ii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas berkat dan anugerah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan
penyusunan “Asuhan Keperawatan Dasar Profesi pada Ny.M dengan diagnosa
medis Pemfigus Vulgaris dengan Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan Rasa
Nyaman (Nyeri) di Ruang Aster RSUD dr. Doris Sylvanus Palangka Raya”.
Laporan pendahuluan asuhan keperawatan ini disusun guna melengkapi tugas
Praktik klinik Program Profesi Ners Stase Keperawatan Dasar Profesi.
Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan ini tidak lepas dari bantuan
berbagai pihak. Oleh karena itu, saya ingin mengucapkan terimakasih kepada :
1. Ibu Maria Adelheid Ensia, S.Pd., M.Kes., selaku Ketua STIKes Eka Harap
Palangka Raya.
2. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep., selaku Ketua Program Studi Profesi
Ners STIKes Eka Harap Palangka Raya.
3. Ibu Isna Wiranti, S.Kep., Ners selaku Koordinator Praktik Klinik Program
Profesi Ners.
4. Ibu Oktarinai L, S.Kep., Ners selaku Pembimbing Lahan Ruang Aster
RSUD dr. Doris Sylvanus yang telah banyak memberikan saran dan
bimbingannya dalam menyelesaikan asuhan keperawatan.
5. Ibu Meilitha Carolina, Ners, M.Kep. selaku Pembimbing Akademik yang
telah banyak memberikan arahan, masukkan, dan bimbingan dalam
penyelesaian asuhan keperawatan ini.
6. Semua pihak yang telah banyak membantu dalam pelaksanaan kegiatan
asuhan keperawatan ini.
Saya menyadari bahwa asuhan keperawatan ini mungkin terdapat kesalahan
dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu penyusun mengharapkan saran dan
kritik yang membangun dari pembaca dan mudah-mudahan laporan pendahuluan
ini dapat mencapai sasaran yang diharapkan sehingga dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Palangka Raya, 10 Oktober 2022
iii
DAFTAR ISI
SAMPUL DEPAN
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................ii
KATA PENGANTAR..........................................................................................iii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
BAB I TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................1
1.1 Konsep Dasar Pemfigus Vulgaris..............................................................1
1.1.1 Definisi.............................................................................................1
1.1.2 Etiologi.............................................................................................2
1.1.3 Klasifikasi.........................................................................................3
1.1.4 Patofisiologi (WOC)........................................................................5
1.1.5 Manifestasi Klinis............................................................................7
1.1.6 Komplikasi.......................................................................................8
1.1.7 Pemeriksaan Penunjang....................................................................9
1.1.8 Penatalaksanaan Medis....................................................................9
1.2 Konsep Dasar Kebutuhan Dasar Manusia Gangguan Rasa Nyaman
(Nyeri)......................................................................................................12
1.2.1 Konsep Nyeri..................................................................................12
1.2.2 Etiologi...........................................................................................13
1.2.3 Klasifikasi.......................................................................................15
1.2.4 Manifestasi Klinis..........................................................................16
1.2.5 Penatalaksanaan Nyeri...................................................................18
1.3 Manajemen Asuhan Keperawatan...........................................................18
1.3.1 Pengkajian Keperawatan................................................................18
1.3.2 Diagnosa Keperawatan...................................................................21
1.3.3 Intervensi Keperawatan..................................................................22
1.3.4 Implementasi Keperawatan............................................................28
1.3.5 Evaluasi Keperawatan....................................................................28
BAB 2 ASUHAN KEPERAWATAN.................................................................29
2.1 Pengkajian................................................................................................29
2.2 Prioritas Masalah.....................................................................................46
2.3 Rencana Keperawatan.............................................................................47
2.4 Implementasi Dan Evaluasi Keperawatan...............................................49
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................56
iv
1
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
1
2
1.1.2 Etiologi
Bukti yang ada menunjukkkan bahwa pemfigus vulgaris merupakan
penyakit autoimun yang melibatkan IgG, suatu immunoglobulin. Diperkirakan
bahwa antibody pemfigus ditujukan langsung kepada antigen permukaan sel yang
spesifik dalam sel- sel epidermis. Lepuh terbentuk akibat reaksi antigen-antibody.
Kadar antibody dalam serum merupakan petunjuk untuk memprediksikan
intensitas penyakit. Faktor- faktor genetik dapat memainkan peranan dalam
perkembangan penyakit dengan insidensi tertinggi. Kelainan ini biasanya terjadi
pada laki- laki dan wanita dalam usia pertengahan serta akhir usia dewasa.
( Smeltzer, Suzanne. C. 2001 ).Prevalensi PV lebih banyak mengenai wanita
dibandingkan dengan pria. Pada penelitian (Diana, E. D. N. et al, 2021)
dilaporkan bahwa PV dijumpai 4 kali lebih banyak pada wanita dibandingkan
pria. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian Nanda, dkk. (2004) yang menyatakan
bahwa PV lebih banyak dijumpai pada wanita 1,4 kali lebih banyak dibandingkan
dengan pria. Penyebab pasti tingginya prevalensi PV pada wanita masih belum
jelas.
Penemuan auto-antibody didalam serum penderita pemfigus telah
membuktikan bahwa penyakit ini mempunyai hubungan dengan autoimunitas
juga dapat ditemukan bersama-sama dengan penyakit autoimun lainnya, misalnya
lupus eritematosus sistemik, pemfigoid bulosa, miastenia gravis, timoma, dan
anemia pernisiosa. penderita pemfigus vulgaris memperlihatkan peningkatan
insidens fenotif H.L.A. –A 10 dan H.L.A.–Bw 13. Penyebab dari pemfigus
vulgaris dan factor potensial yang dapat didefinisikan antara lain:
1. Faktor genetik
2. Umur
Insiden terjadinya pemfigus vulgaris ini meningkat pada usia 50-60 tahun.
Pada neonatal yang mengidap pemfigus vulgaris karena terinfeksi dari
antibody sang ibu.
3. Disease association
Pemfigus terjadi pada pasien dengan penyakit autoimun yang lain, biasanya
myasthenia gravis dan thymoma.
3
1.1.3 Klasifikasi
Terdapat 4 bentuk pemfigus, yaitu pemfigus vulgaris, pemfigus
eritematosus, pemfigus foliaseus, dan pemfigus vegetans. Selain itu, masih ada
beberapa bentuk yang tidak dibicarakan karena langka, ialah pemfigus
herpetiformis, pemfigus IgA, dan pemfigus paraneoplastik. Susunan tersebut
sesuai dengan insidensinya. Dari bentuk-bentuk pemfigus, bentuk yang paling
berbahaya adalah pemfigus paraneoplastik karena sering ditemukan pada pasien
yang telah didiagnosis mengalami keganasan (kanker). Namun, pemfigus
paraneoplastik merupakan bentuk yang paling jarang ditemukan.
Menurut Fitzpatrick’s pemfigus secara umum dibagi menjadi 4 tipe
utama, dua tipe yang tersering yaitu pemfigus vulgaris (PV), dengan akantolisis
suprabasal yang menyebabkan pemisahan sel-sel basal dari keratinosit stratum
spinosum, dan jenis yang kedua adalah pemfigus foliaseus (PF), dengan
akantolisis pada lapisan epidermis yang lebih dangkal yaitu pada stratum
granulosum. Selain itu bentuk pemfigus yang lebih jarang ialah pemfigus
paraneoplastik dan pemfigus IgA.
Pemfigus
Menimbulkan Bula
pada Kulit
PEMFIGUS
VULGARIS
B1 B2 B3 B4 B5 B6
MK: Tidak ada Glukosa menumpuk Menimbulkan lesi pada Kehilangan cairan Berkurangnya Mengalami penekanan
masalah dalam darah kulit dan mukosa dan protein sintesis albumin di
keperawatan dalam tubuh
Glukosa di sel ↓ Kulit mengelupas
Hilangnya cairan
Pecahnya lepuhan
jaringan Berkurangnya
bula menyebabkan
Trasport glukosa ↓ kerusakan jaringan asupan protein
Sembuh Barier proteksi kulit
MK : Risiko lambat dan membran
Respon Otak Ketidakseimbangan Mengakibatkan lesi mukosa hilang
Pengeluaran hormon Cairan Elektrolit
Luka terbuka atau mukosa mulut yang
insulin terganggu Decubitus
lepuhan dari pemfigus menyebabkan sulit meluas Perubhan
Mengenai reseptor
makan. pigmentasi kulit
Resistensi insulin nyeri
Infeksi berkelanjutan Barier proteksi kulit
MK : Resiko dan membran MK: Gangguan
Sekresi insulin↓ Agen pencedera Defisit Nutrisi mukosa hilang Integritas Kulit
Terjadi peradangan, fisiologis
inflamasi
Hiperglikemia MK : Risiko
Menimbulkan erosi
MK: MK : Nyeri dan bau busuk Infeksi
Hipertermia
MK:
Penampakkan kulit MK : Gangguan Citra
Perfusi Perifer Tidak Efektif
yang tidak baik Tubuh
Ketidakstabilan Kadar Glukosa Darah
7
4) Pemfigus vegetans
a. pada usia lebih muda dibandingkan dengan pemfigus vulgaris
b. lesi awal dimukosa mulut berbulan-bulan
c. lesi kulit : lokasi inter triginose, wajah, kepala, hidung, extremitas,
selluruh tubuh berupa bula kendur, mudah pecah, erosi vegetans, bau
amis, hiperpigmentasi
d. tanda nikolsky ada
1.1.6 Komplikasi
a. Secondary infection
Salah satunya mungkin disebabkan oleh sistemik atau local pada kulit.
Mungkin terjadi karena penggunaan immunosupresant dan adanya multiple
erosion. Infeksi cutaneus memperlambat penyembuhan luka dan
meningkatkan resiko timbulnya scar.
b. Malignansi dari penggunaan imunosupresif
Biasanya ditemukan pada pasien yang mendapat terapi immunosupresif.
c. Growth retardation
Ditemukan pada anak yang menggunakan immunosupresan dan
kortikosteroid.
d. Supresi sumsum tulang
9
1.2.2 Etiologi
Etiologi dari nyeri yaitu :
1) Mekanis
1. Trauma jaringan tubuh Kerusakan jaringan, iritasi langsung pada
reseptor nyeri, peradangan
2. Perubahan dalam jaringan misal:oedem Pemekaan pada reseptor
nyeri bradikinin merangsang reseptor nyeri
14
hilangnya rasa)
3. Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka (SIKI I.14564 Hal.328)
berhubungan dengan kelembapan asuhan keperawatan diharapkan Observasi :
(D.0129, Halaman 282) gangguan integritas kulit 1. Monitor karakteristik luka (mis. Drainase, warna, ukuran, bau)
menurun dengan kriteria hasil : 2. Monitor tanda – tanda infeksi
SLKI (L.14125 hal 33) Terapeutik :
1. Elastis meningkat (5) 1. Lepaskan balutan dan plester secara perlahan
2. Hidrasi meningkat (5) 2. Cukur rambut di sekitar daerah luka, jika perlu
3. Perfusi jaringan meningkat 3. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih nontoksik, sesuai
(5) kebutuhan
4. Nyeri menurun (5) 4. Bersihkan jaringan nekrotik
5. Kemerahan menurun (5) 5. Berikan salep yang sesuai ke kulit/lesi, jika perlu
6. Pigmentasi abnormal 6. Pasang balutan sesuai jenis luka
menurun (5) 7. Pertahankan teknik steril saat melakukan perawatan luka
7. Jaringan parut menurun (5) 8. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
8. Suhu kulit membaik (5) 9. Jadwalkan perubahan posisi setiap 2 jam atau sesuai kondisi pasien
9. Sensasi membaik (5) 10. Berikan diet dengan kalori 30-35 kkal/kg BB/hari dan protein 1,25 –
10. Tekstur membaik (5) 1,5 g/kg BB/ hari
11. Berikan suplemen vitamin dan mineral (mis. Vitamin A, vitamin C,
Zinc, asam amino), sesuai indikasi
12. Berikan terapi TENS (Stimulasi Saraf Transkutananeous), jika perlu
Edukasi :
1. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
2. Anjurkan mengkonsumsi makanan tinggi kalori dan protein
3. Anjurkan prosedur perawatan luka secara mandiri
Kolaborasi :
1. Kolaborasi prosedur debriment (mis. Enzimatik, biologis, mekanis,
autolitik), jika perlu
2. Kolaborasi pemberian antbiotik, jika perlu.
4. Risiko infeksi berhubungan dengan Setelah dilakukan tindakan Pencegahan Infeksi (SIKI I.14539 Hal.278)
ketidakadekuatan pertahanan tubuh asuhan keperawatan diharapkan Observasi :
primer: kerusakan integritas kulit Resiko infeksi menurun dengan 1. Monitor tanda dan gejala infeksi lokal dan sistemik
(D.0142, Halaman 304
26
12. Intake cairan membaik (5) 3. Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis. Albumin, Plasmanate)
13. Status mental membaik (5 4. Kolaborasi pemberian produk darah.
14. Suhu tubuh membaik (5)
6. Gangguan citra tubuh berhubungan Setelah dilakukan tindakan Promosi Citra Tubuh: SIKI I.09305 hal.359
dengan perubahan struktur/bentuk keperawatan diharapkan citra Observasi
tubuh (D.0083, Halaman 186) tubuh meningkat klien terpenuhi. 1. Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
Kriteria hasil : 2. Identifikasi budaya, agama, jenis kelami, dan umur terkait citra tubuh
SLKI L.09067 hal 19 3. Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
1. Melihat bagian tubuh 4. Monitor frekuensi pernyataan kritik tehadap diri sendiri
meningkat 5. Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
2. Menyentuh bagian tubuh Terapeutik
meningkat 1. Diskusikan perubahn tubuh dan fungsinya
3. Verbalisasi kecacat bagian 2. Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
tubuh meningkat 3. Diskusikan akibat perubahan pubertas, kehamilan dan penuwaan
4. Verbalisasi perasaan negatif 4. Diskusikan kondisi stres yang mempengaruhi citra tubuh (mis.luka,
tentang perubahan tubuh penyakit, pembedahan)
menurun 5. Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
5. Verbalisasi kekhawatiran 6. Diskusikan persepsi pasien dan keluarga tentang perubahan citra
pada penolakan/reaksi orang tubuh
lain menurun Edukasi
6. Respon non verbal pada 1. Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
perubahan tubuh membaik 2. Anjurka mengungkapkan gambaran diri terhadap citra tubuh
7. Hubungan sosial membaik 3. Anjurkan menggunakan alat bantu( mis. Pakaian , wig, kosmetik)
4. Anjurkan mengikuti kelompok pendukung( mis. Kelompok sebaya).
5. Latih fungsi tubuh yang dimiliki
6. Latih peningkatan penampilan diri (mis. berdandan)
Latih pengungkapan kemampuan diri kepad orang lain maupun
kelompok
7. Risiko defisit nutrisi berhubungan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi (SIKI I. 03119 Hal.200)
dengan ketidakmampuan menelan asuhan keperawatan selama 1x7 Observasi :
makanan (D.0032, halaman 81) jam diharapkan status nutrisi 1. Identifikasi status nutrisi
membaik dengan kriteria hasil : 2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
SLKI (L.03030 hal 121) 3. Identifikasi makanan yang di sukai
4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
28
BAB 2
ASUHAN KEPERAWATAN
Doris Sylvanus pukul 10.33 WIB, dan langsung dilakukan pemeriksaan dan
penanganan. Saat di IGD klien mengeluhkan ruam, luka lepuh seluruh badan,
kemerahan dan mengelupas. Saat di periksa keadaan umum klien tampak lemah,
kesadaran compos menthis, dengan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital TD:
112/64 mmHg, N: 125 x/m, S: 37,5 oC, RR: 23x/m, SPO2 97 %. Di IGD klien
diberikan terapi pemberian cairan infus Ringer Laktat Drip KCL 50 meq/12 jam,
pemberian terapi obat injeksi levemir 1x 10 unit, injeksi novorapid 3x6 unit,
injeksi methylprednisolone 2x125 mg, injeksi ceftriaxone 2 x 1 gr, p/o PCT 3 x 1,
kompres NaCl di bagian luka yang lepuh, kemudian dilakukan pemeriksan GDS :
273 mg/dL. Setelah itu klien dianjurkan untuk rawat inap dan langsung
dipindahkan keruang Aster untuk mendapatkan pengobatan dan penanganan lebih
lanjut. Pada tanggal 12 Oktober 2022 Pukul 08.00 WIB dilakukan pengkajian
pada Ny.M di ruang Aster didapatkan kondisi keadaan punggung masih basah dan
terkadang berdarah dan mengelupas dan tanda-tanda vital TD : 176/135 mmHg,
N: 123x/ menit, RR: 20x/ menit, S : 36,6° C, SPO2 : 96%, GDS : 304 g/dL dan
pemeriksaan HB : 9,9 gr%, ada riwayat dilakukan transfusi darah 2 kolf.
2.1.2.3 Riwayat Penyakit Sebelumnya (riwayat penyakit dan riwayat operasi):
Klien mengatakan pernah berobat dan kontrol dengan penyakit yang
sama sebelumnya di Poli Kulit terakhir dirawat bulan 22 Juni 2022 di RS
Pulang Pisau dan tidak pernah melakukan operasi.
2.1.2.4 Riwayat Penyakit Keluarga
Keluarga klien mengatakan tidak mempunyai penyakit keturunan dan
tidak pernah menderita penyakit yang sama.
2.1.3 KEBUTUHAN DASAR
1. OKSIGENASI 2. CAIRAN
Nadi : 123 x/menit, Pernapasan : 20 x/mnt Kebiasaan minum : 1.500 CC /hari,
TD: 176/135 mmHg Bunyi Nafas : Vesikuler Jenis : Air Putih
Respirasi : 20x/menit Turgor kulit : menurun
Kedalaman : Tidak ada Fremitus : Tidak ada Mukosa mulut : Kering, ada perlukaan
Sputum : Tidak ada Sirkulasi oksigen : lancar Punggung kaki : normal warna : -
Dada : simetris Pengisian kapiler : < 2 detik
Oksigen : Tidak terpasang oksigen ( Tgl : - Canula Mata cekung : Tidak ada
/sungkup : - ltr/m Konjungtiva: Merah muda
WSD : Tidak terpasang WSD( Tgl: - di – Keadaan - ) Sklera : Normal/putih
Riwayat Penyakit : Tidak ada Edema : Tidak ada
Lain – lain : Tidak ada Distensi vena jugularis : tidak ada pembengkakan
Asites : Tidak ada.
Minum per NGT : tidak mengguakan NGT
Terpasang Dekompresi NGT : Tidak ada
( dimulai tgl : - Jenis : -
dipasang di :-
Terpasang infuse : Ringer Laktat 20 TPM
( dimulai tgl : 11 Oktober 2022 Jenis : -
dipasang di : tangan kiri)
Lain –lain : Pasien mengatakan lemas, tampak
lemah dan lesu, haus meningkat, GDS 12 Oktober
2022 : 304 g/dL.
Masalah Keperawatan : Tidak ada masalah Masalah Keperawatan : Ketidaksatbilan Kadar
keperawatan Glukosa Darah
Ο Intolerance aktivitas Ο Pola nafas tdk efektif Ketidaksatbilan Kadar Glukosa Darah
Ο Gg pertukaran gas Ο Penurunan Curah Jantung Ο Kekurangan volume cairan ,
Ο Kelebihan volume cairan
3. NUTRISI 4. KEBERSIHAN PERORANGAN
TB : 145 cm BB : 55 Kg Kebiasaan mandi : 2 x/hari
33
Rasa Ingin Pingsan /Pusing : Tidak ada Alergi /sensitifitas : Tidak ada reaksi : -
Stroke ( Gejala Sisa ) : Tidak ada Perubahan sistem imun sebelumnya : Tidak ada
35
11. SEKSUALITAS
Aktif melakukan hubungan seksual : - Aktif melakukan hubungan seksual :-
Penggunaan kondom : - Penggunaan kondom : -
Masalah – masalah /kesulitan seksual : Tidak ada Masalah – masalah /kesulitan seksual :-
Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat : - Perubahan terakhir dalam frekuensi /minat : -
Wanita : Pria :
Usia Menarke : 12 thn, Lama siklus : 28 hari Rabas penis : - Gg Prostat : -
Lokasi : - Sirkumsisi : - Vasektomi : -
Periode menstruasi terakhir : - Melakukan pemeriksaan sendiri : -
36
multiple sclerosis.
Inj. Novorapid SC 3 x 12 unit 06.30, 11.30 & Novorapid ini
16.30 sediaan
mengandung
insulin aspart yang
digunakan untuk
pengobatan pada
diabetes melitus
dan efek
menurunkannya
singkat & cepat
Inj. Levemir SC 0-0-14 unit 22.00 Obat yang
mengandung
insulin dengan
efek jangka
panjang yaitu
menurunkan kadar
gula perlahan dan
bertahap,
P/O Paracetamol Oral 3x500 mg 07.00, 12.00 & Meringankan rasa
20.00 sakit pada sakit
kepala, sakit gigi,
dan menurunkan
demam.
P/O Acarbose Oral 3 x 100 mg 07.00, 12.00 & Menurunkan kadar
20.00 gula darah pada
penderita diabetes
tipe 2.
P/O Vit B Complex Oral 2x1 06.00 & 18.00 Memperbaiki
stamina tubuh, dan
juga sangat
berkaitan dengan
proses
menghasilkan
energi di dalam
tubuh manusia
P/O KSR 600 mg Oral 1x1 18.00 Mengandung
kalium klorida
yang di gunakan
untuk mengobati
atau mencegah
jumlah kalium
yang rendah dalam
darah.
P/O Metformin Oral 3x1 06.00, 18.00 & Obat antidiabetes
500 mg 18.00 generik yang dapat
mengontrol dan
menurunkan kadar
39
3. Ekstermitas Superior :
41
a) Motorik
Pergerakan : Bebas
Kekuatan : 5/5 Gerakan otot penuh melawan gravitasi dan tahanan
b) Tonus : Baik dan normal
c) Refleks Fisiologis
- Bisep : kanan/kiri (+2)
- Trisep : kanan/kiri (+2)
- Radius : kanan/kiri (+2)
- Ulna : kanan/kiri (+2)
d) Refleks Patologis
Hoffman Tromer : normal
e) Sensibilitas
Nyeri : Nyeri pada luka lepuh yang dirasakan seperti
terbakar di seluruh badan.
4. Ekstremitas Inferior :
a) Motorik
Pergerakan : Bebas
Kekuatan : Ekstremitas bawah kiri dan kanan 5/5 (Normal =
Gerakan otot penuh melawan gravitasi dan
tahanan)
b) Tonus :
c) Refleks Fisiologis
Refleks Patella : (+2)
d) Refleks Patologis
- Babinsky : kanan (+2) / kiri (+2)
- Chaddock : kanan (+2) / kiri (+2)
- Gordon : kanan (+2) / kiri (+2)
- Oppenheim : kanan (+2) / kiri (+2)
- Schuffle : (kanan (+2) / kiri (+2)
5. Rangsang Meningen
a) Kaku kuduk : (+2)
42
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Garis Keturunan
: Tinggal 1 rumah
: Klien (Ny.M)
: meninggal dunia
ANALISIS DATA
PRIORITAS MASALAH
2. Nyeri kronis berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi lokasi, karakteristik, 1. Selalu memantau perkembangan nyeri
dengan gangguan imunitas asuhan keperawatan selama durasi, frekuensi, kualitas, 2. Mencari tahu faktor memperberat dan
3x7 jam diharapkan nyeri intensitas nyeri. memperingan nyeri agar mempercepat
akut berkurang dengan 2. Identifikasi faktor yang proses kesembuhan.
kriteria hasil : memperberat dan memperingan 3. Memberikan kondisi lingkungan yang
1. Kemampuan menuntaskan nyeri. nyaman untuk membantu meredakan
aktivitas meningkat (5) 3. Kontrol lingkungan yang nyeri
2. Keluhan nyeri menurun memperberat rasa nyeri. 4. Salah satu cara mengurangi nyeri
(5) 4. Berikan teknik nonfarmakologis. 5. Agar klien atau keluarga dapat
3. Meringis menurun (5) 5. Ajarkan teknik nonfarmakologis melakukan secara mandiri ketika nyeri
4. Gelisah menurun (5) untuk mengurangi rasa nyeri. kambuh.
5. Kesulitan tidur menurun 6. Kolaborasi dengan dokter 9. Bekerja sama dengan dokter dalam
(5) pemberian analgetik, jika perlu. pemberian dosis obat dan tindakan
6. Nafsu makan membaik (5) dependen perawat, dimana analgetik
7. Pola tidur membaik (5) berfungsi untuk memblok stimulasi
nyeri.
3. Ketidakstabilan kadar glukosa Setelah dilakukan tindakan 1. Identifikasi kemungkinan 1. Mencari tahu penyebab hiperglikemia
darah berhubungan dengan asuhan keperawatan selama penyebab hiperglikemia 2. Selalu memantau perkembangan kadar
hiperglikemia: resitensi insulin 3x7 jam diharapkan kadar 2. Monitor kadar glukosa darah, glukosa darah
dan penurunan konsentrasi glukosa darah membaik jika perlu 3. Mengetahui apakah ada tanda-tada
hemoglobin. dengan kriteria hasil : 3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemia yang mengganggu
1. Kadar Glukosa membaik hiperglikemia pasien
2. Lemah dan lesu menurun 4. Ajarkan pengelolaan diabetes 4. Agar klien atau keluarga dapat
3. Kadar Hemoglobin (mis. Insulin, obat oral, monior melakukan secara mandiri dalam
membaik asupan cairan, penggantian pengelolaan diabeter
4. Turgor kulit membaik (5) karbohidrat) 5. Bekerjasama dengan dokter terkait
5. Tekanan darah sistolik 5. Kolaborasi pemberian insulin pemberian terapi medis insulin untuk
membaik (5) 6. Kolaborasi pemberian transfusi mengkontrol glukosa
6. Tekanan darah diastolik darah 6. Bekerjasama dengan dokter dalam
membaik (5) pemberian transfusi darah agar
mengganti kehilangan plasma darah.
51
P: Lanjutkan intervensi
1. Monitor karakteristik luka
2. Monitor tanda – tanda infeksi
3. Lakukan perawatan luka
4. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih
nontoksik, sesuai kebutuhan
5. Pertahankan teknik steril saat melakukan
perawatan luka
6. Ganti balutan sesuai jumlah eksudat dan drainase
7. Anjurkan prosedur perawatan luka secara mandiri
8. Atur posisi senyaman mungkin
9. Kolaborasi pemberian antbiotik
Rabu, 12 Oktober 2021 Diagnosa keperawatan 2 : S : Ny.M mengatakan nyeri berkurang dari
10.30-11.00 WIB 1. Mengidentifikasi lokasi, sebelumnya namun masih nyut-nyutan dan susah
karakteristik, durasi, frekuensi, tidur
kualitas, intensitas nyeri. O:
Dhea Permatasari
2. Mengidentifikasi faktor yang 1. Skala nyeri 6
Iskandar
memperberat dan memperingan 2. Tempat tidur di desain senyaman mungkin
nyeri. 3. Kemampuan menuntaskan aktivitas menurun,
3. Mengkontrol lingkungan yang ADL dibantu sebagian
memperberat rasa nyeri. 4. Pola tidur cukup memburuk, meringis sedang
4. Berkolaborasi dengan dokter 5. Pemberian Analgetik ketorolac 2x30mg per IV
pemberian analgetik untuk pereda nyeri
A : Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
1. Identifikasi skala nyeri
2. Identifikasi faktor yang memperberat dan
memperingan nyeri
3. Kolaborasi dengan dokter pemberian analgetik
53
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama Pasien : Ny.M
Ruang Rawat : Ruang Aster
Tanda tangan dan
Hari/Tanggal, Jam Implementasi Evaluasi (SOAP)
Nama Perawat
1. Kamis, 13 Oktober 2022 Diagnosa Keperawatan 1 S: Pasien mengatakan luka mulai kering dibagian payudara
Pukul : 07.00 -10.00 WIB Gangguan Integritas Kulit dan perut, namun dipunggung masih sedikit basah
O:
1) Memonitor karakteristik luka (mis. 1. Luka kering dibagian payudara dan perut
Drainase, warna, ukuran, bau) 2. Luka masih tampak sedikit basah bagian punggung,
2) Melepaskan balutan dan plester warna kemerahan, kondisi luka mengelupas Dhea Permatasari
secara perlahan 3. Tampak Suami Ny.M melakukan perawatan luka Iskandar
3) Membersihkan dengan cairan NaCl mandiri pada Ny.M
atau pembersih nontoksik, sesuai 4. Tiap pagi dilakukan rawat luka menggunakan kasa
kebutuhan lalu disiram denagn NaCl 0,9% hingga kasa mulai
4) Mempertahankan teknik steril saat kering diulang 3-4x/hari
melakukan perawatan luka 5. Sufratule ditempel diarea kulit yang basah
5) Menggaanti balutan sesuai jumlah 6. Tampak dilakukan kompres NaCl pada seluruh badan
eksudat dan drainase 7. Posisi miring kiri dan miring kanan, terkadang setiap
6) Menganjurkan prosedur perawatan pagi-siang pasien duduk dikursi dekat tempat tidur
luka secara mandiri 8. Sudah diberi injeksi antibiotik Inj. Inj. Cefotaxime 2x1
7) Mengecek hasil Darah lengkap dan gr dan Inj. Methylprednisolone 2x62,5 mg, P/O
Albumin Paracetamol 3x500mg.
8) Berkolaborasi pemberian antbiotik 9. Sudah diberikan salep Mometasone + Fucilex
TTV :
• TD : 135/69 mmHg
• N: 111x/ menit
• RR: 20x/ menit
• S : 36,6° C
• SPO2 : 99%
55
Dhea Permatasari
2. Tiap pagi dilakukan rawat luka menggunakan kasa Iskandar
lalu disiram denagn NaCl 0,9% hingga kasa mulai
kering diulang 3-4x/hari
3. Sufratule ditempel diarea kulit yang basah
4. Tampak dilakukan kompres NaCl pada seluruh badan
5. Sudah diberikan salep Mometasone + Fucilex
TTV : TD : 106/67 mmHg, N: 90x/ menit, RR: 20x/
menit, S : 36,5° C, SPO2 : 98%
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan Intervensi
56
O:
1. Tampak cukup rileks
2. GDS : 178 mg/dL, hasil : HB : 12 gr/dL
3. Sudah diberi Inj. Novorapid 3x12 unit per SC, P/O
Dhea Permatasari
Acarbose 3x100 mg, P/O Metformin 500 mg 3x1, P/O
Iskandar
Vit B Complex 2x1
4. Leukosit : 20.860, Trombosit : 904.000, Albumin 3,39.
A : Masalah teratasi sebagian
P : Pertahankan dan lanjutkan intervensi
Ketidakstabilan Kadar Glukosa
Darah
S:-
O:
1. Memonitor keadaan umum
1. Tampak rileks
2. Memonitor kadar glukosa darah
2. GDS : 159 mg/dL, hasil : HB : 12 gr/dL
dan HB Dhea Permatasari
3. Pasien dan keluarga mengikuti anjuran yang diberikan
3. Berkolaborasi pemberian insulin, Iskandar
ahligizi dalam pemenuhan diet Tinggi Protein
pemenuhan nutrisi dan terapi medis
4. Sudah diberi Inj. Novorapid 3x12 unit per SC, P/O
lainnya
Acarbose 3x100 mg, P/O Metformin 500 mg 3x1, P/O
4. Berkolaborasi dengan laboratorium
Jumat, 14 Oktober 2022 Vit B Complex 2x1
cek Darah Lengkap dan Albumin
Pukul : 21.00 WIB 5. Leukosit : 20.860, Trombosit : 904.000, Albumin 3,39.
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan intervensi
58
DAFTAR PUSTAKA
65