Anda di halaman 1dari 20

PT.

GARUDA INDONESIA

Dosen Pengampun: Luqman Dzul Hilmi, SE., MBA.

Disusun oleh:

Candra Wisnu Aji 202010160311686

Imam Islam Abdiellah 202010160311687

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

JULI 2022
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI.........................................................................................................................

PENDAHULUAN

PEMBAHASAN

1. Kondisi Bisnis Internasional........................................................................................

2. Teori - Teori Perdagangan dan Investasi Internasional...........................................

3. Kekuatan Sosiokultular................................................................................................

4. Sumber Daya Alam dan Kesinambungan Lingkungan............................................

5. Kekuatan Ekonomi dan Sosioekonomi.......................................................................

6. Kekuatan Politik...........................................................................................................

7. Kekuatan Tenaga Kerja...............................................................................................

8. Strategi Kompetitif Internasional...............................................................................

9. Menilai dan Menganalisa Pasar..................................................................................

10. Praktek Ekspor dan Impor........................................................................................

11. Pemasaran Internasional............................................................................................

12. a. Opersai Global.......................................................................................................

b. Manajemen Rantai Pasokan................................................................................

13. Manajemen Sumber Daya Manusia..........................................................................

14. Akuntansi dan Manajemen Keuangan Internasional.............................................

KESIMPULAN....................................................................................................................

IDENTITAS..........................................................................................................................

SARAN DAN KRITIK........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................
1. KONDISI BISNIS INTERNASIONAL

PT Garuda Indonesia Tbk merupakan salah satu perusahaan penerbangan nasional

yang meramaikan dunia bisnis layanan jasa transportasi udara. Program layanan yang

dikembangkan oleh PT Garuda Indonesia Tbk saat ini adalah program layanan istimewa

atau dikenal dengan istilah “service excellent” dengan konsep layanan Garuda Indonesia

Experience. Garuda Indonesia Experience adalah konsep layanan baru yang menyajikan

aspek- aspek terbaik dari Indonesia kepada para penumpang. Mulai dari saat reservasi

penerbangan hingga tiba di bandara tujuan, para penumpang akan dimanjakan oleh

pelayanan yang tulus dan bersahabat yang menjadi ciri keramahtamahan Indonesia, diwakili

oleh ‘Salam Garuda Indonesia’ dari para awak kabin. Garuda Airlines adalah salah satu

contoh dari sejumlah maskapai penerbangan domestic-internasional yang tetap bertahan

hingga saat ini. Maskapai ini melayani rute penerbangan hingga ke Amerika, Eropa,

Australia dan Asia termasuk Indonesia. Maskapai penerbangan yang berasal dari Indonesia

ini beroperasi sejak tahun 1949 dan memiliki banyak armada pesawat yang dapat memenuhi

kebutuhan penumpang dalam menggunakan jasa transportasi udara.


2. TEORI - TEORI PERDAGANGAN DAN INVESTASI INTERNASIONAL

Pada September 2012, PT. Garuda Indonesia melakukan penandatangan

kerjasama partnertship dengan Liverpool FC. Dengan kerjasama tersebut, PT.

Garuda Indonesia akan melakukan program co-branding bersama Liverpool FC

melalui program-program sebagai berikut :

o Menjadi “Global Official Airline Partner” bagi Liverpool FC selama tiga

musim kompetisi (2012-2015)

o Marketing Communication& Logo Branding

- Melalui pemasangan logo pada “Light Emitting Diode”

- LED di sisi lapangan stadion Anfield pada setiap Pertandingan yang

dilaksanakan Liverpool dan disiarkan oleh jaringan televisi utama

berbagai negara di dunia

Selain menjadi sponsor resmi untuk “training kit” Liverpool FC,

pengembangan kerjasama tersebut juga dilakukan dengan meningkatkan durasi

tayang brand/logo PT. Garuda Indonesia pada “Light Emitting Diode (LED)” di

sisi lapangan stadion Anfield, pada setiap pertandingan yang dilaksanakan

Liverpool FC sepanjang musim 2014/2015 hingga musim 2015/2016, yang

ditayangkan oleh seluruh stasiun televisi dunia, dari sebelumnya sepanjang 6

menit menjadi 8 menit per pertandingan.


3. KEKUATAN SOSIOKULTULAR
• Kualitas pelayanan penerbangan yang tinggi – Domestik

Kualitas pelayanan penerbangan yang tinggi membuat PT. GARUDA INDONESIA menjadi
pioner di bidangnya. Dari keramahtamahan seluruh personil yang dimiliki samp ai jaminan
keselamatan yang aman. Khususnya untuk penerbangan domestik, PT. GARUDA
INDONESIA merupakan jasa penerbangan dengan layanan yang terbaik.

• Pengalaman Garuda Airways

PT. GARUDA INDONESIA sebagai National Flag Carrier telah diresmikan Soekarno sejak
tahun 1949. Pengalaman PT. GARUDA INDONESIA khususnya sebagai jasa pengangkutan
udara sudah tidak dapat diragukan lagi. Tidak hanya penerbangan domestik, PT. GARUDA
INDONESIA juga telah melayani penerbangan hingga Internasional. Pengalaman dan jam
terbang yang tinggi ini merupakan kekuatan PT. GARUDA INDONESIA dalam persaingan
dengan jasa penerbangan lainnya.

• Sumber Daya Manusia yang berkualitas

Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki PT. GARUDA INDONESIA merupakan orang-
orang yang profesional dibidangnya masing-masing. Setiap karyawan memiliki kualitas yang
baik dalam bidang tertentu, sehingga menjadikan seluruh proses bisnis berjalan dengan baik.
PT. GARUDA INDONESIA juga sangat memperhatikan kelanjutan karir dan
pengembangandiri tiap karyawannya. Karena itu, bagian HR PT. GARUDA INDONESIA
memiliki berbagai program pelatihan dan pengembangan yang berkelanjutan untuk
meningkatkan kualitas tiap personil yang mereka milik i.

• Manajemen bisnis dan operasional yang baik

Manajemen bisnis dan operasional yang baik telah dimiliki PT. GARUDA INDONESIA
sebagai salah satu kekuatan mereka. PT. GARUDA INDONESIA terus menerus melakukan
perkembangan terhadap manajemen dan operasional tersebut untuk terus mendapatkan
serifikasi ISO (International Standard Operation) yang merupakan standar baku mutu
Internasional.
4. SUMBER DAYA ALAM DAN KESINAMBUNGAN LINGKUNGAN

Untuk memudahkan pengertian maka SDA ini kita namakan saja SDA Dirgantara. SDA
Dirgantara inilah yang selama ini dilayani oleh maskapai penerbangan bernama Garuda
Indonesia.

Karena SDA Dirgantara ini sangat menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat, maka
seyogyanya diberlakukan sesuai amanah konstitusi yaitu harus dikuasai negara dan
diperuntukkan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

SDA Dirgantara ini memiliki kemampuan jauh lebih besar dari pada SDA pertambangan,
karena kandungannya tidak pernah berkurang. Selama NKRI eksis dan tetap berbentuk
kepulauan pada kawasan yang letaknya strategis dengan penduduk yang banyak serta
mayoritas ber-agama Islam, maka SDA Dirgantara akan tetap eksis. SDA Dirgantara yang
sanggup atau memiliki kemampuan menjadi sumber utama bagi kesejahteraan rakyat, bagi
kesejahteraan bersama

SDA Dirgantara yang bernilai tinggi inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor utama
yang berkontribusi sebagai penyebab Maskapai Penerbangan Garuda tidak pernah berhenti
berhadapan dengan masalah “kesulitan keuangan”.

Sebagai penutup, SDA Dirgantara yang bernilai tinggi ini memiliki kemampuan yang luar
biasa untuk turut serta mengantar Indonesia menuju negara yang sejahtera. Dengan SDA
Dirgantara yang bernilai tinggi itu, maka utang sebesar Rp 70 triliun, bukan masalah serius
bagi Maskapai Penerbangan Garuda untuk dapat meyelesaikannya.

Kesinambungan Lingkungan

Kerjasama IATA dan Garuda Indonesia dalam Carbon Offset

Dalam rangka kampanye pengurangan emisi karbon, Garuda Indonesia dan IATA
(International Air Transport Association) menandatangani Memorandum of
Understanding (MOU) Carbon Offset pada tahun 2010 di Singapura. Program carbon
offset IATA adalah perangkat siap pakai yang dapat ditawarkan airline kepada
penumpang sebagai kompensasi atas pengurangan emisi yang berkontribusi bagi
proyek-proyek pengurangan karbon di negara berkembang.

Garuda Indonesia akan menampilkan opsi penggantian atas emisi yang dihasilkan
(offsets) pada website perusahaan, dan penumpang dapat memutuskan apakah mereka
akan memberikan kompensasi untuk emisi ketika melakukan pemesanan tiket atau
tidak.
Menurut data Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), industri
transportasi udara menyumbang 2% dari emisi karbon di seluruh dunia dan
memberikan total dampak terhadap perubahan iklim sebesar 3%. Dalam upaya
mengurangi dampak bisnis perusahaan terhadap perubahan iklim itu, Garuda
Indonesia sudah melakukan berbagai upaya dari aspek teknologi, operasi dan
infrastruktur (Lihat Garuda Green Efforts). Program more passengers more trees
menjadi bagian komitmen Garuda Indonesia untuk mengiringi laju kenaikan
penumpang dengan jumlah pohon sebagai langkah nyata untuk mengurangi emisi
karbon. Program tersebut sudah dilaksanakan antara lain:

Program “One Passenger One Tree” di Taman Nasional Sebangau, Kalimantan


Tengah.

Ecotourism” di Desa Karang Tengah, Yogyakarta

Penanaman Bakau di Jalur Hijau Tol Sedyatmo, Pantai Indah Kapuk

Penanaman Variasi Tanaman Khas Jawa dan Bali di Ecopark Cibinong Science
Centre-LIPI

Reforestasi di Sungai Arakundo Nanggroe Aceh Darusalam (NAD)

Penanaman Pohon di Padang, Sukabumi, dan Calang.

Program Penanaman Mangrove di Selat Nasik, Bangka Belitung

Restorasi Terumbu Karang dan Penanaman Mangrove di Selat Ambon


5. KEKUATAN EKONOMI DAN SOSIOEKONOMI

Training and Event Management diintegrasikan dengan komponen aplikasi berikut: Time
Management, Personnel Development, Organizational Management, Materials Management,
Sales and Distribution, dan Controlling.

Integrasi dengan modul lain memungkinkan pertukaran data cepat dan efisien. Integrasi
dengan Controlling memungkinkan untuk alokasi biaya kegiatan. Integrasi dengan Material
Management memungkinkan untuk mengelola materi pelatihan dengan menggunakan materi
master. Integrasi pada Time Management digunakan untuk mencatat kehadiran untuk
karyawan yang diperintahkan untuk hadir atau melaksanakan kegiatan usaha. Integrasi
dengan Personnel Development akan secara otomatis memperbaharui kualifikasi karyawan,
terutama untuk pelatihan wajib.

Dari perencanaan karir, masing-masing GM, DM dan AM PT. GARUDA INDONESIA akan
tahu bawahan mana yang membutuhkan pelatihan untuk meningkatkan kinerja dan
mengembangkan keterampilan mereka. GM dan DM hanya dapat langsung memesankan
pelatihan untuk sub-koordinat nya saja, langsung ke sistem SAP, termasuk harga pelatihan
dan cost center. Sedangkan AM dapat

memesankan pelatihan bagi seluruh karyawan di direktorat-nya.

Untuk peserta eksternal, petugas pelatihan akan memeriksa jadwal pelatihan dan ketersediaan
tempat duduk. Sebelum menetapkan peserta, administrator harus memeriksa sumber-sumber
daya yang diperlukan dalam pelatihan seperti ruang kelas, instruktur (eksternal) dan
stasioneri.

Setelah kehadiran karyawan dikonfirmasi, administrator akan memeriksa kegiatan bisnis itu
sendiri. Jika kegiatan bisnis dibatalkan, semua peserta akan dipindahkan ke kegiatan lain
yang tersedia dalam waktu tertentu dan mengirimkan surat pemberitahuan. Jika kegiatan
bisnis adalah dipesan (booked), pelatihan akan dilaksanakan sesuai jadwal namun belum
dimulai dan masih menunggu peserta lainnya. Jika pelatihan telah dimulai dan masih
berlangsung, kegiatan bisnis tersebut akan diteruskan ke langkah-langkah berikutnya. Dalam
langkah ini, semua data waktu untuk peserta dan instruktur internal akan dimasukkan dalam
Time Management. Jika kehadiran karyawan adalah sebagai salah satu peserta, waktu data
yang akan disimpan sebagai pelatihan (training). Tetapi jika kehadiran karyawan adalah
sebagai seorang instruktur, ketika data yang akan disimpan sebagai seorang instruktur
(trainer).

Setelah pelatihan selesai diadakan, administrator akan melakukan penilaian untuk peserta dan
instruktur. Selanjutnya, mereka akan melakukan tagihan, jika para peserta datang dari luar
PT. GARUDA INDONESIA. Mereka juga akan mengirimkan data transfer biaya untuk
pengontrolan.
6. KEKUATAN POLITIK
Komisi VI DPR yang membidangi industri, investasi, dan persaingan usaha, sepakat
membentuk panitia kerja (Panja) penyelamatan PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA).
Keputusan ini diambil setelah Komisi VI, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
dan Garuda mengadakan rapat kerja tiga kali. Panja dianggap dapat membantu mengatasi
masalah Garuda yang saat ini terbelit utang mencapai US$ 9,8 miliar atau setara Rp 140,56
triliun (asumsi kurs Rp 14.343/US$). “Kami sudah menyepakati terbentuknya Panja yang
secara khusus akan mendalami opsi-opsi apa yang tersedia untuk menyelamatkan Garuda
Indonesia,” ujar Wakil Ketua Komisi VI Fraksi NasDem Martin Manurung di Kompleks
Parlemen pada Rabu (16/2). Martin mengatakan Panja sebagai dukungan politik untuk
mempertahankan Garuda sebagai maskapai nasional. Dia mengatakan Panja tak akan
mengurusi persoalan hukum yang sedang ditangani kejaksaan. "Kami fokus bagaimana
restrukturisasi Garuda, waktunya cukup terbatas seiring dengan negosiasi dan proses PKPU,"
kata dia.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan rapat panitia kerja dengan Komisi
VI pada hari ini membahas secara detail mengenai business plan atau rencana bisnis Garuda
di masa depan. Selain itu, mereka membahas mengenai opsi dalam proses Penundaan
Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU). Kartika juga mengatakan Kementerian BUMN dan
Garuda memberikan paparan mengenai jenis dan nominal kewajiban dari berbagai kreditur.

Garuda Kembalikan Dua Pesawat ke Lessor Garuda secara bertahap mengembalikan dua
pesawat Boeing 777-300 ER kepada lessor. Langkah ini bagian dari restrukturisasi utang
sewa pesawat dengan lessor. "Upaya kami melakukan restrukturisasi dan pesawat tersebut
memang tidak kami butuhkan jadi dikembalikan," kata Direktur Utama Garuda Indonesia
Irfan Setiaputra. Dalam keterangannya, Irfan menjelaskan pengembalian ini bagian dari
tindak lanjut kesepakatan negosiasi early termination atau percepatan pengembalian armada
dengan Altavair yang merupakan salah satu lessor Garuda Indonesia untuk sewa armada
B777-300 ER.

Kekuatan (Strenghts)

 Menjadi inventaris transportasi umum negara


Kelemahan (Weakness)

 Mudah terancam oleh perusahaan yg politiknya lebih kuat


Opportunities (peluang)

 Menjadi sarana transportasi umum yang besar baik global maupun global
Threats (Ancaman)

 Terancam tutup karna masalah politiknya global maupun international


 Terancam tutup karna maslah internal yg ia miliki.
7. KEKUATAN TENAGA KERJA

Maskapai penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA), merumahkan sementara


waktu sekitar 800 karyawan dengan status tenaga kerja kontrak atau Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu (PKWT) selama 3 bulan terhitung sejak 14 Mei 2020.

Perusahaan bakal menyelesaikan lebih awal kontrak kerja dari masa kontrak yang berlaku
dengan tetap membayarkan kewajiban sesuai dengan kontrak tersebut. Hanya saja perseroan
tidak mengungkapkan berapa jumlah detail pilot tidak tetap dari total 800 karyawan kontrak
ini.

Sumber CNBC Indonesia dari internal perusahaan menyebutkan bahwa saat ini jumlah pilot
dengan status hubungan kerja waktu tertentu di Garuda saat ini berjumlah 135 orang.

"Keputusan Direktur Utama untuk pemutusan hubungan kerja Pilot adalah yang berstatus
pegawai kontrak bukan pegawai tetap. Total Pilot Pegawai kontrak yang ada di Garuda kalau
saya tidak salah 135 orang," kata sumber tersebut kepada CNBC Indonesia, Selasa
(2/6/2020).

Namun demikian, belum jelas berapa jumlah pasti pilot yang diputus kontraknya ini oleh
perusahaan. Dia menyebutkan, diperkirakan penghentian pilot ini dilakukan secara bertahap
oleh perusahaan. "Gak sekaligus semua bersamaan

Kekuatan (Strenghts)

- Tenaga kerja dan sdm yang berkualitas


-
Kelemahan (Weakness)

- 800 tenaga kerja terancam dirumahkan atau di PHK


Opportunities (peluang)

- Menjadikan peluang garuda untuk menemukan sdm tenaga kerja yg benar


benar sangat berkualitas
Threats (Ancaman)

- 800 tenaga kerja terancam di phk atau di rumahkan


- Terancam tutup karna karyawan banyak yg di phk
8. STRATEGI KOMPETITIF INTERNASIONAL

Ditengah persaingan antar maskapai penerbangan yang semakin ketat, banyak


upaya yang dilakukan maskapai-maskapai penerbangan tak terkecuali Garuda
Indonesia. Sebagai perusahaan penerbangan terlama di Indonesia, Garuda Indonesia
masih stabil dalam bersaing dengan maskapai penerbangan baru lainnya. Garuda
Indonesia mencari, menarik dan mempertahankan

pelanggan untuk memuaskan pengguna jasanya, terutama melalui sisi performa


pelayanannya. Kunci utama untuk memenangkan persaingan adalah memberikan nilai
dan kepuasan kepada pelanggan melalui penyampaian produk dan jasa berkualitas
dengan harga bersaing. Untuk menciptakan kepuasan pelanggan, PT. Garuda
Indonesia Tbk perlu melakukan penambahan fasilitas– fasilitas untuk memberikan
pelayanan yang terbaik bagi pelanggan.
PT. Garuda Indonesia Tbk memberikan full service carrier dengan memberikan
beberapa fasilitas, yaitu lobby lounge, Garuda Frequent Flyer, kartu kredit khusus
garuda dengan citibank, sektor penerbangan murah dengan memaximalkan citilink
sebagai fighting brand nya. Hal ini dilakukan PT. Garuda Indonesia Tbk agar tidak
kalah dalam persaingan atas fasilitas dan pelayanan yang dilakukan maspakai
penerbangan lainnya.
Dengan melayani apa kesukaan/selera konsumen dari karakteritstiknya yang berbeda
– beda, suatu perusahaan akan membuat konsep pelayanan. PT. Garuda Indonesia Tbk
melayani pelanggan dari berbeda segmen, melakukan survei yang melibatkan
pelanggan mengetahui kebutuhan dan keinginan mereka. Misalnya: makanan,
majalah, fasilitas lain. Sehingga dengan adanya pelayanan fasilitas, PT. Garuda
Indonesia Tbk akan membuat produk yang memudahkan bagi konsumen. Fasilitas
layanan GFF (Garuda Frequent Flyer) yang diberikan PT. Garuda Indonesia Tbk
ditujukan bagi pelanggannya yang sudah tergabung dalam keanggotaan GFF dan
pelayanan Garuda Indonesia Citibank Card. Para pemegang Garuda Indonesia
Citibank Card dapat menikmati fasilitas gabungan yang diberikan oleh Garuda
Frequent Flyer
(GFF) Platinum dan kartu kredit Citibank Platinum sebagai bentuk nyata peningkatan
kualitas layanan.
Konsep pemasaran jasa yang dianut oleh PT.Garuda Indonesia Tbk adalah yang
memiliki tema pokok yang menyatakan bahwa seluruh elemen perusahaan harus
berorientasi pada kepuasan pelanggannya. Perusahaan akan berusaha untuk
mengetahui segala sesuatu yang berhubungan dengan passanger nya dan berusaha
untuk memuaskan keinginan mereka. Pemahaman mengenai tanggapan dan perilaku
passanger terhadap layanan menjadi hal yang penting dalam menjamin tercapainya
tujuan perusahaan untuk memuaskan keinginan pelanggan.
Disisi lain, masuknya beberapa kompetitor baru ini mengakibatkan terjadinya kelebihan seat
dibandingkan jumlah penumpang, walaupun jumlah penumpang juga mengalami kenaikan.
Dalam kondisi persaingan yang demikian ketat akibat munculnya pesaing baru pada rute
yang sama, PT. Garuda Indonesia Tbk harus berupaya mengantisipasi perubahan yang terjadi
dalam lingkungan bisnis jasa penerbangan. Perubahan tersebut menuntut penerapan strategi
baru untuk melayani kebutuhan konsumen dan menciptakan kepuasan bagi para
pelanggannya.

9. MENILAI DAN MENGANALISA PASAR


PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) mengalami penurunan pangsa pasar domestik sepanjang 2020 dan
harus puas berada pada posisi keempat di bawah Lion Air, Batik Air, dan anak usahanya sendiri
Citilink dengan kebijakan untuk mempertahankan tarifnya selama pandemi tahun lalu. Berdasarkan
data Kementerian Perhubungan pada 2020, maskapai pelat merah tersebut hanya mampu mengangkut
sebanyak 2,82 juta penumpang atau sebesar 8 persen dari pangsa pasar secara keseluruhan, yakni
35,43 juta penumpang. Kondisi ini jauh berbeda dibandingkan dengan pada 2019, Garuda Indonesia
mampu berada di posisi kedua dengan pangsa pasar sebesar 19,6 persen atau sebanyak 15,54 juta
penumpang. Pada periode tersebut emiten berkode saham GIAA hanya berada di bawah Lion Air.
Baca Juga : Lion Air Raja Pasar Rute Domestik 2020, Garuda Posisi Empat Adapun, Citilink yang
berjenis maskapai berbiaya hemat (low cost carrier/LCC) mampu berada di posisi ketiga dengan porsi
pangsa pasar sebesar 14,9 persen atau mengangkut sebanyak 11,86 juta penumpang. Direktur Utama
Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan penurunan pangsa pasar dan jumlah penumpang
tersebut secara keseluruhan memang tak dapat dipungkiri sebagai dampak dari pandemi Covid-19.
Secara persentase penurunan pendapatan dan penumpang pada tahun lalu pernah mencapai titik
terendahnya hingga ke level 90 persen. Perseroan bahkan terpaksa harus mengurangi sejumlah
frekuensi penerbangan tanpa harus menutup rutenya. Tak hanya itu, selama pandemi covid-19,
perseroan juga berupaya menjaga tarif tiket pesawat tanpa harus jor-joran bersaing tarif murah dengan
maskapai lainnya. Baca Juga : Kemenhub Ungkap Faktor Pembeda Biaya Jasa Kapal Pandu dan
Tunda “Sepanjang pengamatan saya karena kami memang tahun lalu juga maintain harga dan tidak
ikutan perang tarif. Jadi memang berbeda ya pasar yang kami tuju,” ujarnya kepada Bisnis.com,
Selasa (9/3/2021). Terkait dengan upaya memperbaiki pangsa pasar, Irfan tetap berupaya
meningkatkan jumlah penumpang. Terlebih titik balik jumlah penumpang dapat dicapai hingga 50
persen hingga pada tahun lalu. Namun pada tahun ini perseroan akan lebih berfokus kepada perbaikan
kinerja keuangan secara internal terlebih dahulu. Hingga awal kuartal IV/2020 Garuda berhasil
membukukan jumlah penumpang menembus lebih dari 1,043 juta penumpang yang meningkat cukup
signifikan dibandingkan dengan pada masa awal pandemi. Pada awal pandemi, sambungnya,
perseroan hanya dapat mengangkut sekitar 30.000 penumpang.

10. PRAKTEK EKSPOR DAN IMPOR

Maskapai penerbangan nasional Garuda Indonesia mulai hari ini, Sabtu (6/3), secara resmi
melayani penerbangan rute khusus kargo Surabaya – Hong Kong yang merupakan bagian dari
upaya perluasan jaringan penerbangan kargo guna mendukung peningkatan daya saing
komoditas ekspor unggulan nasional, khususnya wilayah provinsi Jawa Timur. Pada penerbangan
perdana tersebut, Garuda Indonesia mengangkut komoditas unggulan dari Jawa Timur yang
terdiri dari produk UMKM Jawa Timur, komoditas perikanan dan hasil produksi lainnya.

Penerbangan khusus kargo Rute Surabaya - Hong Kong dilayani sebanyak 1 kali setiap
minggunya dengan armada Airbus A330-300 yang memiliki daya angkut mencapai 30-40 ton di
setiap penerbangannya. Rute khusus kargo Surabaya - Hong Kong ini berangkat dari Bandara
Internasional Juanda pada pukul 06.00 WITA dan tiba di Hong Kong pada pukul 12.00 waktu
setempat.

Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengungkapkan, "Penerbangan rute khusus
kargo menjadi salah satu peluang bisnis yang secara berkelanjutan akan kami perkuat selaras
dengan tren kebutuhan pengangkutan kargo yang terus tumbuh. Dengan pengembangan
jaringan penerbangan kargo ini, harapan kami kegiatan direct export komoditas unggulan dari
kawasan Surabaya dan sekitarnya dapat semakin berdaya saing, sehingga dapat mendukung
upaya percepatan pemulihan ekonomi nasional, khususnya wilayah Jawa Timur".

"Tentunya kami harapkan kehadiran penerbangan kargo ini dapat semakin meningkatkan daya
saing kualitas produk komoditas unggulan di Jawa Timur dengan waktu pengiriman yang lebih
singkat tanpa harus melakukan transit di beberapa hub penerbangan sehingga kualitas produk
menjadi lebih terjaga tentunya dengan cost logistik yang lebih kompetitif. Dengan demikian,
harga komoditas ekspor dapat menjadi lebih bersaing di pasar global", papar Irfan.

Sementara itu, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyambut baik pembukaan
penerbangan khusus kargo tersebut. "Saya sangat mengapresiasi dan mendukung penuh layanan
penerbangan khusus kargo rute Surabaya - Hong Kong yang mulai beroperasi per 6 Maret. Hal
ini tentunya akan berkontribusi positif untuk membantu export kita ke Hong Kong sekaligus
meningkatkan daya saing produk kita," ungkap Khofifah.

Lebih lanjut Khofifah mengharapkan kiranya pembukaan penerbangan khusus kargo tersebut
dapat dilihat sebagai peluang bagi pelaku UMKM khususnya yang berada di wilayah Jawa Timur.
“Harapannya, peluang tersebut bisa meningkatkan semangat yang lebih bagi pelaku UMKM kita
untuk berkembang dan berdaya saing”, lanjut Khofifah.

Sebelumnya, sejalan dengan upaya pengembangan jaringan penerbangan logistik dari wilayah
Jawa Timur, Garuda Indonesia juga telah menerbangkan penerbangan khusus kargo dengan rute
Surabaya- Banjarmasin – Balikpapan 6 kali setiap minggunya menggunakan armada B737-800NG
dengan rata-rata pengangkutan komoditas telur tetas dan general cargo hingga 13,5 ton di
setiap penerbangannya.

Selain itu, sejalan dengan upaya optimalisasi pasar kargo dan dukungan terhadap daya saing
komoditas unggulan nasional, Garuda Indonesia sebelumnya juga telah melayani penerbangan
khusus kargo Manado – Narita, Makassar - Singapura serta Denpasar – Hong Kong

11. PEMASARAN INTERNASIONAL

Garuda Indonesia merupakan maskapai penerbangan yang tertua dan terbaik di


Indonesia. Hal itu terbukti dari berbagai penghargaan yang telah diterima dll. Garuda
Indonesia sudah memiliki segmentasi pasar yang sangat luas yang memang sudah
go international. Sekarang ini Garuda juga telah menambahkan berbagai jadwal
penerbangan ke beberapa negara di dunia. Sedangkan di Indonesia Garuda
Indonesia sudah menjangkau seluruh kota.

Garuda Indonesia sendiri memiliki target pasar untuk kalangan atas, hal ini terbukti
harga tiket yang jauh lebih tinggi dari kompetitor-komprtitor lainnya. Mengapa
demikian karena dalam hal ini garuda lebih mementingkan kulaitas terhadap
pelayanan yang diberikan terbukti dengan Konsep Garuda Indonesia Experience , a
g didasari oleh 5 senses sight, sound, scent, taste, dan touch da e akup

customer touch points yang dimulai dari pelayanan pre-journey, pre-flight, in-flight,
post-flight dan post-

journey. Garuda Indonesia berupaya meningkatkan citra Indonesia di dunia


internasional. Semua itu bertujuan untuk memberikan rasa nyaman terbang bersama
Garuda.

Selain itu Garuda mengincar pangsa pasar internasional dan menargetkan pasar
kalangan menengah keatas dan mengedepankan pelayanan yang diberikan.
Sedangkan untuk segmentasi kalangan yang mengincar low cost carrier aircraft PT.
Garuda Indonesia menyediakan Citilink. Berbeda dengan induknya, Garuda
Indonesia, yang menggunakan brand Garuda untuk melayani pasar premium, brand
Citilink digunakan untuk melayani segmen pasar berbiaya rendah.
Garuda merupakan perusahaan yang bergerak pada bisnis jasa. Dalam bisnis jasa
terdapat 7 komponen marketing mix atau sering disebut dengan istilah bauran
pemasaran. Kotler (2000) berpendapat bahwa bauran pemasaran adalah
seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan
dalam pasar sasaran.

Tujuh bauran pemasaran pada bisnis jasa penerbangan Garuda Indonesia


dijelaskan sebagai berikut :

1. Product (Produk), yaitu dengan memberikan jasa penerbangan yang baik dan
memuaskan bagi konsumen demi mempertahankan pelanggan lama ataupun
menggaet pelanggan baru, antara lain dengan cara : menyediakan pesawat yang
besar dan modern, mengutamakan keselamatan penerbangan, makanan dan snack
yang berkualitas, pelayanan bagasi yang handal dan terpercaya, tempat duduk di
dalam pesawat yang nyaman dan tidak sempit, pilihan jadwal penerbangan yang
beragam, program Frequent Flyer yang menarik.

2. Price (Harga), harga sebagai alat kegiatan pemasaran, karena harga


mempengarui tingkat penjualan, keuntungan dan share yang diraih. Dalam hal ini,
Garuda selalu mementukan tingkat harga yang sesuai dengan kualitas penerbangan
yang diberikan. Garuda juga memberikan penawaran menarik lainnya berupa
potongan /diskon harga, dan harga spesial untuk pembelian tiket penerbangan
secara group atau untuk komunitas tertentu.

3. Place (Tempat atau Saluran Distribusi), peranan saluran distribusi adalah sebagai
kegiatan pemasaran yang berusaha untuk mempermudah penyampaian barang dan
jasa dari perusahaan ke konsumen. Dalam hal ini Garuda selalu menyediakan
fasilitas pemesanan tiket yang mudah melalui call center, kemudahan online booking
(Web/SMS), kemudahan menjangkau Agen/Kantor Penjualan, kemudahan dalam
pembayaran E-ticketing.

4. Promotion (Promosi), tujuannya untuk mengkomunikasikan produk Garuda demi


menarik dan mempertahankan konsumen, dengan cara pemasangan iklan di banyak
media cetak ataupun digital seperti TV dan koran, pemberian kemudahan fasilitas
pada Frequent Flyer; kemudahan akan informasi penerbangan/iklan yang
ditampilkan, adanya undian berhadiah dalam penerbangan.

5. People (Orang), dalam perusahaaan jasa seperti Garuda, kinerja dan attitude
karyawannya dapat membuat perbedaan besar dalam kepuasan pelanggan.
Idealnya, pegawai harus memperhatikan kompetensi, sikap memperhatikan,
responsif, inisiatif, kemampuan memecahkan masalah dan niat baik. Perusahaan
Garuda menekankan Sikap karyawan penjualan yang ramah, sikap karyawan yang
profesional, asistensi petugas sebelum keberangkatan, tanggapan karyawan
terhadap keluhan, keramahan pilot dan pramugari.

6. Physical Evidence, kualitas jasa dapat ditunjukkan melalui bukti fisik, dalam hal ini
yang tergolong sebagai physical evidence dalam bisnis penerbangan di Perusahaan
Garuda adalah: kantor perwakilan yang bersih dan nyaman, agen penjualan yang
bersih dan nyaman, pesawat yang bersih dan indah, logo perusahaan yang menarik;
7. Process (Proses), proses merupakan aliran aktifitas yang digunakan untuk
menyampaikan jasa dan merupakan faktor utama dalam bauran pemasaran bisnis
jasa seperti penerbangan. Garuda merealisasikan dimensi ini dengan menciptakan
proses check-in dan boarding yang mudah, jadwal keberangkatan dan kedatangan
yang tepat waktu, proses pengambilan bagasi yang cepat.

Pandangan lain mengatakan bahwa, strategi pemasaran Garuda adalah dengan


memberikan pelayanan maksimal yang membuat pelanggan loyal, dengan tahapan
sebagai berikut (Anonim, 2012).

Tahap (1) Memberikan pelayanan secara dini, pelanggan dipantau dengan


penginderaan Garuda mulai dari titik yang dapat disentuh (touch point) mulai dari
berbagai titik Tahap (1) Memberikan pelayanan secara dini, pelanggan dipantau
dengan penginderaan Garuda mulai dari titik yang dapat disentuh (touch point) mulai
dari berbagai titik

Tahap (2) Pre-flight adalah layanan setelah konsumen membeli tiket. Disini touch
point-nya adalah penjualan tiket di bandara, customer service desk, GFF
membership service, check-in service, transfer desk, executive lounge, dan boarding
gate.

Tahap (3) Tahap in-flight, meliputi cabin service, cabin comfort, lavatory, on board
catering, in-flight entertainment, amenity kit, dan sales on board. Tahap (4) Tahap
post-flight, meliputi: arrival assistant, hospitality desk (menangani penumpang yang
butuh bantuan), baggage delivery, juga lost and found.

Tahap (5) Customer affairs, loyalty program (GFF dan boarding pass bisa digunakan
untuk mendapatkan voucher belanja di merchant tertentu)

12a. OPERASI GLOBAL


Sejalan dengan komitmennya untuk terus meningkatkan kualitas manajemen, keselamatan, keamanan dan
operasional penerbangan, Garuda Indonesia bekerja sama dengan International Air Transport
Association/IATA pada hari ini, Kamis, 5 Maret 2015 menyelenggarakan workshop “Partnership for
Quality”. Kegiatan tersebut difasilitasi oleh IATA Director of Quality and Risk Management Jean-Luc
Boutillier, IATA Assistant Director of Safety and Flight Operation Asia Pacific Blair Cowles, dan IATA
Manager Quality Assurance and Quality Control Gabriel Gan, serta dihadiri oleh Direktur Operasi Garuda
Indonesia Capt. Novianto Herupratomo dan perwakilan dari 18 maskapai di Asia Tenggara.Kegiatan
“Partnership for Quality” tersebut diselenggarakan sebagai forum bagi perusahaan-perusahaan
penerbangan di kawasan Asia Tenggara untuk menemukan solusi dari berbagai isu dan perkembangan
industri penerbangan, khususnya terkait aspek manajemen operasional penerbangan serta aspek sistem
kualitas, keselamatan dan keamanan penerbangan.Selain itu, workshop tersebut juga dilaksanakan sebagai
sarana para pelaku industri penerbangan untuk saling melakukan pertukaran informasi, pandangan dan
diskusi terkait best practice implementasi program quality assurance maupun IATA Operational Safety
Audit (IOSA), serta upaya-upaya yang telah dilakukan maskapai dalam meningkatkan sistem keselamatan
dan keamanan penerbangan.Direktur Operasi Garuda Indonesia, Capt. Novianto Herupratomo mengatakan,
“Operasional penerbangan merupakan core business dari setiap perusahaan penerbangan, dan dengan
dilaksanakannya pertemuan ini diharapkan setiap pelaku industri dapat terus tetap berkomitmen untuk
memastikan kualitas dan manajemen operasionalnya tetap berpegang penuh pada standar proses kerja yang
baik mengikuti Best Practices yang ada.”“Kami juga berharap penyelenggaraan workshop ini dapat
semakin mendorong perusahaan-perusahaan penerbangan di kawasan Asia Tenggara, khususnya di
Indonesia berkaitan dengan rencana implementasi sertifikasi keselamatan penerbangan Enhanced IOSA
mulai September 2015 dan dalam berkolaborasi mencari jalan keluar dari tantangan yang dihadapi oleh
industri, terutama dalam aspek operasional serta system kualitas, keselamatan dan keamanan
penerbangan,” lanjutnya.
B. manajemen rantai pasok
PT Garuda Indonesia Tbk. atau GIAA memperkenalkan produk berupa layanan packaging atau

pengemasan untuk pengiriman kargo yang ramah lingkungan. Direktur Kargo dan

Pengembangan Usaha Garuda Indonesia Mohammad Iqbal mengatakan, produk kemasan

tersebut diberikan lewat layanan kemasan bersertifikat Forest Stewardship Council atau

FSC. “GIA Box ini tidak hanya ramah lingkungan karena memiliki sertifikat.

Maskapai penerbangan BUMN, PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk (GIAA) menjajaki kemitraan

dengan perusahaan jasa berbagi tumpangan kendaraan (ride-hailing) Go-Jek untuk

memperkuat distribusi logistik dan aplikasi e-commerce ke pelanggan Garuda di Indonesia.

Direktur Utama Garuda Indonesia, Ari Askhara, sepeti dikutip Reuters, mengatakan

pembicaraan dengan salah satu unicorn di Indonesia itu sedang dalam tahap

13. MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA

Untuk memudahkan pengertian maka SDA ini kita namakan saja SDA Dirgantara. SDA
Dirgantara inilah yang selama ini dilayani oleh maskapai penerbangan bernama Garuda
Indonesia.

Karena SDA Dirgantara ini sangat menjanjikan keuntungan besar dalam waktu singkat,
maka seyogyanya diberlakukan sesuai amanah konstitusi yaitu harus dikuasai negara dan
diperuntukkan bagi sebesar-besarnya kesejahteraan rakyat.

SDA Dirgantara ini memiliki kemampuan jauh lebih besar dari pada SDA pertambangan,
karena kandungannya tidak pernah berkurang. Selama NKRI eksis dan tetap berbentuk
kepulauan pada kawasan yang letaknya strategis dengan penduduk yang banyak serta
mayoritas ber-agama Islam, maka SDA Dirgantara akan tetap eksis. SDA Dirgantara yang
sanggup atau memiliki kemampuan menjadi sumber utama bagi kesejahteraan rakyat, bagi
kesejahteraan bersama

SDA Dirgantara yang bernilai tinggi inilah yang kemudian menjadi salah satu faktor
utama yang berkontribusi sebagai penyebab Maskapai Penerbangan Garuda tidak pernah
berhenti berhadapan dengan masalah “kesulitan keuangan”.
Sebagai penutup, SDA Dirgantara yang bernilai tinggi ini memiliki kemampuan yang luar
biasa untuk turut serta mengantar Indonesia menuju negara yang sejahtera. Dengan SDA
Dirgantara yang bernilai tinggi itu, maka utang sebesar Rp 70 triliun, bukan masalah
serius bagi Maskapai Penerbangan Garuda untuk dapat meyelesaikannya

14. AKUNTANSI DAN MANAJEMEN KEUANGAN INTERNASIONAL

Kerugian yang dialami PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk terus membengkak, kali ini mencapai
26,09% pada semester I 2021. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, rugi bersih maskapai
nasional ini mencapai US$ 898,65 juta atau setara Rp 12,82 triliun (Kurs Rp 14.275/ US$) dari
sebelumnya US$ 712,72 juta atau setara Rp 10,17 triliun pada enam bulan pertama tahun lalu.
Bengkaknya kerugian Garuda Indonesia pada semester I-2021 ini sejalan dengan total
pendapatan usaha yang sebesar US$ 696.8 juta, atau menurun 24,04% dari periode sama tahun
lalu US$ 917,28 juta. Omzet Garuda Indonesia mayoritas masih berasal dari penerbangan
berjadwal yang totalnya US$ 556,53 juta atau anjlok 25,82% dari US$ 750,25 juta. Pendapatan
dari penerbangan berjadwal ini terdiri dari, penerbangan penumpang dan dari bisnis kargo.
BACA JUGA Garuda Rombak Direksi GMFI, Andi Fahrurrozi jadi Direktur Utama Rugi Perusahaan
Susut 72%, GMF AeroAsia Makin Gencar Berhemat Fokus Bisnis Kargo, Garuda Pangkas Armada
dan Rute Penerbangan Pada sisi penerbangan penumpang, Garuda Indonesia hanya
mencatatkan pendapatan US$ 375,29 juta atau anjlok 40,5% dari US$ 630,77 juta. Meski begitu,
Garuda Indonesia bisa mengantongi pendapatan dari bisnis angkutan kargo dan dokumen senilai
US$ 181,24 juta, atau meroket hingga 51,69% dari US$ 119,48 juta saja. Sumber pendapatan lain
Garuda Indonesia berasal dari penerbangan tidak berjadwal (charter) Maskapai mampu
membukukan pendapatan US$ 41,63 juta dari charter atau mampu tumbuh signifikan hingga
93,25% dari US$ 21,54 juta saja. Sementara itu, bisnis lainnya yang terdiri dari pemeliharaan dan
perbaikan pesawat, pelayanan terkait penerbangan, fasilitas, jasa boga, dan lainnya mengalami
penurunan. Total pendapatan lainnya US$ 98,63 juta atau anjlok hingga 32,2% dari US$ 145,47
juta. Di tengah penurunan pendapatan usaha, Garuda Indonesia mampu melakukan efisiensi
pada beban usaha yang totalnya US$ 1,38 juta atau turun 16% dari US$ 1,643 juta. Penyumbang
terbesar beban usaha adalah beban operasional penerbangan senilai US$ 769,35 juta, turun
18,64% dari US$ 945,58 juta. Di luar beban usaha, Garuda Indonesia juga mesti menanggung
beban keuangan mencapai US$ 293,52 juta pada semester I-2021. Tampaknya, beban keuangan
ini membengkak hingga 44,77% dibandingkan periode yang sama tahun lalu US$ 202,74 juta.

Indonesia mencatatkan ekuitas negatif US$ 2,84 miliar per Juni 2021. Sedangkan per Desember
2020, ekuitas Garuda Indonesia juga sudah negatif US$ 1,94 miliar. Manajemen Garuda Indonesia
mengatakan, pandemi Covid-19 yang diikuti dengan pembatasan perjalanan, telah menyebabkan
penurunan perjalanan udara yang signifikan. "Hal ini memiliki dampak buruk pada operasi dan
likuiditas Grup," dikutip dari laporan keuangan perusahaan. Secara spesifik, Garuda Indonesia
belum dapat memenuhi kewajiban keuangannya kepada bank, vendor yang signifikan. Seperti PT
Pertamina (Persero) untuk pembelian bahan bakar, PT Angkasa Pura I (Persero) dan PT Angkasa
Pura II (Persero) sebagai operator bandara, dan lessor pesawat. Ketidakmampuan Garuda
Indonesia untuk memenuhi kewajibannya kepada lessor mengakibatkan pelarangan penggunaan
(grounding) pesawat sewa tertentu Garuda Indonesia. Perjanjian-perjanjian pinjaman Garuda
Indonesia memiliki batasan rasio keuangan yang tidak dapat dipenuhi oleh Garuda Indonesia.
Bila Garuda Indonesia tidak dapat memenuhi persyaratan ini, pinjaman-pinjaman ini dapat jatuh
tempo segera jika diminta oleh pemberi pinjaman. Perjanjian pinjaman ini umumnya juga
memiliki persyaratan cross-default. "Kondisi-kondisi di atas menunjukkan adanya ketidakpastian
material yang dapat menimbulkan keraguan signifikan tentang kemampuan Grup untuk
mempertahankan kelangsungan usahanya," kata manajemen Garuda Indonesia.
Mempertimbangkan keadaan tersebut, manajemen Garuda Indonesia telah mempertimbangkan
dengan cermat likuiditas masa depan, kinerja Garuda Indonesia, dan sumber pembiayaan yang
tersedia dalam menilai apakah Garuda Indonesia akan memiliki sumber daya keuangan yang
cukup untuk mempertahankan kelangsungan usahanya. Langkah-langkah tertentu telah atau
akan diambil untuk mengurangi tekanan likuiditas dan untuk meningkatkan posisi keuangan
Garuda Indonesia. Seperti melakukan negosiasi kepada kreditur agar Garuda Indonesia
mendapatkan relaksasi pembayaran hutang. Garuda Indonesia juga melakukan negosiasi dengan
lessor untuk mendapatkan skema yang lebih baik bagi operasional Garuda Indonesia, termasuk
namun tidak terbatas pada pengurangan pembayaran sewa bulanan dan dana cadangan
pemeliharaan, dan merubah ke pengaturan power by the hour. Melakukan rasionalisasi positif
jumlah karyawan sesuai dengan rencana jangka panjang perusahaan. Begitu juga dengan
mengajukan permohonan kepada instansi yang berwenang di pemerintah untuk pencairan sisa
dana fasilitas Obligasi Wajib Konversi (OWK). Garuda juga melakukan permohonan kepada
instansi yang berwenang di pemerintah agar Garuda Indonesia mendapatkan relaksasi
pembayaran kewajiban perpajakannya. Begitu juga memohon dukungan keuangan dan
persetujuan dari instansi yang berwenang di pemerintah agar Garuda Indonesia dapat
menjalankan restrukturisasi keuangan dan operasinya.

Kesimpulan

1. kondisi bisnis internasonal PT. garuda indonesia meliputi ini adalah program
layanan istimewa atau dikenal dengan istilah “service excellent” dengan
konsep layanan Garuda Indonesia Experience. Garuda Indonesia Experience
adalah konsep layanan baru yang menyajikan aspek- aspek terbaik dari
Indonesia kepada para penumpang. Mulai dari saat reservasi penerbangan
hingga tiba di bandara tujuan, para penumpang akan dimanjakan oleh
pelayanan yang tulus dan bersahabat yang menjadi ciri keramahtamahan
Indonesia, diwakili oleh ‘Salam Garuda Indonesia’ dari para awak kabin.

2. Bergabungnya Garuda Indonesia dalam aliansi strategis penerbangan global


SkyTeam merupakan strategi ekspansi PT. Garuda Indonesia Tbk. ke pasar
global. Keputusan Garuda Indonesia untuk terlibat dalam aliansi penerbangan
global SkyTeam didasari oleh faktor internal dan faktor eksternal di
lingkungan operasi bisnis penerbangan. Penulis menemukan setidaknya empat
faktor internal yang melatarbelakangi tindakan Garuda Indonesia: (1) ambisi
ekspansi ke pasar global; (2) keinginan untuk memeroleh efisiensi teknis; (3)
keinginan untuk menekan biaya produksi; dan (4) kepentingan untuk
meningkatkan kualitas pelayanan. Sementara faktor eksternal utama yang
memengaruhi Garuda Indonesia adalah berbagai restriksi hukum udara
internasional yang membatasi operasi penerbangan di beberapa wilayah demi
menghormati kedaulatan teritorial negara. Dengan menjadi anggota aliansi
SkyTeam, penulis juga melihat bahwa Garuda Indonesia memeroleh sejumlah
keuntungan.

3. Garuda indonesia berkomitmen menganut prinsip-prinsip bisnis sebagai


berikut:

 Kualitas pelayanan penerbangan yang tinggi – Domestik

 Sumber Daya Manusia yang berkualitas

 Manajemen bisnis dan oprasi yang baik

4.

Anda mungkin juga menyukai