Anda di halaman 1dari 16

PROPOSAL

PELAKSANAAN KKN PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DARI SAMPAH


DAUN KERING PADA SMA NEGERI 1 LHOKNGA

Sri Riski Handayani 2106102020058


Maulyana Ulva 2106103040002
Nurul Fidia 2106103020025
Annisa Feriyan Utami 2106104030096
Cut Fitria 2106103040049
Erna Juwita 2106103040046
Anggina Rizki Nauli Lubis 2106103020088
Humaira Nuri 2106103040063

BAGIAN PENGENALAN LAPANGAN PERSEKOLAHAN (PLP)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2023

1
LEMBAR PENGESAHAN
PROPOSAL PEMBUATAN KOMPOS DARI SAMPAH DAUN
MBKM USK UNGGUL

Proposal Pelaksanaan KKN MBKM USK UNGGUL Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan
Universitas Syiah Kuala oleh :

No Nama NPM Prodi Jabatan


1 Sri Riski 2106102020058 Pendidikan Bahasa Ketua
Handayani Inggris
2 Maulyana Ulva 2106103040002 Pendidikan Kimia Sekretaris

3 Nurul Fidia 2106103020025 Pendidikan Bendahara


Matematika
4 Annisa Feriyan 2106104030096 Pendidikan Anggota
Utami Bimbingan Konseling
5 Cut Fitria 2106103040049 Pendidikan Kimia Anggota

6 Erna Juwita 2106103040046 Pendidikan Kimia Anggota

7 Anggina Rizki 2106103020088 Pendidikan Anggota


Nauli Lubis Matematika
8 Humaira Nuri 210103040063 Pendidikan Kimia Anggota

Proposal ini dibuat berdasarkan rencana kerja KKN di SMA Negri 1 Lhoknga sehingga
dapat dipertanggungjawabkan dengan baik dan ilmiah.

Banda Aceh, 20 September 2023

Kepala Sekolah SMAN 1 Lhoknga Ketua Kelompok KKN

Eka Sari Dewi, S.Si,. M.Pd Sri Riski Handayani


NIP. 198003222006042016 NPM. 2106102020058

2
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyusun Proposal Pelaksanaan KKN

ini dengan tujuan untuk dapat melengkapi tugas pelaksanaan KKN (Kuliah Kerja Nyata).

Proposal pelaksanaan KKN Pembuatan Pupuk Kompos ini menjelaskan berbagai macam

kegiatan yang penulis lakukan dalam kurung waktu yang ditentukan di SMA Negeri 1

Lhoknga.

Di dalam pembuatan proposal KKN Pembuatan Pupuk Kompos ini, penulis

mendapatkan banyak pengalaman dan ilmu yang berharga dan tak mungkin terlupakan

serta banyak bantuan, baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu, saya

mengucapkan terima kasih khususnya kepada:

1. Kedua orang tua yang selalu mendukung dan memotivasi penulis baik itu secara

moril dan materil selama pelaksanaan KKN,

2. Ibu Diana S.Pd., M.Ed. Selaku dosen pembimbing lapangan yang telah memberi

bimbingan, dukungan dan motivasi kepada penulis selama program KKN

berlangsung,

3. Ibu Eka Sari Dewi selaku kepala sekolah SMAN 1 Lhoknga yang telah

mengizinkan penulis untuk melaksanakan program KKN Pembuatan Pupuk

Kompos di SMAN 1 Lhoknga dan memberi arahan serta bimbingan kepada

mahasiswa KKN,

4. Para Guru SMAN 1 Lhoknga yang mendukung dan membantu KKN Pembuatan

Pupuk Kompos ini,

4. Bapak Dr. Ismul Huda M.Si, selaku Koordinator PLP I Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala,

7. Mahasiswa-mahasiswi satu kelompok yang selalu membantu dan saling

mendukung satu sama lain, dan

8. Seluruh pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah

memberikan doa serta dukungannya kepada penulis untuk pelaksanaan KKN

Pembuatan Pupuk Kompos ini.

Dan akhir kata, penulis berharap semoga tulisan ini dapat bermanfaat untuk para pembaca

sekalian. Penulis menyadari sebagai mahasiswa masih perlu banyak belajar dalam

penyusunan proposal kegiatan KKN Pembuatan Pupuk Kompos ini. Untuk itu penulis

berharap kritik dan saran yang membangun agar proposal ini dapat menjadi lebih baik di

masa mendatang.

Banda Aceh, 20 September 2023

Ketua Kelompok KKN

4
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................................2

KATA PENGANTAR.......................................................................................................3

DAFTAR ISI .....................................................................................................................5

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................6

1.1 Latar Belakang Masalah ..........................................................................................6

1.2 Permasalahan ...........................................................................................................7

1.3 Tujuan Kegiatan.......................................................................................................7

1.4 Manfaat Kegiatan.....................................................................................................8

1.5 Sasaran Kegiatan......................................................................................................8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................9

2.1 Pengertian Sampah...................................................................................................9

2.2 Pengertian Kompos................................................................................................10

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN........................................................................12

3.1 Alat.........................................................................................................................12

3.2 Bahan .....................................................................................................................12

3.3 Strategi Pelaksanaan ..............................................................................................12

3.4 Strategi Pengendalian ............................................................................................14

BAB IV PENUTUP .......................................................................................................16

4.1 Kesimpulan ............................................................................................................16

4.2 Saran ......................................................................................................................16

5
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang memerlukan

penanganan serius, salah satunya di lingkungan SMAN 1 Lhoknga. Sampah dapat

dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya berimbas pada berbagai sisi

kehidupan. Limbah atau sampah merupakan bahan yang terbuang atau dibuang dari

suatu aktivitas manusia atau proses alam yang tidak ataubelum mempunyai nilai

ekonomi dan berdampak negatif pada lingkungan (Djaja, 2008). Sampah daun

merupakan salah satu jenis sampah organik yang dihasilkan dari bahan hayati

(Basriyanta, 2007). Sampah daun dapat ditemukan di lingkungan sekitar, salah

satunya lingkungan Sekolah khususnya SMAN 1 Lhoknga yang banyak ditumbuhi

oleh pepohonan. Setiap harinya, pepohonan akan mengugurkan daunnya sehingga

menghasilkan sampah daun yang cukup banyak.

Sampah merupakan salah satu permasalahan lingkungan yang memerlukan

penanganan serius, salah satunya di lingkungan SMAN 1 Lhoknga. Sampah dapat

dikatakan sebagai masalah kultural karena dampaknya berimbas pada berbagai sisi

kehidupan. Limbah atau sampah merupakan bahan yangterbuang atau dibuang dari

suatu aktivitas manusia atau proses alam yang tidak ataubelum mempunyai nilai

ekonomi dan berdampak negatif pada lingkungan (Djaja, 2008). Sampah daun

merupakan salah satu jenis sampah organik yang dihasilkan dari bahan hayati

(Basriyanta, 2007).Sampah daun dapat ditemukan di lingkungan sekitar, salah

satunya lingkungan Sekolah khususnya SMAN 1Lhoknga yang banyak ditumbuhi

6
oleh pepohonan. Setiap harinya, pepohonan akan mengugurkan daunnya sehingga

menghasilkan sampah daun yang cukup banyak.

Setiap aktifitas manusia yang dilakukan baik itu dalam kegiatan sehari-hari, selalu

menimbulkan sampah. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengatasi

masalah sampah organik di SMAN 1 Lhoknga agar lebih bermanfaat adalah dengan

menggunakan metode composting. Kompos merupakan bahan-bahanorganik yang

telah mengalami proses pelapukan karena adanya interaksi antar mikroorganisme

yang bekerja di dalamnya. Mikroorganisme ini memanfaatkan bahan-bahan organik

sebagai sumber makanannya. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol

proses alami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebihcepat. Sampah daun tersebut

dihasilkan dari beberapa jenis pohon di sekitar sekolah, sehingga wilayah tersebut

akan menghasilkan sampah dedaunan yang banyak yang dapat diolah menjadi

produk bermanfaat berupa pupuk organik atau kompos.

1.2 Permasalahan

Adapun permasalahan mengenai sampah yang dihadapi di lingkungan SMAN 1

Lhoknga adalah sebagai berikut:

a. Banyaknya sampah organik yang mencemari lingkungan SMAN 1 Lhoknga

b. Belum adanya pengolahan sampah organik di SMAN 1 Lhoknga yangdilakukan

secara ramah lingkungan.

1.3 Tujuan Kegiatan

Adapun tujuan kegiatan ini yaitu :

a. Mengajarkan kita cara pembuatan kompos dari sampah daun kering dan daun

7
basah.

b. Memberikan inspirasi bahwa daun kering dan daun basah yang biasanya menjadi

sampah dapat dimanfaatkan sebagai kompos.

c. Menyadarkan bahwa penggunaan kompos dapat dilakukan dengan kompos alami

yang lebih ekonomis dan hasil yang lebih baik daripada kompos kimiawi.

1.4 Manfaat Kegiatan

Adapun manfaat kegiatan ini yaitu :

a. Terpenuhinya kebutuhan pupuk di sekolah sehingga menjadikan tanaman di

sekolahmenjadi subur.

b. Menjadikan sekolah lebih bersih karena sampah daun tanaman dimanfaatkan

dengan baik.

1.5 Sasaran Kegiatan

Sasaran kegiatan ini adalah untuk menampung dan memproses sampah organik dari

lingkungan SMAN 1 Lhoknga.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sampah

Sampah merupakan sisa hasil kegiatan sehari-hari yang berasal dari rumah

tangga, pertanian, perindustrian, bongkar bangunan, perdagangan dan perkantoran

(Suwerda, 2011). Sedangkan pengertian lain Sampah ialah suatu bahan yang

terbuang atau dibuang, merupakan hasil aktivitas manusia maupun alam yang tidak

digunakan lagi karena sudah diambil unsur atau fungsi utamanya. Jenis – jenis

sampah disekitar kita sangat banyak sekali mulai dari sampah medis, sampah rumah

tangga, sampah pasar, sampah industri, sampah pertanian, sampah peternakan dan

masih banyak lainnya.

Berdasarkan asalnya sampah dibedakan menjadi dua yaitu organik dan non

organik (Basriyanta, 2007). Yaitu :

a. Sampah organik yaitu sampah yang berasal dari mahluk hidup, baik

manusia, hewan, maupun tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi

menjadi sampah organik basah dan sampah organik kering. Istilah sampah

organik basah dimaksudkan sampah mempunyai kandungan air yang cukup

tinggi. Contohnya kulit buah dan sisa sayuran. Sementara bahan yang

termasuk sampah organik kering adalah bahan organik lain yang kandungan

airnya kecil. Contoh sampah organik kering diantaranyakertas, kayu atau

ranting pohon dan dedaunan kering. Sampah organik dapat dimanfaatkan

menjadi sesuatu yang lebih berguna dan bermanfaat bagi kehidupan

manusia yaitu seperti : 1) Sebagai makanan ternak, 2) Sebagai kompos, 3)

Biogas 4) Briket.

9
b. Sampah anorganik yaitu sampah bukan berasal dari mahluk hidup.

Sampah ini berasal dari bahan yang diperbarui dan bahan yang berbahaya

serta beracun. Jenis yang termasuk kedalam kategori bisa didaur ulang

(recycle) ini misalnya bahan yang terbuat dari plastik atau logam. Sampah

kering non logam (gelas kaca, botol kaca, kain, kayu, dll) (Suryanti, 2009).

Sampah anorganik ini bisa untuk dimanfaatkan atau didaur ulang yaitu : 1.

Dipakai kembali (reuse), barang yang sudah tidak terpakai dipilah dan

apabila masih ada yang bisa dimanfaatkan bisa dipakai kembali. 2. Didaur

ulang (recycle), sampah yang dapat didaur ulang sebagai berikut : a)

Sampah plastik, sampah plastik yang bisa didaur ulang seperti plastik

kantong kresek, sisa botol bekas, dan gayung yang sudah pecah. b) Sampah

logam, dapat dijual oleh pengepul dan kemudian disalurkan di industri

pengolahan logam. c) Sampah kaca, dapat digunakan sebagai penguat atau

dibuat sebagai hiasan d) Sampah kertas dapatdidaur ulang menjadi kertas

untuk membuat seperti undangan dan juga kartu ucapan.

2.2 Pengertian Kompos

Kompos pada umumnya adalah bahan organik yang telah mengalami

pelapukan sehingga terjadi perubahan bentuk. Kompos juga dapat diartikan yaitu

hasil penguraian persial/tidak lengkap dari campuran bahan organik yang dapat

dipercepat penguraiannya oleh populasi berbagai macam mikroba dalam kondisi

lingkungan yang hangat, lembab, dan aerobik/anaerobik (Suryanti, 2009). Proses

pengomposan yaitu proses biologis yang memanfaatkan mikroorganisme untuk

mengubah material organik seperti kotoran ternak, sampah, daun, sayuran menjadi

10
kompos, selain itu pengomposan juga bisa diartikan sebagai proses penguraian

senyawa yang terkandung dalam sisa bahan organik dengan suatu perlakuan khusus.

Menurut Suryanti (2009). Sebelum membuat kompos ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan, yaitu komposisi bahan baku, reaksi kimiawi, tempat, waktu

yang menunjang untuk proses pembuatan kompos, tujuan pembuatan kompos.

Bahan baku kompos harus memiliki karakteristik yang khas agar dapat dibuat

kompos dengan baik. Idealnya, bahan baku kompos dipilih dan dicampur dalam

proporsi tepat untuk menghasilkan kompos yang berkualitas. Selain membutuhkan

biaya yangminim, kompos juga memiliki manfaat untuk meningkatkan kesuburan

tanah dan merangsang perakaran yang sehat. Kompos juga dapat memperbaiki

struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan

meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.

Aktifitas mikroba tanah yang bermanfaat bagi tanaman akan meningkat dengan

penambahan kompos.Aktifitas mikroba ini membantu tanaman untuk menyerap

unsur hara dari tanah dan menghasilkan senyawa yang dapat merangsang

pertumbuhan tanaman. Aktifitas mikroba tanah juga diketahui dapat membantu

tanaman menghadapi serangan penyakit. Tanaman yang dipupuk dengan kompos

juga cenderung lebih baik kualitasnya daripada tanaman yang dipupuk dengan

pupuk kimia, misalnya hasil panen lebih tahan disimpan, lebih berat, lebih segar,

dan lebih enak.

11
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Alat

1. 2-5 Karung besar plastik

2. 2 Ember Plastik ukuran 50 liter

3. 2 Jerigen ukuran 35 liter

4. Pisau

5. Sarung tangan Lateks

6. Gelas Ukur

7. Plastik yang dilubangi

8. Kawat yang dibulatkan

9. Alat ayakan

10. Cangkul

3.2 Bahan

1. Sampah Organik (daun kering)

2. Air Cuci Beras

3. Molase Tebu 10 cc/larutan

4. EM4 Pertanian 10cc/larutan

5. Yakult (optional) 1 botol/larutan

6. Gula pasir (optional) 2 sendok makan/larutan

12
3.3 Strategi Pelaksanaan

1. Persiapan Alat dan Bahan Pengompos

- Menyiapkan karung plastik bekas berukuran besar

- Kumpulkan sampah organik (daun kering)

- Pilah sampah yang tercampur dengan sampah anorganik (jadikan sampah

organik menjadi satu)

- Setelah terkumpul, masukan sampah organik kedalam karung plastik bekas

yang telah disiapkan

2. Persiapan sampah organik

- Untuk mempercepat proses pembusukan kompos, sampah organik (daun

kering) dapat dicacah menjadi bagian yang kecil-kecil

- Sampah yang sudah dicacah akan ditimbang 5-10kg/karungnya

3. Persiapan Larutan (fermentasi larutan selama 24jam)

- Siapkan larutan EM-4 sebagai campuran mikroorganisme yang mampu

mempercepat kematangan pupuk organik-organik.

- Timbun air cucian beras, air cucian beras dijadikan pelarut untuk membuat

larutan percepatan pembusukan kompos.

- Siapkan Moltase tebu (alt: yakult 1 botol + 2 sendok gula pasir)

- Siapkan ember ukuran 50 liter

4. Pembuatan Larutan Pembusukan Kompos

- Setelah alat dan bahan persiapan larutan disiapkan

- Selanjutnya, tampungan air beras dicampur dengan 10cc moltase tebu dan

larutan EM-4

- Diamkan larutan selama 24jam dengan keadaan tertutup untuk difermentasi

13
5. Memasukkan sampah ke dalam tong untuk proses composting

- Memasukkan sampah ke dalam tong dengan ditutup rapat, lalu setelah 3 hari

dilakukan pengadukan agar mikroorganisme mendapatkan oksigen yang

cukup.

- Siram larutan EM-4 modifikasi secara merata keseluruh bagian untuk

memberikan asupan kepada mikroorganisme yang mempercepat pembusukan

kompos.

6. Kompos Jadi

- Jika sampah sudah tidak lagi berbau busukberarti kompos sudah jadi

- Kompos dikeluarkan dari tong lalu diangin- anginkan ± 3hari untuk

menghilangkan kadar air.

Disetiap rangkaian kegiatan yang dilaksanakan, peserta didik dan para guru komunitas

pelaksana kegiatan wajib diikut sertakan. Para panitia wajib mendemosntrasikan secara

jelas dan lugas setiap langkahnya kepada para peserta didik dan guru sehingga kegiatan

ini dapat terus berlanjut dan menjadi pembelajaran berarti khususnya bagi para peserta

didik.

3.4 Strategi Pengendalian

1. Penanggung jawab kegiatan harus memastikan kegiatan ini dilaksanakan sesuai

jadwalnya. Adapun jadwal penyiraman pupuk kompos sebagai berikut :

- Air fermentasi beras harus selalu tersedia setiap 3 hari.

- Penyiraman sampah organik dilaksanakan 3 hari sekali secara rutin sampai

sampah organik benar-benar membusuk menjadi kompos

- Sembari menunggu kompos jadi, penanggung jawab dan para peserta didik

14
harus tetap memilah sampah dan menyimpannya di karung besar plastik

lainnya.

2. Penanggung jawab wajib melakukan pemantauan terhadap kegiatan ini

sehingga kegiatan ini dapat menjadi bagian dalam skill life semua penduduk

sekolah khususnya para peserta didik yang tidak memiliki keinginan untuk

melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi.

3. Evaluasi dilaksanakan setiap seminggu sekali secara diskusi internal oleh Kepala

sekolah dan penanggung jawab kegiatan serta panitia pelaksana untuk melihat

perkembangan dari kegiatan yang bertujuan untuk memberikan saran dan

rekomendasi kepada kegiatan ini.

15
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Kesimpulan dari pembahasan diatas adalah:

a. Upaya menjaga lingkungan sehat bebas dimasalah sampah dimulai dengan

mengubah kebiasaan membuang sampah menjadi mengolah sampah menjadi

kompos. Mengolah sampah organic kompos merupakan prose salami yang

disebabkan oleh mikroorganisme yang ada di dalam sampah.

b. Proses pembuatan kompos sampah rumah tangga diperlukan alat yang biasanya

disebut komposter. Hasil olahan kompos sampah rumah tangga bermanfaat

sebagai pupuk organic bagi tanaman

4.2 Saran

Dalam pembuatan kompos jangan gunakan bahan bahan yang keras, biji

tumbuhan yang matang, produk dari susu, daging, bangkai dan bahan yang tercemar zat

kimia. Jagalah suhu dan kelembapan dalam pembuatan kompos

16

Anda mungkin juga menyukai