KEPERAWATAN KEDARURATAN
HIPERGLIKEMIA
OLEH
KELOMPOK IV
RINA NATALIA
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya Kami di berikan kesehatan dan kesempatan dalam menyelesaikan
makalah keperawatan kegawadaruratan ini dengan judul “HIPERGLIKEMIA” sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada
berbagai pihak dan sumber-sumber yang telah membantu dalam penulisan makalah ini.
Di dalam makalah ini kami menyadari banyak terdapat kekurangan,oleh karena itu kritik dan
saran yang membangun sangat Kami harapkan agar menjadikan makalah ini lebih baik lagi.
HALAMAN JUDUL......................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................................
B. Rumusan Masalah............................................................................................................
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................................
A. Kesimpulan........................................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A.LATAR BELAKANG
normal, akan tetapi peningkatan kadar gula sesaat setelah makan tidak dapat
hal, antara lain gula yang menumpuk dalam darah dan tidak mampu masuk ke
dalam sel, gangguan pengeluaran hormon insulin, dan faktor keturunan. Selain
itu hiperglikemia juga dapat terjadi karena reaksi dari obat-obatan tertentu.
Semakin tinggi kadar gula di dalam darah maka mampu menyebabkan timbulnya
mengurangi kadar gula dalam darah bagi penderita yang alergi terhadap suntikan
menyebabkan hipoglikemia pada dosis yang terlalu tinggi, masalah hati, dan
diare. Hal ini jelas merupakan efek samping dari obat-obatan yang digunakan,
dengan efek samping minimal dan dapat dikonsumsi dalam jangka waktu yang
lama.
B.RUMUSAN MASALAH
Adapun rumusan masalah yang di bahas dalam makalah ini tentang konsep
Adapun tujuan penulis dalam membuat makalah ini adalah supaya kita
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
pembuluh darah.
penderita diabetes yang kekurangan kerja insulin pada jaringan target. Akibat
aksi insulin yang kurang dari sekresi insulin yang tidak adekuat dan / atau
respons jaringan yang berkurang terhadap insulin pada satu atau lebih titik
Gangguan sekresi insulin dan efek kerja insulin sering terjadi bersamaan
pada pasien yang sama, dan seringkali tidak jelas kelainan mana, jika salah
Association, 2014).
Hiperglikemia merupakan salah satu tanda khas dari penyakit diabetes
peningkatan kadar glukosa darah puasa melebihi 126 mg/dL atau kadar
(Farid, 2014)
3. Patofisiologi
Hal itu bisa menyebabkan lemas dengan kadar glukosa dalam darah
8
membentuk plak sehingga pembuluh darah menjadi keras dan bila plak
9
4. Pathway
HIPERGLIKEMIA
Poliuria Ketoasidosis
Sel kelaparan
Defisiensi insulin
klasik.
serta
8
ankle brachial index (ABI),untuk mencari kemungkinan penyakit pembuluh darah
arteri tepi
e. Pemeriksaan funduskopi
g. Pemeriksaan jantung
l. Pemeriksaan A1C
dan trigliserida)
6. Penatalaksanaan
a. Edukasi
Penyebab terjadinya diabete tipe 2 karena gaya hidup dan pola hidup yang
9
perubahan perilaku sehat. Keberhasilan perubahan perilaku dapat dicapai
pelatihan khusus.
menyeluruh dari anggota tim (dokter, ahli gizi, petugas kesehatan yang lain
yaitu makanan yang seimbang dan sesuai dengan kebutuhan kalori dan zat
pentingnya keteraturan makan dalam hal jadwal makan, jenis, dan jumlah
Komposisi makanan :
a. Karbohidrat = 60 % – 70 %
b. Protein = 10 % – 15 %
c. Lemak = 20 % – 25 %
Jumlah kalori perhari
a. Antara 1100 -2300 kkal
b. Kebutuhan kalori basal : laki – laki : 30 kkal / kg BB, Perempuan : 25 kkal
/ kg BB
Penilaian status gizi :
BBR = BB x 100 %
Kurus : BBR 110 %
Obesitas bila BBRR > 110 %
10
Obesitas ringan 120% – 130 %
Obesitas sedang 130% – 140%
Obesitas berat 140% – 200%
Obesitas morbit > 200 %
Jumlah kalori yang diperlukan sehari untuk penderita DM yang bekerja
biasa adalah :
Kurus : BB x 40 – 60 kalori/hari
Normal (ideal) : BB x 30 kalori/hari
Gemuk : BB x 20 kalori/hari
Obesitas : BB x 10 – 15 kalori/hari
c. Latihan jasmani
Kegiatan jasmani sehari-hari dan latihan jasmani secara teratur (3-4 kali
seminggu selama kurang lebih 30 menit), merupakan salah satu pilar dalam
menggunakan tangga, berkebun harus tetap dilakukan (lihat tabel 4). Latihan
jasmani selain untuk menjaga kebugaran juga dapat menurunkan berat badan
glukosa darah. Latihan jasmani yang dianjurkan berupa latihan jasmani yang
bersifat aerobik seperti jalan kaki, bersepeda santai, jogging, dan berenang.
jasmani. Untuk mereka yang relatif sehat, intensitas latihan jasmani bisa
11
c. Mencegah kegemukan
3) Interval : selang-seling antara gerak cepat dan lambat (jalan cepat diselingi
d. Terapi farmakologis
1) Insulin
a) Insulin reaksi pendek disebut juga sebagai clear insulin, merupakan jenis
obat insulin yang memiliki sifat transparan dan mulai bekerja dalam tubuh
dalam waktu 30 menit sejak dimasukkan ke dalam tubuh. Obat insulin ini
12
bekerja secara maksimal selama 1 sampai 3 jam dalam aliran darah
insulin ini tidak memiliki masa reaksi puncak, sehingga ia bekerja secara
stabil dalam waktu yang lama yaitu 24 sampai 36 jam di dalam tubuh
c) Jenis insulin reaksi menengah adalah insulin yang mulai efektif bekerja
tubuh. Obat ini bereaksi secara maksimal selama 6-10 jam, dan berakhir
Inuman.
d) Insulin reaksi cepat akan langsung bekerja 5-15 menit setelah masuk ke
c) Ketoasidosis diabetic
13
h) Kehamilan dengan DM/diabetes melitus gestasionalyang tidak terkendali
baru untuk pengobatan DM. Agonis GLP-1 dapat bekerja sebagai perangsang
berat badan. Efek agonis GLP-1 yang lain adalah menghambat penglepasan
Efek samping yang timbul pada pemberian obat ini antara lain rasa sebah dan
muntah
Hiperglikemia
kadar glukosa darah merupakan variasi kadar glukosa darah yang mengalami
(Widyaningrum, 2017).
14
2. Data mayor dan minor
Berdasarkan Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) gejala dan tanda mayor
3. Faktor penyebab
Berdasarkan PPNI and Tim Pokja SDKI DPP (2018) faktor penyebab
4. Penatalaksanaan
intravena.
Intravena, lebih cepat mengalami perubahan GDS, hal ini dikarenakan insulin
sehingga lebih cepat dan lebih efektif. Pernyataan di atas sesuai dengan teori
15
diabetes mellitus mengalami peningkatan kadar glukosa darah
gangguan organ.
mengatur kadar glukosa dalam darah dengan baik. Terapi insulin diberikan
menjadi glikogen dan berfungsi mengatur kadar gula darah bersama dengan
1. Pengkajian keperawatan
b. Keluhan Utama
1) Keluhan utama saat masuk rumah sakit, keluhan yang paling utama
dilakukan pengkajian
3) Airway : --
16
5) Circulation: lemah, tampak pucat ( disebabkan karena glukosa Intra
7) Exposure: -
c. Riwayat Penyakit
d. Secondary assesment
17
2) Pemeriksaan mikroalbumin, Mendeteksi komplikasi pada ginjal dan
kardiovaskular
gagal ginjal terminal sehingga penderita perlu menjalani cuci darah atau
nefropati diabetic.
glukosa darah. Ikatan A1c stabil dan dapat bertahan hingga 2-3 bulan
darah rata-rata dalam jangka waktu 2-3 bulan sebelum pemriksaan. Give
Comfort:
e. Head to toe
2) Muka, Bentuk simetris, agak pucat, edema tidak ada, nyeri tidak ada.
3) Mata, Konjungtiva anemis, reflek pupil ishokor, benjolan tidak ada, nyeri
18
4) Hidung, Bentuk simetris, secret tidak ada
5) Telinga, Serumen tidak ada, bentuk simetris, nyeri tekan tidak ada.
8) Leher, Pembesaran kelenjar tiroid tidak ada, distensi vena jugularis tidak
ada
9) Thorak, Bentuk dada simetris, suara nafas wheezing dan krekel tidak ada,
pembesaran hati tidak ada, nyeri lepas dan nyeri tekan tidak ada, asites tidak
ada.
2. Diagnosa keperawatan
pasien tentang masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialami, baik
19
risiko. Penegakan suatu diagnosa (diagnostic process) dalam langkah ini
merupakan proses yang sistematis dan berdasarkarkan pada tiga tahap yaitu
pasien dalam kondisi sakit sehingga penegakan diagnosa ini akan mengarah
( dari hiperglikemia )
kesadaran.
3. Perencanaan keperawatan
(outcome) yang ingin dicapai sesuai kondisi pasien. Jenis luaran keperawatan
dibagi menjadi luaran positif yaitu menunjukan kondisi, perilaku, yang sehat
dan luaran negatif yaitu kondisi atau perilaku yang tidak sehat. Komponen
dari luaran keperawatan terdiri dari label, ekspetasi, dan kriteria hasil. Label
20
dapat diubah, diatasi dengan intervensi keperawatan.
21
Ekspetasi adalah penilaian terhadap hasil yang diharapkan tercapai yang
Kriteria hasil adalah karakteristik pasien yang dapat diamati atau diukur
perawat dan menjadi dasar untuk menilai pencapaian hasil intervensi. Adapun
derajat atau tingkatan, menurun artinya berkurang baik dalam ukuran, jumlah
lebih baik, adekuat, atau efektif), kriteria hasil (karakteristik pasien yang
dapat diamati atau diukur dan dijadikan sebagai dasar untuk menilai
hasil perlu dituliskan angka atau nilai yang diharapkan untuk tercapai,
maka setiap kriteria hasil ditetapkan dalam bentuk skor dengan skala 1 s.d. 5.
(SLKI) dan Standar Intervensi Keperawatan tahun 2018, luaran dan intervensi
darah terdapat pada lampiran, sedangkan luaran dan intervensi untuk masalah
22
glukosa darah teratasi dan intervensi manajemen hiperglikemi disajikan pada
tabel 1 di bawah:
23
4. Implementasi keperawatan
5. Evaluasi keperawatan
(Hidayat, 2021).
43
DAFTAR PUSTAKA
Dinkes Bali (2019) ‘Profil Kesehatan Provinsi Bali 2018’, Dinas Kesehatan
Provinsi Bali, pp. 1–129. Available at: https://www.diskesbaliprov.go.id.
PPNI and Tim Pokja SDKI DPP (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Jakarta: Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2016) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia.
43
43