Matkul B.Indo
Matkul B.Indo
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT. Karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“BAHASA INDONESIA BAKU SEBAGAI TOLAK UKUR KESELAHAN
BERBAHASA”. Tak lupa kami berterima kasih kepada Ibu Husnul Khatimah
M.Pd selaku dosen pembimbing kami dalam mata kuliah Bahasa Indonesia.
Mohon maaf apabila ada kesalahan kata dalam penulisan makalah ini.
Kelompok 5
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................ii
DAFTAR ISI.................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................iv
BAB II PEMBAHASAN................................................................................6
A. Kesimpulan ......................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................15
BAB I
iii
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa Indonesia standar atau baku memang telah ditetapkan, akan tetapi
dalam praktek penggunaannya bukan berarti bahasa baku lah yang harus selalu
digunakan. Antilan Purba menyatakan bahwa penggunaan bahasa baku tidak bisa
dianggap lebih baik atau lebih benar dari bahasa tidak baku. Ragam bahasa
dinyatakan digunakan dengan baik dan benar ketika penggunaannya sesuai
dengan fungsi dan ciri kode ragam tersebut. Dengan kata lain, penggunaan bahasa
Indonesia baku secara baik dan benar adalah ketika digunakan sesuai dengan
fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia baku. Begitu juga sebaliknya, penggunaan
bahasa Indonesia tidak baku secara baik dan benar adalah ketika digunakan sesuai
dengan fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia tidak baku, yang praktis berarti di
luar fungsi dan ciri kode bahasa Indonesia baku.
iv
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
v
BAB II
PEMBAHASAN
Kesalahan berbahasa tidak hanya dibuat oleh orang yang mempelajari B2 (bahasa
yang di pelajari), tetapi juga dibuat oleh orang yang belajar B1 (bahasa Ibu).
Kesalahan yang bisa terjadi dalam bidang sintaksis, khususnya dari segi
kalimat antara lain sebagai berikut:
6
2. Kalimat yang tidak bersubjek karena terdapat preoposisi di awal
Ketika menulis atau berbicara dengan orang lain pada situasi resmi,
kadang-kadang menggunakan kalimat yang tidak bersubjek karena adanya
kata penghubung seperti dalam, pada, untuk, kepada diletakkan diawal
kalimat. Dengan demikian, kalimat tersebut menjadi tidak bersubjek
misalnya: Dalam pertemuan itu membahas berbagai persoalan.
Supaya kalimat itu menjadi bersubjek, seharusnya pertemuan itu
membahas berbagai persoalan atau dalam pertemuan itu dibahas berbagai
persoalan.
3. Penggunaan subjek yang berlebihan
Biasa kita mendengar kalimat Ety membeli ikan ketika Ety akan
makan malam. Kalimat tersebut menggunakan dua subjek yang sama.
Semestinya subjek kedua dihilangkan dan hal itu tidak mempengaruhi
makna kalimat. Dengan demikian, kalimat tersebut dapat di perbaiki
menjadi Ety membeli ikan ketika akan makan malam.
4. Penggunaan kata penghubung secara ganda pada kalimat majemuk
Dalam kalimat majemuk setara berlawanan kadang-kadang ada
yang menggunakan dua kata penghubung sekaligus. Penggunaan kata
penghubung yang ganda dalam suatu kalimat perlu dihindari. Semestinya
hanya satu kata penghubung, misalnya:
Meskipun sedang sakit kepala, namun Alimuddin tetap pergi
kesekolah
Seharusnya: meskipun sedang sakit kepala, zainal tetap pergi kesekolah.
5. Penggunaan kalimat yang tidak logis
7
- Dalam buku itu, pengarang membahas peningkatan mutu pendidikan di
Sekolah Dasar.
6. Penggunaan kata penghubung berpasangan secara tidak tepat
Kata penghubung berpasangan yang berfungsi menafikan suatu hal
terdiri atas bukan berpasangan melainkan untuk menafikan ‘benda’ dan
kata penghubung bukan berpasangan tetapi untuk menafikan ‘‘peristiwa
atau kerja’’. Kedua kata penghubung berpasangan tersebut seharusnya
digunakan secara konsisten dalam berbahasa Indonesia. Misalnya:
Bukan pak Alimuddin yang mengerjakan IPA tetapi pak Nurdin.
Sudirman tidak menulis buku tetapi menghitung angka.
Dengan demikian, kalimat yang menggunakan bukan ………tetapi
atau tidak……..melainkan dapat digolongkan bentuk yang tidak
semestinya. Contoh: Mereka tidak menulis tetapi sedang melukis.
Seharusnya : Mereka tidak menulis tetapi sedang melukis.
7. Penyusun kalimat yang terpengaruh pada struktur bahasa asing
Kata di mana, yang mana, dengan siapa, adalah kata-kata yang
lazim digunakan dalam membuat kalimat Tanya. Kata-kata tersebut bila
digunakan di tengah kalimat yang fungsinya bukan mananyakan sesuatu
merupakan pengaruh bahasa asing. Dengan demikian, perlu dihindari
penggunaan di mana, yang mana, dengan siapa diganti dengan kata
bahasa Indonesia. Misalnya sebagai berikut :
Rumah di mana dia bermalam dekat dari pasar
Seharusnya: rumah tempat dia bermalam dekat dari pasar.
8. Penggunaan kalimat yang tidak padu
Kalimat yang digunakan kadang-kadang kurang padu karena
kesalahan struktur kata yang kurang tepat sehingga maknanya agak kabur.
Misalnya:
Mereka menyatakan persetujuannya tentang keputusan yang bijaksana itu
Seharusnya: Mereka menyetujui keputusan yang bijaksana itu.
8
9. Penyusun kalimat yang mubazir
Kalimat yang mubazir biasanya disebabkan penggunaan kata-kata
yang berulang secara berlebihan, penggunaan dua kata yang relative sama
maknanya, misalnya:
Dalam konsep pendidikan yang disusunnya banyak terdapat berbagai
kesalahan. Seharusnya : Dalam konsep pendidikan yang disusunnya
terdapat banyak kesalahan.
9
imbuhan me-N tidak mengalami peluluhan sebab suku pertamanya
terbentuk dari clauster tr).
10
2. Kesalahan penghilangan Fonem,
Misalnya:
- Hilang berubah menjadi ilang
- Haus berubah menjadi aus.
3. Kesalahan penambahan Fonem
Misalnya:
- Gaji berubah menjadi gajih
- Biji berubah menjadi bijih.
BENAR SALAH
Si pengirim sipengirim
BENAR SALAH
Bu - ah Bua – h
Ma – in Mai – n
Bu – at bua – t
Su – a – tu Sua – tu
11
Mu – a – ra Mua – ra
Ke – lu – ar Ke – luar
Sau – da – ra Sa – u – da – ra
12
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan pemakaian bahasa yang baik dan benar akan memberi pengaruh
yang positif terhadap perkembangan bahasa Indonesia; sebaliknya pemakaian
yang buruk akan memberikan pengaruh yang buruk pula terhadap pengaruh
perkembangan bahasa Indonesia. Lingkungan yang paling besar pengaruhnya
terhadap baik buruknya perkembangan bahasa Indonesia itu adalah lingkungan
pemakaian bahasa Indonesia di sekolah-sekolah, kantor-kantor, atau instansi-
instansi pemerintahan.
3. Faktor Bahasa
Kesalahan dalam berbahasa juga bisa disebabkan oleh faktor bahasa yang
dalam hal ini karena kesulitan bahasa Indonesia itu sendiri dan pengaruh bahasa
lain terhadap bahasa Indonesia.
Pengaruh bahasa lain terhadap bahasa Indonesia tidak semuanya bersifat
positif, tetapi ada juga yang bersifat negatif atau merusak bahasa Indonesia.
Pengaruh inilah yang menimbulkan kesalahan dalam berbahasa.
Di antara sekian banyak bahasa asing yang ada, bahasa Inggris yang
paling besar pengaruhnya terhadap bahasa Indonesia. Kata-kata bahasa Inggris
yang terpakai pada bahasa Indonesia hampir tak terhitung jumlahnya. Pengaruh
yang semacam inilah yang dapat merusak perkembangan bahasa Indonesia atau
menghambat usaha pembinaan bahasa Indonesia itu sendiri.
13
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesalahan-kesalahan berbahasa di dalam pembelajaran bahasa merupakan
suatu hal yang tidak bisa dihindari. Bahkan Tarigan (1990:67) mengatakan bahwa
hubungan keduanya ibarat air dengan ikan. Sebagaimana ikan hanya dapat hidup
dan berada di dalam air, begitu juga kesalahan berbahasa sering terjadi dalam
pembelajaran bahasa. Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara kerja
untuk menganalisis kesalahan manusia dalam berbahasa. Penggunaan bahasa
sehari-hari tentu tidak luput dari kesalahan, dan kesalahan tersebut bervariasi.
Melalui analisis kesalahan berbahasa, dapat dijelaskan bentuk
kesalahankesalahan yang dilakukan oleh siswa baik secara morfologis, fonologis,
dan sintaksis yang kemudian memberikan manfaat tertentu bagi proses pengajaran
bahasa. Hal ini menjadi sangat menarik ketika dalam proses pengajaran bahasa
dilakukan analisis kesalahan untuk menjadi umpan balik sebagai titik tolak
perbaikan dalam pengajaran bahasa dalam mencegah dan mengurangi terjadinya
kesalahan berbahasa yang dilakukan para siswa.
14
DAFTAR PUSTAKA
www.slideshare.net
https://purnamiap.blogspot.com/2015/02/kemungkinan-penyebab-kesalahan-
bahasa_11.html?m=1
http://akusipohonpisang.blogspot.com/2016/12/kesalaan-bahasa-
indonesia-pada-tataran.html?m=1
http://karang-lantang.blogspot.com/2012/10/analisis-kesalahan-morfologi-
pada.html?m=1#:~:text=Selanjutnya%2C%20kesalahan%20morfologi
%20adalah%20kesalahan,mengungkapkan%20pikiran%20dan
%20perasaan%20pengarang
15