Anda di halaman 1dari 2

KORUPSI DAN KEJAHATAN SISTEMATIS

Korupsi berasal dari bahasa Latin coruptio dan corruptus yang berarti kerusakan atau
kebobrokan. Dalam bahasa Yunani corruptio perbuatan yang tidak baik, buruk, curang, dapat
disuap, tidak bermoral, menyimpang dari kesucian, melanggar norma-norma agama, materil,
mental, dan umum.
Webster’s Third New International Dectionarymemberi definisi tentang korupsi sebagai
“perangsang (seorang pejabat pemerintah) berdasarkan itikad buruk (seperti suap) agar ia
melakukan pelanggaran kewajibannya”. Lalu suap (sogokan) diberi definisi sebagai “hadiah,
penghargaan, pemberian atau keistimewaan yang dianugerahkan atau dijanjikan, dengan
tujuan merusak pertimbangan atau tingkah laku, terutama dari seorang dalam kedudukan
terpercaya (sebagai pejabat pemerintah).”
Korupsi juga mencakup nepotisme atau sifat suka memberi jabatan kepada kerabat dan
famili saja, serta penggelapan uang negara. Dalam kedua hal ini terdapat “perangsang dengan
pertimbangan tidak wajar.” Jadi korupsi, sekalipun khusus terkait dengan penyuapan dan
penyogokan, adalah istilah umum yang mencakup penyalahgunaan wewenang sebagai hasil
pertimbangan demi mengejar keuntungan pribadi, keluarga dan kelompok.
Mengapa korupsidikatan sebagai kejahatan yang bersifat luar biasa (ExtraOrdinary
Cirime) krn korupsi itu Dilakukan oleh orang yang mempunyai kekuasaan dan kewenangan
yang luar biasa dengan cara menyalahgunakan kekuasaan dan kewenangannya
tersebut dan Menimbulkan dampak/efek yang luar biasa bagi kehidupan kemanusiaan dengan
cara merampas hak-hak dasar yang dimiliki masyarakat untuk hidup sejahtera (masyrakat
menjadi miskin dan terhina. maka perbuatan tersebut jelas bertentangan dan melanggar dasar
negara, falsafah negara, ideologi negara, yaitu Pancasila. Dan kejahatan melanggar UUD
1945.
Korupsi dikatakan sebagai kejahatan yang sistematis disebabkan oleh adalah penggunaan
kekuasaan yang tersturuktur untuk melakukan tindak tanduk kejahatan korupsi tersebut.
Untuk mencegah terjadinya korupsi besar-besaran, bagi pejabat yang menduduki jabatan
yang rawan korupsi seperti bidang pelayanan masyarakat, pendapatan negara, penegak
hukum, dan pembuat kebijaksanaan harus didaftar kekayaannya sebelum menjabat
jabatannya sehingga mudah diperiksa pertambahan kekayaannya dibandingkan dengan
pendapatannya yang resmi.
Penyebab korupsi secara garis besar dapat diklasifikasi menjadi 3 faktor yaitu :
1). Faktor Politik
Faktor politik sebagai penyebab korupsi telah banyak terjadi di berbagai negara. Para
penguasa adalah pihak yang paling memiliki kesempatan untuk melakukan korupsi dengan
kekuasaannya. ”Power tends to corrupt, but absolute power corrupts absolutely” (kekuasaan
cenderung korupsi, tetapi kekuasaan yang berlebihan mengakibatkan korupsi berlebihan
pula”.
2). Faktor Yuridis
Faktor yuridis di sini ialah lemahnya sanksi hukum terhadap tindak pidana korupsi.
Dalam hal ini ada dua aspek: (a) peranan hakim dalam menjatuhkan putusan; (b) sanksi yang
memang lemah berdasarkan bunyi pasal-pasal dan ayat-ayat pada peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan tindak pidana korupsi. ( UU Nomor 31 tahun 1999 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan UU Nomor 20 tahun 2001 tentang Perubahan atas
UU Nomor 31 tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi).
3). Faktor Budaya
Sebagaiamana telah dijelaskan, bahwa budaya korupsi merupakan warisan
budayakolonial, dan ketika pemerintahan kolonial sudah berakhir praktik korupsi masih terus
berjalan. Termasuk dalam kategori ini adalah adanya praktik pemberian hadiah yang sudah
melembaga, budaya pemerintahan patrimonial yang menganggap bahwa kekuasaan adalah
miliknya, budaya nepotisme yaitu mengakomodasi kepentingan keluarga dalam pemerintahan
secara tidak wajar, dan sebagainya.

KESIMPULAN

Berdasarkan latar belakang sejarahnya, pengertian korupsi itu sangat berkaitan erat
dengan sistem kekuasaan dan pemerintahan di zaman dulu maupun di zaman modern ini.
Korupsi, secara teori bisa muncul dengan berbagai macam bentuk. Dalam kasus di Indonesia,
korupsi menjadi terminology yang akrab bersamaan dengan kata kolusi dan nepotisme. Dua
kata terakhir dianggap sangat lekat dengan korupsi yang kemudian dinyatakan sebagai
perusak perekonomian bangsa.Korupsi adalah suatu perbuatan yg dilakukan oleh orang yang
mempunyai kekuasaan dan kewenangan yang luar biasa dengan cara menyalahgunakan
kekuasaan dan kewenangannya tersebut dan Menimbulkan dampak/efek yang luar biasa bagi
kehidupan kemanusiaan dengan cara merampas hak-hak dasar yang dimiliki masyarakat
untuk hidup sejahtera (masyrakat menjadi miskin dan terhina.Secara garis besar korupsi
terjadi krn beberapa faktor yaitu factor politik,yuridis dan budaya. Korups idikatan sebagai
kejahatan yang bersifat luar biasa (Extra OrdinaryCirime) krn korupsi itu Dilakukan oleh
orang yang mempunyai kekuasaan dan kewenangan yang luar biasa dengan cara
menyalahgunakan kekuasaan dan kewenangannya tersebut dan Menimbulkan dampak/efek
yang luar biasa bagi kehidupan kemanusiaan dengan cara merampas hak-hak dasar yang
dimiliki masyarakat untuk hidup sejahtera (masyrakat menjadi miskin dan terhina. maka
perbuatan tersebut jelas bertentangan dan melanggar dasar negara, falsafah negara, ideologi
negara, yaitu Pancasila. Dan kejahatan melanggar UUD 1945.
.

Anda mungkin juga menyukai