11. Bentuk/ model Kop Naskah Dinas di UPTD. Puskesmas Pasar Simpang, yaitu:
D. NOMOR HALAMAN
Nomor halaman ditulis dengan menggunakan nomor urut angka dan dicantumkan secara
simetris di tengah atas dengan membubuhkan tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor,
kecuali halaman pertama Naskah Dinas yang menggunakan Kop Naskah Dinas tidak perlu
mencantumkan nomor halaman. Contoh : -1-
E. TEMBUSAN
Tembusan, apabila diperlukan dicantumkan di sebelah kiri bawah, yang menunjukkan bahwa
pihak tersebut perlu mengetahui isi surat tersebut.
F. LAMPIRAN
Jika Naskah Dinas memiliki lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut dengan angka
(-1-, -2-, -3- dan seterusnya), nomor halaman lampiran merupakan nomor lanjutan dari
halaman sebelumnya.
H. KEWENANGAN PENANDATANGANAN
1. Penggunaan Atas Nama disingkat a.n. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam
hubungan internal antara atasan kepada pejabat satu tingkat dibawahnya.
2. Untuk beliau disingkat u.b. merupakan jenis pelimpahan wewenang dalam hubungan
internal antara atasan kepada pejabat 2 (dua) tingkat dibawahnya.
3. Tanggung jawab penggunaan a.n. dan u.b. tetap berada pada pejabat yang melimpahkan
wewenang, dengan ketentuan pejabat yang menerima pelimpahan wewenang harus
mempertanggungjawabkan kepada pejabat yang melimpahkan wewenang.
4. Kewenangan Pelaksana Tugas (Plt.).
a. Pelaksanaan tugas disingkat Plt. merupakan pejabat sementara pada jabatan tertentu
yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan Naskah Dinas, karena
pejabat definitif belum dilantik.
b. Plt. ditetapkan oleh Kepala Perangkat Daerah dan berlaku paling lama 1 (satu) tahun.
c. Plt. bertanggungjawab atas Naskah Dinas yang dikeluarkan.
5. Pelaksana Tugas Harian
a. Pelaksana tugas harian disingkat Plh. merupakan pejabat sementara pada jabatan
tertentu yang mendapat pelimpahan wewenang penandatanganan Naskah Dinas,
karena pejabat definitif berhalangan sementara.
b. Plh. ditetapkan oleh Kepala Perangkat Daerah dan berlaku paling lama 3 (tiga) bulan.
c. Plh. mempertanggungjawabkan Naskah Dinas yang dikeluarkan kepada pejabat
definitif.
2. Penulisan Nama
Penulisan nama Kepala Puskesmas untuk pengesahan naskah Dinas
mencantumkan gelar dan nomor induk pegawai.
3. Penandatanganan
Kepala Puskesmas menandatangani Naskah Dinas, sebagai berikut:
1. Kebijakan 17. Surat Pernyataan Melaksanakan Tugas
2. Pedoman/ panduan 18. Surat Perintah Perjalanan Dinas
3. Kerangka Acuan 19. Nota Dinas
4. Standar Operasional Prosedur 20. Nota Kesepakatan
5. Instruksi Kepala Puskesmas 21. Nota Pengajuan Konsep Naskah Dinas
6. Surat Edaran 22. Lembar Disposisi
7. Surat Biasa 23. Telaahan Staf
8. Surat Perintah 24. Pengumuman
9. Surat Perintah Tugas 25. Laporan
10. Surat Izin 26. Rekomendasi
11. Surat Kuasa 27. Berita Acara
12. Surat Perjanjian 28. Notulen
13. Surat Panggilan 29. Memo
14. Surat Undangan 30. Daftar Hadir
15. Surat Pengantar
16. Surat Keterangan
4. Penggunaan tinta
a. Tinta untuk mencetak/ print Naskah Dinas berwarna hitam.
b. Tinta untuk penandatanganan dan paraf Naskah Dinas berwarna biru tua.
c. Tinta yang diperlukan untuk keamanan Naskah Dinas berwarna merah
J. STEMPEL
1. Stempel/ Cap Dinas Puskesmas berbentuk lingkaran
2. Stempel Puskesmas berdasarkan kegunaan dan ukuran, yaitu:
a. Stempel Puskesmas untuk Naskah Dinas, mempunyai ukuran sebagai berikut:
a) Ukuran garis tengah lingkaran luar stempel adalah 4 cm.
b) Ukuran garis tengah lingkaran tengah adalah 3,8 cm.
c) Ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel adalah 2,7 cm.
d) Jarak antara 2 garis yang terdapat dalam lingkaran dalam maksimal 1 cm.
b. Stempel Puskesmas untuk keperluan tertentu
a) Digunakan pada surat-surat yang dibuat di Layanan Kesehatan, antara lain:
• Surat Rujukan
• Surat Keterangan Sakit
• Surat Keterangan Sehat
• Surat Keterangan Berobat
• Inform Consent
• Surat Keterangan untuk keperluan asuransi
• Surat Keterangan Kematian, dan lain-lain
b) Ukuran stempel ini sebagai berikut:
• Ukuran garis tengah lingkaran luar stempel adalah 1,8 cm
• Ukuran garis tengah lingkaran tengah stempel adalah 1,7 cm
• Ukuran garis tengah lingkaran dalam stempel adalah 1,2 cm
• Jarak antara 2 garis yang terdapat di lingkaran dalam maksimal 0,5 cm
N. PENDANAAN
Pendanaan penyelenggaraan Tata Naskah Dinas di lingkungan Pemerintah Provinsi bersumber
dari:
1. Badan Layanan Umum Daerah yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) serta dari Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
2. Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Bantuan Operasional Kesehatan/ BOK).
3. Sumber pendapatan lain yang sah sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-
undangan.
2. Pedoman/ Panduan
Pedoman/ panduan adalah kumpulan ketentuan dasar yang memberi arah langkah-
langkah yang harus dilakukan. Pedoman merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan. Panduan adalah petunjuk dalam melakukan kegiatan, sehingga
dapat diartikan pedoman mengatur beberapa hal, sedangkan panduan hanya mengatur 1
(satu) kegiatan. Pedoman/ panduan dapat diterapkan dengan baik dan benar melalui
penerapan SOP.
Beberapa hal yang harus diperhatikan untuk dokumen pedoman/ panduan yaitu:
a. Setiap pedoman atau panduan harus dilengkapi dengan peraturan atau keputusan
Kepala Puskesmas untuk pemberlakuannya.
b. Pedoman/ panduan bisa tetap berlaku meskipun terjadi penggantian Pimpinan
c. Setiap pedoman/ panduan sebaiknya dievaluasi minimal setiap 3 tahun sekali.
d. Bila Kementerian Kesehatan telah menerbitkan pedoman/ panduan untuk suatu
kegiatan/ pelayanan tertentu, maka Puskesmas dalam membuat pedoman/ panduan
wajib mengacu pada pedoman/ panduan yang diterbitkan oleh Kementerian
Kesehatan.
e. Format baku sistematika pedoman/panduan yang lazim digunakan sebagai berikut:
1) Format Pedoman Pengorganisasian Unit Kerja Kata Pengantar
BAB I Pendahuluan
BAB II Gambaran Umum Puskesmas
BAB III Visi, Misi, Motto, Tata Nilai, Tujuan, Budaya Kerja dan Peraturan
Internal Puskesmas
BAB IV Struktur Organisai Puskesmas BAB V Struktur Organisasi Unit
Kerja
BAB VI Uraian Jabatan
BAB VII Tata Hubungan Kerja
BAB VIII Pola Ketenagaan dan Kualifikasi Personil
BAB IX Kegiatan Orientasi
BAB X Pertemuan/Rapat
BAB XI Pelaporan
2) Format Pedoman Pelayanan Unit Kerja
KATA PENGANTAR
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Pedoman
C. Sasaran Pedoman
D. Ruang Lingkup Pedoman
E. Batasan Operasional
BAB II STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia
B. Distribusi Ketenagaan
C. Jadwal Kegiatan
BAB III STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruang
B. Standar Fasilitas
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN
A. Lingkup Kegiatan
B. Metode
C. Langkah Kegiatan
BAB V LOGISTIK
BAB VI KESELAMATAN SASARAN KEGIATAN/ PROGRAM
BAB VII KESELAMATAN KERJA
BAB VIII PENGENDALIAN MUTU BAB IX PENUTUP
3) Format Panduan Pelayanan
BAB I DEFINISI
BAB II RUANG LINGKUP
BAB III TATA LAKSANA
BAB IV DOKUMENTASI
f. Bentuk/ Model Dokumen Pedoman/ Panduan, sebagai berikut:
PANDUAN
3. Kerangka Acuan
Kerangka acuan disusun untuk program/ kegiatan yang akan dilakukan oleh staf
Puskesmas sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam menyusun kerangka
acuan harus jelas tujuannya dan kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai
tujuan. Dalam kerangka acuan harus dijelaskan bagaimana cara melaksanakan kegiatan
agar tujuan tercapai, dengan penjadwalan yang jelas, dan evaluasi serta pelaporan.
Kerangka acuan dapat menggunakan format sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Yang ditulis dalam pendahuluan adalah hal-hal yang bersifat umum yang masih terkait
dengan upaya/ kegiatan.
b. Latar belakang
Latar belakang adalah merupakan justifikasi atau alasan mengapa program tersebut
disusun. Sebaiknya dilengkapi dengan data-data sehingga alasan diperlukan program
tersebut dapat lebih kuat.
c. Tujuan umum dan tujuan khusus
Tujuan dibedakan atas tujuan umum yang merupakan tujuan secara garis besar dari
keseluruhan program/ kegiatan, dan tujuan khusus yang merupakan tujuan dari tiap-
tiap kegiatan yang akan dilakukan.
d. Kegiatan pokok dan rincian kegiatan
Kegiatan pokok dan rincian kegiatan adalah langkah-langkah kegiatan yang harus
dilakukan sehingga tercapainya tujuan Program/kegiatan. Oleh karena itu antara tujuan
dan kegiatan harus berkaitan dan sejalan.
e. Cara melaksanakan kegiatan
Cara melaksanakan kegiatan adalah metode untuk melaksanakan kegiatan pokok dan
rincian kegiatan. Metode tersebut bisa antara lain dengan membentuk tim, melakukan
rapat, melakukan audit, dan lain-lain.
f. Sasaran
Sasaran program adalah target pertahun yang spesifik dan terukur untuk mencapai
tujuan-tujuan upaya/ kegiatan. Sasaran Program/ kegiatan menunjukkan hasil antara
yang diperlukan untuk merealisir tujuan tertentu. Penyusunan sasaran program perlu
memperhatikan hal-hal sebagai berikut:
1) Spesific:
Spesifik dan jelas,sehingga dapat dipahami dan tidak ada kemungkinan kesalahan
interpretasi/ Tidak multi tafsir dan menjawab masalah.
2) Measurable:
Dapat diukur secara obyektif baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif, yaitu
dua/ lebih mengukur indikator kinerja mempunyai kesimpulan sama.
3) Avhiecable:
Dapat dicapai dengan sumber daya yang tersedia, penting, dan harus berguna untuk
menunjukkan keberhasilan masukan, keluaran, hasil, manfaat, dan dampak serta
proses.
4) Relevan/Realistic:
Indikator kinerja harus sesuai dengan kebijakan yang berlaku
g. Jadwal pelaksanaan kegiatan
Jadwal adalah merupakan perencanaan waktu untuk tiap-tiap rincian kegiatan yang
akan dilaksanakan, yang digambarkan dalam bentuk bagan Gantt.
h. Monitoring Evaluasi pelaksanaan kegiatan dan pelaporan
Yang dimaksud dengan monitoring adalah melaksanakan pemantauan terhadap
pelaksanaan program/kegiatan agar tidak terjadi penyimpangan, sementara evaluasi
pelaksanaan kegiatan adalah evaluasi pelaksanaan kegiatan terhadap jadwal yang
direncanakan. Jadwal tersebut akan dievaluasi setiap berapa bulan sekali (kurun waktu
tertentu), sehingga apabila dari evaluasi diketahui ada pergeseran jadwal atau
penyimpangan jadwal, maka dapatsegera diperbaikisehingga tidak mengganggu
Program/ kegiatan secara keseluruhan. Karena itu yang ditulis dalam kerangka acuan
adalah kapan (setiap kurun waktu berapa lama) evaluasi pelaksanaan kegiatan
dilakukan dan siapa yang melakukan. Yang dimaksud dengan pelaporannya adalah
bagaimana membuat laporan evaluasi pelaksanaan kegiatan tersebut dan kapan
laporan tersebut harus dibuat. Jadi yang harus ditulis di dalam kerangka acuan adalah
cara bagaimana membuat laporan evaluasi dan kapan laporan tersebut harus dibuat
dan ditujukan kepada siapa.
i. Pencatatan, pelaporan dan evaluasi kegiatan
Pencatatan adalah catatan kegiatan dan yang ditulis dalam kerangka acuan adalah
bagaimana melakukan pencatatan kegiatan atau membuat dokumentasi/ kegiatan.
Pelaporan adalah bagaimana membuat laporan program dan kapan laporan harus
diserahkan dan kepada siapa saja laporan tersebut harus diserahkan. Evaluasi kegiatan
adalah evaluasi pelaksanaan Program/kegiatan secara menyeluruh. Jadi yang ditulis di
dalam kerangka acuan, bagaimana melakukan evaluasi dan kapan evaluasi harus
dilakukan. Jika diperlukan, dapat ditambahkan butir-butir lain sesuai kebutuhan, tetapi
tidak diperbolehkan mengurangi, misalnya rencana pembiayaan dan anggaran.
j. Bentuk/ Model Dokumen Kerangka Acuan Kegiatan, sebagai berikut:
2. Komponen SOP
d. Petunjuk Pengisian SOP
1) Logo Pemerintah Kabupaten Tanggamus di kiri, logo Puskesmas di kanan.
2) Kotak Kop/ Heading:
a) Heading hanya dicetak pada halaman pertama.
b) Kotak Puskesmas diberi nama UPTD Puskesmas Pasar Simpang
c) Kotak judul diberi Judul SOP sesuai proses kerjanya
d) Nomor sesuai dengan ketentuan penomoran di Puskesmas.
e) No. Revisi diisi dengan status revisi, diisi menggunakan angka, misal untuk
dokumen baru diberi nomor 00, sedangkan dokumen revisi pertama diberi
nomor 01, revisi kedua diberi nomor 02, dan seterusnya.
f) Tanggal terbit: sesuai tanggal diberlakukannya SOP tersebut.
g) Halaman: mencantumkan total halaman SOP. Halaman pertama pada heading
SOP ditulis 1/5, halaman kedua pada footer 2/5, halaman terakhir 5/5.
h) Diberi tanda tangan, nama jelas dan NIP. Kepala Puskesmas,
3) Isi SOP
a) Pengertian
Diisi definisi judul SOP, berisi penjelasan atau definisi tentang istilah yang
mungkin sulit dipahami atau menyebabkan salah pengertian/ menimbulkan
multi persepsi.
b) Tujuan
Berisi tujuan pelaksanaan SOP secara spesifik. Kata kunci: “Sebagai acuan
penerapan langkah-langkah untuk …”.
c) Kebijakan
Berisi kebijakan Kepala Puskesmas yang masih berlaku sebagai dasar dibuatnya
SOP tersebut
d) Referensi
Berisi dokumen eksternal sebagai acuan penyusunan SOP bisa berbentuk buku,
peraturan perundang-undangan, atau bahan pustaka.
e) Prosedur/ langkah-langkah
Merupakan bagian utama yang menguraikan langkah-langkah kegiatan untuk
menyelesaikan proses kerja tertentu. Terdiri dari :
1. Persiapan alat & bahan
2. Petugas yang melaksanakan
3. Langkah-langkah
Dalam bentuk kalimat perintah/ instruksi atau kalimat aktif (dengan subjek
predikat atau predikat tanpa subjek), contoh :
• Ambil spuit 2 cc (kalimat perintah)
• Mengambil spuit 2 cc (kalimat aktif, predikat tanpa subjek) atau
• Petugas mengambil spuit 2 cc (kalimat aktif , subjek predikat)
f) Bagan alir
SOP dilengkapi dengan bagan alir untuk memudahkan pemahaman langkah-
langkahnya, yaitu:
(1) Diagram alir makro
Untuk menunjukkan kegiatan-kegiatan secara garis besar dari proses yang
ingin kita lakukan.
(2) Diagram alir mikro, menunjukkan awal atau akhir dari rincian kegiatan,
bentuk simbolnya sebagai berikut:
Awal kegiatan
Akhir kegiatan
6. Surat Edaran
a. Pengertian
Surat Edaran adalah Naskah Dinas yang berisi pemberitahuan, penjelasan dan/ atau
petunjuk cara melaksanakan sesuatu ketentuan yang telah ada dan ditujukan kepada
petugas/ staf Puskesmas tertentu.
b. Susunan Surat Edaran terdiri atas:
1) Kepala Surat Edaran, terdiri atas:
a) Nama tempat ditetapkan, tanggal, bulan dan tahun
b) Kepada Yth. Pejabat/ atau alamat yang dituju di alamat tujuan
c) Tulisan ”SURAT EDARAN” ditengah.
d) NOMOR, ditengah sesuai ketentuan penomoran di Puskesmas.
e) TENTANG dan JUDUL SURAT EDARAN di tengah lembar naskah
2) Isi Surat Edaran dituangkan/ dirumuskan dalam bentuk uraian.
3) Bagian akhir Surat Edaran, terdiri atas:
a) Nama Jabatan
b) Tanda tangan Pejabat
c) Nama Jelas, gelar dan NIP bagi ASN
d) Stempel Instansi
c. Penandatanganan
1) Surat Edaran ditandatangani oleh Kepala Puskesmas dibuat diatas kertas ukuran
folio dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Puskesmas.
2) Surat Edaran yang ditandatangani oleh Petugas yang diberi wewenang atas nama
Kepala Puskesmas dibuat diatas kertas ukuran folio dengan menggunakan Kop
Naskah Dinas Puskesmas
d. Bentuk/ Model Naskah Dinas Surat Edaran, sebagai berikut :
7. Surat Biasa
a. Pengertian Surat Biasa adalah alat penyampaian berita secara tertulis yang berisi
pemberitahuan, pernyataan, permintaan jawaban atau usul dan saran dan sebagainya.
b. Susunan Surat Biasa terdiri atas:
1) Kepala Surat Biasa terdiri atas:
a) Nama tempat ditetapkan
b) Tanggal, Bulan dan Tahun
c) ”Kepada” Pejabat/alamat yang dituju
d) Nomor surat
e) Sifat surat
f) Lampiran surat
g) Hal surat
2) Isi Surat Biasa
Isi Surat Biasa dirumuskan dalam bentuk uraian.
3) Bagian akhir Surat Biasa terdiri atas:
a) Nama Jabatan
b) Tanda tangan Pejabat
c) Nama Jelas (ditambah Gelar dan NIP)
d) Stempel Jabatan/Instansi
e) Tembusan (jika surat dikirim ke > 1 yang dituju).
c. Penandatanganan
1) Surat Edaran ditandatangani oleh Kepala Puskesmas dibuat diatas kertas ukuran
folio dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Puskesmas.
2) Surat Edaran yang ditandatangani oleh Petugas yang diberi wewenang atas nama
Kepala Puskesmas dibuat diatas kertas ukuran folio dengan menggunakan Kop
Naskah Dinas Puskesmas
d. Bentuk/ Model Naskah Dinas Surat Biasa, sebagai berikut:
8. Surat Perintah
a) Pengertian
Surat Perintah adalah Naskah Dinas yang berisi pemberitahuan dari atasan yang
ditujukan kepada bawahannya untuk melaksanakan tugas khusus.
b) Susunan Surat Perintah terdiri dari:
1) Kepala surat Perintah, terdiri atas:
• Tulisan “Surat Perintah” ditempatkan di bagian tengah lembar isi naskah
• Nomor sesuai penomoran di Puskesmas
2) Isi Surat Perintah terdiri atas:
• Nama Pejabat dan jabatan yang memberi perintah
• Tulisan ”Memerintahkan” ditengah isi naskah
• Nama Pejabat dan Jabatan yang diberi tugas khusus
• Isi Jenis tugas dan waktu melaksanakan tugas
3) Bagian Akhir Surat Perintah terdiri atas:
• Nama tempat
• Tanggal, Bulan dan Tahun
• Nama Jabatan
• Tanda tangan Kepala Puskesmas
• Nama jelas Kepala Puskesmas (dengan Gelar dan NIP bagi ASN)
• Stempel Dinas Puskesmas dan Tembusan jika perlu
c) Penandatanganan
Surat Perintah ditandatangani oleh Kepala Puskesmas dibuat diatas kertas ukuran folio
dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Puskesmas.
d) Bentuk/ Model Naskah Dinas Surat Perintah, sebagai berikut:
9. Surat Perintah Tugas
a) Pengertian
Surat Perintah Tugas (SPT) atau Surat Tugas (ST) adalah Naskah Dinas yang berisi
pemberitahuan penugasan dari pihak atasan kepada bawahan untuk melakukan tugas
atasan tersebut.
b) Susunan Surat Perintah Tugas atau surat tugas bisa mengikuti ketentuan dari Instansi
yang dituju atau instansi yang mengadakan kegiatan.
c) Apabila tidak ada susunan khusus yang diminta oleh instansi terkait maka Surat
Perintah Tugas akan dibuat mengikuti susunan Surat Perintah Tugas sebagai berikut:
1) Kepala Surat Perintah Tugas terdiri atas:
• Tulisan “SURAT PERINTAH TUGAS” atau “SURAT TUGAS” yang
ditempatkan ditengah lembar naskah dinas
• Nomor sesuai ketentuan penomoran di Puskesmas
2) Isi Surat Perintah Tugas memuat:
• Tuliskan “Yang bertandatangan di bawah ini:” ditempatkan di kiri lembar
naskah dinas
• Nama, NIP, Pangkat / Golongan dan Jabatan Kepala Puskesmas
• Tuliskan “Dengan ini menugaskan kepada” ditempatkan di kiri lembar naskah
dinas
• Nama, NIP, Pangkat / Golongan dan Jabatan yang diberi tugas
• Tuliskan dasar/ pertimbangan penugasan, jenis tugas yang harus dilaksanakan
dan waktu pelaksanaan tugas.
3) Bagian Akhir Surat Perintah Tugas terdiri atas:
• Nama tempat dikeluarkan
• Tanggal, bulan dan tahun
• Nama jelas, gelar dan NIP Kepala Puskesmas
• Stempel Dinas Puskesmas
• Tembusan (jika diperlukan)
d) Penandatanganan
Surat Perintah Tugas ditandatangani oleh Kepala Puskesmas, dibuat diatas kertas
ukuran folio dengan menggunakan Kop Naskah Dinas Puskesmas.
e) Bentuk/ Model Naskah Dinas Surat Perintah Tugas, sebagai berikut:
27. Notulen
a) Pengertian
Notulen adalah Naskah Dinas yang memuat catatan jalannya kegiatan sidang, rapat,
mulai dari acara pembukaan, pembahasan masalah sampai dengan pengambilan
keputusan serta penutupan.
b) Susunan Notulen terdiri atas:
1) Kepala Notulen, terdiri atas:
• Tulisan “NOTULEN” Times New Roman bold 14 huruf kapital di tengah
naskah
• Tuliskan nama Rapat/ Acara, Times New Roman bold 14 huruf kapital di
tengah naskah
• Tulisan “UPTD PUSKESMAS PASAR SIMPANG”, Times New Roman bold
14 huruf kapital di tengah naskah
• Hari/ tanggal, waktu, tempat rapat, susunan acara, pimpinan rapat, pembawa
acara, notulis dan peserta rapat.
2) Isi Notulen berdasarkan pembahasan dan sesuai dengan susunan acara
3) Bagian akhir Notulen terdiri atas:
• Notulis, tanda tangan, nama jelas, gelar dan NIP (jika ASN)
• Memgetahui, Jabatan pimpinan rapat, tanda tangan, nama jelas, gelar dan NIP
(jika ASN)
c) Penandatanganan
1) Notulen dibuat diatas kertas ukuran folio, tanpa Kop Puskesmas.
2) Notulen ditandatangani oleh Notulis yang bertugas dan Pimpinan Rapat.
d) Bentuk/ Model Naskah Dinas Notulen, sebagai berikut:
28. Memo
a) Pengertian
Memo adalah Naskah Dinas yang materinya mengandung pemberitahuan atas sesuatu
permasalahan yang dapat digunakan oleh atasan kepada bawahan atau antar Pejabat
setingkat.
b) Susunan Memo terdiri atas:
1) Kepala Memo, terdiri atas:
• Tulisan “MEMO” Times New Roman bold 14 huruf kapital di tengah naskah
• Dari : Nama Pengirim Memo, di sebelah kiri atas Naskah Dinas;
• Kepada : Nama Pejabat, ditempatkan disebelah bawah nama pengirim.
2) Isi Memo memuat pemberitahuan atas sesuatu permasalahan.
3) Bagian akhir memo terdiri atas:
• Nama tempat, Tanggal, Bulan dan Tahun
• Nama pejabat pengirim
• Tanda tangan atau paraf
c) Penandatanganan
1) Memo dibuat diatas kertas ukuran folio, dengan menggunakan Kop Naskah
Puskesmas bagi Memo yang dipergunakan oleh Kepala Puskesmas.
2) Memo diparaf atau ditandatangani oleh pembuat Memo,
3) Memo tidak dibubuhi stempel Jabatan/ Instansi
4) Pembuatan Memo dapat diketik atau cukup ditulis tangan.
d) Bentuk/ Model Naskah Dinas Memo, sebagai berikut: