Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

BERBAGAI PENDEKATAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

Disusun Guna Memenuhi Tugas

Mata Kuliah : Belajar dan Pembelajaran

Dosen Pengampu : Ibu Diyan Marlina S.Pd, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 7:

Nabilah Dhifa Fikria (2202101080)

Arlinda Lestiana (2202101082)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PGRI MADIUN

2023
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................................................4
PENDAHULUAN................................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG..............................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH..........................................................................................................4
C. TUJUAN..................................................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..................................................................................................................................5
A. Pengertian.................................................................................................................................5
B. Beberapa Pendekatan Pembeajaran...........................................................................................5
C. Pemilihan dan Penerapan Pendekatan Pembelajaran..............................................................12
BAB III..................................................................................................................................................14
PENUTUP..........................................................................................................................................14
A. KESIMPULAN......................................................................................................................14
B. SARAN..................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................................15

2
KATA PENGANTAR

Segala Puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kemudahan sehingga dipermudah
dalam menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Tanpa pertolongan Allah
SWT tentu kami tidak akan dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Sholawat serta
salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW
yang kita nantikan syafa’atnya di akhirat kelak.

Kami ucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya baik itu
berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga mampu menyelesaikan tugas pembuatan
makalah sebagai tugas dari mata kuliah Belajar dan Pembelajaran dengan judul “Berbagai
Pendekatan Belajar dan Pembelajaran”. Terimakasih kepada semua pihak khususnya kepada
Ibu Diyan Marlina S.Pd, M.Pd yang telah membimbing dan kami ucapkan kepada teman-
teman yang telah berkonstribusi dengan memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa
disusun dengan baik dan rapi.

Dalam pembuatan makalah ini tentu menyadari bahwa masih jauh dari kata
sempurna dan masih banyak kesalahan serta kekurangan didalamnya. Untuk itu, kami
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya
dapat menjadi lebih baik lagi. Untuk itu, apabila ada banyak kesalahan mohon maaf yang
sebesar-besarnya.

Madiun, 8 Oktober 2023

Penulis

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendekatan pembelajaran mempunyai peranan penting dalam proses belajar mengajar.
Di samping dapat menarik perhatian siswa, pendekatan pembelajaran juga dapat
menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dalam setiap mata pelajaran. Penerapan
pendekatan pembelajaran di sekolah, guru dapat menciptakan suasana belajar yang menarik
perhatian dengan memanfaatkan pendekatan pembelajaran yang kreatif, inovatif dan
variatif sehingga pembelajaran dapat berlangsung dengan mengoptimalkan dan berorientasi
pada prestasi belajar

Pendekatan pembelajaran sangat penting dalam proses belajar mengajar. Pendekatan


merupakan langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu masalah
(Sanjaya, 2008: 127). Jadi, pendekatan adalah sudut pandang terhadap proses pembelajaran
yang masih umum kemudian dikuatkan menggunakan model dan metode pembelajaran
yang sesuai. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan bahwa pendekatan adalah
sebuah langkah awal pembentukan suatu ide dalam memandang suatu permasalahan atau
objek kajian. Pendekatan juga akan menentukan arah dari pelaksanaan ide-ide guna
menggambarkan dan mendeskripsikan perlakuan yang diterapkan terhadap masalah-
masalah atau objek kajian yang akan ditangani. Jadi, dapat dikatakan bahwa pendekatan
pembelajaran adalah suatu titik tolak atau sudut p andang mengenai cara bagaimana
mengelola proses kegiatan belajar dan perilaku dari para siswa agar dapat aktif melakukan
tugas belajar agar dapat mencapai tujuan belajar yang telah ditetapkan.

Pada intinya pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi
pelajaran dari bagian-bagian yang satu dengan bagian lainnya terfokus pada pengalaman-
pengalaman yang dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip atau teori yang baru
tentang suatu bidang ilmu.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimksud dengan pendekatan pembelajaran?
2. Apa saja jenis-jenis pendekatan pembelajaran?
3. Bagaimana pemilihan dan penerapan pendekatan pembelajaran?

C. TUJUAN
1. Menjelaskan pengertian pendekatan pembelajaran
2. Menyebutkan dan menjelaskan berbagai pendekatan pembelajaran
3. Menjelaskan hal yang perlu dipertimbangkan dalam memilih dan menerapkan
pendekatan pembelajaran

4
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian
Belajar erat kaitannya dengan proses pembelajaran. Belajar berbeda-beda
pandangan orang, tergantung pada cara mereka dari sudut mana mereka memandang
dan menerapkannya sehingga dengan demikian dapat dilakukan dalam berbagai variasi
metode dan pendekatan untuk mengaktifkan anak didikdi kelas. Gestaltis sebagaimana
yang dikutip Wibowo B.S mengatakan bahwa: “belajar adalah fenomena kognitif”.
Organisme mulai melihat solusi setelah memikirkan problem. Pembelajar memikirkan
semua unsur yang dibutuhkan untuk memecahkan problem dan menempatkannya
bersama (secara kognitif) dalam satu cara dan kemudian ke cara-cara lainnyasampai
problem terpecahkan. Whittaker sebagaimana yang dikutip oleh Ahmadi dan Supriyono
mengatakan bahwa; “belajar merupakan proses di mana tingkah laku ditimbulkan atau
diubah melalui latihan atau pengalaman”. Menurut pengertian secara psikologi bahwa
belajar merupakan suatu proses suatu perubahan yaitu perubahan di dalam tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.
Pembelajaran menurut Syaiful Sagala adalah merupakan pembelajaran siswa
menggunakan asas pendidikan maupun teori belajar yang merupakan penentu utama
keberhasilan pendidikan. Definisi tersebut di atas, intinya adalah belajar untuk
menimbah ilmu dan mengubah tingkah laku. Tingkah laku anak didik dapat berubah
jika guru dapat menggunakan komponen-komponen pendekatan scara bijaksana, yakni
guru memiliki perasaan yang menggugah hati anak didik sehingga dalam proses
pembelajaran menyenangkan.

Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang atau cara pandang yang


digunakan oleh guru atau sumber belajar dalam menyelenggarakan proses
pembelajaran. Pendekatan pembelajaran berhubungan dengan tujuan, materi, metode,
strategi, model, dan evaluasi pembelajaran. Pendekatan pembelajaran dapat
mempengaruhi kualitas dan hasil pembelajaran yang dicapai oleh peserta didik.

B. Beberapa Pendekatan Pembeajaran


1. Pendekatan Deduktif
Pendekatan deduktif merupakan proses penalaran yang bermula dari keadaan umum
ke keadaan khusus sebagai pendekatan pengajaran yang bermula dengan
menyajikan aturan, prinsip umum dan diikuti dengan contoh contoh khusus atau
penerapan aturan, prinsip umum ke dalam keadaan khusus. Pendekatan deduktif
(deductive approach) adalah pendekatan yang menggunakan logika untuk menarik
satu atau lebih kesimpulan (conclusion) berdasarkan seperangkat premis yang
diberikan. Dalam sistem deduktif yang kompleks, peneliti dapat menarik lebih dari
satu kesimpulan. Langkah –langkah yang digunakan dalam pendekatan deduktif
dalam pembelajaran adalah:
5
a. Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pendekatan
deduktif
b. Menyajikan aturan, yang bersifat umum lengkap dengan definisi dan
buktinya.
c. Disajikan contoh-contoh khusus agar siswa dapat menyusun hubungan
antara keadaan khusus itu dengan aturan prinsip umum.
d. Disajikan bukti-bukti untuk menunjang atau menolak kesimpulan bahwa
keadaan khusus itu merupakan gambaran dari keadaan umum.

Sedangkan berpikir deduktif disebut juga berpikir dengan menggunakan


silobisme terdiri dari preposisi statemen yang terdiri dari’remise’ yaitu dasar
penarikan kesimpulan sebagai pernyataan akhir yang mengandung suatu
kebenaran. Berpikir deduktif prosesnya berlangsung dari yang umum menuju ke
yang khusus. Dalam berpikir deduktif ini orang bertolak dari suatu teori, prinsip,
ataupun kesimpulan yang dianggapnya benar dan sudah bersifat umum. Dari
situ diterapkan kepada fenomena-fenomena yang khusus, dan mengambil
kesimpulan khusus yang berlaku bagi fenomena tersebut.

2. Pendekatan Induktif
Pendekatan Induktif pada awalnya dikemukakan oleh filosof inggris prancis
Bacon (1561) yang menghendaki agar penarikan kesimpulan didasarkan atas
faktafakta yang kongkrit sebanyak mungkin, system ini dipandang sebagai system
berpikir yang paling baik pada abad pertengahan yaitu cara induktif disebut juga
sebagai dogmatif artinya bersifat mempercayai begitu saja tanpa diteliti secara
rasional. Berpikir induktif ialah suatu proses dalam berpikir yang berlangsung dari
khusus menuju ke yang umum. Tepat atau tidaknya kesimpulan atau cara berpikir
yang diambil secara induktif ini menurutPurwanto bergantung representative atau
tidaknya sampel yang diambil mewakili fenomena keseluruhan. Langkah-langkah
yang dapat digunakan dalam pendekatan induktif adalah:
a. Memilih konsep, prinsip, aturan yang akan disajikan dengan pemdekatan
induktif.
b. Menyajikan contoh-contoh khusus konsep, prinsip atau aturan itu yang
memungkinkan siswa memperkirakan (hipotesis) sifat umum yang
terkandung dalam contoh-contoh itu.
c. Disajikan bukti-bukti yang berupa contoh tambahan untuk menunjang atau
menyangkal perkiraan itu.
d. Disusun pernyataan mengenai sifat umum yang telah terbukti berdasarkan
langkah-langkah yang terdahulu.

3. Pendekatan Pembelajaran Yang Berorientasi Atau Berpusat Pada Siswa (Student


Centered Approach)
Pendekatan ini menekankan pada peran aktif, kreatif, dan mandiri peserta didik
dalam membangun pengetahuan dan keterampilan mereka sendiri. Guru atau

6
sumber belajar berperan sebagai fasilitator, motivator, dan mediator yang
membantu peserta didik dalam proses belajar. Contoh pendekatan ini adalah
pendekatan konstruktivis, pendekatan humanis, pendekatan kontekstual, pendekatan
inkuiri, pendekatan problem-based learning, dan lain-lain.
A. Pendekatan Konstruktivisme
Pendekatan konstruktivisme merupakan pendekatan dalam
pembelajaran yang lebih menekankan pada tingkat kreatifitas siswa dalam
menyalurkan ide-ide baru yang dapat diperlukan bagi pengembangan diri
siswa yang didasarkan pada pengetahuan. Pada dasarnya pendekatan
konstruktivisme sangat penting dalam peningkatan dan pengembangan
pengetahuan yang dimiliki oleh siswa berupa keterampilan dasar yang dapat
diperlukan dalam pengembangan diri siswa baik dalam lingkungan sekolah
maupun dalam lingkungan masyarakat. Dalam pendekatan konstruktivisme
ini peran guru hanya sebagai pembimbing dan pengajar dalam kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu , guru lebih mengutamakan keaktifan siswa
dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk menyalurkan ide-ide baru
yang sesuai dengan materi yang disajikan untuk meningkatkan kemampuan
siswa secara pribadi. Jadi pendekatan konstruktivisme merupakan
pembelajaran yang lebih mengutamakan pengalaman langsung dan
keterlibatan siswa dalam kegiatan pembelajaran.
B. Pendekatan Humanis
Menurut Stervick dalam Sumardi (1992:20) menjelaskan bahwa
pendekatan humanistik adalah pendekatan yang mengutamakan peranan
siswa dan berorientasi pada kebutuhan siswa. Dan untuk karakter kelas
humanistik Haglund dalam Ida Dwijayanti (2009) menjelaskan bahwa salah
satu karakteristik kelas humanistik yaitu menempatkan siswa pada posisi
penyelidik).
C. Pendekatan Kontekstual atau Contextual Teaching and Learning (CTL)
Merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong
siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat (US Departement of Education, 2001). Dalam konteks ini siswa
perlu mengerti apa makna belajar, manfaatnya, dalam status apa mereka dan
bagaimana mencapainya. Dengan ini siswa akan menyadari bahwa apa yang
mereka pelajari berguna sebagai hidupnya nanti. Sehingga, akan membuat
mereka memposisikan sebagai diri sendiri yang memerlukan suatu bekal
yang bermanfaat untuk hidupnya nanti dan siswa akan berusaha untuk
menggapinya.
Pendekatan konstektual merupakan pendekatan yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa
dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat.pendekatan kontekstual sendiri dilakukan dengan

7
melibatkan komponen komponen pembelajaran yang efektif yaitu
konstruktivisme, bertanya, menemukan, masyarakat belajar, pemodelan,
refleksi, penilaian sebenarnya.
D. Pendekatan Inkuiri
Pendekatan inkuiri merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengarahkan peserta didik untuk menemukan pengetahuan, ide, dan
informasi melalui usaha sendiri. Pendekatan inkuiri mempunyai tahapan
kerja, sebagaimana para ahli menggunakan pendekatan ini dalam melakukan
eksperimen. Menurut Seifer, (1991) inkuiri merupakan suatu pendekatan
pembelajaran yang menggunakan tahapan secara berurut (order). Tahapan
inkuiri juga dikenal dengan langkah-langkah metode ilmiah, yaitu: (1)
mlaukan observasi (observation), (2) mengajukan pertanyaan (questioning),
(3) mengajukan jawaban sementara (hypothesis), (4) mengumpulkan data
(data gathering), (5) menarik kesimpulan (conclusion).
E. Pendekatan Problem Based-Learning
Dirjen Dikti (dalam hand out Cholisin :2006) memberikan pengertian
bahwa Problem Based Learning merupakan suatu pendekatan pembelajaran
yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa
untuk belajar melalui berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah
dalam rangka memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari
materi pelajaran. Maka disimpulkan bahwa Problem Based Learning adalah
proses pembelajaran pemecahan masalah dengan kemampuan yang dimiliki
oleh peserta didik, sehingga dapat melatih kemampuan berpikir tingkat
tinggi. Selain itu peserta didik juga mendapatkan pengalaman langsung dari
proses pembelajaran yang ada.
F. Pendekatan Proses
Pendekatan proses adalah suatu pendekatan pembelajaran memberi
kesempatan kepada siswa untuk ikut menghayati proses penemuan atau
penyusunan suatu konsep sebagai suatu keterampilan proses. Pembelajaran
dengan menekankan kepada belajar proses dilatarbelakangi oleh
konsepkonsep belajar menurut teori ‘NaturalismeRomantis’ dan teori
‘Kognitif Gestalt’. Dalam pendekatan proses ini, siswa tidak hanya belajar
dari guru, tetapi juga dari sesama temannya, dan dari manusiamanusia
sumber di luar sekolah. Pendekatan proses ini menggambarkan bahwa,
kegiatan belajar yang berlangsung disekolah bersifat formal, prosesnya
disengaja dan direncanakan dalam bimbingan guru dan pendidik lainnya
agar siswa mencapai tujuan dan menguasai bahan belajar yang diberikan
guru sesuai kurikulum untuk dipelajari.
Pendekatan proses adalah pendekatan yang berorientasi pada proses
bukan hasil. Pada pendekatan ini peserta didik diharapkan benar-benar
menguasai proses. Pendekatan ini penting untuk melatih daya pikir atau
mengembangkan kemampuan berpikir dan melatih psikomotor peserta didik.
Dalam pendekatan proses peserta didik juga harus dapat mengilustrasikan
atau memodelkan dan bahkan melakukan percobaan. Evaluasi pembelajaran

8
yang dinilai adalah proses yang mencakup kebenaran cara kerja, ketelitian,
keakuratan, keuletan dalam bekerrja dan sebagainya.
G. Pendekatan Diskoveri
Pendekatan diskoveri merupakan suatu pendekatan pembelajaran atau
pendidikan yang menuntut peserta didik menemukan ide-ide dan informasi
melalui usaha belajar sendiri dari materi yang telah diberikan kepada
mereka.
H.

4. Pendekatan Pembelajaran Yang Berorientasi Atau Berpusat Pada Guru (Teacher-


Centered Approach).
Pendekatan ini menekankan pada peran dominan guru atau sumber belajar
dalam menyampaikan informasi, pengetahuan, dan keterampilan kepada peserta
didik. Peserta didik berperan sebagai penerima yang pasif dan mengikuti arahan
guru atau sumber belajar. Contoh pendekatan ini adalah pendekatan behavioris,
pendekatan ekspositori, pendekatan langsung, pendekatan individual dan lain-lain.
A. Pendekatan Konsep
Pendekatan konsep adalah suatu pendekatan pengajaran secara
langsung menyajikan konsep tanpa memberi kesempatan kepada siswa
untuk menghayati bagaimana konsep itu diperoleh. Konsep merupakan
buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan
dalam definisi sehingga melahirkan pruduk pengetahuan memiliki
prinsip, hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa,
pengalaman, melalui generalisasi dan abstrak, kegunaan konsep untuk
menjelaskan dan meramalkan. Konsep menunjukan suatu hubungan
antar konsep-konsep yang lebih sederhana sebagai dasar perkiraan atau
jawaban manusia terhadap pertanyaan-pertanyaan yang bersifat asasi
tentang mengapa suatu gejala itu bisa terjadi. Konsep merupakan pikiran
seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi
sehingga menjadi produk pengetahuan yang meliputi prinsip-prinsip,
hukum, dan teori. Konsep diperoleh dari fakta, peristiwa, pengalaman
melalui generasi, dan berfikir abstrak. Konsep dapat mengalami
perubahan disesuaikan dengan fakta atau pengetahuan baru, sedangkan
kegunaan konsep adalah menjelaskan dan meramalkan.
B. Pendekatan Behavioris
Menurut Ahmadi (1998) pendekatan behavioristik
dalam pembelajaran yang menekankan pada unsur perilaku jasmani yang
mana kesadaran dimunculkan untuk memperbaiki tingkah laku
seseorang agar mudah diamati. Pendekatan behavioristik adalah salah
satu pendekatan untuk memahami perilaku individu untuk perubahan
tingkah laku melalui proses belajar.
C. Pendekatan Ekspositori

9
Pendekatan ekspositori merupakan pendekatan pembelajaran
dengan siswa belajar menerima bahan yang telah disusun dan disajikan
oleh guru melalui ceramah. Menurut Surtikanti, dkk (2008, hlm 49)
pendekatan ekspositori adalah kegiatan mengajar yang berpusat pada
guru dimana guru memberikan informasi, menerangkan suatu konsep,
mendemonstrasikan keterampilannya mengenai pola, aturan, dalil,
memberikan siswa kesempatan bertanya, guru memberikan contoh soal
dan siswa diminta mengerjakan soal secara individu atau kelompok.
Sedangkan menurut Dimyati dan Mudjiono (2006, hlm 172) pendekatan
ekspositori merupakan pembelajaran yang menakankan pada proses
penyampaian materi secara langsung dari seorang guru kepada siswanya
dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pembelajaran secara
optimal. Untuk itu, karakteristik khusus pada pendekatan ekspositori,
yakni guru lebih mendominasi kegiatan dengan mengontrol alur
pelajaran melalui penyampaian informasi dan demonstrasi untuk
menylesaikan suatu soal.
D. Pendekatan Individual
Pendekatan individual adalah pendekatan yang memperhatikan
faktor individu secara utuh yang meliputi watak, intelegensi, psikologi,
kemampuan psikomotorik dari seorang individu dan lebih menekankan
pada perbedaan setiap individu.Perbedaan individual anak didik
memberikan wawasan kepada guru untuk mengubah penggunaan
strategi atau metode pembelajaran terhadap aspek individual ini. Dengan
kata lain, guru harus melakukan pendekatan individual dalam strategi
pembelajaran.
Pada kasus-kasus tertentu yang timbul dalam kegiatan pembelajaran
dapat diatasi dengan melalui pendekatan individual. Misalnya, untuk
menghentikan anak didik suka banyak bicara dengan cara memisahkan
salah satu dari anak didik tersebut pada tempat yang terpisah dengan
jarak yang cukup ber-jauhan. Anak didik yang suka banyak bicara
ditempatkan pada kelompok anak didik pendiam. Pengelolaan kelas
sangat memerlukan pendekatan individual. Pemilihan metode perlu tepat
sehingga guru dalam melaksanakan tugas selalu melakukan pendekatan
individual terhadap anak didik. Kesulitan belajar bagi anak didik mudah
diatasi dengan menggunakan pendekatan individual, meskipun pada
suatu saat pendekatan kelompok diperlukan. Dengan demikian,
pendekatan individual memilki arti penting dalam kegiatan proses
belajar mengajar.
E. Pendekatan Kelompok
Pendekatan kelompok (group approach) adalah usaha guru
mengelompokkan anak didik ke dalam beberapa kelompok dengan
berbagai pertimbangan individual sehingga terciptanya suasana kelas
yang bergairah. Dalam pendekatan ini, peran guru adalah mendorong
perkembangan dan kerja sama kelompok. Pengelolaan kelas dengan

10
proses kelompok memerlukan kemampuan guru untuk menciptakan
kondisi-kondisi yang memungkinkan kelompok menjadi kelompok yang
produktif, selain itu guru harus menjaga kondisi itu agar tetap baik.
Pendekatan kelompok memang suatu waktu diperlukan dan perlu
digunakan untuk membina dan mengembangkan sikap sosial anak didik.
Hal ini dapat disadari bahwa anak didik ialah jenis makhluk homo
socius, yakni makhluk yang cenderung untuk hidup bersama. Melalui
pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuhkan dan
dikembangkan rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik.
Mereka dibina untuk mengendalikan rasa egois yang ada dalam diri
mereka masing-masing sehingga dapat terbina sikap kesetiakawanan
sosial di kelas. Mereka menyadari bahwa hidup ini saling
ketergantungan, seperti ekosistem dalam mata rantai kehidupan semua
makhlak hidup di dunia. Tidak ada makhluk hidup yang terus menerus
berdiri sendiri tanpa keterlibatan makhluk lain, langsung atau tidak
langsung, disadari atau tidak, makhluk lain itu ikut mengambil bagian
dalam kehidupan makhluk tertentu. Anak didik dibiasakan hidup
bersama, bekerja sama dalam kelompok supaya menyadari bahwa ada
kekurangan dan kelebihan pada diri mereka. Anak didik yang memiliki
kelebihan dengan ikhlas mau membantu teman yang masih memiliki
kekurangan, sedangkan anak didik yang memiliki kekurangan dapat
menyadari diri dengan ikhlas mau belajar dari teman anak didik yang
memiliki kelebihan tanpa merasa minder. Dengan demikian, persaingan
positif terjadi di kelas dalam rangka mencapai prestasi belajar yang
optimal. Hal inilah diharapkan supaya anak didik daspat aktif, kreatif,
dan mandiri. Jika guru mau menggunakan pendekatan kelompok, maka
ia harus mempertimbangkan bahwa hal itu tidak bertentangan dengan
tujuan, fasilitas belajar pendukung, metode yang akan digunakan sudah
dikuasai, dan bahan yang akan diberikan kepada anak didik memang
sudah cocok dan sudah sesuai dengan pendekatan kelompok. Oleh
karena itu, pendekatan kelompok tidak bisa dilakukan dengan
sembarangan, tetapi harus dipertimbangkan hal-hal lain yang ikut
mempengaruhinya.
Dalam pengelolaan kelas, terutama yang berkaitan dengan
penempatan anak didik, pendekatan kelompok sangat diperlukan.
Perbedaan individual anak didik pada aspek biologis, intelektual, dan
psikologis dapat dijadikan sebagai pijakan dalam pendekatan kelompok.
Beberapa pengarang mengatakan bahwa keakraban atau kesatuan
kelompok ditentukan oleh tarikan-tarikan interpersonal, atau menyukai
satu sama lain. Yang memiliki kecenderungan menamakan keakraban
sebagai tarikan kelompok ialah satu-satunya faktor yang menyebabkan
kelompok bersatu. Dengan demikian, guru dapat memanfaatkan
pendekatan kelompok untuk kepentingan pengelolaan pembelajaran dan
pengelolaan kelas.

11
F. Pendekatan Langsung
Pendekatan pembelajaran langsung dirancang untuk mengenalkan
siswa terhadap mata pelajaran guna membangun minat, menimbulkan
rasa ingin tahu, dan merangsang mereka berpikir. Siswa tidak bisa
berbuat apa-apa jika pikiran mereka tidak dikembangkan oleh guru.
Agar tidak terjadi kesalahan dalam belajar guru harus mempersiapkan
siswa baik secara mental maupun fisik. Menurut Silbernam (Ahmadi &
Amri, 2010, hlm. 39) “pendekatan pembelajaran langsung melalui
berbagai pengetahuan secara aktif merupakan cara untuk mengenalkan
siswa kepada materi pelajaran yang akan diajarkan”. Guru juga dapat
menggunakan pembelajaran langsung untuk menilai tingkat pengetahuan
siswa sambil melakukan kegiatan pembentukan tim. Cara ini cocok pada
segala ukuran kelas mulai dari kelas rendah hingga kelas tinggi, dan
dengan materi pelajaran apapun yang ada di sekolah dasar. Menurut
pendapat Arends (Ahmadi & Amri, 2011, hal. 42) pembelajaran tak
langsung memiliki beberapa manfaat dalam pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran langsung dalam pelaksanaan lebih
berpusat pada guru. Sistem pengelolaan yang dilakukan oleh guru harus
menjamin keterlibatan siswa, terutama melalui memperhatikan,
mendengarkan, dan tanya jawab terencana.

C. Pemilihan dan Penerapan Pendekatan Pembelajaran


Dalam memilih dan menerapkan pendekatan pembelajaran, guru atau sumber
belajar perlu mempertimbangkan beberapa faktor, antara lain:

1. Tujuan pembelajaran.

Tujuan pembelajaran harus sesuai dengan standar kompetensi dan


kompetensi dasar yang ditetapkan dalam kurikulum. Tujuan pembelajaran
juga harus mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik peserta didik.
Tujuan pembelajaran harus jelas, spesifik, terukur, dan dapat dicapai.

2. Materi pembelajaran.
Materi pembelajaran harus relevan dengan tujuan pembelajaran dan
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik. Materi pembelajaran
juga harus menarik, bermakna, aktual, dan dapat diaplikasikan dalam
kehidupan nyata.
3. Kondisi peserta didik.
Kondisi peserta didik meliputi karakteristik fisik, psikologis, sosial,
budaya, minat, bakat, gaya belajar, motivasi, kemampuan awal, dan
kebutuhan belajar mereka. Guru atau sumber belajar harus mengenal kondisi
peserta didik secara baik dan mendalam agar dapat menyesuaikan
pendekatan peMbelajaran yang sesuai dengan keunikan mereka.
4. Sumber belajar.
Sumber belajar adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
mendukung proses pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa manusia
(guru, teman sebaya, orang tua), media (buku teks, modul, audio visual),
12
lingkungan (alam sekitar, masyarakat), dan teknologi (internet, komputer).
Guru atau sumber belajar harus memilih dan memanfaatkan sumber belajar
yang tepat dan bervariasi untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pembelajaran.
5. Evaluasi pembelajaran.
Evaluasi pembelajaran adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi tentang proses dan hasil pembelajaran untuk menilai pencapaian
tujuan pembelajaran. Evaluasi pembelajaran harus dilakukan secara
berkesinambungan sejak awal hingga akhir pembelajaran. Evaluasi
pembelajaran harus menggunakan instrumen yang valid, reliabel, dan
objektif. Evaluasi pembelajaran harus memberikan umpan balik yang
konstruktif dan bermanfaat bagi guru, peserta didik, dan orang tua.
Penerapan pendekatan pembelajaran harus dilakukan dengan mengikuti langkah-
langkah atau sintaks yang telah ditetapkan dalam model pembelajaran yang dipilih.

13
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pendekatan dalam proses belajar mengajar berveriasi dan menyesuaiakan kondisi
lingkungan dan kondisi anak didik, bahkan karakter dan watak anak didik tidak boleh
diabaikan agar dapat tercapai pembelajaran sesuai dengan tujuan yang telah dirumuskan.
Pendekatan berbeda dengan metode dalam proses pembelajaran. Pendekatan (approach)
lebih menekankan pada strategi dalam perencanaan, sedangkan metode (method) lebih
menekankan pada teknik pelaksanaannya. Pendekatan pembelajaran adalah sudut pandang
atau cara pandang yang digunakan oleh guru atau sumber belajar dalam menyelenggarakan
proses pembelajaran.

Pemilihan dan penerapan pendekatan pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa


faktor, antara lain tujuan, materi, kondisi peserta didik, sumber belajar, dan evaluasi
pembelajaran. Penerapan pendekatan pembelajaran harus dilakukan dengan mengikuti
langkah-langkah atau sintaks yang telah ditetapkan dalam model pembelajaran yang sesuai.
Pada intinya pendekatan pembelajaran dilakukan oleh guru untuk menjelaskan materi
pelajaran dari bagian-bagian yang satu dengan bagian lainnya terfokus pada pengalaman-
pengalaman yang dimiliki siswa untuk mempelajari konsep, prinsip atau teori yang baru
tentang suatu bidang ilmu.

B. SARAN
Dengan memahami isi dari makalah ini, diharapkan pembaca bisa menerapkan nilai
baik yang ada dalam makalah ini. Dalam sistem penulisan, kami sebagai penulis belum
dapat mengakui bahwa makalah ini sudah sempurna. Oleh karena itu, penulis
membutuhkan saran dan kritik untuk memperbaiki makalah ini.

14
DAFTAR PUSTAKA

Amir, M. (2021). PENDEKATAN BELAJAR DAN PEMBELAJARAN. Jurnal Pendidikan


dan Studi Islam, 1-200.

LK, A. L. (2020, April 1). Apa yang Dimaksud dengan Pendekatan Behavioristik? hal. 1.

Lufri, A. R. (2020). METODOLOGI PEMBELAJARAN: STRATEGI, PENDEKATAN,


MODEL, METODE PEMBELAJARAN. Bukukita.com Gramedia.

15

Anda mungkin juga menyukai