Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH DOSA-DOSA BESAR

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Agama

OLEH:

NAMA: AULIA
NPM: 231055201013
JURUSAN: TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS IBNU SINA
NOVEMBER 2023
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa,yang


sentiasa melimpahkan berkah, rahmat, taufiq, serta hidayah-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan makalah Dosa-dosa Besar. Makalah ini diajukan
sebagai tugas untuk mat kuliah Pendidikan Agama.
Dalam penulisan makalah ini penulis merasa banyak kekurangan-
kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi,mengingat
keamampuan yang dimiliki penulis.Untuk itu kritik dan saran pihak sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan makalah ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih yang tak terhingga kepada pihak-pihak yang membantu dalam
menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah memberikan imbalan yang
setimpal pada mereka yang memberikan bantuan dan dapat menjadikan
semua bantuan ini sebagai ibadah,Amin Yaa Robbal’Alamin.

Terima kasih.

Batam, 26 November2023

AULIA

i
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN
KATA PENGANTAR ............................................................... i
DAFTAR ISI ............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
1.4 Manfaat Penulisan....................................................................... 3
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Dosa Besar ................................................................ 4
2.2 Macam-macam Dosa Besar ........................................................ 5
2.3 Akibat Pelaku Dosa Besar Didunia dan Akhirat ........................ 16
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ............................................................................... 17
3.2 Saran ........................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA ............................................................... 18

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia adalah adalah satu-satunya makhluk yang paling sempurna
di muka bumi ini. Tidak ada satupun makhluk di dunia ini yang sempurna
melebihi manusia. Sebagaiman Alloh sendiri telah menyatakan dalam al-
Qur’an surat At-Tin ayat 4, yang artinya:
“ kami (Alloh) benar-benar telah menciptakan manusia dalam sebaik-
baik bentuk”. Sebagaimana telah kita ketahui bahwa Alloh mengangkat
manusia sebagai kholifah di muka bumi ini mengalahkan makhluk-
makhluk lain yang telah diciptakan ribuan tahun lebih dahulu”.
Hal seperti ini seharusnya patut di syukuri oleh manusia dengan selalau
melakukan segala sesuatu yang diperintahkan Alloh kepadanya dan
menjauhi segala sesuatu yang dilarangnya.
Sama halnya kebaikan itu memiliki tingkatan yang berbeda-beda.
Demikian juga halnya dengan kejahatan dan dosa. Kebaikan apa saja
yang mempunyai manfaat besar, maka pahalanya di sisi Allah akan besar
juga. Sedangkan kebaikan yang manfaatnya lebih rendah, maka
pahalanya pun seimbang dengan kebaikan tersebut. Sebaliknya, setiap
kejahatan yang mudharatnya lebih besar, maka ia disebut sebagai dosa-
dosa besar yang membinasakan dan siksanya pun sangat berat. Adapun
kejahatan yang mudharatnya lebih rendah dari itu, maka ia tergolong
kepada dosa-dosa kecil yang dapat terhapus dengan jalan menjauhi dosa-
dosa besar.
Allah SWT berfirman didalam Al-Qur’an Surat An-Nisaa’ 31,
Apabila kamu menjauhi dosa-dosa besar yang telah dilarang bagimu
untuk mengerjakannya, maka Kami hapuskan dosa-dosamu yang kecil
dan Kami masukkan kamu kedalam tempat yang mulia (Surga).

3
4

Dari ayat di atas, jelas terdapat dua macam dosa, yakni dosa besar
dan dosa kecil. Jelas pula bahwa Allah SWT berjanji bahwa jika seorang
hamba menjauhkan diri dari dosa-dosa besar, maka Allah SWT
memaafkan kesalahan/dosa kecil yang pernah dilakukannya. Haruslah
kita ingat bahwa terdapat prasyarat untuk terpenuhinya (janji Allah SWT
itu) yakni, semua yang fardlu (wajib) seperti halnya shalat, zakat, dan
puasa, harus tetap dikerjakan dengan tertib dan teratur, sambil terus
berusaha menjauhi dosa-dosa besar, sebab meninggalkan yang fardlu
itupun tergolong melakukan dosa besar. Jadi, jika seorang hamba
melaksanakan semua yang diwajibkan (fardlu) dan meninggalkan
perbuatan dosa besar maka Allah SWT akan memaafkan dosa-dosa
kecilnya.
Dosa adalah segala perbuatan yang bertentangan dengan kehendak
dan perintah Allah SWT. Sampai disini belum dibedakan besar kecilnya
dosa. Abdullah bin Abbas berkata, “ Setiap perbuatan menentang ajaran
Islam adalah dosa besar.”
Oleh karena itu, jika dosa-dosa kecil dilakukan berulang-ulang,
secara sembrono (serampangan), dan dikerjakan dengan terang-terangan,
maka akan terangkum menjadi suatu dosa besar. Seorang ulama
menerangkan pengaruh-pengaruh dosa kecil dan dosa besar dengan
contoh berikut ini. Ia mengibaratkan dengan perbandingan sengatan
kalajengking kecil dengan kalajengking besar. Juga ibarat rasa panas
terbakar api kecil dibanding dengan terbakar api yang besar. Semuanya
terasa sangat sakit, namun akibat yang ditimbulkan oleh yang besar
menyisakan luka yang lebih parah. Begitu juga, kedua jenis dosa itu sama
berbahayanya, akan tetapi kerusakan yang diderita akibat dosa besar
lebih parah daripada dosa kecil.
Oleh karena itulah penulis memilih makalah ini karena topiknya
yang amat menarik untuk dibahas karena berkaitan erat dengan amal
perbuatan manusia. Sehingga untuk selanjutnya penulis mengharap
5

kepada pembaca agar dapat meniti jalan yang di ridloi Alloh dan tidak
justru mengikuti jalan yang dilaknat olehnya.
Makalah ini secara detail akan membahas tentang macam-macam
dosa besar dan berbagai macam perbuatan yang berakibat dosa bagi para
pelakunya. Namun terkonsentrasi pada dosa-dosa besar saja karena dosa
besar ketika dilakukan oleh seorang muslim maka tentu saja dalam
bertaubat atau memohon ampunanNya pun juga berat sehingga dengan
sekuat kemampuan harus kita curahkan untuk menghindarinya.
Walaupun kita tidak boleh melupakan bahwa dosa-dosa kecilpun ketika
ditumpuk-tumpuk dengan tanpa bertaubat juga akan semakin besar.

1.1 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian dosa besar ?
2. Sebutkan macam-macam dosa besar ?
3. Sebutkan akibat pelaku dosa besar di dunia dan akhirat ?

1.2 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengatahui pengertian dosa besar.
2. Dapat mengetahui macam-macam dosa besar.
3. Mengatahui akibat dari melakukan dosa besar.

1.3 Manfaat Penulisan


Adapun manfaat yang diperoleh dari laporan ini adalah:
1. Manfaat Bagi Penulis
Menambah wawasan penulis mengenai Dosa-dosa besar baik contoh
perilakunya hingga akibatnya.
2. Manfaat Bagi Pembaca
Memberikan wawasan pengetahuan dan edukasi bagi pembaca
terakait Dosa-dosa besar.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Dosa Besar


Pengertian dosa sebagaimana dalam Musnad Imam Ahad adalah:
‫ت أَن طﱠ َل عَ النﺎﱠ َعلَ ي‬
‫َ َه‬ َ ‫صدَر وََكَر‬
َ ‫ك ﻓﻰ‬
ََ َ ‫ا َﻹث َم‬
‫س‬
َ ‫ي‬ ‫َه‬ ‫ك‬َ ‫ﻣﺎ ﺎ‬
‫ح‬
Artinya :yang dinamakan dosa adalah sesuatu yang terasa
menggelisahkan jiwamu dan kamu merasa enggan sesuatu itu dilihat
orang lain.
Sebagian Ulama' mengatakan : apabila anda ingin mengetahui
perbedaan antara dosa-dosa besar dan dosa-dosa kecil maka di
bandingkan kerusakan yang diakibatkan dari dosa-dosa tersebut dengan
dosa besar yang telah ada nashnya. Apabila pada kenyataannya
kerusakan yang timbulkan itu hanya sedikit, maka yang demikian
adalah dosa kecil. Tetapi apabila kerusakan yang diakibatkan itu
sebanding atau lebih besar. Maka yamg demikian itu adalah dosa besar.
Sebagian Ulama' lainnya mengatakan : tidak ada dosa besar dengan
membaca istghfar (minta ampun) dan tidak ada dosa kecil yang
dilakukan dengan kontinyu. Atau dengan kata lain yang lebih gamblang
dosa besar bisa diampuni dengan melakukan istighfar, dan dan dosa
kecil bias menjadi dosa besar apabila dilakukan secara kontinyu.
Mengenai jumlah dosa-dosa besar ini, berdasarkan hadits terdapat
tujuh macam dosa besar. Dan dari hadits yang lain pula tiga diantaranya
adalah yang terbesar. Tetapi masih banyak hadits shohih yang
membicarakan dosa-dosa besar ini lebih dari tujuh macam. Dalam hal
ini. Rosululloh sendiri dalam setiap kesempatan hanya menyebut
macam dosa yang dianggap relevan pada waktu itu. Dan beliau memang
belum pernah merinci berbagai macam dosa dengan suatu pengertian
yang membatasi.
Dosa besar dibagi menjadi dua, yaitu dosa besar yang zahir atau
nyata dan dosa besar yang batin atau tidak tampak. Dosa besar yang

6
7

nyata adalah dosa besar yang dilakukan oleh anggota tubuh seperti
berzina, mencuri dan meminum minuman keras. Sedangkan yang batin
adalah seperti memakan riba, bersikap angkuh, dan sombong.
Tidak diragukan lagi bahwa dosa besar yang dilakukan oleh hati
jauh lebih berbahaya dibanding dosa besar yang diperbuat oleh anggota
tubuh. Para pelakunya sangat hina dan nista, mengobatinya juga jauh
lebih sulit.
Sebagian ulama lain berpendapat bahwa dosa besar yang
ditimbulkan hati jauh lebih berbahaya dari pada dosa besar akibat
perbuatan tubuh, karena semua menjadikan pelakunya fasik dan
berbuat zalim. Dosa akibat hati mele-bihi segalanya karena dapat
menghapus dan menggerogoti kebaikan-kebaikan manusia, sehingga
seorang hamba menanggung siksaan yang amat pedih, setelah para
ulama memaparkan macam-macam dosa besar, terkumpul lebih dari
enam puluh macam, mereka berpendapat bahwa dampak dari dosa-
dosa besar ini lebih besar dari dosa seperti berzina, mencuri,
membunuh, minum-minuman keras, karena kerusakan yang
ditimbulkannya sangat besar, dampak-nya sangat buruk dan
membekas, dan tetap tertanam dalam hati seiring dengan kepribadian
seseorang, berbeda dengan dosa akibat perbuatan anggota tubuh yang
dapat hilang dengan begitu cepat halnya dengan meninggalkannya
lalu segera bertaubat mohon ampunan dan banyak berbuat kebajikan
atau mencari pahala yang dapat menghapusnya.

2.2 Macam-macam Dosa Besar


Terdapat satu hadits yang diriwayatkan oleh Abdulloh bin Abbas,
ia menceritakan bahwa Rosululloh ditanya seseorang mengenai dosa-
dosa besar : Apakah jumlahnya hanya tujuh macam ? Rosululloh
menjawab : dosa-dosa besar itu berjumlah tujuh puluh macam (dalam
riwayat lain disebutkan sampai tujuh ratus macam perbuatan yang
dianggap dosa besar).
8

Namun dalam kesempatan ini, penulis hanya menjelaskan


sebagian dari dosa-dosa besar itu, diantaranya adalah :
1) Syirik (menyekutukan Alloh)
2) Durhaka kepada kedua orang tua
3) Berkata bohong
4) Sihir,
5) Membunuh jiwa yang diharamkam Alloh (membunuhnya)
kecuali dengan cara yang benar,
6) Makan riba',
7) Memakan harta anak yatim,
8) Lari dari medan pertempuran,
9) Menuduh zina pada perempuan mukmin yang baik-baik yang
terhindar dari zina
Hadits riwayat Bukhari no.5802
‫ت رَ َسوَل‬
َ ‫سﱠ َب عَ ا َل‬ ‫َلﱠم قَﺎل ا‬
‫َو س‬ َ َဃ‫ي َصلﱠﻰ ﱠ‬
‫عل‬ َ‫َ َن‬ ‫َ َن أَب َي هَ َر ي‬
‫َ ع‬ ‫ع‬
‫َﻣوبقﺎ قَﺎلَو‬ ‫َجت َنَبَوا ال‬ َ َ ‫ب‬ ‫ﱠ‬ ‫ن‬‫ل‬‫ا‬ َ ‫ة‬‫ر‬َ
‫ا يَﺎ‬ ‫ي‬
َ
‫َه‬
‫ق َو َل ال َ َربَ ﺎ‬ََ‫ﱠ إ ﱠﻻ بﺎ ل ح‬ဃ َ ‫الﱠنف َس‬
َ ‫ح رﱠ‬ ‫سَح َو ل‬
َ َ ‫ك َوا‬ َ َ‫َ َو َﻣﺎ ه ﱠن قﺎل ش‬ဃ‫ﱠ‬
‫أَك‬ ‫اﱠلتَي َم‬ ‫ال َر بَﺎ ل َر َق‬
‫ت‬ َ ‫ﱠ‬4
َ
‫ت ا َلغَﺎﻓﻼت‬
َ َ
‫تا ل‬ َ ‫ف ا َلَم َصنﺎ‬
َ‫ف‬َ ‫َوأَك َل َﻣﺎ ل ا َليتي َم َوا ﱠلتو َلي يَوَم ال ﱠز‬
‫َم َؤ‬ ‫َح‬ ‫َوقذ‬ ‫َح‬
‫َﻣنَ ﺎ‬
Artinya : Dari Abu Huroiroh , dari Nabi SAW. Beliau bersabda :
Hindarilah tujuh macam dosa yang merusakkan. Para sahabat
bertanya : wahai Rosululloh. Apakah tujuh dosa itu ?. Nabi
menjawab : yaiu menyukutan Alloh, sihir, membunuh jiwa yang
diharamkam Alloh (membunuhnya) kecuali dengan cara yang benar,
makan riba', memakan harta anak yatim, lari dari medan
pertempuran, dan menuduh zina pada perempuan mukmin yang
baik-baik yang terhindar dari zina. (Hadits riwayat Bukhari).
1. Syirik (Menyekutukan Allah SWT)
Diantara sekian banyak macam dosa besar, syirik adalah
dosa yang terbesar. Sebagaimana yang yang di peringatkan
oleh nabi :
9

َ‫َلﱠ م أَ َﻻ أ َنَبََئ َكَ َم بَﺄكب‬


‫َو س‬ َ َဃ‫قﺎ ل النﱠب ﱡي َصلﱠﻰ ﱠ‬
‫عل‬
‫َر ا َل ك‬
‫َبَﺎ ئَ َر ثَ َﻼث َﺎ قَﺎلَوا‬ َ
‫َي‬
‫بَلَﻰ يَﺎ‬ ‫َه‬
‫ق ا َل َو َجل َو َﻣﱠت كئﺎ ﻓقﺎ ل‬ َ ‫َو‬ ‫ك‬
َ ‫ش‬ َ ‫ﱠ قﺎل ا ََﻹ‬ဃ
َ ‫َر َسوَل‬
‫َﺎ َوقَوَل ال‬ ‫س ك‬َ َ‫َعقو َوا َل د‬ ‫َر بَﺎ‬
‫َن‬ ‫َ َن‬‫ي‬ َ ‫ﱠ‬4 ‫ا‬
‫ﱡزوَر‬
‫أ‬
‫َﻻ‬
Artinya :Nabi SAW bersabda: Apakah kalian mau saya
beritahu tentang dosa yang terbesar dari dosa-dosa? - (beliau
mengulanginya sampai) tiga kali -. Mereka (para sahabat)
menjawab : benar wahai Rosululloh. Nabi bersabda (lagi):
yaitu menyekutukan Alloh dan durhaka kepada kedua orang
tua. - Nabi duduk, padahal sebelumnya tiduran -. Kemudian
bersabda : ingat ! Dan berkata bohong (HR. Bukhori Muslim).
Arti syirik adalah menjadikan seseorang sebagai sekutu
bagi yang lain. Sedangkan yang di maksud dengan sirik di sini
adalah ‫ اتخﺎذ إله غير ﷲ‬, yaitu mengakui/menjadikan Tuhan pada
selain Alloh. Namun yang di maksud syirik adalah kufur,
karena secara fitroh, manusia mengakui Alloh sebagai
tuhannya. Bukankah Alloh telah memerintahkan kepada kita
untuk tidak menyembah kecuali hanya kepadaNya, seperti
firman Alloh dalam surat Al-isro' ayat 23 :
Artinya: Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain dia
Dan Alloh juga telah melarang kita untuk tidak
menjadikan tuhan sekutu bagiNya. Seperti firmannya dalam
surat Al-isro' ayat 39
Artinya : Dan janganlah kamu mengadakan Tuhan yang lain di
samping Allah, yang menyebabkan kamu dilemparkan ke
dalam neraka dalam keadaan tercela lagi dijauhkan (dari
rahmat Allah).
Oleh karena itu Alloh sangat tidak menyukai terhadap
orang yang berbuat kemusyrikan. Bahkan Alloh menyatakan
tidak akan pernah mengampuni dosa yang disebabkan sirik ini,
Alloh telah berfirman :
10

"Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan


Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi
siapa yang dikehendaki-Nya". (An Nisaa: 48). Dan Allah
SWT berfirman:
Artinya : Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah mengharamkan
kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada
bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. (Al
Maaidah: 72)
Syirik sebagai perbuatan kufur dan nifaq terbagi dua, yaitu :
A. Syirik akbar (syirik besar) yaitu menyekutukan Alloh
dengan makhluknya seperti keyakinan adanya
kekuatan selain Alloh. Misalnya menyembah berhala,
pohon-pohon, batu, matahari dan sesembahan-
sesembahan lainya.Syirik ini disebut juga syirik
i’tiqody artinya syirik karena keyakinan yang salah
besar, dan juga disebut syirik jali artinya syirik yang
nyata sekali yang dikategorikqn sebagai
dedengkotnya dosa. Tidak ada yang bisa menghapus
dosa ini bertaubat selagi masih hidup dan
menggantinya denganbertauhid kepada Alloh swt.
bahaya syirik i’tiqodi dejelaskan oleh Alloh dalam al-
Qur’an surat Almaidah ayat 72 sebagai berikut :
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang
berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al masih putera
Maryam", Padahal Al masih (sendiri) berkata: "Hai
Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu".
Sesungguhnya orang yang mempersekutukan
(sesuatu dengan) Allah, Maka pasti Allah
mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya
11

ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu


seorang penolongpun.
B. Syirik asghor(sirik kecil), syirik kecil disebut juga
syirik amali karena perbuatan-perbuatan yang
mempunyai tendensi selain Alloh, atau disebut juga
syirik khofi artinya syirik yang tersembunyi. Nambi
muhammad saw pernah bersabda yang artinya :
“Jauhkanlah dirimu dari berbuat syirik kecil.” lalu
para sahabat bertanya : ya rasululloh, apakah syirik
kecil itu ? nabi menjawab : yaitu riya.
Larangan syirik asghor termaktub dalam surat al kahfi ayat
110:
‫ه‬ဃَ‫َء َرب‬
‫ج َلق ﺎ‬ ‫َ يَو ََحﻰ ال ﱠي اﱠن مﺎ اَل ﱠواَحَد ﻓم َﺎ‬
َ ‫كن يَر‬ َ ‫قلَ انﱠ مﺎ ان َﺎ ب‬
‫ش ََﻣﺜلَك م‬
‫َوا‬ ‫َن‬ ‫َ ا َله‬ ‫ََك م‬‫ه‬ ‫َر‬
‫َ ا َحدا‬ َ
‫شَركَ ب َرب َ ه‬ ‫ََﻼ ﺎ‬
‫ص ل َحﺎ ﱠوَﻻ‬ ‫َم‬‫ََل ع‬
‫ﻓ ليَع م‬
‫َعبﺎدة‬ ‫ي‬
” Katakanlah: Sesungguhnya aku ini manusia biasa seperti
kamu, yang diwahyukan kepadaku: "Bahwa Sesungguhnya
Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Esa". Barangsiapa
mengharap perjumpaan dengan Tuhannya, Maka hendaklah ia
mengerjakan amal yang saleh dan janganlah ia
mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada
Tuhannya".
Bahaya syirik asghor diterangkan dalam dalili-dalil naqli
al furqon ayat 23 : ‫ﻣﱠ نﺜو َرا‬ ‫عَم َجع َل َنه َهبَﺎ‬ ‫َوق َد َﻣنﺎ ا َلﻰ َ ع‬
َ ‫َ َﻣ‬
surat ‫َء‬ ‫ﻣﺎ َمل َن َل ﻓ‬
َ
‫َو ا‬
Artinya: Dan Kami hadapi segala amal yang mereka kerjakan,
lalu Kami jadikan amal itu (bagaikan) debu yang berterbangan,
Demikian pula hadits riwayat Muslim dan Ahmad yang artinya
Barangsiapa yang mendengarkan kebaikan pada orang lain
(dengan tidak ikhlas karena Alloh), niscaya Alloh akan
menolak amal itu kepada oeang yang didengarkan kepadanya,
dan barangsiapa yang bersikap riya, maka Alloh akan
membalas keburukan riya itu.
12

2. Durhaka Kepada Kedua Orang Tua.


Durhaka terhadap kedua orang tua juga termasuk diantara
dosa besar yang harus dihindari. Karena Allah SWT
mensifati orang yang berbuat durhaka kepada kedua orang
tuanya sebagai orang yang jabbaar syaqiy 'orang yang
sombong lagi celaka'. Tentang hal
ini Allah SWT berfirman: ‫ش َقي̒ﺎ ﱠ‹َّ۝‬
َ ‫جبﱠ‬
‫َﺎ‬ ‫َول َم ي َجع‬ ‫ي‬
َ ‫ب ̒را َ ب َوا َلدت‬
‫َرا‬ ‫َلن َي‬
"Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku
seorang yang sombong lagi celaka". (Maryam: 32).
Menyakiti kedua orang tua artinya menentang apa yang
diperintahkan oleh keduanya dengan syarat bukan perintah
berbuat maksiat kepada Alloh atau melakukan suatu
perbuatan yang tidak mendapat restu keduanya.
Perbuatan ini termasuk dosa besar. Dan dalam hal ini
Rosululloh memperingatkan kepada kita agar kita berbuat
baik kepada kedua orang tua, sebagaimana dalam surat Al-
Isro’ 23:
Dan Tuhanmu Telah memerintahkan supaya kamu
jangan menyembah selain dia dan hendaklah kamu berbuat
baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, Maka sekali-kali
janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan
"ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia
Mengucapkan kata ‘ah’ kepada orang tua tidak di perbolehkan
oleh agama, apalagi mengucapkan kata-kata atau
memperlakukan dengan lbih kasa daripada itu.
Dalam ayat diatas dijelskan bahwa durhaka kepada orang
tua bukan hanya dalam benruk perlakuan fisik, tetapi juga
dengan kata-kata yang mengakibatkan sakit hati kedua orang
13

tua. Anak yang durhaka kepada kedua orang tuanya akan


dikutuki oleh alloh dan tidak akan masuk surga sebagaimana
dalam hadits berikut ini :
“ tidak masuk surga orang yang durhaka kepada orang tuanya,
yang menunjukkan pemberiannya dan orang yang kecanduan
minuman keras” (HR. Bukhori Muslim)
“alloh mengutuk orang yang memaki ayahnya dan alloh
mengutuk orang yang memakik ibunya”(HR. Ahmad)
Diriwayatkan ada seorang ahli ibadah bernqmq alqomah.
Dalam akhir hayatnya dia sulit dituntun lafal tahil. Hal ini
disebabkan ibunya merasa sakit hati karna al-qomah lebih
mementingkan istrinya daripada ibunya. Rosululloh menyuruh
agar ibu dari alqomah memaafkan anaknya. Setelah alqomah
dimaafkqan oleh ibunya, dia dapat mengucapkan lafal tahlil
sesaat seblum kematiannya.berkait dengan itu rosululloh
bersabda :
Hai kaum muhajirin dan anshor. Barang siapa yang
mementingkan istrinya daripada ibunya, maka baginya akan
mendapatkan kutukan alloh , para malaikat dan seluruh umat
manusia. Alloh tidak akan menerima amlnya kecuali brtaubat
kepada alloh dan berbuat baik kepadanya dan meminta
kerelaannya. Maka sesungguhnya kerelaan alloh berada pada
kerelaan ibu/bapaknya (orang tunya) dn kemurkaan alloh
berada pada kemurkaan orqang tuanya. (HR ahmad dan
Thabrani)
3. Sihir
Sihir adalah sistem konseptual yang merupakan
kemampuan manusia untuk mengendalikan alam (termasuk
kejadian, obyek, orang dan fenomena fisik) melalui mistik,
paranormal, atau supranatural. Dalam banyak kebudayaan,
14

sihir berada dibawah tekanan dari, dan dalam kompetisi


dengan ilmu pengetahuan dan agama.
Berdasarkan bahasa Arab, sihir berasal dari kata
saharo/sihrun yang berarti sihir/tipu daya. Terminologinya
menurut ulama [tauhid] adalah suatu hal/perkara atau kejadian
yang luar biasa dalam pandangan orang yang melihatnya. Sihir
dapat dipelajari/diusahakan, seseorang yang mempelajari,
mengetahui dan mengerjakan sihir, tentu ia akan dapat
melakukan perkara tersebut.
Hakikatnya, sihir tidaklah dapat dikatakan sebagai
sesuatu yang luar biasa, oleh sebab dapat
dipelajari/diusahakan, hanya saja orang-orang yang
melihatnya tidak mengetahui, hingga dapat dikatakan tertipu
daya oleh si pelaku sihir itu.
4. Membunuh.
Membunuh ialah menghilangkan nyawa seseorang baik
dengan sengaja maupun tidak sengaja dengan alat yang
mematikan atau tidak mematikan. membunuh seseorang yang
tidak bersalah dengan sengaja hukumnya dosa besar. Allah
SWT berfirman:
"Dan barangsiapa yang membunuh seorang mu'min dengan
sengaja, maka balasannya ialah jahannam, kekal ia di
dalamnya dan Alloh murka kepadanya dan mengutukinya serta
menyediakan baginya adzab yang besar". (An Nisaa: 93).
Macam-Macam Pembunuhan Dan Hukumnya :
a. Dilakukan dengan sengaja, hukumnya berupa qishos,
yaitu si pelaku pembunuh dihukum mati. apabila ia
dimaafkan oleh keluarga, maka haurs membayar diyat
(santunan) kepada keluarga terbunuh berupa seratus ekor
unta atau yang senilai dengannya.
15

b. Dilakukan dengan tidak sengaja, hukumnya berupan


memerdekaan seorang budak atau membayar diyat
(santunan) kepada keluarga yang terbunuh. sebagaiman
dalam surat An-Nisa’ 92 :
Artinya: Dan tidak layak bagi seorang mukmin
membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena
tersalah (tidak sengaja, dan Barangsiapa membunuh
seorang mukmin karena tersalah (hendaklah) ia
memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman
serta membayar diat yang diserahkan kepada
keluarganya (si terbunuh itu), kecuali jika mereka
(keluarga terbunuh) bersedekahjika ia (si terbunuh) dari
kaum (kafir) yang ada Perjanjian (damai) antara mereka
dengan kamu, Maka (hendaklah si pembunuh)
membayar diat yang diserahkan kepada keluarganya (si
terbunuh) serta memerdekakan hamba sahaya yang
beriman. Barangsiapa yang tidak memperolehnya, Maka
hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan berturut-
turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah. dan
adalah Allah Maha mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Seperti: menembak burung terkena seorang mukmin.
Diat ialah pembayaran sejumlah harta karena sesuatu
tindak pidana terhadap sesuatu jiwa atau anggota badan.
Bersedekah di sini Maksudnya: membebaskan si
pembunuh dari pembayaran diat.
5. Memakan riba.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman dalam Al-Baqoroh
275: ‫س‬ ‫ط َﻣن ا َل م‬
ََ َ َ َ ‫ي َطه شﱠَي‬ َ ‫َ َمﺎ‬ ‫ك‬ ‫الﱠ ذَي نَ يﺄ كلَو َن الرَ َبوا َﻻ يقَوَﻣوَن ا‬
‫ﱠﻻ يَقَ َو يَت ال َن‬
َ ‫َم اﱠلذ‬
‫َخبﱠ‬
‫َ اَلبَي َو َح ﱠرَم الََر َبو َا َجَﺎءَه‬ဃ‫َ ال َواَح لﱠ ﱣ‬ ‫َ َك بَﺎﱠنه َم قَﺎلَ ََوا اﱠنمﺎ ا َ ل‬ ‫َذ ل‬
‫ﻓمَن‬ ‫َع‬ ‫َ َع ﻣﺜ َ َر‬ ‫َلبَ ي‬
‫َبو َا‬
َ
‫ب‬
َ‫صَح‬ َဃ ‫ﻈﺔ ﻣن ﱠربََ َه ﻓﺎنتَ َهﻰ َﻣﺎ سل َواَﻣر ََه الﻰ َوَﻣن عﺎد ﻓ ﺎوَ لى‬ َ ‫َﻣو َع‬
َ َဃ‫ﱣ‬ ‫ف‬ََ ‫ﻓلَ َه‬
‫َك ا‬
‫ﺎﱠ‬
275‫الن ر َ هَم ﻓي َهﺎ خ َلدَو َن‬
16

Artinya: Orang-orang yang makan (mengambil) riba, tidak


dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan syaitan lantaran (tekanan) penyakit gila. keadaan
mereka yang demikian itu, adalah disebabkan mereka Berkata
(berpendapat), Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba,
padahal Allah Telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. orang-orang yang Telah sampai
kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari
mengambil riba), Maka baginya apa yang Telah diambilnya
dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah)
kepada Allah. orang yang kembali (mengambil riba), Maka
orang itu adalah penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di
dalamnya.
Riba itu ada dua macam: nasiah dan fadhl. riba nasiah
ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang
meminjamkan. riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan
barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya Karena
orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti
penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan
sebagainya. riba yang dimaksud dalam ayat Ini riba nasiah
yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat
Arab zaman Jahiliyah.
Maksudnya: orang yang mengambil riba tidak
tenteram jiwanya seperti orang kemasukan syaitan.
riba yang sudah diambil (dipungut) sebelum turun ayat ini,
boleh tidak dikembalikan..
6. Memakan harta anak yatim.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman: ‫انﱠ ﱠال ذَي ﺄي كلَو َن‬
َ‫ن‬
‫َ َونَ َو َصلَو سََع َي َرا‬‫َ َمﺎ اﱠنمﺎ َ ط‬
‫َ ل‬
‫ظ‬ ‫ ا َ َﻣوا َل ا َليَ َت َمﻰ‬ဃ
‫سي َن‬ َ ‫يَﺄكلَ َو َن ﻓ ي َه َم نَﺎ‬
َ َ ‫َرا‬ ‫ب‬
َ
"Sesungguhnya orang-orang yang memakan harta anak yatim
secara zalim, sebenarnya mereka itu menelan api sepenuh
17

perutnya dan mereka akan masuk ke dalam api yang menyala-


nyala (neraka)". (An Nisaa: 10)
7. Lari dari medan pertempuran.
Maksudnya, saat kaum Muslimin diserang oleh musuh
mereka, dan kaum Muslimin maju mempertahankan diri dari
serangan musuh itu, kemudian ada seseorang individu Muslim
yang melarikan diri dari pertempuran itu. tentang hal ini Allah
SWT berfirman:

َဃ‫َب ََﻣ ﱣ‬‫َ ا ﱠﻻ َﻣتَح َل َقتﺎ ل ا َﻣت َحي َزا ا َلﻰ ﻓئﺔَ ﻓقد ب َﺎ ﻀ‬
‫َذ دبَر َ ه‬ဃ
‫َى‬
‫َ يَو ﻣ‬
‫َم‬
‫َوَﻣن ﱡيو َل ه‬
‫َن‬ ‫َء بغ‬ ‫َو‬ ‫ﺎ‬‫ﻓ‬‫ر‬َ َ
‫َ َر‬
‫ص ي‬ َ ‫س ا َل‬
َ ‫ج َوبئ‬ َ ‫َو َﻣﺄ وىه‬
‫َم‬ ‫َهﱠن م‬
َ
"Barangsiapa yang membelakangi mereka (mundur) di waktu
itu, kecuali berbelok untuk (siasat) perang atau hendak
menggabungkan diri dengan pasukan yang lain, maka
sesungguhnya orang itu kembali dengan membawa kemurkaan
dari Allah, dan tempatnya ialah neraka Jahannam. Dan amat
buruklah tempat kembalinya". (Al Anfaal: 16).
8. Menuduh wanita baik-baik berbuat zina.
Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
َ‫ت لَ َع نَ َوا َوا ََﻻخ َول َعذا‬
‫ب‬ َ َ
‫تا ل‬ َ ‫تا‬ ‫َو َن ا َل م‬
َ َ ‫ََح‬ ‫ا ﱠن الﱠذ َي َن يَر ﻣ‬
‫َرَة َهَم‬ ‫ﺎ‬ َ‫ي‬ ‫ن‬ ‫ﱡ‬ ‫د‬ ‫ل‬‫ا‬ ‫ﻰ‬‫ﻓ‬ ‫ﻣ‬
َ ‫ؤ‬
َ ‫َم‬ ‫َ َغ‬‫ص ل‬
‫ن‬َ ‫َ َل‬
‫َ ف‬
‫ن‬
23َ ‫ع َﻈي َم‬
َ
"Sesungguhnya orang-orang yang menuduh wanita-wanita
yang baik-baik, yang lengah lagi beriman (berbuat zina),
mereka kena la'nat di dunia dan akhirat, dan bagi mereka azab
yang besar".( An Nuur: 23).
9. Sumpah palsu.
Yaitu jika seseorang bersumpah untuk melakukan
sesuatu perbuatan, namun ternyata ia tidak melakukan
perbuatan itu. atau ia bersumpah tidak akan melakukan sesuatu
perbuatan, namun nyatanya ia kemudian melakukan perbuatan
itu. Tentang hal ini Allah SWT berfirman:
18

‫ق لَهَم ﻓﻰ ا ََﻻخ َوَﻻ‬


َ‫خ‬َ ‫ك‬ َ ‫ﱣَ َواَي َمﺎن هَمَ ث َﻣنﺎ ق َل‬ဃ ‫ا ﱠن الﱠ ذَينَ ي شَتَرَو َن بع ه‬
َ
‫َرة‬ ‫ى َﻻ َﻼ‬ဃ‫َي َﻼ او ََل‬ ‫َد‬
77 ‫َم‬
‫َ ي‬ َ َ ‫ﻈر اَلَ َي َه َوَﻻ يَزََك َي َول‬
‫ب اَ ل‬ َ ‫َو‬ ‫يكََلَم َهَم ﱣ‬
َဃ
‫ََم عذا‬‫َهَم َ ه‬ ‫َﻻ َم يَ َو َم ا َل‬
‫َق َي َم َﺔ‬ َ‫ي‬
‫َن‬
"Sesungguhnya orang-orang yang menukar janji (nya dengan)
Allah dan sumpah-sumpah mereka dengan harga yang sedikit,
mereka itu tidak mendapat bahagian (pahala) di akhirat, dan
Allah tidak akan berkata-kata dengan mereka dan tidak akan
melihat kepada mereka pada hari kiamat dan tidak (pula) akan
mensucikan mereka. Bagi mereka azab yang pedih". (Ali
Imraan: 77 ).

2.3 Akibat Pelaku Dosa Besar Didunia dan Akhirat


Dosa besar dalam Islam adalah segala jenis dosa yang balasannya
adalah siksa di neraka. Larangan untuk melakukan dosa besar
disebutkan dalam Al-Qur'an pada Surah An-Najm ayat 32.[1] Di
antara dosa-dosa besar, terdapat lima belas dosa yang paling besar,
yaitu syirik menyekutukan Allah, durhaka terhadap orang tua, sihir,
pembunuhan yang diharamkan, riba, memakan harta anak yatim,
melarikan diri dari peperangan, memberikan tuduhan atau berbuat
zina kepada wanita mukmin, Meminum khamar, bersumpah palsu dan
bersaksi palsu, berbohong, meninggalkan salat, memutuskan
hubungan silaturahim, bergunjing dan bermaksiat karena lalai.
Sahabat Nabi di antaranya Umar bin Khattab dan Abdullah bin
Abbas memiliki pandangan mengenai dosa besar. Keduanya
menyakini bahwa dosa besar hanya akan diampuni oleh Allah selama
pelakunya selalu memohon ampunan kepada Allah setelah melakukan
perbuatannya. Sebaliknya, dosa kecil dapat menjadi dosa besar jika
dilakukan secara terus-menerus.
BAB III
PENUTUP

2.4 Kesimpulan
Dosa-dosa besar merupakan segala larangan yang berasal dari
Allah maupun Rasul-Nya. Dosa-dosa besar sangat banyak jumlahnya,
diantaranya: syirik, durhaka terhadap kedua orang tua, membunuh
jiwa tanpa hak, saksi palsu, sihir, menuduh mukminat berzina,
membunuh anak karena takut miskin, memakan harta anak yatim,
memakan harta riba, lari dari medan perang, berzina dengan istri
tentang dan lainnya.
Dosa-dosa besar di atas yang merupakan dosa dan kezhaliman
yang paling besar serta yang paling berat hukumannya, yaitu syirik.
Allah telah mengharamkan surga bagi orang yang menyekutukan-Nya
dan telah disiapkan baginya neraka sebagai tempat kembali.
Sesungguhnya tidak ada penolong bagi orang-orang yang zhalim.
Selain itu, durhaka terhadap orang tua juga merupakan dosa
besar dan termasuk dosa yang membinasakan. Sudah sepatutnya kita
harus taat terhadap keduanya sesuai dengan syariat Islam.
Banyak lagi dosa-dosa besar yang harus dihindari, karena berakibat
buruk dan dapat membinasakan diri sendiri juga orang lain selain yang
telah disebutkan di atas. Setiap orang Islam yang beriman wajib
menghindarkan diri dari dosa-dosa besar tersebut, agar tidak
mendapat laknat dari-Nya.

3. .2 Saran
Setelah kita mengetahui macam-macam dosa besar itu maka,
hendaknya kita sebagai muslim senantiasa menjauhi semua dosa-dosa
besar itu dengan segala kemampuannya dengan menjauhi dosa-dosa
kecil, sehingga dengan menjauhi dosa-dosa kecil itu diharapkan
terhindar dari melakukan dosa besar.

19
DAFTAR PUSTAKA

Syaikh Thohir bin Sholih Al-Jaza-iri.


Kitab Jawahir Kalamiyah. Maktabah Muhammad bin Ahmad Nabhan.
Surabaya.
Diakses pada tanggal 25 November 2023 pukul 19.00 WIB.
Abdurrohim Manaf.
Kitab Sa'adah. Maktabah Sa'diyah Putra.Jakarta
Diakses pada tanggal 25 November 2023 pukul 19.30 WIB.
Ibnu Taymiyah.
Kitab Al-Farqu Bainal Auliya'i Rohman Wal Auliya'I Sysyaithon.
(Terjemah). Lentera. 2000.
Diakses pada tanggal 25 November 2023 pukul 20.45 WIB.

20

Anda mungkin juga menyukai