Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PELAKSANAAN PENYULUHAN

HFMD
Hand Foot and Mouth Disease

Pembimbing :
dr. Mei Vita Sari

Penyusun :
Cahya Yudha L.P. 20210420032
Nabilah Ayuriestha Wibowo 20210420127
Nadia Oktavias Nur’aini 20210420128

BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HANG TUAH
BEKERJA SAMA DENGAN
PUSKESMAS TAMBAKREJO
SURABAYA
2023
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pelaksanaan Penyuluhan HFMD telah dikonsultasikan dan telah


dilaksanakan pada:
Hari/Tanggal : Kamis / 24 Agustus 2023
Tempat : Ruang tunggu Puskesmas Tambakrejo Surabaya
Sasaran : Pasien dan keluarga pasien
Surabaya,2 September 2023
Menyetujui,
Pembimbing Penanggung Jawab

dr. Mei Vita Sari dr. Efyluk Garianto, M.Kes

Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Hang Tuah

Djatiwidodo Edi P., dr., M.Kes., Sp.KL., Subsp.PH (K)


NIP. 02602

2
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN 2
DAFTAR ISI 3
BAB I
PENDAHULUAN 4
1.1. Latar Belakang 4
1.2. Masalah 5
1.3. Tujuan 5
BAB II
ISI 6
2.1. Sasaran Kegiatan 6
2.2. Metode Kegiatan 6
2.3. Waktu Pelaksanaan 6
2.4. Tempat Pelaksanaan 6
2.5. Materi 6
2.6. Evaluasi 13
BAB III
KESIMPULAN 15
DAFTAR PUSTAKA 16
LAMPIRAN 17
I. Leaflet 17
II. Daftar Hadir Peserta Penyuluhan 18
III. Foto Kegiatan Penyuluhan 19

3
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hand-foot-and-mouth disease (HFMD) atau penyakit tangan, kaki, dan mulut


merupakan penyakit infeksi virus akut yang paling sering disebabkan oleh
coxsackievirus A16 (CVA 16) dan enterovirus 71 (EV71), bersifat self-
limiting. HFMD biasanya ditandai dengan vesikel di telapak tangan, telapak
kaki, dan mukosa oral, sehingga menimbulkan rasa tidak nyaman dan sulit
menelan. Penyakit ini juga sering disebut sebagai penyakit “flu Singapura”,
diduga karena pada tahun 2000 penyakit ini mewabah di Singapura yang
menyebabkan beberapa anak meninggal dunia.
Pemerintah Singapura saat itu juga menganjurkan ditutupnya restoran siap
saji, kolam renang, dan tempat bermain anak-anak untuk mencegah penularan
penyakit tersebut. Distribusi penyebaran penyakit ini di seluruh dunia dan
sering menimbulkan wabah. HFMD paling sering mengenai anak-anak usia di
bawah 10 tahun, jarang menyerang orang dewasa. Penyakit ini lebih sering di
musim panas dan gugur, sedangkan di daerah tropis terjadi sepanjang tahun.
Epidemi terbesar dilaporkan di Taiwan pada tahun 1998, menyebabkan
120.000 orang terinfeksi serta 78 kematian.
Berdasarkan data CDC (Centers for Disease Control and Prevention), pada
tahun 1997-1998 dilaporkan wabah terbesar HFMD di kawasan Asia Timur
dan Asia Tenggara. Sejak tahun 1997, wabah HFMD dengan komplikasi
neurologi serta tingkat keparahan berat dilaporkan terjadi di Malaysia,
Taiwan, Singapura, Jepang, dan berbagai negara Asia Pasifik lainnya. HFMD
masih menjadi masalah kesehatan penting di Singapura dengan angka kejadian
per 100.000 populasi meningkat dari 125,5 pada tahun 2001 menjadi 435,9
pada tahun 2007. Beberapa negara di sekitar Indonesia selain Singapura, yaitu
Australia, Brunei, Malaysia, dan Vietnam juga melaporkan wabah HFMD ini.
Di Indonesia, penyakit HFMD masih belum mendapat perhatian besar karena
umumnya bersifat self-limiting, sehingga tidak ada data epidemiologi yang
memadai.

4
Dari 48 kasus HFMD yang diterima laboratorium Virologi Pusat BTDK,
Badan Litbang Jakarta, 26 kasus (54%) disebabkan oleh enterovirus, 3 di
antaranya EV-71 (6,25%).7 Meskipun biasanya bersifat ringan dan self-
limiting, HFMD dapat menyebabkan komplikasi berat pada anak, seperti
meningitis, ensefalitis, serta edema pulmonum yang dapat berakhir dengan
kematian, berkaitan dengan enterovirus 71 (EV 71) sebagai salah satu
penyebab. HFMD juga sangat menular dan belum ditemukan vaksin ataupun
pengobatan antivirus yang efektif untuk penyakit ini. Gambaran klinis
penyakit ini penting diketahui oleh kalangan medis dan masyarakat agar dapat
mencegah penularan dan komplikasi berat (Purwanthi 2016).

1.2. Masalah
Banyak masyarakat yang masih belum mengetahui atau memahami tentang
penyakit hand and foot disease, Bagaimana gejala serta penularannya dan
masih banyak yang sering menganggap bahwa penyakit ini sama dengan
cacar air.
1.3. Tujuan

 Memberikan pengertian tentang penyakit Hand Mouth And Foot Disease


(Flu Singapur)
 Memberikan informasi tentang penularan penyakit Hand Mouth And Foot
Disease
 Memberikan informasi tentang pencegahan penyakit Hand Mouth And
Foot Disease
 Memberikan informasi bagaimana menangani penyakit Hand Mouth And
Foot Disease

5
BAB II
ISI

2.1. Sasaran Kegiatan


Pasien, keluarga pasien, pengunjung, dan staf Puskesmas Tambakrejo
Surabaya.

2.1. Metode Kegiatan


Kegiatan berupa ceramah penjelasan materi secara lisan menggunakan media
leaflet.

2.2. Waktu Pelaksanaan


Hari/tanggal : Kamis, 24 Agustus 2023
Waktu : 07.45 – 08.00 WIB

2.3. Tempat Pelaksanaan


Ruang tunggu pasien Puskesmas Tambakrejo Surabaya.

2.4. Materi
1. Definisi
Hand Foot Mouth Disease (HFMD) adalah penyakit virus umum yang
biasanya menyerang bayi dan anak-anak tetapi dapat menyerang orang
dewasa. Infeksi biasanya melibatkan tangan, kaki, mulut, dan terkadang,
bahkan alat kelamin dan bokong. HFMD adalah coxsackievirus tipe A 16
pada kebanyakan kasus, tetapi infeksi juga dapat disebabkan oleh banyak
jenis coxsackievirus lainnya. Di Pasifik barat, penyakit tangan, kaki, dan
mulut telah dikaitkan dengan enterovirus. Coxsackievirus adalah anggota
dari keluarga Picornaviridae, yang termasuk virus RNA beruntai tunggal
yang tidak berselubung.
2. Etiologi
HFMD adalah exanthem virus, dan paling sering disebabkan oleh
coxsackievirus dari keluarga Enterovirus. Coxsackievirus A16 dan
enterovirus A71 adalah serotipe yang paling sering terlibat sebagai agen
penyebab. Coxsackievirus A6 baru-baru ini muncul sebagai penyebab lain
HFMD di AS dan seluruh dunia. Coxsackievirus A10 telah terlibat dalam

6
penyakit yang parah. Coxsackievirus A4 ke A7, A9, B1 ke B3, dan B5
juga jarang dikaitkan dengan HFMD.
3. Prevalensi
Infeksi virus ini tidak berasal dari satu daerah tertentu tetapi terjadi di
seluruh dunia. Karena anak-anak (terutama mereka yang berusia di bawah
tujuh tahun) cenderung terinfeksi pada tingkat yang lebih tinggi daripada
orang dewasa, salah satu contoh wabah di tempat penitipan anak,
perkemahan musim panas, atau di dalam keluarga. Surveilans skala besar
dari China menunjukkan bahwa lebih dari 90% kasus HFMD terjadi pada
anak-anak di bawah usia lima tahun, angka kematian sekitar 0,03%, dan
kasus cenderung terjadi lebih sering selama akhir musim semi dan awal
musim panas.Sebuah studi dari Vietnam menunjukkan korelasi positif
antara peningkatan suhu lingkungan dan kelembaban dan peningkatan
kejadian HFMD.
Pada tahun 2021, pengawasan Prancis menemukan peningkatan pesat
dalam kasus HFMD, dengan lebih dari 3400 kasus. Meskipun lebih dari
90% kasus berurutan ditemukan terkait dengan Enterovirus, kasus atipikal
ditemukan terkait dengan Coxsackievirus A6 dan A16.Coxsackievirus A6
tetap menjadi penyebab dominan HFMD di Amerika Serikat.
4. Patofisiologi
Penyebaran enterovirus manusia dimediasi oleh konsumsi oral virus
gudang dari gastrointestinal atau saluran pernapasan bagian atas dari host
yang terinfeksi atau melalui cairan vesikel atau sekresi oral. Pasien
cenderung paling menular pada minggu pertama penyakit, dengan masa
inkubasi berkisar antara 3 sampai 6 hari. Setelah tertelan, virus bereplikasi
di jaringan limfoid usus bagian bawah dan faring dan menyebar ke
kelenjar getah bening regional. Ini dapat menyebar ke berbagai organ,
termasuk sistem saraf pusat, jantung, hati, dan kulit.
5. Penularan
Penderita HFMD dapat menyebarkan virus HFMD melalui sekret/cairan
hidung (ingus), tenggorokan (ludah, dahak), lesi kulit yang pecah, dan dari
kotorannya. Penyebaran ini mudah terjadi bila terdapat kontak erat dengan

7
penderita (berbicara, memeluk, mencium), melalui udara (bersin, batuk),
kontak dengan kotoran pasien, dan kontak dengan objek atau permukaan
yang tercemar oleh virus HFMD (memegang gagang pintu, permukaan
meja, perabotan yang tercemar virus tersebut, dll). Penderita HFMD
umumnya sangat menularkan virus pada minggu pertama sakit. Beberapa
pasien bahkan masih menularkan virus beberapa hari atau minggu setelah
gejala dan tanda infeksi hilang
6. Tanda dan gejala
Gambaran klinis HFMD terjadi hampir 100% pada anak-anak usia
prasekolah yang terinfeksi namun hanya 11% individu dewasa yang
terinfeksi memiliki kelainan kulit. Setelah fase inkubasi 3 hingga 6 hari,
penderita dapat mengeluh panas badan yang biasanya tidak terlalu tinggi
(38-39C), malaise, nyeri perut, dan gejala traktus respiratorius bagian atas
seperti batuk dan nyeri tenggorokan. Dapat dijumpai pula adanya
limfadenopati leher dan submandibula. Eksantema biasanya nampak 1
hingga 2 hari setelah onset demam, tetapi bisa bervariasi tergantung
serotipe yang terlibat.
Dapat dijumpai pula adanya limfadenopati leher dan submandibula.1
Eksantema biasanya nampak 1 hingga 2 hari setelah onset demam, tetapi
bisa bervariasi tergantung serotipe yang terlibat. Lesi dimulai dengan
makula dan papula berwarna merah muda cerah berukuran 5–10 mm yang
berubah menjadi vesikel dengan eritema di sekelilingnya.2 Lesi ini cepat
mengalami erosi dan berwarna kuning hingga abu- abu dikelilingi oleh
halo eritema. Lesi kulit terdapat pada dua pertiga penderita dan muncul
beberapa saat setelah lesi oral. Lesi ini paling banyak didapatkan pada
telapak tangan dan telapak kaki. Selain itu dapat juga pada bagian dorsal
tangan, sisi tepi tangan dan kaki, bokong dan terkadang pada genitalia
eksternal serta wajah dan tungkai. Tangan lebih sering terkena daripada
kaki. Penderita cenderung mengalami kurang nafsu makan, lesu, dan nyeri
tenggorokan. Kadang-kadang bayi atau balita menjadi mudah marah

8
Pada anak-anak yang memakai diapers lesi dapat timbul di daerah bokong.
Lesi di bokong biasanya sama dengan bentuk awal eksantema namun
sering tidak memberikan gambaran vesikel.
Penyakit dengan gejala simtomatis yang fatal dapat terjadi dalam 2 hingga
5 hari infeksi, di mana merupakan waktu yang sangat terbatas untuk
memberikan terapi yang efektif, jika tersedia.
7. Pengobatan
Tidak ada pengobatan khusus untuk HFMD, pengobatan bersifat
simptomatik untuk mengatasi keluhan yang ditimbulkannya. Parasetamol
dapat diberikan untuk mengatasi demam dan nyeri. Kompres hangat dan
pemberian minum yang lebih sering juga membantu menurunkan demam
anak. Pada anak yang lebih besar, kumur-kumur dengan obat kumur dapat
mengurangi nyeri akibat luka-luka di mulut.
8. Pencegahan
Sampai saat ini, belum ditemukan vaksin untuk mencegah HFMD. Oleh
karena itu, penderita HFMD sebaiknya diisolasi untuk mencegah
penularan lebih lanjut. Kejadian luar biasa/KLB (outbreak) dapat terjadi di
berbagai negara dan lebih sering ditemukan di beberapa negara di Asia
Tenggara, terutama di lingkungan tertutup dan padat seperti sekolah, panti
asuhan, asrama, pondok pesantren, dan tempat penitipan anak. Perilaku
hidup bersih dan sehat (PHBS) perlu dipraktekkan untuk mencegah
penularan. Upaya untuk mencegah infeksi HFMD dapat dilakukan dengan
cara tidak membuang ludah dan menyentuh mulut dan mata sembarang,
membiasakan menutup hidung dan mulut saat batuk dan bersin, serta
membersihkan tangan setiap kali setelah menyentuh permukaan yang
kotor dan sebelum makan.
Perawatan di rumah dilakukan dengan :
 Pemberian obat untuk mengurangi gejala seperti penurun panas
untuk meredakan gejala demam, atas saran atau resep dari dokter
pemeriksa/puskesmas.
 Istirahat secukupnya dan perbanyak minuman dingin untuk
mengurangi rasa sakit pada tenggorokan.

9
 Hindari makanan atau minuman asam dan pedas, untuk
menghindari rasa perih pada luka
9. Upaya apa yang bisa dilakukan untuk tidak tertular HFMD?
Risiko penularan dapat dicegah dengan :
 melakukan isolasi penderita (tidak melakukan aktifitas bersama
dengan anak atau orang lain),
 menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), seperti
mencuci tangan dengan sabun,
 menutup mulut dan hidung bila batuk dan bersin.
 tidak mencium anak yang menderita HFMD,
 tidak menggunakan alat rumah tangga secara bersamaan, seperti
cangkir, sendok, gapur dan alat kebersihan pribadi seperti handuk,
lap muka, sikat gigi, dan pakaian

2.5. Evaluasi
a. Evaluasi tingkat pengetahuan sebelum kegiatan
Kegiatan penyuluhan dimulai denganpemaparan materi mengenai apa
itu HFMD, apa penyebabnya, bagaimana tanda dan gejala nya,
bagaimana tatalaksana yang dalat dilakukan serta upaya yang bisa
dilakukan untuk mencegah tertular penyakit ini.
b. Evaluasi tingkat pengetahuan sesudah kegiatan

10
BAB III
KESIMPULAN

Meskipun umumnya menunjukkan gejala yang ringan, namun pada


beberapa kasus HFMD dapat menyebabkan komplikasi yang berat. Lesi di daerah
mulut dapat menyebabkan kesulitan minum dan makan sehingga anak mengalami
dehidrasi. Beberapa laporan menyebutkan kasus HFMD berat seperti meningitis
(radang selaput otak) dan ensefalitis yang mengakibatkan pasien harus dirawat
intensif atau bahkan mengakibatkan kematian. Beberapa penelitian menunjukkan
HEV 71 merupakan strain tersering penyebab HFMD berat. Beberapa laporan
kasus lainnya menunjukkan HFMD dapat menyebabkan komplikasi berupa
lepasnya kuku jari tangan dan kaki dan terjadi beberapa minggu setelah fase akut
HFMD. Meskipun demikian, kelainan ini bersifat sementara dan kuku dapat
tumbuh kembali. Sampai saat ini, belum ditemukan vaksin untuk mencegah
HFMD. Oleh karena itu, penderita HFMD sebaiknya diisolasi untuk mencegah
penularan lebih lanjut. Kejadian luar biasa/KLB (outbreak) dapat terjadi di
berbagai negara dan lebih sering ditemukan di beberapa negara di Asia Tenggara,
terutama di lingkungan tertutup dan padat seperti sekolah, panti asuhan, asrama,
pondok pesantren, dan tempat penitipan anak. Perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) perlu dipraktekkan untuk mencegah penularan. Upaya untuk mencegah
infeksi HFMD dapat dilakukan dengan cara tidak membuang ludah dan
menyentuh mulut dan mata sembarang, membiasakan menutup hidung dan mulut
saat batuk dan bersin, serta membersihkan tangan setiap kali setelah menyentuh
permukaan yang kotor dan sebelum makan.

11
DAFTAR PUSTAKA

CDC. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD). 2017. Available from CDC:

https://www.cdc.gov/hand-foot-mouth/index.html

Ikatan Dokter Anak Indonesia. Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD). 2016.

https://www.idai.or.id/artikel/klinik/keluhan-anak/hand-foot-mouth-and-disease-

hfmd

https://emedicine.medscape.com/article/218402-overview#a5

Nervi, S. J. Hand, foot, and Mouth Disease. 2017. Available from

Purwanthi, I. G. (2016). Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut . Continuing Medical


Education, 41-50.

12
LAMPIRAN

I. Leaflet

13
II. Daftar Hadir Peserta Penyuluhan

14
III. Foto Kegiatan Penyuluhan

15

Anda mungkin juga menyukai