Anda di halaman 1dari 7

Title Inspired to perform: A multilevel investigation of

antecedents and consequences of thriving at work

Journal Wiley

Volume & Pages Journal of Organizational Behavior. 2017;1–13

Years 2017

Author 1. Fred O. Walumbwa


2. Michael K. Muchiri
3. Everlyne Misati
4. Cindy Wu
5. Meiliani Meiliani

Reviewer Cluster B
1. Yulia Leonora Trinanda Piay (225222019)
2. Lentera Sukma Mahardika (225222009)
3. Hanindya Febridiyanti (225222042)

Date of Review 13 April 2023

Tujuan Penelitian 1. Mengetahui tentang pertimbangan faktor


kontekstual dan karakteristik individu yang
merangsang keberhasilan di tempat kerja dan
konsekuensinya dengan menguji multilevel secara
bersamaan;
2. Mengetahui tingkat perkembangan unit kerja terkait
dengan keseluruhan unit dengan lebih memahami
tentang perkembangan di tempat kerja dan
berhubungan dengan kinerja;
3. Memperluas penelitian yang sebelumnya tentang
perkembangan dengan identifikasi komitmen afektif
sebagai mekanisme potensial perkembangan di
tempat kerja yang berhubungan dengan kesehatan
yang lebih baik;
4. Meneliti lebih lanjut tentang proses kepemimpinan
pelayanan berkaitan dengan anggota organisasi dan
hasil organisasi untuk mengembangkan pemahaman
teoritis yang kuat tentang perilaku kepemimpinan.

Subjek Penelitian 275 orang PNS dari semua unit pelayanan sipil termasuk
departemen Pertambangan, Pertanian, Kehutanan,
Pariwisata, Perhubungan dan Konstruksi Jalan, dan
Perikanan

Assessment data Penelitian ini menggunakan kuesioner sebagai instrumen


penelitian yang berisi daftar pertanyaan dan digunakan
dalam mengumpulkan data penelitian dari responden.
Tahapan penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1. Kuesioner dibagikan pada 450 karyawan dan 323
yang selesai dikembalikan pada tahapan pertama.
2. Tahapan dibagi menjadi 1, 2, 3, dan 4. Setiap
karyawan yang mengembalikan kuesioner pada
tahapan 1 akan dihubungi pada tahapan 2, 3, dan 4.
3. Tahapan 1 berisi tentang ukuran kepemimpinan
pelayanan dan inti evaluasi diri, serta informasi
demografis dengan menyertakan unit kerja dari
responden.
4. Terdapat 275 survei representatif yang dapat
digunakan dari karyawan yang mewakili 94 unit
kerja (2 hingga 3 karyawan per unit kerja).
5. 54 % karyawan adalah perempuan dengan usia
rata-rata 38,19 tahun dan masa kerja rata-rata
dengan atasan langsung 3,05 tahun.
6. Pada hal pendidikan 53,1% memiliki gelar sarjana,
12,4% memiliki gelar master, dan 33,5% memiliki
gelar diploma.
7. Seluruh pengawas menyelesaikan survei dan 34%
nya adalah perempuan dengan usia rata-rata 46,78
tahun dan masa kerja rata-rata dalam organisasi
14,94 tahun. Pada tingkat pendidikan, 55% memiliki
gelar sarjana, 35% memiliki gelar master, dan 9,7%
memiliki gelar diploma atau lebih rendah.

Hipotesis 1. Pemimpin yang melayani secara positif berhubungan


dengan perkembangan kolektif di tempat kerja.
2. Evaluasi diri inti secara positif berhubungan dengan
tingkat individu yang berkembang di tempat kerja.
3. Hubungan positif antara berkembang di tempat kerja dan
kesehatan yang positif di tingkat individu di mediasi
secara parsial oleh komitmen afektif.
4. Berkembang secara kolektif di tempat kerja berhubungan
positif dengan komitmen afektif kolektif.
5. Komitmen afektif kolektif secara positif berhubungan
dengan kinerja unit secara keseluruhan.

Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan kuantitatif yang menggunakan


aspek pengukuran, perhitungan, rumus, dan kepastian
menggunakan data numerik.

Langkah Penelitian 1. Menentukan sampel penelitian ini yang dilakukan di


instansi pemerintah daerah di Indonesia. PNS dari
semua unit kepegawaian dinas pertambangan, pertanian,
kehutanan, pariwisata, angkutan umum dan
pembangunan jalan, dan perikanan.
2. Memberikan pengecualian terhadap data kinerja unit
secara keseluruhan data variabel diperoleh dari
karyawan.
3. Memberikan jeda waktu antara independen (X) dan
mediator (M) untuk mengurangi bias dari sumber yang
umum. Memberikan interval sekitar 2 minggu antara
periode waktu untuk mengurangi bias.
4. Memberikan jeda 2 minggu untuk memaksimalkan
partisipasi peserta dan memberikan kemungkinan
keterlambatan data agar tidak terlalu pendek dan tidak
terlalu panjang. Sehingga waktu 2 minggu cukup untuk
memungkinkan mengurangi sumber kerugian
sementara.
5. Pengukuran dilakukan pada 6 variabel yaitu:
a. Core self-evaluation;
b. Servant leadership;
c. Thriving at work;
d. Affective commitment;
e. Positive health;
f. Overall unit performance.
6. Menggunakan uji multilevel structural equation dengan
estimasi kemungkinan maksimum, karena adanya
kemungkinan data tidak independen dan
memungkinkan untuk menguji pengaruh di dalam dan
di antara unit secara bersamaan.
Hasil Penelitian

Servant Leadership atau kepemimpinan pelayan dan core


self-evaluation atau evaluasi inti diri adalah 2 faktor
kontekstual dan individual yang penting dan secara
signifikan berhubungan dengan perkembangan di tempat
kerja.
Hasil selanjutnya menunjukkan bahwa berkembang secara
positif berhubungan dengan kesehatan yang positif pada
tingkat individu. Hubungan ini sebagian dimediasi oleh
komitmen afektif.
Hasil study ini juga menunjukkan bahwa perkembangan
kolektif di tempat kerja berhubungan positif dengan
komitmen afektif kolektif, yang mana berhubungan positif
dengan keseluruhan kinerja unit.
Secara bersama-sama, temuan ini menunjukkan bahwa
konteks kerja dan karakteristik individu memainkan peran
penting dalam memfasilitasi perkembangan di tempat kerja
dan bahwa berkembang merupakan sarana penting dimana
manajer dan organisasi dapat meningkatkan kesehatan
positif karyawan dan kinerja unit.

Keterbatasan Penelitian 1. Penelitian ini belum dapat mengklaim hubungan


sebab-akibat karena ini adalah studi korelasional
2. Meskipun penelitian ini menguji model multilevel yang
cukup kompleks, namun penelitian ini tidak mengukur
bentuk-bentuk kepemimpinan lainnya. Oleh karena itu,
penelitian ini tidak dapat menentukan sejauh mana
kepemimpinan yang melayani menjelaskan perbedaan
tambahan dalam hasil kritis dari berkembang di tempat
kerja di luar konstruksi terkait lainnya seperti pertukaran
pemimpin-anggota, kepemimpinan otentik,
kepemimpinan etis, kepemimpinan yang
memberdayakan, dan kepemimpinan transformasional.
3. Penelitian ini tidak membuat hipotesis adanya interaksi,
penelitian ini mengeksplorasi potensi interaksi secara
post hoc namun menemukan hasil yang tidak signifikan.
4. Penelitian ini berfokus pada berkembangnya pengikut
dan membangun hubungan antara evaluasi diri inti dan
berkembang di tempat kerja.
5. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya mediasi parsial
dalam hubungan antara berkembang di tempat kerja dan
kesehatan yang positif, yang menunjukkan bahwa
variabel-variabel lainnya mungkin berperan.
6. Konteks penelitian ini terbatas pada satu pemerintah
daerah di Indonesia, dimana hal ini membatasi
kemampuan generalisasi dari hasil penelitian.

Kelebihan/ Kekuatan 1. Data yang dikumpulkan berasal dari berbagai sumber,


yaitu dari karyawan dan atasan langsung mereka, dan
ketika data berasal dari sumber yang sama, data tersebut
diperoleh pada waktu yang berbeda sehingga membantu
mengurangi ancaman bias monometrik dan bias varians
metode.
2. Penelitian ini menguji model bertingkat yang
memberikan pengujian yang lebih komprehensif
terhadap anteseden dan konsekuensi dari berkembang di
tempat kerja dengan memungkinkan untuk
memperhitungkan pengaruh beberapa variabel sambil
mengendalikan pengaruh variabel lainnya pada tingkat
analisis yang berbeda.
3. Penelitian ini merupakan perluasan yang mendalam dari
literatur tentang berkembang di tempat kerja dengan
mengambil pendekatan bertingkat.

Kesimpulan Penelitian ini mampu menunjukkan nilai-nilai yang


mempengaruhi pengembangan di tempat kerja yang dilakukan
dengan metode multilevel, yaitu unit level dan individual level.
Servant leadership memiliki hubungan yang positif dengan unit
level, Core self evaluations memiliki hubungan yang positif
dengan individual level .
Kedua nya memiliki keterkaitan yaitu secara individu dan
kelompok, di mana jika individu mampu berkembang dan
mempunyai komitmen afeksi maka akan mempengaruhi
pengembangan pada unit level.
Organisasi melalui pemimpin perlu mendukung karyawan untuk
proses pengembangannya dengan memberikan perhatian
terhadap pelatihan yang sesuai kebutuhan.
Pada tingkat individu, organisasi perlu memperhatikan karyawan
yang mempunyai inisiatif tinggi dan aktif dalam bekerja serta
yang mampu meningkatkan performa kerjanya, karena individu
tersebut mempunyai komitmen afeksi yang kuat terhadap
pengembangan diri.

Anda mungkin juga menyukai