Makalah Kelistikan Mobil Golf Az Kholiq Iqbal Prayogi (1901011043) 2
Makalah Kelistikan Mobil Golf Az Kholiq Iqbal Prayogi (1901011043) 2
Diajukan oleh :
i
LEMBAR PERSETUJUAN TUGAS TATA TULIS LAPORAN
Oleh :
Disetujui Oleh :
Dosen Pengampu
Lilimiwirdi SS,M.Hum
Nip. 19580727 123123121 00
ii
SISTEM KELISTRIKAN BODY PADA MOBIL GOLF LISTRIK
Oleh: Az Kholiq Iqbal Payogi
ABSTRAKSI
Mobil Golf Listrik adalah Kendaraan kecil dua penumpang yang ramah
lingkungan, bebas polusi dan efisien. Agar Mobil Golf Listrik dapat sesuai standar
mobil pada umumnya, maka mobil ini dilengkapi dengan sistem kelistrikan body.
Sistem tersebut terdiri dari lampu utama, lampu rem, lampu mundur,
lampu sein, dan klakson yang masing-masing memiliki fungsi tersendiri.
Misalnya lampu utama yang berfungsi sebagai penerangan ketika mobil berjalan
di malam hari. Sedangkan lampu sein yang berfungsi untuk memberi isyarat pada
pengemudi lain ketika mobil akan membelok dan lain sebagainya.
Pada kelistrikan body baterai yang digunakan 12 Volt 45 Ampere Hour.
Hasil analisa dalam satu jam baterai dapat menyuplai 562,5 watt. Bila seluruh
kelistrikan body menyala membutuhkan 157,5 watt dan baterai dapat bertahan
hingga 3,5 jam.
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat
dan karunia-Nya kepada kita semua, sholawat beserta salam kita kirimkan kepada Nabi
Muhammad SAW.
Tugas Karya Ilmiah merupakan suatu syarat untuk untuk melaksanakan tugas
mata kuliah Tata Tulis Laporan. Tugas ini mendeskripsikan tentang hal-hal yang yang
telah dipelajari.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibuk Lilimiwirdi SS,M.Hum selaku dosen pengajar.
2. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan proposal ini.
iv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………………..………………i
ABSTRAK ................................................................................................................ iii
BAB IV .....................................................................................................................31
v
4.2.1 Alat yang digunakan ...................................................... 31
4.2.2 Bahan yang digunakan .................................................... 31
4.3 Proses pemasangan komponen sistem kelistikan ............................. 32
4.4 Proses Perakitan kelistrikan Body .............................................. 34
4.5 Perakitan dan Perawatan ........................................................ 37
4.5.1 Proses Perakitan Mobil Golf Listrik ..................................... 37
4.5.2 Proses Perawatan Mobil Golf Listrik .................................... 38
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Spesifikasi mesin Brushless dc permanent magnet gear motor ...... 20
Tabel 3.2 Rolling resistance coefficient ........................................................... 22
Tabel 3.3 Hasil Pengukuran arus kelistrikan body ........................................... 28
viii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2010). Dari beberapa aspek tersebut maka timbul pemikiran untuk membuat
mobil golf yang memiliki keunggulan bebas polusi, ramah lingkungan, dan
efisien. Beberapa pemikiran tersebut adalah suatu fokus riset dan pengembangan
perusahaan alat transportasi (Fauzi, 2013). Mobil golf ini di desain dengan
menggunakan teknologi mesin berbahan bakar listrik, body yang ringan serta
suspensi yang nyaman. Mobil ini diharapkan mampu menekan tingkat polusi
udara, dan menjadi mobil yang ramah lingkungan.
Kelistrikan body pada mobil golf listrik merupakan bagian pendukung agar
mobil golf listrik tersebut dapat bekerja sesuai fungsinya (Sejati, 2011). Instalasi
terdiri dari berbagai bagian yang memiliki fungsi masing-masing. Mulai dari
sistem penerangan lampu kepala, lampu rem, lampu belok dan beberapa lampu
lainnya yang memiliki fungsi tersendiri misal lampu rem berfungsi untuk
memberi isyarat pada pengendara lain agar tidak terjadi tabrakan ketika mobil
akan berhenti.
2
Mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tentang perencanaan,
pembuatan dan pengujian mobil golf listrik
2. Secara praktis
a. Mahasiswa dapat menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah
khususnya bidang mata kuliah kerja bangku dan plat, permesinan,
mekanika teknik, ilmu teknik pengelasan dan elektronika. Serta
mahasiswa dapat memperoleh pengetahuan tentang perencanaan,
pembuatan dan pengujian mobil golf listrik
b. Tugas akhir ini diharapkan dapat membantu dalam mendukung
program go green kampus Politeknik Negeri Padang.
3
BAB II
DASAR TEORI
4
2. Lampu Tanda Belok
Lampu tanda belok atau sein dan lampu hazzard adalah dua sistem tanda yang
berbeda, tetapi menggunakan komponen yang sama. Sistem ini terdiri atas empat
buah lampu berwarna kuning, yaitu: 2 bola lampu belakang dan 2 bola lampu
depan masing-masing kanan dan kiri.
Agar sistem tanda ini berfungsi dengan baik, lampu-lampu tersebut harus dapat
menyala dan berkedip sempurna, yaitu selama 1 menit adalah 60 kali kedipan. Hal
ini bisa terjadi bila arus yang masuk ke bola lampu berupa arus putus-hubung
yang diperoleh dari alat pengedip (flasher). Bila saklar lampu tanda belok
dioperasikan ke kiri atau ke kanan, lampu yang berkedip kiri saja atau kanan saja.
Saklar tersebut biasanya terletak di bawah lingkar kemudi dan dirakit di batang
kemudi. Bila saklar lampu hazzard dioperasikan atau difungsikan, lampu yang
berkedip adalah kiri dan kanan secara bersamaan. Saklar lampu hazzard biasanya
terletak di bagian batang kemudi sebelah depan. Perbedaan kedua sistem tersebut
adalah dari fungsinya, lampu tanda belok dipergunakan bila kendaraan akan
mengubah arah atau berbelok, sedangkan lampu hazzard digunakan bila dalam
keadaan bahaya. Misalnya mobil sedang menarik atau ditarik mobil lain, mobil
berhenti darurat karena ada kerusakan. Lihat gambar 2.2.
5
3. Lampu Hazard.
Lampu hazard, digunakan untuk memberikan isyarat pada kendaraan di depan
atau di belakang bila kendaraan dalam keadaan darurat dan meminta prioritas
jalan.
4. Lampu Rem.
Lampu rem pada kendaraan bermotor biasanya berwarna merah dan
ditempatkan di bagian belakang yang menyatu dengan lampu kota atau posisi.
Daya rem harus lebih besar dari pada lampu posisi. Misalnya bola lampu dobel
filamen dengan tulisan 8/21 w 12V berarti daya lampu kota 8 w dan lampu rem 21
W dengan tujuan pada saat lampu kota atau posisi menyala dan mobil sedang
direm, akan terjadi perubahan sinar lampu terlihat menyala lebih terang.
Lampu rem akan selalu menyala bila pedal rem diinjak karena pada saat pedal rem
diinjak, tekanan tuas pedal rem cenderung ke posisi atas (tidak mengerem).
5. Klakson(horn)
Klakson (horn) merupakan alat keamanan yang dapat memberikan isyarat yang
berupa suara. Klakson ini dapat bermacam-macam jenisnya. Pada jaman dulu,
klakson ini berupa terompet dengan balon yang digerakkan dengan tangan, tetapi
kini klakson jenis ini sudah tidak dipakai lagi yang mana umumnya sekarang
mobil menggunakan klakson yang digerakkan secara elektrik. Untuk mobil-mobil
ringan pada umumnya digunakan klakson Bosch. Klakson jenis ini menggunakan
sebuah vibrator untuk membuat resonansi terhadap getaran–getaran suara yang
ditimbulkan. Untuk mobil-mobil besar seperti truk atau bis besar biasanya
menggunakan jenis klakson angin. Klakson angin (air horn) ini dapat membuat
suara yang cukup keras dan jauh. Suara ditimbulkan oleh getaran-getaran
diafragma yang disebabkan oleh adanya hembusan udara dari suatu tangki udara.
Lihat gambar 2.3.
6
Gambar 2.3 Klakson
6. Lampu Mundur
Lampu mundur pada kendaraan bermotor berfungsi di samping untuk memberi
tanda mundur pada kendaraan yang berada di belakangnya, juga berfungsi untuk
menerangi bagian belakang mobil tersebut. Agar nyala lampu tersebut bisa
dibedakan dengan lampu yang lain, warna dari lampu mundur adalah putih.
Supaya dapat terlihat jelas pada jarak yang cukup jauh, daya lampu yang
terpasang sebesar 23 Watt. Lampu mundur hanya dapat menyala bila mesin hidup
( kunci kontak “ON” ) dan gigi transmisi pada posisi mundur. Lihat gambar 2.4.
7
2.3 Macam-macam Komponen Pendukung yang Digunakan
8
Gambar 2.6 Kunci Kontak
Kunci kontak mempunyai dua posisi, yaitu:
Off : terputus dari sumber tegangan (baterai)
ON/IG : terhubung ke sistem kelistrikan (Ignition )
3. Saklar
Saklar di bawah dapat dioperasikan dengan cara menarik ke atas dan melepas
untuk menyalakan lampu kepala dan bila dilakukan kembali maka lampu kepala
akan mati. Kemudian bila saklar didorong kedepan maka sein kiri akan menyala
dan sebaliknya jika saklar di tarik ke belakang maka sein kanan akan menyala dan
kemudian jika ingin mematikan sein posisikan kembali saklar pada posisi tengah.
Lihat pada gambar 2.7.
9
4. Sekring(Fuse)
Sekring adalah suatu komponen kelistrikan yang berfungsi untuk membatasi
beban arus yang berlebihan. Selain itu, untuk menghindari terjadinya kerusakan
pada rangkaian saat terjadi hubungan arus pendek. Dengan adanya sekring (Fuse)
rangkaian kelistrikan, bola lampu, kabel-kabel, Relay, Fleser, dan yang lainnya
tidak akan rusak bila terjadi kelebihan arus atau terjadi hubungan arus pendek
karena sekring akan putus terlebih dahulu. Jenis sekring ada bermacam-macam,
baik bentuk (kontruksi) maupun jenis filamennya. Lihat pada gambar 2.8.
10
6. Relay
Relay adalah saklar elektrik yang digunakan untuk memutus dan
menghubungkan arus secara elektrik. Cara kerjanya, bila dialiri arus listrik,
kumparan akan menjadi magnet sehingga terhubung. Ada dua jenis Relay, yaitu
Relay bila dialiri arus listrik Relay akan terhubung dan Relay bila dialiri arus
listrik akan terputus. Lihat pada gambar 2.10 Relay.
11
Persamaan di atas dapat digambarkan menjadi segitiga persamaan seperti
gambar di bawah ini.
12
b. Panjang Penghantar
Semakin panjang penghantar, maka tahanan semakin besar.
c. Penampang Penghantar
Semakin besar atau luas penampang, maka tahanan semakin kecil.
Daya Listrik atau dalam bahasa Inggris disebut dengan Electrical Power adalah
jumlah energi yang diserap atau dihasilkan dalam sebuah sirkuit/rangkaian.
Sumber Energi seperti Tegangan listrik akan menghasilkan daya listrik sedangkan
beban yang terhubung dengannya akan menyerap daya listrik tersebut. Dengan
kata lain, Daya listrik adalah tingkat konsumsi energi dalam sebuah sirkuit atau
rangkaian listrik. Rumus 2.2 adalah rumus daya listrik.
P = V x I ..........................................................................................................2.2
Dimana:
P = Daya Listrik dengan satuan Watt (W)
V = Tegangan Listrik dengan Satuan Volt (V)
I = Arus Listrik dengan satuan Ampere (A)
13
BAB III
PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN
Mulai
Gambar sketsa
Perakitan
Tidak
Apakah sesuai spesifikasi
Ya
Laporan
Selesai
Gambar 3.1 Diagram alir proses perencanaan.
14
14
3.2 Perencanaan Mobil Golf Listrik
Keterangan Gambar
1. Klakson.
2. Lampu tanda belok/Sein.
3. Lampu utama.
4. Baterai.
5. Lampu belakang.
Perencanaan tata letak kelistrikan body disesuaikan pada mobil-mobil pada
umumnya, agar mobil listrik ini dapat berfungsi seperti mobil sebagaimana
mestinya dan dapat diterima di masyarakat umum.
15
3.3 Gambar sketsa Mobil Golf Listrik
16
3.4 Alur Sistem Kelistrikan Body
1. Alur lampu tanda belok dan hazard dimulai dari baterai melewati Fuse ke
kunci kontak kemudian ke Fleser, dari Fleser kemudian dibagi ke saklar
Sein dan saklar hazzard kemudian dari kedua saklar tersebut baru diteruskan
ke beban. Alur dapat dilihat pada gambar 3.4 di bawah ini.
17
3. Alur klakson dimulai dari baterai melewati Fuse ke kunci kontak kemudian
masuk ke Relay dengan kode 85, kode 30 dihubungkan ke positif(+)
baterai, kode 86 dihubungkan ke ground/massa dengan melewati saklar
klakson baru kode 87 pada Relay diteruskan ke beban. Alur dapat dilihat
pada gambar 3.6 di bawah ini.
18
Gambar 3.8 Alur Lampu Rem
19
3.6 Perhitungan Daya
3.6.1 Daya Motor
Daya Motor dapat dilihat pada spesifikasi mesin Brushless dc Permanent
magnet gear motor yang ditunjukkan tabel 3.1 di bawah ini. Mesin yang
digunakan pada mobil golf listrik dapat dilihat pada gambar 3.9 berikut ini.
Tabel 3.1 Spesifikasi mesin Brushless dc Permanent magnet gear motor
20
3.6.2 Perhitungan Daya
Kebutuhan daya adalah besarnya daya yang dibutuhkan untuk menggerakan
alat. Besarnya kebutuhan daya dipengaruhi oleh berat alat, koefisien gesek ban
dengan tanah, tahanan guling roda/ban.
1. Gaya gesek pada roda/ban
Gaya gesek dalam bentuk (N) dapat diperoleh dari beban total (N) dikalikan
dengan koefisien gesek (µ). Kemudian dapat dicari koefisien gesek dengan
menggunakan grafik koefisien rolling resistance yang dapat dilihat pada gambar
3.10 berikut ini.
Keterangan:
Ban dengan alur
Ban tanpa alur
21
=m×g×µ
= 695 kg × 9,8 m/s ×0,012
= 81,73 N
2. Tahanan guling
Tahanan guling akan bereaksi pada beban alat sehingga timbul tahanan guling,
nilai rata-rata tahanan guling dapat dilihat pada Tabel 3.1 rolling resistance
coefficient.
Tabel 3.2 Rolling resistance coefficient
22
= crr × m × g
= 0,01 × 695 kg × 9,8 m/s
= 68,11 N
23
dengan kecepatan (V). Kecepatan diperoleh dari asumsi yang diinginkan. Pada
mobil golf listrik ini kecepatan yang diinginkan saat dikendarai di jalan aspal
adalah 30 km/jam. Daya motor yang diinginkan dapat dihitung dengan rumus
(2.5):
P=F×V
P = 2.425,27 N × 30km/jam
30 × 1000m
P = 2.425,27 N ×
3600s
P = 2.425,27 N × 8,33 m⁄s
P = 20.202,49 watt
Dari data di atas diperoleh daya yang dibutuhkan sebesar 20.202,49 watt.
= 8,3 m/s
NK = 2 �.��
8,3 �/�
NK =
2 .3,14 .0,03 �
NK = 44,05 rps
NK = 2.643 rpm
Setelah putaran sprocket driven dan diameter roda (Dr) diketahui, maka putaran
pada roda saat kecepatan 30 km/jam dapat ditentukan dengan:
�
NB =
π . Dr
8,3�/�
=
3,14 x 0,254 m
24
= 10,30 rps
= 618 rpm
Jadi velocity ratio yang di dapat adalah:
Nk 2643
= = 4,27
NB 618
25
Kecepatan rata-rata rantai saat beroperasi dapat dihitung dengan rumus:
�1 × � × �1
�=
60 × 1000
14 × 12,7 × 3400
=
60 × 1000
= 10,07 �⁄�
3. Menghitung breaking load rantai
Kekuatan putus rantai/kekuatan maksimal gaya yang mampu diterima
rantai dapat dihitung dengan rumus:
WB = 106 × p2
=106 × 12,72
=17096,7 N
4. Menghitung daya maksimal yang ditransmisikan oleh rantai.
Untuk menentukan daya maksimal yang ditransmisikan oleh rantai terlebih
dahulu menentukan Service factor.
Service factor:
a. Beban (k1) = 1 untuk beban konstan.
= 1,25 untuk beban variable dengan guncangan
ringan.
= 1.5 untuk beban guncangan berat.
b. Pelumasan (k2) = 0,8 untuk pelumasan terus menerus.
= 1 untuk pelumasan menurun.
= 1.5 untuk pelumasan berkala.
c. Pemakaian (k3) = 1 untuk pemakaian selama 8 jam per hari.
= 1,25 selama 16 jam per hari.
= 1.5 untuk pemakaian terus menerus.
Maka diasumsikan:
Ks = k1 × k2 × k3
= 1,25 × 1,5 × 1
=1,875
5. Menghitung daya yang dapat ditranmisikan oleh rantai, dengan
mengalikan rated power (daya mesin) dengan Service factor.
Daya yang dapat ditransmisikan dihitung dengan rumus:
26
Desain power = Rated Power× Ks
P = 20.202,49 × 1,875
= 37.879,66 watt
6. Menghitung Beban Total yang diterima oleh rantai.
Menghitung Beban Total yang diterima oleh rantai dengan menjumlah
semua gaya yang bertitik tumpu pada rantai dapat dihitung dengan
rumus(2.12):
�
� =
�
20.202,49
=
10,07
� = 3.761,63 N
Beban maksimal daya angkut:
a. Beban kendaraan:
m Kendaraan = 520 kg
W Kendaraan =m×g
= 520 kg × 9,8 m/s 2
= 5096 N
b. Beban penumpang:
m Penumpang = 150 kg
W Penumpang =m×g
= 150 kg × 9,8 m/s2
= 1470 N
c. Beban barang penumpang:
m Barang penumpang = 25 kg
W Barang penumpang =m×g
= 25 kg × 9,8m/s2
= 245 N
Jadi beban total = W + W kendaraan + W penumpang +
W barang penumpang
= 3.761,63N + 5096N + 1470N + 245N
= 10.571,63N
27
Jadi transmisi rantai ini AMAN menahan beban 10.571,63N Karena tidak
melebihi breaking load (Wb) yaitu 17096,7N
Dari hasil pengukuran yang dilakukan, diperoleh hasil berapa kuat arus
masing-masing rangkaian. Berikut adalah perhitungan daya listrik dari masing-
masing rangkaian tersebut.
Perhitungan daya listrik (P) dari 2 lampu Utama
P = 2 (V x I)
28
= 2 (12,5 volt x 2,6 ampere)
= 2 x 32,5 watt
= 65 watt
Perhitungan daya listrik (P) dari 2 lampu rem
P = 2 (V x I)
= 2 (12,5 volt x 0,1 ampere)
= 2 x 1,25 watt
= 2,5 watt
Perhitungan daya listrik (P) dari lampu tanda belok depan (sein)
P=VxI
= 12,5 volt x 0,5 ampere
= 6,25 watt
Perhitungan daya listrik (P) dari lampu tanda belok belakang (sein)
P=VxI
= 12,5 volt x 0,1 ampere
= 1,25 watt
Jadi perhitungan lampu tanda belok (sein) 6,25 + 1,25 = 7,5 watt
Perhitungan daya listrik (P) dari lampu hazzard
P = 2 x sein depan + 2 x sein belakang
= 2 x 6,25 watt + 2 x 1,25 watt
= 12,5 watt + 2,5 watt
= 15 watt
Perhitungan daya listrik (P) dari 2 klakson
P = 2 (V x I)
= 2 (12,5 volt x 2,8 ampere)
= 2 x 35 watt
= 70 watt
Perhitungan daya listrik (P) dari 2 lampu mundur
P = 2 (V x I)
= 2 (12,5 volt x 0,1 ampere)
= 2 x 1,25 watt
= 2,5 watt
29
Perhitungan daya listrik (P) dari 2 lampu kota belakang
P = 2 (V x I)
= 2 (12,5 volt x 0,1 ampere)
= 2 x 1,25 watt
= 2,5 watt
Perhitungan daya total kelistrikan body
Ptotal = 65 watt + 2,5 watt + 15 watt + 70 watt + 2,5 watt + 2,5 = 157,5 watt
30
BAB IV
PROSES PERANCANGAN KOMPONEN
31
31
5. Klakson.
6. Relay.
7. Flaser.
8. Mur dan dan baut.
9. Kunci kontak.
10. Sekring.
11. Kotak sekring/rumah sekring.
12. Switch rem.
13. Switch mundur.
14. Kabel serabut.
15. Soket jantan.
16. Soket betina.
17. Soket skun betina.
18. Soket skun jantan.
19. Soket relay.
20. Soket fleser.
21. Elektroda las.
22. Mata gerinda.
23. Tenol/timah.
24. Besi plat strip.
25. Kabel aki dan penjepit.
32
4. Setelah itu buat dudukan sein dengan plat strip dengan ukuran 2 cm x 2,5
cm.
5. Lubangi plat strip dengan bor tangan ukuran 10 mm dan 6 mm kemudian
sambungkan dengan las pada rangka. Lihat pada gambar 4.2 di bawah
ini.
33
Gambar 4.4 Letak Posisi Klakson
9. Membuat dudukan baterai untuk kelistrikan body, bahan plat siku 3 cm x
3 cm, potong 1 plat ukuran 33 cm, 2 plat ukuran 24 cm, dan 2 plat ukuran
13 cm kemudian sambungkan dengan las. Lihat pada gambar 4.5 di
bawah ini.
34
Gambar 4.6 Rangkaian Lampu Utama.
2. Merangkai lampu tanda belok dan hazzard. Dari baterai menuju Fuse
melewati kunci kontak menuju ke Flaser kemudian diteruskan ke saklar
sein dan saklar hazzard, sein kanan warna kabel kuning sein kiri warna
kabel abu-abu dihubungkan ke kabel hitam pada lampu sein. Lihat gambar
4.6 di bawah ini.
35
Gambar 4.8 Rangkaian Klakson
4. Merangkai lampu rem. Dari baterai menuju ke Fuse kemudian melewati
kunci kontak dan diteruskan ke saklar atau switch rem kemudian baru
diteruskan ke kabel warnah merah pada lampu belakang. Lihat gambar 4.8
di bawah ini.
36
Gambar 4.10 Rangkaian Lampu Mundur
37
7. Motor listrik dan kompnen penghubung (beterai, kontroler, charger, pedal
gas).
8. Komponen kelistrikan body (beterai, lampu, klakson, saklar).
38
3. Motor listrik
Perawatan yang dapat dilakukan adalah mengecek kekencangan baut
pemegang motor terhadap rangka yang mungkin kendor akibat getaran. Hal lain
yang dapat dilakukan adalah pembesihan motor dari debu yang di mungkinkan
dapat tersedot dan menyumbat putaran motor.
4. Kelistrikan Body.
Perawatan yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan baterai apakah ada karat
atau kotoran dibagian terminal, dan periksa fisik/body baterai apakah masih
bagus, periksa kabel apakah ada yang putus atau terkelupas, periksa lampu apakah
kondisinya masih bagus dan periksa juga saklar penghubungnya apakah masih
bagus, dan periksa juga komponen-komponen lainnya yang mungkin mengalami
kerusakan.
39
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Mobil Golf Listrik telah selesai dikerjakan dan dapat dikendarai dengan
aman, nyaman, bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari dan tentunya tanpa
emisi gas buang.
2. Seluruh sistem kelistrikan body pada Mobil Golf Listrik telah selesai dirakit
dan dapat berfungsi dengan baik.
5.2 Saran
1. Penataan kabel kelistrikan harus lebih rapi agar kendaraan semakin terlihat
bagus.
3. Proses dempul dan pengecatan rangka lebih teliti sehingga hasilnya lebih
bagus dan halus.
40
40
DAFTAR PUSTAKA
41
41