Disusun oleh :
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat Rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Etika dan Tanggung Jawab Sosial Dalam
Usahatani” dengan tepat waktu. Paper ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Manajemen Usahatani. Selain itu, paper ini bertujuan menambah wawasan tentang inovasi
yang dapat dikembangkan dalam usahatani bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen selaku koordinator dan dosen
pengampu mata kuliah manajemen usahatani. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan paper ini. Penulis menyadari paper
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan paper ini.
Kelompok 12
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
3. Bagaimana praktik manajemen sumber daya alam dalam usahatani, termasuk pengelolaan
limbah, penggunaan pestisida ramah lingkungan, dan upaya konservasi alam?
4. Apa dampak dari penerapan pertanian berkelanjutan atau organik dan teknologi ramah
lingkungan dalam usahatani, serta bagaimana hal ini dapat mendorong keberlanjutan?
5. Bagaimana keterkaitan antara etika dan strategi bisnis pertanian, dan apa dampaknya
terhadap hubungan dengan pelanggan serta pasar?
6. Apa hambatan utama yang dihadapi dalam menerapkan etika dan tanggung jawab sosial
dalam usahatani dan bagaimana solusi atas tantangan tersebut?
7. Apa contoh kasus dari petani atau organisasi tertentu yang berhasil menerapkan prinsip
etika dalam usahatani, serta apa saja keberhasilan, tantangan, dan pembelajaran yang bisa
diambil dari kasus-kasus tersebut?
1.3 Tujuan
1. Membahas dan mendefinisikan konsep etika yang sesuai dalam konteks usahatani untuk
mengidentifikasi prinsip-prinsip yang relevan dan praktik yang dapat diterapkan dalam
kegiatan pertanian.
2. Meneliti bagaimana tanggung jawab sosial petani tercermin dalam interaksi mereka
dengan masyarakat lokal serta memahami kontribusi mereka terhadap pembangunan
lokal untuk merancang kerangka kerja tanggung jawab sosial yang berkelanjutan.
3. Menjelajahi praktik manajemen sumber daya alam dalam usahatani, termasuk
pengelolaan limbah, penggunaan pestisida ramah lingkungan, dan upaya konservasi alam
untuk memahami bagaimana praktik-praktik ini dapat diterapkan secara efektif dalam
konteks pertanian.
4. Mengidentifikasi dampak dari penerapan pertanian berkelanjutan atau organik beserta
teknologi ramah lingkungan dalam usahatani serta menganalisis bagaimana hal ini dapat
mempengaruhi keberlanjutan jangka panjang dalam sektor pertanian.
5. Menganalisis keterkaitan antara etika dan strategi bisnis pertanian untuk memahami
bagaimana prinsip-prinsip etika dapat memengaruhi hubungan dengan pelanggan dan
pasar dalam konteks usahatani.
6. Mengidentifikasi hambatan utama yang dihadapi dalam menerapkan etika dan tanggung
jawab sosial dalam usahatani serta mengusulkan solusi untuk mengatasi tantangan-
tantangan tersebut.
2
7. Menyajikan contoh kasus dari petani atau organisasi tertentu yang berhasil menerapkan
prinsip etika dalam usahatani, memetakan keberhasilan, tantangan, dan pembelajaran
yang dapat diambil dari pengalaman mereka untuk memberikan panduan praktis dalam
menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kegiatan pertanian.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa
digunakan sebagai pedoman atau asas seseorang dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku.
Etika dalam konteks usahatani mengacu pada seperangkat prinsip dan nilai-nilai moral
yang membimbing perilaku petani dan praktisi pertanian dalam menjalankan kegiatan pertanian.
Ini mencakup pertimbangan etis terhadap keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan tenaga kerja,
dan dampak sosial dari praktik pertanian.
4
Tanggung Jawab Sosial: Memikirkan dampak sosial dari keputusan dan tindakan
pertanian, serta berkontribusi positif pada masyarakat.
Konservasi: Menanamkan nilai-nilai konservasi untuk menjaga keberlanjutan sumber
daya alam.
Integritas: Bertindak dengan integritas dalam semua aspek praktik pertanian, termasuk
komunikasi dan pelaporan.
Kepedulian Terhadap Kesejahteraan Hewan: Mempertimbangkan kesejahteraan hewan
dalam praktik-praktik pertanian.
Partisipasi Komunitas: Melibatkan komunitas dalam proses pengambilan keputusan yang
memengaruhi lingkungan dan kehidupan sehari-hari mereka.
5
3. Peran Petani dalam Kesejahteraan Masyarakat:
Petani memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk:
Produksi Pangan Berkualitas: Menyediakan produk pertanian yang aman, bersih, dan
berkualitas tinggi untuk konsumsi masyarakat.
Harga yang Wajar: Berkontribusi pada stabilitas harga dan ketersediaan pangan di tingkat
lokal.
Keseimbangan Ekosistem: Mempraktikkan pertanian berkelanjutan untuk menjaga
keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan lingkungan.
Melalui keterlibatan aktif dalam masyarakat, kontribusi pada pembangunan lokal, peran
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan,
petani dapat memainkan peran yang signifikan dalam menciptakan komunitas yang
berkelanjutan dan seimbang.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Etika dalam manajemen sumber daya alam mencakup serangkaian prinsip dan nilai yang
bertujuan untuk menjaga, melindungi, dan menggunakan sumber daya alam secara bertanggung
jawab.
A. Praktik Bertanggung Jawab terhadap Sumber Daya Alam (Tanah, Air, Udara)
7
Etika dalam manajemen sumber daya alam mengacu pada upaya untuk mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab demi keberlangsungan lingkungan
dan masyarakat. Dengan menerapkan praktik-praktik ini, kita dapat menjaga keseimbangan alam
serta memastikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.
Irigasi yang Efisien : Menggunakan teknologi irigasi yang efisien untuk menghemat
penggunaan air dalam pertanian.
Pemanfaatan Energi Terbarukan : Menggunakan sumber energi terbarukan, seperti panel
surya atau biomassa, dalam operasional pertanian.
Penerapan IoT (Internet of Things) atau Sensor : Memanfaatkan teknologi sensor dan
data untuk memantau kebutuhan tanaman secara tepat, mengoptimalkan penggunaan
sumber daya, dan mengurangi limbah.
8
Keseimbangan Lingkungan : Mempertahankan keseimbangan ekosistem, melestarikan
tanah, air, dan keanekaragaman hayati.
Kesejahteraan Masyarakat : Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, memberikan
kesempatan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan komunitas sekitar.
Ketersediaan Pangan yang Berkualitas : Membuat produk pertanian yang lebih sehat dan
berkualitas, serta memenuhi kebutuhan pangan yang berkelanjutan.
9
Etika bisnis pertanian mencakup hubungan dengan pekerja. Strategi yang berfokus pada
kesejahteraan pekerja, upah yang adil, dan kondisi kerja yang baik dapat meningkatkan
produktivitas, mengurangi tingkat pergantian karyawan, dan menciptakan lingkungan
kerja yang positif.
Inovasi dan Keunggulan Bersaing:
Bisnis pertanian yang mengadopsi etika sebagai bagian dari strategi mereka cenderung
lebih inovatif. Kesadaran akan isu-isu etika dapat mendorong perusahaan untuk mencari
solusi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, yang pada gilirannya
dapat menciptakan keunggulan bersaing.
Hubungan dengan Pemangku Kepentingan:
Etika bisnis pertanian mencakup hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan
seperti pemasok, investor, dan masyarakat setempat. Memperhatikan kepentingan semua
pihak terlibat dapat menciptakan hubungan yang kuat dan mendukung pertumbuhan
bisnis.
Manajemen Resiko:
Mengintegrasikan etika dalam strategi bisnis membantu dalam manajemen risiko. Praktik
bisnis yang etis dapat mengurangi risiko reputasi, sanksi hukum, dan masalah lain yang
dapat merugikan operasional perusahaan.
Etika memiliki fungsi yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan itu
sendiri. Permasalahan etika bisnis yang terjadi di perusahaan bervariasi antara fungsi perusahaan
yang satu dan fungsi perusahaan lainnya. Hal ini terjadi karena operasi perusahaan sangat
terspesialisasi dalam berbagai bidang profesi, sehingga setiap fungsi perusahaan cenderung
memiliki masalah etika tersendiri. Hubungan yang dilakukan perusahaan dengan para
pelanggannya dapat menimbulkan berbagai permasalahan etika bisnis di bidang produksi dan
pemasaran. Untuk melindungi konsumen dari perlakuan yang tidak etis yang mungkin dilakukan
oleh perusahaan, pemerintah Indonesia telah memberlakukan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Etika bisnis berlaku sebagai benteng bagi pemangku kepentingan, etika bisnis memiliki
fungsi yang mampu menyinergikan antar pemangku kepentingan dalam bisnis. Bisnis yang
beretika akan membawa dampak baik pada perusahaan. Penerapan etika dalam kegiatan bisnis
akan membawa dampak yang positif bagi kelangsungan suatu bisnis. Dalam dunia bisnis etika
10
memiliki peran penting bagi perjalanan organisasi bisnis. Bisnis merupakan aktivitas yang
memerlukan tanggung jawab moral dalam pelaksanaannya, sehingga etika dalam praktik bisnis
memiliki hubungan yang erat. Bisnis tanpa etika akan membuat praktik bisnis menjadi tidak
terkendali dan justru merugikan tujuan utama dari bisnis itu sendiri. Bagi perusahaan jasa
memberikan layanan kepada pelanggan adalah tujuan utama untuk menarik pelanggan dan
menawarkan produknya. Menentukan karakteristik pelanggan dan memberikan pelayanan adalah
tugas utama dari setiap pihak internal pada perusahaan. Kualitas layanan yang diberikan kepada
pelanggan(pihak eksternal) sangat tergantung pada kualitas relasi dan kerjasama pelanggan
internal.
11
Kurangnya pemahaman tentang pentingnya etika dalam pertanian dan kurangnya
kesadaran tentang dampak lingkungan dapat menjadi hambatan dalam menerapkan
praktik bisnis yang etis.
12
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Praktik usahatani saat ini tidak hanya berkutat pada aspek produksi semata, melainkan
juga mendasarkan diri pada pertimbangan etika dan tanggung jawab sosial. Eksplorasi terhadap
nilai-nilai etika yang diterapkan dalam usahatani menjadi penting untuk mengidentifikasi
prinsip-prinsip yang relevan dalam konteks pertanian modern. Tanggung jawab sosial petani
tercermin dalam kontribusi mereka terhadap pembangunan lokal dan interaksi dengan
masyarakat, sementara praktik manajemen sumber daya alam, seperti pengelolaan limbah,
penggunaan pestisida ramah lingkungan, dan konservasi alam, menentukan keberlanjutan
usahatani. Dampak positif dari penerapan pertanian berkelanjutan dan teknologi ramah
lingkungan menunjukkan arah bagi masa depan pertanian yang lebih etis dan bertanggung jawab.
Keterkaitan antara etika dan strategi bisnis dalam pertanian menyoroti pentingnya prinsip-prinsip
moral dalam menjalin hubungan dengan pelanggan dan pasar. Namun, tantangan dalam
menerapkan prinsip etika dan tanggung jawab sosial memerlukan solusi yang memadai untuk
menjamin keberhasilan implementasi. Studi kasus tentang petani atau organisasi tertentu yang
berhasil menerapkan prinsip etika memberikan pembelajaran berharga untuk mengilustrasikan
potensi, tantangan, dan keberhasilan yang bisa dijadikan acuan dalam melangkah menuju
pertanian yang lebih beretika dan bertanggung jawab.
4.2 Saran
Untuk memajukan praktik pertanian yang lebih beretika dan bertanggung jawab,
beberapa langkah kunci dapat diambil. Pendidikan etika harus diperkuat melalui integrasi
prinsip-prinsip moral dalam kurikulum dan pelatihan bagi petani. Kemudian, pengembangan
panduan praktis atau kode etik menjadi landasan bagi keputusan dan tindakan yang sesuai
dengan nilai-nilai etika dalam konteks pertanian. Sementara itu, dukungan pada penelitian
teknologi pertanian yang ramah lingkungan menjadi penting untuk mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. Kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan organisasi non-profit
diperlukan agar sumber daya dan pengetahuan dapat disediakan secara komprehensif. Melalui
platform berbagi kasus sukses, pembelajaran dari pengalaman praktik terbaik dapat
dipertukarkan untuk memberikan inspirasi dan panduan praktis. Terakhir, pemberian insentif dan
13
peningkatan pengawasan atas praktik pertanian akan mendorong ketaatan terhadap prinsip-
prinsip etika yang diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Langkah-langkah ini diharapkan akan
menghasilkan transformasi positif dalam usahatani yang lebih beretika dan bertanggung jawab
secara sosial dan lingkungan.
14
DAFTAR PUSTAKA
Alya Putri Mulyani, A. F. (September 2020). Etika Lingkungan Hidup dalam Program
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pertanian Ramah Lingkungan (Kasus Kelompok
Tani Patra Rangga, Kabupaten Subang). Jurnal Resolusi Konflik, CSR, dan
Pemberdayaan, 22-29.
Hasoloan, A. (Juli 2018). Peranan Etika Bisnis dalam Perusahaan Bisnis. Jurnal Dharmawangsa
Warta Edisi : 57.
I Kadek Agus Satyawan, N. P. (Januari 2022). Peranan Etika dan Tanggung Jawab Sosial dalam
Bisnis. Jurnal Universitas Mahasaraswati Denpasar, 75-80.
Permana, A., & Utomo, S. (2020). "Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan: Strategi
Peningkatan Produksi dengan Memperhatikan Keseimbangan Ekosistem." Pustaka Agro.
Haryanto, D., & Sutomo, B. (2018). "Pertanian Organik di Indonesia: Penerapan Praktik
Berkelanjutan untuk Peningkatan Produktivitas." Gramedia Pustaka Utama.
Widjaja, T., & Prasetyo, B. (2019). "Dampak Pertanian Berkelanjutan terhadap Kesejahteraan
Petani: Studi Kasus di Jawa Tengah." Penerbit Andi.
Arsyad, S. (2018). Etika Lingkungan: Memperkuat Tanggung Jawab Manajemen Sumber Daya
Alam. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Mulyono, A. (2017). Manajemen Sumber Daya Alam yang Beretika: Implementasi Nilai-Nilai
Konservasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Soemarno, S. (2019). Etika Lingkungan dalam Manajemen Sumber Daya Alam. Surakarta:
Penerbit UNS Press.
15