Anda di halaman 1dari 18

PAPER

ETIKA DAN TANGGUNG JAWAB SOSIAL DALAM USAHATANI


MANAJEMEN USAHATANI

Disusun oleh :

Ni Komang Trisna Ambarwati (2206511073)

I Gusti Ngurah Agung Dhanu Pranadhitya (2206511076)

Ni Luh Putu Laksmi Yanti (2206511083)

I Gusti Komang Agung Krisna Aditya Putra (2206511109)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS UDAYANA

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat Rahmat-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas paper yang berjudul “Etika dan Tanggung Jawab Sosial Dalam
Usahatani” dengan tepat waktu. Paper ini disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Manajemen Usahatani. Selain itu, paper ini bertujuan menambah wawasan tentang inovasi
yang dapat dikembangkan dalam usahatani bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak/ibu dosen selaku koordinator dan dosen
pengampu mata kuliah manajemen usahatani. Ucapan terima kasih juga kami sampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu menyelesaikan paper ini. Penulis menyadari paper
ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik yang membangun
diharapkan demi kesempurnaan paper ini.

Jimbaran, 3 Desember 2023

Kelompok 12

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................................... i


DAFTAR ISI................................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 1
1.3 Tujuan.................................................................................................................................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................................... 4
2.1 Pengenalan Etika dalam Usahatani ....................................................................................... 4
2.2 Tanggung Jawab Sosial Petani .............................................................................................. 5
BAB III PEMBAHASAN ............................................................................................................... 7
3.1 Etika dalam Manajemen Sumber Daya Alam ....................................................................... 7
3.2 Keberlanjutan dalam Usahatani ............................................................................................ 8
3.3 Etika dalam Bisnis Pertanian................................................................................................. 9
3.4 Tantangan dalam Menerapkan Etika dan Tanggung Jawab Sosial ..................................... 11
3.5 Studi Kasus dan Praktik Terbaik ......................................................................................... 12
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 13
4.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 13
4.2 Saran .................................................................................................................................... 13
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................... 15

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam era globalisasi dan pertumbuhan populasi yang pesat, sektor pertanian menjadi
landasan utama bagi penyediaan pangan global. Namun, keterlibatan dalam usahatani tidak lagi
hanya sekadar tentang produksi; ini juga berkaitan erat dengan pertanyaan etika dan tanggung
jawab sosial. Praktik pertanian yang berkelanjutan telah menjadi sorotan, seiring dengan
kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan serta kesejahteraan petani. Sementara teknologi
terus berkembang, dilema etika muncul dalam penggunaannya di sektor pertanian, seperti
pertimbangan tentang penggunaan pestisida, rekayasa genetika, dan dampaknya terhadap
lingkungan serta kesehatan manusia. Oleh karena itu, menjelajahi dan memahami dinamika
antara etika, tanggung jawab sosial, dan usahatani menjadi esensial dalam membangun kerangka
kerja yang berkelanjutan bagi masa depan pertanian yang lebih beretika dan bertanggung jawab.
Dalam konteks ini, pemahaman yang mendalam tentang bagaimana etika berperan dalam
pengelolaan sumber daya alam menjadi sangat penting. Praktik bertanggung jawab terhadap
tanah, air, dan udara dalam usahatani tidak hanya menyangkut keberlanjutan lingkungan, tetapi
juga menentukan keberlangsungan produksi pangan secara keseluruhan. Penggunaan pestisida
yang ramah lingkungan dan manajemen limbah yang efektif menjadi bagian kunci dalam
menjaga keseimbangan ekologi tanah serta ketersediaan air yang berkualitas. Selain itu,
pergeseran menuju praktik pertanian organik atau berkelanjutan dan pemanfaatan teknologi yang
ramah lingkungan menjadi solusi yang mendasar dalam menghadapi tantangan ini. Melalui
integrasi etika dalam manajemen sumber daya alam, akan terbentuk landasan yang kokoh untuk
pertanian yang tidak hanya produktif secara ekonomi, tetapi juga menjunjung tinggi nilai-nilai
etika serta bertanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana konsep etika diterapkan dalam praktik usahatani dan apa definisi yang sesuai
dalam konteks pertanian?
2. Bagaimana tanggung jawab sosial petani tercermin dalam interaksi mereka dengan
masyarakat lokal dan kontribusi mereka terhadap pembangunan lokal?

1
3. Bagaimana praktik manajemen sumber daya alam dalam usahatani, termasuk pengelolaan
limbah, penggunaan pestisida ramah lingkungan, dan upaya konservasi alam?
4. Apa dampak dari penerapan pertanian berkelanjutan atau organik dan teknologi ramah
lingkungan dalam usahatani, serta bagaimana hal ini dapat mendorong keberlanjutan?
5. Bagaimana keterkaitan antara etika dan strategi bisnis pertanian, dan apa dampaknya
terhadap hubungan dengan pelanggan serta pasar?
6. Apa hambatan utama yang dihadapi dalam menerapkan etika dan tanggung jawab sosial
dalam usahatani dan bagaimana solusi atas tantangan tersebut?
7. Apa contoh kasus dari petani atau organisasi tertentu yang berhasil menerapkan prinsip
etika dalam usahatani, serta apa saja keberhasilan, tantangan, dan pembelajaran yang bisa
diambil dari kasus-kasus tersebut?

1.3 Tujuan
1. Membahas dan mendefinisikan konsep etika yang sesuai dalam konteks usahatani untuk
mengidentifikasi prinsip-prinsip yang relevan dan praktik yang dapat diterapkan dalam
kegiatan pertanian.
2. Meneliti bagaimana tanggung jawab sosial petani tercermin dalam interaksi mereka
dengan masyarakat lokal serta memahami kontribusi mereka terhadap pembangunan
lokal untuk merancang kerangka kerja tanggung jawab sosial yang berkelanjutan.
3. Menjelajahi praktik manajemen sumber daya alam dalam usahatani, termasuk
pengelolaan limbah, penggunaan pestisida ramah lingkungan, dan upaya konservasi alam
untuk memahami bagaimana praktik-praktik ini dapat diterapkan secara efektif dalam
konteks pertanian.
4. Mengidentifikasi dampak dari penerapan pertanian berkelanjutan atau organik beserta
teknologi ramah lingkungan dalam usahatani serta menganalisis bagaimana hal ini dapat
mempengaruhi keberlanjutan jangka panjang dalam sektor pertanian.
5. Menganalisis keterkaitan antara etika dan strategi bisnis pertanian untuk memahami
bagaimana prinsip-prinsip etika dapat memengaruhi hubungan dengan pelanggan dan
pasar dalam konteks usahatani.
6. Mengidentifikasi hambatan utama yang dihadapi dalam menerapkan etika dan tanggung
jawab sosial dalam usahatani serta mengusulkan solusi untuk mengatasi tantangan-
tantangan tersebut.

2
7. Menyajikan contoh kasus dari petani atau organisasi tertentu yang berhasil menerapkan
prinsip etika dalam usahatani, memetakan keberhasilan, tantangan, dan pembelajaran
yang dapat diambil dari pengalaman mereka untuk memberikan panduan praktis dalam
menerapkan prinsip-prinsip etika dalam kegiatan pertanian.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengenalan Etika dalam Usahatani


1. Definisi Etika dalam Konteks Pertanian:

Pengertian etika secara umum adalah aturan, norma, kaidah, ataupun tata cara yang biasa
digunakan sebagai pedoman atau asas seseorang dalam melakukan perbuatan dan tingkah laku.

Etika dalam konteks usahatani mengacu pada seperangkat prinsip dan nilai-nilai moral
yang membimbing perilaku petani dan praktisi pertanian dalam menjalankan kegiatan pertanian.
Ini mencakup pertimbangan etis terhadap keberlanjutan lingkungan, kesejahteraan tenaga kerja,
dan dampak sosial dari praktik pertanian.

2. Pentingnya Etika dalam Usahatani :


 Keberlanjutan Lingkungan: Etika membimbing petani untuk menggunakan praktik
pertanian berkelanjutan, menjaga keanekaragaman hayati, dan melindungi lingkungan
alam.
 Kesejahteraan Tenaga Kerja: Etika memastikan bahwa tenaga kerja pertanian
diperlakukan dengan adil, diberikan kondisi kerja yang aman, dan mendapatkan upah
yang layak.
 Pengelolaan Sumber Daya: Etika membimbing dalam pengelolaan yang bijaksana
terhadap tanah, air, dan sumber daya alam lainnya untuk keberlanjutan jangka panjang.
 Keamanan Pangan dan Kesehatan: Etika mendorong produksi pangan yang aman dan
bersih, serta memastikan kepatuhan terhadap standar keamanan pangan dan kesehatan.
 Keterlibatan Komunitas: Etika mendorong hubungan positif dengan komunitas lokal,
memberikan manfaat ekonomi, dan memperhatikan kebutuhan masyarakat.

3. Nilai-nilai Etika yang Relevan:


 Keadilan: Memastikan distribusi yang adil dari manfaat dan beban dalam rantai nilai
pertanian.
 Keterbukaan dan Transparansi: Memberikan informasi yang jujur dan transparan
mengenai praktik pertanian dan produk yang dihasilkan.

4
 Tanggung Jawab Sosial: Memikirkan dampak sosial dari keputusan dan tindakan
pertanian, serta berkontribusi positif pada masyarakat.
 Konservasi: Menanamkan nilai-nilai konservasi untuk menjaga keberlanjutan sumber
daya alam.
 Integritas: Bertindak dengan integritas dalam semua aspek praktik pertanian, termasuk
komunikasi dan pelaporan.
 Kepedulian Terhadap Kesejahteraan Hewan: Mempertimbangkan kesejahteraan hewan
dalam praktik-praktik pertanian.
 Partisipasi Komunitas: Melibatkan komunitas dalam proses pengambilan keputusan yang
memengaruhi lingkungan dan kehidupan sehari-hari mereka.

Pengenalan etika dalam usahatani adalah landasan untuk mengembangkan praktik-praktik


pertanian yang berkelanjutan, adil, dan beretika, sehingga memberikan dampak positif pada
lingkungan, masyarakat, dan ekonomi.

2.2 Tanggung Jawab Sosial Petani


1. Keterlibatan Petani dalam Masyarakat:
Petani memiliki tanggung jawab untuk terlibat secara positif dalam masyarakat sekitar. Ini
mencakup:
 Partisipasi dalam Kegiatan Komunitas: Menjadi bagian dari kegiatan-kegiatan komunitas
yang mempromosikan solidaritas dan kebersamaan.
 Pemberdayaan Masyarakat: Mendorong pembangunan ekonomi lokal dan
memberdayakan masyarakat setempat melalui pelatihan dan pendidikan.

2. Kontribusi Sosial Petani pada Pembangunan Lokal:


Petani dapat memberikan kontribusi positif pada pembangunan lokal dengan:
 Pembangunan Infrastruktur: Memberikan dukungan untuk pembangunan infrastruktur
yang meningkatkan aksesibilitas dan kesejahteraan masyarakat.
 Penciptaan Lapangan Kerja: Membantu menciptakan lapangan kerja lokal dan
mendukung pertumbuhan ekonomi di daerah tersebut.
 Pemberdayaan Wanita: Mendorong pemberdayaan perempuan dalam kegiatan pertanian
dan pengembangan lokal.

5
3. Peran Petani dalam Kesejahteraan Masyarakat:
Petani memiliki peran penting dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, termasuk:
 Produksi Pangan Berkualitas: Menyediakan produk pertanian yang aman, bersih, dan
berkualitas tinggi untuk konsumsi masyarakat.
 Harga yang Wajar: Berkontribusi pada stabilitas harga dan ketersediaan pangan di tingkat
lokal.
 Keseimbangan Ekosistem: Mempraktikkan pertanian berkelanjutan untuk menjaga
keseimbangan ekosistem dan kesejahteraan lingkungan.

4. Keberlanjutan Lingkungan: Petani memiliki tanggung jawab untuk menjaga keberlanjutan


lingkungan dan melibatkan diri dalam praktik pertanian yang ramah lingkungan. Ini melibatkan:
 Penggunaan Pupuk dan Pestisida yang Bijaksana: Mengelola penggunaan pupuk dan
pestisida agar tidak merusak lingkungan.
 Pertanian Berkelanjutan: Mengadopsi metode pertanian berkelanjutan untuk menjaga
kesuburan tanah dan keanekaragaman hayati.

Melalui keterlibatan aktif dalam masyarakat, kontribusi pada pembangunan lokal, peran
dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, dan upaya menjaga keberlanjutan lingkungan,
petani dapat memainkan peran yang signifikan dalam menciptakan komunitas yang
berkelanjutan dan seimbang.

6
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Etika dalam Manajemen Sumber Daya Alam

Etika dalam manajemen sumber daya alam mencakup serangkaian prinsip dan nilai yang
bertujuan untuk menjaga, melindungi, dan menggunakan sumber daya alam secara bertanggung
jawab.

A. Praktik Bertanggung Jawab terhadap Sumber Daya Alam (Tanah, Air, Udara)

 Konservasi Tanah : Melindungi kesuburan tanah dengan praktik-praktik seperti rotasi


tanaman, penanaman kembali, dan mengurangi erosi tanah.
 Konservasi Air : Mengelola penggunaan air secara bijaksana, termasuk praktik irigasi
yang efisien, pengumpulan air hujan, dan pelestarian sumber air tanah.
 Pengendalian Pencemaran Udara : Mengurangi emisi gas rumah kaca dan polusi udara
melalui praktik pertanian yang ramah lingkungan dan menggunakan teknologi yang lebih
bersih.

B. Pengelolaan Limbah dan Penggunaan Pestisida yang Ramah Lingkungan

 Pengelolaan Limbah : Meminimalkan limbah pertanian, mengolahnya secara aman, dan


mempertimbangkan teknologi pengelolaan limbah yang ramah lingkungan.
 Pestisida yang Ramah Lingkungan : Menggunakan pestisida secara bijaksana, memilih
bahan yang lebih ramah lingkungan, serta menerapkan penggunaan pestisida yang tepat
dan sesuai standar.

C. Menerapkan Etika dalam Konservasi Alam

 Konservasi Keanekaragaman Hayati : Melindungi dan memelihara keanekaragaman


hayati, baik itu tanaman, hewan, maupun ekosistem secara keseluruhan.
 Penghijauan dan Reboisasi : Melakukan penanaman pohon, penghijauan lahan, serta
pemeliharaan hutan untuk menjaga keseimbangan ekosistem dan mencegah kerusakan
lingkungan.

7
Etika dalam manajemen sumber daya alam mengacu pada upaya untuk mengelola dan
memanfaatkan sumber daya alam secara bertanggung jawab demi keberlangsungan lingkungan
dan masyarakat. Dengan menerapkan praktik-praktik ini, kita dapat menjaga keseimbangan alam
serta memastikan penggunaan sumber daya alam yang berkelanjutan untuk generasi mendatang.

3.2 Keberlanjutan dalam Usahatani

Keberlanjutan dalam usahatani mengacu pada upaya menjaga dan meningkatkan


produktivitas pertanian sekaligus memperhatikan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial.

A. Pertanian Organik atau Berkelanjutan

 Penggunaan Bahan Organik : Meminimalkan penggunaan bahan kimia sintetis dan


pestisida, serta menggunakan bahan organik alami untuk meningkatkan kesuburan tanah.
 Praktik Rotasi Tanaman : Menanam variasi tanaman secara bergantian untuk
mempertahankan kesuburan tanah dan mengurangi risiko gangguan hama atau penyakit
tertentu.
 Pengelolaan Hama dan Penyakit secara Alami : Menggunakan metode pengendalian
hama dan penyakit dengan cara yang lebih alami, seperti penggunaan predator alami atau
metode biopestisida.

B. Teknologi Ramah Lingkungan dalam Produksi Pertanian

 Irigasi yang Efisien : Menggunakan teknologi irigasi yang efisien untuk menghemat
penggunaan air dalam pertanian.
 Pemanfaatan Energi Terbarukan : Menggunakan sumber energi terbarukan, seperti panel
surya atau biomassa, dalam operasional pertanian.
 Penerapan IoT (Internet of Things) atau Sensor : Memanfaatkan teknologi sensor dan
data untuk memantau kebutuhan tanaman secara tepat, mengoptimalkan penggunaan
sumber daya, dan mengurangi limbah.

C. Dampak Positif dari Pertanian Berkelanjutan

8
 Keseimbangan Lingkungan : Mempertahankan keseimbangan ekosistem, melestarikan
tanah, air, dan keanekaragaman hayati.
 Kesejahteraan Masyarakat : Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal, memberikan
kesempatan kerja, serta meningkatkan kesejahteraan petani dan komunitas sekitar.
 Ketersediaan Pangan yang Berkualitas : Membuat produk pertanian yang lebih sehat dan
berkualitas, serta memenuhi kebutuhan pangan yang berkelanjutan.

Pertanian berkelanjutan bertujuan untuk memperpanjang keberlanjutan usahatani dengan


memperhatikan keseimbangan lingkungan, sosial, dan ekonomi. Melalui praktik pertanian yang
ramah lingkungan dan berkelanjutan, kita dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan
serta meningkatkan kesejahteraan petani dan masyarakat secara keseluruhan.

3.3 Etika dalam Bisnis Pertanian


Keterkaitan antara etika dan strategi bisnis pertanian sangatlah penting dalam membentuk
landasan yang kuat untuk kesinambungan dan keberlanjutan bisnis. Keterkaitan antara etika dan
strategi bisnis pertanian terletak pada bagaimana penerapan etika bisnis dapat menjadi landasan
dalam merancang strategi bisnis yang berkelanjutan dan bertanggung jawab secara sosial dan
lingkungan. Berikut adalah beberapa aspek keterkaitan antara etika dan strategi bisnis pertanian:
 Reputasi dan Kepercayaan Pelanggan:
Praktik bisnis yang etis dapat membantu meningkatkan reputasi perusahaan di mata
pelanggan. Pelanggan yang percaya pada etika perusahaan cenderung lebih setia dan
bersedia memberikan dukungan jangka panjang.
 Kepatuhan Regulasi:
Strategi bisnis pertanian yang etis mencakup kepatuhan terhadap regulasi dan standar
industri. Ini tidak hanya membantu menjaga reputasi perusahaan tetapi juga
meminimalkan risiko hukum yang dapat timbul akibat pelanggaran aturan.
 Keberlanjutan Lingkungan:
Strategi bisnis pertanian yang etis melibatkan tanggung jawab terhadap lingkungan.
Mengintegrasikan praktik pertanian yang berkelanjutan dan ramah lingkungan dalam
strategi bisnis dapat meningkatkan daya tahan jangka panjang dan mengurangi dampak
negatif terhadap ekosistem.
 Pengelolaan Sumber Daya Manusia:

9
Etika bisnis pertanian mencakup hubungan dengan pekerja. Strategi yang berfokus pada
kesejahteraan pekerja, upah yang adil, dan kondisi kerja yang baik dapat meningkatkan
produktivitas, mengurangi tingkat pergantian karyawan, dan menciptakan lingkungan
kerja yang positif.
 Inovasi dan Keunggulan Bersaing:
Bisnis pertanian yang mengadopsi etika sebagai bagian dari strategi mereka cenderung
lebih inovatif. Kesadaran akan isu-isu etika dapat mendorong perusahaan untuk mencari
solusi yang lebih efisien, ramah lingkungan, dan berkelanjutan, yang pada gilirannya
dapat menciptakan keunggulan bersaing.
 Hubungan dengan Pemangku Kepentingan:
Etika bisnis pertanian mencakup hubungan dengan berbagai pemangku kepentingan
seperti pemasok, investor, dan masyarakat setempat. Memperhatikan kepentingan semua
pihak terlibat dapat menciptakan hubungan yang kuat dan mendukung pertumbuhan
bisnis.
 Manajemen Resiko:
Mengintegrasikan etika dalam strategi bisnis membantu dalam manajemen risiko. Praktik
bisnis yang etis dapat mengurangi risiko reputasi, sanksi hukum, dan masalah lain yang
dapat merugikan operasional perusahaan.
Etika memiliki fungsi yang sangat berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan itu
sendiri. Permasalahan etika bisnis yang terjadi di perusahaan bervariasi antara fungsi perusahaan
yang satu dan fungsi perusahaan lainnya. Hal ini terjadi karena operasi perusahaan sangat
terspesialisasi dalam berbagai bidang profesi, sehingga setiap fungsi perusahaan cenderung
memiliki masalah etika tersendiri. Hubungan yang dilakukan perusahaan dengan para
pelanggannya dapat menimbulkan berbagai permasalahan etika bisnis di bidang produksi dan
pemasaran. Untuk melindungi konsumen dari perlakuan yang tidak etis yang mungkin dilakukan
oleh perusahaan, pemerintah Indonesia telah memberlakukan Undang-undang Nomor 8 Tahun
1999 tentang Perlindungan Konsumen.
Etika bisnis berlaku sebagai benteng bagi pemangku kepentingan, etika bisnis memiliki
fungsi yang mampu menyinergikan antar pemangku kepentingan dalam bisnis. Bisnis yang
beretika akan membawa dampak baik pada perusahaan. Penerapan etika dalam kegiatan bisnis
akan membawa dampak yang positif bagi kelangsungan suatu bisnis. Dalam dunia bisnis etika

10
memiliki peran penting bagi perjalanan organisasi bisnis. Bisnis merupakan aktivitas yang
memerlukan tanggung jawab moral dalam pelaksanaannya, sehingga etika dalam praktik bisnis
memiliki hubungan yang erat. Bisnis tanpa etika akan membuat praktik bisnis menjadi tidak
terkendali dan justru merugikan tujuan utama dari bisnis itu sendiri. Bagi perusahaan jasa
memberikan layanan kepada pelanggan adalah tujuan utama untuk menarik pelanggan dan
menawarkan produknya. Menentukan karakteristik pelanggan dan memberikan pelayanan adalah
tugas utama dari setiap pihak internal pada perusahaan. Kualitas layanan yang diberikan kepada
pelanggan(pihak eksternal) sangat tergantung pada kualitas relasi dan kerjasama pelanggan
internal.

3.4 Tantangan dalam Menerapkan Etika dan Tanggung Jawab Sosial


Menerapkan etika dalam usahatani (pertanian) bisa dihadapi oleh sejumlah hambatan.
Beberapa hambatan utama melibatkan faktor internal dan eksternal yang dapat mempengaruhi
kemampuan suatu usaha pertanian untuk mengikuti standar etika dan praktik bisnis yang baik.
Berikut adalah beberapa tantangann utama yang mungkin dihadapi:
 Tekanan Ekonomi:
Usahatani seringkali terkena tekanan ekonomi, dan dalam beberapa kasus, para petani
mungkin merasa terdorong untuk mengabaikan praktik etika demi mengoptimalkan
keuntungan ekonomi dalam jangka pendek.
 Keterbatasan Sumber Daya:
Keterbatasan sumber daya seperti tanah, air, dan modal dapat menyebabkan petani
cenderung fokus pada strategi pertanian yang mungkin tidak selalu mempertimbangkan
aspek etika atau berkelanjutan.
 Penggunaan Pestisida dan Pupuk:
Penggunaan pestisida dan pupuk yang berlebihan untuk meningkatkan hasil pertanian
dapat menciptakan konflik etika karena dapat memiliki dampak negatif terhadap
lingkungan dan kesehatan manusia.
 Kompetisi yang Ketat:
Dalam upaya untuk tetap bersaing, petani mungkin merasa terdorong untuk mengabaikan
praktik etika agar dapat menghasilkan produk dengan biaya yang lebih rendah dan
memenangkan pasar.
 Kurangnya Pendidikan dan Kesadaran:

11
Kurangnya pemahaman tentang pentingnya etika dalam pertanian dan kurangnya
kesadaran tentang dampak lingkungan dapat menjadi hambatan dalam menerapkan
praktik bisnis yang etis.

3.5 Studi Kasus dan Praktik Terbaik


Sebuah contoh kasus yang menarik terkait penerapan etika dan tanggung jawab sosial
dalam usahatani adalah Subak Lodtunduh yang ada di Gianyar. Subak merupakan sistem irigasi
tradisional yang juga mencakup praktik-praktik budaya, sosial, dan ekologis yang kuat. Pada
dasarnya, Subak adalah sistem manajemen air berbasis komunitas di Bali yang telah berlangsung
selama berabad-abad. Di subak ini, petani tidak hanya bekerja sama dalam pengaturan air untuk
irigasi tanaman mereka, tetapi juga menjaga keselarasan ekosistem sawah dengan alam
sekitarnya. Salah satu aspek kunci dari Subak Lodtunduh adalah filosofi Tri Hita Karana yang
menggabungkan hubungan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia,
dan manusia dengan lingkungan. Ini tercermin dalam praktik-praktik seperti gotong royong
(kerja sama), keadilan dalam pembagian air, dan penggunaan puputan (pestisida organik).
Penerapan yang dilakukan oleh petani yang ada di Subak Pulagan ini telah termasuk sebagai
salah satu contoh sukses dalam menerapkan prinsip etika dan tanggung jawab sosial dalam
usahatani. Keberhasilan mereka dalam menjaga ekosistem sawah, mengelola air secara
berkelanjutan, dan mempertahankan nilai-nilai budaya menjadi inspirasi bagi banyak sistem
pertanian di Bali sehingga dapat menembus prestasi sebagai salah satu subak terbaik di Bali.
Subak Lodtunduh menunjukkan bagaimana praktik tradisional yang berlandaskan etika dan
tanggung jawab sosial dapat menjadi landasan yang kuat untuk pertanian yang berkelanjutan,
memperlihatkan bahwa nilai-nilai budaya dan kearifan lokal dapat menjadi panduan yang
berharga dalam menjaga keberlangsungan lingkungan dan masyarakat.

12
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Praktik usahatani saat ini tidak hanya berkutat pada aspek produksi semata, melainkan
juga mendasarkan diri pada pertimbangan etika dan tanggung jawab sosial. Eksplorasi terhadap
nilai-nilai etika yang diterapkan dalam usahatani menjadi penting untuk mengidentifikasi
prinsip-prinsip yang relevan dalam konteks pertanian modern. Tanggung jawab sosial petani
tercermin dalam kontribusi mereka terhadap pembangunan lokal dan interaksi dengan
masyarakat, sementara praktik manajemen sumber daya alam, seperti pengelolaan limbah,
penggunaan pestisida ramah lingkungan, dan konservasi alam, menentukan keberlanjutan
usahatani. Dampak positif dari penerapan pertanian berkelanjutan dan teknologi ramah
lingkungan menunjukkan arah bagi masa depan pertanian yang lebih etis dan bertanggung jawab.
Keterkaitan antara etika dan strategi bisnis dalam pertanian menyoroti pentingnya prinsip-prinsip
moral dalam menjalin hubungan dengan pelanggan dan pasar. Namun, tantangan dalam
menerapkan prinsip etika dan tanggung jawab sosial memerlukan solusi yang memadai untuk
menjamin keberhasilan implementasi. Studi kasus tentang petani atau organisasi tertentu yang
berhasil menerapkan prinsip etika memberikan pembelajaran berharga untuk mengilustrasikan
potensi, tantangan, dan keberhasilan yang bisa dijadikan acuan dalam melangkah menuju
pertanian yang lebih beretika dan bertanggung jawab.

4.2 Saran
Untuk memajukan praktik pertanian yang lebih beretika dan bertanggung jawab,
beberapa langkah kunci dapat diambil. Pendidikan etika harus diperkuat melalui integrasi
prinsip-prinsip moral dalam kurikulum dan pelatihan bagi petani. Kemudian, pengembangan
panduan praktis atau kode etik menjadi landasan bagi keputusan dan tindakan yang sesuai
dengan nilai-nilai etika dalam konteks pertanian. Sementara itu, dukungan pada penelitian
teknologi pertanian yang ramah lingkungan menjadi penting untuk mengurangi dampak negatif
terhadap lingkungan. Kolaborasi antara sektor publik, swasta, dan organisasi non-profit
diperlukan agar sumber daya dan pengetahuan dapat disediakan secara komprehensif. Melalui
platform berbagi kasus sukses, pembelajaran dari pengalaman praktik terbaik dapat
dipertukarkan untuk memberikan inspirasi dan panduan praktis. Terakhir, pemberian insentif dan

13
peningkatan pengawasan atas praktik pertanian akan mendorong ketaatan terhadap prinsip-
prinsip etika yang diterapkan dalam kegiatan sehari-hari. Langkah-langkah ini diharapkan akan
menghasilkan transformasi positif dalam usahatani yang lebih beretika dan bertanggung jawab
secara sosial dan lingkungan.

14
DAFTAR PUSTAKA

Alya Putri Mulyani, A. F. (September 2020). Etika Lingkungan Hidup dalam Program
Pemberdayaan Masyarakat Berbasis Pertanian Ramah Lingkungan (Kasus Kelompok
Tani Patra Rangga, Kabupaten Subang). Jurnal Resolusi Konflik, CSR, dan
Pemberdayaan, 22-29.

Hasoloan, A. (Juli 2018). Peranan Etika Bisnis dalam Perusahaan Bisnis. Jurnal Dharmawangsa
Warta Edisi : 57.

I Kadek Agus Satyawan, N. P. (Januari 2022). Peranan Etika dan Tanggung Jawab Sosial dalam
Bisnis. Jurnal Universitas Mahasaraswati Denpasar, 75-80.

Permana, A., & Utomo, S. (2020). "Teknologi Pertanian Ramah Lingkungan: Strategi
Peningkatan Produksi dengan Memperhatikan Keseimbangan Ekosistem." Pustaka Agro.

Haryanto, D., & Sutomo, B. (2018). "Pertanian Organik di Indonesia: Penerapan Praktik
Berkelanjutan untuk Peningkatan Produktivitas." Gramedia Pustaka Utama.

Widjaja, T., & Prasetyo, B. (2019). "Dampak Pertanian Berkelanjutan terhadap Kesejahteraan
Petani: Studi Kasus di Jawa Tengah." Penerbit Andi.

Arsyad, S. (2018). Etika Lingkungan: Memperkuat Tanggung Jawab Manajemen Sumber Daya
Alam. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.

Mulyono, A. (2017). Manajemen Sumber Daya Alam yang Beretika: Implementasi Nilai-Nilai
Konservasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soemarno, S. (2019). Etika Lingkungan dalam Manajemen Sumber Daya Alam. Surakarta:
Penerbit UNS Press.

15

Anda mungkin juga menyukai