Anda di halaman 1dari 3

BAB II

KAJIAN TEORI

1. Karakter

Setiap orang memiliki karakter khas yang berbeda-beda, karakter merupakan akumulasi
dari watak, kepribadian, ataupun sifat seseorang. Secara etimologis karakter berasal dari
bahasa yunani Charrasein yang berarti membuat tajam atau membuat dalam ( saptono,
2011:18). Sedangkan menurut Whynne karakter berasal dari bahasa yunani yang berarti
“To Mark” menandai dan memfokuskan pada bagaimana menerapkan nilai-nilai kebaikan
dalam tindakan nyata atau perilaku sehari-hari ( Mulyasa, 2011:3)

Dalam kamus inggris-indonesia John M. Echols dan Hassan Shadly (2006:107)


mengemukakan bahwa karakter berasal dari bahasa inggris yaitu Character yang berarti
watak, karakter, atau sifat. Dalam kamus bahasa Indonesia (2008:639) karakter diartika
sebagai tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang
dengan yang lain. Orang berkarakter berarti orang yang berkepribadian, berperilaku,
bersifat, bertabiat, atau berwatak.

American dictionary of the English language oleh Agus Wibowo (2013:8) yaitu

Karakter didefinisikan sebagai kualitas yang teguh dan khusus dibangun dalam kehidupan
seseorang yang menentukan responnya tanpa pengaruh kondisi yang ada. Secara ringkas
karakter merupakan istilah yang menunjuk kepada aplikasi nilai-nilai kebaikan dalam
bentuk tindakan atau tingkah laku.

Dapat disimpulkan bahwa karakter adalah moral, etika, ataupun akhlak. Karakter juga
merupakan sifat, sikap, dan perilaku yang melekat pada diri sendiri seseorang dalam
bentuk tindakan. Setiap individu memiliki karakter yang berbeda berdasarkan kesadaran
dalam bersikap dan bertingkah laku. Maka karakter adalah realisasi perkembangan positif
dalam hal pengetahuan, emosiaonal, social, etika, dan perilaku.

2. Pendidikan karakter

Pendidikan karakter merupakan system nilai karakter kepada peserta didik yang meliputi
kompnen pengetahuan, kesadaran,kamauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai
tersebut. Menurut Gaffar pendidikan karakter adalah proses transformasi nilai kehidupan
untuk ditumbuh kembangkan dalam kepribadian seseorang sehingga menjadi satu dalam
perilaku.

Menurut Winton pendidikan karakter adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari
seorang guru untuk mengajarkan nilai kepada siswa. Jadi sederhananya pendidikan
karakter adalah kegiatan positif yang dilakukan dan diajarkan kepada siswa sehingga
berpengaruh terhadap karakter siswa tersebut.

Pendidikan karakter bertujuan untuk membentuk bangsa yang tangguh, kompetitif,


berakhlak mulia, bermoral, bertoleran, bergotong-royong, berjiwa patriotic, berkembang
dinamis, beroriontasi ilmu pengetahuan dan tekhnologi yang semuanya dijiwai oleh iman
dan taqwa kepada tuhan yang maha esa berdasarkan pancasila.

Menurut Zubaedi nilai yang dikembangkan dalam pendidikan karakter yaitu :

a. Agama, kehidupan yang didasari oleh ajaran agama dan kepercayaan maka nilai
pendidikan karakter harus didasarkan pada kaidah keagamaan.
b. Pancasila, berdasarkan nilai yang terkandung dalam pancasila menjadi nilai dasar
yang mengatur kehidupan ekonomi, politik, dan kemasyarakatan. Pendidikan karakter
bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi warga Negara yang memiliki
kemampuan, kemauan, dan menerapkan nilia-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-
hari.
c. Budaya, nilai budaya dijadikan dasar dalam memberikan makna untuk memudahkan
komunikasi antar anggota. Maka budaya dijadikan sumber nilai dalam pendidikan
karakter.
d. Tujuan pendidikan nasional, memuat berbagai nilai kemanusiaan yang harus dimiliki
oleh masyarakat. Oleh karena itu tujuan pendidikan nasional menjadi sumber paling
operasional dalam pengembangkan pendidikan karakter.

3. Karakter religius

Karakter merupakan cara berfikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas setiap orang.
Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional terdapat pada
pasal 1 Undang-undang system pendidikan nasional tahun 2003 menyatakan bahwa
diantara tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk
memiliki kecerdasan, kepribadian dan akhlak mulia.

Menurut Agus Wibowo karakter religius diartikan sebagai sikap atau perilaku yang patuh
dalam melaksanaan ajaran agama yang dianut, toleran terhadap pelaksanaan ibadah, dan
hidup rukun dengan sesama. Karakter religius adalah berperilaku dan berakhlak sesuai
dengan apa yang diajarkan dalam pendidikan.

Karakteristik religius bukan hanya terkait hubungan manusia dengan tuhan, tetapi
hubungan manusia dengan manusia lainnya. Karakteristik religius dijadikan sandaran dan
panutan dalam bertuturkata, bersikap, dan berbuat baik serta menjalankan perintah tuhan
dan menjauhi larangannya. Nilai karakter yang berhubungan dengan tuhan adalah nilai
religius, landasan religius dalam pendidikan merupakan dasar yang bersumber dari
agama. Tujuan dari landasan religius dalam pendidikan adalah seluruh proses dan hasil
dari pendidikan memiliki manfaat hakiki.

Karakter religius adalah sikap dan perilaku yang patuh dalam melaksanakan ajaran agama
yang dianutnya. Nilai religius merupakan nilai yang melandasi pendidikan karakter
karena pada dasarnya manusia yang beragama ditandai dengan kesadaran dan keyakinan
dalam melaksanakan perintahnya dengan konsisten.
Pembentukan karakter peserta didik dapat melalui proses pembiasaan yang dilakukan
secara berulang seperti berperilaku jujur, toleran, kerjasamaa, saling tolong menolong,
dan lain sebagainya. Metode pendidikan karakter dilakukan dengan pembiasanaan dan
keteladanan dan penguatan dengan memberikan hukuman apabila melakukan
pelanggaran.

4. Kegiatan GIAT dalam menguatkan karakter religius

Adapun strategi kepala sekolah dalam menguatkan pendidikan karakter religius siswa di
SMA Negeri 1 Limboto Barat yaitu :

a) MARKISA (Mari zikir bersama)

Kegiatan PPK ini rutin dilaksanakan setiap hari selasa. Pelaksanaannya dilakukan 30
menit sebelum pembelajaran kelas dilakukan. Guru akan mengatur posisi peserta didik
duduk sesuai kelas masing-masing kemudian membagikan lembaran zikir, memanggil
salah satu siswa untuk memandunya dan mulai zikir bersama-sama.

b) GETARAN (Gerakan tuntas baca al-Qur’an)

Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap hari kamis. Jadi pelaksanaannya yaitu dengan
meminta peserta didik untuk murotal Al-Qur’an yang akan di bombing dan dipandu
langsung oleh setiap guru. Tujuan dilaksanakan kegiatan ini adalah agar peserta didik
yang belum tuntas membaca IQRO akan dipandu sampai bias membaca Al-Qur’an.

c) Jum’at CERAH (ceramah dan sedekah)

Kegiatan ini rutin dilaksanakan setiap hari jum’at. Pelaksanaannya yaitu peserta didik
dikumpulkan di depan dewan guru, kemudian guru akan menyampaikan ceramah singkat
kepada peserta didik sambil menjalankan kotak amal untuk bersedekah. Tujuan
dilaksanakannya kegiatan ini adalah agar peserta didik memiliki kesadaran untuk ikhlas
berbagi.

Anda mungkin juga menyukai