Anda di halaman 1dari 18

B.

ASUHAN KEPERAWATAN
1. Gambaran Kasus
Pasien Ny.M (61th), datang ke Ugd pada tanggal 14/5/23 dengan keluhan nyeri lutut kiri sudah
dialami Ny .M sekitar 3 minggu terakhir dan sulit digerakkan secara aktif. direncanakan untuk
operasi TKR dari poli Bedah Ortopedi pada tanggal 15/5/23 pukul 09.00WIB. Tanda-tanda vital
GCS : E : 4 V : 5 M : 6 TD: 130/80 mmHg N: 80 X/Menit Suhu : 36,6 C Pernapasan : 20 X/
Menit SPO2: 99 %

2. Clinical Pathway di lapangan

3. Proses Keperawatan
a. Pengkajian
1.1 Identitas Klien
Nama : Ny. M
Umur : 61 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Parit Padang
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status : Menikah
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Tgl MRS : 14 Mei 2023
Pendidikan : SD

1.2 Identitas Penanggung Jawab/Keluarga


Nama : Tn. R
Umur : 65 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Parit Padang
Pekerjaan : Wiraswasta
Status : Menikah
Suku/Bangsa : Melayu/Indonesia
Hubungan Dengan Pasien : Suami
Pendidikan : SLTA

1.3 Riwayat Kesehatan


1. Kesehatan Pasien
• Keluhan utama saat pengkajian
Pasien mengatakan lutut kiri nyeri, kemeng-kemeng, sakit kalau ditekuk, kaku dan
terasa sakit sekali

• Riwayat Kesehatan Sekarang


a. Alasan Masuk RS
Pasien datang ke Rumah Sakit dengan keluhan nyeri dibagian lutut sebelah kiri,
kemeng-kemeng, sakit kalau di tekuk dan terjadi sudah 3 hari. Semakin hari nyeri pada
area lutut semakin meningkat sehinga tidak bisa melakukan aktifitas sehari hari
seperti berjalan akibat rasa nyeri yang tidak tertahankan

b. Riwayat Kesehatan Pasien


Pasien mengatakan sudah 3 hari, lutut kiri nyeri, kemeng-kemeng, sakit untuk
berjalan

• Riwayat Kesehatan Dahulu


a. Penyakit yang pernah dialami : tidak ada
b. Alergi (obat, makanan, plester, dll) : tidak ada
c. Imunisasi ;
d. Kebiasaan/pola hidup/life style :
Pasien merupakan peminum kopi aktif, ketika bekerja pasien jarang
minum, pola makan tidak teratur, pasien sering memaksakan berolahraga
lari, pasien sering membungkuk dalam waktu yang lama.
e. Obat-obat yang digunakan:
Pasien sering mengkonsumsi obat-obatan pegel linu yang dijual di warung.

• Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Genogram:

Keterangan :

: Laki-laki

: Perempuan

: Menikah

: Anak kandung

: Anak angkat

: Anak kembar

: Pasien

: Meninggal

: Tinggal serumah
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ayah dan Ibu Pasien mempunyai Riwayat Hipertensi

1.4 Kesehatan Fungsional


• Aspek Fisik-Biologis
a. Nutrisi / metabolik (saat sebelum sakit dan saat di rumah sakit)
Antropometry :
Tabel 1 Antropometry

Sebelum MRS Saat di Rumah Sakit


BB = 59 BB = 65 kg
TB = 165 cm TB = 165 cm
BMI = 22.038 (normal) BBI = 55 kg

Interpretasi :
Pertahankan asupan nutrisi agar BMI tetap normal.

Biomedical sign :

Terlihat turgor kulit normal.


Interpretasi:
Kebutuhan nutrisi dan cairan normal. Sediakan nutrisi dan cairan sesuai dengan
kebutuhan tubuh pasien.
Diet Pattern (intake makanan dan cairan):

Tabel 2 Diet

Pola makan Sebelum sakit Saat di RS

Sarapan 500 kkal 500 kkal

Makan siang 800 kkal 500 kkal

Makan malam 500 kkal 500 kkal

Kudapan - 75 kkal

Interpretasi :

Intake makanan dan cairan adekuat, intake harus dipertahankan untuk


mempertahankan BMI

b. Pola Eliminasi
Sebelum Sakit : Pasien mengatakan BAB normal 1 sehari,
BAK normal tidak ada masalah.
Selama Sakit : Pasien mengatakan BAB terganggu dengan
sakit di lutut kiri, BAK lancar tapi harus memakai kursi roda dan
bantuan orang lain saat kekamar mandi.

c. Pola Aktivitas
1. Sebelum Sakit
 Kesehatan aktivitas sehari-hari
Pasien mengatakan melakukan aktifitas sehari-hari secara mandiri
 Kesehatan pernafasan
 Bentuk dada normal
 Pergerakan dada simetris
 Pasien mengatakan tidak ada keluhan
 Keadaan Kardioviskular : Pasien mengatakan tidak ada keluhan.

2. Selama Sakit
a. Keadaan aktivitas sehari-sehari
Pasien mengatakan untuk aktivitas berjalan / gerak dibantu keluarga
b. Keadaan pernafasan
Bentuk dada normal, pergerakan dada simetris.
c. Keadaan kardiovaskuler
Letak jantung normal

Tabel 1 Penilaian Status Fungsional (Barthel Index)


Pasien Ny.M di Ruang Merpati di Rumah Sakit Umum Depati Bahrin tanggal 14 Mei 2023

No Fungsi Skor Uraian Nilai Skor


Hari Hari2 Hari 3
1
1 Mengendalikan 0 Terkendali / tak
rangsang defekasi teratur perlu
( BAB ) pencahar
1 Kadang-kadang tak
terkendali
2 Mandiri 2 2 2
2 Mengendalikan 0 Tak
rangsang berkemih terkendali/pakai
(BAK) kateter
1 Kadang-kadang tak 1 1 1
terkendali(1x24jam)
2 Mandiri
3 Membersihkan diri 0 Butuh pertolongan
(cuci muka, oranglain
sisir rambut, sikat
gigi)
1 Mandiri 1 1 1
4 Penggunaan 0 Tergantung
jamban,masuk dan pertolongan
keluar oranglain
(melepaskan,memakai
celana dalam,
membersihkan dan
menyiram)
1 Perlu pertolongan 1 1 1
pada beberapa
kegiatan tetapi dapat
mengerjakan sendiri
kegiatan yang lain
2 Mandiri

5 Makan 0 Tidak mampu


1 Perlu ditolong 1
memotong makanan
2 Mandiri 2 2
6 Berrubah sikap dari 0 Tidak mampu
berbaring keduduk
1 Perlu banyak 1 1
bantuan untuk bisa
duduk (>2 orang)
2 Bantuan ( 2 orang) 2
3 Mandiri
7 Berpindah/ berjalan 0 Tidak mampu
1 Bisa (pindah) 1 1
dengan kursi roda
2 Berjalan dengan 2
bantuan 1 orang
3 Mandiri
Tidak mampu
8 Memakai baju 0 Tidak mampu
1 Sebagian 1 1 1
dibantu(misal
mengancingkan
baju)
2 Mandiri
9 Naik turun tangga 0 Tidak mampu 0
1 Butuh pertolongan 1 1
2 Mandiri
10 Mandi 0 Tergantung orang
lain
1 Mandiri 1 1 1

Total skor 10 13 14

Keterangan:

0-4 : Ketergantungan Total 12-19 : Ketergantungan Ringan

5-8 : Ketergantungan Berat 20 : Mandiri

9-11 : Ketergantungan Sedang

Kesimpulan Hasil

1. Ketergantungan Sedang (10)

2. Ketergantungan Ringan (13)

3. Ketergantungan Ringan (14)


Tabel 2 Pengkajian Resiko Jatuh
Pasien Ny.M di Ruang Merpati di Rumah Sakit Umum Depati Bahrin tanggal 14 Mei 2023
No Resiko Skala Skoring 1 Skoring 2 Skoring 3
tanggal tanggal tanggal
14/05/2023 15/05/2023 16/05/2023
1 Riwayat jatuh, yang baru atau Tidak 0
dalam 3 bulan terakhir
Ya 25 0 0 0
2 Diagnosa medis sekunder Tidak 0
Ya 15 15 15 15
3 Alat bantu jalan
Bed rest/dibantu perawat 0
Penopang/ tongkat/walker 15 15 15 15
Furniture 30
4 Menggunakan infus Tidak 0
Ya 20 20 20 20
5 Cara berjalan/berpindah
normal/bedrest/imobilisasi 0

Lemah 10 10 10 10
Terganggu 20
6 Status mental 0 0 0 0
Orientasi sesuai kemampuan
diri
Lupa keterbatasan 15
Jumlah skor 65 65 65

(sumber data sekunder:RM Pasien)

Tingkat resiko : Tidak beresiko bila skor 0-24 (lakukan perawatan yang baik)
Resiko rendah bila skor 25-50 (lakukan intervensi jatuh Standar) ( lanjutkan formulir pencegahan)
Resiko tinggi bila skor > 51 lakukan intervensi jatuh resiko tinggi ( lanjutkan dengan pencegahan jatuh
pasien dewasa)

d. Kebutuhan istirahat dan tidur


Sebelum sakit
Pasien mengatakan tidur 6-8 jam setiap hari,tidur siang 1-2 jam.
Selama sakit
Pasien mengatakan tidur 6-8 jam setiap hari,tidur siang 1-2 jam.

e. Status Oksigenasi: berfungsi secara normal


Interpretasi : monitor gerak pasien baik dalam berpindah, ambulasi, maupun
mobilitas diatas tempat tidur. Posisikan pasien sims di atas tempat tidur selama di
rumah sakit.

f. Pola persepsi diri


Gambaran diri: klien merasa dirinya sekarang merupakan anugrah dari Allah
SWT sehingga apapun yang terjadi pada dirinya sekarang harus diterima dan
disyukuri
Ideal diri: klien menerima dirinya sebagai seorang Perempuan
g. Pola peran dan hubungan
Klien dihormati oleh anggota keluarganya sebagai Ibu rumah tangga
Interpretasi : -

h. Pola manajemen koping-stress


Pasien merasa khawatir karena ini merupakan pengalaman pertama operasinya.
Namun ia berusaha untuk percaya bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar,
sehingga ia mampu mengatasi kekhawatirannya. Semua itu juga tak lepas dari
dukungan keluarga.
Interpretasi :
Pola manejemen koping yang dilakukan pasien sangat bagus terbukti dengan dia
berusaha untuk percaya bahwa semuanya akan berjalan dengan lancar sehingga
hal tersebut mampu menjadi pertahanan bagi pasien dari mengalami stress. Tidak
hanya pasien keluarga pun ikut mendukung pasien sehingga semakin baik
menejemen koping klien.

i. Sistem nilai dan keyakinan


Pasien ingin segera sembuh karena pasien merasa telah lama menderita penyakit
ini. Pasien meyakini bahwa sakit yang sedang diderita saat ini merupakan takdir
dari Allah SWT. Pasien pun meyakin akan sembuh dengan ijin Allah SWT.
Pasien selalu berdo’a agar segera diberikan kesembuhan.
Interpretasi :
Pasien memiliki nilai spiritual dan keyakinan yang baik terbukti dengan pasien
meyakini bahwa sakit yang sedang diderita saat ini merupakan takdir dari Allah
SWT. Pasien pun meyakin akan sembuh dengan ijin Allah SWT. Pasien selalu
berdo’a agar segera diberikan kesembuhan.

b. Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum
1) Kesadaran : Compos metis
2) Status gizi :
TB = 150 cm
BB = 55 Kg
IMT= BBTB
3) Tanda-tanda Vital
Tekanan Darah : 130/80 mm/Hg
Nadi : 80 x/mnt
RR : 20 x/mnt
Suhu : 36,6 ˚C
Nyeri : skala 7
Interpretasi :
Pasien merasakan nyeri dengan skala tujuh.
4) Pengkajian Fisik Head to toe
a. Kepala
Inspeksi : rambut tampak tersebar rata, rambut kusam dan berminyak, kepala
simetris
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan pada kepala dan tidak ada benjolan maupun
cekungan saat dilakukan
b. Mata
Inspeksi : Terdapat sedikit katarak pada mata kiri
Palpasi : Tidak adanya nyeri tekan pada bagian bola mata
c. Telinga
Inspeksi : Telinga kiri dan kanan simetris, tidak ada luka atau lesi pada bagian luar
maupun di saluran telinga
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan maupun massa
d. Hidung
Inspeksi : hidung simestris, tidak ada luka atau lesi tidak adanya kemerahan dan
cairan yang keluar dari hidung
Palpasi : Tidak terdapat nyeri tekan pada bagian luar atau benjolan, dan tidak ada
pergeseran tulang kartilago, devkliensi septum nasi
Tidak ada nyeri tekan pada sinus paranasalis.
e. Mulut
Inspeksi : gigi berwarna kuning
Palpasi : pada lidah dan dasar mulut tidak terdapat nodul atau benjolan
f. Leher
Inspeksi : tidak ada luka atau lesi, bentuk leher simestris tidak ada benjolan
Palpasi : tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran nodus limfe mapun kelenjar
tiroid
g. Thorak dan Paru-paru
Inspeksi : pengembangan dada simetris, bentuk dada klien normal
Palpasi : fremitus taktil kanan dan kiri sama Perkusi
: pulmo kanan dan kiro sonor
Auskultasi: vesikuler pada pulmo kanan dan kiri
h. Jantung
Inspeksi : ictus cordis terdapat pada ICS V
Palpasi : tidak adanya pulsasi pada dinding toraks Perkusi :
a. Batas kiri jantung
Atas : ICS II kiri di linea parastrenalis kiri
Bawah : ICS V kiri agak ke medial linea midklavikularis kiri
b. Batas kanan jantung
Atas : ICS II kanan linea parasternalis kanan
Bawah : ICS III-IV kanan , di linea parasternalis kanan
Auskultasi : aukultasi jantung terdengar normal bunyi S1 &
S2, S1terjadikarena penutupan katup mitral & trikuspidalis, dan
S2 terjadi karena penutupan katup semilunar aorta dan arteri
pulmonal
i. Abdomen
Inspeksi : perut tampak datar, tidak terdapat luka maupun memar
Auskultasi : bising usus 5x dalam 1 menit
Palpasi : tidak terdapat hepatomegaly
Perkusi : abdomen berbunyi normal yaitu suara timpani, dan hati berbunyi
redup/dullness
j. Genitalia dan Anus
1. Genitalia :
Inspeksi : penyebaran dan pertumbuhan rambut pubis merata, tidak adanya lesi
atau kemerahan pada daerah genitalia.
Palpasi : tidak adanya nyeri tekan dan tidak adanya benjolan/massa pada
daerah genitalia
2. Anus, prostat dan rectum :
Inspeksi : tidak adanya kemerahan atapun lesi pada daerah anus maupun prostat
Palpasi : prostat di daerah anterior rectum berukuran tidak lebih dari 4cm
teraba kenyal seperti balon karet, tidak adanya pembesaran vena varicose yang
menyebabkan hemoroid dan tidak adanya massa pada dinding rectum
k. Ekstremitas & Muskuloskeletal
1. Ekstremitas atas
Inspeksi : Struktur rangka normal, tidak adanya kelainan, dan pasien masih
mampu melakukan mobilisasi
Palpasi : Tidak adanya kelainan otot
2. Ekstremitas bawah
Inspeksi : pasien masih mampu melakukan mobilisasi, Pasien tampak
membatasi gerak pada area lutut, adanya oedema di area lutut
Palpasi : pasien merasa nyeri pada area lutut
l. Kulit dan kuku (Integumen)
1. Kulit
Inspeksi : tidak adanya lesi atau edema, kulit tampak pucat Palpasi :
kelembapan kulit menurun dan turgor kulit menurun
2. Kuku
Inspeksi : kuku kaki berwarna kuning
Palpasi : -

c. Analisa Data

NO DATA MASALAH
KEPERAWATAN
1. DS : Klien mengatakan nyeri lututnya sering terasa kaku Nyeri Kronis SDKI
nyeri dan linu-linu saat melakukan aktivitas yang Kategori Psikologis
berlebihan dan terlalu lama misalnya menyapu Subkategori Nyeri dan
terlalu lama, mencuci piring terlalu lama, dan Kenyamanan D.0078
menekuk kedua lutut saat sholat. Hal 17
DO :
KU : Sedang Kes : CM
TTV : TD : 130/90 mmHg RR : 21x/menit Nadi :
90x/menit Suhu : 36,6 C
P : Aktivitas yang berlebihan dan terlalu lama.
Q : Rasanya nyut-nyut
R : Kedua lututnya
S : 7 (Rentang 1-10)
T : Hilang timbul (muncul saat melakukan aktivitas
berlebih dan hilang saat istirahat)
DS : Pasien mengatakan lutut kiri sakit untuk ditekuk atau
2 Gangguan Mobilitas
digerakkan
Fisik
DO : Pasien berpindah tempat dan ADL dibantu keluarga

3 DS : Pasien mengatakan sakit lutut sebelah kiri, susah Resiko Jatuh


untuk berjalan jika tidak di bantu
DO : ADL pasien di bantu keluarga

4. Web of Caution sampai muncul masalah keperawatan

5. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut (D0077) b.d agen pencedera fisik TKR (Total Knee Replacement)
b. Gangguan mobilitas fisik (D0054) b.d nyeri
c. Resiko jatuh (D0143) dengan factor resiko kondisi pasca operasi ditandai dengan kondisi klinis
osteoporosis

6. Intervensi Keperawatan

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri (I08238)


intervensi keperawatan
Observasi
selama 3 x 24 jam, maka
1) Identifikasi lokasi,
nyeri akut menurun
karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil:
frekuensi, kualitas,
Tingkat Nyeri (L.08066) intensitas nyeri
2) Identifikasi skala nyeri
1) Tidak mengeluh nyeri
3) Identifikasi respons
2) Tidak meringis
nyeri non verbal
3) Tidak bersikap
4) Identifikasi faktor yang
protektif
memperberat dan
4) Tidak gelisah
memperingan nyeri
5) Tidak mengalami
5) Identifikasi
kesulitan tidur
pengetahuan dan
6) Frekuensi nadi
keyakinan tentang nyeri
membaik
6) Identifikasi pengaruh
7) Tekanan darah
budaya terhadap respon
membaik
nyeri
8) Melaporkan nyeri
7) Identifikasi pengaruh
terkontrol
nyeri pada kualitas hidup
9) Kemampuan
8) Monitor keberhasilan
mengenali onset nyeri
terapi komplementer yang
meningkat
sudah diberikan
10) Kemampuan
9) Monitor efek samping
mengenali penyebab
penggunaan analgetik
nyeri meningkat
11) Kemampuan Terapeutik
menggunakan teknik 1) Berikan teknik
non-farmakologis nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi musik,
biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, teknik
imajinasi terbimbing,
kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
2) Kontrol lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. suhu ruangan,
pencahayaan, kebisingan)
3) Fasilitasi istirahat dan
tidur
4) Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri dalam
pemilihan strategi
meredakan nyeri

Edukasi
1) Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2) Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3) Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4) Anjurkan
menggunakan analgetik
secara tepat
5) Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi
1) Kolaborasi pemberian
analgetik

Pemberian analgesic
(I08243)

Observasi
1) Identifikasi karakteristik
nyeri (mis. pencetus, pereda,
kualitas, lokasi, intensitas,
frekuensi, durasi)
2) Identifikasi riwayat alergi
obat
3) Identifikasi kesesuaian
jenis analgesik (mis.
narkotika, non-narkotika,
atau NSAID) dengan tingkat
keparahan nyeri
4) Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian analgesik
5) Monitor efektifitas
analgesik
Terapeutik

1) Diskusikan jenis analgesik


yang disukai untuk mencapai
analgesia optimal

2) Pertimbangkan
pengguanaan infus kontinu,
atau bolus oploid untuk
mempertahankan kadar
dalam serum

3) Tetapkan target efektifitas


analgesik untuk
mengoptimalkan respons
pasien

4) Dokumentasikan respons
terhadap efek analgesik dan
efek yang tidak diinginkan

Edukasi

1) Jelaskan efek terapi dan


efek samping obat

Kolaborasi

1) Kolaborasi pemberian
dosis dan jenis analgesik,
sesuai indikasi

2 Gangguan Setelah dilakukan Dukungan Ambulasi


mobilitas intervensi keperawatan (I06171)
fisik selama 3 x 24 jam, maka
Observasi
mobilitas fisik
1. Identifikasi adanya
meningkat dengan
nyeri atau keluhan fisik
kriteria hasil:
lainya
Mobilitas fisik L.05042 2. Identifikasi tolerasi
fisik melakukan
pergerakan
1. Pergerakan
3. Monitor prekuensi
ekstremitas membaik
jantung dan tekanan darah
2. Kekuatan otot
sebelum melalu mobilisasi
membaik
4. Monitor kondisi umum
3.Nyeri menurun
selama melakukan
4. Kaku sendi menurun
mobilisasi

Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (mis. Pagar tempat
tidur)
2. Pasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
3. Libatkan keluarga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
pergerakan
Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan mobilisasi
dini
3. Ajarkan mobilisasi
sederhana yang harus
dilakukan (mis. Duduk di
tempat tidur, duduk di sisi
tempat tidur, pindah dari
tempat tidur ke kursi)

Intevensi pendukung :
(I.06171) dukungan
ambulasi

Observasi
1. Identifikasi adanya
nyeri atau keluhan fisik
lainya
2. Identifikasi toleransi
fisik melakuakan
ambulasi
3. Monitor frekuensi
jantung dan tekanan darah
sebelum melakukan
ambulasi
4. Monitor kondisi umum
selama melakukan
ambulasi

Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas
ambulasi dengan alat
bantu (mis. Tongkat,kru)
2. Fasilitasi melakukan
mobilisasi fisik, jika perlu
3. Libatkan keluarga
untuk membantu pasien
meningkatkan ambulasi

Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur ambulasi
2. Anjurkan melakukan
ambulasi dini
3. Ajarkan ambulasi
sederhana yang harus di
lakukan (mis. Berjalan
dari tempat tidur ke kursi
roda)

3 Resiko Pencegahan jatuh


Setelah dilakukan
jatuh (I.14540)
intervensi keperawatan
Observasi
selama 3 x 24 jam, maka
1. Identifikasi resiko jatuh
tingkat jatuh menurun
setidaknya sekali setelah
dengan kriteria hasil:
shift atau sesuai dengan
Tingkat jatuh
kebijakan institusi
(L.14138)
2. identifikasi faktor
1. Jatuh saat berdiri
lingkungan yang
meningkat
meningkatkan resiko jatuh
2. Jatuh saat berjalan
(mis. lantai licin,
meningkat penerangan kurang)
3. Jatuh saat berjalan 3. hitung resiko jatuh
meningkat dengan menggunakan
skala (mis. fall morse
scale, humpty dumpty
scale), jika perlu

Teraupetik
1. Orientasikan ruangan
pada pasien dan keluarga
2. gunakan alat bantu
berjalan (mis. kursi roda,
walker)

Edukasi
1. Anjurkan menggunakan
alas kaki yang tidak licin
2. anjurkan berkonsentrasi
untuk menjaga
keseimbangan tubuh
3. anjurkan melebarkan
jarak kedua kaki untuk
meningkatkan
keseimbangan saat berdiri
Intervensi

Pendukung (I.05173):
Dukungan mobilisasi
Observasi
1. Identifikasi adanya
nyeri atau keluhan fisik
lainnya
2. identifikasi toleransi
fisik melakukan
pergerakan
3. monitor frekuensi
janting dan tekanan darah
sebelum memulai
mobilisasi
4. monitor kondisi umum
selama melakukan
mobilisasi

Terapeutik
1. Fasilitasi aktivitas
mobilisasi dengan alat
bantu (mis. pagar tempat
tidur
2. fasilitasi melakukan
pergerakan, jika perlu
3. libatkan keluaraga
untuk membantu pasien
dalam meningkatkan
pergerakan

Edukasi
1. Jelaskan tujuan dan
prosedur mobilisasi
2. Anjurkan melakukan
mobilisasi dini

7. Penatalaksanaan di lapangan

C. Analisis
Dalam pembahasan ini, kami mencoba membahas kesenjangan antara tinjauan teoritis dengan
tinjauan kasus tentang Osteoarthritis pada Ny M di Ruang Merpati, dengan mengikuti tahap-tahap
proses keperawatan mulai dari pengkajian, diagnosa, perencanaan, dan pelaksanaan
1. Pengkajian Keperawatan
Dalam pengkajian setelah data diperoleh dan kemudian dianalisa serta dibandingkan
dengan tinjauan teoritis dan laporan kasus, terdapat beberapa kesamaan dan kesenjangan. Pada
penyebab terdapat beberapa kesamaan antara kasus dengan tinjauan teori dimana penyebab
osteoarthritis adalah umur, jenis kelamin, genetik, suku, kegemukan, pengausan(wear and tear),
trauma, akibat radang sendi lain, joint alligment, penyakit endokrin, dan deposit pada rawan
sendi sedangkan osteoarthritis yang terjadi pada Ny. M disebabkan karna faktor usia, jenis
kelamin, dan pengausan (wear and tear).
Selain terdapat persamaan terdapat pula beberapa kesenjangan pada hasil yang diperoleh
dari tinjauan kasus dengan tinjauan teori. Dalam aspek perubahan fisiologis yang penulis
dapatkan dari penyakit pada Ny.M yaitu pada system kardiovaskuler menurut teori lanjut usia
cenderung akan mengalami tekanan darah tinggi akibat pembuluh darah perifer meningkat.
Dalam aspek psikologis, menurut teori lanjut usia akan mengalami gejala psikologis berupa
rasa takut, tegang, depresi, mudah sedih, cepat marah, mudah tersinggung, dan curiga karna
pada seorang lanjut usia cenderung merasa sudah tidak dibutuhkan lagi. Namun pada hasil yang
diperoleh dari tinjauan kasus Ny.M saat diwawancara menunjukan ekspresi wajah senang, klien
juga terbuka dengan masalah-masalah yang dihadapi, klien banyak bertanya tentang hal yang
tidak dimengerti oleh klien. Setelah dikaji hal itu terjadi karna menurut Ny.M tidak perlu takut
atau merasa tidak dibutuhkan lagi karna menurutnya memang sudah seharusnya seseorang
seusia Ny.M beristirahat dan tidak perlu beraktifitas lebih.
Berdasarkan pada teori kebutuhan dasar maslow, kebutuhan yang harus terpenuhi adalah
kebutuhan fisiologi, aman nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan juga aktualisasi diri.
Namun pada tinjauan kasus ditemukan tiga gangguan kebutuhan dasar manusia pada penderita
Osteoartritis, yaitu nyeri, gangguan mobilitas fisik dan resiko jatuh

2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan konsep asuhan keperawatan yang ada pada tinjauan teoritis terdapat 8 diagnosa
keperawatan dengan “Osteoartritis”, yaitu sebagai berikut:
a. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
c. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh,.
d. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
e. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan fungsi psikomotor
f. Resiko jatuh berhubungan dengan adanya peradangan pada persendian(arthritis),
penurunan kekuatan ekstermitas bawah, kerusakan mobilitas fisik.
g. Defisit perawatan diri (mandi) berhubungan dengan gangguan muskoloskeletal ditandai
dengan klien tidak mampu membersihkan sebagian atau seluruh badan, klien tidak
mampu masuk dan keluar dari kamar mandi.
h. Defisit perawatan diri (toileting) berhubungan dengan kerusakan muskoloskeletal
ditandai dengan klien tidak mampu ke toilet atau menggunakan pispot, klien tidak
mampu memenuhi kebersihan toileting

Pada kasus Ny.Mada 3 diagnosa keperawatan yang muncul, yaitu :


a. Nyeri kronis berhubungan dengan kondisi musculoskeletal kronis
b. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan penurunan kekuatan otot
c. Resiko jatuh

Dapat disimpulkan bahwa terdapat diagnosa yang ada pada tinjauan teoritis namun tidak
terdapat pada kasus, yaitu :
a. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan fungsi tubuh,.
b. Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurang terpapar informasi
c. Resiko cedera berhubungan dengan perubahan fungsi psikomotor
d. Defisit perawatan diri (mandi) berhubungan dengan gangguan muskoloskeletal ditandai
dengan klien tidak mampu membersihkan sebagian atau seluruh badan, klien tidak mampu
masuk dan keluar dari kamar mandi.
e. Defisit perawatan diri(toileting) berhubungan dengan kerusakan muskoloskeletal ditandai
dengan klien tidak mampu ke toilet atau menggunakan pispot, klien tidak mampu memenuhi
kebersihan toileting

3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan pada tinjauan kasus tidak jauh berbeda dengan yang ada pada tinjauan teoritis
yaitu diawali dengan menyusun prioritas, menentukan tujuan, kriteria hasil serta membuat
rencana tindakan yang akan dilakukan pada semua diagnosa yang muncul. Adapun yang
menjadi prioritas pada masalah Ny.M adalah nyeri.
Hal ini menjadi prioritas karna data-data yang menunjang. Prioritas yang ada pada teori
sudah sesuai dengan kasus Ny.M pada masalah ini perawat merencanakan tindakan untuk
melatih Range Of Motion Klien dengan tujuan agar sendi klien tidak kaku dan dapat bergerak
serta nyeri berkurang

4. Pelaksanaan Keperawatan
Setelah rencana keperawatan dibuat kemudian di implementasikan sesuai dengan intervensi
yang telah dibuat. Pada tahap pelaksanaan kami melaksanakan tindakan keperawatan yang
sesuai pada rencana tindakan sampai hari ketiga. Pada tahap ini mempunyai sedikit hambatan
dalam melaksanakan perencanaan yang telah dibuat sebelumnya pada diagnosa nyeri, yaitu
klien kesulitan untuk mengikuti gerakan yang diajarkan karena nyeri akan bertambah ketika di
gerakkan.

Lampiran
Daftar pembagian pengerjaan tugas:
No Nama NIM Tugas
1 Ali Yahya 2210269 P
2 Martina Arisandy 2210265 P
3 Surya 2210267 P
4 Vivi 2210263 P
5 Aulia Roza 2210249 P
6 Mutiara Septiani 2210264 P
7 Vika SF 2210253 P
8 Komariah 2210255 P
9 Erosi Erikawati 2210244 P Diagnosa dan intervensi
keperawatan
10 Berliana Sinaga 2210237 P
11 CH. Mayasari 2210268 P

DAFTAR PUSTAKA

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Definisi dan Tindakan Keperawatan
2018

Anda mungkin juga menyukai