Anda di halaman 1dari 33

http://funny-mytho.blogspot.com/2010/12/definisi-dan-macam-macam-tegangan.

html

KOROSI

Proses Terjadinya Korosi


14.44Manusia Biasa

Pernahkah kalian melihat tumpukan kaleng bekas? Apa yang terjadi pada
kaleng-kaleng tersebut jika dibiarkan di tempat terbuka? Pasti kaleng
tersebut akan berkarat. Ini berarti kaleng mengalami korosi.

Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang
terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa
yang tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah
perkaratan. Korosi ini telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap
tahunnya. Biasanya logam yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.

Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi,


sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida
atau karbonat. Karat pada besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah
dengan rumus kimia Fe2O3·xH2O. Oksida besi (karat) dapat mengelupas,
sehingga secara bertahap permukaan yang baru terbuka itu mengalami
korosi. Berbeda dengan aluminium, hasil korosi berupa Al2O3 membentuk
lapisan yang melindungi lapisan logam dari korosi selanjutnya. Hal ini dapat
menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat rusak jika dibiarkan,
sedangkan panci dari aluminium lebih awet.

Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia. Pada korosi besi,


bagian tertentu dari besi sebagai anode, di mana besi mengalami oksidasi.

Fe(s)  Fe2+(aq) + 2e–

Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk
mereduksi oksigen.

O2(g) + 2 H2O(l) + 4e–  4 OH–(l)

Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe 2O3·xH2O yang
disebut karat.

Proses Perkaratan Besi

1. Faktor-faktor penyebab korosi besi


Penyebab utama korosi besi adalah oksigen dan air.
2. Tehnik pencegahan korosi besi
Korosi pada besi menimbulkan banyak kerugian, karena barang-barang atau
bangunan yang menggunakan besi menjadi tidak awet.

Korosi pada besi dapat dicegah dengan membuat besi menjadi baja tahan
karat (stainless steel), namun proses ini membutuhkan biaya yang mahal,
sehingga tidak sesuai dengan kebanyakan pengunaan besi

Cara pencegahan korosi pada besi dapat dilakukan sebagai berikut:

a. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan
udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi
terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian
yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar
bangunan dan jembatan biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan.

Cromium Plating membuat bumper mobil tahan


karat
b. Dibalut plastik
Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga
biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi.

c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating)


Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi
mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom
dapat memberikan perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang
rusak. Cara ini umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya
bumper mobil.

d. Pelapisan dengan timah (Tin plating )


Timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi
umumnya dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara
elektrolisis atau elektroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama
lapisan itu masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru
mempercepat proses korosi karena potensial elektrode besi lebih positif dari
timah.

e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)


Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini
karena potensial elektrode besi lebih negative daripada seng, maka besi
yang kontak dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi
sebagai katode. Sehingga seng akan mengalami oksidasi, sedangkan besi
akan terlindungi.

f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)


Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan
yang mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode,
yaitu dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke
pipa besi melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat,
sedangkan besi tidak karena magnesium merupakan logam yang aktif (lebih
mudah berkarat).
Sumber : Buku Otomotif
Proses Terjadinya, Korosi Pada Besi

Nama : Muh. Saiful. A


Nim : C1A1 11009
Program Study Teknik Sipil
Universitas 19 November Kolaka

Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan


senyawa lain yang terdapat di lingkungannya (misal air
dan udara) dan menghasilkan senyawa yang tidak
dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah
perkaratan. Korosi ini telah mengakibatkan kerugian
bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam yang
paling banyak mengalami korosi adalah besi.
Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam
mengalami oksidasi, sedangkan oksigen mengalami reduksi.
Karat logam umumnya berupa oksida atau karbonat. Karat
pada besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan
rumus kimia Fe2O3·xH2O. Oksida besi (karat) dapat
mengelupas, sehingga secara bertahap permukaan yang baru
terbuka itu mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium,
hasil korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan yang
melindungi lapisan logam dari korosi selanjutnya. Hal ini
dapat menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat
rusak jika dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium
lebih awet.
Korosi secara keseluruhan merupakan proses elektrokimia.
Pada korosi besi, bagian tertentu dari besi sebagai
anode, di mana besi mengalami oksidasi.
Fe(s) à Fe2+(aq) + 2e–
Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke
bagian lain untuk mereduksi oksigen.
O2(g) + 2 H2O(l) + 4e– à 4 OH–(l)
Ion besi (II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi
membentuk besi(III) yang kemudian membentuk senyawa
oksida terhidrasi Fe2O3·xH2O yang disebut karat.
1. Faktor-faktor penyebab korosi besi
Penyebab utama korosi besi adalah oksigen dan air.
2. Teknik pencegahan korosi besi
Korosi pada besi menimbulkan banyak kerugian, karena
barang-barang atau bangunan yang menggunakan besi menjadi
tidak awet.
Korosi pada besi dapat dicegah dengan membuat besi
menjadi baja tahan karat (stainless steel), namun proses
ini membutuhkan biaya yang mahal, sehingga tidak sesuai
dengan kebanyakan pengunaan besi
Cara pencegahan korosi pada besi dapat dilakukan sebagai
berikut:
a. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak
dengan air dan udara. Cat yang mengandung timbal dan seng
akan lebih melindungi besi terhadap korosi. Pengecatan
harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak
tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi.
Pagar bangunan dan jembatan biasanya dilindungi dari
korosi dengan pengecatan.
b. Dibalut plastik
Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara.
Peralatan rumah tangga biasanya dibalut plastik untuk
menghindari korosi.
c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating)
Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom
akan menjadi mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan
proses elektrolisis. Krom dapat memberikan perlindungan
meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini
umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya
bumper mobil.
d. Pelapisan dengan timah (Tin plating)
Timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan
dari besi umumnya dilapisi dengan timah. Proses pelapisan
dilakukan secara elektrolisis atau elektroplating.
Lapisan timah akan melindungi besi selama lapisan itu
masih utuh. Apabila terdapat goresan, maka timah justru
mempercepat proses korosi karena potensial elektrode besi
lebih positif dari timah.
e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)
Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang
rusak. Hal ini karena potensial elektrode besi lebih
negative daripada seng, maka besi yang kontak dengan seng
akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai
katode. Sehingga seng akan mengalami oksidasi, sedangkan
besi akan terlindungi.
f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)
Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin
memerlukan perbaikan yang mahal biayanya. Hal ini dapat
diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu dengan
cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke
pipa besi melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan
berkarat, sedangkan besi tidak karena magnesium merupakan
logam yang aktif (lebih mudah berkarat).
Proses Terjadinya Korosi
A. Proses Terjadinya Korosi
Korosi (Kennet dan Chamberlain, 1991) adalah penurunan
mutu logamakibat reaksi elektro kimia dengan
lingkungannya. Korosi atau pengkaratanmerupakan fenomena
kimia pada bahan – bahan logam yang pada
dasarnyamerupakan reaksi logam menjadi ion pada permukaan
logam yang kontaklangsung dengan lingkungan berair dan
oksigen. Contoh yang paling umum, yaitukerusakan logam
besi dengan terbentuknya karat oksida. Dengan demikian,
korosimenimbulkan banyak kerugian.
Korosi logam melibatkan proses anodik, yaitu oksidasi
logam menjadi iondengan melepaskan elektron ke dalam
(permukaan) logam dan proses katodikyang mengkonsumsi
electron tersebut dengan laju yang sama : proses
katodikbiasanya merupakan reduksi ion hidrogen atau
oksigen dari lingkungansekitarnya. Untuk contoh korosi
logam besi dalam udara lembab, misalnya prosesreaksinya
dapat dinyatakan sebagai berikut :
Anode
{Fe(s)→ Fe2+(aq)+ 2 e}

x 2
Katode O2(g)+ 4H+
(aq)+ 4 e → 2 H2O(l)

+ H+
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4
(aq)→ 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf
standar untuk proseskorosi ini, ,yaituE0sel =+1,67 V ;
reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimanaion H+
sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida
atmosfer dengan airmembentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang
terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebihlanjut oleh
oksigen membentuk besi (III) oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) → 2 Fe2O3x H2O + 8
H+(aq)

Hidrat besi (III) oksida inilah yang dikenal sebagai


karat besi. Sirkuit listrikdipacu oleh migrasi elektron
dan ion, itulah sebabnya korosi cepat terjadi dalamair
garam.
Jika proses korosi terjadi dalam lingkungan basa, maka
reaksi katodik yang
terjadi, yaitu :

O2 (g) + 2 H2O(l)+ 4e → 4 OH-(aq)


Oksidasi lanjut ion Fe2+ tidak berlangsung karena
lambatnya gerak ion inisehingga sulit berhubungan dengan
oksigen udara luar, tambahan pula ion inisegera ditangkap
oleh garam kompleks hexasianoferat (II) membentuk
senyawakompleks stabil biru. Lingkungan basa tersedia
karena kompleks kaliumheksasianoferat (III).
Korosi besi realatif cepat terjadi dan berlangsung terus,
sebab lapisansenyawa besi (III) oksida yang terjadi
bersifat porous sehingga mudah ditembusoleh udara maupun
air. Tetapi meskipun alumunium mempunyai potensial
reduksijauh lebih negatif ketimbang besi, namun proses
korosi lanjut menjaditerhambatkarena hasil oksidasi
Al2O3, yang melapisinya tidak bersifat poroussehingga
melindungi logam yang dilapisi dari kontak dengan udara
luar.
B. Dampak Dari Korosi
Karatan adalah istilah yang diberikan masyarakat terhadap
logam yang
mengalami kerusakan berbentuk keropos. Sedangkan bagian
logam yang rusak
dan berwarna hitam kecoklatan pada baja disebut Karat.
Secara teoritis karatadalah istilah yang diberikan
terhadap satu jenis logam saja yaitu baja,
sedangkansecara umum istilah karat lebih tepat disebut
korosi. Korosi didefenisikan sebagaidegradasi material
(khususnya logam dan paduannya) atau sifatnya
akibatberinteraksi dengan lingkungannya.
Korosi merupakan proses atau reaksi elektrokimia yang
bersifat alamiah danberlangsung dengan sendirinya, oleh
karena itu korosi tidak dapat dicegah ataudihentikan sama
sekali. Korosi hanya bisa dikendalikan atau diperlambat
lajunya sehingga memperlambat proses perusakannya.
Dilihat dari aspek elektrokimia, korosi merupakan proses
terjadinya transferelektron dari logam ke lingkungannya.
Logam berlaku sebagai sel yangmemberikan elektron (anoda)
dan lingkungannya sebagai penerima elektron(katoda).
Reaksi yang terjadi pada logam yang mengalami korosi
adalah reaksioksidasi, dimana atom-atom logam larut
kelingkungannya menjadi ion-ion denganmelepaskan elektron
pada logam tersebut. Sedangkan dari katoda terjadi
reaksi, dimana ion-ion dari lingkungan mendekati logam
dan menangkap elektron-
elektron yang tertinggal pada logam. (M.Sf)
Diposkan oleh Muh Saiful di 23.22
http://kimia123sma.wordpress.com/2010/04/20/korosi-dan-cara-pencegahannya/

Korosi dan Cara Pencegahannya


April 20, 2010 — usemansano

Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi


merupakan logam yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada
peristiwa korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh
serta berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama
kelamaan besi akan habis menjadi karat.

Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya
jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di antara kita
tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi.
Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu,
sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.

Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi
kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai
kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif
(elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah
peristiwa korosi.

Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe 2O3.xH2O.
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi
yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang
lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat
keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain
yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri
(kerapatan atau kasar halusnya permukaan).

Pencegahan korosi

Pencegahan korosi didasarkan pada dua prinsip berikut :

- Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi
tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain
yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain
yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng
cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.

- Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)

Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk
sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat
terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi
oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda,
dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum
habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim
digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.

- Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi
dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
Pengen tahu cara yang lain, silahkan klik di sini

Demikian sedikit informasi yang mungkin berguna bagi kita. Mohon saran ataupun
komentarnya.

About these ads


http://pusdiklatteknis.kemenag.go.id/artikel/details/menghindari-korosi-pada-logam-
dengan-perlindungan-katode

MENGHINDARI KOROSI PADA LOGAM DENGAN


PERLINDUNGAN KATODE
Kamis, 27 September 2012 | Post by Admin | 10 View

Oleh : Bahruddin

Widyaiswara Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan

ABSTRACT

One way to prevent the rusting of iron is to coat it with another metal. This is done with
“tin” cans, wich are actually steel cans that have been coated with a thin layer of tin.
However, if the layer of tin is scratched and the iron beneath is exposed, the corrosion is
accelerated because iron has a lower reduction potential than tin; the iron becomes the
anode in an electrochemistrycal cell and is easily oxidized. Another way to prevent
corrosion is called cathodic protection. It involves placing the iron contactwith metal that
is more easily oxidized. This causes iron to be a cathode and the other metal to be the
another. If corrosion accurs, iron is protected from oxidation because it is cathodic and
the other metal reacts instead.

Key word : Corrosion, protection, cathodic

A. Pendahuluan

Proses pangaratan umumnya terjadi pada benda


yang terbuat dari besi, seperti pagar rumah, jembatan,
badan kenderaan bermotor, dan kaleng kemasan.
Karat pada badan kenderaan bermotor atau pagar
tersebut, terjadi karena cat yang melapisi bodi
kenderaan bermotor atau pagar terkelupas sehingga
bagian besinya menjadi terbuka. Selanjutnya besi
tersebut akan bereaksi dengan udara dan uap air
atau air hujan dan membentuk karat. Karat ini tampak
sebagai lapisan berwarna coklat kekuningan di
permukaan logam besi.
Karat merupakan hasil korosi, yaitu oksidasi logam. Besi yang mengalami korosi
membentuk karat dengan Fe2O3. xH2O. korosi atau proses pengaratan merupakan proses
elektrokimia. Pada proses pengaratan, besi (Fe) bertindak sebagai reduktor dan oksigen
(O2) yang terlarut dalam air bertindak sebagai oskidator.

Persamaan reaksi pembentukan karat adalah :

Anode : Fe Fe2+ + 2e-

Katode : O2 + 4H+ + 4e- 2H2O

Karat yang terjadi pada suatu logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya.
Oleh karena itu, karat disebut juga sebagai autokatalis.

Sebetulnya cara yang paling umum digunakan untuk menghindari terjadinya perkaratan
adalah dengan pelapisan logam. Jika logam dilapisi dengan tembaga atau kaleng
(mengandung Sn), besi akan akan terlindung dari korosi hal ini disebabkan Cu dan Sn
mempunyai potensial reduksi yang lebih positif (E0 2+
= +0,34 V dan E0 2+
=-
Cu Cu Sn Cu
0 2+
0,14 V) daripada potensial reduksi besi (E = - 0,44 V). namun bila lapisan ini
Fe Fe
bocor sehingga lapisan temabaga atau kaleng terbuka, besi akan mengalami
perkaratan.

Dampak terjadinya korosi adalah bahwa besi atau logam akan bersifat rapuh, mudah
larut dan bercampur dengan logam lain, serta bersifat racun. Hal ini akan
membahayakan dan merugikan. Bila besi pada pondasi bangunan atau jembatan bila
terjadi kerapuhan mengakibatkan mudah ambruk atau roboh.

B. Masalah

Dari beberapa uraian di atas tentang upaya menghindari perkaratan dengan melapisi
logam sedikit ada kendala bila logam itu tertanam di dalam tanah atau di dalam air
seperti pipa, tentu sulit melakukan pelapisan (pengecatan). Lalu bagaimana caranya
agar logam tersebut tidak berkarat? Untuk mengatasi hal ini tentu dengan cara
menggunakan perlindungan katodik. Dengan demikian akan muncul permasalahan :

1. Bagaimana menentukan Logam yang dapat digunakan sebagai perlindungan


katodik?
2. Logam apa sajakah yang paling baik digunakan dalam perlindungan (proteksi)
katodik?

C. Tujuan :
Mengetahui pengaruh logam-logam lain pada proses korosi besi (Fe).

D. Prosedur Penelitian

I.Pendahuluan

Proteksi katodik (cathodic protection) adalah teknik yang digunakan untuk


mengendalikan korosi pada permukaan logamdengan menjadikan permukaan logam
tersebut sebagai katoda dari sel elektrokimia. Proteksi katodik ini merupakan metode
yang umum digunakan untuk melindungi struktur logam dari korosi. Cara ini efektif
mencegah keretakan logam akibat korosi (stress corrosion cracking).

Sistem proteksi katodik biasa digunakan untuk melindungi baja, jalur pipa, tangki, tiang
pancang, kapal, anjungan lepas pantai, dan selubung (casing) sumur minyak di darat.

II. Alat dan Bahan

Cawan petri 5 buah Pembakar spiritus 1 buah

Paku reng 5 buah Korek api 1 bungkus

Pelat logam zincum (Zn) 1 buah Agar-agar putih 3 gram

Pelat logam magnesium (Mg) 1 buah K3Fe(CN)6 5% 10 mL

Pelat logam tembaga (Cu) 1 buah Fenolftalein 2 mL

Pelat logam timah (Sn) 1 buah Akuades 250 mL

Gelas kimia 1 L 1 buah NaCl 7,5 gram

III. Langkah Kerja

1. Masukkan agar-agar bubuk dan NaCl ke dalam gelas kimia. Tambahkan


akuades, lalu aduk rata.
2. Didihkan campuran agar-agar dan air sambil diaduk-aduk hingga semua agar-
agar larut.
3. Matikan api dan biarkan uap air dari larutan menghilang.
4. Tambahkan 10 mL larutan K3Fe(CN)6 5% dan 2 mL larutan fenolftalein.
5. Hangat-hangat kuku, tuangkan larutan agar-agar ke dalam cawan hingga
cawan terisi kira-kira setengah volumenya.
6. Siapkan paku dan logam-logam lain yang akan diuji. Ampelas permukaan
logam- logam tersebut hingga bersih.
7. Ke dalam cawan berisi agar, masukkan logam berikut:

Cawan A
Cawan B Cawan C Cawan D Cawan E

Paku
Paku dililit Paku dililit Paku dililit Paku dililit
logam Zn logam Mg logam Cu logam Sn
8. Amati gejala yang terjadi.

IV. Pengamatan

Hasil Pengamatan pada Paku


No. Logam
Titik a Titik b Titik c

Hijau sedikit

1. Merak muda Hijau sedikit Hijau sedikit


sedikit
Paku

Paku + Zn

2. Merah muda Merah muda

Paku + Mg
Merah muda
banyak
3. Hijau sedikit Hijau banyak
Terbentuk
gelembung

Merah muda
Paku + Cu banyak

4. Terbentuk Hijau sedikit


gelembung gas
banyak
Paku + Sn
5. Hijau sedikit Merah muda Hijau banyak
sedikit
Merah muda
Hijau sedikit Hijau sedikit
sedikit

E. Pembahasan

Paku paling banyak mengalami korosi pada cawan petri adalah paku + Cu. Banyaknya
korosi yang terjadi tampak pada titik A dan C (bagian dari pangkal paku dan ujung paku
yang tidak terlindungi oleh logam) yang terdapat warna hijau. Bahkan warna hijau
yang banyak terdapat pada titik C. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan urutan logam Cu
yang berada paling kanan di antara logam-logam yang digunakan. Logam Cu adalah
paling mudah tereduksi, sehingga logam yang dilindunginya (Fe) akan mudah
teroksidasi (mengalami perkaratan).

Logam yang bertindak sebagai anoda adalah Mg dan Zn ; logam yang bertindak sebagai
katoda adalah Cu dan Sn. Hal ini berdasarkan urutan Deret Volta yang menempatkan Mg
dan Zn yang berada di sebelah kiri Fe ; dan Cu dan Sn yang berada di sebelah kanan
Fe. Sebagai anoda berarti seharusnya kedua logam (Mg dan Zn) yang mengalami
oksidasi. Kedua logam ini yang rusak ketika melindungi Fe. Namun terdapat anomali
pada logam Mg yang terdapat warna hijau pada paku pada titik yang tidak terlindungi
oleh logam Mg. Warna hijau ini menunjukkan ketidak sepenuh mampuan Mg melindungi
paku dari perkaratan. Dilakukan pengulangan percobaan terhadap paku + Mg
(dengan pengamplasan Fe dan mereaksikan logam Mg dengan HCl terlebih dahulu)
masih ditemukan adanya warna hijau pada titik A dan C, namun jumlahnya lebih sedikit
daripada percobaan yang pertama. Logam Cu dan Sn sebagai katoda berarti kedua
logam ini mengalami reduksi. Logam yang dilindungi Fe-lah yang justeru mengalami
oksidasi.

Logam yang dapat melindungi besi dari proses perkaratan adalah Zn dan Mg. Pada paku
+ Zn tidak terbentuk sama sekali warna hijau pada bagian paku yang tidak terlindungi
oleh logam Zn. Dan ketika selesai percobaan, Zn dibersihkan dari paku, tampak bahwa
pada titik B paku tetap terlindungi dari korosi. Mg mampu melindungi dengan baik paku
ditunjukkan dengan kondisi paling hancurnya Mg ketika percobaan telah selesai dan
paku titik B tidak mengalami korosi. Hal ini menunjukkan Zn dan Mg dapat berperan
sebagai proteksi katodik terhadap Fe dengan baik.
Perubahan warna pada titik A dan B disebabkan oleh adanya ion. Warna yang terbentuk
pada tiap-tiap logam yang melindungi pada paku titik A dan B berbeda-beda, ada yang
berwarna merah dan ada yang hijau. Keberadaan warna merah disebabkan oleh
terbentuknya basa yang teridentifikasi oleh indikator phenolphtalein. Basa yang terbentuk
berasal dari hasil reduksi dari air. Warna hijau terjadi karena terbentuknya senyawa
Fe 2+ sebagai hasil oksidasi dari paku.

Reaksi kimia yang terjadi pada titik A dan B adalah Warna yang terbentuk pada titik A
dan B ada yang berwarna merah dan ada yg berwarna hijau. Reaksi kimia yang terjadi:

a. Warna merah

Reduksi air : 2 H2O + O2 + 4 e- 4 OH-

b. Warna hijau

Oksidasi Fe : Fe Fe 2+ + 2 e-

Perubahan warna pada titik C disebabkan oleh adanya ion OH- dan Fe2+. Perubahan
warna yang terjadi pada titik C ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna
hijau.

Reaksi oksidasi dan reduksi terjadi pd titik (b) paku + Mg. Hal ini ditunjukkan dg
terbentuknya warna merah muda, gas pada titik (b) dan kondisi logam Mg yang hancur.

Reaksi oksidasi:

Ditunjukkan dg terbentuknya gas & logam Mg yg hancur (pada titik (b) terjadi reaksi
reduksi, titik B berperan sebagai katoda)

Reaksi: Mg Mg 2+ + 2 e-

Terbentuknya gas karena pada titik (b) juga berperan sebagai anoda di mana
terjadi oksidasi air.

Reaksi : 2 H2O O2 + 4 H+ + 4 e-

Reaksi reduksi:

Ditunjukkan dg terbentuknya warna merah yg berasal karena


terbentuknya OH- teridentifikasi oleh phenolphtalein yg terbentuk karena
reduksi air.

F. Kesimpulan
1. Sesuai dengan teori deret Volta (Li – K – Ba – Sr – Ca – Na – Mg – Al – Mn – Zn –
Cr – Fe – Ni – Co – Sn – Pb – H – Cu Hg – Ag – Pt – Au) bahwa logam yang dapat
digunakan sebagai proteksi katodik adalah logam yang mempunyai potensial
reduksi yang lebih negatif (berada disebelah kiri pada deret volta) dibanding dengan
logam yang akan dilindungi.
2. Dari hasil pengujian dapat diperoleh bahwa ternyata logam Mg dan Zn
adalahLogam yang dapat melindungi besi dari proses perkaratan. Pada paku +
Zn
tidak terbentuk sama sekali warna hijau pada bagian paku yang tidak terlindungi oleh
logam Zn. Dan ketika selesai percobaan, Zn dibersihkan dari paku, tampak bahwa
pada titik B paku tetap terlindungi dari korosi. Mg mampu melindungi dengan baik
paku ditunjukkan dengan kondisi paling hancurnya Mg ketika percobaan telah selesai
dan paku titik B tidak mengalami korosi. Hal ini menunjukkan Zn dan Mg dapat
berperan sebagai proteksi katodik terhadap Fe (besi) dengan baik.

G. Daftar Pustaka

Brady and Holum. 2006. CHEMISTRY The Study of Matter and Its
Changes. Second Edition London

James E Brady (Ukmariyah Maun, Kamianti Amas, Tilda S Sally.


2004. Kimia Universitas Asas & Struktur. Binarupa Aksara :
Jakarta

Hendayana, Sumar.dkk.1994. Kimia Analitik Instrumen. IKIP : Bandung

Ralp J Fessenden & Joan S Fessenden (A Hadyana Pujtamaka). Kiimia


Organik. Edisi Kedua. Erlangga : Jakarta

Sutrisna Nana. 2008. Kimia SMU Grafindo : Bandung

Soft Drink.2005. Dibalik Kenikmatannya Ada Bencana. www softdrink.co.id.


11 – 8 – 2008

Widya Gunawan Agustin.2004. Pedoman Penyajian Karya Ilmiah. IPB :


Bogor
http://rois-takin.blogspot.com/2013/04/korosi-pada-logam-dan-pencegahannya.html

KOROSI PADA LOGAM


DAN PENCEGAHANNYA
1. Pengertian Korosi

Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang
terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang
tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Korosi ini
telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam yang
paling banyak mengalami korosi adalah besi.

Korosi terjadi melalui reaksi redoks, di mana logam mengalami oksidasi,


sedangkan oksigen mengalami reduksi. Karat logam umumnya berupa oksida atau
karbonat. Karat pada besi berupa zat yang berwarna cokelat-merah dengan rumus
kimia Fe2O3·xH2O. Oksida besi (karat) dapat mengelupas, sehingga secara bertahap
permukaan yang baru terbuka itu mengalami korosi. Berbeda dengan aluminium, hasil
korosi berupa Al2O3 membentuk lapisan yang melindungi lapisan logam dari korosi
selanjutnya. Hal ini dapat menerangkan mengapa panic dari besi lebih cepat rusak jika
dibiarkan, sedangkan panci dari aluminium lebih awet.

2. Faktor-faktor yang mempercepat korosi

Air dan kelembaban udara


Dilihat dari reaksi terjadinya proses korosi, air merupakan faktor penting dalam proses korosi. Udara yan

Elektrolit
Asam atau garam (elektrolit) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan, sehingg
garam.

c) Permukaan logam yang tidak rata


Permukaan logam yang tidak rata memudahkan terjadinya kutub - kutub
muatan yang akhirnya berperan sebagai anode atau katode. Permukaan logam yang
licin dan bersih akan menyebabkan korosi sulit terjadi.

d) Terbentuknya sel elektrokimia


Korosi akan sangat cepat terjadi pada logam yang potensialnya rendah. Bila
dua logam yang berbeda potensial bersinggungan dan terjadi pada lingkungan berair
atau lembap maka akan dapat terjadi sel elektrokimia secara langsung, sehingga
logam yang potensialnya rendah akan segera melepas elektron bila bersentuhan
dengan logam yang potensialnya lebih tinggi dan akan mengalami oksidasi oleh 02
dari udara.

3. Jenis-jenis korosi yaitu:

1. Korosi merata (general)


Merupakan korosi yang terjadi pada suatu logam secara menyeluruh, sebagai
contoh: korosi yang terjadi pada tiang-tiang penyangga pada penambangan lepas
pantai.

2. Korosi sumuran (pitting corrosion)


Adalah korosi lokal yang secara secara selektif menyerang bagian permukaan
logam yang selaput pelindungnya tergores atau retak akibat perlakuan mekanik atau
mempunyai tonjolan akibat dislokasi atau mempunyai
komposisi heterogen dengan adanya inklusi, segregasi dan presipitasi.

3. Korosi arus liar (stray-current corrosion)


Adalah korosi yang disebabkan oleh adanya arus konvensional yang mengalir
dalam arah berlawanan dengan aliran elektron, besarnya dipengaruhi oleh besar
kecilnya arus dari luar.

4. Korosi celah
Adalah korosi yang terjadi karena sebagian permukaan logam terhalang dari
lingkungan dibanding bagian lain logam yang menghadapi elektrolit dalam volume
yang besar.

5. Korosi logam tak sejenis (galvanik)


Adalah korosi yang disebabkan adanya dua logam tak sejenis (dissimilar
metals) yang bergandengan (coupled) membentuk sebuah sel korosi basah sederhana.
6. Korosi erosi
Adalah korosi yang disebabkan akibat gerak relatif antara elektrolit dan
permukaan logam. Korosi ini biasanya disebabkan karena terjadinya proses- proses
elektrokimia dan oleh efek-efek mekanik seperti abrasi dan gesekan.

7. Korosi intergranuler
Korosi ini terjadi bila daerah batas butir terserang akibat adanya endapan di
dalamnya, endapan tersebut berasal dari bahan-bahan asing yang terdapat dalam
struktur logam. Bahan-bahan tersebut yaitu logam antara dan senyawa.

8. Korosi tegangan (stress corrosion)


Logam yang mengalami beban dinamis yang berulang-ulang lama kelamaan
akan patah, patahnya logam ini dapat dipercepat bila terdapatnya korosi pada logam
tersebut.

9. Korosi batas butir


Adalah korosi yang disebabkan oleh ketidaksesuaian struktur kristal pada
batas butir yang memiliki kedudukan atom-atom secara termodinamika yang kurang
mantap dibandingkan atom-atom pada kedudukan kisi sempurna.

10. Korosi pelepasan atau bobolan (breakaway corrosion)


Adalah korosi yang disebabkan oleh faktor-faktor yang tidak nampak secara
bersamaan. Faktor-faktor tersebut yaitu temperatur, komposisi gas, tekanan gas,
komposisi logam, bentuk komponen dan finishing permukaan.

11. Korosi panas (hot corrosion)


Korosi panas yang terjadi pada turbin gas disebabkan oleh kombinasi antara
oksidasi dan reaksi-reaksi dengan belerang, natrium, vanadium dan pengotor-
pengotor lain yang terdapat di udara dan bahan bakar.

4. Cara memperlambat korosi

1. Mengontrol atmosfer agar tetap lembap dan banyak oksigen


Hal ini bisa dilakukan, misalnya dengan membuat lingkungan udara bebas dari
oksigen dengan cara mengalirkan gas C02. .

2. Mencegah logam bersinggungan dengan oksigen di udara


Pencegahan cara ini dapat dilakukan dengan:
1) Mengecat, melapisi dengan plastik, memberi minyak
2) Galvanisasi (penyalutan), melapisi dengan zink (contohnya: atap seng)
Elektroplating, melapisi dengan logam nikel (veernikel), kromium (veerkrom),
melapisi dengan timah (contohnya: kaleng biskuit), melapisi dengan timbal (pipa air
minum).
3) Sherardizing, mereaksikan dengan asam fosfat sehingga permukaan besi
tertutup dengan fosfat (Fe2(P04)3). Contohnya pada badan (body) mobil.

3. Perlindungan katodik
Pencegahan dengan cara ini dilakukan dengan cara menhubungkan logam
yang ingin dilindungi dari korosi dengan logam yang mempunyai potensial elektrode
sangat rendah (Mg) sebagai logam pelindung, sehingga jika terjadi oksidasi, logam
yang dilindungi akan segera menarik elektron dari logam pelindung dan oksidasi akan
berlangsung pada logam pelindung tersebut.

4. Pada pembuatan logam diusahakan agar zat-zat yang dicampurkan tersebar secara
homogen dalam logam tersebut.

5. Dengan mengorbankan anode untuk melindungi katode.


Pencegahan dengan cara ini dilakukan dengan cara menghubungkan logam
yang ingin dilindungi dari korosi dengan logam yang mempunyai potensial elektrode
sangat rendah (Mg) sebagai logam pelindung sehingga bila terjadi oksidasi logam
yang dilindungi akan segera menarik elektron dari logam pelindung dan oksidasi akan
berlangsung pada logam pelindung tersebut.

5. Cara Pencegahan Korosi

Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam
yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa
korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta
berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama
kelamaan besi akan habis menjadi karat.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah
keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa
di antara kita tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos
karena korosi. Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu
tentang apa korosi itu, sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses
(perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari
besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang
lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke
katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.

Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O.
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air.
Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila
dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh
beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan
pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga),
serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan).
5.1. Pencegahan korosi didasarkan pada beberapa prinsip berikut :

a. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara.
Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi.
Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat,
maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya
dilindungi dari korosi dengan pengecatan.

Cromium Plating membuat bumper mobil tahan karat

b. Dibalut plastik
Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga
biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi.

c. Pelapisan dengan krom (Cromium plating)


Krom memberi lapisan pelindung, sehingga besi yang dikrom akan menjadi
mengkilap. Cromium plating dilakukan dengan proses elektrolisis. Krom dapat
memberikan perlindungan meskipun lapisan krom tersebut ada yang rusak. Cara ini
umumnya dilakukan pada kendaraan bermotor, misalnya bumper mobil.

d. Pelapisan dengan timah (Tin plating )


Timah termasuk logam yang tahan karat. Kaleng kemasan dari besi umumnya
dilapisi dengan timah. Proses pelapisan dilakukan secara elektrolisis atau
elektroplating. Lapisan timah akan melindungi besi selama lapisan itu masih utuh.
Apabila terdapat goresan, maka timah justru mempercepat proses korosi karena
potensial elektrode besi lebih positif dari timah.

e. Pelapisan dengan seng (Galvanisasi)


Seng dapat melindungi besi meskipun lapisannya ada yang rusak. Hal ini
karena potensial elektrode besi lebih negative daripada seng, maka besi yang kontak
dengan seng akan membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katode. Sehingga
seng akan mengalami oksidasi, sedangkan besi akan terlindungi.

f. Pengorbanan anode (Sacrificial Anode)


Perbaikan pipa bawah tanah yang terkorosi mungkin memerlukan perbaikan
yang mahal biayanya. Hal ini dapat diatasi dengan teknik sacrificial anode, yaitu
dengan cara menanamkan logam magnesium kemudian dihubungkan ke pipa besi
melalui sebuah kawat. Logam magnesium itu akan berkarat, sedangkan besi tidak
karena magnesium merupakan logam yang aktif (lebih mudah berkarat).
g. Mencegah kontak dengan oksigen dan/atau air

Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka
peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi
dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan
krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai
pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga
bersifat mampercepat proses korosi.
h. Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi
hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda,
dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh
logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam
pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem
jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara
berkala harus dikontrol dan diganti.
i. Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi
dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).

Diposkan oleh rois takin di 10.26


http://budisma.web.id/materi/sma/kimia-kelas-xii/pengendalian-korosi/

Faktor2 yang Mempengaruhi Korosi dan


Penanggulangannya
Faktor2 yang Mempengaruhi Korosi dan Penanggulangannya. Aplikasi lain
dari prinsip elektrokimia adalah pemahaman terhadap gejala korosi pada logam
dan pengendaliannya. Berdasarkan data potensial reduksi standar, diketahui
bahwa logam-logam selain emas umumnya terkorosi (teroksidasi menjadi
oksidanya).

1. Definisi Korosi

Korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang
bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan
diinduksi oleh adanya gas O2, CO2, atau H2S. Korosi dapat juga terjadi akibat
suhu tinggi. Korosi pada logam dapat juga dipandang sebagai proses
pengembalian logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih logam. Misalnya, korosi pada
besi menjadi besi oksida atau besi karbonat.

4Fe(s) + 3O2(g) + 2nH2O(l) ⎯⎯→

2Fe2O3.nH2O(s) Fe(s) + CO2(g) + H2O(l) ⎯⎯→

Fe2CO3(s) + H2(g)

Oleh karena korosi dapat mengubah struktur dan sifat-sifat logam maka korosi
cenderung merugikan. Diperkirakan sekitar 20% logam rusak akibat terkorosi
pada setiap tahunnya. Logam yang terkorosi disebabkan karena logam tersebut
mudah teroksidasi. Menurut tabel potensial reduksi standar, selain logam emas
umumnya logam-logam memiliki potensial reduksi standar lebih rendah dari
oksigen. Jika setengah reaksi reduksi logam dibalikkan (reaksi oksidasi logam)
digabungkan dengan setengah reaksi reduksi gas O2 maka akan dihasilkan
nilai potensial sel, Esel positif. Jadi, hampir semua logam dapat bereaksi dengan
gas O2 secara spontan. Beberapa contoh logam yang dapat dioksidasi oleh
oksigen ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut.

4Fe(s) + O2(g) + 2nH2O(l) ⎯⎯→ 2Fe2O3.nH2O(s) Esel = 0,95

V Zn(s) + O2(g) + 2H2O(l) ⎯⎯→ Zn(OH)4(s) Esel = 0,60 V

2. Mekanisme Korosi pada Besi

Oleh karena besi merupakan bahan utama untuk berbagai konstruksi maka
pengendalian korosi menjadi sangat penting. Untuk dapat mengendalikan korosi
tentu harus memahami bagaimana mekanisme korosi pada besi. Korosi tergolong
proseselektrokimia, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.12.

Gambar 2.12 Proses korosi pada besi

Besi memiliki permukaan tidak halus akibat komposisi yang tidak sempurna, juga
akibat perbedaan tegangan permukaan yang menimbulkan potensial pada daerah
tertentu lebih tinggi dari daerah lainnya. Pada daerah anodik (daerah permukaan
yang bersentuhan dengan air) terjadi pelarutan atom-atom besi disertai
pelepasan elektron membentuk ion Fe2+ yang larut dalam air.

Fe(s) ⎯⎯→ Fe2+(aq) + 2e–

Elektron yang dilepaskan mengalir melalui besi, sebagaimana elektron mengalir


melalui rangkaian luar pada sel volta menuju daerah katodik hingga terjadi
reduksi gas oksigen dari udara:

O2(g) + 2H2O(g) + 2e– ⎯⎯→ 4OH–(aq)

Ion Fe2+ yang larut dalam tetesan air bergerak menuju daerah katodik,
sebagaimana ion-ion melewati jembatan garam dalam sel volta dan bereaksi
dengan ion-ion OH–membentuk Fe(OH)2. Fe(OH)2 yang terbentuk dioksidasi oleh
oksigen membentuk karat.

Fe2+(aq) + 4OH–(aq) ⎯⎯→ Fe(OH)2(s)

2Fe(OH)2(s) + O2(g) ⎯⎯→ Fe2O3.nH2O(s)

Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme
pada Gambar 2.13):

4Fe(s) + 3O2(g) + n H2O(l) ⎯⎯→ 2Fe2O3.nH2O(s)


Karat
Gambar 2.13 Mekanisme korosi pada besi

Akibat adanya migrasi ion dan elektron, karat sering terbentuk pada daerah yang
agak jauh dari permukaan besi yang terkorosi (lubang). Warna pada karat
beragam mulai dari warna kuning hingga cokelat merah bahkan sampai berwarna
hitam. Warna ini bergantung pada jumlah molekul H2O yang terikat pada karat.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Korosi

Berdasarkan pengetahuan tentang mekanisme korosi, Anda tentu dapat


menyimpulkan faktor-faktor apa yang menyebabkan terbentuknya korosi pada
logam sehingga korosi dapat dihindari. Setelah dibiarkan beberapa hari, logam
besi (paku) akan terkorosi yang dibuktikan oleh terbentuknya karat (karat adalah
produk dari peristiwa korosi). Korosi dapat terjadi jika ada udara (khususnya gas
O2) dan air. Jika hanya ada air atau gas O2 saja, korosi tidak terjadi.

Adanya garam terlarut dalam air akan mempercepat proses korosi. Hal ini
disebabkan dalam larutan garam terdapat ion-ion yang membantu mempercepat
hantaran ion-ion Fe2+ hasil oksidasi. Kekerasan karat meningkat dengan cepat
oleh adanya garam sebab kelarutan garam meningkatkan daya hantar ion-ion
oleh larutan sehingga mempercepat proses korosi. Ion-ion klorida juga
3+
membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan ion Fe . Faktor ini cenderung
meningkatkan kelarutan besi sehingga dapat mempercepat korosi.

4. Pengendalian Korosi

Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal mungkin.
Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan (coating),
proteksi katodik, dan penambahan zat inhibitor korosi.

a. Pengendalian Korosi dengan Metode Pelapisan (Coating)

Metode pelapisan atau coating adalah suatu upaya mengendalikan korosi


dengan menerapkan suatu lapisan pada permukaan logam besi. Misalnya, dengan
pengecatan atau penyepuhan logam. Penyepuhan besi biasanya menggunakan
logam krom atau timah. Kedua logam ini dapat membentuk lapisan oksida yang
tahan terhadap karat (pasivasi) sehingga besi terlindung dari
korosi. Pasivasi adalah pembentukan lapisan film permukaan dari oksida logam
hasil oksidasi yang tahan terhadap korosi sehingga dapat mencegah korosi lebih
lanjut. Logam seng juga digunakan untuk melapisi besi (galvanisir), tetapi seng
tidak membentuk lapisan oksida seperti pada krom atau timah, melainkan
berkorban demi besi. Seng adalah logam yang lebih reaktif dari besi, seperti
dapat dilihat dari potensial setengah reaksi oksidasinya:

Zn(s)⎯⎯→Zn2+(aq) + 2e– Eo= –0,44 V

Fe(s)⎯⎯→Fe2+(g) + 2e– Eo= –0,76 V

Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis
seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal
(tanpa seng). Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan
korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah
kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang
mengubah potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak
terkorosi.

b. Pengendalian Korosi dengan Proteksi Katodik

Proteksi katodik adalah metode yang sering diterapkan untuk mengendalikan


korosi besi yang dipendam dalam tanah, seperti pipa ledeng, pipa pertamina, dan
tanki penyimpan BBM. Logam reaktif seperti magnesium dihubungkan dengan
pipa besi. Oleh karena logam Mg merupakan reduktor yang lebih reaktif dari besi,
Mg akan teroksidasi terlebih dahulu. Jika semua logam Mg sudah menjadi oksida
maka besi akan terkorosi. Proteksi katodik ditunjukkan pada Gambar 2.14.

Gambar 2.14 Proses katodik dengan menggunakan logam Mg.


Reaksi yang terjadi dapat ditulis sebagai berikut.

Anode : 2Mg(s) ⎯⎯→ 2Mg2+(aq) + 4e–

Katode : O2(g) + 2H2O (l) + 4e– ⎯⎯→ 4OH–(aq)

Reaksi : 2Mg(s) + O2(g) + 2H2O ⎯⎯→ 2Mg(OH)2(s)

Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan
selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.

c. Pengendalian Korosi dengan Penambahan Inhibitor

Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif
dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor
korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu
inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.

1) Inhibitor anodik

Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang
banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.

2) Inhibitor katodik

Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas
oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor
katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.

3) Inhibitor campuran

Inhibitor campuran mengendalikan korosi dengan cara menghambat proses di


katodik dan anodik secara bersamaan. Pada umumnya inhibitor komersial
berfungsi ganda, yaitu sebagai inhibitor katodik dan anodik. Contoh inhibitor jenis
ini adalah senyawa silikat, molibdat, dan fosfat.

4) Inhibitor teradsorpsi

Inhibitor teradsorpsi umumnya senyawa organik yang dapat mengisolasi


permukaan logam dari lingkungan korosif dengan cara membentuk film tipis yang
teradsorpsi pada permukaan logam. Contoh jenis inhibitor ini adalah
merkaptobenzotiazol dan 1,3,5,7–tetraaza–adamantane.
http://veneranda23.blogspot.com/2012/11/cara-cara-pencegahan-korosi-besi.html

Cara-cara Pencegahan Korosi Besi


| di 19.52
Berikut ini adalah cara-cara pencegahan korosi pada besi:
1. Mengecat
Jembatan, pagar dan railing biasanya dicat. Cat menghindarkan kontak besi dengan
udara.
2. Melumuri dengan oli atau gemuk
Cara ini diterapkan untuk berbagai perkakas dan mesin. Oli dan gemuk mencegah
kontak besi dengan air.
3. Dibalut dengan plastik
Berbagai macam barang, misalnya rak piring dan keranjang sepeda dibalut dengan
plastik. Plastik
mencegah kontak besi dengan air.
4. Tin plating (pelapisan dengan timah)
Kaleng-kaleng kemasan terbuat dari besi yang dilapisi dengan timah. Pelapisan
dilakukan secara
elektrolisis, yang disebut electroplating.

5. Galvanisasi (pelapisan dengan zink)


Pipa besi, tiang telpon, badan mobil dan berbagai barang lain dilapisi dengan
zink.
Berbeda dengan timah,
Pengujian merusak dan tidak merusak
zink dapat melindungi besi dari korosi sekalipun lapisannya tidak utuh. Hal itu
terjadi karena suatu
mekanisme
Pengujian yangdiantaranya
logam disebut perlindungan katode.
ada 2 cara, yaitu dengan cara merusak dan tidak merusak.
Dengan
6. caraCromium
merusakplating
diantaranya dengan
(pelapisan cara pengujian tarik, pengujian tekan, dan
dengan
kromium)
Besi atau baja juga dapat dilapisi dengan kromium untuk memberi lapisan
pelindung yang
mengkilap,misalnya untuk bumper mobil.
7. Sacrifical protection (pengorbanan anode)
Magnesium adalah logam yang jauh lebih aktif (berarti lebih mudah berkarat) daripada
besi. Jika logam
magnesium dikontakkan dengan besi, maka magnesium itu akan berkarat tetapi
besi tidak. Cara ini
pengujian lengkung. Pengujian dengan cara tidak merusak diantaranya Visual Inspection
( VT ), Liquid Penetrant Test ( PT ), Magnetic Particle Inspection ( MT ), Eddy Current
Test atau Elektromagnetic Test ( ET ), Ultrasonic Inspection ( UT ), Radiographic
Inspection (RT), Acoustic Emission Testing (AE), LEAK TEST ( LT ). Dari pengujian
logam tersebut kita dapat mengetahui kekuatan dari logam tersebut.

http://ilmu212.blogspot.com/2012/10/cara-cara-mencegah-koros.html

Anda mungkin juga menyukai