Korosi
Korosi
html
KOROSI
Pernahkah kalian melihat tumpukan kaleng bekas? Apa yang terjadi pada
kaleng-kaleng tersebut jika dibiarkan di tempat terbuka? Pasti kaleng
tersebut akan berkarat. Ini berarti kaleng mengalami korosi.
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang
terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa
yang tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah
perkaratan. Korosi ini telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap
tahunnya. Biasanya logam yang paling banyak mengalami korosi adalah besi.
Elektron yang dibebaskan dalam oksidasi akan mengalir ke bagian lain untuk
mereduksi oksigen.
Ion besi(II) yang terbentuk pada anode akan teroksidasi membentuk besi(III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi Fe 2O3·xH2O yang
disebut karat.
Korosi pada besi dapat dicegah dengan membuat besi menjadi baja tahan
karat (stainless steel), namun proses ini membutuhkan biaya yang mahal,
sehingga tidak sesuai dengan kebanyakan pengunaan besi
a. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan
udara. Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi
terhadap korosi. Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian
yang tidak tertutup oleh cat, maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar
bangunan dan jembatan biasanya dilindungi dari korosi dengan pengecatan.
x 2
Katode O2(g)+ 4H+
(aq)+ 4 e → 2 H2O(l)
+ H+
Redoks 2 Fe(s) + O2 (g)+ 4
(aq)→ 2 Fe2++ 2 H2O(l)
Dari data potensial elektrode dapat dihitung bahwaemf
standar untuk proseskorosi ini, ,yaituE0sel =+1,67 V ;
reaksi ini terjadi pada lingkungan asam dimanaion H+
sebagian dapat diperoleh dari reaksi karbon dioksida
atmosfer dengan airmembentuk H2CO3. Ion Fe+2 yang
terbentuk, di anode kemudian teroksidasi lebihlanjut oleh
oksigen membentuk besi (III) oksida :
4 Fe+2(aq)+ O2 (g) + (4 + 2x) H2O(l) → 2 Fe2O3x H2O + 8
H+(aq)
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah keroposnya
jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa di antara kita
tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos karena korosi.
Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu tentang apa korosi itu,
sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses (perubahan / reaksi
kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari besi berlaku sebagai
kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang lain sebagai kutub positif
(elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke katoda, sehingga terjadilah
peristiwa korosi.
Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III) yang
kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe 2O3.xH2O.
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air. Karena itu, besi
yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila dibandingkan ditempat yang
lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh beberapa faktor, seperti tingkat
keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan pengotor, kontak dengan logam lain
yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga), serta keadaan logam besi itu sendiri
(kerapatan atau kasar halusnya permukaan).
Pencegahan korosi
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka peristiwa korosi
tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi dengan cat, oli, logam lain
yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan krom). Penggunaan logam lain
yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng
cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga bersifat mampercepat proses korosi.
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan membentuk
sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi hanya sebagai tempat
terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda, dan mengalami reaksi
oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh logam lain (sebagai anoda,
dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam pelindungnya masih ada / belum
habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem jaringan pipa bawah tanah lazim
digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara berkala harus dikontrol dan diganti.
- Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi
dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
Pengen tahu cara yang lain, silahkan klik di sini
Demikian sedikit informasi yang mungkin berguna bagi kita. Mohon saran ataupun
komentarnya.
Oleh : Bahruddin
ABSTRACT
One way to prevent the rusting of iron is to coat it with another metal. This is done with
“tin” cans, wich are actually steel cans that have been coated with a thin layer of tin.
However, if the layer of tin is scratched and the iron beneath is exposed, the corrosion is
accelerated because iron has a lower reduction potential than tin; the iron becomes the
anode in an electrochemistrycal cell and is easily oxidized. Another way to prevent
corrosion is called cathodic protection. It involves placing the iron contactwith metal that
is more easily oxidized. This causes iron to be a cathode and the other metal to be the
another. If corrosion accurs, iron is protected from oxidation because it is cathodic and
the other metal reacts instead.
A. Pendahuluan
Karat yang terjadi pada suatu logam akan mempercepat proses pengaratan berikutnya.
Oleh karena itu, karat disebut juga sebagai autokatalis.
Sebetulnya cara yang paling umum digunakan untuk menghindari terjadinya perkaratan
adalah dengan pelapisan logam. Jika logam dilapisi dengan tembaga atau kaleng
(mengandung Sn), besi akan akan terlindung dari korosi hal ini disebabkan Cu dan Sn
mempunyai potensial reduksi yang lebih positif (E0 2+
= +0,34 V dan E0 2+
=-
Cu Cu Sn Cu
0 2+
0,14 V) daripada potensial reduksi besi (E = - 0,44 V). namun bila lapisan ini
Fe Fe
bocor sehingga lapisan temabaga atau kaleng terbuka, besi akan mengalami
perkaratan.
Dampak terjadinya korosi adalah bahwa besi atau logam akan bersifat rapuh, mudah
larut dan bercampur dengan logam lain, serta bersifat racun. Hal ini akan
membahayakan dan merugikan. Bila besi pada pondasi bangunan atau jembatan bila
terjadi kerapuhan mengakibatkan mudah ambruk atau roboh.
B. Masalah
Dari beberapa uraian di atas tentang upaya menghindari perkaratan dengan melapisi
logam sedikit ada kendala bila logam itu tertanam di dalam tanah atau di dalam air
seperti pipa, tentu sulit melakukan pelapisan (pengecatan). Lalu bagaimana caranya
agar logam tersebut tidak berkarat? Untuk mengatasi hal ini tentu dengan cara
menggunakan perlindungan katodik. Dengan demikian akan muncul permasalahan :
C. Tujuan :
Mengetahui pengaruh logam-logam lain pada proses korosi besi (Fe).
D. Prosedur Penelitian
I.Pendahuluan
Sistem proteksi katodik biasa digunakan untuk melindungi baja, jalur pipa, tangki, tiang
pancang, kapal, anjungan lepas pantai, dan selubung (casing) sumur minyak di darat.
Cawan A
Cawan B Cawan C Cawan D Cawan E
Paku
Paku dililit Paku dililit Paku dililit Paku dililit
logam Zn logam Mg logam Cu logam Sn
8. Amati gejala yang terjadi.
IV. Pengamatan
Hijau sedikit
Paku + Zn
Paku + Mg
Merah muda
banyak
3. Hijau sedikit Hijau banyak
Terbentuk
gelembung
Merah muda
Paku + Cu banyak
E. Pembahasan
Paku paling banyak mengalami korosi pada cawan petri adalah paku + Cu. Banyaknya
korosi yang terjadi tampak pada titik A dan C (bagian dari pangkal paku dan ujung paku
yang tidak terlindungi oleh logam) yang terdapat warna hijau. Bahkan warna hijau
yang banyak terdapat pada titik C. Hal ini dapat dijelaskan berdasarkan urutan logam Cu
yang berada paling kanan di antara logam-logam yang digunakan. Logam Cu adalah
paling mudah tereduksi, sehingga logam yang dilindunginya (Fe) akan mudah
teroksidasi (mengalami perkaratan).
Logam yang bertindak sebagai anoda adalah Mg dan Zn ; logam yang bertindak sebagai
katoda adalah Cu dan Sn. Hal ini berdasarkan urutan Deret Volta yang menempatkan Mg
dan Zn yang berada di sebelah kiri Fe ; dan Cu dan Sn yang berada di sebelah kanan
Fe. Sebagai anoda berarti seharusnya kedua logam (Mg dan Zn) yang mengalami
oksidasi. Kedua logam ini yang rusak ketika melindungi Fe. Namun terdapat anomali
pada logam Mg yang terdapat warna hijau pada paku pada titik yang tidak terlindungi
oleh logam Mg. Warna hijau ini menunjukkan ketidak sepenuh mampuan Mg melindungi
paku dari perkaratan. Dilakukan pengulangan percobaan terhadap paku + Mg
(dengan pengamplasan Fe dan mereaksikan logam Mg dengan HCl terlebih dahulu)
masih ditemukan adanya warna hijau pada titik A dan C, namun jumlahnya lebih sedikit
daripada percobaan yang pertama. Logam Cu dan Sn sebagai katoda berarti kedua
logam ini mengalami reduksi. Logam yang dilindungi Fe-lah yang justeru mengalami
oksidasi.
Logam yang dapat melindungi besi dari proses perkaratan adalah Zn dan Mg. Pada paku
+ Zn tidak terbentuk sama sekali warna hijau pada bagian paku yang tidak terlindungi
oleh logam Zn. Dan ketika selesai percobaan, Zn dibersihkan dari paku, tampak bahwa
pada titik B paku tetap terlindungi dari korosi. Mg mampu melindungi dengan baik paku
ditunjukkan dengan kondisi paling hancurnya Mg ketika percobaan telah selesai dan
paku titik B tidak mengalami korosi. Hal ini menunjukkan Zn dan Mg dapat berperan
sebagai proteksi katodik terhadap Fe dengan baik.
Perubahan warna pada titik A dan B disebabkan oleh adanya ion. Warna yang terbentuk
pada tiap-tiap logam yang melindungi pada paku titik A dan B berbeda-beda, ada yang
berwarna merah dan ada yang hijau. Keberadaan warna merah disebabkan oleh
terbentuknya basa yang teridentifikasi oleh indikator phenolphtalein. Basa yang terbentuk
berasal dari hasil reduksi dari air. Warna hijau terjadi karena terbentuknya senyawa
Fe 2+ sebagai hasil oksidasi dari paku.
Reaksi kimia yang terjadi pada titik A dan B adalah Warna yang terbentuk pada titik A
dan B ada yang berwarna merah dan ada yg berwarna hijau. Reaksi kimia yang terjadi:
a. Warna merah
b. Warna hijau
Oksidasi Fe : Fe Fe 2+ + 2 e-
Perubahan warna pada titik C disebabkan oleh adanya ion OH- dan Fe2+. Perubahan
warna yang terjadi pada titik C ada yang berwarna merah dan ada yang berwarna
hijau.
Reaksi oksidasi dan reduksi terjadi pd titik (b) paku + Mg. Hal ini ditunjukkan dg
terbentuknya warna merah muda, gas pada titik (b) dan kondisi logam Mg yang hancur.
Reaksi oksidasi:
Ditunjukkan dg terbentuknya gas & logam Mg yg hancur (pada titik (b) terjadi reaksi
reduksi, titik B berperan sebagai katoda)
Reaksi: Mg Mg 2+ + 2 e-
Terbentuknya gas karena pada titik (b) juga berperan sebagai anoda di mana
terjadi oksidasi air.
Reaksi : 2 H2O O2 + 4 H+ + 4 e-
Reaksi reduksi:
F. Kesimpulan
1. Sesuai dengan teori deret Volta (Li – K – Ba – Sr – Ca – Na – Mg – Al – Mn – Zn –
Cr – Fe – Ni – Co – Sn – Pb – H – Cu Hg – Ag – Pt – Au) bahwa logam yang dapat
digunakan sebagai proteksi katodik adalah logam yang mempunyai potensial
reduksi yang lebih negatif (berada disebelah kiri pada deret volta) dibanding dengan
logam yang akan dilindungi.
2. Dari hasil pengujian dapat diperoleh bahwa ternyata logam Mg dan Zn
adalahLogam yang dapat melindungi besi dari proses perkaratan. Pada paku +
Zn
tidak terbentuk sama sekali warna hijau pada bagian paku yang tidak terlindungi oleh
logam Zn. Dan ketika selesai percobaan, Zn dibersihkan dari paku, tampak bahwa
pada titik B paku tetap terlindungi dari korosi. Mg mampu melindungi dengan baik
paku ditunjukkan dengan kondisi paling hancurnya Mg ketika percobaan telah selesai
dan paku titik B tidak mengalami korosi. Hal ini menunjukkan Zn dan Mg dapat
berperan sebagai proteksi katodik terhadap Fe (besi) dengan baik.
G. Daftar Pustaka
Brady and Holum. 2006. CHEMISTRY The Study of Matter and Its
Changes. Second Edition London
Korosi adalah reaksi redoks antara suatu logam dengan senyawa lain yang
terdapat di lingkungannya (misal air dan udara) dan menghasilkan senyawa yang
tidak dikehendaki. Peristiwa korosi kita kenal dengan istilah perkaratan. Korosi ini
telah mengakibatkan kerugian bermilyar rupiah setiap tahunnya. Biasanya logam yang
paling banyak mengalami korosi adalah besi.
Elektrolit
Asam atau garam (elektrolit) merupakan media yang baik untuk melangsungkan transfer muatan, sehingg
garam.
4. Korosi celah
Adalah korosi yang terjadi karena sebagian permukaan logam terhalang dari
lingkungan dibanding bagian lain logam yang menghadapi elektrolit dalam volume
yang besar.
7. Korosi intergranuler
Korosi ini terjadi bila daerah batas butir terserang akibat adanya endapan di
dalamnya, endapan tersebut berasal dari bahan-bahan asing yang terdapat dalam
struktur logam. Bahan-bahan tersebut yaitu logam antara dan senyawa.
3. Perlindungan katodik
Pencegahan dengan cara ini dilakukan dengan cara menhubungkan logam
yang ingin dilindungi dari korosi dengan logam yang mempunyai potensial elektrode
sangat rendah (Mg) sebagai logam pelindung, sehingga jika terjadi oksidasi, logam
yang dilindungi akan segera menarik elektron dari logam pelindung dan oksidasi akan
berlangsung pada logam pelindung tersebut.
4. Pada pembuatan logam diusahakan agar zat-zat yang dicampurkan tersebar secara
homogen dalam logam tersebut.
Korosi atau perkaratan sangat lazim terjadi pada besi. Besi merupakan logam
yang mudah berkarat. Karat besi merupakan zat yang dihasilkan pada peristiwa
korosi, yaitu berupa zat padat berwarna coklat kemerahan yang bersifat rapuh serta
berpori. Rumus kimia dari karat besi adalah Fe2O3.xH2O. Bila dibiarkan, lama
kelamaan besi akan habis menjadi karat.
Dampak dari peristiwa korosi bersifat sangat merugikan. Contoh nyata adalah
keroposnya jembatan, bodi mobil, ataupun berbagai konstruksi dari besi lainnya.Siapa
di antara kita tidak kecewa bila bodi mobil kesayangannya tahu-tahu sudah keropos
karena korosi. Pasti tidak ada. Karena itu, sangat penting bila kita sedikit tahu
tentang apa korosi itu, sehingga bisa diambil langkah-langkah antisipasi.
Peristiwa korosi sendiri merupakan proses elektrokimia, yaitu proses
(perubahan / reaksi kimia) yang melibatkan adanya aliran listrik. Bagian tertentu dari
besi berlaku sebagai kutub negatif (elektroda negatif, anoda), sementara bagian yang
lain sebagai kutub positif (elektroda positif, katoda). Elektron mengalir dari anoda ke
katoda, sehingga terjadilah peristiwa korosi.
Ion besi (II)yang terbentuk pada anoda selanjutnya teroksidasi menjadi ion besi (III)
yang kemudian membentuk senyawa oksida terhidrasi (karat besi), Fe2O3.xH2O.
Dari reaksi terlihat bahwa korosi melibatkan adanya gas oksigen dan air.
Karena itu, besi yang disimpan dalam udara yang kering akan lebih awet bila
dibandingkan ditempat yang lembab. Korosi pada besi ternyata dipercepat oleh
beberapa faktor, seperti tingkat keasaman, kontak dengan elektrolit, kontak dengan
pengotor, kontak dengan logam lain yang kurang aktif (logam nikel, timah, tembaga),
serta keadaan logam besi itu sendiri (kerapatan atau kasar halusnya permukaan).
5.1. Pencegahan korosi didasarkan pada beberapa prinsip berikut :
a. Pengecatan
Fungsi pengecatan adalah untuk melindungi besi kontak dengan air dan udara.
Cat yang mengandung timbal dan seng akan lebih melindungi besi terhadap korosi.
Pengecatan harus sempurna karena jika terdapat bagian yang tidak tertutup oleh cat,
maka besi di bawah cat akan terkorosi. Pagar bangunan dan jembatan biasanya
dilindungi dari korosi dengan pengecatan.
b. Dibalut plastik
Plastik mencegah besi kontak dengan air dan udara. Peralatan rumah tangga
biasanya dibalut plastik untuk menghindari korosi.
Korosi besi memerlukan oksigen dan air. Bila salah satu tidak ada, maka
peristiwa korosi tidak dapat terjadi. Korosi dapat dicegah dengan melapisi besi
dengan cat, oli, logam lain yang tahan korosi (logam yang lebih aktif seperti seg dan
krom). Penggunaan logam lain yang kurang aktif (timah dan tembaga) sebagai
pelapis pada kaleng bertujuan agar kaleng cepat hancur di tanah. Timah atau tembaga
bersifat mampercepat proses korosi.
h. Perlindungan katoda (pengorbanan anoda)
Besi yang dilapisi atau dihubugkan dengan logam lain yang lebih aktif akan
membentuk sel elektrokimia dengan besi sebagai katoda. Di sini, besi berfungsi
hanya sebagai tempat terjadinya reduksi oksigen. Logam lain berperan sebagai anoda,
dan mengalami reaksi oksidasi. Dalam hal ini besi, sebagai katoda, terlindungi oleh
logam lain (sebagai anoda, dikorbankan). Besi akan aman terlindungi selama logam
pelindungnya masih ada / belum habis. Untuk perlindungan katoda pada sistem
jaringan pipa bawah tanah lazim digunakan logam magnesium, Mg. Logam ini secara
berkala harus dikontrol dan diganti.
i. Membuat alloy atau paduan logam yang bersifat tahan karat, misalnya besi
dicampur dengan logam Ni dan Cr menjadi baja stainless (72% Fe, 19%Cr, 9%Ni).
1. Definisi Korosi
Korosi pada logam terjadi akibat interaksi antara logam dan lingkungan yang
bersifat korosif, yaitu lingkungan yang lembap (mengandung uap air) dan
diinduksi oleh adanya gas O2, CO2, atau H2S. Korosi dapat juga terjadi akibat
suhu tinggi. Korosi pada logam dapat juga dipandang sebagai proses
pengembalian logam ke keadaan asalnya, yaitu bijih logam. Misalnya, korosi pada
besi menjadi besi oksida atau besi karbonat.
Fe2CO3(s) + H2(g)
Oleh karena korosi dapat mengubah struktur dan sifat-sifat logam maka korosi
cenderung merugikan. Diperkirakan sekitar 20% logam rusak akibat terkorosi
pada setiap tahunnya. Logam yang terkorosi disebabkan karena logam tersebut
mudah teroksidasi. Menurut tabel potensial reduksi standar, selain logam emas
umumnya logam-logam memiliki potensial reduksi standar lebih rendah dari
oksigen. Jika setengah reaksi reduksi logam dibalikkan (reaksi oksidasi logam)
digabungkan dengan setengah reaksi reduksi gas O2 maka akan dihasilkan
nilai potensial sel, Esel positif. Jadi, hampir semua logam dapat bereaksi dengan
gas O2 secara spontan. Beberapa contoh logam yang dapat dioksidasi oleh
oksigen ditunjukkan pada persamaan reaksi berikut.
Oleh karena besi merupakan bahan utama untuk berbagai konstruksi maka
pengendalian korosi menjadi sangat penting. Untuk dapat mengendalikan korosi
tentu harus memahami bagaimana mekanisme korosi pada besi. Korosi tergolong
proseselektrokimia, seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2.12.
Besi memiliki permukaan tidak halus akibat komposisi yang tidak sempurna, juga
akibat perbedaan tegangan permukaan yang menimbulkan potensial pada daerah
tertentu lebih tinggi dari daerah lainnya. Pada daerah anodik (daerah permukaan
yang bersentuhan dengan air) terjadi pelarutan atom-atom besi disertai
pelepasan elektron membentuk ion Fe2+ yang larut dalam air.
Ion Fe2+ yang larut dalam tetesan air bergerak menuju daerah katodik,
sebagaimana ion-ion melewati jembatan garam dalam sel volta dan bereaksi
dengan ion-ion OH–membentuk Fe(OH)2. Fe(OH)2 yang terbentuk dioksidasi oleh
oksigen membentuk karat.
Reaksi keseluruhan pada korosi besi adalah sebagai berikut (lihat mekanisme
pada Gambar 2.13):
Akibat adanya migrasi ion dan elektron, karat sering terbentuk pada daerah yang
agak jauh dari permukaan besi yang terkorosi (lubang). Warna pada karat
beragam mulai dari warna kuning hingga cokelat merah bahkan sampai berwarna
hitam. Warna ini bergantung pada jumlah molekul H2O yang terikat pada karat.
Adanya garam terlarut dalam air akan mempercepat proses korosi. Hal ini
disebabkan dalam larutan garam terdapat ion-ion yang membantu mempercepat
hantaran ion-ion Fe2+ hasil oksidasi. Kekerasan karat meningkat dengan cepat
oleh adanya garam sebab kelarutan garam meningkatkan daya hantar ion-ion
oleh larutan sehingga mempercepat proses korosi. Ion-ion klorida juga
3+
membentuk senyawa kompleks yang stabil dengan ion Fe . Faktor ini cenderung
meningkatkan kelarutan besi sehingga dapat mempercepat korosi.
4. Pengendalian Korosi
Korosi logam tidak dapat dicegah, tetapi dapat dikendalikan seminimal mungkin.
Ada tiga metode umum untuk mengendalikan korosi, yaitu pelapisan (coating),
proteksi katodik, dan penambahan zat inhibitor korosi.
Oleh karena itu, seng akan terkorosi terlebih dahulu daripada besi. Jika pelapis
seng habis maka besi akan terkorosi bahkan lebih cepat dari keadaan normal
(tanpa seng). Paduan logam juga merupakan metode untuk mengendalikan
korosi. Baja stainless steel terdiri atas baja karbon yang mengandung sejumlah
kecil krom dan nikel. Kedua logam tersebut membentuk lapisan oksida yang
mengubah potensial reduksi baja menyerupai sifat logam mulia sehingga tidak
terkorosi.
Oleh sebab itu, logam magnesium harus selalu diganti dengan yang baru dan
selalu diperiksa agar jangan sampai habis karena berubah menjadi hidroksidanya.
Inhibitor adalah zat kimia yang ditambahkan ke dalam suatu lingkungan korosif
dengan kadar sangat kecil (ukuran ppm) guna mengendalikan korosi. Inhibitor
korosi dapat dikelompokkan berdasarkan mekanisme pengendaliannya, yaitu
inhibitor anodik, inhibitor katodik, inhibitor campuran, dan inhibitor teradsorpsi.
1) Inhibitor anodik
Inhibitor anodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat transfer ion-ion logam ke dalam air. Contoh inhibitor anodik yang
banyak digunakan adalah senyawa kromat dan senyawa molibdat.
2) Inhibitor katodik
Inhibitor katodik adalah senyawa kimia yang mengendalikan korosi dengan cara
menghambat salah satu tahap dari proses katodik, misalnya penangkapan gas
oksigen (oxygen scavenger) atau pengikatan ion-ion hidrogen. Contoh inhibitor
katodik adalah hidrazin, tannin, dan garam sulfit.
3) Inhibitor campuran
4) Inhibitor teradsorpsi
http://ilmu212.blogspot.com/2012/10/cara-cara-mencegah-koros.html