Anda di halaman 1dari 5

Tugas rapid tes

Nama:WIDYA OKTAVIANINGSIH
Nim:91B22100
Kelas:TLM 3B
ANTIBODI MONOKLONAL DAN POLIKLONAL
1. Pengertian antibodi monoklonal dan polikllonal
Antibodi monoklonal adalah antibodi monospesifik yang dapat mengikat satu epitop
saja, yang merupakan zat yang diproduksi oleh sel gabungan tipe tunggal yang
memiliki kekhususan tambahan (Hamdani, 2013). Ini adalah komponen penting dari
sistem kekebalan tubuh. Antibodi monoklonal dapat mengenali dan mengikat ke
antigen yang spesifik. Antibodi monoklonal adalah antibodi sejenis yang diproduksi
oleh sel plasma klon sel- sel positif sejenis. Antibodi inidibuat oleh sel-sel hibridoma
(hasil fusi 2 sel berbeda; penghasil sel positif limpa dan sel mieloma) yang dikultur.
Bertindak sebagai antigen yang akan menghasilkan anti bodiadalah limpa. Fungsi
antara lain diagnosis penyakit dan kehamilan. Antibodi monoklonal adalah zat yang
diproduksi oleh sel gabungan tipetunggalyangmemilikikekhususantambahan.
Iniadalahkomponenpentingdari sistem kekebalan tubuh. Mereka dapat mengenali dan
mengikatke antigen yang spesifik (Sarmoko, 2010).
Antibodi poliklonal adalah antibodi dimana di dalam suatu populasi terdapat lebih
dari satu macam antibodi, atau campuran antibodi yang mengenal epitop yang
berbeda pada antigen yang sama. Dalam antibodi poliklonal jumlah antibodi yang
spesifik sangat sedikit, sangat heterogen karena dapat mengikat bermacam-macam
epitop dan sangat sulit menghilanagkan antibodi lain yang tidak diinginkan (Radji,
2010).
2.pembuatan antibodi polikllonal dan monoklonal
Cara Pembuatan antibodi monoklonal untuk mendapatkan antibodi yang homogen:
• Imunisasi mencit
Antigen berupa protein atau polisakarida yang berasal dari bakteri atau virus, disuntikkan
secara subkutan pada beberapa tempat atau secara intra peritoneal. Setelah 23 minggu disusul
suntikan antigen sekali atau beberapa kali suntikan. Mencit dengan kekebalan terbaik dipilih,
12 hari setelah suntikan terakhir, antibodi yang terbentuk pada mencit diperiksa dan diukur
titer antibodinya, mencit dimatikan dan limpanya diambil secara aseptis, kemudian dibuat
suspensi sel atau limpa untuk memisahkan sel B yang mengandung antibodi. Cara ini
dianggap cukup baik dan banyak dipakai, walaupun kadangkala dipengaruhi oleh sifat
antigen atau respon imun binatang yang berbeda-beda.
• Fusi sel limpa kebal dan sel mieloma
Pada kondisi biakan jaringan biasa, sel limpa yang membuat antibodi akan cepat mati,
sedangkan sel mieloma yang dapat dibiakan terus menerus. Fusi sel dapat menciptakan sel
hibrid yang terdiri-dari gabungan sel limpa yang dapat membuat antibodi dan sel mieloma
yang dapat dibiakan terus-menerus, sehingga sel hibrid dapat memproduksi antibodi secara
terus-menerus dalam jumlah yang tidak terbatas secara in vitro.
Fusi sel diawali dengan fusi membran plasma sehingga menghasilkan sel besar dengan dua
atau lebih inti sel, yang berasal dari kedua induk sel yang berbeda jenis yang dibut
heterokarion.
• Sel mieloma (sel-sel tumor sum-sum tulang yang akan tumbuh tanpa batas di
laboratorium dan menghasilkan imunoglobulin) yang tidak mengalami fusi tidak
dapat tumbuh karena kekurangan HGPRT
• Sel limfosit B (limpa mencit yang telah terkena antigen sehingga memproduksi
antibodi X) yang tidak mengalami fusi tidak dapat tumbuh terus karena punya batas
waktu hidup.
• Sel hibridoma (dihasilkan oleh fusi yang berhasil) dapat tumbuh tanpa batas karena
sel limpa dapat memproduksi HGPRT dan sel mieloma dapat membantu sel limpa.
Fusi ini mengabungkan kemampuan untuk tumbuh terus menerus dari sel mieloma dan
kemampuan untuk menghasilkan sejumlah besar antibodi dari sel limfosit B murni.
Eliminasi Sel Induk yang Tidak Berfusi
Frekuensi terjadinya hibrid sel limpa-sel mieloma biasanya rendah, karena itu penting untuk
mematikan sel yang tidak fusi yang jumlahnya lebih banyak agar sel hibrid mempunyai
kesempatan untuk tumbuh dengan cara membiakkan sel hibrid dalam media selektif yang
mengandung hypoxanthine, aminopterin, dan thymidine (HAT).
• Isolasi dan Pemilihan Klon Hibridoma
Sel hibrid dikembangbiakkan sedemikian rupa, sehingga tiap sel
hibrid akan membentuk koloni homogen yang disebut hibridoma. Tiap koloni kemudian
dipelihara terpisah satu sama lain. Hibridoma yang tumbuh diharapkan mensekresi antibodi
ke dalam medium, sehingga antibodi yang terbentuk bisa diisolasi.

3.penggunaan antibodi monoklonal dan polikklonal

Penggunaan Antibodi Monoklonal Terbaik:

• Untuk mendeteksi antigen tertentu


• Untuk mendeteksi satu anggota keluarga protein
• Untuk menciptakan hasil yang konsisten antar eksperimen/batch
• Untuk mewarnai sel dengan latar belakang yang lebih sedikit – sangat baik untuk
eksperimen imunohistokimia, imunositokimia, dan imunofluoresensi
• Untuk mengukur ekspresi protein (mis. Aliran sitometri atau penyortiran sel yang
diaktifkan fluoresensi)
• Untuk mendeteksi perubahan konformasi molekul
• Untuk mendeteksi perubahan keadaan fosforilasi
• Untuk mendeteksi target kristalografi sinar-X
• Untuk membuat model hewan yang tidak memiliki tipe sel tertentu
• Imunoterapi

Penggunaan Antibodi Poliklonal Terbaik:

• Mendeteksi isoform antigen yang diketahui atau tidak diketahui dengan homologi
antigen tinggi
• Mendeteksi rendahnya tingkat antigen tertentu
• Menangkap antigen sebanyak mungkin (misal Imunopresipitasi atau imunopresipitasi
kromatin)
• Mendeteksi protein yang terdenaturasi
• Mendeteksi target dengan kemungkinan polimorfisme genetik, glikosilasi, atau
perubahan konformasi
• Mendeteksi protein asli di berbagai jenis pengujian
• Mendeteksi target dalam larutan dengan pH dan konsentrasi garam yang bervariasi

4 .Spesifilitas dan sensitivitas antibody monoclonal dan poliklonal

Spesifisitas dan sensitivitas merujuk pada kemampuan suatu tes untuk mengidentifikasi
target tertentu dan mendeteksinya dengan akurat. Antibodi monoklonal dihasilkan dari sel
tunggal yang identik, sehingga memiliki spesifisitas tinggi untuk target tertentu. Di sisi
lain, antibodi poliklonal berasal dari berbagai sel yang menghasilkan antibodi dengan
spesifisitas yang lebih luas.

Monoklonal

• Spesifisitas tinggi karena berasal dari satu sel.

• Sensitivitas tinggi untuk target tertentu.

Poliklonal:

• Spesifisitas yang lebih rendah karena berasal dari berbagai sel.

• Sensitivitas yang mungkin lebih tinggi untuk beberapa target karena dapat berikatan
dengan berbagai epitop.

Pilihan antara monoklonal dan poliklonal tergantung pada kebutuhan tes dan tingkat
spesifisitas yang diinginkan.

4.Reaksi silang antibodi poliklonal melibatkan berbagai antibodi yang dihasilkan oleh
banyak sel plasma, sehingga dapat mengenali berbagai epitop pada suatu antigen. Di sisi
lain, antibodi monoklonal berasal dari satu jenis sel, menghasilkan antibodi dengan
afinitas yang tinggi terhadap satu epitop spesifik pada suatu antigen. Reaksi silang
poliklonal cenderung lebih fleksibel, sementara reaksi silang monoklonal lebih spesifik
terhadap satu target antigen.
5.Antibodi poliklonal: Kelebihan dan kekurangan

Keuntungan :

• Murah dan relatif cepat produksinya (+/- 3 bulan).


• Afinitas antibodi keseluruhan yang lebih tinggi terhadap antigen karena pengenalan
beberapa epitop.
• Memiliki sensitivitas tinggi untuk mendeteksi protein dalam jumlah rendah.
• Kemampuan tinggi untuk menangkap protein target (disarankan sebagai antibodi
penangkap dalam sandwich ELISA).
• Afinitas antibodi menghasilkan pengikatan yang lebih cepat terhadap antigen target
(direkomendasikan untuk pengujian yang memerlukan penangkapan protein secara cepat;
misalnya IP atau ChIP).
• Unggul untuk digunakan dalam mendeteksi protein asli.
• Mudah dipasangkan dengan label antibodi dan kecil kemungkinannya mempengaruhi
kemampuan pengikatan.

Kekurangan :

• Variabilitas batch-to-batch seperti yang dihasilkan pada hewan yang berbeda pada waktu
yang berbeda.
• Kemungkinan besar terjadinya reaktivitas silang karena pengenalan beberapa epitop
(antibodi yang dimurnikan afinitas menunjukkan reaktivitas silang minimum).

6.Antibodi monoklonal: Keuntungan dan kerugian

Keuntungan :

• Reproduksibilitas batch-to-batch (homogenitas tinggi).


• Kemungkinan untuk memproduksi antibodi identik dalam jumlah besar (keuntungan
dalam pembuatan diagnostik dan pengembangan obat terapeutik).
• Spesifisitas yang tinggi terhadap satu epitop tercermin dalam reaktivitas silang yang
rendah.
• Lebih sensitif dalam pengujian yang memerlukan kuantifikasi kadar protein.
• Kebisingan latar belakang rendah.

Kekurangan :

• Lebih mahal untuk diproduksi. Hal ini diperlukan untuk menghasilkan kumpulan
beberapa antibodi monoklonal.
• Memerlukan waktu yang jauh lebih lama untuk memproduksi dan mengembangkan klon
hasil hibridisasi (+/- 6 bulan).
• Lebih rentan terhadap perubahan pengikatan bila diberi label (misalnya dengan kromogen
atau fluorofor).

Anda mungkin juga menyukai