Anda di halaman 1dari 27

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK Bed Site Teaching

FAKULTAS KEDOKTERAN 02 November 2023


UNIVERSITAS AL-KHAIRAAT PALU

Repiratory Distress Syndrome

Disusun Oleh:

Muhammad Kurniawan, S. Ked

(19 23 77714 521)

Pembimbing:

dr. Hj. Nurhaedah Tangim, Sp. A

BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK

PROGRAM STUDI PROFESI DOKTER

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ALKHAIRAAT PALU

2023
HALAMAN PENGESAHAN

Nama/ No Stambuk : Muhammad Kurniawan, S.Ked (19 23 77714 521)

Fakultas : Kedokteran

Program Studi : Pendidikan Dokter

Universitas : Al Khairaat

Judul : Repiratory Distress Syndrome

Bagian : Ilmu Kesehatan Anak RSU Anutapura Palu

Bagian Ilmu Kesehatan Anak

RSU Anutapura Palu

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran Universitas Alkhairaat

Palu, November 2023


Pembimbing Dokter Muda

dr. Hj. Nurhaedah Tangim, Sp. A Muhammad Kurniawan, S.Ked

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................4
BAB II REFLEKSI KASUS.........................................................................................6
A. Identitas Pasien...................................................................................................6
B. Anamnesis..........................................................................................................7
C. Pemeriksaan Fisik...............................................................................................7
D. Pemeriksaan Penunjang....................................................................................12
E. Resume.............................................................................................................14
F. Diagnosis..........................................................................................................14
G. Terapi................................................................................................................14
H. Follow up..........................................................................................................15
I. Prognosis..........................................................................................................21
BAB III DISKUSI KASUS........................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................26

iv
BAB I
PENDAHULUAN

RDS (Respiratory Distress Syndrome) adalah penyebab utama kegagalan


pernapasan dan kematian pada neonatal, serta masuk ke Unit Perawatan Intensif
Neonatal (NICU). NRDS lebih sering terjadi pada neonatus prematur, namun dapat
juga menyerang neonatus cukup bulan. 1 Respiratory Distress Syndrome disebut juga
dengan Hyaline Membrane Disease (HMD) atau penyakit paru akibat defisiensi
surfaktan pada bayi. Respiratory Distress Syndrome pada neonatus biasanya ditandai
dengan takipnea, retraksi dada, sianosis, rintihan saat ekspirasi dan otot pernapasan
yang lemah yang terjadi segera setelah lahir. Gejala ini biasanya memburuk dalam 12
hingga 24 jam pertama setelah dilahirkan. 2

Pada kasus RDS, Meskipun bayi baru lahir cukup bulan dengan usia
kehamilan antara 37 dan 42 minggu dapat terkena dampaknya, sekitar empat dari
lima kasus terjadi pada bayi yang lahir prematur (<37 minggu). Keparahan dan
kejadian RDS berbanding terbalik dengan usia kehamilan dengan 92% neonatus yang
lahir pada usia 24-25 minggu, 88% pada usia 26-27 minggu, 76% pada usia 28-29
1
minggu, dan 57% pada usia 30-31 minggu. Bahkan pada neonatus cukup bulan ,
frekuensi NRDS telah dikaitkan dengan usia kehamilan dan operasi caesar , terutama
bila dilakukan sebelum usia kehamilan 39 minggu. Faktor risiko lain yang dikaitkan
dengan NRDS pada neonatus cukup bulan termasuk asfiksia neonatal, infeksi ibu atau
3
janin, ketuban pecah dini, dan jenis kelamin laki-laki. RDS disebabkan oleh
ketidakmatangan paru secara fisiologis dan struktural tingkat surfaktan paru yang
tidak mencukupi mengganggu integritas alveolar, menghambat pertukaran gas normal
karena deregulasi tegangan permukaan asinar. Atelektasis yang diakibatkan
menyebabkan penurunan komplians paru melalui peningkatan kolaps alveoli di
saluran napas terminal. RDS berkembang melalui hipoventilasi, hipoksemia, dan
asidosis respiratorik 1.

5
6
BAB II
REFLEKSI KASUS

A. Identitas Pasien

1. Nama Pasien : By Ny N
2. Jenis Kelamin : Perempuan
3. Lahir pada tanggal/umur : 20-09-2023
4. Kebangsaan : Indonesia
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jln. Kangkung
7. Suku Bangsa : Kaili
8. Nama Ibu : Ny. N
9. Usia Ibu : 30 tahun
10. Pekerjaan Ibu : IRT
11. Pendidikan terakhir ibu : SD
12. Nama Ayah : Tn. K
13. Usia Ayah : 37 tahun
14. Pekerjaan Ayah : Wiraswasta
15. Pendidikan terakhir ayah : SMA
16. Tanggal masuk ruangan : 20-09-2023
17. Tanggal keluar ruangan : 01-10-2023
18. Diagnosis : Respiratory Disstress Syndrome
19. Anamnesis diberikan oleh : Orang tua pasien
20. Family Tree :

7
B. Anamnesis

Seorang Pasien bayi perempuan lahir di RS Anutapura secara sectio


caesario (SC) di Rumah Sakit Anutapura Palu pada tanggal 20/09/2023 pukul
12.45 wita dengan BBL 2240 gr PB 44 cm, lahir langsung menangis, ketuban
jernih, riwayat penyakit ibu tidak diketahui, tibanya di kamar bayi pasien
merintih (+), retraksi (+), sesak (+), cuping hidung (+), demam (-), muntah (-),
Pemberian vitamin K (+) vitamin mata (+), usia kehamilan 37-38 minggu
dengan riwayat kehamilan ibu G8P7A0.

C. Pemeriksaan Fisik

 Tanda- tanda vital


Denyut jantung : 120 x/m
Pernapasan : 63 x/m
Suhu : 37,1 C
Spo2 : 98%
Kesadaran : compos mentis
Sianosis : (-)
Anemia : (-)
Ikterus : (-)
 Antropometri

8
Panjang badan : 44 cm
Berat badan : 2240 gram
Lingkar Kepala : 30 cm
Lingkar dada : 28 cm
Lingkar perut : 25 cm
Lingkar lengan atas : 8 cm
 Sistem pernapasan
Sianosis : tidak ada
Merintih : ada
Apnea : tidak ada
Retraksi : ada pada subcostal
Air entry : ada
Pergerakan thoraks : simetris bilateral
Cuping hidung : ada
Stridor : tidak ada
Bunyi pernapasan : bronchovesikular
Bunyi tambahan : wheezing (-), ronhki (-)
 Skor down
Frekuensi napas :1
Merintih :1
Sianosis :0
Retraksi :1
Udara masuk :1
Total skor : 4 ( gangguan napas sedang )
 Sistem kardiovaskular
Bunyi jantung : murni reguler
Murmur : tidak ada
 Sistem hematologi
Pucat : tidak ada

9
Ikterus : tidak ada
 Sistem gastrointestinal
Kelainan dinding abdomen : tidak ada
Muntah : tidak ada
Diare : tidak ada
Residu lambung : tidak ada
Organomegali : tidak ada
Bising usus : tidak ada
Peristaltik : kesan normal
 Sistem neurologi
Aktivitas : Kurang Aktif
Kesadaran : Compos mentis
Fontanela : Datar, Penonjolan (-)
Sutura : Belum tertutup
Refleks cahaya : +/+
Kejang : Tidak ada
Tonus otot : Normal
 Sistem genitalia
Anus imperforata : tidak ada
Perempuan
Labia minor/ mayor : ada
Klitoris : ada
Uretra : ada
 Refleks fisiologis
Rooting Sucking :+
Babinski :+
Moro :+
Palmar graps :+
Plantar graps :+

10
Tonic neck :+
 Pemeriksaan lain
Ekstremitas : lengkap
Turgor : normal, < 2 detik
Kelainan kongenital : tidak ditemukan
Trauma lahir : tidak ada
 Skor ballard

Postur :4
Square window :3
Arm recoil :2
Popliteal angel :4
Scarf sign :2
Heal to ear :3

11
Kulit :1
Lanugo :2
Garis Plantar :4
Payudara :2
Mata / Telinga :4
Genitalia perempuan : 4
Total ballard score : 35
Estimasi umur kehamilan : 38 minggu

12
KB : Kurang Bulan
CB : Cukup Bulan
LB : Lebih Bulan
BMK : Besar masa kehamilan
SMK : Sesuai masa kehamilan
KMK : Kecil masa kehamilan

D. Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap (20/09/2023)

Parameter Hasil Flags Nilai Rujukan Satuan

WBC 15,7 + 4,8 --- 10,8 103/uL

RBC 4,5 - 4,7 --- 6,1 106/uL

HGB 15,9 14 --- 18 g/dL

HCT 48 42 --- 52 %

13
MCV 107,9 + 80 --- 99 fL

MCH 35,7 + 27 --- 31 Pg

MCHC 33,1 33 --- 37 g/dL

PLT 312 150 --- 450 103/uL

RDW-CV 16,2 + 11,5 --- 14,5 %

RDW-SD 64,8 + 37 --- 54 fL

PDW 9,3 9 --- 13 fL

MPV 8,1 7,2 --- 11,1 fL

P-LCR 12,4 - 15 --- 25 %

NEUT% 70,0 40 --- 74 %

LYM% 26,4 19 --- 48 %

MXD% 3,6 - 4 --- 18 %

NEUT# 11,0 + 1,5 --- 7 103/uL

LYM# 4,1 + 1 --- 3,7 103/uL

MXD# 0,6 0 --- 1,2 103/uL

GDS 123 60 --- 199 mg/dL

Bilirubin (20-09-2023)

Pemeriksaan Darah Hasil Nilai rujukan

Bilirubin total 13,07 <15 mg/dl


Bilirubin direk 0,35
Bilirubin indirek 12,72

14
E. Resume

Pasien bayi perempuan lahir di rumah sakit anutapura secara Sectio


Secario oleh dokter dengan BBL 2240 gram, PB 44 cm, lahir langsung
menangis, ketuban jernih tidak berbau, tiba di kamar bayi, pasien merintih
(+), sianosis (-), sesak (+), retraksi (+), cuping hidung (+), muntah (-), mual
(-). Pemberian vitamin K (+). Usia kehamilan 38 minggu dengan riwayat
kehamilan G8P7A0.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan tanda-tanda vital, nadi 120x/menit,
suhu badan 37,1°C, respirasi 66x/menit. Berat badan sekarang adalah 2240
gram, panjang badan 44 cm, lingkar kepala 30 cm, lingkar dada 28 cm,
lingkar perut 25 cm, dan lingkar lengan atas 8 cm. Skor Down di dapatkan
frekuensi napas nilai 1, merintih nilai 1, sianosis 0, retraksi nilai 1, udara
masuk nilai 1 dengan total skor 4 dengan interpretasi gangguan pernapasan
sedang. Skor Ballard didapatkan skor 35 (38 minggu) yang diinterpretasi
sebagai bayi cukup bulan (aterm). Berdasarkan kurva lubchenco didapatkan
bahwa pasien tergolong bayi cukup bulan kecil masa kehamilan (BCB/KMK).
Pemeriksaan darah lengkap didapatkan peningkatan leukosit di dalam darah
yaitu 15,7x103/uL, RBC  4,5 x106/uL, MCV  107,9 fL, MCH  35,7
g/dL, RDW-CV 16,2%, RDW-SD  64,8 fL, P-LCR  12,4%, NEUT# 
11,0x103/uL, LYM#  4,1x103/uL.

F. Diagnosis

Respiratory Distress Syndrome + BBLR

G. Terapi

 Ventilator mode NIV V AC ( O2 CPAP FiO2 30% flow 8L/menit)


 IFVD Dextrose 10 % / 8ml/jam
 Cefotaxime 2 x 110 mg/IV

15
 Gentamicin 11mg/36 jam/iv
 Terpasang OGT

H. Follow up

Hari/Tanggal : Kamis, 21 September 2023

Perawatan Hari (PH) :1


S Sesak napas (+), lemah (+), merintih (+), Tangis lemah, retraksi (+)
takipneu (+)
O TANDA TANDA VITAL
Denyut Jantung : 140x/menit Suhu : 36,2ºC
Pernapasan : 66x/menit BBS : 2240 gr
Spo2 : 96%
SISTEM PERNAPASAN
Apneu (-), pergerakan dinding dada (+) simestris, pernapasan cuping
hidung (+), Bv+/+, Wh-/-, Rh-/-,
SKOR DOWN : 4 (gangguan pernapasan sedang )
SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Pucat (-), ikterus (-)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktifitas lemah, kesadaran compos mentis, kejang (-)

A Respiratory distres syndrome +BBLR


P
- ventilator mode NIV V AC ( O2 CPAP FiO2 100% flow 8L/menit

- IFVD Dextrose 10 % / 8ml/jam

- Cefotaxime 2 x 110 mg/IV

16
- Gentamicin 11mg/36 jam/iv

- Terpasang OGT
Hari/Tanggal : Jum`at, 22 September 2023

Perawatan Hari (PH) :2


S merintih (+), Tangis lemah, retraksi (+)
O TANDA TANDA VITAL
Denyut Jantung : 136x/menit Suhu : 36,9ºC
Pernapasan : 44x/menit BBS : gr
Spo2 : 100%
SISTEM PERNAPASAN
Apneu (-), pergerakan dinding dada (+) simestris, pernapasan cuping
hidung (+), Bv+/+, Wh-/-, Rh-/-,
SKOR DOWN : 2 (gangguan pernapasan ringan )
SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Pucat (-), ikterus (-)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktifitas lemah, kesadaran compos mentis, kejang (-)

A Respiratory distres syndrome +BBLR


P
- Intubasi ETT ( endotracheal tube)

- ventilator mode NIV V AC ( O2 CPAP FiO2 85% flow 8L/menit

- IFVD Dextrose 10 % / 8ml/jam

- Cefotaxime 110 mg/12 jam/IV

- Gentamicin 11mg/36 jam/iv

17
- terbuka OGT
Hari/Tanggal : Sabtu, 23 September 2023

Perawatan Hari (PH) :3


S merintih (-), Tangis lemah, retraksi (+)
O TANDA TANDA VITAL
Denyut Jantung : 136x/menit Suhu : 37ºC
Pernapasan : 40x/menit BBS : gr
Spo2 : 97%
SISTEM PERNAPASAN
Apneu (-), pergerakan dinding dada (+) simestris, pernapasan cuping
hidung (-), Bv+/+, Wh-/-, Rh-/-,
SKOR DOWN : 2 (gangguan pernapasan ringan )
SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Pucat (-), ikterus (-)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktifitas lemah, kesadaran compos mentis, kejang (-)

A Respiratory distres syndrome +BBLR


P
- Intubasi ETT ( endotracheal tube)

- ventilator mode NIV V AC ( O2 CPAP FiO2 65% flow 8L/menit

- IFVD Ka En 4B 10 % / 8ml/jam

- Cefotaxime 110 mg/12 jam/IV

- Gentamicin 11mg/36 jam/iv

- ASI 5 ml/3 jam/ OGT

18
Hari/Tanggal : Minggu, 24 September 2023

Perawatan Hari (PH) :4


S merintih (-), Tangis lemah, retraksi (+)
O TANDA TANDA VITAL

Denyut Jantung : 134x/menit Suhu : 37ºC


Pernapasan : 26x/menit BBS : gr
Spo2 : 97%
SISTEM PERNAPASAN
Apneu (-), pergerakan dinding dada (+) simestris, pernapasan cuping
hidung (-), Bv+/+, Wh-/-, Rh-/-,
SKOR DOWN : 2 (gangguan pernapasan ringan )

SISTEM KARDIOVASKULER

Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)

SISTEM HEMATOLOGI

Pucat (-), ikterus (-)

SISTEM GASTROINTESTINAL

Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)

SISTEM SARAF

Aktifitas lemah, kesadaran compos mentis, kejang (-)


A Respiratory distres syndrome +BBLR
P
- Intubasi ETT ( endotracheal tube)

- ventilator mode NIV V AC ( O2 CPAP FiO2 25% flow 8L/menit

- IFVD Ka En 4B 10 % / 8ml/jam

- ASI 5-7 ml/3 jam/ OGT

19
Hari/Tanggal : Senin, 25 September 2023

Perawatan Hari (PH) :5


S merintih (-), Tangis lemah, retraksi (+)
O TANDA TANDA VITAL
Denyut Jantung : 120x/menit Suhu : 36,8ºC
Pernapasan : 26x/menit BBS : gr
Spo2 : 97%
SISTEM PERNAPASAN
Apneu (-), pergerakan dinding dada (+) simestris, pernapasan cuping
hidung (-), Bv+/+, Wh-/-, Rh-/-,
SKOR DOWN : 2 (gangguan pernapasan ringan )
SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Pucat (-), ikterus (-)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktifitas lemah, kesadaran compos mentis, kejang (-)

A Respiratory distres syndrome +BBLR


P
- Intubasi ETT ( endotracheal tube)

- ventilator mode NIV V AC ( O2 CPAP FiO2 25% flow 8L/menit

- IFVD Ka En 4B 10 % / 8ml/jam

- ASI 5-7 ml/3 jam/ OGT

Hari/Tanggal : Selasa, 26 September 2023

20
Perawatan Hari (PH) :6
S merintih (-), Tangis lemah, retraksi (+)
O TANDA TANDA VITAL

Denyut Jantung : 118x/menit Suhu : 36,8ºC


Pernapasan : 26x/menit BBS : gr

Spo2 : 97%

SISTEM PERNAPASAN
Apneu (-), pergerakan dinding dada (+) simestris, pernapasan cuping
hidung (-), Bv+/+, Wh-/-, Rh-/-,
SKOR DOWN : 2 (gangguan pernapasan ringan )

SISTEM KARDIOVASKULER

Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)

SISTEM HEMATOLOGI

Pucat (-), ikterus (-)

SISTEM GASTROINTESTINAL

Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)

SISTEM SARAF

Aktifitas lemah, kesadaran compos mentis, kejang (-)


A Respiratory distres syndrome +BBLR
P
- O2 nasal 0,5 lpm

- ASI 5-7 ml/3 jam/ sonde

Hari/Tanggal : Rabu, 27 September 2023

21
Perawatan Hari (PH) :7
S merintih (-), Tangis lemah, retraksi (-), refleks hisap (+)
O TANDA TANDA VITAL
Denyut Jantung : 122x/menit Suhu : 36,8ºC
Pernapasan : 28x/menit BBS : gr
Spo2 : 97%
SISTEM PERNAPASAN
Apneu (-), pergerakan dinding dada (+) simestris, pernapasan cuping
hidung (-), Bv+/+, Wh-/-, Rh-/-,
SKOR DOWN : 0
SISTEM KARDIOVASKULER
Bunyi jantung (+) murni reguler, murmur (-)
SISTEM HEMATOLOGI
Pucat (-), ikterus (-)
SISTEM GASTROINTESTINAL
Kelainan dinding abdomen (-), muntah (-), diare (-), organomegali (-)
SISTEM SARAF
Aktifitas lemah, kesadaran compos mentis, kejang (-)

A Respiratory distres syndrome +BBLR


P
- ASI 5-7 ml/3 jam/ sonde

22
I. Prognosis

1. Qua Ad Vitam : Bonam


2. Qua Ad Functionam : Bonam
3. Qua ad Sanactionam : Bonam

23
BAB III
DISKUSI KASUS

Pada kasus ini pasien didiagnosis Respiratory Distress Syndrom berdasarkan


anamnesis dan pemeriksaan fisik serta pemeriksaan skor downe. Pada anamnesis
diketahui pasien lahir dengan usia kehamilan 38 minggu dan lahir dengan berat 2240
gram dimana masuk kategori BBLR (bayi berat lahir rendah), dan untuk skor downe
didapati nilai skor 4 yang interpretasinya masuk dalam kategori gangguan napas
sedang. Hal ini sama seperti definisi dari respiratory distress syndrome yaitu RDS,
adalah penyebab umum gangguan pernapasan pada bayi baru lahir, yang muncul
dalam beberapa jam setelah lahir, paling sering segera setelah melahirkan. RDS
terutama menyerang bayi prematur, dan jarang, bayi cukup bulan. Insiden RDS
berbanding terbalik dengan usia kehamilan bayi, dengan penyakit yang lebih parah
terjadi pada neonatus yang lebih kecil dan prematur. 4
Sindrom gangguan pernapasan neonatal (RDS) terjadi karena kekurangan
surfaktan, karena produksi surfaktan yang tidak memadai, atau inaktivasi surfaktan
dalam konteks paru-paru yang belum matang. Prematuritas mempengaruhi kedua
faktor ini, sehingga berkontribusi langsung terhadap RDS.4
 Perkembangan Paru-Paru Janin
Penting untuk meninjau perkembangan paru-paru janin dan produksi
surfaktan untuk memahami etiologi RDS. Proses normal perkembangan paru-paru
janin terjadi secara bertahap, yang dikenal sebagai tahap embrionik, kelenjar semu,
kanalikuli, sakular, dan alveolar.4
Selama periode embrionik, tunas paru pertama kali muncul pada hari ke 26
sebagai penonjolan ventral esofagus janin. Tunas paru selanjutnya menembus dan
membelah ke seluruh mesenkim di sekitarnya, awalnya membentuk bronkus batang
utama pada hari ke-37. Cabang utama bronkus selanjutnya mengarah ke
perkembangan bronkus subsegmental dalam 48 hari. Pembuluh darah paru
berkembang seiring dengan berkembangnya paru-paru dan arteri pulmonalis
terbentuk sebagai cabang dari lengkung aorta keenam pada hari ke-37.4
Tahap kelenjar semu dimulai sekitar minggu kelima kehamilan dan berakhir
pada minggu ke-16, dan merupakan tahap di mana sel neuroepitel, tulang rawan, sel
bersilia, sel goblet, dan sel basal berkembang di epitel paru proksimal. Selama tahap
ini, saluran udara bercabang 15 hingga 20 kali pada minggu ke-18 kehamilan.4

24
Tahap kanalikuli, dimulai pada minggu ke-16 dan berakhir sekitar minggu ke-
25, menandai dimulainya perkembangan asinus paru, pembentukan penghalang
darah-udara, dan produksi surfaktan melalui sel tipe 2, yang berpuncak pada paru-
paru yang berpotensi untuk hidup. pertukaran gas. Peningkatan jumlah dan ukuran
kapiler terus melakukan vaskularisasi pada mesenkim. Bersamaan dengan
pertumbuhan bronkiolus, hal ini menipiskan ruang mesenkim antara membran basal
epitel pernafasan dan epitel vaskular. Akhirnya, membran basal kapiler dan epitel
pernapasan ini menyatu, membentuk penghalang darah-udara yang belum sempurna.
Pada minggu ke-20, badan pipih mulai terbentuk di sitoplasma epitel kuboid yang
mengandung glikogen pada bronkiolus, dan sel-sel ini berdiferensiasi menjadi sel tipe
2, yang mampu menghasilkan surfaktan.4
Selama tahap sakular, dari sekitar minggu ke-24 hingga minggu ke-32
kehamilan, sakula terminal terbentuk, mengembangkan bronkiolus pernapasan, yang
memiliki ketebalan dinding yang memungkinkan terjadinya pertukaran gas. Pada
tahap inilah bayi prematur berpotensi dapat hidup di luar kandungan. 4
Pada minggu ke 32, tahap alveolar dimulai, dan alveoli mulai terbentuk
seiring dengan berkembangnya septasi pada bronkiolus respiratorik, sehingga
meningkatkan luas permukaan untuk pertukaran gas. Pada usia cukup bulan, paru-
paru mempunyai 50 hingga 150 juta alveoli.4
 Surfaktan
Surfaktan paru menutupi lapisan dalam alveoli normal. Namun pada janin,
alveoli yang sedang berkembang terisi dengan cairan paru-paru janin, sehingga tidak
berkontribusi terhadap pertukaran gas. Selama kehidupan janin, produksi surfaktan
dimulai di sel alveolar tipe 2 sekitar usia kehamilan 20 minggu. Surfaktan sebagian
besar padat lipid, terdiri dari sekitar 70% hingga 80% fosfolipid, 10% protein, dan
10% lipid netral. Surfaktan terdiri dari empat protein spesifik surfaktan (SP); SP-A,
SP-B, SP-C, dan SP-D. SP-A dan SP-D terlibat dalam mengatur proses inflamasi di
paru-paru. SP-B diperlukan untuk pembentukan badan pipih normal pada sel tipe 2
dan juga terlibat dalam pemrosesan SP-C. SP-C adalah protein yang mungkin bekerja
dengan SP-B untuk meningkatkan deposisi dan fungsi surfaktan di dalam alveoli
dengan menurunkan tegangan permukaan. Di dalam sel alveolar tipe 2, sintesis
surfaktan dimulai dengan fosfolipid di retikulum endoplasma. Fosfolipid berpindah
melalui aparatus Golgi ke dalam badan pipih. Kompleks lipoprotein surfaktan (SP-A,
SP-B, SP-C, dan fosfolipid) terbentuk di dalam badan lamelar pada permukaan apikal
sel tipe 2, yang kemudian dilepaskan ke alveoli melalui eksositosis.4

25
Paru-paru mengalami gaya akibat elastisitas dinding dada dan parenkim paru,
serta tegangan permukaan antarmuka udara-cairan di saluran napas kecil dan alveoli.
Kompleks lipoprotein surfaktan penting karena menurunkan tegangan permukaan
pada saluran udara kecil dan alveoli, yang mencegah kolapsnya alveoli dan masuknya
cairan interstitial ke dalam ruang udara. Sel tipe 2 menyerap kembali kompleks
surfaktan yang disekresikan dari wilayah udara. Molekul surfaktan didaur ulang
kembali melalui endositosis menjadi badan multivesikular dan akhirnya menjadi
badan pipih. Proses daur ulang surfaktan endogen dan eksogen dari alveoli
bertanggung jawab untuk menjaga kumpulan surfaktan. Selain jumlah surfaktan yang
lebih rendah, bayi prematur juga mengalami penurunan aktivitas surfaktan karena
komposisinya.4
 Genetika
Kembar monozigot memiliki insiden RDS yang lebih tinggi dibandingkan
kembar dizigotik, dan peningkatan insiden RDS juga telah dilaporkan dalam
keluarga, sehingga mendukung kecenderungan genetik yang mendasarinya. Bayi
dengan penyebab genetik dari defisiensi protein surfaktan juga dapat mengalami
berbagai tingkat RDS. Mutasi resesif langka pada gen SP-B yang menyebabkan
defisiensi SP-B dapat muncul pada periode neonatal dengan RDS parah dan
berkembang menjadi gagal napas parah. Di sisi lain, mutasi gen SP-C terlihat pada
sekitar 0,1% populasi dan muncul pada penyakit paru interstisial, biasanya setelah
bulan pertama kehidupan. RDS neonatal juga dikaitkan dengan penghapusan kaset
pengikat ATP sub-keluarga A, anggota 3 (ABCA-3). Meskipun sekitar 4% dari
populasi dilaporkan mengalami penghapusan ini, kejadian pasti RDS yang fatal pada
populasi ini tidak diketahui. 4
Pada kasus ini pasien segera diberikan terapi oksigen berupa ventilator mode
NIV V AC (o2 CPAP FiO2 100% flow 8L/menit) dikarenakan setelah beberapa
menit setelah pasien dibawa ke kamar bayi, ditemukan pasien mengalami sesak napas
ditandai retraksi (+), cuping hidung (+),merintih (+).
Continuous Positive Airway Pressure (CPAP): Nasal CPAP merupakan
intervensi awal pada bayi prematur dengan RDS atau risiko RDS tanpa gagal napas.
Berbagai modalitas tersedia untuk pemberian CPAP, termasuk CPAP yang berasal
dari ventilator serta perangkat bubble CPAP yang lebih murah. Bayi yang menerima
CPAP bernasib sama seperti bayi yang menerima terapi surfaktan profilaksis bersama
dengan ventilasi mekanis dalam uji coba SUPPORT (Uji Acak Tekanan Saluran
Udara Positif Surfaktan dan Oksimetri Denyut Nadi), dan mereka yang menerima
CPAP dini mengalami penurunan kebutuhan akan terapi surfaktan. . Selain itu,

26
kejadian BPD menurun dengan penggunaan CPAP. Tujuan pengobatan termasuk
menjaga SpO2 antara 90-95%, dan PaCO2 antara 45-65 mmHg.4

DAFTAR PUSTAKA

1. Hiles M, Culpan AM, Watts C, Munyombwe T, Wolstenhulme S. Neonatal


respiratory distress syndrome: Chest X-ray or lung ultrasound? A systematic
review. Ultrasound J Br Med Ultrasound Soc. 2017;25(2):80.
doi:10.1177/1742271X16689374
2. EFRIZA E. Gambaran Faktor Risiko Respiratory Distress Syndrome Pada
Neonatus Di Rsup Dr M. Djamil Padang. Heal J Inov Ris Ilmu Kesehat.
2022;1(2):73–80. doi:10.51878/healthy.v1i2.1064
3. Stylianou-Riga P, Boutsikou T, Kouis P, et al. Maternal and neonatal risk
factors for neonatal respiratory distress syndrome in term neonates in Cyprus: a
prospective case–control study. Ital J Pediatr. 2021;47(1):1–9.
doi:10.1186/s13052-021-01086-5
4. Liu J, Sorantin E. Neonatal Respiratory Distress Syndrome. Neonatal Lung
Ultrason. Published online 25 Juli 2023:17–39. doi:10.1007/978-94-024-1549-
0_3

27

Anda mungkin juga menyukai