Anda di halaman 1dari 4

Hasil Analisis Peraspek

1. Hasil Analisis Aspek Menguasai Materi, Struktur, Konsep, Dan Pola Pikir Keilmuan
Yang Mendukung Mata Pelajaran Yang Di Ampu
Berdasarkan hasil analisis pada aspek pertama dimana pada aspek pertama ini merupakan
kemampuan guru menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang di ampu. Hasil analisis ketiga guru dari SMK Negeri 1
Tanjungpinang tersebut memperoleh hasil bahwa guru LB memperoleh presentase
sebesar 85%, dimana nilai presentase tersebut berada pada kategori sangat baik.
Sementara itu guru ES memperoleh nilai presentase sebesar 80%, dimana nilai tersebut
berada pada kategori baik. Selanjutnya untuk guru S memperoleh presentase sebesar
85%, dimana pada nilai presentase tersebut berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek pertama ini guru LB dan guru S memperoleh nilai dengan kategori yang
sangat baik, dengan artian guru LB dan guru S sudah dengan sangat baik menguasai
materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang di
ampu. Sedangkan untuk guru es memperoleh nilai dengan kategori yang baik, dengan
artian guru ES sudah baik dalam menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir
keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang di ampu. Namun disini guru ES masih
perlu meningkatkan kemampuan mengajarkan siswa cara berpikir kritis dalam
menganalisis.
Untuk meningkatkan kemampuan mengajarkan siswa cara berpikir kritis dalam
menganalisis, penting untuk menciptakan lingkungan pembelajaran yang mendukung
diskusi terbuka dan kolaborasi. Guru bisa memberikan tugas dan studi kasus nyata yang
menantang, dorong siswa untuk merumuskan pertanyaan dan solusi mereka sendiri, dan
berfokus pada pertanyaan terbuka. Selain itu guru juga bisa embimbing siswa dalam
proses berpikir kritis, memberikan umpan balik konstruktif, dan mengembangkan
keterampilan metakognitif. Guru juga perlu memnafaatkan teknologi untuk akses sumber
daya tambahan dan melakukan evaluasi formatif secara teratur, serta modelkan pemikiran
kritis melalui demonstrasi langsung dan pengalaman pribadi. Dengan pendekatan holistik
ini, guru dapat membantu siswa mengembangkan keterampilan berpikir kritis mereka
dengan lebih efektif.

2. Hasil Analisis Menguasai Standar Kompetensi Dan Kompetensi Dasar Mata


Pelajaran/Bidang Pengembangan Yang Diampu
Berdasarkan hasil analisis pada aspek kedua dimana pada aspek kedua ini merupakan
kemampuan guru menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Hasil analisis ketiga guru dari SMK
Negeri 1 Tanjungpinang tersebut memperoleh hasil bahwa guru LB memperoleh
presentase sebesar 82%, dimana nilai presentase tersebut berada pada kategori sangat
baik. Sementara itu guru ES memperoleh nilai presentase sebesar 73%, dimana nilai
tersebut berada pada kategori baik. Selanjutnya untuk guru S memperoleh presentase
sebesar 82%, dimana pada nilai presentase tersebut berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek kedua ini guru LB dan guru S memperoleh nilai dengan kategori yang sangat
baik, dengan artian guru LB dan guru S sudah dengan sangat baik menguasai standar
kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran/bidang pengembangan yang diampu.
Sedangkan untuk guru ES memperoleh nilai dengan kategori yang baik, dengan artian
guru ES sudah baik menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata
pelajaran/bidang pengembangan yang diampu. Namun disini guru ES masih perlu
meningkatkan dalam hal menganalisis butir soal dan mengidentifikasi soal yang sulit bagi
siswa, meningkatkan pengajaran ulang kepada siswa yang belum paham materi
pembelajaran dan memberikan tugas pengayaan yang menantang kemampuan siswa yang
sudah tuntas.
Untuk meningkatkan kemampuan dalam menganalisis butir soal dan mengidentifikasi
soal yang sulit bagi siswa, guru dapat melakukan analisis data hasil evaluasi, fokus pada
jenis soal yang menyulitkan, dan memberikan pengajaran ulang dengan pendekatan yang
beragam. Pemberian umpan balik konstruktif pada kesalahan siswa dan individualisasi
pembelajaran menjadi kunci dalam membantu siswa mengatasi kesulitan. Selain itu, guru
dapat merancang tugas pengayaan yang menantang untuk siswa yang sudah mahir dan
menerapkan pembelajaran kolaboratif. Penggunaan teknologi pendidikan juga dapat
membantu dalam analisis hasil tes dan menyediakan sumber daya tambahan. Evaluasi
terus-menerus diperlukan untuk memastikan penyesuaian yang tepat dan efektif dalam
pengajaran.

3. Hasil Analisis Mengembangkan Materi Pembelajaran Yang Diampu Secara Kreatif


Berdasarkan hasil analisis pada aspek ketiga dimana pada aspek ketiga ini merupakan
kemampuan guru mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
Hasil analisis ketiga guru dari SMK Negeri 1 Tanjungpinang tersebut memperoleh hasil
bahwa guru LB memperoleh presentase sebesar 76%, dimana nilai presentase tersebut
berada pada kategori baik. Sementara itu guru ES memperoleh nilai presentase sebesar
67%, dimana nilai tersebut berada pada kategori baik. Selanjutnya untuk guru S
memperoleh presentase sebesar 75%, dimana pada nilai presentase tersebut berada pada
kategori sangat baik.
Pada aspek ketiga ini guru LB dan guru ES memperoleh nilai dengan kategori yang baik,
dengan artian guru LB dan guru ES sudah dengan sangat baik mengembangkan materi
pembelajaran yang diampu secara kreatif. Namun disini guru LB masih perlu
meningkatkan pemanfaatkan benda-benda di sekitar kelas sebagai alat peraga untuk
memperjelas pembelajaran dan meningkatkan pengarahkan kepada siswa untuk mencari
informasi dari berbagai sumber untuk pengayaan materi. Sedangkan untuk guru S
memperoleh nilai dengan kategori yang sangat baik, dengan artian guru S sudah sangat
baik mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
Untuk meningkatkan pemanfaatan benda-benda di sekitar kelas sebagai alat peraga dan
mendorong siswa untuk mencari informasi dari berbagai sumber, guru dapat merancang
proyek-proyek pembelajaran yang melibatkan benda-benda tersebut, menggunakan
benda-benda sebagai fokus dalam diskusi interaktif, dan mengundang pembicara tamu
atau ahli untuk memperkaya pembelajaran. Penugasan observasi dan penelitian siswa
terhadap benda-benda di sekitar kelas dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih
mendalam, sementara penggunaan lingkungan luar kelas dan pembelajaran berbasis kasus
dapat merangsang pemikiran kritis dan kreativitas. Dengan demikian, pendekatan ini
dapat menciptakan pengalaman pembelajaran yang kontekstual, menarik, dan berdaya
ungkit bagi siswa.
4. Hasil Analisis Aspek Memanfaatkan Teknologi Informasi Dan Komunikasi Untuk
Berkomunikasi Dan Mengembangkan Diri
Berdasarkan hasil analisis pada aspek keempat dimana pada aspek keempat ini
merupakan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri. Hasil analisis ketiga guru dari SMK Negeri 1 Tanjungpinang
tersebut memperoleh hasil bahwa guru LB memperoleh presentase sebesar 77%, dimana
nilai presentase tersebut berada pada kategori baik. Sementara itu guru ES memperoleh
nilai presentase sebesar 77%, dimana nilai tersebut berada pada kategori baik.
Selanjutnya untuk guru S memperoleh presentase sebesar 87%, dimana pada nilai
presentase tersebut berada pada kategori sangat baik.
Pada aspek kedua ini guru LB dan guru ES memperoleh nilai dengan kategori yang baik,
dengan artian guru LB dan guru ES sudah dengan baik memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan mengembangkan diri. Namun disini
guru LB dan guru ES masih perlu meningkatkan dalam menyajikan video yang relevan
untuk menjelaskan materi yang sulit divisualisasikan dan meningkatkan penggunakan
aplikasi interaktif untuk melibatkan siswa dalam pembelajaran. Sedangkan untuk guru S
memperoleh nilai dengan kategori yang sangat baik, dengan artian guru S sudah sangat
baik dalam memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk berkomunikasi dan
mengembangkan diri.
Untuk meningkatkan penyajian video yang relevan dalam menjelaskan materi yang sulit
divisualisasikan dan meningkatkan penggunaan aplikasi interaktif dalam pembelajaran,
guru dapat merancang video dengan animasi atau ilustrasi yang jelas dan relevan. Pilih
aplikasi interaktif yang sesuai untuk memfasilitasi partisipasi siswa, seperti kuis, diskusi
online, atau papan tulis digital. Fasilitasi diskusi dan aktivitas interaktif setelah
menyajikan materi, dan berikan umpan balik langsung melalui fitur respons pada
aplikasi. Sesuaikan penggunaan teknologi dengan kebutuhan siswa, dan lakukan evaluasi
serta pelatihan guru secara berkala untuk meningkatkan efektivitas pengajaran. Dengan
pendekatan ini, guru dapat menciptakan lingkungan pembelajaran yang menarik,
interaktif, dan mendukung pemahaman siswa terhadap materi yang sulit.

Anda mungkin juga menyukai