Anda di halaman 1dari 4

MAKALAH

MUMAYIZAT TAFSIR FI HADZIHIL MARHALAH


Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas Madzahibut Tafsir
Dosen Pengampu: Amin Ma’ruf, S.Pd., M. Ag.

Disusun Oleh:
1. Muhammad Hisyam Syauqi
2. Ahmad Husain Nugroho

PROGRAM STUDI TAFSIR WA ‘ULUMUHU


MA’HAD ALY AL-IMAN BULUS GEBANG PURWOREJO
TAHUN AKADEMIK 1443-1444 H.
BAB 1
PENDAHULUAN

Setelah nabi Muhammad Saw wafat, dunia penafsiran al- Qur’an secara otomatis
dilanjutkan oleh para sahabat nabi. Penafsiran al-Qur’an pada masa sahabat tidak jauh berbeda
dengan penafsiran pada masa ketika nabi masih hidup. Penafsiran yang dilakukan ialah dengan
menafsirkan al-Qur’an dengan al- Qur’an, Hadits, dan pemahaman dan ijtihad. Pemahaman dan
ijtihad ini dilakukan ketika terdapat ayat yang mungkin tidak ditemukan penjelasan ataupun
kesamaan antar ayat ataupun ayat dengan hadits nabi yang dapat memberikan pemahaman secara
tepat tentang penafsiran dari ayat tersebut, ijtihad dilakukan juga karena mereka adalah orang-
orang asli yang sangat menguasai bahasa arab, memahaminya dengan baik dan mengetahui aspek-
aspek kebalagha-an yang ada di dalamnya, sehingga dapat memahami bahasa Qur’an lebih baik
dan memberi penjelasan tentang suatu ayat dengan baik.
Meskipun demikian pemahaman sahabat nabi terhadap makna dan tafsir al-Qur’an
sangatlah berbeda meskipun al-Qur’an turun dengan gaya bahasa mereka yaitu bahasa arab. Hal
tersebut terjadi lantaran kehidupan yang dijalani selalu bersama-sama dengan Rasul. Lebih lanjut
lagi tingkat pemahaman mereka terhadap makna dan gaya bahasa al-Qur’an sangatlah berbeda.
BAB II
ISI

Adapun ciri khas penafsiran dalam masa sahabat adalah;


1. Al-Quran tidak seluruhnya dijelaskan pada awalnya, melainkan hanya sebagian. Ketiadaan
penjelasan ini menyebabkan kebingungan, yang semakin bertambah seiring berjalannya
waktu dari era Nabi Muhammad SAW dan para sahabat. Pengertian terhadap tafsir
bertambah seiring meningkatnya kebingungan ini, hingga akhirnya seluruh ayat Al-Quran
dijelaskan.
2. Sedikit perbedaan dalam pemahaman maknanya antara mereka.
3. Mereka seringkali puas dengan pemahaman makna umum, tanpa memaksa diri mereka
untuk memahami maknanya secara rinci. Misalnya, mereka cukup memahami dari ayat
seperti {dan buah-buahan dan biji-bijian} [Abasa: 31] bahwa ini adalah penjelasan atas
nikmat Allah kepada hamba-hamba-Nya.
4. Pembatasan pada penjelasan makna linguistic (ilmu Bahasa) yang mereka pahami dengan
kata yang paling singkat, seperti perkataan mereka: {tidak bersalah dari dosa} [Al-
Ma'idah: 3], yang berarti tidak terlibat dalam dosa. Jika mereka menambahkan lebih dari
itu, itu mungkin berasal dari pemahaman mereka terhadap sebab-sebab turunnya ayat.
5. Jarang terdapat deduksi (kesimpulan) ilmiah terhadap hukum-hukum fikih dari ayat-ayat
Al-Quran, karena kesatuan dalam aqidah mereka dan karena perbedaan mazhab tidak
muncul sampai setelah masa para sahabat.
6. Tidak ada yang dicatat dari tafsir pada periode ini karena penulisan tidak umum dilakukan
kecuali pada abad kedua Hijriyah. Meskipun beberapa sahabat membuat catatan tafsir di
mushaf mereka, dianggap sebagai penjelasan terhadap aspek-aspek tertentu dari Al-Quran
yang diturunkan oleh Allah SWT.
7. Tafsir pada periode ini mengambil bentuk lisan, menjadi bagian dari hadis dan cabang-
cabangnya, tanpa memiliki bentuk yang terorganisir. Tafsiran ini disampaikan secara
terpisah untuk ayat-ayat yang berbeda, mirip dengan metode dalam meriwayatkan hadis,
di mana doa disamping jihad, atau harta warisan disamping ayat tafsir ... dan sebagainya.
Tidak boleh mempertanyakan tafsir Ibnu Abbas, karena penugasan ini tidak sah baginya.
Hal ini dikumpulkan oleh al-Fayruzabadi dan diatributkan kepadanya berdasarkan riwayat
yang lemah, yaitu riwayat Muhammad bin Marwan al-Saddi dari al-Kalbi dari Abu Salih
dari Ibnu Abbas, dan ini dianggap sebagai rantai hadits yang lemah."
BAB III
KESIMPULAN

Penafsiran al-Qur’an pada masa sahabat tidak jauh berbeda dengan penafsiran pada masa
ketika nabi masih hidup. Penafsiran yang dilakukan ialah dengan menafsirkan al-Qur’an dengan
al- Qur’an, Hadits, dan pemahaman dan ijtihad.

Anda mungkin juga menyukai