Anda di halaman 1dari 4

Kisah Adzan Terakhir yang Dikumandangkan

Bilal r.a.
Setelah Rasulullah wafat, Bilal bin Rabah enggan
untuk mengumandangkan adzan dan memutuskan
untuk meninggalkan Madinah, Ia meminta izin
pada Abu Bakar r.a. untuk berhenti menjadi
muadzin Rasul.

Namun para penduduk Madinah yang merindukan


Rasulullah meminta Bilal r.a. untuk kembali
mengumandangkan adzan. Dengan mata berkaca-
kaca, Bilal r.a. menolak permintaan tersebut. Ia
tidak lagi sanggup mengumandangkan adzan.

Umar bin Khattab kemudian mengunjungi rumah


Bilal r.a. yang berada di Syam dan membujuknya.

"Tapi, umat muslim di Madinah sedang


membutuhkanmu, Bilal. Mereka ingin
mendengarkanmu mengumandangkan azan.
Mereka rindu suaramu. Mereka rindu lantunan
azanmu, wahai muadzin Rasulullah!", ucap Umar
r.a.

Untuk kembali ke Madinah dan kembali


mengumandangkan adzan merupakan hal yang
begitu berat bagi Bilal bin Rabah. Ia terlalu rindu
pada Rasulullah sehingga tidak mampu melepas
kepergian beliau.

Dikisahkan pada suatu ketika Bilal r.a. bertemu


dengan Baginda Rasulullah dalam tidurnya. Mimpi
tersebut menjadikan Bilal r.a. siap untuk berangkat
ke Madinah mengunjungi makam Rasulullah.

Sesampainya di sana, Bilal r.a. bertemu dengan


cucu-cucu kesayangan Rasulullah, yaitu Hasan dan
Husein. Husein kemudian berkata,

"Paman, maukah engkau sekali saja


mengumandangkan azan untuk kami? Kami ingin
mengenang kakek."

Umar r.a. yang juga ada di sana pada saat itu turut
membujuk Bilal r.a. untuk kembali
mengumandangkan adzan. Umar r.a. juga
menyampaikan bahwa seluruh sahabat juga
merasakan hal yang sama. Lalu Bilal tersadar dan
merasa inilah waktunya untuk menumpahkan rasa
kerinduannya pada Rasulullah.
Akhirnya Bilal r.a. memutuskan untuk adzan yang
terakhir kalinya. Suaranya yang merdu mulai
terdengar ke seluruh penjuru kota Madinah. Ketika
lafadz Allahu Akbar ia kumandangkan, kota
Madinah seketika menjadi sunyi dan senyap.
Seluruh aktivitas pun terhenti pada saat itu.

Seluruh penduduk Madinah pun terkejut


mendengar suara merdu yang sudah lama
menghilang tiba-tiba terdengar kembali. Suara
merdu tersebut mengingatkan umat Islam akan
sosok Rasulullah juga momen-momen ketika
mereka bersama dengan beliau.

Ketika Bilal r.a. mengumandangkan lafadz


Asyhadu alla ilaha illallah, seluruh penduduk
Madinah mulai berlarian mencari sumber suara
dan mulai berteriak histeris.

Hingga pada lafadz berikutnya, suara Bilal r.a.


mulai terdengar parau ketika melafadzkan
Asyhadu anna muhammadar rasulullah. Ia pun
mulai terisak ketika menyebutkan nama orang
yang paling ia rindukan.
Bilal r.a. tidak sanggup melanjutkan adzan.
Seluruh penduduk Madinah akhirnya pun turut
menangis karena merasakan rindu yang teramat
pada Baginda Rasulullah SAW.

Demikian kisah adzan terakhir yang


dikumandangkan oleh salah satu sahabat Nabi
bersuara merdu, Bilal bin Rabah.

Anda mungkin juga menyukai