Dosen Pengampu :
Yoppy Sazaki, S.Si, M.T.
OLEH :
KELOMPOK LAMPUNG
Ketua :
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga kami laporan ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Kami haturkan pula
rasa syukur kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW. yang menginspirasi kami dalam
menyelesaikan laporan kelompok ini. Tak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Ilmu Komunikasi, Bapak Yoppy Sazaki, S.Si, M.T. yang telah memberi
arahan dan bimbingannya kepada kami sepanjang perjalanan penyusunan laporan ini.
Melalui laporan ini, kami berharap agar apa yang telah ditulis dapat menjadi salah satu
sumber pengetahuan yang memberi manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi para
pembaca. Pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kami dengan
tangan terbuka menerima setiap kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk
penyempurnaan makalah ini.
Kelompok Lampung
DAFTAR ISI
BAB IV ..........................................................................................................................................14
PENUTUP .....................................................................................................................................14
4.1 Kesimpulan...........................................................................................................................14
4.2 Saran .....................................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................................15
BAB I
PENDAHULUAN
Komunikasi yang efektif antara mahasiswa dan dosen merupakan salah satu kunci utama
keberhasilan dalam lingkungan akademik. Penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam
interaksi dengan dosen memegang peran yang sangat penting dalam memastikan pemahaman yang
tepat terhadap materi pembelajaran, pertukaran gagasan yang jelas, serta pengembangan hubungan
yang harmonis antara mahasiswa dan dosen.
Dalam konteks perguruan tinggi, mahasiswa sering dihadapkan pada berbagai situasi
komunikasi yang melibatkan interaksi langsung dengan para dosen, baik melalui kelas, konsultasi,
atau komunikasi melalui email dan platform e-learning lainnya. Oleh karena itu, kemampuan
menggunakan bahasa yang baik dan benar menjadi keterampilan krusial yang perlu dikuasai oleh
setiap mahasiswa guna memastikan tercapainya tujuan pembelajaran secara maksimal.
Pentingnya penggunaan bahasa yang baik dan benar tidak hanya berkaitan dengan
kejelasan dan keakuratan informasi yang disampaikan, tetapi juga berdampak pada kesan dan
reputasi yang dibangun oleh mahasiswa di mata dosen. Dengan menguasai keterampilan
berkomunikasi yang efektif, mahasiswa dapat menunjukkan komitmen mereka terhadap
pembelajaran, profesionalisme, serta rasa hormat yang mendalam terhadap proses pendidikan yang
sedang dijalani.
Penggunaan bahasa yang baik dan benar akan memimbulkan rasa saling menghormati, baik
bagi dosen maupun bagi mahasiswa. Penerapan penggunaan bahasa yang baik dan benar di
kalangan kampus, akan berdampak juga saat kita memasuki dunia perkantoran nantinya. Hal itu
tentunya akan menjadi nilai tambah bagi diri kita sendiri. Penggunaan bahasa yang baik dan benar
saat berkomunikasi dengan dosen juga dapat menjadi nilai tersendiri bagi mahasiswa yang
menerapkannya saat berkomunikasi dengan dosen.
Bahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi dengan dosen juga memberikan dampak
positif lain, seperti membangun citra yang baik pula di lingkungan kampus dan masih banyak lagi.
Oleh karena itu, laporan ini bertujuan untuk menyoroti pentingnya penggunaan bahasa yang baik
dan benar dalam komunikasi antara mahasiswa dan dosen di lingkungan perguruan tinggi.
1. Apa yang dimaksud dengan bahasa yang baik dan benar dalam sebuah komunikasi?
2. Apa saja etika yang harus diterapkan ketika berkomunikasi dengan seorang dosen?
3. Apa saja kata-kata dan bahasa tubuh yang harus digunakan saat berkomunikasi dengan
seorang dosen?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari
penulisan laporan ini, adalah sebagai berikut:
1. memberikan pengenalan mengenai bahasa yang baik dan benar saat sedang berkomunikasi
dengan seorang dosen;
2. membahas mengenai penerapan etika-etika dalam berkomunikasi dengan seorang dosen;
3. menjabarkan pemilihan kata-kata penggunaan bahasa tubuh yang tepat dalam
berkomunikasi dengan dosen.
1.4 Manfaat
Berdasarkan tujuan di atas, terdapat beberapa manfaat dari penulisan laporan ini, adalah
sebagai berikut:
1. dapat memahami mengenai makna dari bahasa yang baik dan benar;
2. dapat menerapkan etika-etika dalam berkomunikasi dengan dosen;
3. dapat memilih kata-kata dan bahasa tubuh yang benar dalam berkomunikasi dengan dosen.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif sebagai sarana untuk menyampaikan
komunikasi baik dalam pesan, pikiran, perasaan, tujuan kepada orang lain sehingga
memungkinkan untuk menciptakan kerja sama antar manusia. Bahasa tidak hanya
menghubungkan individu dengan individu lainnya, tetapi juga memungkinkan untuk
menyampaikan gagasan, nilai, dan emosi secara mendalam. Hal tersebut berarti bahwa bahasa
adalah sebuah sarana untuk berkomunikasi. Bahasa juga dikatakan sebagai sarana untuk
menyampaikan, pendapat,dan argumentasi kepada pihak lainnya (Mailani et al., 2022). Karena
itu, bahasa memiliki peran sosial penting dalam berkomunikasi dengan masyarakat luas.
Dalam lingkungan akademik, kemampuan dalam berkomunikasi dengan baik dan benar
sangat penting untuk diterapkan, terutama saat kita berinteraksi dengan dosen. Etika
berkomunikasi sangat diperlukan oleh semua orang terhadap lawan komunikasi. Termasuk
mahasiswa yang harus tepat dalam berkomunikasi secara profesional karena setelah lulus
mahasiswa akan masuk ke dunia kerja yang menuntut profesionalisme yang tinggi (Chairunnisa
et al., 2022). Di lingkungan akademik juga, kemampuan menggunakan bahasa dengan baik dan
benar bukan hanya memfasilitasi pembelajaran yang efektif, tetapi juga membentuk identitas
akademik mahasiswa dan memperkuat koneksi antara mahasiswa dan dosen.
Tinjauan pustaka ini menggali secara mendalam mengenai aspek-aspek kritis dalam
penggunaan bahasa yang baik dan benar dalam berkomunikasi dengan dosen Fakultas Ilmu
Komputer. Laporan ini akan menjelaskan mengenai pengenalan bahasa yang tepat, etika
berkomunikasi dengan dosen serta pemilihan kata-kata dan bahasa tubuh yang memiliki dampak
signifikan pada interaksi komunikatif. Maka dari itu, diperlukan beberapa jurnal atau buku sebagai
bahan referensi dalam pembuatan laporan ini dan juga berguna untuk menggali informasi yang ada
agar isi laporan semakin menguat. Tentunya, referensi laporan akan berkaitan dengan judul yang
kami bahas yaitu mengenai Penggunaan Bahasa yang Baik dan Benar dalam Berkomunikasi
dengan Dosen Fakultas Ilmu Komputer.
Penelitian pertama pada Jurnal berjudul Etika Mahasiswa Dalam Berkomunikasi Dengan
Dosen Menggunakan Aplikasi Whatsapp yang dilakukan oleh mahasiswa IKIP Siliwangi yaitu
(Febianto et al., 2019)) mengatakan bahwa, Komunikasi yang etis yaitu ketika seseorang
berkomunikasi secara jujur dan kooperatif. Etika dalam komunikasi pun di pengaruhi oleh prinsip
moral sesuai dengan lingkungan sosialnya. Meski secara umum etika mahasiswa ketika
berkomunikasi dengan dosen masih baik, sebagian besar mahasiswa memilih menggunakan gaya
bahasa campuran ketika berkomunikasi dengan dosen melalui aplikasi whatsapp, yaitu campuran
antara gaya bahasa formal dengan gaya bahasa santai. Hal ini perlu dipelajari dan dikoreksi sebagai
sebuah pergeseran budaya komunikasi yang bisa jadi berdampak kurang positif. Aplikasi pesan
teks seperti whatsapp dalam urusan akademik menjadi sebuah kebutuhan sendiri bagi mahasiswa.
Etika komunikasi mahasiswa kepada dosen melalui aplikasi whatsapp di era sesudah kemunculan
android banyak menyoroti pada pesan dan proses komunikasinya. Bagian yang sering kali
menimbulkan persoalan adalah dari segi pesan terutama bahasa dan format pesan itu sendiri. Sikap
awal, informasi, dan norma-norma moral banyak memberikan pengaruh terhadap cara, bahasa, dan
perubahan bagi mahasiswa menghubungi dosen melalui aplikasi whatsapp. Adapun beberapa etika
yang diperhatikan dalam berkomunikasi lewat whatsapp dengan dosen diantaranya; perhatikan
waktu yang tepat untuk menghubungi dosen, awali pesan dengan ucapan salam atau sapaan,
perkenalkan diri, pastikan pemilihan kata atau tanda baca yang baik, akhiri pesan dengan ucapan
terimakasih dan salam.
Penelitian kedua didapat dari jurnal yang berjudul Etika Komunikasi Mahasiswa Dan
Dosen Dalam Perspektif Akademis Revolusi 4.0 oleh Dosen Pendidikan Sejarah STKIP Sidoarjo
yaitu (Wartoyo, FX., 2019) mengatakan bahwa, Sangat penting bagi mahasiswa dalam
berkomunikasi dengan dosennya untuk mencantumkan identitas dirinya, seperti nama, kelas kuliah
(program), dan tujuannya bertemu atau menghubungi dosennya. Guna menciptakan komunikasi
yang kompeten, maka sangat diperlukan motivasi, pengetahuan dan keterampilan. Ketiga hal
tersebut yang menjadi komponen utama, sehingga dapat dianalisis apakah komunikator
berkompeten atau tidak dalam situasi apapun. Salah satu hal yang membuat hasil komunikasi itu
buruk adalah kurangnya keterampilan atau kecakapan yang dimiliki seseorang untuk menerapkan
motivasi dan pengetahuan mereka dalam berkomunikasi. Keterampilan adalah hal yang berulang,
tujuan yang mengarah pada perilaku.
Maka dari itu, dalam konteks ini penting bagi kita untuk memperhatikan cara
berkomunikasi dengan dosen menggunakan bahasa yang baik dan benar. Karena dengan
menggunakan bahasa yang tepat, mahasiswa dapat menyampaikan pertanyaan, gagasan, dan
argumen dengan jelas dan efektif kepada dosen. Bahasa yang baik juga memperkuat penghargaan
terhadap ilmu pengetahuan dan proses pembelajaran, membangun rasa hormat terhadap pengajar,
serta meningkatkan interaksi dan kolaborasi di dalam kelas. Dengan demikian, memahami dan
mengimplementasikan cara berkomunikasi dengan dosen menggunakan bahasa yang baik dan
benar bukan hanya sekadar tuntutan akademik, melainkan juga investasi dalam pengembangan diri
yang mendukung kesuksesan di masa studi dan dalam karier profesional di masa mendatang.
BAB III
PEMBAHASAN
Pemilihan bahasa yang baik dan benar saat berbicara dengan orang tua akan sangat
berdampak dengan kualitas dari komunikasi di dalam sebuah hubungan. Komunikasi dengan orang
yang lebih tua, seperti orang tua, saudara, dan guru atau dosen. Dalam lingkungan kampus,
komunikasi dengan orang yang lebih tua akan seringkali dijumpai, salah satunya berkomunikasi
dengan dosen.
Dalam lingkup di Fasilkom Universitas Sriwijaya, penggunaan bahasa yang baik dan benar
saat menghubungi dosen merupakan hal yang sangat diperhatikan. Sebagaimana dengan
kedudukannya, dosen di Fasilkom Universitas Sriwijaya merupakan orang yang harus dihormati
oleh para mahasiswa di Fasilkom Universitas Sriwijaya. Penggunaan bahasa saat berkomunikasi
dengan seorang dosen tentunya tidak bisa disama ratakan dengan saat berkomunikasi dengan
teman sebaya. Hal itu dikarenakan oleh, penggunaan bahasa dalam berkomunikasi juga merupakan
bentuk penghormatan kepada lawan berkomunikasi kita. Kunci terjalinnya komunikasi yang
berkualitas salah satunya adalah menghormati orang yang sedang berkomunikasi dengan kita.
Dari makna etika tersebut, berkomunikasi juga memiliki etika, terutama berkomunikasi dengan
dosen. Komunikasi merupakan sarana untuk terjalinnya hubungan antar seseorang dengan orang
lain. Tetapi kadang kala ketika kita sedang berkomunikasi tidak memperhatikan etika komunikasi
dengan baik (Sari, A. F., 2020) Pentingnya penanaman etika komunikasi kepada mahasiswa adalah
agar mereka lebih baik menghargai orang yang diajak berkomunikasi terutama di dunia
perkuliahaan. Etika komunikasi yang baik akan menciptakan hubungan yang baik dan harmonis
antar manusia sehingga terjadi interaksi timbal balik yang positif.
Dalam pembahasan kali ini, kita akan berfokus pada 3 topik pembahasan mengenai etika
berkomunikasi dengan dosen yaitu sebagai berikut.
1. Berkomunikasi dengan Dosen pada saat Kelas atau Seminar
Berkomunikasi dengan dosen selama kelas atau seminar adalah aspek penting dari
pengalaman belajar di lingkungan akademik. Dalam situasi ini, etika komunikasi sangat
diperlukan. Etika komunikasi yang baik membantu menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif. Mahaiswa sebaiknya menghormati waktu dan struktur yang ditetapkan dalam kelas
atau seminar. Mahasiswa juga harus menjaga kesopanan dalam berbicara, termasuk tidak
menginterupsi saat dosen sedang memberikan materi. Penting untuk memberikan perhatian
penuh pada dosen dan teman-teman sekelas yang berbicara.
Jika memiliki pertanyaan atau ingin berkontribusi dalam diskusi, sebaiknya menunggu
giliran dan berbicara dengan sopan pada saat ingin bertanya. Pastikan bahwa pertanyaan atau
komentar yang diberikan relevan dengan topik yang sedang dibahas. Hal ini dapat membantu
menjaga fokus dalam sebuah kelas atau seminar dan juga memperkaya diskusi dengan
perspektif yang bermakna. Pertanyaan yang relevan dapat memajukan pemahaman bersama
dan mendorong diskusi yang produktif.
Mendengarkan dengan seksama saat dosen menjelaskan materi sangat penting. Mahasiswa
seharusnya menghindari pertanyaan yang telah dijelaskan dalam materi dan memberikan
perhatian penuh pada pengajaran dosen. Pendengaran aktif merupakan kunci untuk
pemahaman yang mendalam.
Kehadiran yang tepat waktu dan konsisten dalam kelas atau seminar merupakan salah satu
aspek penting dalam menjalankan etika komunikasi yang baik. Mahasiswa seharusnya hadir
tepat waktu pada setiap pertemuan. Dengan kita hadir tepat waktu dapat menciptakan kondisi
yang kondusif untuk pembelajaran yang efektif. Jika berhalangan untuk hadir, seharusnya
mahasiswa memberitahukan penyebabnya kepada dosen. Hal ini penting karena memberikan
transparansi dan menjaga komunikasi yang efektif antara mahasiswa dan dosen. Dengan
memberikan alasan yang valid, seperti alasan kesehatan atau keadaan mendesak lainnya,
sehingga mahasiswa dapat membantu dosen memahami situasinya tersebut.
Terakhir, etika dalam bahasa dan konten pesan yang dikirim. Etika menjadi hal yang sangat
penting, meskipun kita berkomunikasi melalui WhatsApp. Ketika berinteraksi dengan dosen,
mahasiswa harus selalu memperhatikan etika dalam bahasa, menghindari kata-kata yang kasar,
tidak pantas, serta menjauhi sikap konfrontatif atau retorika yang agresif. Dalam pesan,
mahasiswa perlu menyampaikan pertanyaan atau permintaan mereka dengan rasa hormat
terhadap pandangan dosen.
Etika berkomunikasi melalui media sosial, terutama saat berhubungan dengan dosen,
merupakan aspek yang tidak boleh diabaikan. Penting untuk memahami bahwa komunikasi
yang efisien dan hormat dapat diwujudkan melalui tindakan-tindakan sederhana. Hal ini
merupakan kunci untuk menjaga hubungan yang profesional dan positif dalam dunia digital
yang semakin terhubung. Dengan demikian, melalui pemahaman dan penghormatan terhadap
etika komunikasi, kita dapat memastikan bahwa setiap interaksi dengan dosen melalui media
sosial, seperti WhatsApp, memberikan dampak yang positif dan bermanfaat dalam lingkungan
akademik.
Berikut contoh komunikasi dengan dosen yang tepat dan kurang tepat melalui WhatsApp.
1) Contoh komunikasi yang benar.
Tujuan menghubungi
Gambar 3.1
2) Contoh komunikasi yang salah.
Chat tersebut bisa dibilang salah atau kurang
tepat karena yang pertama, tidak mengikuti
struktur yang dijelaskan sebelumnya. Kedua,
kata dari chat disingkat. Ketiga, waktu ketika
menghubungi dosen tersebut sebaiknya tidak
Gambar 3.2 dilakukan pada malam hari.
Salam pembuka
Perkenalan diri
Tujuan
Komunikasi yang positif akan melahirkan kebahagiaan dan keharmonisan (Sari, A. F., 2020).
Kita harus memastikan bahwa orang yang berinteraksi dengan kita merasa nyaman. Kita sebaiknya
tidak melakukan sesuatu yang merugikan tanpa disengaja. Misalnya, ketika kita salah berucap atau
bersikap, hal ini dapat memberikan dampak negatif kepada kita seperti penilaian negatif dari lawan
bicara. Oleh karena itu, kita harus memilih kata dan situasi yang tepat untuk membangun suasana
yang positif dalam berkomunikasi. Misalnya, dengan memilih tema yang sesuai dengan lawan
bicara agar terbangunnya pembicaraan yang hangat karena satu sama lain saling memahami topik
yang menjadi pembahasan.
Dalam mewujudkan komunikasi yang positif, pemilihan kata-kata dan bahasa tubuh yang
digunakan saat berkomunikasi dengan lawan bicara harus dilakukan dengan tepat dan hati-hati.
Untuk mewujudkan hal tersebut, diperlukan beberapa faktor yang harus dipahami dalam
berkomunikasi, yaitu sebagai berikut.
1. Menjaga Ucapan
Menggunakan bahasa yang baik, ramah dan sopan untuk menjaga persaan orang lain agar
tidak tersinggung atau dirugikan oleh sikap dan tingkah laku seseorang. Seorang manusia
harus bertanggung jawab atas kata-katanya dan tidak boleh berbohong atau mengeluarkan
kata-kata yang kasar. Berhati-hati dalam berbicara berarti memikirkan terlebih dahulu sebelum
mengeluarkan kata-kata. Seperti halnya saat berdiskusi di dalam kelas atau berbincang santai,
sebaiknya mengatur nada bicara dan tetap tenang ketika terdapat perbedaan pendapat serta
menghindari ucapan yang dapat menyinggung perasaan orang lain.
2. Sopan Santun
Bertingkah laku yang baik dan ramah terhadap lawan bicara merupakan hal yang penting
dalam berkomunikasi. Ada beberapa hal sopan santun yang perlu diperhatikan, seperti
menyapa lawan bicara dengan sopan dan tidak berlebihan, menggunakan panggilan/sebutan
orang yang baik, serta memperhatikan volume, nada, intonasi suara, dan kecepatan bicara.
Bicara dengan suara yang stabil, tidak terlalu pelan dan tidak terlalu cepat sehingga dapat
dimengerti dan dipahami oleh lawan bicara juga sangat penting.
3. Efektif dan Efisien
Komunikasi adalah perwujudan dari ekspresi manusia tentang apa yang dipikirkan dan
dirasakannya, baik dalam bentuk verbal maupun non-verbal. Agar komunikasi dapat
dimengerti oleh kedua belah pihak, komunikator dan komunikan harus berbicara dengan sopan
santun yang tidak melukai perasaan satu sama lainnya, yaitu secara lemah lembut, jujur, sesuai
fakta, dan di waktu serta ruang yang tepat. Ketika konsep ini digunakan oleh kedua pihak,
maka penghargaan dan menghargai dari kedua belah pihak akan tampak dan efeknya akan
melahirkan komunikasi yang efisien dan efektif.
4. Saling Menghargai
Menatap mata lawan bicara dengan lembut adalah hal yang sangat penting saat memulai
pembicaraan. Hal ini menunjukkan kesan pertama yang baik kepada lawan bicara, yaitu adanya
ketertarikan kita kepada lawan bicara. Sebaiknya jangan melihat ke arah lain atau fokus pada
kegiatan lainnya yang dapat mengganggu lawan bicara karena merasa tidak diperhatikan atau
seolah-olah tidak dihargai dalam pembicaraan tersebut. Mendengarkan dan tidak memotong
pembicaraan lawan bicara pada saat komunikasi berlangsung sangat penting. Tunjukkan
antusias dan ketertarikan pada lawan bicara dengan mengajukan pertanyaan. Ketika kita
menjadi pembicara, berikan kesempatan lawan bicara untuk mengajukan pertanyaan. Namun,
ketika pembicaraan dipotong oleh lawan bicara maka jangan mudah terpancing emosi oleh
lawan bicara.
Saling menghargai dengan berlapang dada menerima kritikan dan saran dari lawan bicara
sangat penting. Tidak egois, bersifat lapang dada ketika dinilai oleh orang lain untuk kemajuan
diri dan untuk kebesaran jiwa, kritik yang sangat bermanfaat baginya. Tidak mudah tersulut
emosi apabila dalam berkomunikasi terdapat kesalahpahaman yang terjadi karena berbagai hal,
misalkan adanya gangguan dari luar, salah memahami makna, atau tidak fokus dalam
menyimak pesan yang disampaikan. Dengan demikian, hubungan yang terjalin dengan lawan
bicara pun akan terus terjalin dengan baik.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Etika berkomunikasi dengan dosen sangat penting dalam lingkungan akademik. Hal ini
mencakup berkomunikasi selama kelas atau seminar, melalui media sosial seperti WhatsApp, dan
di luar kelas. Etika komunikasi melibatkan penghormatan terhadap waktu dan ketersediaan dosen,
pemilihan kata-kata dan bahasa tubuh yang sopan, serta kesabaran dalam menunggu respons.
Pemahaman dan penerapan etika komunikasi yang baik akan membantu membangun hubungan
yang positif, meningkatkan pemahaman akademik, dan menciptakan lingkungan belajar yang
kondusif. Kesalahan dalam berkomunikasi dapat berdampak negatif pada hubungan dan proses
pembelajaran, sehingga penting bagi mahasiswa untuk menjaga etika komunikasi dalam semua
interaksi dengan dosen. Etika komunikasi yang baik menciptakan interaksi yang positif, membantu
menjaga suasana yang harmonis, dan mendukung pertumbuhan akademik mahasiswa.
Dalam rangka mencapai komunikasi yang positif, mahasiswa perlu memperhatikan aspek-
aspek seperti penggunaan kata-kata yang bijak, sopan santun dalam berbicara, efektivitas dan
efisiensi dalam berkomunikasi, serta sikap saling menghargai. Pemilihan kata-kata yang baik,
penyampaian pesan dengan lembut, mendengarkan dengan penuh perhatian, dan menjaga sikap
terbuka terhadap kritik dan saran adalah elemen penting dari etika berkomunikasi. Dengan
memperhatikan aspek-aspek ini, mahasiswa dapat membangun interaksi yang positif, menciptakan
hubungan yang harmonis, dan mencapai komunikasi yang efektif dalam konteks akademik
maupun dalam kehidupan sehari-hari.
4.2 Saran
Berikut beberapa saran yang dapat diimplementasikan agar terciptanya komunikasi yang baik
antara mahasiswa dan dosen.
1. Penting bagi mahasiswa untuk selalu menghormati dosen dalam setiap situasi komunikasi
seperti, hadir tepat waktu di kelas, tidak mengganggu dosen ketika sedang memberikan
materi, dan memberi perhatian penuh saat dosen berbicara.
2. Pemahaman bahasa yang baik dan benar serta penggunaan etika dalam komunikasi melalui
media sosial harus dipahami dan diimplementasikan dengan baik. Mahasiswa harus
berusaha menggunakan kata-kata yang bijak, menjaga sikap sopan santun dalam berbicara,
dan mendengarkan dengan sungguh-sungguh.
3. Mahasiswa sebaiknya selalu terbuka terhadap kritik dan saran. Hal ini termasuk cara untuk
pertumbuhan akademik yang lebih baik. Dalam situasi apapun, menjaga sikap terbuka dan
menghargai sudut pandang orang lain akan membantu mencapai komunikasi yang efektif
dan positif.
Dengan mengikuti etika berkomunikasi ini, mahasiswa akan mampu membangun hubungan
yang positif, menciptakan suasana yang harmonis, dan mencapai komunikasi yang efektif dalam
konteks akademik. Selain itu, penggunaan etika berkomunikasi ini akan membantu dalam
memperdalam pemahaman akademik, memajukan kualitas pembelajaran, dan menciptakan
lingkungan akademik yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Chairunnisa, Hasanah, N., Masyhuri, A. A., Febriansyah, D., & Sunarsi, D. (2022). Penggunaan
Bahasa Indonesia yang Baik dan Benar serta Etika Menghubungi Dosen melalui Aplikasi
WhatsApp. JIIP-Jurnal Ilmiah Ilmu Pendidikan, 5(1), 40–44.
https://doi.org/https://doi.org/10.54371/jiip.v5i1.382
Febianto, D., Fadhillah, F. N., Wiharlan, G., & Nugraha, M. R. (2019). Etika Mahasiswa Dalam
Berkomunikasi Dengan Dosen Menggunakan Aplikasi Whatsapp. FOKUS, 2(5), 192–197.
https://doi.org/https://doi.org/10.22460/fokus.v2i5.4319
Madina, L. O., Pattiwael, M., Lahallo, F. F., Rupilele, F., & Palilu, A. (2019). Penggunaan Bahasa
Indonesia Yang Baik Dan Benar Dalam Berkomunikasi. J-DEPACE(Journal of Dedication to
Papua Community), 2(2), 157–170. https://media.neliti.com/media/publications/420277-
none-5b1e513a.pdf
Mailani, O., Nuraeni, I., Syakila, S. A., & Lzuardi, J. (2022). Bahasa Sebagai Alat Komunikasi
Dalam Kehidupan Manusia. KAMPRETJournal, 1(2), 01–10.
https://plus62.isha.or.id/index.php/kampret/article/view/8/6
Mannan, A. (2019). Etika Komunikasi Interpersonal Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fakultas
Dakwah Dan Komunikasi Kepada Dosen Melalui Smartphone. Jurnal Aqidah-Ta , V(1), 1–
22. https://doi.org/10.24252/AQIDAHTA.V5I1.10062
Sari, A. F. (2020). Etika Komunikasi(Menanamkan Pemahaman Etika Komunikasi Kepada
Mahasiswa). Jounal of Education and Teaching, 1(2), 127–135.
https://doi.org/https://doi.org/10.35961/tanjak.v1i2.152
Turnip, E. Y., & Siahaan, C. (2021). Etika Berkomunikasi Dalam Era Media Digital.
INTELEKTIVA, 3(4), 38–45.
https://www.jurnalintelektiva.com/index.php/jurnal/article/view/659
Wartoyo, F. (2019). Etika Komunikasi Mahasiswa Dan Dosen Dalam Perspektif Akademis
Revolusi 4.0. Jurnal Pendidikan Nilai Dan Pembangunan Karakter, 3(1), 39–47.
https://waskita.ub.ac.id/index.php/waskita/article/view/55/57