Anda di halaman 1dari 3

Pembiakan[sunting | sunting sumber]

Seekor anak kambing berusia dua tahun di padang rumpai tanjung


Kambing mencapai kedewasaannya sekitar umur tiga ke 15 bulan, tergantung pada jenis dan
kesehatannya. Kebanyakan peternak lebih menyukai menunda pembuahan hingga kambing betina
mencapai 70% berat badan dewasa. Namun demikian, pemisahan ini jarang-jarang dapat dilakukan
untuk kelompok ternak liar yang tidak diurus.[13]

Pada iklim sederhana, terlebih lagi dalam jenis-jenis Swiss, musim kawin dimulai apabila siang
makin menyengat, hingga tiba menjelang musim bunga. Di kawasan khatulistiwa, kambing
dapat membiak[14] pada kapan saja tanpa ditentukan musim. Keberhasilan pembiakan di kawasan-
kawasan khatulistiwa lebih bergantung pada cadangan makanan yang tersedia daripada waktu
siang. Kambing betina tanpa mempertimbangkan jenis atau tempat naik berahi 21 hari sekali selama
dua hingga 48 jam. Kambing betina yang berahi biasanya mengibas-ngibas ekor, mendekati
kambing jantan jika ada, bersuara lebih lantang, dan mungkin juga menunjukkan kehilangan selera
dan kurangnya susu sepanjang waktu berahi.

Seekor induk kambing dengan dua ekor anaknya.


Kambing jantan yang subur dari jenis-jenis Swiss dan utara masuk musim kawin pada musim gugur
seperti putaran berahi kambing betina. Kambing jantan berjenis khatulistiwa mungkin menunjukkan
kesuburan menurut musim, tetapi mampu melakukan kawin kapan saja seperti kambing betina.
Musim kawin kambing memiliki ciri-ciri kehilangan selera serta minat dan gairah terhadap kambing
betina. Kambing jantan yang masuk masa kawin akan menunjukkan bibir seringai bergulung serta
membuang air kencing ke atas kaki depan dan wajahnya. Kelenjar bau sebum di dasar tanduk
menguatkan bau kambing jantan, yang penting untuk dia menjadi lebih menarik kepada kambing
betina. Sebagian kambing betina enggan melakukan kawin dengan kambing jantan yang berbeda
baunya.[15]

Selain perkawinan secara alami, inseminasi semakin diminati banyak peternak kambing karena
dapat memperluas pilihan darah keturunan dengan lebih mudah.

Masa kehamilan kambing kira-kira 150 hari. Biasanya yang dilahirkan adalah anak kembar dua,
namun kadang kala tunggal bahkan kembar tiga. Kelahiran anak kembar empat, lima, ataupun
enam sangat jarang terjadi. Kelahiran anak kambing biasanya terjadi secara tenang. Sebelum
melahirkan, si induk merendahkan badan sekitar bagian ekor dan pinggul, sambil bernapas
terengah-engah. Mungkin saja ia khawatir, menjadi resah dan mencurah penuh kasih sayang
kepada pembelanya. Selepas melahirkan, si ibu biasanya makan uri untuk memperoleh zat-zat yang
amat diperlukannya, membantu mehanan pendarahan, dan mengurangi resapan bau kelahiran
untuk pemangsa. Hal ini juga sama dengan kelakuan hewan pemakan tumbuhan liar seperti
rusa.[16][17]

Produksi susu dimulai sewaktu kelahiran anak, berbeda-beda menurut jenis, umur, kualitas dan
makanan si induk kambing; kambing penyusu umumnya menghasilkan antara 660 hingga
1,800 l (1,500–4,000 paun) susu dalam setiap waktu laktasi 305 hari. Secara rata-rata, seekor
kambing penyusu yang berkualitas baik akan mengeluarkan sekurang-kurangnya 6 pound (2.7 liter)
susu per hari selagi ia masih menyusui. Produksi susu kali pertama mungkin menghasilkan
sebanyak 16 pound (7.3 liter) susu ke bawah, atau lebih banyak dari itu pada kasus-kasus yang luar
biasa. Setelah laktasi, kambing betina "kekeringan" setelah melahirkan. Kadang-kadang kambing
yang tidak melahirkan dan diperah susu tanpa henti akan kekal dalam laktasi melebihi 305 hari yang
biasanya.[18] jenis-jenis pedaging, serat, dan peliharaan biasanya tidak diperah susunya dan sekadar
menghasilkan susu yang cukup untuk anak hingga anaknya berhenti menyusu.

Laktasi jantan juga diketahui terjadi dalam kalangan kambing.[19]

Nutrisi dan pola makan[sunting | sunting sumber]


Kambing diketahui sanggup memakan apapun, termasuk kaleng dan kertas. Walaupun sebenarnya
mereka tidak memakan bahan-bahan yang tidak dapat dimakan, namun kambing adalah hewan
perenggut, tidak seperti sapi dan biri-biri yang meragut, bahkan (dengan sifat yang amat senang
mencari tahu) ia mampu mengunyah dan merasakan apa saja yang sedikit pun menyerupai bentuk
tumbuhan untuk menentukan makanan itu enak untuk dimakan, termasuk kertas, pakaian dan
kaleng.[20]

Kambing ternak merenggut rambat tanjung, yaitu rambat yang


beracun untuk kebanyakan hewan ternak
Selain mencoba berbagai bahan, kambing agak teliti dengan apa yang sebenarnya ia makan.
Kambing lebih senang merenggut ujung-ujung pohon berkayu dan tumbuhan berdaun lebar.
Apapun, dapat dikatakan bahwa pola memakan tumbuhan kambing sangat beragam, termasuk
sebagian spesies yang beracun untuk hewan lain.[21] Kambing jarang memakan makanan kotor atau
meminum air tercemar kecuali saat mereka kelaparan. Inilah salah satu sebab peternakan kambing
paling selalu dilakukan secara lepas karena peternakan kambing secara ternak kurung
membutuhkan biaya yang banyak dan jarang berdaya komersial.

Kambing lebih gemar merenggut tumbuhan merambat seperti kacang hijau hutan, perdu dan gulma,
daripada makan rumput, yaitu lebih bersifat seolah rusa dibanding biri-biri. Tumbuhan terong-
terongan beracun; daun pohon buah yang layu juga dapat membunuh kambing. Silase (batang
jagung kering) dan hailaj (rumput kering tapai) dapat digunakan jika dimakan segera setelah
pelepasan - kambing sangat rentan terhadap bakteri Listeria yang tumbuh dalam wadah
pakan. Alfalfa yang kaya dengan protein sering diberikan dalam bentuk rumput kering; feskiu adalah
rumput kering yang paling kurang enak dimakan dan paling kurang memiliki kandungan
gizi. Kulapuk dalam pakan kambing dapat menyebabkan kambing jatuh sakit ataupun mati. Kambing
tidak harus diberi makan rumput yang memiliki tanda kulapuk.

Fisiologi pencernaan anak kambing yang masih bayi (seperti anak hewan lain) secara umum sama
seperti hewan monogastrik (berperut satu). Pencernaan susu dimulai di abomasum, yang mana
susu telah melepaskan rumen melalui penutupan alur retikulum-esofagus ketika menyusu. Ketika
lahir, rumennya belum selesai tumbuh, tetapi apabila anak kambing mulai makan makanan keras,
maka rumen itu segera semakin besar dan mampu untuk menyerap zat.

Ukuran dewasa seekor kambing adalah hasil dari jenis (potensi genetik) dan makanannya sewaktu
masa perkembangan (potensi nutrisi). Seperti semua hewan ternak, pertambahan kebutuhan protein
(10 ke 14%) serta jumlah kalori yang mencukupi ketika usia sebelum dewasa mendatangkan kadar
pertumbuhan lebih tinggi dan ukuran dewasa yang lebih besar daripada kadar protein rendah dan
kalori.[22] Kambing bertubuh besar dengan rangka yang lebih besar mencapai berat badan matang
pada umur yang lebih lewat mencapai (36 hingga 42 bulan) daripada kambing bertubuh kecil (18
hingga 24 bulan) jika keduanya diberi makan potensi yang cukup. Kambing bertubuh besar
memerlukan lebih banyak kalori daripada kambing bertubuh kecil untuk menjaga fungsi badan per
hari.[23]

Anda mungkin juga menyukai