Pada iklim sederhana, terlebih lagi dalam jenis-jenis Swiss, musim kawin dimulai apabila siang
makin menyengat, hingga tiba menjelang musim bunga. Di kawasan khatulistiwa, kambing
dapat membiak[14] pada kapan saja tanpa ditentukan musim. Keberhasilan pembiakan di kawasan-
kawasan khatulistiwa lebih bergantung pada cadangan makanan yang tersedia daripada waktu
siang. Kambing betina tanpa mempertimbangkan jenis atau tempat naik berahi 21 hari sekali selama
dua hingga 48 jam. Kambing betina yang berahi biasanya mengibas-ngibas ekor, mendekati
kambing jantan jika ada, bersuara lebih lantang, dan mungkin juga menunjukkan kehilangan selera
dan kurangnya susu sepanjang waktu berahi.
Selain perkawinan secara alami, inseminasi semakin diminati banyak peternak kambing karena
dapat memperluas pilihan darah keturunan dengan lebih mudah.
Masa kehamilan kambing kira-kira 150 hari. Biasanya yang dilahirkan adalah anak kembar dua,
namun kadang kala tunggal bahkan kembar tiga. Kelahiran anak kembar empat, lima, ataupun
enam sangat jarang terjadi. Kelahiran anak kambing biasanya terjadi secara tenang. Sebelum
melahirkan, si induk merendahkan badan sekitar bagian ekor dan pinggul, sambil bernapas
terengah-engah. Mungkin saja ia khawatir, menjadi resah dan mencurah penuh kasih sayang
kepada pembelanya. Selepas melahirkan, si ibu biasanya makan uri untuk memperoleh zat-zat yang
amat diperlukannya, membantu mehanan pendarahan, dan mengurangi resapan bau kelahiran
untuk pemangsa. Hal ini juga sama dengan kelakuan hewan pemakan tumbuhan liar seperti
rusa.[16][17]
Produksi susu dimulai sewaktu kelahiran anak, berbeda-beda menurut jenis, umur, kualitas dan
makanan si induk kambing; kambing penyusu umumnya menghasilkan antara 660 hingga
1,800 l (1,500–4,000 paun) susu dalam setiap waktu laktasi 305 hari. Secara rata-rata, seekor
kambing penyusu yang berkualitas baik akan mengeluarkan sekurang-kurangnya 6 pound (2.7 liter)
susu per hari selagi ia masih menyusui. Produksi susu kali pertama mungkin menghasilkan
sebanyak 16 pound (7.3 liter) susu ke bawah, atau lebih banyak dari itu pada kasus-kasus yang luar
biasa. Setelah laktasi, kambing betina "kekeringan" setelah melahirkan. Kadang-kadang kambing
yang tidak melahirkan dan diperah susu tanpa henti akan kekal dalam laktasi melebihi 305 hari yang
biasanya.[18] jenis-jenis pedaging, serat, dan peliharaan biasanya tidak diperah susunya dan sekadar
menghasilkan susu yang cukup untuk anak hingga anaknya berhenti menyusu.
Kambing lebih gemar merenggut tumbuhan merambat seperti kacang hijau hutan, perdu dan gulma,
daripada makan rumput, yaitu lebih bersifat seolah rusa dibanding biri-biri. Tumbuhan terong-
terongan beracun; daun pohon buah yang layu juga dapat membunuh kambing. Silase (batang
jagung kering) dan hailaj (rumput kering tapai) dapat digunakan jika dimakan segera setelah
pelepasan - kambing sangat rentan terhadap bakteri Listeria yang tumbuh dalam wadah
pakan. Alfalfa yang kaya dengan protein sering diberikan dalam bentuk rumput kering; feskiu adalah
rumput kering yang paling kurang enak dimakan dan paling kurang memiliki kandungan
gizi. Kulapuk dalam pakan kambing dapat menyebabkan kambing jatuh sakit ataupun mati. Kambing
tidak harus diberi makan rumput yang memiliki tanda kulapuk.
Fisiologi pencernaan anak kambing yang masih bayi (seperti anak hewan lain) secara umum sama
seperti hewan monogastrik (berperut satu). Pencernaan susu dimulai di abomasum, yang mana
susu telah melepaskan rumen melalui penutupan alur retikulum-esofagus ketika menyusu. Ketika
lahir, rumennya belum selesai tumbuh, tetapi apabila anak kambing mulai makan makanan keras,
maka rumen itu segera semakin besar dan mampu untuk menyerap zat.
Ukuran dewasa seekor kambing adalah hasil dari jenis (potensi genetik) dan makanannya sewaktu
masa perkembangan (potensi nutrisi). Seperti semua hewan ternak, pertambahan kebutuhan protein
(10 ke 14%) serta jumlah kalori yang mencukupi ketika usia sebelum dewasa mendatangkan kadar
pertumbuhan lebih tinggi dan ukuran dewasa yang lebih besar daripada kadar protein rendah dan
kalori.[22] Kambing bertubuh besar dengan rangka yang lebih besar mencapai berat badan matang
pada umur yang lebih lewat mencapai (36 hingga 42 bulan) daripada kambing bertubuh kecil (18
hingga 24 bulan) jika keduanya diberi makan potensi yang cukup. Kambing bertubuh besar
memerlukan lebih banyak kalori daripada kambing bertubuh kecil untuk menjaga fungsi badan per
hari.[23]