Anda di halaman 1dari 11

1.

untuk jurnal 2 dan 3, pengujian apa saja yg digunakan untuk sediaan injeksi
furosemid dan formulasi sediaan na. Dexamethason

untuk junal 2 dilakukan pengujian pH, uji kejernihan dan uji kebocoran..
untuk junal no 3 Uji Organoleptis, Uji pH, Uji kejernihan, Uji keseragaman
volume, Uji kebocoran, dan uji mikroba.

2.apa saja persyaratan untuk sediaan parenteral

Persyratan sediaan parenteral yaitu steril, bebas pirogen,isohidris, dan


isotonis Hal ini dikarenakan, pemberiaan sediaan ini langsung diinjeksikan
melalui pembuluh darah.

3.Faktor fisiko kimia pembuatan sediaan parenteral

Faktor fisiko kimia pembuatan sediaan parenteral

Kelarutan, pH, Pembawa, Cahaya dan Suhu, Faktor Kemasan/ wadah

4.Manfaat bahan tambahan dalam sediaan parenteral

1. Menjaga kelarutan obat

2. Menjaga stabilitas, baik secara kimia atau fisika

3. Menjaga sterilitas larutan (pada dosis ganda)

4. Mengurang rasa nyeri, iritasi saat penyuntikan

5.apa manfaat dari kurkumin dan daun sambiloto dan senyawa apa yg terkandung
di dlm ke dua tanaman tsb sehingga bisa mempunyai efek trsbt

Kurkumin manfaat digunakan sebagai obat tradisional untuk pengobatan


beberapa

penyakit, seperti anoreksia, keluhan pada empedu, batuk, penyakit pada hati,
dan

sinusitis.. senyawa : Kurkumin merupakan senyawa fenolik alami dari


tumbuhan Curcuma longaLinn yang digunakan sebagai obat
untukpengobatan beberapa penyakit, seperti anoreksia, anti-bakteri, anti-
proliferasi, antiinflamasi, antioksidan, anti-karsinogenik dan memiliki efek
anti-amiloidogenik yang diuji secara in vitro dan in vivo senyawa sambiloto
Andrografolida merupakan senyawa diterpenoid merupakan senyawa aktif
yang berguna sebagai antioksidan dan anti-inflamasi, ebagai antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus aureus, Streptococcus thermophiles, Bacillus
subtilis, Escherichia coli , Mycobacterium smegmatis, Klebsiella pneumonia,
dan Pseudomonas aeruginosa.

6. Dalam pmbuatan injeksi furosemid prcobaan ini mnggunakan bahan apa ?

Menggunakan bahan Nacl sebagai agen Liso, maka di peroleh jumlah Nacl
yang di gunakan sebagai agen pengisosotonis 1,34 mg/mL.

7. Menurut defenisi dlm farmakope sediaan steril u/ kegunaan parenteral fom


digolongkan menjadi 5 jenis berbeda jelaskan dan berikan contonya ?

1. Obat, larutan, atau emulsi yang digunakan untuk injeksi ditandai

dengan nama : injeksi (contoh : injeksi insulin)

2. Sediaan padat kering atau cairan pekat yang tidak mengandung

dapar, pengencer, atau bahan tambahan lain dan larutan yang

diperoleh setelah penambahan pelarut yang memenuhi

persyaratan injeksi (contoh : sodium steril).

3. Mengandung satu atau lebih dapar, pengencer, atau bahan

tambahan lain dan dapat dibedakan dari nama bentuknya

(contoh : methicillin sodium untuk injeksi)

4. Sediaan berupa suspensi serbuk dalam medium cair yang sesuai

dan tidak disuntikkan secara intravena atau kedalam saluran

spinal (contoh : cortison suspensi steril)


5. Sediaan padat kering dengan bahan pembawa yang sesuai

membentuk larutan yang memenuhi semua persyaratan untuk

suspensi steril setelah penambahan pembawa yang sesuai.

8. Jelaskan apa itu isotonis, isohidris,iso osmotik, hipotonis, hemolisis, dan


hipotonis dlm jurnal kedua ?

 Isotonis
Jika suatu larutan konsentrasinya sama besar dengan konsentrasi
dalam sel darahmerah, sehingga tidak terjadi pertukaran cairan diantara
keduanya, maka larutandikatakan isotonis (ekuivalen dengan larutan 0,9%
NaCl).

 Isoosmotik
Jika suatu larutan memiliki tekanan osmose sama dengan tekanan
tekanan osmoseserum darah, maka larutan dikatakan isoosmotik (0.9%
NaCl).

 Hipotonis
Konsentrasi obat, larutan lebih rendah dari serum darah, sehingga
menyebabkan airakan melintasi membran sel darah merah dan menyebabkan
peningkatan tekanandalam sel. Tekanan yang lebih besar menyebabkan
pecahnya sel-sel darah merah. Peristiwa demikian disebut :

 Hemolisa.
Keadaan hipotonis kurang dapat ditoleransi,karena pecahnya sel
bersifat irreversible.
 Hipertonis
Konsentrasi obat lebih tinggi dari serum darah, sehingga
menyebabkan air keluardari sel darah melintasi membran semipermeabel dan
mengakibatkan terjadinyapenciutan sel-sel darah merah (krenasi). Larutan
perlu isotonis agar :

1. Mengurangi kerusakan jaringan dan iritasi.


2. Mengurangi hemolisis sel darah.

3. Mencegah ketidak seimbangan elektrolit.

4. Mengurangi sakit pada daerah injeksi.

9. Jlskan fungsi dari dexamethason Na.sulfat sebagai formulasi infus ?

Karena berfungsi sebagai anti alergi kronik yang baik secara parenteral, dan
memiliki kelarutan yang praktis larut dalam air dan larut dalam 42 bagian
etanol (95%) P dan dalam 165 bagian klorofom P.

10. Bagaimana proses pembuatan air untuk sediaan injeksi

Diuat dengan menyuling Kembali air sulingsegar dengan alat kaca netral atau
wadah logam yang cocok yang diperlengkapi dengan labu percik. Hasil suling
pertama di buang, sulingan selanjutnya di tamping dalam wadah yang cocok
dan segera di gunakan.
1. Jenis2 sediaan tablet
- Tablet Konvensional
- Tablet Kunyah
- Tablet Effervescent.
- Tablet Sublingual.
- Tablet Isap.
- Tablet Vaginal.
- Tablet Rektal.
-
2. Jelaskan metode yg digunakan dalam pembuatan tablet ? Apa saja dan jlskan
a. Metode granulasi basah Granulasi basah merupakan suatu proses perubahan dari
bentuk serbuk halus menjadi granul dengan bantuan larutan bahan pengikat yang sesuai.
Pada metode granulasi basah ini bahan pengikat yang ditambahkan harus mempunyai
jumlah yang relatif cukup, karena kekurangan atau kelebihan sedikit saja bahan pengikat
akan menyebabkan granul yang 7 tidak sesuai dengan yang diinginkan dan akan
mempengaruhi hasil akhir tablet
b. Metode granulasi kering
Metode pembuatan tablet yang digunakan jika dosis efektif terlalu tinggi untuk
pencetakan langsung, obatnya peka terhadap pemanasan, kelembaban, atau keduanya
yang mana merintangi dalam granulasi basah. Pada metode granulasi kering, granul
terbentuk oleh penambahan bahan pengikat kedalam campuran serbuk obat dengan cara
memadatkan massa yang jumlahnya lebih besar (slugging) dari campuran serbuk, dan
setelah itu memecahkannya menjadi pecahan-pecahan kedalam granul yang lebih kecil
c. Metode cetak langsung Keuntungan penggunaan metode ini adalah waktu produksi
yang lebih singkat, dapat dipakai untuk bahan yang tidak tahan air, tetapi kerugiannya
adalah sering terjadi pemisahan antar partikel (segregation) pada waktu partikel turun di
hopper ke die sehingga terjadi ketidakseragaman bahan aktif

3. Parameter yang digunakan dalam ke3 jurnal tersebut


- Keseragaman bobot ( 5-10%)
- Kekerasan obat (4-8 kg)
- Kerapuhan (<1%)
- Waktu hancur (<15%)

4. Bahan pengikat yang paling baik dalam pembuatan tablet pct dari k3 jurnal tsbt
Bahan pengikat dari Pati Umbi Gembili (Dioscorea esculenta L) yang paling baik untuk
pengembangan formulasi sediaan tablet paracetamol. Hal ini dapat dilihat dari uji sifat
fisik tablet yang menunjukkan bahwa seluruh formula yang dibuat memenuhi syarat yang
ditetapkan dalam kompendial
1. Penampilan umum
Penampilan umum suatu tablet, identitas serta seluruh kelokannya sangat penting bagi
penerimaan konsumen, bagi pengontrolan keseragaman antar bahan serta antara tablet yang
satu dengan yang lainnya, serta untuk memantau pembuatan yang bebas kesalahan. Penampilan
umum tablet meliputi: Ukuran tablet, bentuk, warna, ada tidaknya bau, rasa, bentuk permukaan,
konsisten dan cacat fisik, serta kemudian untuk membaca tanda-tanda pengenal (Lachman
L.,1994 : 64).

2. Keseragaman bobot
Tablet harus memnuhi syarat keseragaman bobot yang ditetapkan sebagai berikut :pilih
tidak kurang 30 satuan kemudian timbang seksama 20 tablet, hitung rata-rata tiap tablet, jika
ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-masing bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari harga yang ditetapkan(FI ed III,1979 : 7
& FI ed IV,1995 :999)

3. Keseragaman ukuran
Ketebalan tablet berhubungan dengan kekerasan tablet. Selama proses pencetakan,
perubahan ketebalan merupakan indikasi adanya masalah pada aliran massa cetak atau
pengisian granul kedalam die. Kecuali dinyatakan lain, diameter tablet tidak lebih dari 3 kali
dan tidak kurang dari 1/3 dari tebal tablet (FI ed III :1979 :6).

4. Kekerasan tablet
Kekerasan tablet menggambarkan kekuatan tablet untuk menahan tekanan pada saat
produksi, pengemasan dan pengangkutan. Prinsip pengukurannya adalah memberikan tekanan
pada tablet sampai tablet retak kemudian pecah (Lachman L.,1994 :651 – 653).

5. Friksibilitas
Pengujian terhadap kekerasan tablet dimana parameter yang diukur atau diuji adalah
kerapuhan tablet terhadap gesekan antar tablet selama waktu tertentu (Lachman,L.,1994).

6. Friabilitas
Merupakan uji ketahanan permukaan tablet terhadapap gesekan dengan gambaran
bagaimana tablet bertahanan didalam kemasannya serta didalam peti kemas selama
pengangkutan, distribusi dan penyimpangan.
Friabilitas dukur dengan friabiator. Prinsipnya adalah menetapkan bobot yang hilang dari
sejumlah tablet selama diputar dalam friabilator, alat diputar selama waktu tertentu. pada
proses pengukuran friabilator, alat diputar dengan kecepatan 25 putaran permenit dan waktu
yang dgunakan adalah 4 menit, jadi ada 100 putaran .dan bobot yang hilangtidak boleh lebih
dari 0,8 % (Lachaman L.,1994 :655 & USP 28,2005 : 2745).

7. Disintegrasi (waktu hancur )


Bagi tablet, langkah penting pertama sebelum melarut adalah pecahnya tablet menjadi
partikel-partikel kecil atau granul.
Tablet dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal diatas kasa.Kecuali
dinyatakan lain waktu yang diperlukan untuk menghancurkan keenam tablet tidak lebih dari
15 menit (Lachman L.,1994 :658 & FI ed IV,1995 : 1085)

8. Disolusi.
Merupakan pengujian melarutnya suatu obat pada medium disolusinya yang digunakan
untuk mengetahui lamanya suatu zat aktif dalam sediaan tablet terlarut pada kondisi percobaan
yang telah ditetapakan Batas disolusi untuk berbagai jenis tablet te rtera pada masing-masing
monografi FI ed IV (Lachman L.,1994 : 659 & FI ed IV,1995 : 1085).
1. Apa saja parameter uji yg dilakukan dlm penelitian tersebut?
1).Uji Organoleptik
Sediaan SNEDDS diamati dengan indra dari segi
warna, kejernihan, dan bau.
20Ukuran Globul
Sebanyak 100 μl SNEDDS dilarutkan dalam 10 ml
akuades dan dihomogenkan menggunakan vortex. Larutan
tersebut dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur
menggunakan instrumen Zetasizer. 12,13
3) Indeks Polidispersitas
Sebanyak 100 μl SNEDDS dilarutkan dalam 10 ml
akuades dan dihomogenkan menggunakan vortex. Larutan
tersebut dimasukkan ke dalam kuvet dan diukur
menggunakan instrumen Zetasizer. 14
4) pH
Sebanyak 100 μl SNEDDS dilarutkan dalam 5 ml
akuades dan diukur pH sediaan menggunakan pH meter.
5) Persen Transmitansi
Sebanyak 100 μl SNEDDS ditambahkan 5 ml akuades dan
dihomogenkan menggunakan vortex selama 60 detik. Persen
transmitansi diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis
pada panjang gelombang 650 nm dengan blanko akuades.1
6) Penetapan Kadar Nifedipin
SNEDDS yang mengandung 10 mg nifedipin
dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian
ditambahkan 1 ml kloroform dan ditambahkan metanol
hingga tanda batas. Kemudian larutan SNEDDS
diencerkan hingga konsentrasi 100 ppm sebagai larutan
uji.16 Larutan uji dianalisis menggunakan spektrofotometer
UV-Vis pada panjang gelombang 235,60 nm. Serbuk
nifedipin digunakan sebagai standar untuk menentukan
panjang gelombang maksimal.
7) Waktu Emulsifikasi
Sebanyak 1 ml SNEDDS dimasukkan sekaligus ke
dalam masing-masing 250 ml air suling dan HCl 0,1 N
pada suhu 37 ± 2 OC dan diaduk perlahan menggunakan
magnetic stirrer pada kecepatan 100 rpm. Waktu diukur
saat SNEDDS masuk ke dalam media dan dihentikan saat
terbentuk nanoemulsi yang homogen

2. Prosedur pembuatan SNEDDS


Fase minyak, surfaktan, dan kosurfaktan yang
sudah ditimbang diaduk menggunakan magnetic stirrer
pada kecepatan 500 rpm selama 20 menit pada suhu 40OC
hingga terbentuk campuran yang homogen. Nifedipin
ditimbang sebanyak 10 mg untuk setiap 1 g SNEDDS.
Kemudian nifedipin ditambahkan ke dalam SNEDDS dan
diaduk menggunakan magnetic stirrer pada kecepatan 500
rpm selama 90 menit pada suhu ruang hingga terbentuk
campuran yang homogen. SNEDDS nifedipin disimpan
pada suhu ruang dan terhindar dari cahaya untuk pengujian
selanjutnya
Lanjutan QnA Kel 2

1. Kenpa sediaan nanoemulsi yg diharap kan jernih?

jwb: Karena semakin kecil ukuran globul maka semakin transparan emulsi yg terbentuk.
Nanoemulsi memiliki penampakan visual mendekati transparan pd spektrum cahaya tampak
karna menyebarkan sangat sdkt cahaya..

2. Mengapa emulsi minyak ikan keruh?

jwb: Karena minyak ikan bukan sediaan nanoemulsi melainkan sediaan mikroemulsi, ukuran
granulnya besar sehingga warnanya keruh.

3. Pembuatan dispersi padat dapat dilakukan dengan beberapa metode?

Jawab : 1. metode peleburan (melting method) yaitu bahan obat + bahan pembentuk dispersi
padat, dileburkan kemudian direkristalisasi.

2. Metode pelarutan (solvent method) yaitu dibuat dengan cara melarutkan campuran 2
komponen padat dalam suatu pelarut umum kemudian dilakukan penguapan. (Faktor
pelarutnya yaitu bahan cair)

3. Metode gabungan (melting-solvent method)

Anda mungkin juga menyukai