Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

PEMBERIAN POSISI PRONASI PADA BAYI PREMATUR

Dosen Pengampu :
Dr. Ni Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Biomed.

Oleh :

Ni Luh Gede Sri Adnyawati

NIM : P07124220006

Sarjana Terapan Kebidanan

Tingkat 1

KEMENTERIAN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES DENPASAR

SARJANA TERAPAN KEBIDANAN

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat rahmat-Nya lah penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
kebutuhan dasar manusia yang berjudul “Pemberian Posisi Pronasi Pada
Bayi Prematur”.

Adapun maksud dan tujuan dari penulisan makalah ini, untuk memenuhi
tugas individu mata kuliah kebutuhan dasar manusia dan menambah ilmu
pengetahuan serta pengalaman sebagai mahasiswa dalam membuat makalah.
Dengan kerendahan hati, saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Ni
Nyoman Budiani, S.Si.T.,M.Biomed. selaku dosen pengampu mata kuliah
kebutuhan dasar manusia.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Untuk
itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
perbaikan menuju kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, penulis berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Denpasar, 01 April 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ........................................................................................... i

Daftar Isi..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ............................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Posisi Pronasi................................................................................... 3


2.2 Bayi Prematur .................................................................................. 3

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Posisi Pronasi pada Bayi Prematur................................................. 4


3.2 Pengaruh Posisi Pronasi terhadap Penurunan Residu Lambung dan
Pengosongan Lambung pada Bayi Prematur dan Bayi Berat Lahir
Rendah ............................................................................................ 5
3.3 Pengaruh Posisi Pronasi terhadap Saturasi Oksigen pada Bayi Prematur
........................................................................................................ 7
3.4 Indikasi dan Kontraindikasi Posisi Pronasi pada Bayi Prematur ... 9
3.5 Persiapan Melakukan Posisi Pronasi pada Bayi Prematur ............. 9
3.5.1 Persiapan Alat dan Bahan .................................................... 9
3.5.2 Persiapan Pasien ................................................................... 10
3.5.3 Persiapan Penolong .............................................................. 10
3.5.4 Persiapan Lingkungan .......................................................... 10

ii
3.6 Prosedur Kerja Posisi Pronasi pada Bayi Prematur ....................... 10
3.6.1 Prosedur Pembuatan Nest ...................................................... 10
3.6.2 Prosedur Posisi Pronasi ......................................................... 11
3.6.3 Prosedur Posisi Quarter Pronasi atau Semi Pronasi .............. 11
3.7 Soal Latihan Terkait Posisi Pronasi pada Bayi Prematur ............... 12

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan .................................................................................... 14


4.2 Saran ............................................................................................... 14

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 15

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dalam memberikan pelayanan kepada pasien, tentunya pasien harus


merasa nyaman. Begitu juga dengan mengatur posisi tidur pada bayi baru lahir
dimana mengatur posisi bayi tidaklah suatu hal yang mudah karena ketika
terdapat kesalahan akan menimbulkan perubahan pada status fisiologis seperti
peningkatan laju pernapasan, frekuensi nadi, dan penurunan saturasi oksigen.
Selain itu, kesalahan posisi juga menyebabkan gangguan tidur dan
kenyamanan pada bayi. Oleh karena itu, dibutuhkanlah pengaturan posisi yang
paling tepat. Salah satunya yaitu pemberian posisi pronasi pada bayi prematur.

Posisi pronasi merupakan posisi tengkurap dengan kepala menoleh ke


samping. Posisi pronasi ini juga efektif dalam menurunkan residu lambung
dan memperbaiki masalah GER dan menurut hasil penerapan evidence based
nursing menunjukkan pada bayi yang diberikan pengaturan posisi pronasi ini
95% tidak mengalami muntah. Selain itu, posisi pronasi dapat meningkatkan
volume paru-paru dan membuat bayi tidur lebih tenang.

Dengan demikian saya akan membahas topik yang berjudul “Pemberian


Posisi Pronasi Pada Bayi Prematur”.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan posisi pronasi ?
2. Bagaimana pengaruh posisi pronasi terhadap penurunan residu
lambung dan pengosongan lambung pada bayi prematur dan bayi berat
lahir rendah ?
3. Bagaimana pengaruh posisi pronasi terhadap saturasi oksigen pada
bayi prematur ?

1
4. Apa indikasi dan kontraindikasi posisi pronasi pada bayi prematur ?
5. Apa persiapan yang dibutuhkan saat melakukan posisi pronasi pada
bayi prematur ?
6. Bagaimana prosedur kerja posisi pronasi pada bayi prematur ?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk menjelaskan definisi dari posisi pronasi.
2. Untuk menjelaskan pengaruh posisi pronasi terhadap penurunan residu
lambung dan pengosongan lambung pada bayi prematur dan bayi berat
lahir rendah.
3. Untuk menjelaskan pengaruh posisi pronasi terhadap saturasi oksigen
pada bayi prematur.
4. Untuk menjelaskan indikasi dan kontraindikasi posisi pronasi pada bayi
prematur.
5. Untuk menjelaskan persiapan yang dibutuhkan saat melakukan posisi
pronasi pada bayi prematur.
6. Untuk menjelaskan prosedur kerja posisi pronasi pada bayi prematur.

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Posisi Pronasi

Posisi pronasi merupakan pengaturan posisi yang dilakukan dengan cara


menelungkupkan pasien atau berbaring di atas perut dengan kepala menoleh ke
samping. Pada bayi posisi pronasi juga dilakukan dengan tengkurap atau
menelungkupkan bayi dengan anggota gerak bawah fleksi dan kepala dimiringkan
ke salah satu sisi, tulang panggul diganjal bantal kecil dan gulungan kain di
letakkan di bawah dada agar perut tidak tertekan.

2.2 Bayi Prematur dan Bayi Berat Lahir Rendah

Menurut Duderstadt, prematur merupakan bayi baru lahir yang memiliki


usia kehamilan kurang dari 37 minggu. Dalam hal ini bayi prematur wajib
menyesuaikan diri dengan lingkungan sama halnya juga dengan bayi yang lahir
tidak prematur. Bayi prematur mempunyai komplikasi yang berefek pada
perkembangan dan pertumbuhan bayi di masa depan dan bayi dengan kelahiran
prematur juga salah satu penyebab kematian. Pada tahun 2009, Riset Kesehatan
Dasar mengatakan bahwa penyebab utama dari kematian bayi dengan lahir
prematur yaitu karena gangguan pada sistem pernafasan (35,9%) dan berat lahir
rendah (32,4%). Menurut Wong, BBLR (Bayi Berat Lahir Rendah) merupakan
kelahiran bayi dengan berat lahir yakni kurang dari 2500 gram tanpa memandang
usia kehamilan. Pada bayi berat lahir rendah juga terjadi permasalahan pada organ
yang belum matang seperti fungsi pencernaan yang dapat mengalami
pengosongan lambung berkurang, dan terjadinya regurgitasi isi pada lambung.

3
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Posisi Pronasi pada Bayi Prematur

Gambar. Posisi Pronasi

Mekanisme kerja posisi pronasi pada bayi prematur yaitu dilakukan dengan
menelungkupkan bayi dan memegang tangan dan kaki bayi selama proses
peralihan posisi. Lalu, kepala diletakkan miring menghadap ventilator, tangan dan
anggota gerak bawah di fleksi. Kemudian, tulang panggul diganjal bantal kecil
dan gulungan kain di letakkan di bawah dada agar perut tidak tertekan. Dalam
memposisikan pronasi pada bayi kita juga dapat menggunakan nest. Nest
bermanfaat untuk membangun posisi lebih kuat dan membuat bayi menjadi lebih
santai dan nyaman, walaupun bayi sedang menggunakan alat bantu napas. Dengan
adanya pengaturan posisi pronasi (prone) dapat membantu dalam memperbaiki
fungsi paru, memperbaiki fungsi tidur, meningkatkan cortical aurosal pada bayi,
menurut Evan dengan adanya posisi pronasi dapat memperbaiki fisiologis
pernapasan dan stabilitas kardiovaskuler dengan cara mengurangi kompresi perut,
menurut studi yang dilakukan oleh Yin,et al. (2016) dan Utario, Rustina, dan
Waluyanti (2017) bahwa posisi pronasi dapat meningkatkan oksigenasi pada bayi
prematur dengan CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dan posisi pronasi
ini lebih efektif untuk menurunkan residu lambung dan memperbaiki masalah
GER dan menurut hasil penerapan evidence based nursing menunjukkan pada
bayi yang diberikan pengaturan posisi pronasi ini 95% tidak mengalami muntah.

4
3.2 Pengaruh Posisi Pronasi terhadap Penurunan Residu Lambung dan
Pengosongan Lambung pada Bayi Prematur dan Bayi Berat Lahir
Rendah

Gambar. Bayi Berat Lahir Rendah dengan Posisi Pronasi

Bayi prematur akan beradaptasi dengan sistem pencernaannya, dimana


proses adaptasi ini akan membuat terjadinya penurunan berat badan sekitar 15-
20%. Oleh karena itu pemenuhan nutrisinya juga perlu dukungan dan usaha agar
petumbuhannya cepat. Dalam pemenuhan nutrisi tersebut sistem pencernaan juga
mengalami hambatan seperti intoleransi dalam pemberian minum yang
diakibatkan oleh imaturasi sistem pencernaan. Kemudian, ciri-ciri organ yang
belum matang seperti tidak matangnya fungsi pencernaan, mudah regurgitasi isi
lambung, pergerakan otot pencernaan belum sempurna, aspirasi pneumonia dan
berkurangnya pengosongan lambung merupakan suatu hal yang dapat terjadi pada
bayi yang memiliki berat lahir rendah atau BBLR. Sistem otot pada usus bayi baru
lahir tipis dan terkadang tidak matang sehingga mengakibatkan pergerakan
peristaltik tidak terduga. Oleh sebab itu, kita harus dapat memilih susu, cara dan
susunan kegiatan pemberian yang cocok dengan kebutuhan bayi berat lahir
rendah. Dalam hal ini pilihan pertama yang dapat kita gunakan adalah Air Susu
Ibu (ASI) apabila tidak terdapat ASI dan kurang mencukupi berat badan pada bayi
maka kita dapat memilih susu formula yang khusus untuk BBLR.

Dalam dua sampai empat jam sesudah bayi makan akan terjadi
pengosongan lambung. Pengosongan lambung juga dapat mengalami terlambat
yang membuat volume residu lambung meningkat dan dapat menyebabkan
gastroesofageal refluks, dan muntah. Salah satu posisi yang menolong
pengosongan lambung yaitu posisi pronasi. Pronasi sendiri merupakan posisi

5
telungkup dengan kepala ke arah samping. Walaupun begitu, dalam
memposisikannya haruslah berhati-hati karena dapat terjadi Sudden Infant Death
Syndrom. Kemudian, menurut peneliti Sangers juga residu lambung yang keluar
lebih sedikit saat posisi miring kanan dan pronasi dibandingkan dengan miring
kiri dan suspinasi, sama halnya dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
Hwang, Ju, Kim, dan Lee yang mengungkapkan bahwa posisi miring kanan dan
pronasi sesudah menyusui menyebabkan residu lambung berkurang dibandingkan
dengan posisi miring kiri.

Pada jurnal pertama yang telah saya baca, para peneliti melakukan
perbandingan residu lambung dan berat badan dalam penelitian, dimana terdapat
tiga bayi berat lahir rendah yaitu kurang 2.500 gram diposisikan pronasi sesudah
satu jam pemberian minum dan tiga bayi berat lahir rendah yaitu kurang 2.500
gram tidak diposisikan pronasi diberikan pengecekan residu sesuai peraturan
ruangan neonatus setiap enam jam sekali. Hasil penelitian ini mengungkapkan
bahwa pada bayi dua dan tiga yang diposisikan pronasi memiliki hasil residu
lambung bersih dan mengalami kenaikan berat badan setiap harinya dengan rata-
rata 10 hingga 40 gram, namun pada bayi satu yang diposisikan pronasi memiliki
rata-rata residu yaitu 2,1 cc pada hari ke 10 dan 11. Masalah ini didapatkan karena
bayi pertama telah mengalami sepsis. Kemudian tiga bayi lainnya yaitu bayi
keempat hingga keenam yang tidak diposisikan pronasi memiliki hasil rata-rata
residu yaitu 3 cc pada bayi kelima, bayi keempat bersih dan 2,5 cc pada bayi
keenam dan terjadi kenaikan berat badan. Residu yang selalu meningkat
kebutuhan nutrisinya akan terganggu sehingga dapat mempengaruhi berat badan.
Dalam penelitian ini dapat terlihat bahwa bayi yang diposisikan pronasi memiliki
residu yang rendah dan untuk peningkatan berat badan tidak terlihat adanya
perbedaan.

Kemudian pada jurnal kedua yang telah saya baca lagi, peneliti
memposisikan para bayi prematur yaitu posisi pronasi pada hari kedua, miring
kanan pada hari pertama, dan miring kiri pada hari ketiga, dalam hal ini peneliti
melakukannya selama tiga jam dan sudah diberikan minum. Hasil yang
ditunjukkan yaitu saat pemberian pronasi, bayi prematur tidak mengalami muntah

6
sekitar 95% dan residu lambung yaitu 0,48 cc. Sedangkan, pada posisi miring
kanan sekitar 65% mengalami tidak muntah dan residu lambung sekitar 0,36 cc
dan pada posisi miring kiri sekitar 85% mengalami tidak muntah dan sekitar 0,66
cc memiliki residu lambung.

Bayi prematur dapat mengalami muntah karena lower esophageal sphinter


belum matang sehingga cairan dan gas pada lambung akan menuju kerongkongan
lalu saluran pernapasan tertutup dan menyebabkan bayi muntah. Menurut
Kultursay, muntah dan gastroesophageal reflux (GER) dapat disebabkan oleh
pengosongan lambung yang lama. Pengosongan lambung pada bayi lebih lambat
karena imaturitas fungsi lower esophageal dan gerak usus lambat. Bayi yang
diposisikan pronasi juga dapat mengurangi intoleransi pemberian minum enteral
dan juga akan mengurangi retensi pertukaran gas di saluran pencernaan. Dengan
kita menerapkan posisi pronasi ini pengosongan lambung akan lebih cepat dan
baik dalam hal mentoleransi minum dan tidak mengalami muntah. Bayi yang
diposisikan miring ke kanan akan lebih efektif dalam menurunkan residu
lambung.

3.3 Pengaruh Posisi Pronasi terhadap Saturasi Oksigen pada Bayi Prematur

Hipoksia adalah suatu keadaan tubuh yang disebabkan karena kurangnya


oksigen, sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada bayi prematur. Oleh karena
itu, bayi perlu dilakukan pemantauan gas darah arteri secara periodik dan menjaga
kisaran oksigen yang tepat

Dalam mengurangi kematian yang disebabkan oleh RDS (Respiratory


Distress Syndrome) maka dibutuhkanlah penggunaan ventilasi mekanik dan
mengaturkan posisi pasien dengan posisi pronasi. Menurut penelitian yang
dilakukan oleh Heiman bahwa posisi pronasi memiliki manfaat dalam mengurangi
apnea. Apnea merupakan gangguan tidur yang mengganggu pernapasan seseorang
saat tidur. Kemudian, meningkatkan volume paru-paru dan membuat bayi tidur
lebih tenang.

Berdasarkan jurnal penelitian yang telah saya baca, bahwa pada penelitian
tersebut terdapat 12 bayi laki-laki dan 18 bayi perempuan, dimana saturasi

7
oksigen arteri terlihat tidak sama antara posisi terlentang, tengkurap dan lateral
kiri selama 120 menit (P-0,023). Kemudian, pada jurnal dinyatakan juga bahwa
saturasi oksigen arteri antara dua posisi yaitu posisi lateral kiri dan posisi pronasi
menunjukkan terjadi perubahan antara kedua posisi tersebut, dimana posisi
pronasi memiliki saturasi oksigen 97,41 dan posisi lateral 96,16 (P = 0,392). Oleh
sebab itu, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa saturasi oksigen pada
posisi pronasi lebih tinggi daripada posisi lateral.

Kemudian, dalam diskusi jurnal penelitian ini menyatakan bahwa


penelitian yang dilakukan oleh Riani mengenai pengaruh posisi tengkurap pada
oksigenasi terhadap 40 bayi prematur ini memiliki rata-rata saturasi oksigen yang
lebih tinggi pada posisi pronasi daripada posisi supinasi. Kemudian penelitian
yang dilakukan oleh Saadati yang terdapat 40 bayi dengan kondisi bayi berat lahir
rendah yang memiliki gangguan pernapasan diposisikan dalam posisi pronasi dan
supinasi selama dua jam. Dalam hal ini terdapat rata-rata saturasi oksigen arteri
posisi supinasi yaitu 87,65% dan posisi pronasi yaitu 96,04%. Selanjutnya
terdapat penelitian dari Yao yang melakukan kegiatan penelitian kepada 30 bayi
dari ventilator. Di dalam penelitian ini menunjukkan bahwa bayi memiliki
oksigenasi yang lebih baik saat diletakkan dalam posisi pronasi daripada posisi
supinasi selama 9 jam pertama.

Dari semua hasil penelitian yang disebutkan dalam jurnal ini terlihat
bahwa saturasi oksigen arteri pada bayi mengalami peningkatan saat berada pada
posisi pronasi dibandingkan dengan posisi supinasi dan lateral kiri. Di dalam
sebuah jurnal terdapat pernyataan dari Kusumaningrum yang didapatkan dari
Baron yang menyatakan bahwa terjadinya peningkatan status oksigenasi
disebabkan karena posisi pronasi tersebut memberikan bagian dinding dada lebih
bebas dan tidak terdapat penekanan sehingga hal ini akan membuat daerah
pernapasan berada lebih banyak pada wilayah non-dependent paru dan
peningkatan status oksigenasi akan menghasilkan peningkatan pada saturasi.

8
Gambar. Bayi Prematur dengan Kondisi
Respiratory Distress Syndrome

3.4 Indikasi dan Kontraindikasi Posisi Pronasi pada Bayi Prematur

Berdasarkan jurnal yang telah saya baca, indikasi posisi pronasi yaitu bayi
prematur dengan Respiratory Distress Syndrome (RDS) dan memperbaiki serapan
ASI (Air Susu Ibu) melalui OGT. Kontraindikasi posisi pronasi yaitu bayi post
operasi thoraks dan abdomen kemudian bayi dengan IVH (Intraventricular
hemorrhage).

3.5 Persiapan Melakukan Posisi Pronasi pada Bayi Prematur

3.5.1 Persiapan Alat dan Bahan

1. Inkubator
2. Monitor kardio-respiratori
3. Continuous Positive Airway Pressure (CPAP)
4. Ventilator
5. Kain Bedong (empat buah)
6. Plester

9
3.5.2 Persiapan Pasien

1. Memberikan penjelasan atau informasi dan melakukan informed


consent kepada orang tua bayi terlebih dahulu.
2. Memberi salam dan mengajak bicara bayi.
3. Mengatur posisi bayi.

3.5.3 Persiapan Penolong

1. Mencuci tangan dengan menggunakan air mengalir dan sabun atau


handsanitizer.
2. Menggunakan alat pelindung diri seperti gown, masker, faceshield dan
sarung tangan.

3.5.4 Persiapan Lingkungan

Ruang NICU untuk bayi prematur yaitu bersih dan juga steril, selain itu
harus terdapat handsanitizer.

3.6 Prosedur Kerja Posisi Pronasi pada Bayi Prematur

3.6.1 Prosedur Pembuatan Nest

Menurut jurnal yang telah saya baca bahwa langkah-langkah


pembuatan Nest, antara lain :

1. Menyiapkan selembar kain bedong minimal empat buah.


2. Meletakkan kain bedong tersebut di meja lalu gulunglah kain bedong
tersebut.
3. Ambillah kain bedong kemudian lebarkan.
4. Ambillah kain bedong yang telah digulung dan taruhlah di atas kain
bedong yang telah dilebarkan.
5. Plesterlah ujug lipatan nest tersebut.
6. Bentuklah nest menjadi huruf “U” kemudian satukan kedua nest
sehingga membentuk huruf “O”.
7. Tutuplah nest dengan kain lembut.
8. Posisikan bayi dalam nest.

10
3.6.2 Prosedur Posisi Pronasi

Berdasarkan jurnal yang telah saya baca, pelaksanaan pemberian


posisi pronasi pada bayi prematur di ruangan NICU (Neonatal Intensive
Care Unit) antara lain :

1. Posisikan bayi pronasi, saat membalik posisi dari supinasi ke pronasi,


tetap pertahankan posisi supinasi dengan memegang tangan dan kaki
bayi selama proses peralihan posisi.
2. Hadapkan kepala pada salah satu sisi dan ubahlah posisi kepala secara
rutin untuk terhindar dari kelainan bentuk kepala.
3. Fleksikan pinggul dan lutut hingga membentuk posisi kaki katak.
4. Pastikanlah posisi pinggul lurus dengan sumbu tubuh dan tidak miring
ke salah satu posisi.
5. Tempatkan tangan dan kaki dibawah tubuh bayi dengan posisi ujung
tangan menuju ke wajah.
6. Berikanlah bantalan yang lembut dan juga tipis di bawah tulang dada
(sternum) dan perut (abdomen) untuk mendukung dada bayi saat
bernafas dan terhindar dari retraksi bahu.
7. Rapatkanlah nest agar dapat menopang dan mempertahankan posisi
pronasi yang telah dijelaskan di atas. Dalam pemberian posisi ini wajib
diiringi dengan pemasangan monitor kardio-respiratori agar dapar
memantau perkembangan oksigenasi pada bayi.

3.6.3 Prosedur Posisi Quarter Pronasi atau Semi Pronasi

Kemudian, terdapat juga posisi quarter pronasi atau semi pronasi.


Adapun pelaksanaannya yaitu :

1. Menyiapkan kain panel sebanyak dua buah lalu kedua kain tersebut
digulung-gulung kecil.
2. Menghangatkan kedua tangan terlebih dahulu lalu barulah menyentuh
badan bayi.
3. Kain pertama yang telah digulung diletakkan pada bagian satu sisi bayi.

11
4. Mengatur posisi bayi dengan kebutuhan yang diperlukan bayi yaitu
miring kanan atau kiri.
5. Mengatur posisi bagian kepala diatas gulungan kain dan lakukanlah
bersamaan dengan mengatur posisi tangan dan kaki kanan atau kiri
seperti sedang memeluk guling tetapi diposisikan mirip dengan
tengkurap atau pronasi.
6. Lihatlah tangan bayi fleksi dan sedekat mungkin dengan mulut, lalu
perhatikan kaki sedekat mungkin dengan perut.
7. Memberikan kain kedua yang telah digulung melingkari bagian kaki
dengan membentuk huruf U.

Gambar. Posisi Pronasi dengan Nest

3.7 Soal Latihan terkait Posisi Pronasi pada Bayi Prematur


1. Apakah manfaat dari pemberian posisi pronasi pada bayi prematur ?
Pembahasan :
Dengan adanya pengaturan posisi pronasi (prone) dapat membantu
dalam memperbaiki fungsi paru, memperbaiki fungsi tidur, meningkatkan
cortical aurosal pada bayi, menurut Evan dengan adanya posisi pronasi
dapat memperbaiki fisiologis pernapasan dan stabilitas kardiovaskuler
dengan cara mengurangi kompresi perut, menurut studi yang dilakukan
oleh Yin,et al. (2016) dan Utario, Rustina, dan Waluyanti (2017) bahwa
posisi pronasi dapat meningkatkan oksigenasi pada bayi prematur dengan
CPAP (Continuous Positive Airway Pressure) dan posisi pronasi ini lebih
efektif untuk menurunkan residu lambung dan memperbaiki masalah
GER dan menurut hasil penerapan evidence based nursing menunjukkan

12
pada bayi yang diberikan pengaturan posisi pronasi ini 95% tidak
mengalami muntah.
2. Jelaskan pelaksanaan pemberian posisi pronasi pada bayi prematur ?
Pembahasan :
Pertama, posisikan bayi pronasi, saat membalik posisi dari supinasi
ke pronasi, tetap pertahankan posisi supinasi dengan memegang tangan
dan kaki bayi selama proses peralihan posisi. Kedua, hadapkan kepala
pada salah satu sisi dan ubahlah posisi kepala secara rutin untuk terhindar
dari kelainan bentuk kepala. Ketiga, fleksikan pinggul dan lutut hingga
membentuk posisi kaki katak. Keempat, pastikanlah posisi pinggul lurus
dengan sumbu tubuh dan tidak miring ke salah satu posisi. Kelima,
tempatkan tangan dan kaki dibawah tubuh bayi dengan posisi ujung
tangan menuju ke wajah. Keenam, berikanlah bantalan yang lembut dan
juga tipis di bawah tulang dada (sternum) dan perut (abdomen) untuk
mendukung dada bayi saat bernafas dan terhindar dari retraksi bahu.
Ketujuh, rapatkanlah nest agar dapat menopang dan mempertahankan
posisi pronasi yang telah dijelaskan di atas. Dalam pemberian posisi ini
wajib diiringi dengan pemasangan monitor kardio-respiratori agar dapar
memantau perkembangan oksigenasi pada bayi.
3. Mengapa posisi pronasi menyebabkan saturasi oksigen arteri pada bayi
mengalami peningkatan ?
Pemabahasan :
Karena posisi pronasi tersebut memberikan bagian dinding dada
lebih bebas dan tidak terdapat penekanan sehingga hal ini akan membuat
daerah pernapasan berada lebih banyak pada wilayah non-dependent paru
dan peningkatan status oksigenasi akan menghasilkan peningkatan pada
saturasi.
4. Dalam memposisikan pronasi pada bayi kita juga dapat menggunakan
nest. Apakah manfaat dari penggunaan Nest tersebut ?
Pembahasan : Penggunaan Nest bermanfaat untuk membangun posisi
lebih kuat dan membuat bayi menjadi lebih santai dan nyaman, walaupun
bayi sedang menggunakan alat bantu napas.

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Posisi pronasi merupakan posisi tengkurap yang dapat digunakan oleh bayi
prematur, dimana bayi yang diposisikan pronasi memiliki residu lambung yang
rendah, bayi prematur tidak mengalami muntah sekitar 95%. Muntah yang dialami
bayi premature disebabkan karena lower esophageal sphinter belum matang
sehingga cairan dan gas pada lambung akan menuju kerongkongan lalu saluran
pernapasan tertutup sehingga menyebabkan bayi muntah. Bayi yang diposisikan
pronasi juga dapat mengurangi intoleransi pemberian minum enteral dan juga
akan mengurangi retensi pertukaran gas di saluran pencernaan. Kemudian, posisi
pronasi juga menyebabkan saturasi oksigen arteri pada bayi mengalami
peningkatan. Menurut Kusumaningrum yang didapatkan dari Baron menyatakan
bahwa terjadinya peningkatan status oksigenasi disebabkan karena posisi pronasi
tersebut memberikan bagian dinding dada lebih bebas dan tidak terdapat
penekanan sehingga hal ini akan membuat daerah pernapasan berada lebih banyak
pada wilayah non-dependent paru dan peningkatan status oksigenasi akan
menghasilkan peningkatan pada saturasi.

4.2 Saran

Posisi pronasi harus dilakukan oleh seorang perawat atau tenaga kesehatan
yang cukup kompeten dan ketika mengatur posisi bayi ke posisi pronasi haruslah
berhati-hati karena dapat terjadi Sudden Infant Death Syndrom. Ketika membuat
nest sebaiknya menggunakan kain yang lembut dan mampu menyerap keringat
dengan baik dan nest yang dibuat cukup kokoh.

14
DAFTAR PUSTAKA

Putri, D. R., Hasanah, O., & Ginting, R. (2016). STUDI KASUS:


PENGARUH POSISI PRONASI TERHADAP PENURUNAN
RESIDU LAMBUNG DAN PENINGKATAN BERAT BADAN
PADA BAYI BERAT LAHIR RENDAH DIRUANGAN
INSTALASI NEONATUS RSUD ARIFIN ACHMAD
PEKANBARU. Jurnal Ners Indonesia, 6(1), 33-39.

Oktarina, N. D., Rustina, Y., & Efendi, D. (2020). Pemberian Posisi untuk
Mengatasi Masalah Pengosongan Lambung pada Bayi
Prematur. JURNAL KEPERAWATAN RAFLESIA, 2(2), 51-60.

Akbarian Rad, Z., Haghshenas Mojaveri, M., Hajiahmadi, M., Ghanbarpour,


A., & Mirshahi, S. (2016). Effects of position on oxygen saturation
and heart rate in very low birth weight neonates. Caspian Journal of
Pediatrics, 2(2), 153-157.

Efendi, D., Sari, D., Riyantini, Y., Novardian, N., Anggur, D., & Lestari, P.
(2019). Pemberian Posisi (Positioning) dan Nesting pada Bayi
Prematur: Evaluasi Implementasi Perawatan di Neonatal Intensive
Care Unit (NICU). Jurnal Keperawatan Indonesia, 22(3), 169-181.

Anggraeni, L. D., Indiyah, E. S., & Daryati, S. (2019). Pengaruh posisi pronasi
pada bayi prematur terhadap perubahan hemodinamik. Journal of
Holistic Nursing Science, 6(2), 52-57.

15

Anda mungkin juga menyukai