Anda di halaman 1dari 21

2.3.A.

8 KONEKSI ANTAR
MATERI MODUL 2.3
Coaching untuk Supervisi Akademik

RIJAL ANSHORI,S.Pd.,M.Pd
SMP NEGERI 3 JATISARI
FASILITATOR, PP DAN
CGP ANGKATAN 9

GINA ANGGIANA AGUSTINA ANE KRISTIANE GESAN RIJAL ANSHORI


FASILITATOR PENGAJAR PRAKTIK CGP ANGKATAN 9 KABUPATEN
KARAWANG
Pemikiran reflektif terkait
pengalaman belajar
1. pengalaman/materi pembelajaran
yang baru saja diperoleh

Dalam modul 2.3 ini saya mempelajari konsep supervisi akademik, yang memiliki
tujuan utama untuk mengembangkan kompetensi individu sebagai guru di
sekolah. Pendekatan yang digunakan adalah coaching yang memiliki 3 prinsip
yaitu, kemitraan, proses kreatif dan memaksimalkan potensi.
Kompetensi inti coaching yang harus dimiliki diantaranya adalah kehadiran
penuh (presence), mendengarkan aktif dan mengajukan pertanyaan berbobot.
Percakapan berbasis coaching menggunakan alur TIRTA, yaitu Tujuan,
Identifikasi, Rencana Aksi, dan Tanggung Jawab. Terdapat 3 tahapan dalam
supervisi akademik yaitu, Pra Observasi (Perencanaan), Observasi
(Pelaksanaan) dan Pasca Observasi (tindak lanjut)
2. emosi-emosi yang dirasakan
terkait pengalaman belajar

Cemas
sebelum mempelajari modul 2.3 ini, saya sedikit cemas karena khawatir tidak mampu dalam memahami dan
mengaplikasikannya

Tertarik
termotivasi untuk lebih giat belajar mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang coaching untuk
supervisi akademik dan semakin banyak melakukan praktik coaching

Gembira
Saya merasa sangat senang ketika saya berhasil melakukan praktik coaching bersama rekan CGP di ruang
kolaborasi dan demonstrasi kontekstual

Tertantang
Ada rasa tertantang untuk menerapkan praktik coaching secara berkelanjutan dengan murid atau rekan
sejawat agar mendapatkan ketrampilan coaching untuk supervisi akademik
3. apa yang sudah baik berkaitan dengan
keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Hal yang sudah baik adalah memperoleh pemahaman dan


pencerahan tentang materi coaching untuk supervisi akademik dan
sudah mempraktikkannya. Saya mampu berkolaborasi dengan rekan
sesama CGP saat mempraktikkan proses coaching menggunakan
alur TIRTA dan sesuai dengan prinsip coaching.
4. apa yang perlu diperbaiki terkait dengan
keterlibatan dirinya dalam proses belajar

Hal yang perlu diperbaiki adalah langkah-langkah yang


baik dan bijak pada mengajukan pertanyaan yang
berbobot kepada coachee. Keterkaitan terhadap
kompetensi dan kematangan diri pribadi adalah
mengoptimalkan kekuatan diri sebagai seorang pendidik
yang mampu menjadi coach dan melakukan coaching
bagi orang-orang di lingkungan sekitar
5. keterkaitan terhadap kompetensi dan
kematangan diri pribadi

Setelah mempelajari modul 2.3 tentang coaching dalam supervise akademik,


kompetensi saya mulai berkembang. Hal ini tercermin dari kemampuan saya
dalam menerapkan proses coaching dengan menggunakan alur Tirta, baik
sebagai coach, coachee, maupun pengamat.

Ketika saya terlibat dalam proses coaching, penting bagi saya untuk dapat
mengontrol asumsi-asumsi pribadi dan emosi agar saya dapat berpikir dan
bertindak secara ! matang sesuai dengan prinsip- prinsip coaching, seperti
kemitraan, proses kreatif, dan pemanfaatan potensi secara maksimal.
Analisis untuk implementasi
dalam konteks CGP
1. memunculkan pertanyaan kritis yang
berhubungan dengan konsep materi dan
menggalinya lebih jauh

Bagaimana caranya agar konsep coaching dapat diimplementasikan dalam proses supervisi di
lingkungan sekolah?

Prinsip coaching dapat diterapkan dengan kondisi bahwa kepala sekolah memiliki pemahaman
mengenai coaching dalam konteks supervisi akademik dan bersedia menerapkannya. Kegiatan
supervisi tidak seharusnya hanya berfungsi sebagai evaluasi guru, tetapi juga sebagai sarana
untuk meningkatkan kompetensi akademik guru. Dalam hal ini, supervisi tidak hanya mencakup
pengamatan kelas, melainkan juga melibatkan komunikasi sebelum dan setelah pengamatan.
Sebelum pengamatan, kepala sekolah dapat berdiskusi dengan guru mengenai perencanaan
pembelajaran yang akan dilakukan. Setelah pengamatan, kepala sekolah memberikan umpan
balik dan tindak lanjut terkait pelaksanaan pengamatan kelas yang telah dilakukan oleh guru.
2. mengolah materi yang dipelajari dengan
pemikiran pribadi sehingga tergali wawasan
(insight) baru

Coaching dalam supervisi akademik memiliki dampak positif terhadap perkembangan


pemimpin pembelajaran yang berfokus pada kepentingan murid. Keberpihakan pada murid
merupakan aspek penting dalam lingkungan sekolah. Untuk mewujudkan pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada murid ini, guru perlu memiliki kemampuan sebagai
pemimpin pembelajaran. Sebagai pemimpin pembelajaran, guru harus memiliki pemahaman
yang mendalam tentang perkembangan murid, termasuk aspek kognitif, karakter, dan sosial
emosional. Oleh karena itu, tujuan dari coaching dalam supervise akademik adalah untuk
mengembangkan kompetensi guru, sehingga kinerja mereka meningkat dan pendekatan
pembelajaran yang berfokus pada murid dapat tercapai dengan lebih baik.
3. menganalisis tantangan yang sesuai dengan
konteks asal CGP (baik tingkat sekolah maupun
daerah)

Tantangan terberat adalah menyeragamkan pemahaman tentang


coaching dalam supervisi akademik di lingkungan sekolah. Selama ini
supervisi dianggap sebagai hal yang menakutkan karena guru atau
orang yang disupervisi akan merasa takut dinilai, seolah-olah
supervisor adalah orang yang mencari kesalahan atau guru sendiri
takut untuk salah. Hakikat supervise seharusnya meningkatkan
kinerja dan performa guru.
4. memunculkan alternatif solusi terhadap
tantangan yang diidentifikasi

1. Melakukan sosialisasi mengenai hakikat supervisi akademik yang


meningkatkan performa guru. Hal ini bisa dilakukan pada saat
pertemuan atau rapat dengan seluruh anggota komunitas sekolah kita
bisa mencoba untuk menyatukan pemahaman.
2. Solusi selanjutnya adalah dengan memberikan contoh praktik
coaching dalam supervise akademik baik kepada murid maupun
teman sejawat melalui berbagai media informasi digital yang dapat
diakses oleh seluruh komunitas sekolah
Membuat keterhubungan
1. pengalaman masa lalu

Saya pernah disupervisi oleh Pengawas Sekolah pada waktu


Penilain Kinerja Kepala Sekolah. Saya merasa cemas dan sedikit
takut karena saya merasa akan dinilai seperti ujian. Kegiatan
supervisi ini dilakukan langsung tindakan observasi di kelas tanpa
ada pembicaraan pra observasi. Dan setelah selesai observasi, saya
diberikan tips dalam melakukan penilaian. Selain itu supervisor juga
memantau dan memberikan umpan balik terhadap apa yang sudah
saya lakukan dan perbaikan apa yang sudah saya upayakan.
2. penerapan di masa mendatang

Ke depan, kegiatan supervisi harus menjadi salah satu


komponen utama dalam upaya sistematis untuk
meningkatkan kompetensi guru dan performa guru dalam
bidang akademik dengan menggunakan prinsip coaching,
seperti kemitraan yang erat, pemanfaatan proses kreatif,
dan peningkatan potensi.
3. konsep atau praktik baik yang dilakukan dari
modul lain yang telah dipelajari

Modul 2.1. Pembelajaran


Modul 2.3. Coaching untuk Memenuhi
kebutuhan Belajar Murid
dalam Supervisi
Akademik keterkaitan KETERKAITAN
ANTAR MATERI
antar materi

Modul 2.2.
Pembelajaran Sosial
dan Emosional
3. konsep atau praktik baik yang dilakukan dari
modul lain yang telah dipelajari

Modul 2.1.
Di modul 2.1. saya belajar tentang
Modul 2.3. Coaching pembelajaran berdiferensi yang
dalam Supervisi mengakomodasi kebutuhan belajar siswa.
Dalam melaksanakan pembelajaran
Akademik keterkaitan berdiferensiasi yang berpihak pada murid KETERKAITAN
ANTAR MATERI
antar materi sesuai dengan filosofi KHD, maka guru
harus menjalankan coaching dalam
menentukan gaya belajar murid agar
sesuai dengan kebutuhannya. Murid akan
maksimal dalam menggali potensinya jika
belajar sesuai dengan gaya belajarnya
3. konsep atau praktik baik yang dilakukan dari
modul lain yang telah dipelajari

Modul 2.2.
Di modul 2.2. saya mempelajari
Modul 2.3. Coaching pembelajaran berbasis sosial dan
dalam Supervisi emosional. Salah satu materinya adalah
praktik mainfulness yang bisa
Akademik keterkaitan mewujudkan kesadaran diri. Dalam KETERKAITAN
ANTAR MATERI
antar materi kegiatan coaching, praktik mainfullness
dapat diterapkan untuk mendukung
kompetensi inti coaching, yakni adanya
kehadiran penuh, mendengarkan aktif,
dan melontarkan pertanyaan berbobot
keterkaitan antar materi
4. informasi yang didapat dari orang atau
sumber lain di luar bahan ajar PGP.

Pendekatan coaching dapat meningkatkan motivasi guru dalam menyusun


perencanaan mengajar, pelaksanaan mengajar dan prestasi belajar siswa.
Melalui pendekatan coaching dapat menghasilkan pembelajaran yang lebih
bermutu. Guru menunjukkan keseriusan dalam memahami dan menyusun
administrasi mengajar apalagi setelah mendapatkan coaching dengan
dilanjutkan pendampingan dalam setiap tahapan. Pendekatan coaching dapat
meningkatkan kinerja guru yang pada akhirnya meningkatkan mutu
pembelajaran
Musini.
"Peningkatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran di Kelas dengan Pendekatan Coaching" Diakses
pada tanggal 1 Desember 2023. https://i-rpp.com/index.php/jpp/article/view/1451
RIJAL ANSHORI,S.Pd.,M.Pd
CGP ANGKATAN 9 KABUPATEN KARAWANG

Terima Kasih
TERGERAK, BERGERAK, DAN MENGGERAKAN

Anda mungkin juga menyukai