Anda di halaman 1dari 16

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UJI ZAT MAKANAN

Dosen Pengampu : DR. Barokah Isdaryanti, S.Pd.,M.Pd.

Disusun oleh:
Syifa Putri Imalia (2301050255)

PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN PSIKOLOGI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2023
BAB 1
PENDAHULUAN
A.Tujuan
-Mengetahui kandungan zat makanan (karbohidrat/amilum,protein,lemak,dan
glukosa) dari berbagai jenis makanan.
- Memahami fungsi zat makanan bagi tubuh.

B.Dasar Teori
Makanan bergizi adalah makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
lemak, vitamin dan mineral. Karbohidrat tersusun atas unsur C, H, dan O.
Karbohidrat diklasifikasikan menjadi monosakarida (terdiri atas satu gugus gula),
disakarida (terdiri atas dua gugus gula), dan polisakarida (lebih dari dua gugus
gula). Glukosa termasuk pada golongan monosakarida. Sumber- sumbernya antara
lain yaitu, buah, biji-bijian, susu, kentang, singkong, ketela rambat.Lemak
tersusun atas C, H, dan O. Jenis asam lemak dapat dibagi menjadi asam lemak
jenuh dan tak jenuh. Daging, susu, dan berbagai olahannya mengandung lemak
jenuh. Sedangkan biji-bijian mengandung asam lemak tak jenuh.Protein
mengandung unsur C,H,O, danN. Namunpada beberapa protein
mengandung unsur S, P, I, Fe, dan Co. Jenis protein dapat dibagi menjadi asam
amino essensial yang tidak dapat dibuat oleh tubuh, dan asam amino non essensial
yang dapat dibuat oleh tubuh. Sumber-sumber protein diantaranya yaitu daging
merah, kacang-kacangan, sereal, ikan, susu, kerang, dll.Dalam pengujian makanan
diperlukan reagen sebagai berikut :

1.Biuret adalah senyawa kimia dengan rumus kimia H 2 NC (O) NHC (O) H 2 .
Berbagai turunan organik yang mungkin diuji menggunakan biuret sebuah
uji kimia untuk protein dan polipeptida . Bahan makanan yang ditetesi dengan
biuret dan menghasilkan perubahan warna menjadi warna ungu, maka bahan
makanan tersebut mengandung protein.

2.Benedict adalah bahan kimia pereaksi yang digunakan untuk menguji ada
tidaknya kandungan gula dalam makanan. Hal ini termasuk semua monosakarida
dan disakarida, laktosa dan maltosa.Bahan makanan yang dicampur dengan
benedict dan memanaskannya diatas pembakar spritus dan menghasilkan
perubahan warna menjadi warna merah bata, maka bahan makanan tersebut
mengandung glukosa.
3.Lugol sering digunakan untuk menguji suatu makanan apakah mengandung
karbohidrat atau tidak. Bahan makanan yang dicampur dengan lugol dan
menghasilkan warna biru, maka dapat disimpulkan bahwa makanan tersebut
mengandung glukosa.
BAB II
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan

Alat – alat yang digunakan : Bahan-bahan yang digunakan :

-Tabung reaksi, -Tahu

-Lampu spiritus/kompor, -Tempe

-Kaki tiga, -Nasi

-Spatula, -Telur mentah

-Rak tabung reaksi, -Pisang

-Gelas beker 200 mL, -Pepaya

-Kertas, -Wortel

-Penjepit tabung reaksi, -Mentega

-Mortar dan alat tumbuk, -minyuak

-Plat tetes porselin, -Terigu

-gula tepung

-benedict

-lugol

-biuret
B. Langkah Kerja

A. Uji Lemak

1. Gunakan pensil/ballpoint dan penggaris untuk


membuat kotak-kotak pada kertas minyak sebanyak
jenis bahan makanan yang akan diuji. Tuliskan
nama jenis bahan makanan pada setiap kotak
2. .Teteskan 3 tetes ekstrak bahan makanan pada
kertas minyak.
3. Jemur kertas minyak tersebut hingga kering. Amati
adanya noda transparan pada kertas minyak. Jika
terdapat noda transparan, berarti bahan makanan
tersebut mengandung lemak.

B. Uji Protein

1. Teteskan ekstrak bahan makanan pada pelat tetes.


Tempelkan label kecil bertuliskan nama setiap bahan
makanan pada pelat tetes.
2. Teteskan reagen Biuret sebanyak 5 tetes pada
masing-masingbahan makanan. Aduk dengan
menggunakan tusuk gigi/ potongan lidi.
3. Catat perubahan warna yang terjadi. Jika
menunjukkan perubahanwarna ungu (violet), berarti
bahan makanan tersebut mengandung protein.

C. Uji Karbohidrat

1. Cuci pelat tetes dan keringkan dengan kertas tisu


2. Teteskan ekstrak bahan makanan pada pelat tetes.
Tempelkan label kecil bertuliskan nama setiap bahan
makanan pada pelat tetes.
3. Teteskan reagen lugol/iodium sebanyak 5 tetes pada masing-
masingbahan makanan.Aduk dengan menggunakan tusuk gigi/
potongan lidi.
4. Catatlah perubahan warna yang terjadi. Jika
menunjukkan perubahan warna biru tua, berarti bahan makanan
tersebut mengandung karbohidrat.

D. Uji Glukosa
1. Masukkan ekstrak bahan makanan ke dalam
tabung reaksi sebanyak 2 mL. Tambahkan 5 tetes
reagen Benedict (Fehling A+B), dan kocok hingga
bercampur merata.
2. Siapkan pemanas kaki tiga dengan kasa asbes.
Isi gelas beker dengan air panas hingga
setengahnya.
3. Masukkan semua tabung reaksi yang telah terisi
bahan makanan dan reagen Benedict tersebut ke
dalam gelas beker. Rebus hingga mendidih
beberapa saat. Amati dan catat perubajan warna
yang terjadi. Jika menunjukkan perubahan warna
mulai dari hijau, kuning, dan akhirnya menjadi
merah bata, berarti bahan makanan tersebut
mengandung glukosa.

C. Waktu dan Tempat

Praktikum uji zat makanan ini berlangsung pada


hari Sabtu tanggal 18 Januari 2015 di Laboratoriun
Biologi SMAN 1 Tasikmalaya.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Ora
2. Tahu Ungu Biru Tidak ada + - - -
nge
ora
3. Tempe Ungu Biru Tidak ada + - - -
nge
Biru Orang
4. Terigu Ungu Tidak ada + + + -
tua e
Gula biru Orang
5. Biru Tidak ada - + + -
tepung tua e
Menteg Ora
6. Biru Biru Ada - - - +
a nge
Ora
7. Minyak Biru Biru Ada - - - +
nge
Ora Orang
8. Pepaya Putih Tidak ada - - + -
nge e
Ora Orang
9. Wortel Putih Tidak ada - - + -
nge e
Orang
10 Pisang Ungu Ora e Tidak ada + - + -
. nge kecokl
atan
Matan
11 Putih Ora g Ada
. telur Ungu nge berwa sedikit + - - +
rna
putih

A. Tabulasi Data Hasil Pengamatan


Perubahan warna
Noda Ke
Nama setelah diuji Kandungan zat makanan
No Transpara t
Bahan dengan reagen
. n (ada/tida
Makan Karbohidr
Biure Lug Bened k ada) protei n glukos lema
an at/amilu
t ol ict a k
m
Ungu
Biru orang
1. Nasi sedik Tidak ada + + + -
tua e
it

B. Pembahasan
1. Uji Karbohidrat / Amilum

Pada nasi,gula tepung dan terigu yang telah ditetesi


larutan lugol terjadi perubahan warna dari orange menjadi biru
tua. Sedangkan pada makanan lain tidak mengalami perubahan
warna.Hal ini menunjukkan bahwa hanya nasi dan terigu yang
mengandung amilum.

2. Uji Glukosa

Pada terigu, gula tepung, wortel, papaya, dan pisang


setelah ditetesi benedict dan dipanaskan terjadi perubahan warna
dari agak biru menjadi orange kecoklatan. Perubahan warna
yang terjadi menunjukkan bahwa gula mengandung banyak
glukosa.
Pada ekstrak nasi yang dikunyah setelah diberi tetesan benedict
dan dipanaskan terjadi perubahan warna dari putih menjadi
orange kecoklatan, perubahan warna tersebut menunjukkan
bahwa ekstrak nasi yang telah dikunyah mengandung glukosa.
Hal tersebut terjadi karena dalam mulut terdapat enzim ptialin
yang mengubah amilum menjadi karbohidrat yang lebih
sederhana, yaitu maltosa yang rasanya agak manis.
Perbandingan banyaknya glukosa yang terkandung dalam
makanan dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi pada
makanan tersebut setelah ditetesi benedict dan dipanaskan.
Makanan yang mengandung glukosa akan berubah warna
menjadi orange.

3. Uji Protein

Putih telur (mentah) setelah dicampur dengan


Biuret warnanya berubah dari bening menjadi sangat ungu.
Perubahan warna tersebut menunjukkan bahwa putih telur
mengandung banyak protein.
Ekstrak tempe setelah dicampur dengan Biuret warnanya
berubah dari putih menjadi agak ungu. Perubahan warna tersebut
menunjukkan bahwa tempe mengandung protein.
Perbandingan banyaknya protein yang terdapat dalam
makanan dapat dilihat dari perubahan warna yang terjadi pada
makanan tersebut setelah dicampur dengan Biuret. Makanan
yang mengandung protein akan berubah warna menjadi ungu.
Putih telur mengandung lebih banyak protein dibandingkan
dengan ekstrak tempe dan tahu. Sedangkan nasi, terigu dan
pisang memiliki kandungan protein yang sangat sedikit lebih
sedikit dari tahu, tempe, dan putih telur.

4. Uji Lemak

Minyak goreng,mentega,dan putih telur yang diteteskan


pada kertas buram setelah beberapa waktu dibiarkan,
meninggalkan bekas tranparan. Bekas tersebut menggambarkan
bahwa minyak goring,mentega,dan putih telur mengandung
lemak.
Semakin transparan noda yang terbentuk menunjukkan
semakin banyak mengandung lemak. Minyak goreng
meninggalkan noda yang lebih transparan dibandingkan dengan
mentega , sehingga dapat diketahui bahwa minyak goreng
mengandung lebih banyak lemak dibandingkan dengan mentega
dan putih telur.

Pertanyaan

1) Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan


apakah yang mengandung karbohidrat/amilum?
2) Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang
mengandung protein?
3) Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan
apakah yang mengandung lemak?
4) Berdasarkan data percobaan, jenis bahan makanan apakah yang
mengandung glukosa?
5) Pada uji kandungan glukosa, adakah perbedaan hasil
reaksi yang menggunakan nasi dengan nasi yang sudah
dikunyah? Berilah alasan jawaban anda.
6) Selain karbohidrat, protein, dan lemak, adakah jenis zat makanan
lainnya? Sebutkan jenisnya dan sumber bahan makanannya.
7) Jelaskan manfaatnya bagi tubuh dari masing-
masing jenis zat makanan tersebut.
8) Mengapa kita sebaiknya mengonsumsi beraneka ragam jenis
makanan?
9) Cobalah Anda menyusun menu makan siang yang
seimbang untuk remaja laki-laki dan perempuan yang
berusia 15-17 tahun.
Jawaban

1. Nasi,gula tepung dan terigu

2. Tahu, tempe, putih telur, nasi, tepung, pisang

3. Minyak, mentega,putih telur

4. Terigu,gula tepung, papaya, wortel,


pisang,nasi yang sudah
dikunyah.

5. Ada, nasi yang dikunyah mengandung glukosa


karena enzim pada mulut merubah amilum menjadi
disakarida yaitu maltosa.

6. Vitamin sumbernya buah – buahan, susu, sayuran hijau dll.Mineral


sumbernya garam dapur, buah – buahan, kacang hijau, kedelai dll.

7. Karbohidrat berfungsi sebagai sumber energy. Protein


berfungsi sebagai pengganti sel – sel rusak. Lemak
berfungsi sebagai sumber energi yang lebih efektif.
Mineral berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur
yang berperan dalam pemeliharaan fungsi tubuh pada
tingkat sel, jaringan, organ dan fungsi tubuh secara
keseluruhan. Vitamin berfungsi sebagai koenzim (bagian
dari enzim) dan biokatalisator yang mengatur proses
metabolism, fungsi normal tubuh, serta pertumbuhan.

8. Untuk memenuhi kebutuhan – kebutuhan kompleks tubuh kita

9. Nasi putih, telur dadar, sayur kangkung, apel, dan segelas susu.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktikum yang diperoleh maka dapat disimpulkan
sebagai berikut :
1. Makanan yang mengandung karbohidrat/amilum
diantaranya adalah nasi, terigu, ditandai dengan zat
tersebut menjadi berwarna ungu kehitaman saat
ditetesi lugol.
2. Makanan yang mengandung glukosa diantaranya
adalah Terigu, gula tepung, papaya, wortel, pisang.
Hal ini ditandai dengan zat tersebut menjadi berwarna
orange saat direaksikan dengan benedict.
3. Makanan yang mengandung protein diantaranya
adalah Tahu, tempe, putih telur, nasi, tepung, pisang.
Hal ini ditandai dengan zat tersebut menjadi berwarna
ungu saat ditetesi biuret.
4. Makanan yang mengandung lemak diantaranya
adalah minyak goreng, mentega, dan putih telur . Hal
ini ditandai dengan kertas yang digosokkan makanan
tersebut menjadi transparan.
5. Makanan yang mengandung protein memiliki fungsi,
diantaranya : sebagai pengganti sel – sel rusak,sebagai
sumber energi,pembentuk enzim dan
hormon,mengatur berbagai proses dalam tubuh.
6. Makanan yang mengandung karbohidrat memiliki
fungsi, diantaranya : Sebagai sumber energi,sebagai
bahan pembentuk senyawa organik lain,pengatur
keseimbangan kadar asam basa dalam sel.
7. Makanan yang mengandung lemak memiliki
fungsi, diantaranya : Sebagai cadangan energi,pelarut
vitamin A, D, E, dan K,pelindung tubuh dari gesekan
dan benturan serta suhu yang ekstrim,menopang
fungsi senyawa organik.

8. Makanan yang mengandung mineral memiliki fungsi


yaitu sebagai zat pembangun dan pengatur yang
berperan dalam pemeliharaan fungsi tubuh pada
tingkat sel, jaringan, organ dan fungsi tubuh secara
keseluruhan.

9. Makanan yang mengandung vitamin berfungsi


sebagai koenzim (bagian dari enzim) dan
biokatalisator yang mengatur proses metabolism,
fungsi normal tubuh, serta pertumbuhan.

B. Saran

Adapun saran yang bisa diberikan untuk pelaksanaan praktikum ini


adalah sebaiknya pada saat mengamati perubahan warna yang
ditimbulkan oleh tiap-tiap bahan makanan harus dilakukan dengan teliti
dan cermat agar tidak terjadi kesalahan yang dapat mempengaruhi hasil
praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, Sunita. (2010).
Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Irianto, M,D. (2013).


Hand Out Kesehatan Dan Gizi II. Bandung.

Muchtadi, Deddy. (2009).


Pengantar Ilmu Gizi. Bandung: Alfabeta

Buku biologi untuk Sekolah Menengah Atas Kelas XI


LKS biologi kelas XI semester 2
LAMPIRAN
Masa Tubuh
 50kg
Tinggi Tubuh
 158cm

Penghitungan IMT
1,58 cm x 1,58 cm = 2,49 m²
50 kg : 2,49 m² = 20,03 kg/m²
Nilai IMT saya 20,03 termasuk dalam kategori berat badan normal (ideal),nilai
IMT kategori berat badan normal (ideal) 18,5 – 24,9 kg/m².Kondisi Kesehatan
saya termasuk sehat.

Fenomena keluarnya air liur saat melihat makanan lezat sebagian besar
berkaitan dengan respons fisiologis dan psikologis tubuh terhadap rangsangan
visual dan penciuman terkait makanan.
Beberapa faktor yang menjelaskan mengapa hal ini terjadi antara lain interaksi
antara mata, hidung, otak, dan sistem pencernaan:
1. Respon Visual: Saat saya melihat gambar makanan lezat, sistem
penglihatan kita terstimulasi. Mata kita merespons warna, bentuk, dan
tekstur makanan sehingga memicu keinginan untuk memakannya.
Beberapa makanan memiliki tampilan yang sangat menarik, seperti warna
cerah atau struktur yang menggugah selera.

2. Pengaruh indra penciuman : Indera penciuman atau penciuman juga


memegang peranan penting.Mencium aroma makanan yang nikmat
merangsang produksi air liur.Proses ini berkaitan erat dengan indera
penciuman dan kemampuan otak kita untuk mengenali aroma tertentu
yang berhubungan dengan makanan lezat.

3. Ekspektasi Rasa: Melihat makanan dapat memicu gambaran rasa dan


ekspektasi rasa di otak Anda.Otak segera merespons rangsangan visual
dari makanan, mengirimkan sinyal ke sistem pencernaan untuk
mempersiapkan makanan berikutnya.

4. Asosiasi dengan pengalaman pribadi: Pengalaman pribadi dan asosiasi


dengan makanan tertentu juga mungkin berperan.Ketika seseorang
memiliki ingatan positif atau pengalaman menyenangkan dengan makanan
tertentu, mereka menjadi sadar bahwa makanan tersebut dapat
menimbulkan reaksi emosional dan fisik yang positif.

5. Reaksi psikologis: Aspek psikologis seperti rasa lapar, keinginan, dan


mood saat melihat makanan juga dapat mempengaruhi produksi air
liur.Bergantung pada kondisi psikologis seseorang, respons fisiknya
terhadap makanan mungkin lebih kuat atau lebih lemah.

Penting untuk dicatat bahwa reaksi ini bersifat pribadi dan mungkin
berbeda dari orang ke orang.Berbagai faktor seperti kebiasaan makan, budaya, dan
preferensi pribadi juga dapat memengaruhi reaksi terhadap makanan.

Anda mungkin juga menyukai