Oleh :
2016
A. Tujuan Praktikum
B. Rumusan Masalah
Alat
Rak tabung reaksi Spatula
Pelat tetes Kaki tiga
Gelas beker 500 mL Kasa asbes
Tabung reaksi Pembakar spirtus
Lumpang & alu Penjepit tabung reaksi
Pipet tetes Kertas minyak
Bahan
D. Langkah Kerja
2. Uji protein
Meneteskan masing-masing bahan makanan yang telah ditumbuk ke pelat tetes.
Meneteskan reagen Biuret sebanyak 3-5 tetes lalu dibiarkan hingga menunjukkan
reaksi perubahan warna.
Mencatat perubahan warna yang terjadi. Apabila warna bahan menjadi ungu atau
violet, maka bahan makanan tersebut mengandung protein.
3. Uji glukosa
Memasukkan bahan-bahan makanan ke dalam tabung reaksi secukupnya,
sekiranya 2 sendok spatula.
Meneteskan reagen Benedict sebanyak 5 tetes lalu dikocok hingga menunjukkan
perubahan warna.
Menyiapkan pemanas kaki 3 dengan kasa asbes. Kemudian mengisi gelas beker
dengan air hingga setengahnya.
Memanaskan air dalam gelas beker hingga mendidih.
Memasukkan semua tabung reaksi yang telah berisi bakan makanan dan reagen
Benedict ke dalam gelas beker.
Mengamati perubahan warna yang terjadi dan mencatatnya. Apabila bahan
makanan menjadi berwarna hijau, kuning, dan akhirnya menjadi merah bata,
maka bahan tersebut mengandung glukosa.
4. Uji lemak
Menggambar kotak-kotak pada kertas minyak yang telah disediakan sebanyak 9
kotak. Kemudian menuliskan nama masing-masing bahan makanan.
Meneteskan semua bahan makanan pada kertas minyak lalu dibiarkan/dijemur
sebentar. Apabila terdapat noda transparan, maka bahan tersebut mengandung
lemak.
E. Hasil Praktikum
F. Analisis Hasil
Dari hasil praktikum yang dilakukan, didapatkan :
1. Nasi
a) Ketika nasi yang telah di haluskan di masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi
larutan lugol, ternyata terjadi perubahan warna, yaitu menjadi berwarna ungu kebiruan
yang menandakan bahwa nasi mengandung amilum
b) Ketika nasi yang telah di haluskan di masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi
dengan larutan biuret, ternyata terjadi perubahan warna menjadi kekuningan sehingga
yang menandakan bahwa nasi mengandung sedikit protein.
c) Ketika nasi yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di
campur dengan larutan benedict dan dipanaskan terrnyata terjadi perubahan warna dalam
menjadi warna coklat dan terdapan endapan di bawah tabung reaksi yang menandakan
bahwa nasi mengandung glukosa.
d) Setelah nasi yang telah halus di oleskan di sebuah kertas buram ternyata tidak
terdapat noda transparan yang menandakan bahwa nasi tidak mengandung lemak.
2. Roti
a) Ketika roti yang telah di haluskan di masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi
larutan lugol, ternyata terjadi perubahan warna, yaitu menjadi berwarna ungu yang
menandakan bahwa roti mengandung amilum.
b) Ketika roti yang telah di haluskan di masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi
dengan larutan biuret, ternyata terjadi perubahan warna menjadi agak kuning yang
menandakan bahwa roti mengandung sedikit protein.
c) Ketika roti yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di
campur dengan larutan benedict dan dipanaskan terrnyata terjadi perubahan warna dalam
tabung menjadi warna oranye yang menandakan bahwa roti mengandung glukosa.
d) Setelah roti yang telah halus di oleskan di sebuah kertas buram ternyata tidak
terdapat noda transparan yang menandakan bahwa roti tidak mengandung lemak.
3. Tahu
a) Ketika tahu yang telah di haluskan di masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi
dengan larutan lugol, ternyata tidak terjadi perubahan warna yang menandakan bahwa
tahu tidak mengandung amilum.
b) Ketika tahu yang telah di haluskan di masukkan ke plat tetes dan ditetesi dengan
larutan biuret, ternyata terjadi perubahan warna menjadi warna ungu yang menandakan
bahwa tahu mengandung protein.
b) Ketika tahu yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di
campur dengan larutan benedict dan dipanaskan, terjadi perubahan warna menjadi merah
keabu-abuan yang menandakan bahwa tahu tidak mengandung glukosa.
d) Setelah tahu yang telah halus di oleskan di sebuah kertas buram ternyata tidak
terdapat noda transparan yang menandakan bahwa tahu tidak mengandung lemak.
4. Pisang
a) Ketika pisang yang telah di haluskan di masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi
dengan larutan lugol, ternyata terjadi perubahan warna menjadi bening keunguan yang
menandakan bahwa pisang sedikit mengandung amilum.
b) Ketika pisang yang telah di haluskan di masukkan ke plat tetes dan ditetesi dengan
larutan biuret, ternyata terjadi perubahan warna menjadi warna coklat gelap yang
menandakan bahwa pisang mengandung sedikit protein.
b) Ketika pisang yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di
campur dengan larutan benedict dan dipanaskan, terjadi perubahan warna menjadi coklat
kehitaman yang menandakan bahwa pisang mengandung sedikit glukosa.
d) Setelah tahu yang telah halus di oleskan di sebuah kertas buram ternyata tidak
terdapat noda transparan yang menandakan bahwa tahu tidak mengandung lemak.
4. Mentega
a) Ketika mentega yang telah di haluskan di masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi
dengan larutan lugol, ternyata tidak terjadi perubahan warna yang menandakan bahwa
tahu tidak mengandung amilum.
b) Ketika mentega yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di
campur dengan larutan biuret, ternyata terjadi perubahan warna menjadi warna ungu yang
menandakan bahwa mentega tidak mengandung protein.
b) Ketika mentega yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di
campur dengan larutan benedict dan dipanaskan, terjadi tidak terjadi perubahan warna
yang menandakan bahwa mentega tidak mengandung glukosa.
d) Setelah tahu yang telah halus di oleskan di sebuah kertas buram ternyata terdapat
noda transparan yang menandakan bahwa mentega mengandung lemak.
6. Lele
a) Ketika lele yang telah di haluskan di masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi
dengan larutan lugol, ternyata tidak terjadi perubahan warna yang menandakan bahwa
lele tidak mengandung amilum.
b) Ketika lele yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di
campur dengan larutan biuret, ternyata terjadi perubahan warna menjadi warna ungu yang
menandakan bahwa lele mengandung protein.
b) Ketika lele yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di campur
dengan larutan benedict dan dipanaskan, tidak terjadi perubahan warna yang menandakan
bahwa lele tidak mengandung glukosa.
d) Setelah lele yang telah halus di oleskan di sebuah kertas buram ternyata tidak
terdapat noda transparan yang menandakan bahwa lele tidak mengandung lemak.
7. Putih Telur
a) Ketika putih telur yang telah di haluskan di masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi
dengan larutan lugol, ternyata tidak terjadi perubahan warna yang menandakan bahwa
putih telur tidak mengandung amilum.
b) Ketika putih telur yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di
campur dengan larutan biuret, ternyata terjadi perubahan warna menjadi warna ungu yang
menandakan bahwa putih telur mengandung protein.
b) Ketika tahu yang telah di haluskan di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di
campur dengan larutan benedict dan dipanaskan, terjadi perubahan warna menjadi krem
kehitaman yang menandakan bahwa putih telur sedikit mengandung glukosa.
d) Setelah tahu yang telah halus di oleskan di sebuah kertas buram ternyata terdapat
noda kecil semi transparan yang menandakan bahwa putih telur sedikit mengandung
lemak.
8. Air Gula
a) Ketika air gula masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi dengan larutan lugol,
ternyata tidak terjadi perubahan warna yang menandakan bahwa air gula tidak
mengandung amilum.
b) Ketika air gula di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di campur dengan larutan
biuret, ternyata tidak terjadi perubahan warna yang menandakan bahwa air gula tidak
mengandung protein.
b) Ketika air gula di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di campur dengan larutan
benedict dan dipanaskan, terjadi perubahan warna menjadi kehijauan yang menandakan
bahwa air gula mengandung glukosa.
d) Setelah air gula di oleskan di sebuah kertas buram ternyata tidak terdapat noda
transparan yang menandakan bahwa air gula tidak mengandung lemak.
9. Minyak Goreng
a) Ketika minyak goreng di masukkan ke dalam plat tetes dan ditetesi dengan larutan
lugol, ternyata tidak terjadi perubahan warna yang menandakan bahwa tahu tidak
mengandung amilum.
b) Ketika minyak goreng di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di campur dengan
larutan biuret, ternyata terjadi perubahan warna menjadi warna kebiruan yang
menandakan bahwa miyak goreng sedikit mengandung protein.
b) Ketika minyak goreng di masukkan ke dalam tabung reaksi dan di campur dengan
larutan benedict dan dipanaskan, tidak terjadi perubahan warna yang menandakan bahwa
minyak goreng tidak mengandung glukosa.
d) Setelah minyak goreng di oleskan di sebuah kertas buram ternyata terdapat noda
transparan yang menandakan bahwa minyak goreng mengandung lemak.
G. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil praktikum ini. Maka, dapat ditarik kesimpulan bahwa :
Jika bahan makanan yang telah dicampur oleh beberapa tetes biuret berubah warna
menjadi ungu kehitaman maka makanan tersebut mengandung protein. Makanan yang
mengandung protein adalah lele, tahu, putih telur (sedikit), minyak goreng (sedikit).
Jika bahan makanan berubah menjadi warna ungu kebiruan setelah dicampur oleh lugol
maka makanan tersebut mengandung amilum/karbohidrat. Makanan yang mengandung
amilum/karbohidrat adalah roti, pisang dan nasi.
Jika kertas yang telah diolesi oleh bahan makanan menjadi bernoda transparan, maka
makanan tersebut mengandung lemak. Makanan yang mengandung lemak adalah
mentega, minyak goreng dan putih telur (sedikit).