Anda di halaman 1dari 16

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas izin dan rakhmat-Nya
pula program kerja Pembiasaan bidang keagamaan SDN Majasem 2 tahun pelajaran
2020/2021 dapat kami selesaikan.

Program ini merupakan suatu upaya untuk mencapai tujuan dan sasaran kurikulum
yang telah ditentukan, untuk itu program ini dibuat dengan memanfaatkan kemampuan
secara optimal, karena dengan program yang jelas dan terperinci diharapkan proses belajar
mengajar dapat berjalan sebagaimana mestinya. Pada akhimya tujuan pendidikan dapat
dicapai secara efektif dan efisien.

Akhirnya mudah-mudahan program kerja pembiasaan bidang keagamaan ini ada


manfaatnya bagi peningkatan proses belajar mengajar dan pengembangan pelaksanaan
kurikulum sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Cirebon, 1 April 2021

Dra. Euis Erniyawati, S.Pd.I


NIP. 196604052006042008

1
2
BAB I
DAFTAR ISI

A. Latar Belakang........................................................................................................4
B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama dan Keagamaan.........................................4

BAB II
DASAR HUKUM………………………………………………………………………………………………………9

BAB III

VISI, MISI & TUJUAN SEKOLAH


A. Visi……………………………………………………………………………………………………………..11
B. Misi…………………………………………………………………………………………………………….11
C. Tujuan sekolah……………………………………………………………………………………………11

BAB IV

POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH


A. Kekuatan, Kelemahan, tantangan dan Peluang…………………………………………..12
B. Permasalahan dan Altematif ………………………………………………………………….....12

BAB V

RENCANA KEGIATAN PENGEMBANGAN PAI


A. Rencana Kegiatan Pengembangan PAI Pembiasaan…………………………………..13
B. Jadwal Kumulatif Kegiatan Pengembangan PAI - Pembiasaan
Tahun 2020/2021……………………………………………………………………………………….14
C. Penanggung jawab kegiatan pengembangan PAI –
Kegiatan Pembiasaan .....................................................................................15

BAB VI

PENUTUP………………………………………………………………………………………………………….......16

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pandemi Covid 19 yang melanda dunia khususnya negara Indonesia telah


merubah tatanan kehidupan bangsa baik dari bidang ekonomi, sosial, budaya, dan
akhlaq. Dampak dari permasalahan ini sangat dirasakan dalam pelaksanaan pendidikan
tak luput pula dalam pelaksanaan peribadatan. Kaum muslim belakangan ini dalam
melaksanakan praklek peribadatan terjadi perbedaan pendapat yang cukup
meresahkan dan membingungkan umatnya dan hal ini dirasakan sampai dikalangan
masyarakat paling bawah yang notabene masyarakat awam yang hampir menimbulkan
hilangnya ukhuwah Islamiyah. Saat ini, banyak suala-suara miring yang diperdengarkan
oleh para ahli dan masyarakat pada umumnya tentang persoalan moralitas anak
bangsa yang diduga telah berjalan dan mengalir ke luar dari garis-garis humanitas yang
sejati. Banyak kalangan yang mengkhawatirkan akan dan atau bahkan mungkin telah
adanya dekadensi moral berkepanjangan yang tentu akan meniscayakan penurunan
harkat dan martabat kemanusiaan. Kondisi kemanusiaan semacam ini dipertegas lagi
dengan derasnya arus informasi dan komunikasi di era globalisasi saat ini yang mana
setiap saat orang berhadapan dengan berbagai macam pandangan, ideologi dan gaya
hidup yang sedemikian rupa yang dapat saja menggoncangkan kestabilan moralitas
yang telah terbangun rapi selama ini. Bahkan kondisi ini tidak jarang pula akan
menerpa sendi-sendi kehidupan keberagamaan sebagai bangunan dasar moralitas itu
sendiri.

Kualitas kemanusiaan selalu berkenaan dengan nilai-nilai agama yang


teraplikasi dalam kehidupan nyata, baik dalam kehidupan individual dan sosial,
maupun dalam bentuk hubungan dengan alam dan Penciptanya. Atas dasar ini pula,
wajar jika persoalan agama merupakan persoalan yang tidak akan pemah gersang
untuk ditelaah. Kecuali itu, eksistensi moral inipun sangat menentukan bagi kualitas
manusia sebagai agen perubahan atau pembuat sejarah. Hal ini semakin bermakna jika
dihubungkan dengan sasaran fundamental setiap aspek psiko-religius dan psiko-sosial
manusia yang secara nyata memang bersentuhan langsung dengan persoalan moral.
Bahkan lslam sendiri memberikan keyakinan ontologisnya bahwa tugas pokok
kenabian sendiri tidak lain adalah untuk memperbaiki dan menyempumakan moral
manusia.

4
Dengan demikian perangkat peraturan perundang-undangan hendaknya dilihat
sebagai prasyarat minimal untuk menuju ke arah yang lebih bersifat penyadaran
(conscientization). Maksudnya, kesadaran bahwa manusia hidup di tengah pluralitas
sosial, budaya, ekonomi dan agama. Ini jelas lebih rumit ketimbang sekadar
menciptakan regulasi dan bersifat gradual serta implemental karena membutuhkan
stamina yang cukup dan waktu yang lama. Apabila proses penyadaran ini berhasil, kita
dapat menengguk hasil yang lebih permanen. Kiat-kiat diversivikatif untuk menandai
berjalannya proses penyadaran yang lebih tahan lama ini bisa ditempuh melalui
beberapa cara, di antaranya lewat jalur pendidikan.

Selanjutnya, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional pada Pasal 37 ayat (1) mewajibkan Pendidikan Agama dimuat dalam
kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi. Pendidikan agama pada jenis
pendidikan umum, kejuruan, akademik, profesi, vokasi, dan khusus disebut
"Pendidikan Agama". Penyebutan pendidikan agama ini dimaksudkan agar agama
dapat dibelajarkan secara lebih luas dari sekedar mata pelajaran/kuliah agama.
Pendidikan Agama dengan demikian sekurang-kurangnya perlu berbentuk mata
pelajaran/mata kuliah Pendidikan Agama untuk menghindari kemungkinan peniadaan
pendidikan agama di suatu satuan pendidikan dengan alasan telah dibelajarkan secara
terintegrasi. Ketentuan tersebut terutama pada penyelenggaraan pendidikan formal
dan pendidikan kesetaraan.

Selain itu, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional pada Pasal 12 ayat (l) huruf a mengamanatkan bahwa setiap peserta didik
pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pendidikan agama sesuai agama
yang dianutnya dan diajar oleh pendidik yang seagama. Ketentuan ini setidaknya
mempunyai 3 (tiga) tujuan, yaitu. pertama, untuk menjaga keutuhan dan kemurnian
ajaran agama; kedua, dengan adanya guru agama yang seagama dan memenuhi syarat
kelayakan mengajar akan dapat menjaga kerukunan hidup beragama bagi peserta didik
yang berbeda agama tapi belajar pada satuan pendidikan yang sama; ketiga,
pendidikan agama yang diajarkan oleh pendidik yang seagama Sejalan dengan itu PP.
No. 55 tahun 2007 menjelaskan bahwa pendidikan agama adalah pendidikan yang
memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan
peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-
kurangnya melalui mata pelalaran /kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis
pendidikan. Sedangkan Pendidikan keagamaan adalah pendidikan yang

5
mempersiapkan peserta didik untuk dapat menjalankan peranan yang menuntut
penguasan pengetahuan tentang ajaran agama dan/atau menjadi ahli ilmu agama dan
mengamalkan ajaran agamanya.

Namun dengan adanya pandemik Covid.19 merubah sitem pembelajaran yang


dikembangkan saat ini yaitu sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) baik melalui media
eleklronik maupun dikembangkan oleh sekolah masing-masing. Dengan adanya
perubahan pembelajaran dengan sistem PJJ kegiatan pengembangan PAI menjadi
terkendala dan hampir tidak dapat berlangsung di sekolah mengingat sesuai dengan
Surat Edaran Mendikbud Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (COVID- I
9). Dan Surat Edaran Walikota Cirebon Nomor : 443/Se.05-Orpad. Tentang
Perpanjanagan Kembali Penyesuaian Sitem Kerja Aparatur Sipil Negara Dan Pegawai
BUMD Selama Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Pencegahan Dan
Pengendalian Covid-19 Di Kota Cirebon. Dalam SE Walikota dijelaskan bahwa kerja
pegawai harus dari rumah (WFH) sedangkan Kerja dikantor WFO) hanya maksimal 50%
dari jumlah pegawai.

B. Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama dan keagamaan


Dalam PP. No. 55 tahun 2007 pasal 2 ayat I dan 2 menjelaskan bahwa:
Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia dan mampu menjaga
kedamaian dan kerukunan hubungan inter dan antarumat beragama. Sedangkan
tujuan pendidikan agama untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam
memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan
penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.

Pendidikan keagamaan berfungsi mempersiapkan peserta didik menjadi anggota


masyarakat yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau
menjadi ahli ilmu agama. Pendidikan keagamaan bertujuan untuk terbentuknya
peserta didik yang memahami dan mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya dan/atau
menjadi ahli ilmu agama yang berwawasan luas, kritis, kreatif, inovatif, dan dinamis
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang beriman, bertakwa, dan
berakhlak muliakan profesionalitas dalam penyelenggaraan proses pembelajaran
pendidikan agama.

6
SDN Majasem 2 sebagai salah satu sekolah yang berada diwilayah kelurahan
Karya Mulya Kecamatan Kesambi Kota Cirebon akan melakukan berbagai inovasi bagi
kemajuan dan kesuksesan pembelajaran di sekolah khususnya Pendidikan Agama
Islam baik melalui kegiatan intra maupun kegiatan ekstrakurikuler. Untuk menunjang
kemajuan dan kesuksesan yang diharapkan maka pihak SDN Majasem 2 memutuskan
untuk menerapkan program Pengembangan Pendidikan Agama Islam.

Dalam hal ini adalah implementasi program pengembangan pendidikan agama


Islam sebagai pembiasaan bidang keagamaan. Implementasi yang dimaksud adalah
pelaksanaan atau penerapan Program pembiasaan sendiri mempunyai arti segala
sesuatu yang baik yang dibiasakan, terutama dilakukan anak terhadap ketaatan dalam
beribadah dan kepatuhan kepada orang tua / guru.

Karena program ini dilaksanakan di sekolah maka peran orang tua digantikan
oleh guru. Tujuan dari program pembiasaan itu sendiri adalah karena semakin
menurunnya nilai-nilai moral dari generasi muda sekarang akibat dari pesatnya
perkembangan zaman apalagi disituasi Pandemi Covid.19 yang berkepanjangan
dengan diterapkannya Pebelajaran Jarak Jauh yang pelaksanaannya harus mematuhi
Protokoer Kesehatan yang tentukan oleh Satgas covid.19 yang sangat menyita
perhatian dan pemikiran yang luar biasa. Keadaan ini menjadi kendala terhadap
pelaksanaan Program Pengembangan PAI. Sehingga dengan adanya program ini
diharapkan pengaruh itu tidak terjadi pada diri siswa.

Pembiasaan merupakan salah satu metode pembelajaran agama lslam yang


sangat urgen. Terutama bagi siswa tingkat SD. Mereka memiliki ingatan atau memori
yang kuat dan kondisi kepribadian yang belum matang. Sehingga mereka mudah
terbawa dengan kebiasaan- kebiasaan yang mereka lakukan sehari-hari. Dengan kata
lain perbuatan yang diulang-ulang melakukannya tentulah menjadi kebiasaan dan
menjadi watak yang melekat.

Pengembangan PAI yang sifatnya pembiasaan baik yang sifatnya lisan ataupun
perbuatan di masa covid 19 adalah.
1. Pembiasaan yang sifatnya lisan adalah baik siswa maupun guru setiap
berkomuniakasi via grup whatsapp kelas mengucapkan salam, guru mengirimkan video
pembacaan shalawat serta doa pada waktu mengawali dan mengakhiri pelajaran
kepada siswa. Sedangkan,

7
2. Pembiasaan yang sifatnya peraktek adalah siswa melaksanakan salat lima waktu di
rumah dengan pengawasan orang tua dan orang tua mengirimkan bukti kegiatan
ibadah tersebut dalam bentuk visual/foto melalui whatsapp pribadi guru PAI, Guru
mengirimkan contoh video pembacaan al-qur'an via grup whatsapp kepada siswa agar
siswa dapat mengikuti tata cara membaca Al Quran yang benar. ,PHBI, Persantren
Ramadhan secara daring, siswa diminta mengirim whatsapp tentang kegiatan
Ramadhan di rumah dengan cara mengunggah aktivitas Ramadhan mereka di akun
media sosial. Kegiatan tersebut akan digelar secara daring atau siswa tidak perlu ke
sekolah. Dalam menyelenggarakan pesantren online ini pihak sekolah bekerja sama
dengan orang tua siswa untuk memantau kegiatan ibadah siswa selama di rumah,
seperti tadarus, salat tarawih yang semuanya dilaksanakan di rumah. Jadi, nanti
menggunakan Goggle Form setiap hari orang tua melaporkan kegiatan ibadah
Ramadhan yang dilakukan. Zakat Fitrah. Kegiatan ini bersifat kesadaran dan tanpa
adanya pembiayaan yang bersumber dari pemerintah namun karena adanya
peraturan yang harus ditaati sehingga dalam pelaksanaannya tidak dapat dilaksanakan
secara sempurna.

8
BAB II
DASAR HUKUM

1. PP. No. 55 tahun 2007 tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan;


2. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2004 tentang
Pemenntah Daerah;
4. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 33 Tahrur 2004 tentang
Perimbangan Keuanganantara Pemerintah Pusatdan Daerah;
5. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
6. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 6 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan di Kota Cirebon;
7. Perat[an Daerah Kota Cirebon Nomor 14 Tahun 2008 tentang Dinas-dinas Daerah
pada Pemerintah Kota Cirebon;
8. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 16 Tahun 2009 tentalg Pedoman Penyusunan
Program dan Laporan Hasil Pelaksanaan Kegiatan Organisasi Perangkat Daerah di
Lingkungan Pemerintah Kota Cirebon;
9. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 8 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata
Laksana Dinas Pendidikan Kota Cirebon;
10. Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pendidikan Diniyah
Takmiliyah;
11. Peraturan Walikota Cirebon Nomor 36 Tahun 2015 tentang Petunjuk Pelaksanaan
Peraturan Daerah Kota Cirebon Nomor 10 Tahun 2013 tentang Pendidikan Diniyah
Takmiliyah;
12. Edaran Mendikbud Nomor 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Penyelenggaraan
Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (covid-
19).

9
13. Surat Edaran Walikota Cirebon Nomor : 443/Se O5-Orpad. Tentang Perpanjanagan
Kembali Penyesuaian Sistem Kerja Aparatur Sipil Negara Dan Pegawai Bumd Selama
Pelaksanaan Adaptasi Kebiasaan Baru Dalam Rangka Pencegahan Dan Pengendalian
Covid-19 Di Kota Cirebon.

10
BAB III
VISI. MISI & STRATEGI SEKOLAH

Visi Sekolah merupakan cara pandang ke depan yang mengindikasikan target ideal yang
ingin dicapai dari tujuan diselenggarakannya pendidikan pada sekolah tersebut. begitu pula
halnya dengan SD Negeri Majasem 2 Kecamatan Kesambi Kota Cirebon yang mempunyai Visi
Sekolah sebagai berikut:

A. VISI SEKOLAH :
Sekolah Dasar Negeri Majasem 2 Membangun Peserta Didik yang Bertaqwa, Berilmu,
Terampil, Mandiri, dan Berbudi Pekerti Luhur di tahun 2023.

B. MISI SEKOLAH
1. Meningkatkan kompetensi dan kinerja personil sekolah sesuai fungsi dan jabatan.
2. Mengoptimalkan layanan pendidikan dengan memperhatikan kebutuhan
perkembangan peserta didik,
3. Menumbuhkembangkan kecerdasan spiritual, intelektual, emosional dan sosial
peserta didik yang dilandasi nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
4. Menanamkan nilai-nilai keagamaan, dan nasionalisme Serta melestarikan dan
mengembangkan budaya bangsa.
5. Membangun citra sekolah sebagai mitra yang dipercaya di masayarakat
6. Mengembangkan bakat dan minat peserta didik melalui program pengembangan
diri.

C. TUJUAN SEKOLAH
1. Membangun peserta didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berahlak mulia serta sehat jasmani dan rohani.
2. Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
3. Peserta didik memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa dan
mengaktulisasikannya dalam kehidupan sehari-hari.
4. Peserta didik memiliki kemampuan mengapresiasi nilai sosial budaya daerah maupun
budaya nasional
5. Menghasilkan lulusan yang siap melanjutkan di tingkat pendidikan lanjutan
6. Menjadikan peserta didik yang kreatif, terampil dan mandiri untuk dapat
mengembangkan diri.

11
BAB IV
POTENSI DAN PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH

A. Kekuatan, Kelemahan, Tantangan dan Peluang


1. Kekuatan.
 Guru dapat mengembangkan kurikulum di dalam maupun di luar kelas sesuai
dengan tingkat kemampuan siswa dan kemampuan sekolah.
2. Kelemahan.
 semua kegiatan dilaksanakan peserta didik di rumah masing-masing.
 Belum adanya laboratorium PAI untuk ruang praktik ibadah yang representative
dalam pendalaman Pendidikan Agama Islam.
3. Tantangan
 Kemajuan teknologi informasi yang sangat pesat.
 Kebutuhan akan variasi metode pembelajaran.
 Pencapaian kompetensi akademik siswa lebih meningkat.
4. Peluang
 Dukungan moril dari warga sekolah dan masyarakat cukup tinggi.
 Bantuan dari masyarakat dan pihak lain baik materiil dan non materiil.
B. Permasalahan dan Alternatif.
1. Permasalahan
 Tingkat keingintahuan akan ajaran agama lslam siswa cukup tinggi.
 Kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitar tergolong variatif.
2. Alternatif
 Guru di sekolah diberi ruang gerak untuk memiliki keleluasan waktu dalam
pendalaman materi PAI.
 Sekolah memfasilitasi alokasi dana dari Pernerintah Kota Cirebon sebagai
stimulant bagi guru yang memberikan pembelajaran PAI tambahan.

12
BAB V
RENCANA KEGIATAN PENGEMBANGAN PAI

A. Rencana Kegiatan Pengembangan PAI Pembiasaan


1. Tujuan Program Pembiasaan Bidang Keagamaan.
Dalam setiap pelaksanaan suatu program kegiatan tidak terlepas dari tujuan yang
hendak dicapai. Begitu pula dalam pelaksanaan program pembiasaan ini yang secara
umum bertujuan untuk meningkatkan ketaatan dalam beragama terutama pelaksanaan
ibadah shalat dan pembiasaan membaca Al-Qur'an.
Adapun secara rinci, tujuan dari kegiatan program pembiasaan bidang keagamaan
ini ada tiga :
a) Meningkatkan dan memantapkan pengetahuan yang telah diperoleh siswa sewaktu
kegiatan intra kurikurer dan ekstra kurikuler.
b) Mengembangkan bakat, minat kemampuan dan ketrampilan dalam upaya pembinaan
pribadi siswa.
c) Mengaplikasikan kegiatan yang diproleh dalam rangka pengamalan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Jenis Kegiatan Program Pembiasaan yarrg ada dalam program pembiasaan
bidang Keagamaan adalah sebagai berikut :
a) Kegiatan utama
Program pembiasaan untuk bidang Keagamaan di SDN Majasem 2 sendiri terdiri dari
kegiatan, yaitu:
1) Pembacaan Shalawat sebelum KBM dipandu guru kelas masing - masing, program
ini dimaksudkan agar guru dan peserta didik mendapat syafaat-Nya.
2) Pebacaan Asmaul Husna pada setiap hari jum'atsebelum KBM dari kelas 1 sampai 6 di
pimpin guru kelas masing - maslng. Program pembiasaan ini dimaksudkan agar baik guru
dan peserta didik mampu menghafal Asmaul Husna serta untuk memberikan pembekalan
rohani dan penanaman nilai-nilai keagamaan para siswa dipandu.
3) Pembacaan Doa sebelum dan sesudah belajar
4) Hafalan Surat-surat pendek Al-Quran juz 30 secara serentak dari kelas 1 sampai
dengan kelas 6 dipimpin oleh guru kelas masing-masing sebelum KBM melalui grup
whatsapp. Kegiatan ini bertujuan agar baik guru maupun peserta didik hafal surat-
surat pendek Al-Quran sebagai bentuk pengamalan Iman kepada Kitab Suci Al-
Qur'andan sesuai visi pendidikan agama Islam di SDN Majasem 2 bahwa peserta didik
kelas 6 harus mampu hafal juiz ke 30. Selain untuk membiasakan siswa membaca Al-
Qur'anjuga untuk melatih bagi siswa yang tidak bisa atau belum lancar membaca Al-
Qur'an.
5) Pembiasaan Salam. Mengucapkan dan rnenjawab salam hukumnya berbeda.
Mengucapkannya sunnah, menjawabnya rvajib. Hal ini dimengerti karena tidak
menjawab salam yang diucapkannya, tidak hanya dapat mengecewakan orang yang
mengucapkannya juga dapat menimbulkan kesalahpahaman. Dalam Al-Qur'an
dijelaskan bahwa salam harus dijawab minimal dengan yang seimbang tapi akan lebih
baik bila dijawab dengan salam yang lengkap.
Pembiasaan salam di SDN Majasem 2 dilakukan oleh guru dan siswa. Salam diucapkan
oleh guru dengan guru, guru dengan siswa, siswa dengan siswa dan siswa dengan guru.
6) Shalat Dhuha Pembiasaan shalat Dhuha bertujuan supaya peserta didik mengetahui
dan menghayati hikmah shalat dhuha sehingga diharapkan peserta didik mampu
mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Shalat Dhuha dengan pelaksanaan
munfarid di rumah masing masing.
B) Kegiatan penunjang.
PHBI (Peringatan Hari Besar Islam) merupakan kegiatan ekstrakulrikuler yang dilakukan
dalam rangka pemantapan pembentukan kepribadian. Kegiatan ini melibatkan siswa
dalam kepanitiaan maupun dalam pelaksanaan acara PHBI.
Contoh kegiatan ini adalah :
a. Peringatan Isra Mi'raJ
b. Peringatari MaulidNabi Muhammad SAW
c. Kegiatan bulan ramadhan yang memanfaatkan. Bulan ramadhan sebagai salah satu
alternatif kegiatan ekstra kurikurer PAI, Kegiatan ini, kegiatan yang memiliki legalitas atas
dasar hukum yang cukup kuat.

B. Jadwal kumulatif Kegiatan Pengembangan PAI Pembiasaan Tahun 2020/2021 dimasa


pandemi melalui grup whatsapp.
1. Doa bersama sebelum belajar pukul 07.00 s.d 07.05
2. Kegiatan Pembiasaan Pembacaan Asmaul Husna pukul 07.05 s.d 07.10
3. Kegiatan hafalan qur'an 07.10 s.d 07.20
4. Shalat Dhuha di rumah
5. Pesantren Ramadhan pada bulan Ramadhan dilaksanakan di rumah
6. Pendistribusian ZakatFitrah pada bulan Ramadhan
7. Halal bi halal hari setelah libur Ramadhan antara guru dan siswa via grup whatsapp
C. Penanggung jawab kegiatan Pengembangan PAI

No Kegiatan Penanggungjawab
1 Do’a sebelum belajar Guru kelas
2 Pembiasaan pembacaan asmaul husna Guru PAI
3 Hafalan Al-Quran Guru PAI
4 Shalat Dhuha Guru PAI
5 Pesantren Ramadhan Panitia yang ditetapkan
SK Kepala Sekolah
6 Pendistribusian Zakat Fitrah Panitia yang ditetapkan
SK Kepala Sekolah
7 Halal bi halal Semua guru
BAB VI
PENUTUP

Penyelenggaraan Pembiasaan dalam bidang keagamaan ini adalah bagian dari kegiatan
pembelajaran intra kurikuler dan ekstra kurikuler Kelompok Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam yang wajib dilaksanakan di sekolah sebagai upaya mendukung,
menambah dan penguatan pembelajaran PAI aspek Fiqih, Akidah Akhlak dan Al-Qur'an
serta merupakan pengembangan dari Kompetensi Inti 1 (KI-l) dan Kompetensi Inti (Ki-
II) pada Kurikulum 2013 yang bertujuan untuk penanaman dan pembentukkan karakter
berakhlak mulia sehingga diharapkan peserta didik memiliki aspek spiritual yang
unggul dalam menghadapi abad 21.

Anda mungkin juga menyukai