Faktor Hukum
B Pemberi kerja yang mengembangkan diri ke luar negeri juga harus
mengenal hukum tenaga kerja di negara yang mereka datangi. Sebagai
contoh, di India, perusahaan dengan lebih dari 100 pekerja membutuhkan
izin pemerintah untuk memecat siapapun. Di Brasil, memecat seseorang
tanpa "alasan yang adil" dapat diberlakukan pengenaan denda sebesar
4% dari total jumlah yang pernah dihasilkan oleh pekerja tersebut.
2.Sistem Ekonomi
Secara serupa, perbedaan dalam sistem ekonomi diterjemahkan menjadi perbedaan dalam
praktik SDM antarnegara. Dalam ekonomi pasar (seperti Amerika Serikat), pemerintah
memainkan peran yang relatif tertahan dalam memutuskan apa yang akan diproduksi dan dijual
di harga berapa. Dalam ekonomi terencana (seperti Korea Utara), pemerintah memutuskan dan
merencanakan apa yang harus diproduksi dan dijual di harga berapa. Dalam ekonomi campuran
(seperti Tiongkok), banyak industri masih dimiliki oleh negara, sementara negara-negara lain
mengambil keputusan berdasarkan pada permintaan pasar.
Perbedaan dalam sistem ekonomi cenderung menuntut perbedaan dalam kebijakan manajemen
sumber daya manusia. Misalnya, memecat karyawan di Tiongkok atau Eropa lebih sulit
dibandingkan di Amerika Serikat. Biaya tenaga kerjanya juga sangat bervariasi.
C. Menyusun Staf Organisasi Global
b) Menggunakan Ekspatriat
a) Menggunakan orang lokal b) Menggunakan Ekspatriat
Perusahan multinasional juga memandang
Sebagian besar karyawan adalah orang Perusahan
masa kerja di luarmultinasional juga
negeri yang berhasil
lokal, alasannya adalah biaya menggunakan memandang
sebagai masayang
langkah kerjadiperlukan
di luar negeri
untuk
ekspatriat biasanya jauh lebih besar yang berhasil sebagai
mengembangkan manajerlangkah yang
puncak. Namun,
dibandingkan biaya menggunakan pekerja diperlukan untuk
penempatan mengembangkan
ekspatriat di luar negeri
lokal. Selain itu orang lokal mungkin manajer mahal,
berbiaya puncak.permasalahan
Namun, penempatan
keamanan
memandang perusahaan multinasional ekspatriatekspatriat
membuat di luar potensial
negeri berpikir
berbiayadua
sebagai "warga negara yang lebih baik" jika mahal,Sebagai
kali. permasalahan
akibatnya, keamanan
penempatan
perusahaan tersebut menggunakan bakat membuat baru
ekspatriat ekspatriat potensial
cenderung berpikirdan
menurun,
manajemen lokal. dua
banyak kali.
pemberi Sebagai
kerja membawaakibatnya,
mereka
penempatan
pulang ekspatriat baru cenderung
lebih awal.
menurun, dan banyak pemberi kerja
membawa mereka pulang lebih awal.
d) Menggunakan Tim Transnasional dan
c) Offshoring Virtual
Offshoring merupakan memindahkan Tim virtual (virtual teams) adalah kelompok
proses bisnis seperti manufaktur atau rekan kerja yang Ekspatriat
tersebar secara geografis
operasi pusat panggilan ke luar negeri, b) Menggunakan
yang berinteraksi dengan menggunakan
sehingga membuat karyawan lokal di luar kombinasi
negeri melakukan 8 pekerjaan yang Perusahan dari multinasional
teknologi telekomunikasi
juga
dan informasimasa
memandang untukkerja
menyelesaikan tugas
di luar negeri
sebelumnya dilakukan karyawan domestik organisasi. Tantangan utama yang dihadapi
yang berhasil sebagai langkah yang
di dalam perusahaan. tim virtual seringkali berkaitan dengan
diperlukan untuk mengembangkan
pembangunan
manajer puncak. kepercayaan, kohesi, dan
Namun, penempatan
identitas
ekspatriattim. di luar negeri berbiaya
mahal, permasalahan keamanan
membuat ekspatriat potensial berpikir
dua kali. Sebagai akibatnya,
penempatan ekspatriat baru cenderung
menurun, dan banyak pemberi kerja
membawa mereka pulang lebih awal.
2. Nilai-Nilai Manajemen dan Kebijakan Penyusunan
Staf Internasional
Kecondongan pribadi dan nilai-nilai eksekutif puncak juga memainkan
peran. Sejumlah eksekutif lebih "berorientasi ekspatriat". Para ahli 9
mengklasifikasikan nilai-nilai eksekutif puncak sebagai etnosentris,
polisentris, dan geosentris.
a) Praktik Etnosentris
Mengenai orientasi dan pelatihan yang dibutuhkan ekspatriat untuk berhasil di luar negeri,
praktik dari sebagian besar pemberi kerja AS mencerminkan lebih banyak bicara
dibandingkan substansinya. Eksekutif cenderung sepakat bahwa mereka yang akan
ditugaskan secara internasional akan berhasil baik ketika mereka menerima pelatihan khusus
(dalam hal-hal seperti bahasa dan kultur) yang mereka butuhkan. Tetapi, hanya sedikit yang
memberikannya.
Perusahaan membuka cabang di luar negeri menghadapi praktik relasi tenaga kerja yang
berbeda antara negara dan daerah. Karena adanya perbedaan kultur di setiap negara maka
diperlukan adaptasi pada perusahaan tersebut sehingga perusahaan harus mampu
memahami budaya di setiap negara yang akan dituju agar dapat menjalin relasi tenaga kerja
dengan baik.
4. Repatriasi
Repatriasi merupakan kembalinya karyawan ke negara asal setelah menjalankan tugas di luar
negeri. Masalah yang timbul dari repatriasi adalah karyawan tersebut akan berhenti
beberapa tahun setelah kepulangannya. Cara yang dapat dilakukan adalah dengan
menghargai pengalaman karyawan yang telah kembali dari tugas di luar negeri dan
mempersiapkan program setelah repatriasi.
E. Mengelola SDM Secara Lokal: Bagaimana
mempraktekkan sebuah sistem SDM Global