Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN STUDI KASUS UKIN – UMKM PPG PENDIDIKAN

PROFESI GURU DALAM JABATAN


KATEGORI 1 ANGKATAN III TAHUN 2024

Diajukan untuk memenuhi Komponen Uji Kinerja Tertulis


Mahasiswa PPG Dalam Jabatan

Oleh:
Nama : ANDI HERAWATI
NPM : 239024495033

PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN


BIDANG STUDI BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2024
PERMASALAHAN KURANGNYA KEMAMPUAN BERBICARA SISWA DALAM
BERDISKUSI

A. Deskripsi Studi Kasus


Dalam melakukan praktek pengalaman lapangan di sekolah, terutama di materi
pembelajaran Teks Cerpen pada kompetensi menyajikankan hasil diskusi secara lisan,
saya mendapatkan beberapa kasus dalam proses pembelajaran, diantaranya masalah
yang sangat penting untuk memeriksa pemecahannya adalah kesulitan dalam berbicara.
Kesulitan berbicara ini diakibatkan oleh beberapa hal yang dapat menghambat
kelancaran saat berbicara di depan umum. Rintangan tersebut dapat berupa rasa
takut,cemas, dan tertekan. perasaan-perasaan itu dapat membuat orang kurang percaya
diri, bahkan dapat membuat seseorang merasa tidak mampu berbicara di depan umum.
Kesulitan berbicara di depan umum inilah yang dialami oleh siswa kelas V di
satuan pendidikan SDN 43 Bontopedda. Permasalah ini diketahui melalui hasil
observasi dan wawancara para guru sejawat pengajar kelas V tahun ajaran sebelumnya
(2022-2023). Dari hasil observasi, diketahui bahwa dari 20 siswa, hanya 10 siswa yang
mendapatkan nilai diatas KKM, sedangkan 10 siswa lainnya tidak, dengan rata-rata
kelas 75,84. Hasil ini tentu masih di bawah ketentuan ketuntasan minimal yang telah
ditentukan. yaitu 78.
Kejadian yang saya paparkan diatas penting untuk memeriksa lebih lanjut, karena
dapat memiliki efek pada kemampuan saya dalam mengevaluasi dan merencanakan
tindak lanjut pembelajaran. Selain itu topik ini juga akan membantu saya meningkatkan
kompetensi pedagogik seperti kemampuan menerapkan model dan media pembelajaran
yang sesuai dengan karakteristik siswa, kompetensi manajerial yang berhubungan
dengan pengelolaan kelas dan kompetensi cakap digital yang berkredibilitas dengan
teknologi.

B. Analisis Situasi
Dengan hasil wawancara serta pengamatan yang saya lakukan, situasi kesulitan
berbicara yang dialami siswa kelas V SDN 43 Bontopedda ini terjadi disebabkan
beberapa hal berikut :
1. Siswa kurang percaya diri karena mereka merasa tidak mampu berbicara secara
runtut dan terarah.
2. Pembelajaran kurang inovatif sehingga pembelajaran yang diterapkan monoton.
3. Model dan strategi pembelajaran yang digunakan kurang tepat.

Menurut situasi di atas, perubahan yang dapat dilakukan untuk memecahkan


permasalah pembelajaran dengan menggunakan model dan strategi yang tepat sehingga
pembelajaran inovatif dapat tercapai dengan baik. Oleh karena itu, dari hasil kajian
literatur dan wawancara, penulis yang berperan sebagai guru mendesain pembelajaran
teks cerpen dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning dan
strategi Peta pikiran.
Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model Problem Based Learning
dan skema Peta Pikiran ini memiliki beberapa tantangan. Adapun tantangan dalam
pembelajaran model Problem Based Learning dan strategi Peta PIkiran dalam aksi ini
adalah sebagai berikut:
1) Membutuhkan persiapkan lebih untuk menyiapkan alat, masalah, konsep, media,
dan persiapan lainnya.
2) Sulitnya mencari permasalahan yang relevan dengan kebutuhan siswa.
3) Memerlukan waktu yang cukup panjang dalam pelaksanaanya.

Demi mengatasi tantangan tersebut, dengan hasil diskusi dengan teman sejawat,
guru melakukan tindakan sebagai berikut:
1. Guru melakukan beberapa persiapan, diantaranya menggunakan fasilitas printer
sekolah untuk mencetak kartu peta pikiran dan LKPD, meminjam Proyektor untuk
mendukung media PPT yang disiapkan, dan memberi arahan kepada siswa untuk
mempersiapkan diri melalui WA grup sebelum pelaksanaan aksi.
2. Guru melakukan tes diagnostik non kognitif untuk mengetahui kebutuhan belajar
siswa. teks diagnostik ini dilaksanakan pada pertemuan sebelum pelaksanaan aksi.
3. Kegiatan diskusi dilakukan secara berkelompok agar dapat lebih menghemat
waktu dan memberi kesempatan kepada semua siswa secara menyeluruh dalam
hal praktek diskus
C. Alternatif Solusi
Alternatif solusi yang saya lakukan adalah dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dan strategi Peta Pikiran pada pembelajaran teks
Cerpen kompetensi menyampaikan teks secara lisan. Adapun langkah kegiatanya adalah
sebagai berikut:
(Orientasi pada masalah)
1. Kelas yang terdiri dari 20 siswa membentuk 4 kelompok sehingga dalam setiap
kelompok berjumlah 5 anggota/siswa.
2. Dengan membentuk kelompok, siswa mengamati LKPD yang dibagikan guru.
(Mengorganisasi)
3. Setelah membagikan LKPD, siswa memperhatikan penjelasan guru tentang cara
berbicara yang baik dan benar
a. Dalam setiap kelompok melakukan kegiatan berbicara yang akan dilakukan secara
bergilir, maksimal 5 menit.
b. Siswa yang bertugas sebagai audien akan menilai penampilan teman yang
berbicara menggunakan instrumen penilaian yang diberikan oleh guru. Hal ini
dilakukan untuk menunjang kegiatan numerasi dalam pembelajaran.
(Membimbing Penyelidikan)
4. Dengan skema yang telah dijelaskan, siswa mencermati materi yang menjadi acuan
siswa untuk berbicara
5. Siswa melakukan persiapan selama 10 menit untuk menggali informasi melalui gawai
masing-masing dan mempersiapkan diri untuk berbicara sesuai tujuan pembelajaran
6. Siswa (yang belum menemukan konsep) meminta arahan guru.
(Mengembangkan)
7. Setelah mendapatkan arahan dan mencatat pemantapan persiapan, siswa mencatat hal-
hal yang akan disampaikan pada bagian inti dalam LKPD
(Menyajikan Hasil)
8. Memberikan kesempatan diantara siswa menjadi model (Berdasarkan nilai tertinggi) dan
mampu menyampaikan pendapat di hadapan semua siswa
(Mengevaluasi)
9. Secara bersama-sama guru dan siswa emberikan evaluasi terhadap penampilan siswa
pemodelan

C. Evaluasi (HASIL DAN DAMPAK)


Dengan hasil gambaran pembelajaran yang dilakukan siswa melalui penilaian
dapat disimpulkan bahwa 100 persen siswa senang dengan pembelajaran model
Problem Based Learning dan strategi Peta Pikiran serta kegiatan tersebut dapat
menumbuhkan kemampuan siswa sesuai tujuan pembelajaran, yaitu dapat
menyampaikan gagasan dalam berdiskusi secara lisan dengan baik. Selain itu aksi ini
juga berdampak pada kemampuan berbicara dan kepercayaan diri siswa dalam berbicara
di depan banyak orang.
Tentang faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah dengan
penggunaan media dalam teknik berbicara yang membantu siswa lebih percaya diri
dalam berbicara yang selaras dan terarah karena adanya garis besar bahasan teks yang
menjadi acuan berbicara siswa. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil penilaian praktik
berbicara yang yang menunjukkan hasil nilai rata-rata kelas mencapai 89,71 dengan
nilai tertinggi siswa adalah 100 dan nilai terendah siswa adalah 79. Berdasarkan hasil
tersebut, kemampuan siswa dalam praktek berbicara pada pembelajaran berdiskusi
dengan menggunakan model Problem Based Learning dan strategi Peta Pikiran dapat
disimpulkan berhasil karena nilai yang diperoleh berada di atas kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Memperhatikan beberapa rangkaian di atas dapat disimpulkan bahwa proses
pembelajaran inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran yang
ditetapkan sesuai dengan kebutuhan siswa.

Sinjai, 1 Januari 2024


Mengetahui

Kepala Sekolah Guru mapel

Hj. Hasni Arif. S.Pd Andi Herawati,S.Pd


NIP 196904171993072001 .S.Pd NIP 198105172022212026
D. Alternatif Solusi
Alternatif solusi yang saya lakukan adalah dengan menggunakan model
pembelajaran Problem Based Learning dan strategi Peta Pikiran pada pembelajaran teks
Cerpen kompetensi menyampaikan teks secara lisan. Adapun langkah kegiatanya adalah
sebagai berikut:
(Orientasi pada masalah)
1. Kelas yang terdiri dari 20 siswa membentuk 4 kelompok sehingga dalam setiap
kelompok berjumlah 5 anggota/siswa.
2. Setelah kelompok terbentuk, siswa mengamati LKPD yang dibagikan guru.
(Mengorganisasi)
3. Setelah menerima LKPD, siswa mencermati penjelasan guru tentang cara
berbicara yang baik dan benar
4. Setiap kelompok melakukan kegiatan berbicara yang akan dilakukan secara
bergilir, maksimal 5 menit.
5. Siswa yang bertugas sebagai audien akan menilai penampilan teman yang
berbicara menggunakan instrumen penilaian yang diberikan oleh guru. Hal ini
dilakukan untuk menunjang kegiatan numerasi dalam pembelajaran.
(Membimbing Penyelidikan)
6. Setelah skema dipahami, siswa mencermati materi yang menjadi acuan siswa
untuk berbicara
7. Siswa melakukan persiapan selama 10 menit untuk menggali informasi melalui
gawai masing-masing dan mempersiapkan diri untuk berbicara sesuai tujuan
pembelajaran
8. Siswa (yang belum menemukan konsep) meminta arahan guru.
(Mengembangkan)
9. Setelah mendapatkan arahan dan mencatat pemantapan persiapan, siswa mencatat
hal-hal yang akan disampaikan pada bagian inti dalam LKPD
(Menyajikan Hasil)
10. Salah satu siswa sebagai model (Berdasarkan nilai tertinggi) menyampaikan
pendapat di hadapan semua siswa
(Mengevaluasi)
11. Siswa bersama guru memberikan evaluasi terhadap penampilan siswa pemodelan

E. Evaluasi (HASIL DAN DAMPAK)


Dari hasil refleksi pembelajaran yang dilakukan siswa melalui penilaian dapat
disimpulkan bahwa 100 persen siswa senang dengan pembelajaran model Problem
Based Learning dan strategi Peta Pikiran serta kegiatan tersebut dapat meningkatkan
kemampuan siswa sesuai tujuan pembelajaran, yaitu dapat menyampaikan gagasan
dalam berdiskusi secara lisan dengan baik. Selain itu aksi ini juga berdampak pada
kemampuan berbicara dan kepercayaan diri siswa dalam berbicara dihadapan banyak
orang.
Adapun faktor yang menjadi keberhasilan dalam aksi ini adalah penggunaan
media dalam teknik berbicara yang membantu siswa lebih percaya diri dalam berbicara
secara runtut dan terarah karena adanya garis besar bahasan teks yang menjadi acuan
berbicara siswa. Hal ini juga dapat dilihat dari hasil penilaian praktik berbicara yang
yang menunjukkan hasil nilai rata-rata kelas mencapai 89,71 dengan nilai tertinggi
siswa adalah 100 dan nilai terendah siswa adalah 79. Berdasarkan hasil tersebut,
kemampuan siswa dalam praktek berbicara pada pembelajaran berdiskusi dengan
menggunakan model Problem Based Learning dan strategi Peta Pikiran dapat
disimpulkan berhasil karena nilai yang diperoleh berada di atas kriteria ketuntasan
minimal (KKM).
Melihat beberapa uraian di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran
inovatif dapat tercipta jika model dan strategi pembelajaran yang ditentukan tepat dan
sesuai dengan kebutuhan siswa.

Sinjai, 1 Januari 2024


Mengetahui
Kepala Sekolah Guru mapel

Hj. Hasni Arif. S.Pd Andi Herawati,S.Pd


NIP 196904171993072001 .S.Pd NIP 198105172022212026

Anda mungkin juga menyukai