SKRIPSI
Disusun Oleh:
YUNIA VINA PITALOKA
NPM: 19.156.04.11.029
INDONESIA
2023
1
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN
TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI
DALAM MENCEGAH ANEMIA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS DUREN JAYA
KOTA BEKASI
TAHUN 2023
SKRIPSI
Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kebidanan (S.Keb) Pada Program Studi
Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan
STIKes Medistra Indonesia
Disusun Oleh:
YUNIA VINA PITALOKA
NPM: 19.156.04.11.029
2023
i
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
telah disetujui sebagai Tugas Akhir (Skripsi) dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
diseminarkan.
Disusun Oleh :
YUNIA VINA PITALOKA
NPM. 19.156.04.11.029
Mengetahui,
Kepala Program Program Sudi Ilmu Kebidanan (S1) dan Pendidikan Profesi
Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
Mengetahui,
Wakil Ketua I Bidang Akademi Kepala Program Studi S1 Kebidan
Stikes Medistra Indonesia
Disahkan,
Ketua STIKes Medistra Indonesia
Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.
Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka
saya akan bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNya Penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “ANALISIS
PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA
REMAJA PUTRI DALAM MENCEGAH ANEMIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DUREN JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2023”. Proposal skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kebidanan (S.Keb) pada
Program Studi S1 Ilmu Kebidanan STIKes Medistra Indonesia.
Selama penyusunan Proposal Tugas Akhir (Skripsi) ini tentunya tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala
kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah membantu baik dari segi moril ataupun materil
dengan secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada yang saya hormati:
10. Maslan Pangaribuan, SST., M.Kes sebagai Dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan dan motivasi dalam menyusun proposal penelitian ini.
11. Renince Siregar, SST., M. Keb selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
arahan dan motivasi dalam penyusunan penenlitian ini.
12. Seluruh jajaran dosen dan staff STIKes Medistra Indonesia yang turut membantu
memberikan banyak ilmu, masukan dan arahan selama proses pendidikan.
13. Kepala puskesmas Duren Jaya beserta staffnya yang telah memberikan izin
kepada penulis karena telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di
wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya.
14. Seluruh informan yang terlibat dalam penelitian ini yang telah banyak membantu
dalam penelitian dan pengambilan data bagi penulis.
15. Ungkapan terimakasih dan penghargaan yang penulis haturkan dengan rendah
hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, bapak Yuli
Hermawan, dan ibu Siti Suratmi serta adik penulis atas semua doa dan
dukungannya yang tidak henti-hentinya di berikan kepada penulis. Terimakasih
atas segala jasa dan pengorbanannya yang tidak akan pernah penulis lupakan
jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat, petunjuk dari mereka kiranya adalah
dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.
16. Terimakasih penulis sampaikan kepada Muhammad Ardy Kusuma karena selalu
ada dan tak henti-henti memberikan dukungan, semangat, serta bantuan kepada
penulis baik itu tenaga, pikiran, materi maupun moril kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
17. Terimakasih penulis sampaikan kepada sahabatku tercinta Ririn Khoerunnisa,
Dhea Amalia, Putri Aprillia, dan Ayuning Dyah karena sudah selalu ada disaat
senang maupun duka, dan sudah turut membantu serta mensupport saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
18. Terimakasih rekan-rekan mahasiswa program studi S1 Kebidanan akt 1 2019
yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis baik selama perkuliahan
maupun dalam penulisan skripsi ini.
19. Terakhir untuk penulis sendiri, Yunia Vina Pitaloka terimakasih atas segala kerja
kerasnya dan semangatnya sehingga tidak pernah menyerah dalam mengerjakan
tugas akhir skirpsi ini. Semoga penulis tetap selalu rendah hati, karena ini baru
vii
awal dari semuanya dan masih banyak lagi tahap yang harus dilewati untuk
menjadi seorang Bidan semoga dengan langkah awal yang baik ini langkah
kedepannya akan dipermudah oleh Allah aamiin ya Rabbal’alamin.
20. Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, telah memberikan motivasi dan bantuan hingga proposal
penelitian ini dapat terselesaikan.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak agar kedepannya bisa semakin lebih baik lagi. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca.
ABSTRAK
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA
REMAJA PUTRI DALAM MENCEGAH ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DUREN JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2023
Latar Belakang: Berdasarkan data Riskesdas 2018 di Indonesia, angka kejadian anemia
pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia hal tersebut
dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.
Puskesmas Duren Jaya telah mengimplementasikan program pemberian Tablet
Tambah Darah untuk remaja puti sejak tahun 2018.
Tujuan Penelitian: untuk menganalisis program tablet tambah darah untuk remaja putri
di wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya.
Metode Penelitian: penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kasus (case study), yaitu penelitian yang berupaya menggambarkan kondisi
pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dilihat dari input,
proses, dan output. Dengan Teknik pemilihan informan pada penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling atau teknik sampling yaitu informan dipilih
berdasarkan kriteria tertentu (representative).
Hasil Penelitian: Pada tahap input ada perbedaan dalam pencapaian fasilitas dan
infrastruktur. Pada tahap proses ketidaksesuaian terjadi dalam distribusi, pemantauan
dan pencatatan dan pelaporan. Pada tahap output, ketidakcocokan terjadi dalam
penargetan dan ketepatan waktu dan distribusi.
Kesimpulan: Terdapat ketidaksesuaian terjadi dalam aspek input pada sarana dan
prasarana. Pada aspek proses ketidaksesuaian terjadi pada aspek pendistribusian,
pemantauan, pencatatan dan pelaporan. Pada aspek output ketidaksesuai terjadi pada
ketepatan sasaran, waktu dan distribusi.
ABSTRACT
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA
REMAJA PUTRI DALAM MENCEGAH ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DUREN JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2023
Background: Based on the 2018 Riskesdas data in Indonesia, the incidence of anemia
in adolescents is 32%, meaning that 3-4 out of 10 adolescents suffer from anemia, this is
influenced by nutritional intake habits that are not optimal and lack of physical activity.
The Duren Jaya Health Center has implemented a program of giving Blood Supplement
Tablets to female adolescents since 2018.
Research Objectives: to analyze the blood supplement tablet program for young
women in the working area of the Duren Jaya Health Center.
Research Methods: This study uses qualitative research with a case study approach,
which is research that seeks to describe the conditions of implementation of the program
for administering blood-boosting tablets to young women in terms of input, process, and
output. With the technique of selecting informants in this study using a purposive
sampling technique or sampling technique, namely informants are selected based on
certain criteria (representative).
Research Results: At the input stage there are differences in the achievement of
facilities and infrastructure. At this stage of the process non-conformities occur in
distribution, monitoring and recording and reporting. In the output stage, mismatches
occur in targeting and timeliness and distribution.
Conclusion: There is a discrepancy in the input aspects of facilities and infrastructure.
In the process aspect, discrepancies occur in the aspects of distribution, monitoring,
recording and reporting. In the output aspect, discrepancies occur in target accuracy,
time and distribution.
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..........................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................v
ABSTRAK......................................................................................................................viii
ABSTRACT......................................................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................................x
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan Peneliti...........................................................................................................6
D. Manfaat Peneliti.........................................................................................................7
E. Keaslian Penelitian.....................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................11
A. Remaja...................................................................................................................11
1. Pengertian Remaja.............................................................................................11
2. Tahapan Perkembangan Remaja.......................................................................12
B. Kebutuhan Nutrisi Pada Remaja...........................................................................13
1. Protein................................................................................................................13
2. Vitamin C..........................................................................................................14
3. Vitamin B12......................................................................................................15
4. Vitamin A..........................................................................................................16
5. Asam Folat.........................................................................................................16
C. Anemia..................................................................................................................17
1. Pengertian Anemia............................................................................................17
2. Anemia pada remaja putri..................................................................................17
xi
3. Klasifikasi Anemia............................................................................................18
4. Penyebab Anemia..............................................................................................20
5. Tanda – Tanda Anemia.....................................................................................21
6. Faktor Pendorong Anemia Pada Remaja Putri..................................................21
7. Dampak Anemia Pada Remaja Putri.................................................................22
8. Pencegahan Anemia..........................................................................................22
9. Penanggulangan Anemia pada remaja...............................................................24
D. Tablet Zat Besi......................................................................................................24
1. Pengertian tablet besi.........................................................................................24
2. Fungsi Zat Besi..................................................................................................25
3. Sumber makanan yang mengandung zat besi....................................................25
4. Manfaat zat besi.................................................................................................25
5. Kebutuhan zat besi pada remaja........................................................................26
6. Efek samping pemberian tablet tambah darah...................................................26
E. Konsep Dasar Analisis Pelaksanaan Program.......................................................27
1. Pengertian analisis pelaksanaan program..........................................................27
2. Tujuan analisis pelaksanaan program................................................................28
3. Analisis SWOT..................................................................................................28
F. Pelaksanaa Program Pemberian Tablet Tambah darah.........................................29
1. Pengertian..........................................................................................................29
2. Tujuan................................................................................................................29
3. Sasaran Program................................................................................................30
4. Kebijakan Kemenkes Tentang Pemberian Tablet Tambah Darah.....................30
5. Dasar Hukum Pelaksanaan Program.................................................................31
6. Pencapaian Program..........................................................................................31
7. Cara Pemberian..................................................................................................35
8. Penyimpanan dan Pendistribusian.....................................................................35
9. Pencatatan dan Pelaporan..................................................................................36
10. Pemantauan dan Evaluasi...............................................................................39
G. Kerangka Teori......................................................................................................41
BAB III KERANGKA KONSEP....................................................................................42
1. Kerangka Konsep..................................................................................................42
BAB IV METODE PENELITIAN..................................................................................43
A. Desain Penelitian...................................................................................................43
xii
B. Informan................................................................................................................43
C. Variabel Penelitian................................................................................................44
D. Definisi Operasional..............................................................................................45
E. Tempat Penelitian..................................................................................................47
F. Waktu Penelitian...................................................................................................47
G. Instrumen Penelitian..............................................................................................48
H. Prosedur Pengumpulan Data Dan Analisa Data....................................................48
1. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................................48
2. Analisa Data......................................................................................................50
3. Jenis Data...........................................................................................................51
4. Pengolahan Data dan Analisa Data...................................................................51
5. Etika Penelitian..................................................................................................52
BAB V HASIL PENELITIAN........................................................................................54
A. Pengantar Bab.......................................................................................................54
B. Lokasi Penelitian...................................................................................................54
C. Karakteristik Informan..........................................................................................55
1. Informan Kunci..................................................................................................55
2. Informan Pendukung.........................................................................................55
D. Hasil Analisis Tematik..........................................................................................56
1. Program Pemberian Tablet Tambah Darah.......................................................56
2. Deskripsi Input..................................................................................................58
3. Deskripsi Proses................................................................................................63
4. Deskripsi Output................................................................................................70
5. Merumuskan Analisis Swot...............................................................................72
BAB VI PEMBAHASAN...............................................................................................74
A. Pengantar Bab.......................................................................................................74
B. Interpretasi dan Diskusi Hasil...............................................................................74
1. Program Pemberian Tablet Tambah Darah.......................................................74
2. Deskripsi Input..................................................................................................75
3. Deskripsi Proses................................................................................................79
4. Deskripsi Output................................................................................................84
5. Analisis Swot.....................................................................................................85
C. Keterbatasan Penelitian.........................................................................................87
BAB VII PENUTUP......................................................................................................88
xiii
A. Kesimpulan............................................................................................................88
B. Saran......................................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................90
LAMPIRAN.....................................................................................................................95
xiv
DAFTAR TABEL
xi
xii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
A. Latar Belakang
Menurut WHO (2018), remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19
tahun. Sedangkan menurut kementrian kesehatan remaja adalah masa
peralihan yang dimana anak tumbuh menjadi dewasa, ditandai dengan adanya
perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai dengan mulai
berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi pada remaja putri (Kemenkes
RI, 2018).
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2022, jumlah remaja di Indonesia
terdapat 22.176.543 jiwa, sedangkan jumlah remaja putri sebanyak 19.830 juta
jiwa (Badan Pusat Statistik, 2022). Berdasarkan sensus penduduk tahun 2021,
jumlah remaja putri berdasarkan kelompok umur 10-14 tahun terdapat 10
723,2 juta jiwa, dan remaja putri berdasarkan kelompok umur 15-19 tahun
terdapat 10 755,1 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2018).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa remaja yang
sehat merupakan aset dan potensi bangsa di masa depan. Generasi muda
mempunyai peran penting untuk melanjutkan estafet pembangunan dan
perkembangan bangsa. Para remaja akan sangat menentukan apakah Indonesia
bisa naik kelas di tataran dunia nantinya, oleh sebab itu negara-negara yang
banyak memiliki populasi usia muda akan menjadi negara besar nantinya,
Untuk itu kesehatan dan status gizi para remaja harus dipersiapkan sejak dini,
sehingga prediksi Indonesia mendapatkan bonus demografi pada 2030
mendatang dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang produktif,
kreatif dan berdaya saing (Kemenkes RI, 2021)
Salah satu masalah kesehatan yang menjadi fokus pemerintah yaitu
penanggulangan anemia pada remaja puteri. Anemia merupakan suatu kondisi
tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam sel darah merah lebih rendah
dari standar normal yaitu (Hb < 12 gr/dl). Seseorang yang mengalami anemia
dapat menimbulkan gejala seperti lesu, lelah, letih, lemah, lunglai, dan cepat
lupa sehingga akan berdampak pada kreativitas dan produktivitasnya dan
1
2
derita oleh remaja putri, sekitar 65% remaja tidak sarapan, 97% kurang
mengonsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik serta konsumsi gula,
garam, dan lemak (GGL) berlebihan (Kemenkes RI, 2020)
Hal-hal yang harus dilakukan kepada para remaja yaitu memastikan
gizinya terpenuhi, fisiknya kuat, isi piringnya harus lengkap, rutin olahraga.
Menkes menegaskan bahwa pembangunan manusia Indonesia harus mencakup
seluruh perkembangan baik fisik, kognitif, psikologis, dan sosial. Keempatnya
harus berjalan beriringan dan berkesinambungan untuk mewujudkan
pembangunan kesehatan yang berkelanjutan, demi tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (UNICEF, 2019).
Ketidakpatuhan remaja putri jika dilihat dari segi usia, bahwa semakin
muda usia remaja maka kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah
juga semakin berkurang. ketidakpatuhan remaja putri dalam mengikuti
program ini kemungkinan disebabkan oleh kecenderungan emosional remaja
dengan banyaknya peraturan yang tidak dikehendakinya salah satunya
mengkonsumsi tablet tambah darah akan menimbulkan perilakunya yang tidak
menentu seperti ketidakpatuhan. Sumber informasi dan pengalaman
mendapatkan penyuluhan tentang program pemberian tablet tambah darah,
dimana sebagian besar remaja putri sudah pernah mengikuti penyuluhan
tentang program pemberian tablet tambah darah dan memperoleh informasi
dari pihak sekolah, tenaga kesehatan dan media elektronik terkait program
pemberian tablet tambah darah yang dirancang oleh Kementerian Kesehatan
sejak tahun 2016 ini (Adnyana et al., 2020).
Remaja putri dengan kepatuhan rendah dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah, maka tujuan pemerintah untuk memutuskan mata rantai
terjadinya stunting dan sebagai tindakan pencegahan anemia akan tidak
terealisasikan dengan baik. Selain itu, dari pihak sekolah juga dapat berperan
dalam meningkatkan kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah yaitu terdapat faktor yang mempengaruhi kepatuhan siswi dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah yaitu dukungan guru dari pihak sekolah.
Pihak sekolah juga dapat memberikan dukungan berupa penyuluhan kesehatan
melalui ekstrakulikuler di sekolah serta dengan pembagian kartu monitoring
4
yang dapat diisi oleh siswinya apabila sudah mengkonsumsi tablet tambah
darah (Adnyana et al., 2020).
Rekomendasi WHO (2016) pada World Health Assembly (WHA) ke-65
yang menyepakati rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi, dan
anak, dengan komitmen mengurangi separuh (50%) prevalensi anemia pada
WUS pada tahun 2025. Dengan Menindak lanjuti rekomendasi tersebut maka
pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI No.
HK.03.03/V/0595/2016 melakukan intensifikasi pencegahan dan
penanggulangan anemia pada remaja putri dan WUS dengan memprioritaskan
pemberian tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri dengan target 30%
pada tahun 2025. Pemberian TTD dilakukan pada remaja putri mulai dari usia
12-18 tahun melalui institusi Pendidikan (SMP dan SMA atau yang sederajat)
melalui UKS/M. Dosis pencegahan dengan memberikan satu tablet tambah
darah setiap minggu selama 52 (lima puluh dua) minggu (Dirjen Kesmas
Kementerian Kesehatan, 2016).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Yuanti et al., 2020) yang
berjudul “Pengaruh Pemberian Tablet Fe Terhadap Kenaikan Kadar
Hemoglobin Pada Remaja SMK Binakarya Mandiri 1” dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh signifikan pemberian tablet Fe terhadap kenaikan kadar
Hb pada remaja putri yang mengalami anemia. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa dilihat dari segi efektifitas yang diukur melalui kadar Hb,
suplementasi 1 kali perminggu ternyata sama efektifnya dengan suplementasi
dua kali per minggu.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Permatasari
et al, 2018) yang berjudul “efektivitas program suplementasi zat besi pada
remaja putri di kota Bogor” dapat disimpulkan bahwa Indikator keberhasilan
(outcome) dari program pelaksanaan pemberian TTD yaitu menurunnya
prevalensi anemia pada kelompok sasaran. program pemberian TTD secara
mingguan dan 10 tablet selama menstruasi mengalami peningkatan kadar Hb
sebanyak 0.48-1.04 g/dl.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 Desember
2022 di Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi. Hasil wawancara dengan ibu Bati
5
B. Rumusan Masalah
Masalah kesehatan yang menjadi fokus pemerintah adalah
penanggulangan anemia dan stunting pada remaja puteri. Masalah anemia
merupakan masalah lama yang paling sering ditemukan di sepanjang daur
hidup wanita, termasuk dikalangan remaja. Hal ini tentu akan memiliki
dampak berkepanjangan, karena remaja yang anemia akan rentan anemia juga
saat dewasa, terutama saat hamil dan menyusui. Anemia yang tidak teratasi
dan terbawa hingga masa kehamilan bisa mengganggu kesehatan janin,
termasuk meningkatkan risiko stunting (kemenkes RI,2021). data Riskesdas
2018 di Indonesia, angka kejadian anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya
3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Di jawa Barat mencapai 41,5%.
6
C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
Menganalisis pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah pada
remaja putri dalam mencegah anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Duren
Jaya Kota Bekasi Tahun 2023
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis input pada pelaksanaan program pemberian tablet
tambah darah pada remaja putri dalam mencegah anemia di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023
b. Menganalisis proses pada pelaksanaan program pemberian tablet
tambah darah pada remaja putri dalam mencegah anemia di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023
7
D. Manfaat Peneliti
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu sebagai sumber informasi dan
referensi daftar pustaka pada penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan analisis program pemberian tablet tambah darah serta menjadi
bahan kajian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktisi
Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Institusi Pendidikan
Sebagai hasil dari tugas perguruan tinggi dalam mengamalkan Tri
Dharma Perguruan tinggi. Dapat menjadi sumber referensi dan
menambah daftar pustaka diprodi kebidanan STIKES Medistra
Indonesia sekaligus menjadi bahan literatur untuk peneliti
selanjutnya dengan objek yang relevan.
b. Peneliti
Sarana belajar bagi peneliti tentang analisis pemberian Tablet
Tambah Darah bagi remaja Putri, dan menambah pengalaman dalam
melakukan penelitian secara langsung dengan metode analisis
c. Responden
Sumber informasi bagi masyarakat khususnya remaja putri tentang
pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah untuk mencegah
anemia pada remaja putri .
d. Puskesmas
Sumber informasi, monitoring dan evaluasi terkait pogram
pemberian tablet tambah darah pada remaja putri diinstitusi
pendidikan sehingga program tersebut dapat terlaksana dengan baik
dan optimal.
8
e. Sekolah
Sumber informasi dan bahan edukasi untuk guru agar memotivasi
siswa khususnya remaja putri terkait efek samping anemia dan
pentingnya mengkonsumsi TTD untuk mencegah anemia pada
remaja putri.
9
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian
A. Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin
“adolescere” yang berarti tumbuh kaearah kematangan. Dalam arti
tersebut, kematangan terjadi diantaranya yaitu kematangan dari segi
fisik, sosial, dan psikologisnya. Masa transisi pada saat remaja ditandai
dengan terjadinya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Dan juga
terjadinya pematangan organ reproduksi, hal ini disebut dengan masa
pubertas. Masa remaja dapat juga di sebut periode peralihan dan masa
anak-anak ke masa dewasa (Fitriana & Dwi Pramardika, 2019).
Menurut Santrock (2013) remaja merupakan tahap dimana individu
berusia 11-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana emosi tidak
stabil serta perilaku dipengaruhi oleh emosi. Remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun
dan belum menikah. Masa remaja adalah masa peralihan atau masa
transisi dari anak menuju masa dewasa. Pada masa ini begitu pesat
mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik maupun
mental.
Remaja yaitu suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak
menuju masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik umum serta
berkembangnya kognitif dan sosial yang berlangsung antara umur 12-19
tahun (Dieny, 2021). Secara umum jenis anemia yang sering terjadi pada
remaja putri yaitu anemia defisiensi besi atau anemia kekurangan zat
besi. Zat besi merupakan suatu zat gizi mikro yang penting untuk tubuh
dan sangat dibutuhkan tubuh salah satunya dalam pembentukan
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah. Untuk kadar hemoglobin normal
yaitu masuk kedalam rentang 12 gr/dl-14 gr/dl (Hasanah et al., 2020).
11
12
1. Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi
tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai zat pembangun dan
pengatur, protein adalah sumber asam- asam amino yang mengandung
unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Protein juga berperan dalam pengangkutan zat-zat gizi termasuk besi
dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan dan
melalui membran sel. Kekurangan protein akan menyebabkan gangguan
pada absorpsi dan transportasi zat-zat gizi. Hasil penelitian menyatakan
ada hubungan yang bersifat positif antara asupan dan protein dengan
kejadian anemia, disebutkan seorang remaja yang kekurangan protein
berisiko 3,48 kali lebih besar untuk mengalami anemia daripada remaja
yang tidak mengalami kekurangan protein.
Kebutuhan Protein pada remaja 0,85 gram/kg BB/hari, atau sekitar
59 gram/hari untuk usia 16-18 tahun dan 56 gram/hari untuk usia 19-29
14
tahun. Bila kecukupan energi 2400 kalori, energi yang dibutuhkan dari
protein orang remaja adalah = 20% x 2400 kalori = 480 kalori. Bila di
konversi ke berat p adalah 1 gram protein = 4 kalori, jadi 480 kalori yang
di butuhkan = 120 gram protein. Dengan demikian, dalam satu hari harus
mengkonsumsi daging, tahu tempe 120 gram.
Protein yang diserap oleh tubuh dapat ditemukan baik dalam
bentuk protein nabati dan protein hewani. Protein nabati berasal dari
bahan nabati (hasil tanaman) terutama berasal dari biji-bijian (serealia),
dan kacang-kacangan. Pada sayuran dan buah-buahan tidak terlalu
memberikan sumber protein pada tubuh karena kandungan potein pada
sayuran dan buah-buahan tidak memberikan kontribusi protein dalam
jumlah yang cukup berarti. Sebagian besar penduduk dunia
menggunakan serealia terutama pada jagung, beras, dan gandum sebagi
sumber utama kalori, dan sekaligus memberikan sumber protein yang
penting bagi tubuh.
Protein selanjutnya adalah protein hewani, hasil hewani yang
umum digunakan sebagi sumber protein adalah telur, unggas, ikan,
daging seperti sapi, kerbau, kambing. Protein ini pada umumnya dapat
disebut dengan protein lengkap dan bermutu tinggi karena dibandingkan
protein nabati kandungan asam amino essensial pada protein hewani ini
lebih lengkap dan susunannya mendekati apa yang diperlukan oleh
tubuh, serta daya cernanya tinggi sehingga jumlah yang dapat diserap
juga tinggi, maka dari itu dianjurkan untuk tidak mengganti konsumsi
protein hewani ke protein nabati (Purwanto & Sumaningsih, 2019).
2. Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang larut dalam air. Keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut vitamin C
mudah rusak karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkena
panas. Vitamin C memiliki fungsi antioksidan untuk mencegah sel rusak
akibat radikal bebas. Selain itu, vitamin C berperan dalam sistem
kekebalan tubuh, yaitu bermanfaat mendorong sel darah putih dan
antibodi interferon untuk melindungi tubuh dari virus dan sel kanker.
15
3. Vitamin B12
Penyebab anemia salah satunya adalah rendahnya kadar vitamin B12 di
dalam tubuh. Vitamin B12 adalah jenis vitamin yang berfungsi
memproduksi sel darah merah sehat untuk mengangkut oksigen ke
seluruh tubuh. Kondisi defisiensi vitamin B12 mengakibatkan kurangnya
pasokan oksigen sehingga mengganggu fungsi organ dalam tubuh.
Contoh sumber vitamin B12 antara lain daging ayam, daging sapi, hati
ayam, telur, kerang, serta susu rendah lemak (Kemenkes RI, 2018).
16
Peran vitamin B12 yang berfungsi dalam sintesis Hb dan sel-sel darah
merah melalui metabolisme lemak, protein, dan asam folat Sebagian
besar asupan vitamin B12 pada remaja vegan tergolong kurang, tetapi
tubuh hemat dalam penggunaan vitamin B12, yaitu simpanan vitamin
B12 dapat bertahan hingga 10 tahun. Oleh karena itu, meskipun asupan
vitamin B12 kurang dari kebutuhan, tubuh tetap dapat memenuhi
melalui simpanan vitamin B12. Interaksi antara berbagai zat gizi dapat
meningkatkan kualitas zat gizi tersebut dalam tubuh sehingga tubuh
dapat memanfaatkannya secara optimal. Pemanfaatan zat gizi yang
optimal menyebabkan sintesis Hb dalam tubuh juga berjalan dengan baik
(Siallagan et al., 2018).
4. Vitamin A
Vitamin A adalah zat gizi mikro yang larut dalam lemak. Vitamin A
terdapat dalam dua bentuk yaitu retinol dan karoten. Retinol hanya
terdapat pada sumber makanan yang berasal dari hewan seperti ikan,
hati, susu dan telur. Sedangkan karoten terdapat pada sumber makanan
yang berasal dari tumbuhan seperti sayur dan buah yang berwarna
kuning tua / orange dan sayuran dengan warna hijau tua (Dieny, 2021).
Vitamin A berperan dalam memobilisasi cadangan besi di dalam tubuh
untuk dapat mensintesis Hb. Status vitamin A yang buruk berhubungan
dengan perubahan metabolisme besi pada kasus kekurangan besi
suplementasi vitamin A akan meningkatkan kadar Hb, kemungkinan
mekanismenya dapat menurunkan anemia karena vitamin A berperan
memobilisasi cadangan besi di dalam hati, meningkatkan eritropoiesis,
dan mengurangi anemia yang disertai infeksi (Siallagan et al., 2018).
5. Asam Folat
Asam folat memiliki peran antara lain pembentukan sel darah merah dan
sel darah putih. Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein
sehingga kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan
folat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat
pada masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi kejadian
spina bifida pada bayi. Maka dari itu, asam folat berperan penting dalam
17
C. Anemia
1. Pengertian Anemia
Menurut Kemenkes 2018 Anemia yaitu suatu kondisi tubuh
dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal
(Kemenkes RI, 2018). Anemia merupakan keadaan dimana jumlah sel
darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah
(hemoglobin) tidak mencukupi kebutuhan fisiologis. Anemia dapat
dikatakan sebagai suatu kondisi tidak terpenuhinya cadangan zat besi
sehingga terjadi kekurangan penyaluran zat besi ke jaringan tubuh
(Dieny, 2021).
Hemoglobin yaitu salah suatu unsur dalam sel darah merah/eritrosit
yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menyalurkan ke seluruh sel
jaringan di dalam tubuh. Oksigen juga diperlukan oleh jaringan tubuh
untuk melakukan fungsinya. Kurangnya oksigen yang terdapat dalam
jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala antara lain kurangnya
konsentrasi dan kurang sehat dalam melakukan aktivitas. Hemoglobin itu
sendiri dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel
darah merah/eritrosit (Kemenkes RI, 2018).
Hemoglobin berfungsi untuk membantu sel darah merah
mendapatkan bentuk alaminya, yaitu bentuk bulat dengan bagian
tengahnya lebih pipih. Jika jumlah atau bentuk hemoglobin (Hb)
mengalami kelainan, maka sel darah merah tidak dapat berfungsi dengan
baik dalam mengangkut oksigen dan karbondioksida (Dieny, 2021).
3. Klasifikasi Anemia
Menurut (Rahayu et al., 2019) terdapat beberapa klasifikasi anemia.
Diantaranya yaitu:
a. Anemia Defisiensi Zat Besi
Jenis anemia paling banyak terjadi utamanya pada remaja putri
yaitu anemia akibat kurangnya zat besi. Zat besi merupakan bagian
dari molekul hemoglobin. Oleh karena itu, ketika tubuh
kekurangan zat besi, maka produksi hemoglobin akan menurun.
Meskipun demikian, penurunan hemoglobin sebetulnya baru akan
terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dalam tubuh sudah benar-benar
habis.
b. Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia defisiensi vitamin C disebabkan karena kurangnya vitamin
C yang berat dalam jangka waktu lama pada tubuh. Penyebab
kekurangan vitamin C biasanya adalah kurangnya asupan vitamin
C di dalam makanan sehari hari. Salah satu fungsi vitamin C yaitu
membantu mengasorbsi zat besi, sehingga jika tubuh terjadi
kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap akan
berkurang dan bisa terjadi anemia.
c. Anemia Makrositik
Jenis anemia tersebut disebabkan oleh tubuh kekurangan vitamin
B12 atau asam folat. Anemia ini mempunyai ciri sel-sel darah yang
abnormal dan berukuran besar (makrositer) dengan kadar
19
f. Anemia Aplastik
Anemia aplastic termasuk jenis anemia yang berbahaya,
dikarenakan dapat mengancam jiwa seseorang. Anemia aplastic
terjadi apabila sumsum tulang tempat pembuatan darah merah
terganggu. Kejadian anemia aplastik menyebabkan terjadinya
penurunan produksi sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit).
Anemia aplastik terjadi karena disebabkan oleh bahan kimia, obat-
obatan, virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.
4. Penyebab Anemia
Menurut Kemenkes 2018 anemia dapat terjadi karena berbagai sebab,
seperti defisiensi besi, defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein.
Menurut Kemnterian Kesehatan Republik Indonesia (2018) ada 3
penyebab anemia, yaitu:
a. Defisiensi zat gizi
1) Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang
merupakan pangan sumber zat besi yang berperan penting untuk
pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah
merah/eritrosit. Zat gizi lain yang berperan penting dalam
pembuatan hemoglobin antara lain asam folat dan vitamin B12.
2) Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS,
dan keganasan seringkali disertai anemia, karena kekurangan
asupan zat gizi atau akibat dari infeksi itu sendiri.
b. Perdarahan
1) Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang
mengakibatkan kadar Hb menurun.
2) Perdarahan karena menstruasi yang lama dan berlebihan
c. Hemolitik
1) Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai
karena terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat
besi (hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limpa.
21
8. Pencegahan Anemia
Menurut (Kemenkes RI, 2018) dalam Buku Pedoman Pencegahan Dan
Penganggulangan Anemia Pada Remaja Putri Dan Wanita Usia Subur
( WUS ) pencegahan anemia dapat dilakukan dengan:
a. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola makan
bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam makanan, terutama
sumber pangan hewani yang kaya zat besi (besi heme) dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan AKG. Selain itu juga perlu meningkatkan
sumber pangan nabati yang kaya zat besi (besi non-heme), walaupun
23
3. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan instrumen perencanaan yang dapat
digunakan untuk mengukur kekuatan-kekuatan yang dimiliki (strengths)
kemudian kelemahan-kelemahan yang ada (weakness), juga peluang-
peluang yang mungkin dapat diperoleh (opportunities) dan ancaman yang
dapat ditemui (threats). Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan empat elemen dalam perencanaan tersebut.
Proses pengambilan strategi dan keputusan perusahaan pada
umumnya berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, strategi serta
kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, perencanaan strategi harus
29
1. Pengertian
Program pemberian tablet tambah darah merupakan program yang
dilakukan oleh pemerintah baik diadakan melalui APBD maupun APBN
dan didistribusikan kepada kelompok sasaran melalui fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah (Kemenkes RI, 2020)
Rekomendasi WHO pada World Health Assembly (WHA) ke-65
yang menyepakati rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi, dan
anak, dengan komitmen mengurangi separuh (50%) prevalensi anemia
pada WUS pada tahun 2025. Menindaklanjuti rekomendasi tersebut maka
pemerintah Indonesia melakukan intensifikasi pencegahan dan
penanggulangan anemia pada rematri dan WUS dengan memprioritaskan
pemberian TTD melalui institusi sekolah (Kemenkes RI, 2018).
2. Tujuan
Menurut (Kemenkes RI, 2018) Tujuan umum dilakukannya
program pemberian tablet tambah darah oleh pemerintah yaitu
meningkatkan status gizi remaja putri untuk memutus mata rantai
terjadinya stunting, menurunkan kasus anemia, dan meningkatkan
cadangan zat besi dalam tubuh sebagai bekal mempersiapkan generasi
yang sehat berkualitas dan
30
3. Sasaran Program
Sasaran program menurut (Kemenkes RI, 2018) dalam buku pedomannya
yang berjudul Pencegahan Dan Penganggulangan Anemia Pada Remaja
Putri Dan Wanita Usia Subur ( WUS ) Pengelola program, terdiri dari:
a. Tenaga kesehatan
b. Kepala sekolah dan guru UKS
c. Pengelola klinik kesehatan di tempat kerja
6. Pencapaian Program
Indikator keberhasilan untuk program pencegahan dan
penanggulangan anemia pada rematri dan WUS adalah kepatuhan rematri
dan WUS dalam mengonsumsi TTD dan diharapkan terjadi penurunan
prevalensi anemia pada rematri dan WUS. Berikut adalah indikator
pencapaian program menurut (Kemenkes RI, 2018) yaitu:
a. Indikator Input
indikator input adalah Kebijakan dan Program Nasional, komitmen
yang kuat di semua tingkatan, sumber daya (man, money, material)
yang tersedia. Indikator input termasuk sebagai berikut:
1) Tenaga kesehatan di fasilitas pendidikan/sekolah (SDM)
32
4) Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh tim pelaksana UKS di sekolah (guru
UKS) sesuai dengan tugas tambahan. Pemberian TTD dicatat pada
Kartu Suplementasi Gizi. Kartu Suplementasi Gizi diisi sendiri
oleh remaja putri pada saat mendapat dan mengonsumsi TTD.
5) Pelaporan
Pelaporan pemberian TTD dan kepatuhan konsumsi TTD
direkapitulasi dan dilaporkan oleh Sekolah, dimana data pemberian
TTD dan kepatuhan konsumsi TTD direkapitulasi oleh guru
pembina UKS untuk dilaporkan ke Puskesmas dengan
menggunakan formulir 1a dan 1b (Lampiran 2). Kemudian
diteruskan secara berjenjang ke Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, dan terakhir ke
Kementrian Kesehatan.
c. Indikator Output
Indikator output terdiri dari:
1) Cakupan program anemia pada rematri dan WUS
Cakupan kegiatan merupakan hasil pelaksanaan program
pemberian tablet tambah darah remaja putri yang dilaksanakan dan
dijadikan sebagai laporan hasil kegiatan dalam satu tahun. Remaja
Putri yang dihitung sebagai cakupan adalah remaja putri yang
menerima TTD sebanyak satu kali setiap minggu. Cakupan TTD
pada rematri dihitung jika rematri menerima TTD satu kali setiap
minggu dengan target capaian mengacu pada Rencana Strategis
Direktorat Gizi Masyarakat (2015 = 10%, 2016 = 15%, 2017 =
20%, 2018 = 25%, 2019 = 30%)
2) Kepatuhan rematri dan WUS yang mengonsumsi TTD
Aspek ini akan melihat bagaimana ketepatan sasaran, waktu
pemberian, dan proses distribusi dari kegiatan pemberian tablet
tambah darah remaja putri di sekolah.
35
7. Cara Pemberian
Cara pemberian tablet tambah darah pda remaja putri dilakukan dengan
Blanket Approach atau dalam bahasa Indonesia berarti “pendekatan
selimut”, berusaha mencakup seluruh sasaran program dengan sesuai
anjuran yang diberikan oleh (Kemenkes RI, 2018) dalam Buku Pedoman
Pencegahan Dan Penganggulangan Anemia Pada Remaja Putri Dan
Wanita Usia Subur ( WUS ) yaitu:
a. TTD Program
TTD program diberikan kepada rematri usia 12-18 tahun di sekolah
dengan frekuensi 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun. Pemberian
TTD pada rematri di sekolah dapat dilakukan dengan menentukan hari
minum TTD bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan di masing-
masing sekolah. Saat libur sekolah TTD diberikan sebelum libur
sekolah.
b. TTD Mandiri
TTD Mandiri Pemberian dilakukan di tempat kerja melalui klinik
perusahaan, UKBM, dan kelompok lainnya seperti karang taruna,
LSM, dan lain-lain. TTD dapat diperoleh secara mandiri dari apotek/
toko obat. TTD dikonsumsi 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun.
b. Pendistribusian
1) TTD Program
Ditjen Kefarmasian dan Alkes mendistribusikan TTD sesuai dengan
usulan kebutuhan ke Instalasi Farmasi Provinsi. Instalasi Farmasi
Provinsi mendistribusikan ke Instalasi Farmasi Kabupaten dan Kota
(IFK). IFK mendistribusikan ke gudang farmasi puskesmas, dan
selanjutnya puskesmas mendistribusikan TTD ke sekolah melalui
pengelola program gizi. Perhitungan kebutuhan di sekolah
didasarkan pada data riil yang berasal dari Data Pokok Pendidikan
(DAPODIK) terbaru dari SMP dan SMA atau yang sederajat.
2) TTD Mandiri
Remaja putri dan WUS dapat memperoleh TTD secara mandiri
melalui UKBM, klinik perusahaan, apotek/toko obat, dan kelompok
lainnya (karang taruna, tempat ibadah, LSM, dll).
s
u
m
b
e
r
:
KEMENKES RI
DIREKTORAT GIZI
MASYARAKAT
DINAS KESEHATAN
PROVINSI
Ket :
: Alur Laporan
PUSKESMAS : Alur Umpan Balik
SEKOLAH
TEMPAT KERJA
Pengelolaan program
Peningkatan kapasitas
petugas
Peningkatan kegiatan
kelompok
Sasaran
Integrasi dalam
surveilans
Penelitian dan
pengembangan
Cangkupan program
anemia pada rematri dan
WUS
Kepatuhan rematri dan
WUS yang
mengkonsumsi TTD
Menurunnya angka
prevalensi anemia pada
rematri dan WUS
Sumber : (Kemenkes RI, 2018)
41
G. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah visualisas hubungan antara berbagai variabel untuk
menjelaskan sebuah fenomena. Hubungan antara berbagai variabel
digambarkan dengan lengkap dan menyeluruh dengan alur dan skema yang
menjelaskan sebab akibat suatu fenomena (Kusumawardani et al., 2019).
Pelaksanaan Program
Monitoring
Input / Aktivitas
Analisis
Proses
Tidak
Sesuai Pengembangan Program
Target Ya Proyek dan Kegiatan
Pemeliharaan
Keterangan:
= Variabel yang diteliti
1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka konsep
membahas saling ketergantungan antar variabel yang dianggap perlu untuk
melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti
(Kusumawardani et al., 2019). Dalam penelitian ini ada variable independen
dan variable dependen. Variabel independen adalah Input ( SDM, sarana dan
prasarana ), Proses kegiatan pemberian TTD ( Persiapan, pendistribusian,
pemantauan, pencatatan, pelaporan) dan Output ( cangkupan kegiatan,
ketepatan sasaran, waktu dan distribusi ). Variabel dependen adalah Analisis
Program Pmeberian Tablet Tambah Darah bagi remaja putri.
2. Proses kegiatan
pemberian TTD: Pelaksanaan Program Pemberian
Persiapan, pendistribusian, Tablet Tambah Darah bagi remaja
pemantauan, pencatatan, putri
pelaporan)
3. Output: cangkupan
kegiatan, ketepatan
sasaran, waktu dan
distribusi
42
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus (case study), yaitu penelitian yang berupaya
menggambarkan kondisi pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah
pada remaja putri dilihat dari input, proses, dan output (Kusumawardani et al.,
2019).
B. Informan
Informan adalah seseorang yang diharapkan dapat memberikan informasi
terkait situasi dan kondisi mengenai fokus penelitian. Berbeda dengan sampel
pada penelitian kuantitaif yang menggunakan istilah populasi sedangkan pada
sampel penelitia kualitatif dinamakan narasumber atau informan (Dr. Nursapia
Harahap, 2020). Namun demikian kualitatif atau tidak dimaksudkan untuk
membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian yang menjadi
informan akan memberikan berbgai informasi yang diperlukan selama proses
penelitiann(Olsson, 2018:111)
Teknik pemilihan informan pada penelitian ini adalah menggunakan
teknik purposive sampling atau teknik sampling yaitu informan dipilih
berdasarkan kriteria tertentu (representative) yang ditentukan oleh peneliti.
Mengingat setiap posisi memiliki potensi untuk memberikan informasi untuk
memperoleh data yang berbeda ,jumlah informan dipilih berdasarkan prinsip
kesesuaian dan kecukupan. Prinsip kesesuaian artinya informan yan dipilih
berdasarkan keterkaitan informan dengan topik penelitian. Untuk memenuhi
prinsip kesesuaian, peneliti mencari informan kunci atau key informan yakni
remaja yang memanfaatkan dan belum memanfaatkan program pemberian
tablet tambah darah di Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi. Sedangkan prinsip
kecukupan artinya jumlah sampel yang dipilih di sesuaikan dengan jenis dan
kedalaman informan tidak menjadi faktor penentu utama tetapi kelengkapan
data yang dipentingkan (Olsson, 2018:101-102). Berdasarkan pertimbangan
peneliti maka ditentukan jenis informan dalam penelitian ini, yaitu:
43
44
C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada variable independen dan variable dependen.
1. Variabel independen:
a. Input (SDM, sarana dan prasarana)
b. Proses kegiatan pemberian TTD (Persiapan, pendistribusian,
pemantauan, pencatatan, pelaporan)
c. Output (cakupan kegiatan, ketepatan sasaran, waktu dan distribusi ).
2. Variabel dependen: Program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri.
45
D. Definisi Operasional
1. Variabel Independen
E. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya yang
berlokasi di Jl. Anyer III Perum, RT.007/RW.009, Duren Jaya, Kec. Bekasi
Tim., Kota Bks, Jawa Barat 17111
F. Waktu Penelitian
Kegiatan Bulan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
Pengajua
n judul
skripsi
Bimbing
an
proposal
Studi
pendahul
uan
Penulisa
n Bab 1-
3
Seminar
proposal
Revisian
proposal
Penelitia
n
Persiapa
n siang
hasil
penelitia
n
Sidang
hasil
penelitia
n
Revisi
dan
pembuat
an jurnal
48
G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pedoman wawancara
Metode pedoman wawancara kualitatif menggunakan panduan
wawancara yang berisikan butir-butir pertanyaan yang diajukan kepada
informan. Hal ini dtujukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
wawancara, penggalian data, dan informasi (Olsson, 2018).
2. Alat yang digunakan selama pengumpulan data yaitu:
a. Tape recorder atau perekam suara
Alat perekam digunakan untuk merekam semua pembicaraan peneliti
dengan informan selama wawancara
b. Kamera melalui telepon genggam (handphone)
Kamera digunakan untuk membantu peneliti merekam kondisi
lingkungan selama wawancara berlangsung
c. Alat tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat jawaban yang sebagai kata
kunci.
d. Laptop
Laptop digunakan untuk hasil rekaman wawancara dengan informan
dipindahkan ke laptop dalam bentuk MP3, sehingga memudahkan
peneliti untuk mendengarkan hasil penelitian (Olsson, 2018).
a. Jenis Data
1) Data Primer
Data primer didapatkan melalui wawancara langsung terhadap
pengelola program pemberian tablet tambah darah di Puskesmas
Duren Jaya, Sekolah, serta Remaja Putri (Ahyar et al., 2020).
2) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh berdasarkan telaah dokumen atau
laporan yang berupa profil kesehatan puskesmas dan laporan
bulanan (Ahyar et al., 2020).
b. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan
metode wawancara mendalam dengan tiga fase yaitu :
1) Fase orientasi
Peneliti melakukan pengamatan lingkungan dan perilaku
partisipan sebelum melakukan wawancara, mengatur setting
tempat, menciptakan suasana yang nyaman dengan duduk
berhadapan dan sikap tubuh terbuka, berbicara dengan nada
bicara yang rendah menyampaikan kontrak yang telah
disepakati, dan menanyakan kesiapan partisipan untuk
melakukan wawancara. Selain itu, peneliti mengingatkan
kembali tujuan penelitian dan perlindnungan terhadap
kerahasiaan data partisipan. Penelitian juga menyiapkan lembar
catatan dan menghidupkan voice recorder untuk merekam
pembicaraan antara peneliti dengan partisipan. Peneliti
meletakkan voice recorder dekat dengan mulut partisipan jarak
kurang dari 50 cm diantara peneliti dan partisipan.
2) Fase Pelaksanaan
Peneliti memulai wawancara dengan mengajukan pertanyaan
inti untuk mendapatkan gambaran secara umum dari partisipan.
Peneliti akan mengembangkan pertanyaan untuk menjawab
tujuan penelitian. Wawancara pada setiap partisipan dilakukan
dua kali dengan total wawancara pada masing-masing partisipan
50
2. Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal
penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh,
kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari
wawancara, observasi, editing, mengklasifikasikan, reduksi, selanjutnya
penyajian data serta menyimpulkan data. Salah satu model analisis data
menurut Miles dan
Huberman. Menurut Miles dan Hubermen ada beberapa langkah yang
dilakukan untuk menganalisis data kualitatif yaitu:
a. Reduksi Data
Setelah peneliti melakukan pengambilan data di lapangan, maka akan
diperoleh suatu data. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Reduksi data merupakan proses
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
51
3. Jenis Data
a. Data Primer
data yang diperoleh langsung melalui wawancara terhadap pengelola
program pemberian tablet tambah darah di Dinas Kesehatan,
Puskesmas, Sekolah serta Remaja Putri.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh berdasarkan telaah dokumen/laporan yang
berupa profil puskesmas dan laporan bulanan (Olsson, 2018:108-109).
5. Etika Penelitian
Penelitian adalah upaya untuk menemukan kebenaran. Etika dalam proses
penelitian menjadi bagian yang esensial dalam upaya menemukan kebenaran.
Etika didefinisikan sebagai prinsip-prinsip moral yang mengendalikan atau
mempengaruhi perilaku. Etika penelitian dapat di definisikan sebagai aplikasi
prinsip-prinsip moral ke dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil
penelitian (Ahyar et al., 2020).
Dalam penelitiaan kualitatif, etika penelitian berkaitan dengan cara peneliti
merumuskan topik penelitian, merencanakan penelitian, mengakses data,
mengumpulkan data, menyimpan data, menganalisis data dan melaporkan
secara bertanggung jawab dan bermoral.
Prinsip-prinsip etika penelitian yaitu The five right of human subjects in
research (Polit & Beck dalam Sinaga, 2018)) lima hak tersebut adalah :
1. Respect for Autonomy
Partisipan memiliki hak untuk membuat keputusan secara sadar untuk
menerima atau menolak menjadi partisipan. Peneliti menjelaskan kepada
partisipan tentang proses penelitian yang meliputi wawancara mendalam
mendalam dengan direkam menggunakan voice recorder, selanjutnya
partisipan diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau
menolak berpartisipasi dalam penelitian.
2. Privacy atau dignity
Partisipan memiliki hak untuk dihargai tentang apa yag mereka lakukan
dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol kapan
dan bagaimana informasi tentang mereka dibagi dengan orang lain.
Peneliti hanya melakukan wawancara pada waktu yang telah disepakati
dengan partisipan. Setting wawancara dibuat berdasarkan pertimbangan
53
terciptanya suasana santai, tenang dan kondusif serta tidak diketahui oleh
orang lain, petugas terkait yang diijinkan oleh partisipan.
3. Anonymity dan Confidentialy
Peneliti menjelaskan kepada partisipan bahwa identitasnya terjamin
kerahasiaannya dengan menggunakan pengkodean sebagai pengganti
identitas dari partisipan. Selain itu peneliti menyimpan seluruh dokumen
hasil pengumpulan data berupa lembar persetujuan
mengikuti penelitian, biodata, hasil rekaman dan transkip wawancara
dalam tempat khusus yang hanya dapat diakses oleh peneliti.
Semuabentuk data hanya digunakan untuk keperluan proses analisis
sampai penyusunan laporan penelitian sehingga partisipan tidak perlu
takut data yang bersifat rahasia dan pribadi diketahui orang lain.
4. Justice
Peneliti memberikan kesempatan yang sama bagi pasien yang memenuhi
kriteria untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti
memberikan kesempatan yang sama dengan partisipan untuk
mengungkapkan perasaannya baik sedih maupun senang.
5. Beneficence dan Nonmaleficence
Penelitian ini tidak membahayakan partisipan dan peneliti telah berusaha
melindungi partisipan dari bahaya ketidaknyamanan (protection from
discomfort). Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, penggunaan alat
perekam, dan penggunaan data penelitian sehingga dapat dialami oleh
partisipan dan bersedia menandatangani surat ketersediaan berpartisipasi
atau Informed Consent. Selama proses wawancara berlangsung peneliti
memperhatikan beberapa hal yang dapat merugikan partisipan antara lain
status hemodinamik, kenyamanan, dan perubahan perasaan. Apabila
kondisi tersebut membahayakan kondisi partisipan maka peneliti
menghentikan wawancara terlebih dulu dan memulainya lagi ketika
kondisi sudah stabil dan partisipan siap untuk melakukan wawancara.
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Pengantar Bab
Pada bab ini, peneliti akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan
dan diperoleh yaitu mengenai kerakteristik responden terhadap faktor input
(SDM, Sarana dan prasarana), faktor proses (persiapan, pendstribusian,
pemantauan, pencatatan, dan pelaporan), dan faktor output (cakupan kegiatan,
ketepatan sasaran, waktu dan distribusi). Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode indepth interview (wawancara mendalam) dengan
menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan pada kemampuan
informan dalam menggambarkan secara jelas dan rinci mengenai program
pemberian tablet tambah darah tersebut. Kemudian peneliti mencantumkan
teori yang sesuai dengan penelitian tersebut yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian mengenai
analisis pelaksanaan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri.
B. Lokasi Penelitian
1. Puskesmas Duren Jaya
Puskesmas Duren Jaya berlokasi di Jl. Anyer III Perum, RT.007/RW.009,
Duren Jaya, Kec. Bekasi Tim., Kota Bks, Jawa Barat 17111.
2. SMA PGRI
SMA PGRI berlokasi di Jl. Purwakarta, RT.012/RW.009, Duren Jaya,
Kec. Bekasi Tim., Kota Bks, Jawa Barat 17111.
3. SMP Yanwar
SMA Yanwar berlokasi di Jl. Prof. M. Yamin Gg. Delima No. 84, Duren
Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, dengan kode pos
17111.
4. SMP PGRI
SMP PGRI berlokasi di Jl. Linggarjati 1 Blok D Perum Duren Jaya,
DUREN JAYA, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, dengan
kode pos 17111.
54
55
C. Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini terdiri dari Kepala UPTD Puskesmas Duren
Jaya, Koordinator Gizi Puskesmas Duren Jaya, Guru UKS SMA PGRI Duren
Jaya, Guru BK SMP Yanwar Duren Jaya, Guru BK SMP PGRI Duren Jaya,
remaja putri SMP dan SMA. Karakteristik informan dapat dilihat dari usia,
jenis kelamin, serta jabatan yang akan ditampilkan pada tabel halaman
dibawah ini.
1. Informan Kunci
Informan kunci merupakan sumber informasi utama dan mengetahui
secara mendalam mengenai permasalahan yang berkaitan dengan masalah
yang sedang diteliti (Krismaji, 2019). Informan kunci dalam penelitian ini
adalah siswi SMP dan SMA.
Tabel 5.1 Karakteristik Informan Kunci
Kode Nama Usia Jenis Jabatan
kelamin
A1 Theresia Nara 16 Tahun perempuan Siswi kelas X SMA
PGRI Duren Jaya
2. Informan Pendukung
Informan pendukung merupakan sumber informasi yang akan mendukung
informasi kunci dan dapat memberikan informasi tambahan sebagai
pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian kualitatif. Informan
56
2. Deskripsi Input
Dalam aspek deskripsi input terbagi dalam 2 sub tema yaitu
sumber daya manusia, serta sarana dam prasarana. Sumber daya manusia
merupakan aspek yang sangat mendukung terhadap keberhasilan suatu
program, jika sumber daya manusia tidak memadai maka proses
pelaksanaan suatu program pun tidak akan berjalan dengan optimal.
Sarana dan prasarana yang tersedia baik dari segi kualitas maupun
kuantitas akan mendukung keberhasilan dalam suatu program. Adapun
sarana dan prasarana yang terdapat dalam program ini yaitu
leaflet/brosur/buku lembar balik, alat ukur HB, buku rapor kesehatanku,
format pencatatan dan pelaporan, serta gudang penyimpanan obat
sementara.
Sumber daya manusia yang terlibat dalam pemberian tablet tambah
darah yaitu hanya berkisar 2 sampai 3 orang saja adapun tenaga kesehatan
yang terlibat yaitu seorang bidan dan perawat saja, sedangkan dalam
keberhasilan suatu program perlu kekompakan suatu team dalam kerja
sama, jika tenaga kesehatan tersebut tidak memadai maka tingkat
keberhasilan suatu program pun akan menurun. Hal ini dibuktikan oleh
kutipan wawancara dengan informan, berikut kutipannya yaitu dibawah
ini:
“Puskesmas biasanya ada 2 sampe 3 orang aja biasanya.” (A1)
“ Adanya biasanya kaka bidan sama perawat.” (A4)
Jika dilihat dari buku pedoman kemenkes jika tenaga kesehatan
hanya terdiri dari 2-3 orang itu belum sesuai dengan prosedur karena akan
59
putri tertarik dan yakin dalam meminumnya. Dari hasil observasi bahwa
remaja putri dan pihak sekolah belum menerima adanya fasilitas media
pendukung dalam berjalannya program ini. Hal ini belum terlalu optimal
dalam pemakaiannya, kemungkinan beberapa faktor yang membuat sarana
dan prasarana sedikit terhambat sehingga butuh proses dalam penyesuaian
agar semua berjalan dengan optimal. Hal ini dibuktikan oleh kutipan
wawancara dengan informan, berikut kutipannya yaitu dibawah ini:
“kita tidak pernah dapet gambar apapun atau
selembaran..Engga pernah dapet buku juga, dapetnya
selembaran ceklis…untuk pemeriksaan HB cuma 1 kali aja di
uks kita dapatnya .” (A2)
Dalam program pemberian tablet tambah darah remaja putri juga
mendapat fasilitas yaitu mendapatkan buku Rapor Kesehatanku yang
dipegang oleh masih-masing siswi menurut Direktorat Kesehatan
Keluarga buku tersebut diharapkan dapat berperan dalam pelaksanaan
penjaringan kesehatan di sekolah dan Buku Rapor Kesehatanku yang di
dalamnya terdapat pencatatan mengenai anemia dan pemberian TTD pada
anak sekolah. Selain itu, diperlukan peran Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) bagi rematri di sekolah. dan untuk memastikan bahwa rematri
tersebut mengalami anemia atau tidak, sebelum remaja putri diberikan
tablet tambah darah pihak puskesmas memberikan fasilitas cek HB pada
remaja putri tersebut agar dapat dilihat berapa banyak remaja putri yang
mengalami anemia. Setelah dilakukan wawancara dengan kepala
puskesmas dan Koordinator gizi di dapatkan hasil bahwa mereka tidak
memfasilitasi buku Rapor Kesehatanku melainkan mereka hanya
memberikan selembaran ceklis saja kepada pihak sekolah, dan
pemeriksaan HB sedang di rancang untuk dilakukan setiap 6 bulan sekali
karena keterbatasan stik HB yang terbatas. Pada saat dilakukan
pengecekan HB tidak semua rematri mendapatkan pengukuran HB
tersebut karena terbatas mengakibatkan belum meratanya pengukuran
tersebut.
63
3. Deskripsi Proses
Dalam aspek deskripsi proses terbagi dalam 4 sub tema yaitu
Persiapan, Pendistribusian, Pemantauan, serta Pencatatan pelaporan.
Persiapan menjadi penentu berjalannya suatu program atau kegiatan,
apabila suatu kegiatan di persiapkan dengan baik maka akan memberikan
peluang keberhasilan kegiatan tersebut. Pendistribusian yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu kegiatan pemberian tablet tambah darah remaja
putri di sekolah SMP/SMA dan/atau sederajat di wilayah Puskesmas
Duren Jaya. Pemantauan dalam penelitian ini yaitu seluruh rangkaian yang
64
obat yang sudah mendekati kadaluwarsa mana yang masih belum. Dan
lebih efektif jika menerapkan system FIFO ( First In First Out) sehingga
pihak sekolah bisa mengetahui mana obat yang sudah mendekati masa
kadaluwarsa dan mana yang belum. Dalam menjalankan program tablet
tambah darah sekolah-sekolah di wilayah Puskesmas Duren Jaya ada
beberapa sekolah yang sudah lama mengikuti program yang dianjurkan
oleh pemerintah namun ada sekolah juga yang baru mengikuti program
yang di lakukan oleh pemerintah. Berikut dibawah ini adalah pernyataan
informan dari hasil wawancara.
“Kebanyakan sih lebih terus karena siswi disini dikit jadinya
diminum aja sesuai tanggal nya sampe tanggal kadaluwarsa itu
abis.” (A10)
Menurut remaja putri minum tablet tambah darah bersama itu tidak
selalu dilakukan hanya di awal pembagian saja minggu berikutnya setelah
dibagikan remaja putri tersebut boleh minum di hari apa saja tetapi dalam
1 minggu tersebut terdapat 1 kali konsumsi tablet tamabh darah. Berikut
dibawah ini adalah pernyataan informan dari hasil wawancara.
“setiap 1 kali seminggu, jadi kalo ditotal 1 bulan itu kadang 3
sampai 4 kali.” (A4)
Dari pernyataan diatas bahwa minum tablet tambah darah serentak
dilakukan dengan optimal. Disekolah tersebut minum tablet tambah darah
dilakukan mandiri bahkan ada yang dirumah hal ini kurang efektif dalam
menjangkau keberhasilan dalam menurunkan angka anemia pada remaja.
Berdasarkan kutipan diatas hal ini sesuai dengan peraturan Kemenkes
dengan memberikan tablet tambah darah 1 kali 1 minggu dalam setiap
bulannya. TTD program diberikan kepada rematri usia 12-18 tahun di
sekolah dengan frekuensi 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun.
Pemberian TTD pada rematri di sekolah dapat dilakukan dengan
menentukan hari minum TTD bersama setiap minggunya sesuai
kesepakatan di masing- masing sekolah. Saat libur sekolah TTD diberikan
sebelum libur sekolah.
70
4. Deskripsi Output
Dalam aspek deskripsi output terbagi dalam 2 sub tema yaitu
ketepatan sasaran dan waktu, cakupan kegiatan.
Aspek ini akan melihat bagaimana ketepatan sasaran, waktu
pemberian, dan proses distribusi dari kegiatan pemberian tablet tambah
71
darah remaja putri di sekolah. TTD program diberikan kepada rematri usia
12-18 tahun di sekolah dengan frekuensi 1 tablet setiap minggu sepanjang
tahun. Dibawah ini berikut wawancara dengan remaja putri terhadap
ketersediaan menerima tablet tambah darah dan mendapat tablet tambah
darah selama 52 minggu. Dibawah ini berikut wawancara dengan remaja
putri terhadap ketersediaan menerima tablet tambah darah dan mendapat
tablet tambah darah selama 52 minggu.
“Iya kami menerima. Program ini disekolah kita… untuk
dapat satu tahun full mungkin belum, karena baru dapet tahun ini
juga.” (A1)
Remaja putri bersedia menerima adanya program ini, namun siswi
tersebut belum pernah menerima tablet tambah darah 1 tahun full
dikarenakan program ini baru berjalan kembali setelah usai pendemi
Covid-19. Dalam aspek ketepatan sasaran waktu dapat dilihat dari
ketersediaan remaja dalam menerima program tersebut. Jika angka anemia
di wilayah Puskesmas Duren Jaya menurun maka program ini efektif
dengan dibantu oleh kedisplinan remaja putri tersebut dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah. Tablet tambah darah sesuai dengan
peraturan Kemenkes dibagikan selama 52 minggu atau 1 tahun.
Cakupan kegiatan merupakan hasil pelaksanaan program
pemberian tablet tambah darah remaja putri yang dilaksanakan dan
dijadikan sebagai laporan hasil kegiatan dalam satu tahun. Remaja Putri
yang dihitung sebagai cakupan adalah remaja putri yang menerima TTD
sebanyak satu kali setiap minggu.
Dalam wawancara dengan Koordinator Gizi dan Kepala Puskesmas
mengenai cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah di sekolah
wilayah Puskesmas Duren Jaya. Koordinator Gizi mengatakan bahwa
semua remaja terlah diberikan tablet tamabh darah dalam setiap
minggunya dalam setahun lalu di evaluasi apakah dalam satu tahun
tersebut cakupan kegiatan tersebut sudah memenuhi target atau belum.
Jika belum memenuhi target yang seharusnya sudah dicapai maka pihak
puskesmas akan memastikan kembali kepada remaja putri tersebut
72
mengapa tidak diminum tablet tambah darah. Dibawah ini adalah kutipan
wawancara dengan Koordinator Gizi dan Kepala Puskesmas sebagai
informan pendukung.
“Ya, jadi untuk cakupan kegiatan kita di sekitar puskesmas Duren
Jaya sudah merata ya yaitu bisa dibilang sudah mencapai angka 100%,
namun jika ada pihak yang menolak kami akan osialisasi ulang tentang
pentingnya TTD dan tetap melakukan kerjasama dengan pihak sekolah.”
(A6)
Kepala Puskesmas mengatakan cakupan kegiatan program
pemberian tablet tambah darah tersebut sudah mencapai 100% dan jika
cakupan kegiatan tersebut tidak sesuai target maka puskesmas akan
melakukan sosialisasi kembali kepada remaja dan tetap bekerja sama
dengan pihak sekolah.
Guru BK, dan Guru UKS harus mempunyai rekapan cakupan
kegiatan yang dilakukan oleh remaja putri untuk diberikan pihak
Puskesmas. Dibawah ini adalah kutipan pernyataan wawancara kepada
Guru BK, Guru UKS mengenai cakupan kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah kepada remaja putri.
“Untuk 3 bulan pertama cakupannya sesuai sama target yah
karena kita menyesuaikan jumlah murid dan ya minum semua.” (A8)
Jika dalam pemberiannya sudah memenuhi target maka untuk
cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di
wilayah puskesmas Duren Jaya dapat dikatakan berhasil karena jika
remaja putri tersebut rutin dalam meminum tablet FE maka angka kejadian
anemia akan semakin menurun.
b. Prioritas Masalah
Faktor penyebab tidak optimal pelaksanaan Program Pemberian Tablet
Tambah Darah
1) Keterbatasan Puskesmas untuk memberikan secara merata TTD
di wilayah pelaksanaan Tablet Tambah Darah
2) Keterbatasan Puskesmas menyediakan fasilitas sarana dan
prasarana untuk pelaksanaan Program Pemberian Tablet
Tambah Darah
3) Keterbatasan Puskesmas untuk mensosialisasikan pelaksanaan
Tablet Tambah Darah
BAB VI
PEMBAHASAN
A. Pengantar Bab
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui
dari 10 informan yang terdiri dari Koordinator Gizi, Kepala Puskesmas, Guru
UKS, Guru BK, Guru BK, 3 Siswi SMP dan 2 Siswi SMA masing-masing
telah melakukan wawancara. Didapatkan hasil bahwa masih banyak
ketidaksuesuaian pelaksanaan Program Pemberian Tablet Tambah Darah di
wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya terhadap remaja putri baik dari faktor
input, proses, maupun output.
74
75
atau dari SMP hingga SMA guna mengurangi kenaikan angka anemia
pada remaja putri di tingkat SMP dan SMA (Kemenkes RI, 2018).
Program pemberian tablet tambah darah telah diatur dalam
Permenkes RI No. 88 tahun 2014 tentang standar TTD bagi wanita usia
subur dan ibu hamil dan Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan RI
No. HK.03.03/V/0595/2016 tentang pemberian tablet tambah darah
pada remaja putri dan wanita usia subur. Acuan dalam pelaksanan program
TTD terdapat dalam buku Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk
Remaja Putri dan wanita usia subur dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2018 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan
Repulik Indonesia. Meskipun demikian masih mengalami banyak
kendala terutama dalam hal kepatuhan dalam meminum tablet tambah
darah tersebut (Kemenkes RI, 2020).
Menurut peneliti kurang tepatnya informan dalam memahami
makna program pemeberian tablet tambah darah hal ini disebabkan bahwa
kurang optimalnya dalam memberikan pemahaman tentang program
tersebut ditandai dengan beberapa informan yang belum memahami secara
rinci tentang program ini meskipun sudah dilakukan sosialisasi.
2. Deskripsi Input
Dari hasil wawancara terhadap beberapa informan mengenai
sumber daya manusia, sarana dan prasarana dalam program pemberian
tablet tambah darah ini dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator dalam
aspek ini belum sesuai dengan pedoman pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan anemia remaja putri yang dikeluarkan oleh Kementrian
Kesehatan RI tahun 2018. Hal ini ditandai dengan para remaja putri yang
tidak mempunyai semangat untuk meminum tablet tambah darah tersebut
sehingga menyebabkan kurang patuhnya remaja putri dalam meminum
tablet tambah darah.
Promosi kesehatan akan berhasil jika didukung dengan media
promosi yang baik. Melalui media promosi kesehatan yang baik,
remaja putri dapat meningkatkan kontrol, dan mengubah perilaku
dalam upaya mengembangkan kesehatan mereka. Media promosi
76
3. Deskripsi Proses
Dalam proses persiapan, pendistribusian, pemantauan serta
pencatatan dan pelaporan secara umum belum sesuai dengan panduan dari
Kemenkes RI. Menurut (A. E. Putri, 2019) persiapan adalah penentu
berjalannya suatu kegiatan atau program. Apabila dalam suatu kegiatan
tersebut dipersiapkan dengan baik maka hasilnya akan memberikan
peluang keberhasilan terhadap kegiatan tersebut.
Proses persiapan dalam program ini belum sesuai. Untuk
menentukan sasaran dilakukan dengan terlebih dahulu merencanakan
penentuan kebutuhan berdasarkan sasaran dari tahun sebelumnya
menggunakan data yang direkap oleh puskesmas dari masing-masing
sekolah. Berdasarkan data dapodik setiap remaja putri di sekolah sehingga
untuk memenuhi sasaran akan dengan tepat dalam penyampaiannya. Hal
ini sejalan dengan (Kemenkes RI, 2020) Sasaran kegiatan suplementasi
TTD di institusi sekolah adalah remaja putri sesuai dengan Surat Edaran
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dengan nomor
HK.03.03/V/0595/2016. Perhitungan sasaran rematri di tingkat pusat
maupun tingkat kabupaten dan kota menggunakan Data Sasaran Program
Pembangunan Kesehatan 2015-2019. Sedangkan perhitungan di tingkat
puskesmas dan sekolah menggunakan Data Pokok Pendidikan
80
(DAPODIK) terbaru dari SMP dan SMA atau yang sederajat. Berdasarkan
buku Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja
Putri Dan Wus oleh Kemenkes RI tahun 2016 bahwa perhitungan jumlah
kebutuhan berdasarkan jumlah sasaran dengan penambahan 10% sebagai
buffer stock.
4. Deskripsi Output
Output dalam penelitian ini dilihat dari cakupan kegiatan serta
ketepatan sasaran, waktu, dan distribusi. Jika dilihat dari cakupan kegiatan,
pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah remaja putri ini telah
berhasil karena 100% remaja putri mendapat tablet tambah darah. Namun
jika dilihat dari ketepatan sasaran, waktu, dan distribusi maka program ini
dikatakan belum efektif karena sasaran, waktu pemberian serta proses
pendistribusian tidak sesuai dengan buku pedoman yang dikeluarkan oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2016.
Menurut peneliti setelah dilihat hasil cakupan kegiatan mencapai
100% yang berarti bahwa semua remaja putri mendapat tablet tambah
darah. Namun setelah ditelaah kembali pada faktor pendistribusian untuk
tingkat SMA hanya baru dilakukan pada kelas 10 saja yang artinya
pendistribusian belum merata dan dalam pencegahan anemia tingkat SMA
di daerah Puskesmas Duren Jaya masih kurang stabil dan efektif. Selain
itu waktu pemberian seharusnya di sekolah, bukan diminum di rumah.
Tidak hanya itu, tablet tambah darah yang diberikan juga tidak dikonsumsi
85
5. Analisis Swot
Pada perencanaan strategis, analisis situasi digunakan sebagai
proses untuk mendapatkan suatu strategi dengan menyesuaikan pada
adanya peluang eksternal adanya kekuatan internal saat menghadapi
ancaman eksternal dan kelemahan internal. Salah satu teknik yang
digunakan dalam menganalisis situasi pada suatu institusi adalan S.W.O.T.
Analisis S.W.O.T merupakan proses yang melibatkan empat komponen
86
yang terbagi menjadi dua dimensi. Keempat komponen tersebut terdiri dari
strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threat
(ancaman) (Hulisnaini, 2019).
Dalam program pemberian tablet tambah darah di Puskesmas
Duren Jaya untuk mengelompokkan kinerja suatu program sehingga
merancang strategi yang berguna untuk mengoptimalkan pelaksanaan
Program pemberian tablet tambah darah di Puskesmas Duren Jaya. Lalu
mengelompokkan identifikasi masalah kedalam strength (kekuatan),
weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threat (ancaman)
merupakan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan benar
dengan sumber daya yang cukup. Dibawah ini adalah pengelompokkan
berdasarkan hasil analisis swot.
Bagan 5. 1
Analisis SWOT
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam melakukan
penelitian ini, hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dan kelemahan
dalam pelaksanaan penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan dalam mengumpulkan informasi
Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan panduan wawancara
yaitu pada kemampuan responden yang kurang dalam memahami
pernyataan pada teks wawacara dan juga kejujuran informan dalam
menjawab beberapa pertanyaan sehingga ada kemungkinan hasilnya
kurang akurat.
2. Keterbatasan kemampuan peneliti
Kemampuan yang dimiliki oleh penelitu masih sangat terbatas dalam
mengelola data dan isinya, dikarenakan peneliti belum mempunyai
pengalaman dalam melakukan penelitian kualitatif sehingga masih banyak
faktor yang belum bisa di dapat secara mendalam. Demikian pula peneliti
dalam mengelola data kulaititaf masih sangat kurang.
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan terkait Analisis
Pelaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren Jaya Tahun 2023 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Program Tablet Tambah Darah dalam hal pengetahuan ini masih banyak
yang belum mengerti tentang tujuan program ini, informan hanya
mengetahui tentang pengertian obat tablet tambah darah. Tidak dengan
maksud dan tujuan program tablet tambah darah
2. Input pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya meliputi sumber daya
manusia, sarana dan prasarana. Aspek input serta sarana dan prasarana
secara keseluruhan belum sesuai dengan Buku Pedoman Penanggulangan
dan Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur Tahun
2018.
3. Proses pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya meliputi perencanaan,
pendistribusian, pemantauan, serta pencatatan dan pelaporan. Proses
pelaporan dinilai sudah sesuai dan tepat, namun dari proses perencanaan,
pendistribusian, pencatatan belum sesuai dengan Buku Pedoman
Penanggulangan dan Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil dan Wanita
Usia Subur Tahun 2018.
4. Output pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya meliputi cakupan kegiatan
serta ketepatan sasaran, waktu dan distribusi. Aspek tersebut dinilai belum
sesuai dengan Buku Pedoman Penanggulangan dan Pencegahan Anemia
Pada Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur Tahun 2018.
88
89
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
saran kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Bagi remaja
Remaja perlu menerima dan membuka wawasan tentang pentingnya
meminum tablet tambah darah sedari remaja. Pemerintah memfasilitasi
program tersebut guna menyelamatkan di masa mendatang, serta
manfaatkan fasilitas yang sudah diberikan oleh pihak puskesmas dan
sekolah mengenai program ini.
2. Bagi sekolah
Pihak sekolah diharapkan mampu ikut menggerakkan program ini dengan
baik dan bijak agar remaja putri di sekolah bisa dengan yakin dan
mempercayai program ini dengan baik, serta memberikan edukasi yang
menarik agar menumbuhkan semangat kepada remaja putri dalam
meminum tablet tambah darah
3. Bagi puskesmas
Puskesmas perlu meningkatkan kinerja SDM serta sarana dan prasarana
agar menunjang berjalannya program pemberian tablet tambah dengan
baik. Memperluas wilayah pelaksanaan pemberian tablet tambah darah,
serta melakukan sosialisasi secara rutin tidak hanya kepada remaja putri
namun juga kepada orang tua agar remaja putri tetap patuh dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah
4. Bagi masyarakat
Diharapkan orang tua mau mendukung dan memberikan support kepada
anak-anaknya agar tetap meminum tablet tambah darah, karena itu adalah
salah satu pencegahan yang dilakukan sedari dini. Orang tua dapat
mengikuti sosialisasi yang dilakukan oleh pihak puskesmas untuk
menambah wawasan para orang tua mengenai pentingnya mengkonsumsi
tablet tambah darah.
90
DAFTAR PUSTAKA
Adam, A., Chaerunnimah, dan, Jurusan Gizi, A., Kemenkes Makassar, P., Gizi,
J., & History, A. (2022). Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Tambah
Darah Remaja Putri Di Kabupaten Toraja Utara. Media Gizi Pangan, 29,
16–
23. https://journal.poltekkes-
mks.ac.id/ojs2/index.php/mediagizi/article/view/2857
Ahyar, H., Maret, U. S., Andriani, H., Sukmana, D. J., Mada, U. G., Hardani,
S.Pd., M. S., Nur Hikmatul Auliya, G. C. B., Helmina Andriani, M. S.,
Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Sukmana, D. J., & Istiqomah, R.
R. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Issue March).
Azizah, D. I. (2020). Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin C pada Remaja
Putri di Daerah Jatinangor. Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(4), 169.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.46425
Badan Pusat Statistik. (2022). Jumlah Penduduk Usia 15 tahun ke Atas Menurut
Golongan Umur 2021-2022 (pp. 335–358).
91
https://www.bps.go.id/indicator/6/715/1/jumlah-penduduk-usia-15-tahun-ke-
atas-menurut-golongan- umur.html
%0Ahttps://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/960.
Fitriana, F., & Dwi Pramardika, D. (2019). Evaluasi Program Tablet Tambah
Darah pada Remaja Putri. MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan
Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion, 2(3), 200–207.
https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3.807
Hasanah, N., Lestari, F., & Yuniarni, U. (2020). Evaluasi Program Pemberian
Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Anemia dan Non Anemia di
Wilayah Puskesmas Antapani. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA), 2(3), 147–
158.
Kemenkes RI. (2020). Pedoman pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi
remaja putri pada masa pandemi COVID-19. Kementrian Kesehatan RI, 22.
92
http://appx.alus.co/direktoratgiziweb/katalog/ttd-rematri-ok2.pdf
Kusumawardani, N., Soerachman, R., Laksono, A. D., Indrawati, L., Sari, P., &
Paramita, A. (2019). Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan. In
Yogyakarta: PT Kanisius (Vol. 53, Issue 9).
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&q=penelitian+kualitati
f+Kesehatan&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p=YtVagCxKeoEJ
Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Ayu Amalia, D., & Muhammadiyah
Tangerang, U. (2020). Analisis Bahan Ajar. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Sosial, 2(2), 311–326. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara
Muqorobin, M. S., & Kartin, E. (2022). SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah. SENTRI:
Jurnal Riset Ilmiah, 1(3), 17–34.
04.758%0Awww.iosrjournals.org
Purwanto, T. S., & Sumaningsih, R. (2019). Modul Ajar Gizi Ibu dan Anak ini. In
Prodi Kebidanan Magetan Poltekkes Kemenkes Surabaya.
Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A. O., & Anggraini, L. (2019). Metode Orkes-
Ku (raport kesehatanku) dalam mengidentifikasi potensi kejadian anemia gizi
pada remaja putri. In CV Mine.
Siallagan, D., Swamilaksita, P. D., & Angkasa, D. (2018). Pengaruh asupan Fe,
vitamin A, vitamin B12, dan vitamin C terhadap kadar hemoglobin pada
remaja vegan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 13(2), 67.
https://doi.org/10.22146/ijcn.22921
LAMPIRAN
96
Kepada Yth:
Bapak/Ibu/Saudara/I Calon Informan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi
Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Yunia Vina Pitaloka
NPM : 19.156.04.11.029
Adalah mahasiswa jurusan Sarjana Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Medistra Indonesia Bekasi, yang sedang melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Tambah Darah Pada
Remaja Putri Dalam Mencegah Anemia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023” penelitian ini dilaksanakan sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Kebidanan
STIKes Medistra Indonesia, sehubung dengan hal tersebut diatas maka saya
meminta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk memberikan informasi atas
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dan dijawab dengan sebenar-benarnya.
Saya menjamin keikutsertaan Bapak/Ibu/Saudara/I tidak mengakibatkan kerugian
apapun karena informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya.
ApabilaBapak/Ibu/Saudara/I bersedia, saya mohon untuk menandatangani lembar
persetujuan yang disediakan dalam lembaran ini, Atas perhatian dan kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/I saya ucapkan terimakasih
Nama responden :
Umur :
Alamat :
Jabatan / Kelas :
Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden
dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Program Pemberian
Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Dalam Mencegah Anemia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023”. Adapun
bentuk ketersediaan saya adalah:
2. Memberikan informasi yang benar dan sejujurnya terhadap apa yang diminta
atau dinyatakan peneliti
Keikutsertaan saya ini sukarela, tidak ada unsur paksaan dari pihak
manapun. Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dipergunakan
sebagaimana semestinya.
(………)
99
Identifikasi
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama bertugas pada jabatan ini :
Hari / Tanggal wawancara :
C. Proses
a) Persiapan
1. Apakah sebelum diberikan tablet tambah darah kepada remaja putri
di lakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada remaja tersebut?
2. Bagaimana proses perencanaan sasaran dan kebutuhan tablet
tambah darah remaja putri?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu menentukan jumlah sasaran dalam
pengadaaan tablet tambah darah bagi remaja putri?
4. Apa yang dilakukan jika jumlah tablet tambah darah bagi remaja
putri yang tersedia kurang / berlebih?
b) Pendistribusian
1. Sejak kapan proses pemberian tablet tambah darah ini dilakukan?
2. Berapa kali dilakukan pendistribusian tablet tambah darah di sekolah-
sekolah wilayah kerja puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi?
3. Berapa banyak tablet tambah darah yang diberikan pada setiap
remaja putri?
4. Berapa lama pemberian tablet tambah darah pada remaja putri?
5. Apakah semua SMP/SMA sederajat diberikan tablet tambah darah?
c) Pemantauan
1. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan monitoring terhadap kepatuhan
remaja dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
2. Bagaimana bentuk pelaporan dan monitoring kepatuhan remaja putri
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
d) Pelaporan
1. Apakah ada format pelaporan pendistribusian tablet tambah darah
remaja putri?
2. Bagaimana bentuk pelaporan yang akan diberikan dari pihak sekolah ke
puskesmas Duren Jaya?
D. Output
a) Cakupan program anemia pada remaja putri
1. Berapa cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah bagi
remaja putri?
2. Bagaimana jika cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah
pada remaja putri tidak memenuhi target?
b) Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
1. Apakah remaja putri menerima adanya program pemberian tablet
tambah darah?
2. Apakah remaja putri mendapatkan satu tablet tambah darah setiap
minggu selama 52 minggu?
101
Identifikasi
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama bertugas pada jabatan ini :
Hari / Tanggal wawancara :
B. Input
a) SDM
1. Siapa saja tenaga kesehatan yang turut terlibat dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri?
2. Bagimanakah uraian tugas dari masing-masing tenaga kesehatan yang
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri?
b) Sarana dan Prasarana
1. Bagaimana ketersediaan alat dan bahan yang mendukung program
tersebut seperti leaflet/brosur/buku lembar balik dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri?
2. Apakah pada saat dibagikan tablet tambah darah siswi disekolah
mendapatkan buku Rapor Kesehatanku?
3. Apakah pada saat dilakukan penyuluhan dan dibagikan tablet tambah
darah, remaja mendapatkan fasilitas yaitu ukur Hb untuk mengukur
siapa saja remaja yang terkena anemia?
4. Apakah ada tempat penyimpanan khusus tablet tambah darah sebelum
di distribusikan ke sekolah-sekolah sekitar wilayah kerja puskesmas
Duren Jaya?
102
C. Proses
a) Persiapan
1. Apakah sebelum diberikan tablet tambah darah kepada remaja putri
di lakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada remaja tersebut?
2. Bagaimana proses perencanaan sasaran dan kebutuhan tablet
tambah darah remaja putri?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu menentukan jumlah sasaran dalam
pengadaaan tablet tambah darah bagi remaja putri?
4. Apa yang dilakukan jika jumlah tablet tambah darah bagi remaja
putri yang tersedia kurang / berlebih?
b) Pendistribusian
1. Sejak kapan proses pemberian tablet tambah darah ini dilakukan?
2. Berapa kali dilakukan pendistribusian tablet tambah darah di sekolah-
sekolah wilayah kerja puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi?
3. Berapa banyak tablet tambah darah yang diberikan pada setiap
remaja putri?
4. Berapa lama pemberian tablet tambah darah pada remaja putri?
5. Apakah semua SMP/SMA sederajat diberikan tablet tambah darah?
c) Pemantauan
1. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan monitoring terhadap kepatuhan
remaja dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
2. Bagaimana bentuk pelaporan dan monitoring kepatuhan remaja putri
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
d) Pelaporan
1. Apakah ada format pelaporan pendistribusian tablet tambah darah
remaja putri?
2. Bagaimana bentuk pelaporan yang akan diberikan dari pihak sekolah
ke puskesmas Duren Jaya?
D. Output
a) Cakupan program anemia pada remaja putri
1. Berapa cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah bagi
remaja putri dalam setahun?
2. Bagaimana jika cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah
pada remaja putri tidak memenuhi target?
b) Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
1. Apakah remaja putri menerima adanya program pemberian tablet
tambah darah?
2. Apakah remaja putri mendapatkan satu tablet tambah darah
setiap minggu selama 52 minggu?
103
Identifikasi
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama bertugas pada jabatan ini :
Hari / Tanggal wawancara :
B. Input
a) SDM
1. Siapa saja tenaga kesehatan atau petugas puskesmas yang turut terlibat
dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri ke
sekolah?
2. Siapa saja unit sekolah yang turut terlibat dalam program pemberian
tablet tambah darah bagi remaja putri?
3. Bagaimanakah uraian tugas dari masing-masing unit sekolah yang
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri?
b) Sarana dan Prasarana
1. Bagimana ketersediaan alat dan bahan yang mendukung program
tersebut seperti leaflet/brosur/buku lembar balik dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri?
2. Apakah pada saat dibagikan tablet tambah darah pada siswi disekolah
mendapatkan buku Rapor Kesehatanku?
3. Apakah pada dibagikan tablet tambah darah, remaja mendapatkan
fasilitas yaitu ukur Hb untuk mengukur siapa saja remaja yang terkena
anemia?
4. Apakah ada tempat penyimpanan khusus tablet tambah darah di uks
sekolah?
104
C. Proses
a) Persiapan
1. Apakah sebelum diberikan tablet tambah darah kepada remaja putri
di lakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada remaja tersebut?
2. Apakah semua remaja putri mendapatkan tablet tambah darah?
3. Apa yang dilakukan jika jumlah tablet tambah darah bagi remaja
putri yang tersedia kurang / berlebih?
4. Bagaimana jika pada saat diberikan tablet tambah darah siswi tersebut
sedang tidak masuk sekolah?
5. Apakah ada jadwal minum bersama tablet tambah darah di sekolah?
b) Pendistribusian
1. Sejak kapan proses pemberian tablet tambah darah ini dilakukan
disekolah?
2. Berapa kali sekolah menerima pendistribusian tablet tambah darah di
sekolah?
3. Berapa banyak tablet tambah darah yang diberikan pada setiap
remaja putri?
4. Berapa lama pemberian tablet tambah darah pada remaja putri?
5. Apakah semuakah semua remaja putri mendapat tablet tambah darah?
c) Pemantauan
1. Bagaimana proses monitoring pihak sekolah terhadap kepatuhan remaja
putri dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
d) Pencatatan
1. Siapakah yang bertugas mencatat bukti jika remaja putri tersebut
mematuhi untuk meminum tablet tambah darah?
e) Pelaporan
1. Apakah ada format pelaporan tablet tambah darah remaja putri?
2. Bagaimana bentuk pelaporan yang akan diberikan dari pihak sekolah
ke puskesmas Duren Jaya?
D. Output
c) Cakupan program anemia pada remaja putri
1. Berapa cakupan remaja di sekolah yang meminum tablet
tambah darah dalam 3 bulan atau setahun?
d) Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
1. Apakah remaja putri menerima adanya program pemberian tablet
tambah darah?
2. Apakah remaja putri mendapatkan satu tablet tambah darah setiap
minggu selama 52 minggu?
3. Apakah remaja putri bersedia untuk meminum tablet tambah darah?
105
Identifikasi
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama bertugas pada jabatan ini :
Hari / Tanggal wawancara :
A. Input
a) SDM
1. Siapa saja tenaga kesehatan atau petugas puskesmas yang turut
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri ke sekolah?
2. Siapa saja unit sekolah yang turut terlibat dalam program pemberian
tablet tambah darah bagi remaja putri?
3. Bagimanakah uraian tugas dari masing-masing unit sekolah yang
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri?
b) Sarana dan Prasarana
1. Bagimana ketersediaan alat dan bahan yang mendukung program
tersebut seperti leaflet/brosur/buku lembar balik dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri?
2. Apakah pada saat dibagikan tablet tambah darah siswi disekolah
mendapatkan buku Rapor Kesehatanku?
3. Apakah pada dibagikan tablet tambah darah, remaja mendapatkan
fasilitas yaitu ukur Hb untuk mengukur siapa saja remaja yang terkena
anemia?
4. Apakah ada tempat penyimpanan khusus tablet tambah darah di uks
sekolah?
106
B. Proses
a) Persiapan
1. Apakah sebelum diberikan tablet tambah darah kepada remaja putri
di lakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada remaja tersebut?
2. Apakah semua remaja putri mendapatkan tablet tambah darah?
3. Apa yang dilakukan jika jumlah tablet tambah darah bagi remaja
putri yang tersedia kurang / berlebih?
4. Bagaimana jika pada saat diberikan tablet tambah darah siwi
tersebut sedang tidak masuk sekolah?
5. Apakah ada jadwal minum bersama tablet tambah darah di sekolah?
b) Pendistribusian
1. Sejak kapan proses pemberian tablet tambah darah ini dilakukan
disekolah?
2. Berapa kali sekolah menerima pendistribusian tablet tambah darah di
sekolah?
3. Berapa banyak tablet tambah darah yang diberikan pada setiap remaja
putri?
4. Berapa lama pemberian tablet tambah darah pada remaja putri?
5. Apakah semua remaja putri mendapat tablet tambah darah?
c) Pemantauan
1. Bagaimana proses monitoring pihak sekolah terhadap kepatuhan remaja
putri dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
d) Pencatatan
1. Siapakah yang bertugas mencatat bukti jika remaja putri tersebut
mematuhi untuk meminum tablet tambah darah?
e) Pelaporan
1. Apakah ada format pelaporan tablet tambah darah remaja putri?
2. Bagaimana bentuk pelaporan yang akan diberikan dari pihak sekolah
ke puskesmas Duren Jaya?
C. Output
a) Cakupan program anemia pada remaja putri
1. Berapa cakupan remaja di sekolah yang meminum tablet
tambah darah dalam 3 bulan atau setahun?
b) Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
1. Apakah remaja putri menerima adanya program pemberian tablet
tambah darah?
2. Apakah remaja putri mendapatkan satu tablet tambah darah setiap
minggu selama 52 minggu?
3. Apakah remaja putri bersedia untuk meminum tablet tambah darah?
107
Identifikasi
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama bertugas pada jabatan ini :
Hari / Tanggal wawancara :
B. Input
a) SDM
1. Apakah ada tenaga kesehatan atau petugas puskesmas yang turut
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah ke sekolah?
2. Siapa saja unit sekolah atau guru yang turut terlibat dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri disekolah?
b) Pendistribusian
1. Sejak kapan anda mulai memperoleh tablet tambah darah disekolah?
108
c) Pemantauan
1) Apakah anda minum tablet tambah darah yang didapat disekolah? Jika
tidak berikan alasannya!
2) Kapan anda minum tablet tambah darah tersebut?
3) Apakah ada perbedaan antara sebelum mengkonumsi dan setelah
mengkonsumsi tablet tambah darah (misalkan dari segi konsentrasi
belajar, tidak lemas dan lesu saat menstruasi ataupun tidak, dan tidak
mengantuk ketika belajar disekolah)?
d) Pencatatan
1) Siapakah yang bertugas mencatat bukti jika remaja putri tersebut
mematuhi untuk meminum tablet tambah darah?
D. Output
b) Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
4. Apakah anda menerima tablet tambah darah disekolah?
5. Apakah anda mendapatkan satu tablet tambah darah setiap minggu
selama 52 minggu?
109
Pernah dapet tapi sekilas Sosialiasi per kelas Sarana dan Prasarana
aja kaya dijelasin sedikit dijelasin sedikit terus Tablet Tambah Darah
dan itu pas pertama langsung minum
dikasih obatnya aja terus obatnya.
langsung minum. Dan
dikasih sosialiasinya itu
waktu itu per kelas ga
bareng-bareng di
lapangan
Kalo untuk bareng- bareng-bareng engga Pemantauan
bareng itu engga tapi biasanya per kelas aja
biasanya per kelas aja
Mulai januari 2023 Mulai januari 2023 Pendistribusian
2-3 kali sebulan 2-3 kali sebulan Pemantauan
Kadang 1 minggu 1 kali 1 minggu 1 kali Pemantauan
tergantung susternya
ngasihnya kapan
Baru semester baru ini tahun 2023 Pendistribusian
tahun 2023
116
Informan A2
Reduksi Penyajian Data Coding
Program dari sekolah Program dari sekolah Pengertian Program
yang bertujuan supaya bertujuan tablet tambah Tablet Tambah Darah
ga banyak yang darah buat penambah
kekurangan darah, dan darah
tablet tambah darah itu
obat buat penambah
darah
Dari UKS, dari apotek Dari UKS, apotek Tempat Pemberian
Tablet Tambah Darah
Pernah dapet tapi Cuma 1 kali aja di uks Sarana dan Prasarana
Cuma 1 kali aja di uks Tablet Tambah Darah
tergantung dapetnya
1 kali seminggu 1 kali seminggu Pemantauan
biasanya dapet
Baru tahun ini 2023 tahun ini 2023 Pendistribusian
Iya minum terus kalo ga Iya minum Pemantauan
diminum ada sanksinya
Engga ada, kaya biasa Engga ada, rasanya gada Pemantauan
aja rasanya gada perubahan apa-apa
perubahan apa-apa
Mual pengen muntah Mual pengen muntah Pemantauan
gitu aja karena gaenak
rasa obatnya
Susternya yang catet Susternya yang catet Pencatatan
setiap habis minum
Iya menerima Iya menerima Ketepatan sasaran
Belum karena masih Belum 1 tahun full Cakupan Kegiatan
baru jadi belum 1 tahun
full
118
Informan A3
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Obat buat penambah Obat buat Pengertian Program Tablet
darah penambah darah Tambah Darah
Ada di puskesmas atau di Ada di puskesmas Tempat Pemberian Tablet
sekolah atau sekolah Tambah Darah
Tidak dapat buku atau Tidak dapat buku Sarana dan Prasarana
kertas apa-apa. Paling Pemberian Tablet Tambah
kalau udah kita disuruh ke Darah
gurunya aja bilang kalau
udah minum
Iya waktu itu ada ukur HB ukur HB cuma Sarana dan Prasarana
yang kaya di suntik gitu di sekali Tablet Tambah Darah
tangan tapi cuma sekali
Ada penyuluhan dulu baru penyuluhan dulu Sarana dan Prasarana
dikasih obatnya baru dikasih Tablet Tambah Darah
obatnya
Setiap hari senin,tapi itu Setiap hari senin Pemantauan
kalo udah dikasi yauda disuruh minum
Cuma disuruh minum itu boleh dirumah
juga boleh dirumah boleh boleh disekolah
disekolah
Udah dari sebelum baru mulai lagi Pendistribusian
pandemi tapi baru mulai tahun ini
lagi tahun ini
1 minggu 1 kali 1 minggu 1 kali Pemantauan
Kurang tau pokoknya 1 1 minggu 1 kali Pemantauan
minggu 1 kali dalam 1 dalam 1 bulan
bulan
Sudah dari sebelum Sudah dari sebelum Pendistribusian
pandemi, tapi baru mulai pandemi, baru
lagi disekolah baru tahun mulai lagi disekolah
ini baru tahun ini
Iya setiap dapet di minum Iya setiap dapet di Pemantauan
119
Informan A4
Reduksi Penyajian data Tematisasi
Obat buat nambah imun Obat nambah imun Pengertian Program Tablet
biar ga anemia biar ga anemia Tambah Darah
Di sekolah, puskesmas Di sekolah, Tempat Pemberian Tablet
puskesmas Tambah Darah
Iya di ukur HB nya Iya di ukur HB nya Sarana dan Prasarana Tablet
cuma 1 kali cuma 1 kali Tambah Darah
Informan A5
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Suatu program supaya Suatu program Pengertian Program Tablet
tidak anemia supaya tidak anemia Tambah Darah
Sekolah dapat dari Sekolah dapat dari Tempat Pemberian Tablet
puskesmas puskesmas Tambah Darah
Iya sekali aja pas belum pernah dapat Sarana dan Prasarana Tablet
sosialisasi sampe 6 lagi cek HB, sekali Tambah Darah
bulan sekarang belum aja pas sosialisasi
pernah dapat lagi cek
HB.
Iya, ada penyuluhan setiap 3 bulan Sarana dan Prasarana Tablet
dulu di aula baru terakhir sosialisasi Tambah Darah
dikasih obatnya sama bulan januari.
guru PMRnya, tapi ga
setiap 3 bulan terakhir
sosialisasi bulan januari.
Setiap hari selasa sih hari selasa Pemantauan
kalau disini
Yang aku tau si dari dari tahun kemarin Pendistribusian
tahun kemarin tapi
gatau juga sih aku kan
baru masuk smp juga.
Setiap minggu dapet 1 Setiap minggu dapet Pemantauan
kali setiap minggu sih. 1 kali setiap minggu
sih.
Dalam 1 bulan itu Dalam 1 bulan itu Pemantauan
kadang 3-4 kali dapat kadang 3-4 kali
obatnya
123
Informan A6
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Proram tablet tambah darah Proram tablet tambah Program Pemberian
diberikan untuk remaja putri darah diberikan untuk Tablet Tambah Darah
usia 12-18 thn dan diberikan remaja putri usia 12-18
di sekolah pada tingkat SMP thn dan diberikan di
da SMA sederajat selama sekolah pada tingkat
pertahun berjalan SMP da SMA sederajat
Iya, sosialisasi oleh petugas Iya, sosialisasi oleh Sarana dan Prasarana
promkes petugas promkes Pemberian Tablet
Tambah Darah
Informan A7
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Berdasarkan riset dilapangan pemerintah mengeluarkan Program
bahwa banyak remaja yang kebijakan pemberian Pemberian Tablet
terkena anemia, sehingga tablet tambah darah yang Tambah Darah
pemerintah mengeluarkan bertujuan mencegah
kebijakan pemberian tablet terjadinya bayi lahir
tambah darah yang bertujuan stunting dimasa
mendatang. Maka dari itu
mencegah terjadinya bayi
pemerintah membuat
lahir stunting dimasa
kebijakan yaitu pemberian
mendatang. Karena setelah di TTD untuk remaja putri di
telusuri banyak bayi yang sekolah dari usia 12-18
mengalami stunting penyebab tahun di berikan di
utamanya adalah karena sekolah masing-masing.
ibunya mengalami HB rendah
sehingga menderita anemia.
Kalau mencegah pada saat
sudah hamil dan diberikan
tablet tambah darah itu tidak
terlalu efektif jadi diberikan
dari sejak remaja. Maka dari
itu pemerintah membuat
kebijakan yaitu pemberian
TTD untuk remaja putri di
sekolah dari usia 12-18 tahun
di berikan di sekolah masing-
masing.
Mereka bisa mendapatkan di sekolah Tempat
tablet tambah darah di Pemberian Tablet
sekolah, dan untuk sekolah di Tambah Darah
wilayah puskesmas duren
jaya mereka meminum tablet
tambah darah seminggu 1
tablet dan mereka minum
bersama disekolah.
Koordinator gizi, analisis Koordinator gizi, analisis Keterlibatan SDM
laboratorium, bidan / perawat, laboratorium, bidan / Pemberian Tablet
Promkes perawat, Promkes Tambah Darah
laporannya laporannya
- Analis laboratorium : Analis laboratorium :
mereka yang mereka yang mengukur
mengukur HB HB
- Bidan / perawat : Bidan / perawat :
membantu pelaksana membantu pelaksana
pemberian tablet FE pemberian tablet FE
- Promkes : penyuluhan Promkes : penyuluhan
Sebelum diberikan tablet pihak puskesmas Sarana dan
tambah darah pihak melakukan sosialisasi Prasarana
puskesmas melakukan terlebih dahulu sebelum Pemberian Tablet
sosialisasi terlebih dahulu, diberikan tablet tambah Tambah Darah
puskesmas melakukan darah, puskesmas
penyuluhan dan diberikan melakukan penyuluhan
dan diberikan juga poster
juga poster tentang bahaya
tentang bahaya anemia,
anemia, bagaimana cara
bagaimana cara
minumnya, makanan apa saja minumnya, makanan apa
yang tidak boleh di konsumsi saja yang tidak boleh di
data meminum tablet tambah konsumsi
darah. Setidaknya anak
tersebut paham terlebih
dahulu tentang apa yang akan
mereka minum.
Kalo untuk buku tidak ada, buku tidak ad, kita ada Sarana dan
namun kita ada blangko blangko distribusi disitu Prasarana
distribusi disitu tertena nama tertera nama anak dan Pemberian Tablet
anak dan minggunya, jadi minggunya Tambah Darah
misal februari ada berapa
minggu kan itu mereka ceklis
kalau sudah minum. Jika
tidak diberikan tulis
keterangnnya apa mungkin
sedang sakit atau tidak
masuk. Jadi ada daftar
distribusinya.
YA, jadi sebelum diberikan YA, Pemeriksaan HB Sarana dan
tablet tambah darah semua dilakukan hanya pada saat Prasarana Tablet
remaja putri kita ukur HB nya awal sosialisasi saja tidak Tambah Darah
dulu, karena ini program jadi setiap minggu. Namun
semua sekolah kita ukur HB sedang di rencanakan
nya dulu semua. Jadi setiap 6 bulan sekali
mengingat fasilitas stick
berapapun hasilnya kita ga
HB yang terbatas
ngaruh karena semua tetep
minum tablet tambah darah
sesuai porsinya 1 minggu 1
129
Informan A8
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Obat yang fungsinya itu untuk Obat yang fungsinya Program Pemberian
mendopping sel-sel darah untuk mendopping sel- Tablet Tambah Darah
merah supaya cukup dalam sel darah merah dalam
tubuh tubuh
saja 10
Sesuai tanggal kadaluarsa aja, Sesuai tanggal
kalau masi jauh masi tetap kadaluarsa, kalau masi
diberikan setaip minggunya. jauh masi tetap
diberikan setaip
minggunya
Biasanya kita tandain dan ada Biasanya kita tandain Pemantauan
absennya. Jadi kita lihat siswi dan ada absennya. Jadi
tersebut sudah berapa kali kita lihat siswi tersebut
tidak masuk dan berapa kali sudah berapa kali tidak
tidak minum obat TTD itu masuk dan berapa kali
biasanya kita catat. Karena tidak minum obat TTD
itu. jika tidak masuk
kan 1 bulan harus ada 4 kali
pasti kita sampaikan ke
dia minum karena 1 minggu 1
orang tuanya dan
kali dia minum, jadi pasti jika pastikan untuk tetap
tidak masuk pasti kita minum Kecuali ada
sampaikan ke orang tuanya penyakit-penyakit
dan pastikan untuk tetap tertentu. Atau dihari
minum. Kecuali ada penyakit- lain saat ia masuk
penyakit tertentu. Atau dihari sekolah
lain saat ia masuk sekolah
Hari jumat saat yang laki-laki Hari jumat Pemantauan
solat jumat, dan perempuan
punya waktu kosong itu kita
minum habis makan siang
Tahun 2023 bulan januari 2023 bulan januari Pendistribusian
Setiap 3 bulan atau tidak nentu Setiap 3 bulan Pemantauan
juga tergantung pihak
puskesmas
1 minggu 1 kali minum 1 minggu 1 kali minum Pemantauan
4 kali dalam 1 bulan 4 kali dalam 1 bulan Pemantauan
Biasanya melalui absen, kita Biasanya melalui absen, Pencatatan
cek per masing-masing kelas. terus satu per satu kalo
Jika tidak ada yang gamasuk dia minum
kita absen dan kita tandain bungkusannya sudah di
dulu, terus kita absen satu per robek baru kita ceklis
satu kalo dia minum
bungkusannya sudah di robek
baru kita ceklis
Tidak semua, hanya remaja hanya remaja putri kelas Pemantauan
135
Informan A9
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Obat untuk mencegah Obat untuk mencegah Program
anemia. karena biasanya kan anemia. Maka dari pihak Pemberian Tablet
anak anak sekarang puskesmas diberikan Tambah Darah
kebanyakan makan program pemberian tablet
sembarangan, kurang tidur, tambah darah untuk anak
jadi bisa menyebabkan anak remaja putri
terkena anemia sehingga
cepat pusing. Maka dari
pihak puskesmas diberikan
program pemberian tablet
tambah darah untuk anak
anak remaja putri
Dari pihak puskesmas Dari pihak puskesmas Tempat Pemberian
Tablet Tambah
Darah
Ada bidan, terus yang ngecek Ada bidan, terus yang Keterlibatan SDM
hb atau analis ngecek hb atau analis Pemberian Tablet
Tambah Darah
sudah meminumnya.
Sudah sejak tahun 2018 Sudah sejak tahun 2018 Pendistribusian
Setiap 3 bulan sekali Setiap 3 bulan Pemantauan
tergantung stok disekolahnya
juga
Sesuai dengan jumlah murid Pemantauan
misal siswi kami 90
puskesmas memberikan 100
seperti itu
Dari kelas 1 smp sampe kelas 1 minggu 1 kali Pemantauan
3 smp 1 minggu 1 kali
Biasanya komunikasi untuk Biasanya komunikasi Pencatatan
ngatur jadwal dan waktu, lalu untuk ngatur jadwal dan
di cek darah dan dibagikan waktu, lalu di cek darah
kepada pihak sekolah nanti dan dibagikan kepada
pihak sekolah pihak sekolah nanti pihak
membagikannya kepada sekolah membagikannya
siswi kepada siswi
Ya , semua siswi Ya , semua siswi Pemantauan
mendapatkan mendapatkan
Biasanya kita di control oleh di control oleh masing- Pemantauan
masing-masing wali kelas, masing wali kelas,
nanti dari walikelas datanya datanya di rekap dan
di rekap dan dikasi ke TU dikasi ke TU dan BK
dan BK untuk di cek ulang untuk di cek ulang
TU yang mencatat buktinya TU yang mencatat Pencatatan
buktinya
Kita hanya lembar tabel dan Kita hanya lembar tabel Pencatatan
di ceklis dan di ceklis
Betuk laporannya yang Betuk laporannya yang Pencatatan
dibuat hanya bentuk tabel dibuat hanya bentuk tabel
Ya, menerima saja siswi Ya, menerima program Cakupan Kegiatan
kami tentang program pemberian tablet tambah
pemberian tablet tambah darah
darah karena kan bagus juga
untuk kedepannya
Ya, mendapatkan selama 1 Ya, mendapatkan selama Ketepatan sasaran
tahun 1 tahun
Ya, bersedia Ya, bersedia Ketepatan sasaran
139
A10
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Obat yang bertujuan untuk Obat yang bertujuan untuk Program
mengurangi anemia karena mengurangi anemia Pemberian
remaja sekarang banyak yang Tablet Tambah
mengalami anemia Darah
Jika dari pihak sekolah ada guru BK, lalu Pembina Keterlibatan
saya sebagai guru BK, lalu PMR, dan Kepala Sekolah SDM
Pembina PMR, dan Kepala Pemberian
Sekolah sebagai penanggung Tablet Tambah
jawab. Darah
obatnya obatnya
1 kali seminggu dalam satu 1 kali seminggu jadi sebulan Pemantauan
bulan sih jadi sebulan 4 kali 4 kali minum.
minum.
Dari kelas 1 smp sampe kelas 1 minggu 1 kali Pemantauan
3 smp 1 minggu 1 kali
Biasanya komunikasi untuk Biasanya komunikasi untuk Pencatatan
ngatur jadwal dan waktu, lalu ngatur jadwal dan waktu, lalu
di cek darah dan dibagikan di cek darah dan dibagikan
kepada pihak sekolah nanti kepada pihak sekolah nanti
pihak sekolah pihak sekolah
membagikannya kepada membagikannya kepada siswi
siswi
Ya , semua siswi Ya , semua siswi Pemantauan
mendapatkan mendapatkan
Yang catet biasanya Pembina Yang catet biasanya Pembina Pemantauan
PMR setiap minggunya PMR setiap minggunya
TU yang mencatat buktinya TU yang mencatat buktinya Pencatatan
Hanya bentuk lembar ceklis Hanya bentuk lembar ceklis si Pencatatan
si paling. paling.
Betuk laporannya yang Betuk laporannya yang dibuat Pelaporan
dibuat hanya bentuk tabel hanya bentuk tabel
Karena kita dominan yang Karena kita dominan yang Pencatatan
tidak minum jadi mungkin tidak minum jadi mungkin
sedikit yah nama-nama yang sedikit yah nama-nama yang
kita catat untuk di setorkan kita catat untuk di setorkan ke
ke pihak puskesmas pihak puskesmas
Ya, menerima saja siswi Ya, menerima Ketepatan
kami tentang program sasaran
pemberian tablet tambah
darah karena kan bagus juga
untuk kedepannya
Ya, mendapatkan selama 1 Ya, mendapatkan selama 1 Cakupan
tahun tahun kegiatan
Ya, bersedia Ya, bersedia Cakupan
kegiatan
142
I. Data Pribadi
Nama Lengkap : Yunia Vina Pitaloka
TTL : Tempuran, 18 November 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Griya Alam Sentosa, Blok R1 No.03 RT08/RW10.
Kelurahan Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi,
Kabupaten
No. Handphone : 0812-8076-XXXX
Email : yuniavina01@gmail.com
Motto : Selalu ada harga dalam setiap proses. Nikmati
saja lelah-lelah itu. Lebarkan lagi rasa sabar itu dan semua yang kamu
lakukan hari ini kelak untuk menjadikan dirimu serupa dengan apa yang
kamu impikan. Mungkin tidak akan berjalan lancar, namun percayalah
semua akan menjadi cerita indah di akhir nanti.
II. Riwayat Pendidikan
SD : SDN Cinyosog 02
SMP : SMPN 3 Cileungsi
SMA : SMA Muhammadiyah Cileungsi
Perguruan Tinggi : STIKes Medistra Indonesia
143
MOTTO
“Allah SWT tidak akan membani seorang hambanya melainkan sesuai dengan
kemampuannya.”
(QS. Al-Baqarah:268)
Tidak ada yang telalu cepat ataupun terlalu lambat semua berjalan sesuai dengan
ketentuan waktu dan takdir yang tepat. Mungkin prosesmu tidak semudah dan
secepat orang lain, namun percayalah rencana Allah pasti tepat selalu yakin
bahwa rencana Allah itu luar biasa. Suksesmu hingga hari ini juga berkat doa ibu
sepanjang malam yang tidak pernah putus. Tetap semangat dan berjuang.