Anda di halaman 1dari 161

ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN

TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI


DALAM MENCEGAH ANEMIA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS DUREN JAYA
KOTA BEKASI
TAHUN 2023

SKRIPSI

Disusun Oleh:
YUNIA VINA PITALOKA
NPM: 19.156.04.11.029

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA

INDONESIA

2023

1
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN
TABLET TAMBAH DARAH PADA REMAJA PUTRI
DALAM MENCEGAH ANEMIA DI WILAYAH
KERJA PUSKESMAS DUREN JAYA
KOTA BEKASI
TAHUN 2023

SKRIPSI

Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Kebidanan (S.Keb) Pada Program Studi
Kebidanan dan Pendidikan Profesi Bidan
STIKes Medistra Indonesia

Disusun Oleh:
YUNIA VINA PITALOKA
NPM: 19.156.04.11.029

PROGRAM STUDI KEBIDANAN (S1) DAN PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MEDISTRA INDONESIA

2023

i
ii

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir (Skripsi) dengan judul

“ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH


DARAH PADA REMAJA PUTRI DALAM MENCEGAH ANEMIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS DUREN JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2023

telah disetujui sebagai Tugas Akhir (Skripsi) dan dinyatakan memenuhi syarat untuk
diseminarkan.

Disusun Oleh :
YUNIA VINA PITALOKA
NPM. 19.156.04.11.029

Skripsi ini telah disetujui:


Pembimbing

Maslan Pangaribuan, SST., M.Kes


NIDN. 0315047104

Mengetahui,
Kepala Program Program Sudi Ilmu Kebidanan (S1) dan Pendidikan Profesi
Bidan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia

Farida M Simanjuntak, SST., M.Kes


NIDN. 0328018103
iii

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini diajukan oleh :


Nama : Yunia Vina Pitaloka
NPM : 19.156.04.11.029
Program Studi : S1 Kebidanan
Judul Skripsi : “Analisis Pelaksanaan Program Pemberian Tablet
Tambah Darah Pada Remaja Putri Dalam Mencegah Anemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023”
Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai
bagian persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Kebidanan
pada Program Studi Kebidanan S1, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra
Indonesia.

DEWAN PENGUJI

Ketua Tim Penguji :


Maslan Pangaribuan, SST., M.Kes (.............)
NIND. 0315047104
Pembimbing :
Maslan Pangaribuan, SST., M.Kes (.............)
NIDN. 0315047104
Anggota Tim Penguji :
Renince Siregar., SST., M.Keb (….........)
NIDN. 0316098604

Mengetahui,
Wakil Ketua I Bidang Akademi Kepala Program Studi S1 Kebidan
Stikes Medistra Indonesia

Puri Kresnawati, SST., Farida M Simanjuntak, SST., M.Kes


M.Kes NIDN. 0309049001 NIDN. 0328018103

Disahkan,
Ketua STIKes Medistra Indonesia

Dr. Lenny Irmawaty Sirait, SST.,M.Kes


NIDN. 0319017902
iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Yunia Vina Pitaloka


NPM : 19.156.04.11.029
Program Studi : S1 Kebidanan
Judul Skripsi : Analisis Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Tambah Darah
Pada Remaja Putri Dalam Mencegah Anemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Jaya
Kota Bekasi Tahun 2023.

Menyatakan dengan ini sebenarnya bahwa Skripsi yang saya tulis ini benar-benar hasil
karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang
saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi ini adalah hasil jiplakan, maka
saya akan bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.

Bekasi, 7 Juni 2023


Yang Membuat Pernyataan

Yunia Vina Pitaloka


NPM. 19.156.04.11.029
v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan
bimbinganNya Penulis dapat menyelesaikan proposal skripsi dengan judul “ANALISIS
PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA
REMAJA PUTRI DALAM MENCEGAH ANEMIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS DUREN JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2023”. Proposal skripsi ini
merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana kebidanan (S.Keb) pada
Program Studi S1 Ilmu Kebidanan STIKes Medistra Indonesia.

Selama penyusunan Proposal Tugas Akhir (Skripsi) ini tentunya tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, dengan segala
kerendahan hati dan penuh rasa hormat penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada pihak yang telah membantu baik dari segi moril ataupun materil
dengan secara langsung maupun tidak langsung, terutama kepada yang saya hormati:

1. Usman Ompusunggu, S.E. selaku Pembina Yayasan Medistra Indonesia.


2. Saver Mangandar Ompusunggu, S.E. selaku Ketua Yayasan Medistra Indonesia.
3. Dr Lenny Irmawaty Sirait, SST.,M.Kes selaku Ketua STIKes Medistra
Indonesia.
4. Puri Kresnawati, SST., M.Kes selaku WK I Bidang Akademik STIKes Medistra
Indonesia.
5. Farida Banjarnahor, SH, selaku WK II Bidang Administrasi dan Kepegawaian
STIKes Medistra Indonesia.
6. Hainun Nissa, SST., M.Kes selaku WK 3 Bidang Kemahasiswaan dan Alumni
STIKes Medistra Indonesia.
7. Farida M Simanjuntak, SST., M.Kes Selaku Ketua Program Studi Kebidanan
(S1) dan Pendidikan Profesi Bidan dan selaku dosen pembimbing akademik
yang telah memberikan semangat dan motivasi pada selama perkuliahan ini.
8. Riyen Sari, SST., M.Kes selaku Koordinator Skripsi.
9. Dr Lenny Irmawaty Sirait, SST.,M.Kes selaku wali kelas atas arahan dan
bimbingannya yang diberikan selama masa kuliah.
vi

10. Maslan Pangaribuan, SST., M.Kes sebagai Dosen pembimbing skripsi yang telah
memberikan arahan dan motivasi dalam menyusun proposal penelitian ini.
11. Renince Siregar, SST., M. Keb selaku Dosen Penguji yang telah memberikan
arahan dan motivasi dalam penyusunan penenlitian ini.
12. Seluruh jajaran dosen dan staff STIKes Medistra Indonesia yang turut membantu
memberikan banyak ilmu, masukan dan arahan selama proses pendidikan.
13. Kepala puskesmas Duren Jaya beserta staffnya yang telah memberikan izin
kepada penulis karena telah memberikan izin untuk melakukan penelitian di
wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya.
14. Seluruh informan yang terlibat dalam penelitian ini yang telah banyak membantu
dalam penelitian dan pengambilan data bagi penulis.
15. Ungkapan terimakasih dan penghargaan yang penulis haturkan dengan rendah
hati dan rasa hormat kepada kedua orang tua penulis yang tercinta, bapak Yuli
Hermawan, dan ibu Siti Suratmi serta adik penulis atas semua doa dan
dukungannya yang tidak henti-hentinya di berikan kepada penulis. Terimakasih
atas segala jasa dan pengorbanannya yang tidak akan pernah penulis lupakan
jasa-jasa mereka. Doa restu, nasihat, petunjuk dari mereka kiranya adalah
dorongan moril yang paling efektif bagi kelanjutan studi penulis hingga saat ini.
16. Terimakasih penulis sampaikan kepada Muhammad Ardy Kusuma karena selalu
ada dan tak henti-henti memberikan dukungan, semangat, serta bantuan kepada
penulis baik itu tenaga, pikiran, materi maupun moril kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi ini.
17. Terimakasih penulis sampaikan kepada sahabatku tercinta Ririn Khoerunnisa,
Dhea Amalia, Putri Aprillia, dan Ayuning Dyah karena sudah selalu ada disaat
senang maupun duka, dan sudah turut membantu serta mensupport saya dalam
menyelesaikan skripsi ini.
18. Terimakasih rekan-rekan mahasiswa program studi S1 Kebidanan akt 1 2019
yang telah banyak memberikan masukan kepada penulis baik selama perkuliahan
maupun dalam penulisan skripsi ini.
19. Terakhir untuk penulis sendiri, Yunia Vina Pitaloka terimakasih atas segala kerja
kerasnya dan semangatnya sehingga tidak pernah menyerah dalam mengerjakan
tugas akhir skirpsi ini. Semoga penulis tetap selalu rendah hati, karena ini baru
vii

awal dari semuanya dan masih banyak lagi tahap yang harus dilewati untuk
menjadi seorang Bidan semoga dengan langkah awal yang baik ini langkah
kedepannya akan dipermudah oleh Allah aamiin ya Rabbal’alamin.
20. Terimakasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang tidak dapat saya
sebutkan satu persatu, telah memberikan motivasi dan bantuan hingga proposal
penelitian ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan proposal skripsi ini masih jauh dari
kata sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya
membangun dari semua pihak agar kedepannya bisa semakin lebih baik lagi. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi peneliti dan umumnya bagi pembaca.

Bekasi, 7 Juni 2023

Yunia Vina Pitaloka


viii

ABSTRAK
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA
REMAJA PUTRI DALAM MENCEGAH ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DUREN JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2023

Yunia Vina Pitaloka1, Maslan Pangaribuan2, Renince Siregar3


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
Email : yuniavina01@gmail.com1, maslanpangaribuan@gmail.com2,
renin72gar@gmail.com3

Latar Belakang: Berdasarkan data Riskesdas 2018 di Indonesia, angka kejadian anemia
pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia hal tersebut
dipengaruhi oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik.
Puskesmas Duren Jaya telah mengimplementasikan program pemberian Tablet
Tambah Darah untuk remaja puti sejak tahun 2018.
Tujuan Penelitian: untuk menganalisis program tablet tambah darah untuk remaja putri
di wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya.
Metode Penelitian: penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan pendekatan
studi kasus (case study), yaitu penelitian yang berupaya menggambarkan kondisi
pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah pada remaja putri dilihat dari input,
proses, dan output. Dengan Teknik pemilihan informan pada penelitian ini
menggunakan teknik purposive sampling atau teknik sampling yaitu informan dipilih
berdasarkan kriteria tertentu (representative).
Hasil Penelitian: Pada tahap input ada perbedaan dalam pencapaian fasilitas dan
infrastruktur. Pada tahap proses ketidaksesuaian terjadi dalam distribusi, pemantauan
dan pencatatan dan pelaporan. Pada tahap output, ketidakcocokan terjadi dalam
penargetan dan ketepatan waktu dan distribusi.
Kesimpulan: Terdapat ketidaksesuaian terjadi dalam aspek input pada sarana dan
prasarana. Pada aspek proses ketidaksesuaian terjadi pada aspek pendistribusian,
pemantauan, pencatatan dan pelaporan. Pada aspek output ketidaksesuai terjadi pada
ketepatan sasaran, waktu dan distribusi.

Kata kunci: Analisis, Remaja Putri, Tablet Tambah Darah,


ix

ABSTRACT
ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM PEMBERIAN TABLET TAMBAH DARAH PADA
REMAJA PUTRI DALAM MENCEGAH ANEMIA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
DUREN JAYA KOTA BEKASI TAHUN 2023

Yunia Vina Pitaloka1, Maslan Pangaribuan2, Renince Siregar3


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Medistra Indonesia
Email : yuniavina01@gmail.com1, maslanpangaribuan@gmail.com2,
renin72gar@gmail.com3

Background: Based on the 2018 Riskesdas data in Indonesia, the incidence of anemia
in adolescents is 32%, meaning that 3-4 out of 10 adolescents suffer from anemia, this is
influenced by nutritional intake habits that are not optimal and lack of physical activity.
The Duren Jaya Health Center has implemented a program of giving Blood Supplement
Tablets to female adolescents since 2018.
Research Objectives: to analyze the blood supplement tablet program for young
women in the working area of the Duren Jaya Health Center.
Research Methods: This study uses qualitative research with a case study approach,
which is research that seeks to describe the conditions of implementation of the program
for administering blood-boosting tablets to young women in terms of input, process, and
output. With the technique of selecting informants in this study using a purposive
sampling technique or sampling technique, namely informants are selected based on
certain criteria (representative).
Research Results: At the input stage there are differences in the achievement of
facilities and infrastructure. At this stage of the process non-conformities occur in
distribution, monitoring and recording and reporting. In the output stage, mismatches
occur in targeting and timeliness and distribution.
Conclusion: There is a discrepancy in the input aspects of facilities and infrastructure.
In the process aspect, discrepancies occur in the aspects of distribution, monitoring,
recording and reporting. In the output aspect, discrepancies occur in target accuracy,
time and distribution.

Keywords: Analysis, Young Women, Blood Supplement Tablets,


x

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN...........................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN...........................................................................................iii
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN..........................................................iv
KATA PENGANTAR........................................................................................................v
ABSTRAK......................................................................................................................viii
ABSTRACT......................................................................................................................ix
DAFTAR ISI......................................................................................................................x
DAFTAR TABEL...........................................................................................................xiv
DAFTAR BAGAN............................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN...................................................................................................xiii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................................5
C. Tujuan Peneliti...........................................................................................................6
D. Manfaat Peneliti.........................................................................................................7
E. Keaslian Penelitian.....................................................................................................9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................11
A. Remaja...................................................................................................................11
1. Pengertian Remaja.............................................................................................11
2. Tahapan Perkembangan Remaja.......................................................................12
B. Kebutuhan Nutrisi Pada Remaja...........................................................................13
1. Protein................................................................................................................13
2. Vitamin C..........................................................................................................14
3. Vitamin B12......................................................................................................15
4. Vitamin A..........................................................................................................16
5. Asam Folat.........................................................................................................16
C. Anemia..................................................................................................................17
1. Pengertian Anemia............................................................................................17
2. Anemia pada remaja putri..................................................................................17
xi
3. Klasifikasi Anemia............................................................................................18
4. Penyebab Anemia..............................................................................................20
5. Tanda – Tanda Anemia.....................................................................................21
6. Faktor Pendorong Anemia Pada Remaja Putri..................................................21
7. Dampak Anemia Pada Remaja Putri.................................................................22
8. Pencegahan Anemia..........................................................................................22
9. Penanggulangan Anemia pada remaja...............................................................24
D. Tablet Zat Besi......................................................................................................24
1. Pengertian tablet besi.........................................................................................24
2. Fungsi Zat Besi..................................................................................................25
3. Sumber makanan yang mengandung zat besi....................................................25
4. Manfaat zat besi.................................................................................................25
5. Kebutuhan zat besi pada remaja........................................................................26
6. Efek samping pemberian tablet tambah darah...................................................26
E. Konsep Dasar Analisis Pelaksanaan Program.......................................................27
1. Pengertian analisis pelaksanaan program..........................................................27
2. Tujuan analisis pelaksanaan program................................................................28
3. Analisis SWOT..................................................................................................28
F. Pelaksanaa Program Pemberian Tablet Tambah darah.........................................29
1. Pengertian..........................................................................................................29
2. Tujuan................................................................................................................29
3. Sasaran Program................................................................................................30
4. Kebijakan Kemenkes Tentang Pemberian Tablet Tambah Darah.....................30
5. Dasar Hukum Pelaksanaan Program.................................................................31
6. Pencapaian Program..........................................................................................31
7. Cara Pemberian..................................................................................................35
8. Penyimpanan dan Pendistribusian.....................................................................35
9. Pencatatan dan Pelaporan..................................................................................36
10. Pemantauan dan Evaluasi...............................................................................39
G. Kerangka Teori......................................................................................................41
BAB III KERANGKA KONSEP....................................................................................42
1. Kerangka Konsep..................................................................................................42
BAB IV METODE PENELITIAN..................................................................................43
A. Desain Penelitian...................................................................................................43
xii
B. Informan................................................................................................................43
C. Variabel Penelitian................................................................................................44
D. Definisi Operasional..............................................................................................45
E. Tempat Penelitian..................................................................................................47
F. Waktu Penelitian...................................................................................................47
G. Instrumen Penelitian..............................................................................................48
H. Prosedur Pengumpulan Data Dan Analisa Data....................................................48
1. Prosedur Pengumpulan Data.................................................................................48
2. Analisa Data......................................................................................................50
3. Jenis Data...........................................................................................................51
4. Pengolahan Data dan Analisa Data...................................................................51
5. Etika Penelitian..................................................................................................52
BAB V HASIL PENELITIAN........................................................................................54
A. Pengantar Bab.......................................................................................................54
B. Lokasi Penelitian...................................................................................................54
C. Karakteristik Informan..........................................................................................55
1. Informan Kunci..................................................................................................55
2. Informan Pendukung.........................................................................................55
D. Hasil Analisis Tematik..........................................................................................56
1. Program Pemberian Tablet Tambah Darah.......................................................56
2. Deskripsi Input..................................................................................................58
3. Deskripsi Proses................................................................................................63
4. Deskripsi Output................................................................................................70
5. Merumuskan Analisis Swot...............................................................................72
BAB VI PEMBAHASAN...............................................................................................74
A. Pengantar Bab.......................................................................................................74
B. Interpretasi dan Diskusi Hasil...............................................................................74
1. Program Pemberian Tablet Tambah Darah.......................................................74
2. Deskripsi Input..................................................................................................75
3. Deskripsi Proses................................................................................................79
4. Deskripsi Output................................................................................................84
5. Analisis Swot.....................................................................................................85
C. Keterbatasan Penelitian.........................................................................................87
BAB VII PENUTUP......................................................................................................88
xiii
A. Kesimpulan............................................................................................................88
B. Saran......................................................................................................................89
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................90
LAMPIRAN.....................................................................................................................95
xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian..................................................................................9


Tabel 2. 1 Matriks Keberhasilan............................................................................39
Tabel 4. 1 Jenis Informan penelitian......................................................................44
Tabel 4. 2 Definisi Operasinal................................Error! Bookmark not defined.
Tabel 4. 3 Waktu Penelitian...................................................................................47
DAFTAR BAGAN

Bagan 2. 1 Alur Pelaporan dan Penyampaian Umpan Balik.................................38


Bagan 2. 2 Kerangka Teori....................................................................................41
Bagan 3. 1 Kerangka Konsep.................................................................................42
Bagan 5. 1 Analisis SWOT...................................................................................86

xi
xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2. 1 Buku Rapor Kesehatanku..................................................................37


xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan............................................................96


Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden..........................................................97
Lampiran 3 Informed Consent...........................................................................................98
Lampiran 4 Pedoman Wawancara Mendalam...................................................................99
Lampiran 5 Pedoman Wawancara Mendalam.................................................................101
Lampiran 6 Pedoman Wawancara Mendalam.................................................................103
Lampiran 7 Pedoman Wawancara Mendalam.................................................................105
Lampiran 8 Pedoman Wawancara Mendalam.................................................................107
Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian................................................................................109
Lampiran 10 Surat Izin Penelitian Puskesmas Duren Jaya..............................................111
Lampiran 11 Surat izin penelitian SMP Yanwar.............................................................112
Lampiran 12 Surat izin penelitian SMA PGRI................................................................113
Lampiran 13 Surat Izin Penlitian SMP PGRI Kota Bekasi..............................................114
Lampiran 14 Transkrip Wawancara.................................................................................115
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup.................................................................................142
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO (2018), remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19
tahun. Sedangkan menurut kementrian kesehatan remaja adalah masa
peralihan yang dimana anak tumbuh menjadi dewasa, ditandai dengan adanya
perubahan fisik dan mental. Perubahan fisik ditandai dengan mulai
berfungsinya alat reproduksi seperti menstruasi pada remaja putri (Kemenkes
RI, 2018).
Berdasarkan sensus penduduk tahun 2022, jumlah remaja di Indonesia
terdapat 22.176.543 jiwa, sedangkan jumlah remaja putri sebanyak 19.830 juta
jiwa (Badan Pusat Statistik, 2022). Berdasarkan sensus penduduk tahun 2021,
jumlah remaja putri berdasarkan kelompok umur 10-14 tahun terdapat 10
723,2 juta jiwa, dan remaja putri berdasarkan kelompok umur 15-19 tahun
terdapat 10 755,1 juta jiwa (Badan Pusat Statistik, 2018).
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan bahwa remaja yang
sehat merupakan aset dan potensi bangsa di masa depan. Generasi muda
mempunyai peran penting untuk melanjutkan estafet pembangunan dan
perkembangan bangsa. Para remaja akan sangat menentukan apakah Indonesia
bisa naik kelas di tataran dunia nantinya, oleh sebab itu negara-negara yang
banyak memiliki populasi usia muda akan menjadi negara besar nantinya,
Untuk itu kesehatan dan status gizi para remaja harus dipersiapkan sejak dini,
sehingga prediksi Indonesia mendapatkan bonus demografi pada 2030
mendatang dapat menghasilkan generasi penerus bangsa yang produktif,
kreatif dan berdaya saing (Kemenkes RI, 2021)
Salah satu masalah kesehatan yang menjadi fokus pemerintah yaitu
penanggulangan anemia pada remaja puteri. Anemia merupakan suatu kondisi
tubuh dimana kadar hemoglobin (Hb) di dalam sel darah merah lebih rendah
dari standar normal yaitu (Hb < 12 gr/dl). Seseorang yang mengalami anemia
dapat menimbulkan gejala seperti lesu, lelah, letih, lemah, lunglai, dan cepat
lupa sehingga akan berdampak pada kreativitas dan produktivitasnya dan

1
2

anemia juga berdampak pada prestasinya di sekolah serta kesehatan yang


nantinya akan berisiko stunting. Anemia saat seseorang menjadi ibu hamil
akan menyebabkan tumbuh kembang janin tidak optimal serta berpotensi
terjadi komplikasi kehamilan dan persalinan serta kematian ibu dan anak
(Kemenkes RI, 2020).
Anemia pada remaja merupakan masalah utama yang terjadi di seluruh
dunia. Menurut WHO (2018) jumlah penderita anemia pada remaja putri di
dunia sekitar 40-88%. Prevalensi anemia pada remaja putri di negara
berkembang sekitar 53,7%. Berdasarkan data Riskesdas 2018 di Indonesia,
angka kejadian anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya 3-4 dari 10 remaja
menderita anemia. Di jawa barat mencapai 41,5%. Hal tersebut dipengaruhi
oleh kebiasaan asupan gizi yang tidak optimal dan kurangnya aktifitas fisik
(Kemenkes RI, 2019).
Remaja putri beresiko sepuluh kali lebih besar menderita anemia
dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini terjadi karena remaja puteri
mengalami menstruasi sehingga kehilangan banyak darah, perkembangan dan
pertumbuhan tubuh sedang pesat sehingga remaja putri perlu zat gizi lebih
banyak, kurangnya asupan nutrisi kaya akan zat besi dan protein dalam
makanan sehari – hari dan dominan remaja putri senang dengan makanan
cepat saji atau junkfood, remaja puteri sering melakukan pola diet yang keliru
untuk menurunkan berat badannya (Dieny, 2021)
Menurut buku ajar yang di bentuk oleh (Rahayu et al, 2019: 28-30) faktor
resiko terjadinya anemia yaitu adanya penghancuran sel darah merah yang
berlebihan, kehilangan darah yang disebabkan oleh remaja memperoleh
datang bulan atau menstruasi setiap bulannya, produksi sel darah merah yang
tidak optimal. Tiga beban masalah gizi (triple burden) yang saat ini banyak
terjadi di Indonesia saat ini adalah stunting, wasting dan obesitas serta
kekurangan zat gizi mikro seperti anemia. Tiga masalah gizi tersebut erat
kaitannya dengan kejadian anemia.
Menurut Direktur Jenderal Kesehatan Masyarakat Kemenkes Kartini
Rustandi anemia pada remaja puteri disebabkan gaya hidup yang kurang sehat.
Merujuk pada Riskesdas tahun 2018 di Indonesia prevalensi anemia 32,7% di
3

derita oleh remaja putri, sekitar 65% remaja tidak sarapan, 97% kurang
mengonsumsi sayur dan buah, kurang aktivitas fisik serta konsumsi gula,
garam, dan lemak (GGL) berlebihan (Kemenkes RI, 2020)
Hal-hal yang harus dilakukan kepada para remaja yaitu memastikan
gizinya terpenuhi, fisiknya kuat, isi piringnya harus lengkap, rutin olahraga.
Menkes menegaskan bahwa pembangunan manusia Indonesia harus mencakup
seluruh perkembangan baik fisik, kognitif, psikologis, dan sosial. Keempatnya
harus berjalan beriringan dan berkesinambungan untuk mewujudkan
pembangunan kesehatan yang berkelanjutan, demi tercapainya derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (UNICEF, 2019).
Ketidakpatuhan remaja putri jika dilihat dari segi usia, bahwa semakin
muda usia remaja maka kepatuhan dalam mengkonsumsi tablet tambah darah
juga semakin berkurang. ketidakpatuhan remaja putri dalam mengikuti
program ini kemungkinan disebabkan oleh kecenderungan emosional remaja
dengan banyaknya peraturan yang tidak dikehendakinya salah satunya
mengkonsumsi tablet tambah darah akan menimbulkan perilakunya yang tidak
menentu seperti ketidakpatuhan. Sumber informasi dan pengalaman
mendapatkan penyuluhan tentang program pemberian tablet tambah darah,
dimana sebagian besar remaja putri sudah pernah mengikuti penyuluhan
tentang program pemberian tablet tambah darah dan memperoleh informasi
dari pihak sekolah, tenaga kesehatan dan media elektronik terkait program
pemberian tablet tambah darah yang dirancang oleh Kementerian Kesehatan
sejak tahun 2016 ini (Adnyana et al., 2020).
Remaja putri dengan kepatuhan rendah dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah, maka tujuan pemerintah untuk memutuskan mata rantai
terjadinya stunting dan sebagai tindakan pencegahan anemia akan tidak
terealisasikan dengan baik. Selain itu, dari pihak sekolah juga dapat berperan
dalam meningkatkan kepatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi tablet
tambah darah yaitu terdapat faktor yang mempengaruhi kepatuhan siswi dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah yaitu dukungan guru dari pihak sekolah.
Pihak sekolah juga dapat memberikan dukungan berupa penyuluhan kesehatan
melalui ekstrakulikuler di sekolah serta dengan pembagian kartu monitoring
4

yang dapat diisi oleh siswinya apabila sudah mengkonsumsi tablet tambah
darah (Adnyana et al., 2020).
Rekomendasi WHO (2016) pada World Health Assembly (WHA) ke-65
yang menyepakati rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi, dan
anak, dengan komitmen mengurangi separuh (50%) prevalensi anemia pada
WUS pada tahun 2025. Dengan Menindak lanjuti rekomendasi tersebut maka
pemerintah Indonesia melalui Kementerian Kesehatan RI No.
HK.03.03/V/0595/2016 melakukan intensifikasi pencegahan dan
penanggulangan anemia pada remaja putri dan WUS dengan memprioritaskan
pemberian tablet tambah darah (TTD) pada remaja putri dengan target 30%
pada tahun 2025. Pemberian TTD dilakukan pada remaja putri mulai dari usia
12-18 tahun melalui institusi Pendidikan (SMP dan SMA atau yang sederajat)
melalui UKS/M. Dosis pencegahan dengan memberikan satu tablet tambah
darah setiap minggu selama 52 (lima puluh dua) minggu (Dirjen Kesmas
Kementerian Kesehatan, 2016).
Menurut penelitian yang dilakukan oleh (Yuanti et al., 2020) yang
berjudul “Pengaruh Pemberian Tablet Fe Terhadap Kenaikan Kadar
Hemoglobin Pada Remaja SMK Binakarya Mandiri 1” dapat disimpulkan
bahwa ada pengaruh signifikan pemberian tablet Fe terhadap kenaikan kadar
Hb pada remaja putri yang mengalami anemia. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa dilihat dari segi efektifitas yang diukur melalui kadar Hb,
suplementasi 1 kali perminggu ternyata sama efektifnya dengan suplementasi
dua kali per minggu.
Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Permatasari
et al, 2018) yang berjudul “efektivitas program suplementasi zat besi pada
remaja putri di kota Bogor” dapat disimpulkan bahwa Indikator keberhasilan
(outcome) dari program pelaksanaan pemberian TTD yaitu menurunnya
prevalensi anemia pada kelompok sasaran. program pemberian TTD secara
mingguan dan 10 tablet selama menstruasi mengalami peningkatan kadar Hb
sebanyak 0.48-1.04 g/dl.
Hasil studi pendahuluan yang dilakukan peneliti pada tanggal 7 Desember
2022 di Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi. Hasil wawancara dengan ibu Bati
5

pemegang program pemberian tablet darah di wilayah kerja Puskesmas Duren


Jaya, program pemberian tablet tambah darah di Puskesmas Duren Jaya baru
berjalan pada tahun 2018, dan sempat terhenti dikarenakan Covid-19 pada
tahun 2020-2021 jadi pemberian tablet tambah darah tidak berjalan efektif
karena banyak sekolah yang melakukan sistem pembelajaran online. Selain
itu, penyuluhan kesekolah hanya satu kali saat pertama pemberian tablet
tambah darah, dan tidak dilakukan pemantauan secara rutin sehingga tidak
terpantau apakah tablet darah tersebut di minum atau tidak, dan juga tidak
dilakukan pemeriksaan hemoglobin sebelum dan sesudah diberikan tablet fe
karena keterbatasan alat sehingga kurang pemantauan bahwa remaja putri
tersebut mengalami anemia atau tidak.
Dari hasil wawancara terhadap 10 remaja putri di SMP wilayah kerja
Puskesmas Duren Jaya mengatakan telah menerima program pemberian tablet
darah dan telah melaksanakan program tersebut, tetapi sebanyak 7 remaja
putri mengatakan bahwa mereka tidak meminum tablet fe saat dibagikan
karena mereka beranggapan jika tablet fe diminum tekanan darahnya akan
naik.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan tema “Analisis Pelaksanaan Program Pemberian Tablet
Tambah Darah Pada Remaja Putri Dalam Mencegah Anemia di Wilayah Kerja
Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023”.

B. Rumusan Masalah
Masalah kesehatan yang menjadi fokus pemerintah adalah
penanggulangan anemia dan stunting pada remaja puteri. Masalah anemia
merupakan masalah lama yang paling sering ditemukan di sepanjang daur
hidup wanita, termasuk dikalangan remaja. Hal ini tentu akan memiliki
dampak berkepanjangan, karena remaja yang anemia akan rentan anemia juga
saat dewasa, terutama saat hamil dan menyusui. Anemia yang tidak teratasi
dan terbawa hingga masa kehamilan bisa mengganggu kesehatan janin,
termasuk meningkatkan risiko stunting (kemenkes RI,2021). data Riskesdas
2018 di Indonesia, angka kejadian anemia pada remaja sebesar 32 %, artinya
3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Di jawa Barat mencapai 41,5%.
6

Untuk menurunkan prevalensi anemia pada remaja putri salah satu


program Kementerian Kesehatan yaitu menjalankan program pemberian tablet
tambah darah pada remaja putri di institusi pendidikan SMP dan SMA dengan
target 30% pada tahun 2025 (Kemenkes RI, 2018). Namun menurut Ibu Bati
pemegang Program pemberian tablet darah pada remaja putri di sekolah SMP
wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi program pemberian tablet
tambah darah di Puskesmas Duren Jaya baru berjalan pada tahun 2018, dan
sempat terhenti dikarenakan Covid-19 pada tahun 2020-2021 karena sistem
pembelajaran online. Selain itu, penyuluhan ke sekolah di lakukan hanya satu
kali saat pertama pemberian tablet tambah darah, juga tidak pernah dievaluasi
secara rutin sehingga remaja putri tidak terpantau apakah tablet darah tersebut
di minum atau tidak, kemudian tidak ada pemeriksaan hemoglobin sebelum
dan sesudah diberikan tablet fe. Menurut remaja putri mereka tidak meminum
tablet fe saat dibagikan karena mereka beranggapan jika tablet fe diminum
tekanan darahnya akan naik.
Berdasarkan rumusan masalah diatas maka peneliti tertarik melakukan
penelitian dengan tema “Analisis Pelaksanaan Program Pemberian Tablet
Tambah Darah Pada Remaja Putri Dalam Mencegah Anemia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023”.

C. Tujuan Peneliti
1. Tujuan Umum
Menganalisis pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah pada
remaja putri dalam mencegah anemia di Wilayah Kerja Puskesmas Duren
Jaya Kota Bekasi Tahun 2023
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis input pada pelaksanaan program pemberian tablet
tambah darah pada remaja putri dalam mencegah anemia di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023
b. Menganalisis proses pada pelaksanaan program pemberian tablet
tambah darah pada remaja putri dalam mencegah anemia di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023
7

c. Menganalisis output pelaksanaan program pemberian tablet tambah


darah pada remaja putri dalam mencegah anemia di Wilayah Kerja
Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023

D. Manfaat Peneliti
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan mampu sebagai sumber informasi dan
referensi daftar pustaka pada penelitian selanjutnya yang berhubungan
dengan analisis program pemberian tablet tambah darah serta menjadi
bahan kajian lebih lanjut.
2. Manfaat Praktisi
Diharapkan penelitian ini bermanfaat untuk:
a. Institusi Pendidikan
Sebagai hasil dari tugas perguruan tinggi dalam mengamalkan Tri
Dharma Perguruan tinggi. Dapat menjadi sumber referensi dan
menambah daftar pustaka diprodi kebidanan STIKES Medistra
Indonesia sekaligus menjadi bahan literatur untuk peneliti
selanjutnya dengan objek yang relevan.
b. Peneliti
Sarana belajar bagi peneliti tentang analisis pemberian Tablet
Tambah Darah bagi remaja Putri, dan menambah pengalaman dalam
melakukan penelitian secara langsung dengan metode analisis
c. Responden
Sumber informasi bagi masyarakat khususnya remaja putri tentang
pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah untuk mencegah
anemia pada remaja putri .
d. Puskesmas
Sumber informasi, monitoring dan evaluasi terkait pogram
pemberian tablet tambah darah pada remaja putri diinstitusi
pendidikan sehingga program tersebut dapat terlaksana dengan baik
dan optimal.
8

e. Sekolah
Sumber informasi dan bahan edukasi untuk guru agar memotivasi
siswa khususnya remaja putri terkait efek samping anemia dan
pentingnya mengkonsumsi TTD untuk mencegah anemia pada
remaja putri.
9

E. Keaslian Penelitian
Tabel 1. 1 Keaslian Penelitian

No Nama dan Judul Metode Hasil Penelitian Perbedaan Persamaan


Penelitian Penelitian dan penelitian penelitian
sample sekarang dan sekarang dan
sebelumnya sebelumnya

1. Wa Ode 1. Metode: Masih terdapatnya 1. Informan 1. Metode


Nurcahyanti dkk Kualitatif ketidaksesuaian pada tahap Penelitian : penelitian
(2021). dengan input, proses dan output. Guru UKS,
pendekatan Belum memadainya sarana Petugas Gizi,
Analisis
study kasus dan prasarana tempat Kepala
pelaksanaan
2. Informan: penyimpanan sementara tablet Puskesmas,
program
Guru UKS, tambah darah di sekolah. Guru BK,
pemberian tablet
Petugas Gizi Pendistribusian TTD Remaja
tambah darah
dan Farmasi dilakukan tiap bulan, 2. Tempat
pada remaja putri
Dinkes pemantauan, pencatatan dan penelitian
di wilayah kerja
pelaporan belum efisien
puskesmas Usuku
dilakukan. Tidak adanya
Kabupaten
Wakatobi tahun jadwal minum TTD bersama
2021 disekolah
2. Fitriana, Dhito 1. Metode: Pada tahap input terdapat 1. Informan 1. Metode
Dwi Pramardika Kualitatif ketidaksesuaian sarana dan Penelitian : Penelitian
(2019) dengan prasarana. Pada tahap proses, Guru UKS,
wawancara Petugas Gizi,
Evaluasi program ketidaksesuaian terjadi dalam
mendalam Kepala
tablet tambah pendistribusian, pemantauan
dan Puskesmas,
darah pada dan pencatatan serta
Kuantitaif Guru BK,
remaja putri pelaporan. Pada tahap
2. Sample: Remaja
tahun 2019 keluaran, ketidaksesuaian
2 remaja 2. Tempat
terjadi pada penargetan dan
puteri, 1 guru Penelitian
ketepatan waktu dan
UKS dan 1
distribusi. Pada tahap hasil
petugas gizi
terjadi perubahan
Puskesmas.
pengetahuan.

3. Mira Krisma 1. Metode : dari segi input, masih 1. Tempat Metode


Yudina, Adhila Kualitaitf kurangnya sarana dan penelitian penelitian
Fayasari. teknik prasarana seperti ketersediaan 2. Informan
purposive poster, leaflet/brosur dalam Penelitian :
(Evaluasi
sampling sosialisasi tentang anemia dan Guru UKS,
program
dengan TTD, serta tidak tersedianya Petugas Gizi,
pemberian tablet Kepala
menggunaka kartu suplementasi TTD bagi
tambah darah n wawancara Puskesmas,
remaja putri. Dari segi proses,
10

pada mendalam adanya ketidaksesuaian waktu Guru BK,


2. Sample : distribusi karena tidak Remaja
remaja putri di
Ahli gizi, diberikan dalam waktu yang
Jakarta Timur )
guru UKS bersamaan dan beberapa TTD
Tahun 2020
dan siswi dibawa ke rumah, dan
SMP. pemantauan program TTD
karena hanya mengandalkan
aplikasi whatsapp, karena ada
kemungkinan pemalsuan
informasi, serta tidak
maksimalnya sistem
monitoring mandiri dari siswi
karena tidak terdistribusinya
kartu suplementasi. Dari segi
output, adanya ketidaksesuaian
sasaran karena tidak semua
remaja putri mendapatkan
TTD.
4. Yusma Indah 1. Metode : Terdapat ketidaksesuaian 1. Tempat 1. Metode
Jayadi, dkk. Kualitaitf penelitian penelitian
terjadi dalam aspek input pada
teknik 2. Informan
(Evaluasi sarana dan prasarana. Pada
purposive Penelitian :
pemberian tablet aspek proses ketidaksesuaian
sampling Guru UKS,
tambah darah terjadi pada aspek
dengan Petugas Gizi,
untuk remaja pendistribusian, pemantauan,
menggunaka Kepala
putri pencatatan dan pelaporan.
n wawancara Puskesmas,
Pada aspek output Guru BK,
Wilayah mendalam
2. Sample : ketidaksesuai terjadi pada Remaja
Puskesmas
ketepatan sasaran, waktu dan
Binamu Kota) Ahli gizi dan
distribusi. Dalam penelitian
Tahun 2021 siswi SMP
ini, masih adaketidaksesuaian
aspek input, proses, serta
output dalam implementasi
program TTD di wilayah kerja
Puskesmas Binamu Kota.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Remaja

1. Pengertian Remaja
Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin
“adolescere” yang berarti tumbuh kaearah kematangan. Dalam arti
tersebut, kematangan terjadi diantaranya yaitu kematangan dari segi
fisik, sosial, dan psikologisnya. Masa transisi pada saat remaja ditandai
dengan terjadinya perubahan fisik, emosi, dan psikis. Dan juga
terjadinya pematangan organ reproduksi, hal ini disebut dengan masa
pubertas. Masa remaja dapat juga di sebut periode peralihan dan masa
anak-anak ke masa dewasa (Fitriana & Dwi Pramardika, 2019).
Menurut Santrock (2013) remaja merupakan tahap dimana individu
berusia 11-18 tahun. Masa remaja merupakan masa dimana emosi tidak
stabil serta perilaku dipengaruhi oleh emosi. Remaja adalah penduduk
dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan Kependudukan dan
Keluarga Berencana (BKKBN) rentang usia remaja adalah 10-24 tahun
dan belum menikah. Masa remaja adalah masa peralihan atau masa
transisi dari anak menuju masa dewasa. Pada masa ini begitu pesat
mengalami pertumbuhan dan perkembangan baik itu fisik maupun
mental.
Remaja yaitu suatu tahap perkembangan antara masa anak-anak
menuju masa dewasa yang ditandai oleh perubahan fisik umum serta
berkembangnya kognitif dan sosial yang berlangsung antara umur 12-19
tahun (Dieny, 2021). Secara umum jenis anemia yang sering terjadi pada
remaja putri yaitu anemia defisiensi besi atau anemia kekurangan zat
besi. Zat besi merupakan suatu zat gizi mikro yang penting untuk tubuh
dan sangat dibutuhkan tubuh salah satunya dalam pembentukan
hemoglobin (Hb) atau sel darah merah. Untuk kadar hemoglobin normal
yaitu masuk kedalam rentang 12 gr/dl-14 gr/dl (Hasanah et al., 2020).

11
12

2. Tahapan Perkembangan Remaja


Menurut Sarwono ada 3 tahap perkembangan remja dalam proses
peralihan atau penyesuaian diri menuju dewasa (Nurcahyanti et al.,
2022), diantaranya yaitu:
a. Remaja Awal (Early Adolescence)
Tahap ini usia 10-12 tahun pada fase tersebut bertumpang tindih
dengan satu atau dua tahun terakhir masa kanak-kanak pada saat
anak dianggap sebagai “prapuber” yaitu bukan lagi seorang anak
tetapi belum juga seorang remaja. Pada tahap prapubertas atau tahap
“pematangan”, ciri-ciri seks sekunder mulai tampak tetapi organ-
organ reproduksi belum sepenuhnya berkembang. Perubahan fisik
pada remaja awal yaitu sebagai berikut:
1) Payudara mulai membesar, namun putting susu belum tumbuh.
2) Pinggul serta bokong mulai membesar dan bulat karena
mengikuti pertumbuhan tulang dan lemak dibawah kulit
3) Rambut mulai tumbuh pada kemaluan, ketiak namun masih
belum terlalu tebal dan cenderung lebih sedikit. Warna rambut
masih samar-samar masih menyamaratakan warna kulit.
b. Remaja Madya (Middle Adolescence)
Tahap remaja usia 12-15 pada tahap ini terjadi garis pembagi antara
masa kanak-kanak dan masa remaja saat dimana kriteria
kematangan seksual muncul menstruasi pada anak perempuan.
Selama tahap remaja, ciri-ciri seks sekunder telah berkembang dan
sel-sel diproduksi dalam organ-organ seks. Perubahan fisik pada
remaja madya yaitu sebagai berikut:
1) Payudara sudah mulai membesar dan sudah mulai keluar
putting susu
2) Pinggul serta bokong mulai membesar dan bulat karena
mengikuti pertumbuhan tulang dan lemak dibawah kulit.
3) Pada fase ini organ seksual mulai mengalami pematangan
sehingga remaja putri ditandai dengan menarche atau haid
pertama.
13

4) Rambut mulai tumbuh sedikit tebal pada area kemaluan dan


ketiak, serta berubah warna menjadi semakin gelap.
c. Remaja Akhir (Late Adolescence)
Fase ini (16-19 tahun) Selama tahap ini, ciri-ciri seks sekunder telah
berkembang baik dan organ-organ seks mulai berfungsi secara
matang. Perubahan fisik pada remaja akhir yaitu sebagai berikut:
1) Payudara sudah membesar seperti orang dewasa pada
umumnya, dan putting pun sudah keluar
2) Pinggul serta bokong semakin membesar dan bulat dikarenakan
semakin bertambah usia semkain bertambah juga berat badan
sehingga pertumbuhan tulang dan lemak dibawah kulit semakin
besar.
3) Pada fase ini organ seksual semakin matang dan siklus
mestruasi pun sudah mulai teratur setiap bulannya.
4) Rambut pada kemaluan dan ketiak semakin banyak dan tebal,
serta karakteristik rambut tersebut semakin gelap dan keriting.

B. Kebutuhan Nutrisi Pada Remaja

1. Protein
Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi
tubuh, karena zat ini disamping berfungsi sebagai zat pembangun dan
pengatur, protein adalah sumber asam- asam amino yang mengandung
unsur C, H, O dan N yang tidak dimiliki oleh lemak atau karbohidrat.
Protein juga berperan dalam pengangkutan zat-zat gizi termasuk besi
dari saluran cerna ke dalam darah, dari darah ke jaringan-jaringan dan
melalui membran sel. Kekurangan protein akan menyebabkan gangguan
pada absorpsi dan transportasi zat-zat gizi. Hasil penelitian menyatakan
ada hubungan yang bersifat positif antara asupan dan protein dengan
kejadian anemia, disebutkan seorang remaja yang kekurangan protein
berisiko 3,48 kali lebih besar untuk mengalami anemia daripada remaja
yang tidak mengalami kekurangan protein.
Kebutuhan Protein pada remaja 0,85 gram/kg BB/hari, atau sekitar
59 gram/hari untuk usia 16-18 tahun dan 56 gram/hari untuk usia 19-29
14

tahun. Bila kecukupan energi 2400 kalori, energi yang dibutuhkan dari
protein orang remaja adalah = 20% x 2400 kalori = 480 kalori. Bila di
konversi ke berat p adalah 1 gram protein = 4 kalori, jadi 480 kalori yang
di butuhkan = 120 gram protein. Dengan demikian, dalam satu hari harus
mengkonsumsi daging, tahu tempe 120 gram.
Protein yang diserap oleh tubuh dapat ditemukan baik dalam
bentuk protein nabati dan protein hewani. Protein nabati berasal dari
bahan nabati (hasil tanaman) terutama berasal dari biji-bijian (serealia),
dan kacang-kacangan. Pada sayuran dan buah-buahan tidak terlalu
memberikan sumber protein pada tubuh karena kandungan potein pada
sayuran dan buah-buahan tidak memberikan kontribusi protein dalam
jumlah yang cukup berarti. Sebagian besar penduduk dunia
menggunakan serealia terutama pada jagung, beras, dan gandum sebagi
sumber utama kalori, dan sekaligus memberikan sumber protein yang
penting bagi tubuh.
Protein selanjutnya adalah protein hewani, hasil hewani yang
umum digunakan sebagi sumber protein adalah telur, unggas, ikan,
daging seperti sapi, kerbau, kambing. Protein ini pada umumnya dapat
disebut dengan protein lengkap dan bermutu tinggi karena dibandingkan
protein nabati kandungan asam amino essensial pada protein hewani ini
lebih lengkap dan susunannya mendekati apa yang diperlukan oleh
tubuh, serta daya cernanya tinggi sehingga jumlah yang dapat diserap
juga tinggi, maka dari itu dianjurkan untuk tidak mengganti konsumsi
protein hewani ke protein nabati (Purwanto & Sumaningsih, 2019).

2. Vitamin C
Vitamin C adalah kristal putih yang larut dalam air. Keadaan
kering vitamin C cukup stabil, tetapi dalam keadaan larut vitamin C
mudah rusak karena bersentuhan dengan udara terutama bila terkena
panas. Vitamin C memiliki fungsi antioksidan untuk mencegah sel rusak
akibat radikal bebas. Selain itu, vitamin C berperan dalam sistem
kekebalan tubuh, yaitu bermanfaat mendorong sel darah putih dan
antibodi interferon untuk melindungi tubuh dari virus dan sel kanker.
15

Salah satu fungsi vitamin C adalah membantu penyerapan zat besi


sehingga jika terjadi kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang
diserap akan berkurang dan bisa terjadi anemia. Vitamin C dapat
meningkatkan absorbsi zat besi non heme sampai empat kali lipat, yaitu
dengan merubahbesi feri menjadi fero dalam usus halus sehingga mudah
diabsorbsi.
Vitamin C diperoleh dari makanan nabati. Sumber makanan yang
kaya akan vitamin C adalah buah dan sayur. Jenis buah yang
mengandung vitamin C seperti jeruk, beri, buah-buahan musim panas.
Untuk sayuran yang mengandung vitamin c seperti paprika, brokoli,
bunga kol, dan tomat (Purwanto & Sumaningsih, 2019).
Rerata asupan vitamin C pada remaja putri usia 10-12 tahun
sebesar 41,69 mg/hari, usia 13-15 tahun sebesar 42,56 mg/hari, dan usia
16-19 tahun sebesar 37,58 mg/hari, sedangkan AKG asupan vitamin C
menurut Permenkes mencapai 50 mg/hari untuk perempuan usia 10-13
tahun, 65 mg/hari untuk perempuan usia 14-15 tahun, dan 75 mg/hari
untuk perempuan usia 16-19 tahun (Azizah, 2020).
Vitamin C juga berperan dalam meningkatkan fungsi kekebalan
tubuh dan mempertahankan respon yang memadai terhadap patogen
sambil menghindari kerusakan yang berlebihan pada manusia. Oleh
karena itu diharapkan agar remaja putri rajin mengkonsumsi vitamin C
agar penyerapan zat besi berlangsung dengan baik sehingga remaja putri
terhindar dari anemia (R. Putri, 2021).

3. Vitamin B12
Penyebab anemia salah satunya adalah rendahnya kadar vitamin B12 di
dalam tubuh. Vitamin B12 adalah jenis vitamin yang berfungsi
memproduksi sel darah merah sehat untuk mengangkut oksigen ke
seluruh tubuh. Kondisi defisiensi vitamin B12 mengakibatkan kurangnya
pasokan oksigen sehingga mengganggu fungsi organ dalam tubuh.
Contoh sumber vitamin B12 antara lain daging ayam, daging sapi, hati
ayam, telur, kerang, serta susu rendah lemak (Kemenkes RI, 2018).
16

Peran vitamin B12 yang berfungsi dalam sintesis Hb dan sel-sel darah
merah melalui metabolisme lemak, protein, dan asam folat Sebagian
besar asupan vitamin B12 pada remaja vegan tergolong kurang, tetapi
tubuh hemat dalam penggunaan vitamin B12, yaitu simpanan vitamin
B12 dapat bertahan hingga 10 tahun. Oleh karena itu, meskipun asupan
vitamin B12 kurang dari kebutuhan, tubuh tetap dapat memenuhi
melalui simpanan vitamin B12. Interaksi antara berbagai zat gizi dapat
meningkatkan kualitas zat gizi tersebut dalam tubuh sehingga tubuh
dapat memanfaatkannya secara optimal. Pemanfaatan zat gizi yang
optimal menyebabkan sintesis Hb dalam tubuh juga berjalan dengan baik
(Siallagan et al., 2018).

4. Vitamin A
Vitamin A adalah zat gizi mikro yang larut dalam lemak. Vitamin A
terdapat dalam dua bentuk yaitu retinol dan karoten. Retinol hanya
terdapat pada sumber makanan yang berasal dari hewan seperti ikan,
hati, susu dan telur. Sedangkan karoten terdapat pada sumber makanan
yang berasal dari tumbuhan seperti sayur dan buah yang berwarna
kuning tua / orange dan sayuran dengan warna hijau tua (Dieny, 2021).
Vitamin A berperan dalam memobilisasi cadangan besi di dalam tubuh
untuk dapat mensintesis Hb. Status vitamin A yang buruk berhubungan
dengan perubahan metabolisme besi pada kasus kekurangan besi
suplementasi vitamin A akan meningkatkan kadar Hb, kemungkinan
mekanismenya dapat menurunkan anemia karena vitamin A berperan
memobilisasi cadangan besi di dalam hati, meningkatkan eritropoiesis,
dan mengurangi anemia yang disertai infeksi (Siallagan et al., 2018).

5. Asam Folat
Asam folat memiliki peran antara lain pembentukan sel darah merah dan
sel darah putih. Folat berperan pada sintesis DNA, RNA dan protein
sehingga kebutuhan folat meningkat pada masa remaja. Kekurangan
folat menyebabkan terjadinya anemia megaloblastik dan kecukupan folat
pada masa sebelum dan selama kehamilan dapat mengurangi kejadian
spina bifida pada bayi. Maka dari itu, asam folat berperan penting dalam
17

pembentukan hemoglobin sehingga asam folat termasuk dalam zat gizi


yang berperan untuk mencegah dan mengobati anemia (Rahayu et al.,
2019). Rerata asupan asam folat pada remaja putri sebanyak 180,96
μg/hari, angka tersebut dibawah standar AKG asupan asam folat
perempuan usia 10-19 sebesar 400 μg/hari (Azizah, 2020).

C. Anemia

1. Pengertian Anemia
Menurut Kemenkes 2018 Anemia yaitu suatu kondisi tubuh
dimana kadar hemoglobin (Hb) dalam darah lebih rendah dari normal
(Kemenkes RI, 2018). Anemia merupakan keadaan dimana jumlah sel
darah merah atau konsentrasi pengangkut oksigen dalam darah
(hemoglobin) tidak mencukupi kebutuhan fisiologis. Anemia dapat
dikatakan sebagai suatu kondisi tidak terpenuhinya cadangan zat besi
sehingga terjadi kekurangan penyaluran zat besi ke jaringan tubuh
(Dieny, 2021).
Hemoglobin yaitu salah suatu unsur dalam sel darah merah/eritrosit
yang berfungsi untuk mengikat oksigen dan menyalurkan ke seluruh sel
jaringan di dalam tubuh. Oksigen juga diperlukan oleh jaringan tubuh
untuk melakukan fungsinya. Kurangnya oksigen yang terdapat dalam
jaringan otak dan otot akan menyebabkan gejala antara lain kurangnya
konsentrasi dan kurang sehat dalam melakukan aktivitas. Hemoglobin itu
sendiri dibentuk dari gabungan protein dan zat besi dan membentuk sel
darah merah/eritrosit (Kemenkes RI, 2018).
Hemoglobin berfungsi untuk membantu sel darah merah
mendapatkan bentuk alaminya, yaitu bentuk bulat dengan bagian
tengahnya lebih pipih. Jika jumlah atau bentuk hemoglobin (Hb)
mengalami kelainan, maka sel darah merah tidak dapat berfungsi dengan
baik dalam mengangkut oksigen dan karbondioksida (Dieny, 2021).

2. Anemia pada remaja putri


Remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10 – 18 tahun.
Sedangkan anemia adalah kekurangan kadar hemoglobin (Hb) dalam
darah yang disebabkan kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk
18

pembentukan hemoglobin. Kadar Hb normal pada remaja perempuan


adalah 12 gr/dl. Remaja anemia adalah remaja dalam rentang usia 10 –
18 tahun yang mengalami kekurangan kadar hemoglobin dibawah batas
normal yaitu 12 gr/dl (Dieny, 2021:31-32).
Anemia merupakan sebuah kondisi jumlah dan ukuran sel darah merah,
atau konsentrasi hemoglobin (Hb) berada dibawah batas standar yang
sudah di tetapkan, dan akibatnya merusak kemampuan sel darah merah
untuk mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Anemia menjadi salah satu
indikator gizi buruk dan kesehatan yang buruk (Rahayu et al., 2019).

3. Klasifikasi Anemia
Menurut (Rahayu et al., 2019) terdapat beberapa klasifikasi anemia.
Diantaranya yaitu:
a. Anemia Defisiensi Zat Besi
Jenis anemia paling banyak terjadi utamanya pada remaja putri
yaitu anemia akibat kurangnya zat besi. Zat besi merupakan bagian
dari molekul hemoglobin. Oleh karena itu, ketika tubuh
kekurangan zat besi, maka produksi hemoglobin akan menurun.
Meskipun demikian, penurunan hemoglobin sebetulnya baru akan
terjadi jika cadangan zat besi (Fe) dalam tubuh sudah benar-benar
habis.
b. Anemia Defisiensi Vitamin C
Anemia defisiensi vitamin C disebabkan karena kurangnya vitamin
C yang berat dalam jangka waktu lama pada tubuh. Penyebab
kekurangan vitamin C biasanya adalah kurangnya asupan vitamin
C di dalam makanan sehari hari. Salah satu fungsi vitamin C yaitu
membantu mengasorbsi zat besi, sehingga jika tubuh terjadi
kekurangan vitamin C, maka jumlah zat besi yang diserap akan
berkurang dan bisa terjadi anemia.
c. Anemia Makrositik
Jenis anemia tersebut disebabkan oleh tubuh kekurangan vitamin
B12 atau asam folat. Anemia ini mempunyai ciri sel-sel darah yang
abnormal dan berukuran besar (makrositer) dengan kadar
19

hemoglobin per eritrosit yang normal atau lebih tinggi (hiperkrom)


dan MCV tinggi. MCV atau Mean Corpuscular Volume adalah
salah satu karakteristik sel darah merah. Sekitar 90% anemia
makrositik yang terjadi adalah anemia pernisiosa. Selain
menggangu proses pembentukan sel darah merah, kekurangan
vitamin B12 juga mempengaruhi system saraf sehingga penderita
anemia akan merasakan kesemutan di tangan dan kaki, tungkai dan
kaki serta tangan seolah mati rasa. Gejala lain yang dapat terlihat
diantaranya yaitu buta warna tertentu termasuk warna kuning dan
biru, luka terbuka dilidah atau lidah seperti terbakar, penurunan
berat badan, perubahan warna kulit menjadi lebih gelap, dan
mengalami penurunan fungsi intelektual.
d. Anemia Hemolitik
Anemia hemolitik dapat terjadi bila sel darah merah dihancurkan
jauh lebih cepat dari normal yang dimana umur sel darah merah
normalnya adalah 120 per hari. Pada anemia hemolitik umur sel
darah merah lebih pendek sehingga sumsum tulang penghasil sel
darah merah tidak dapat memenuhi kebutuhan tubuh akan sel darah
merah.
e. Anemia Sel Sabit
Anemia sel sabit (sickle cell anemia) yaitu suatu penyakit
keturunan yang dapat ditandai dengan sel darah merah berbentuk
sabit, kaku, dan anemia hemolitik kronik. Pada penyakit anemi sel
sabit, sel darah merah memiliki hemoglobin (protein pengangkut
oksigen) yang bentuknya abnormal sehingga dapat mengurangi
jumlah oksigen dalam sel dan menyebabkan bentuk sel menjadi
seperti bentuk sabit. Sel yang berbentuk sabit akan menyumbat dan
merusak pembuluh darah terkecil dalam limpa, ginjal, otak, tulang,
serta organ lainnya dan menyebabkan kurangnya pemasukan
oksigen ke dalam organ tersebut. Sel sabit ini bersifat rapuh dan
dapat pecah pada saat melewati pembuluh darah yang pada
akhirnya dapat mengakibatkan kerusakan organ bahkan kematian.
20

f. Anemia Aplastik
Anemia aplastic termasuk jenis anemia yang berbahaya,
dikarenakan dapat mengancam jiwa seseorang. Anemia aplastic
terjadi apabila sumsum tulang tempat pembuatan darah merah
terganggu. Kejadian anemia aplastik menyebabkan terjadinya
penurunan produksi sel darah (eritrosit, leukosit dan trombosit).
Anemia aplastik terjadi karena disebabkan oleh bahan kimia, obat-
obatan, virus dan terkait dengan penyakit-penyakit yang lain.

4. Penyebab Anemia
Menurut Kemenkes 2018 anemia dapat terjadi karena berbagai sebab,
seperti defisiensi besi, defisiensi asam folat, vitamin B12 dan protein.
Menurut Kemnterian Kesehatan Republik Indonesia (2018) ada 3
penyebab anemia, yaitu:
a. Defisiensi zat gizi
1) Rendahnya asupan zat gizi baik hewani dan nabati yang
merupakan pangan sumber zat besi yang berperan penting untuk
pembuatan hemoglobin sebagai komponen dari sel darah
merah/eritrosit. Zat gizi lain yang berperan penting dalam
pembuatan hemoglobin antara lain asam folat dan vitamin B12.
2) Pada penderita penyakit infeksi kronis seperti TBC, HIV/AIDS,
dan keganasan seringkali disertai anemia, karena kekurangan
asupan zat gizi atau akibat dari infeksi itu sendiri.
b. Perdarahan
1) Perdarahan karena kecacingan dan trauma atau luka yang
mengakibatkan kadar Hb menurun.
2) Perdarahan karena menstruasi yang lama dan berlebihan
c. Hemolitik
1) Perdarahan pada penderita malaria kronis perlu diwaspadai
karena terjadi hemolitik yang mengakibatkan penumpukan zat
besi (hemosiderosis) di organ tubuh, seperti hati dan limpa.
21

2) Pada penderita Thalasemia, kelainan darah terjadi secara genetic


yang menyebabkan anemia karena sel darah merah/eritrosit cepat
pecah, sehingga mengakibatkan akumulasi zat besi dalam tubuh.

5. Tanda – Tanda Anemia


Menurut Permenkes 2018 gejala yang sering ditemui pada penderita
anemia adalah:
a. 5 L (Lesu, Letih, Lemah, Lelah, Lunglai)
b. Sakit kepala dan pusing serta mata berkunang-kunang, mudah
mengantuk, cepat capai serta sulit konsentrasi.
c. Gejala klinis lebih lanjut yaitu pucat pada muka, kelopak mata,
bibir, kulit, kuku dan telapak tangan.

6. Faktor Pendorong Anemia Pada Remaja Putri


Ada beberapa faktor pendorong yang memicu remaja rentan sekali
terkena anemia. Menurut (Rahayu et al., 2019) faktor pendorong sebagai
berikut:
a. Pada umumnya konsumsi makanan nabati pada remaja putri dan
wania tinggi, dibandingkan dengan makanan hewani sehingga
kebutuhan Fe tidak terpenuhi. Penyebab kebutuhan Fe tidak dapat
terpenuhi ada bermacam – macam, seperti perdaraahan hebat,
kurangnya kadar zat besi dalam tubuh, kurangnya konsumsi asam
folat, kekurangan vitamin B12, dan penyakit kronis lainnya.
b. Sering melakukan diet (pengurangan makan) karena ingin langsing
dan mempertahankan berat badannya. Diet remaja mengandung 6
mg / 1000 kkal, sehingga pada remaja umumnya membutuhkan
kalori yang lebih rendah akan kesulitan untuk mencukupi kebutuhan
zat besi.
c. Remaja putri dan wanita mengalami menstruasi tiap bulan yang
membutuhkan zat besi tiga kali lebih banyak dibandingkan dengan
laki-laki. Siklus menstruasi pada wanita rata – rata sekitar 28 hari
selama kurang lebih 7 hari, lama perdarahannya sekitar 3 – 5 hari
dengan jumlah darah yang di keluarkan sekitar 30 – 40 cc. Puncak
perdarahannya yaitu pada hari ke 2 – 3 yaitu jumlah pemakaian
22

pembalut sekitar 2 sampai 3 buah. Banyaknya darah yang keluar


mengakibatkan wanita rentan terkena anemia, karena wanita tidak
mempunyai persediaan Fe yang cukup dan absorpsi Fe ke dalam
tubuh tidak dapat digantikan hilangnya Fe saat menstruasi.

7. Dampak Anemia Pada Remaja Putri


Anemia dapat menyebabkan berbagai dampak buruk pada rematri
menurut Permenkes (2018) diantaranya:
a. Menurunkan daya tahan tubuh sehingga penderita anemia mudah
terkena penyakit infeksi
b. Menurunnya kebugaran dan ketangkasan berpikir karena kurangnya
oksigen ke sel otot dan sel otak.
c. Menurunnya prestasi belajar dan produktivitas kerja/kinerja
Dampak anemia pada rematri akan terbawa hingga dia menjadi ibu
hamil anemia yang dapat mengakibatkan:
a. Meningkatkan risiko Pertumbuhan Janin Terhambat (PJT),
prematur, BBLR, dan gangguan tumbuh kembang anak diantaranya
stunting dan gangguan neurokognitif.
b. Perdarahan sebelum dan saat melahirkan yang dapat mengancam
keselamatan ibu dan bayinya.
c. Bayi lahir dengan cadangan zat besi (Fe) yang rendah akan berlanjut
menderita anemia pada bayi dan usia dini.
d. Meningkatnya risiko kesakitan dan kematian neonatal dan bayi.

8. Pencegahan Anemia
Menurut (Kemenkes RI, 2018) dalam Buku Pedoman Pencegahan Dan
Penganggulangan Anemia Pada Remaja Putri Dan Wanita Usia Subur
( WUS ) pencegahan anemia dapat dilakukan dengan:
a. Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi
Meningkatkan asupan makanan sumber zat besi dengan pola makan
bergizi seimbang, yang terdiri dari aneka ragam makanan, terutama
sumber pangan hewani yang kaya zat besi (besi heme) dalam jumlah
yang cukup sesuai dengan AKG. Selain itu juga perlu meningkatkan
sumber pangan nabati yang kaya zat besi (besi non-heme), walaupun
23

penyerapannya lebih rendah dibanding dengan hewani. Makanan


yang kaya sumber zat besi dari hewani contohnya hati, ikan, daging
dan unggas, sedangkan dari nabati yaitu sayuran berwarna hijau tua
dan kacang-kacangan. Untuk meningkatkan penyerapan zat besi dari
sumber nabati perlu mengonsumsi buah-buahan yang mengandung
vitamin C, seperti jeruk, jambu. Penyerapan zat besi dapat dihambat
oleh zat lain, seperti tanin, fosfor, serat, kalsium, dan fitat.
b. Fortifikasi bahan makanan dengan zat besi
Fortifikasi bahan makanan yaitu menambahkan satu atau lebih zat
gizi kedalam pangan untuk meningkatkan nilai gizi pada pangan
tersebut. Penambahan zat gizi dilakukan pada industri pangan, untuk
itu disarankan membaca label kemasan untuk mengetahui apakah
bahan makanan tersebut sudah difortifikasi dengan zat besi.
Makanan yang sudah difortifikasi di Indonesia antara lain tepung
terigu, beras, minyak goreng, mentega, dan beberapa snack. Zat besi
dan vitamin mineral lain juga dapat ditambahkan dalam makanan
yang disajikan di rumah tangga dengan bubuk tabur gizi atau dikenal
juga dengan Multiple Micronutrient Powder.
c. Suplementasi zat besi
Pemberian suplementasi zat besi secara rutin selama jangka waktu
tertentu bertujuan untuk meningkatkan kadar hemoglobin secara
cepat, dan perlu dilanjutkan untuk meningkatkan simpanan zat besi
di dalam tubuh. Pemberian TTD dengan dosis yang tepat dapat
mencegah anemia dan meningkatkan cadangan zat besi di dalam
tubuh.
Untuk meningkatkan penyerapan zat besi sebaiknya TTD
dikonsumsi bersama dengan:
a) Buah-buahan sumber vitamin C (jeruk, pepaya, mangga, jambu
biji dan lain-lain).
b) Sumber protein hewani, seperti hati, ikan, unggas dan daging.
24

9. Penanggulangan Anemia pada remaja


Tindakan penting yang dilakukan untuk mencegah kekurangan besi
antara lain:
a. Konseling untuk membantu memilih bahan makanan dengan kadar
besi yang cukup secara rutin pada usia remaja
b. Meningkatkan konsumsi besi dari sumber hewani seperti daging,
ikan, unggas, makanan laut disertai minum sari buah yang
mengandung vitamin C (asam askorbat) untuk meningkatkan
absorbsi besi dan menghindari atau mengurangi minum kopi, teh,
teh es, minuman ringan yang mengandung karbonat dan minum
susu pada saat makan
c. Suplementasi besi, merupakan cara untuk menanggulangi anemia di
daerah dengan prevalensi tinggi. Pemberian suplementasi besi pada
remaja dosis 1 mg/kgBB/hari
d. Untuk meningkatkan absorbsi besi, sebaiknya suplementasi besi
tidak diberi bersama susu, kopi, teh, minuman ringan yang
mengandung karbonat, multivitamin yang mengandung fosfat dan
kalsium
e. Skrining anemia. Pemeriksaan hemoglobin dan hematokrit masih
merupakan pilihan untuk skrining (Rahayu et al., 2019).

D. Tablet Zat Besi

1. Pengertian tablet besi


Tablet zat besi atau dapat disebut juga dengan tablet tambah darah
adalah tablet bulat atau lonjong berwarna merah tua yang sekurangnya
mengandung zat besi setara dengan 60 mg besi elemental dan 0,4 mg
asam folat yang disediakan oleh pemerintah maupun diperoleh sendiri.
Tablet zat besi diberikan kepada wanita usia subur dan ibu hamil. Bagi
wanita usia subur diberikan sebanyak satu kali seminggu dan satu kali
sehari selama haid sedangkan untuk ibu hamil diberikan setiap hari satu
tablet selama masa kehamilannya atau minimal 90 tablet (Yuanti et al.,
2020).
25

Tablet Tambah Darah (TTD) adalah suplemen yang mengandung


zat besi dan folat. Tablet tambah darah dibutuhkan tubuh untuk
membentuk sel darah merah yang terdapat dalam tubuh menusia. Zat
besi adalah mineral yang banyak terkandung di alam makanan secara
alami, atau ditambahkan ke dalam beberapa produk makan. Zat besi
berperan penting dalam pembuatan sel darah merah yang mengangkut
oksigen dari paru-paru ke jaringan. Selain itu, juga diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan fungsi normal sel (Yuanti et al.,
2020).

2. Fungsi Zat Besi


Adapun fungsi zat besi bagi manusia yaitu:
a. Zat besi sebagai alat angkut oksigen dari paru – paru ke jaringan
b. Zat besi sebagai alat angkut electron pada metabolism energi
c. Zat besi sebagai enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai
pelarut obat – obatan (Permatasari et al., 2018).

3. Sumber makanan yang mengandung zat besi


a. Zat besi yang berasal dari hewani yaitu terdapat dalam daging,
ayam, ikan, dan telur.
b. Zat besi yang berasal dari nabati yaitu terdapat dalam kacang-
kacangan, sayuran hijau, dan pisang ambon
Keanekaragaman konsumsi makanan berperan penting dalam membantu
meningkatkan penyerapan Fe di dalam tubuh. Kehadiran protein hewani,
vitamin C, Vitamin A, Asam folat, zat gizi mikro lain dapat
meningkatkan penyerapan zat besi dalam tubuh. Manfaat lain dari
mengkonsumsi makanan sumber zat besi adalah terpenuhninya
kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi biasanya juga
merupakan sumber vitamin A (Hasanah et al., 2020).

4. Manfaat zat besi


Fe merupakan mineral mikro paling banyak terdapat dalam tubuh, yaitu
sebanyak 3-5 gram di dalam tubuh manusia dewasa. Zat besi sangat
dibutuhkan oleh tenaga kerja untuk menunjang aktivitas kerjanya. Di
dalam tubuh berperan sebagai alat angkut oksigen dari paru-paru ke
26

jaringan, sebagai alat angkut electron pada metabolism energi, sebagai


bagian dari enzim pembentuk kekebalan tubuh dan sebagai pelarut obat-
obatan. Manfaat lain dari mengkonsumsi makan sumber zat besi adalah
terpenuhinya kecukupan vitamin A, karena makanan sumber zat besi
biasanya merupakan Vitamin A (Yuanti et al., 2020).

5. Kebutuhan zat besi pada remaja


Remaja putri memerlukan zat besi sebesar 2,2 mg per hari dan
kebutuhan ini akan meningkat pada saat menstruasi. Masukan zat besi
setiap harinya diperlukan untuk mengganti pengeluaran zat besi yang
hilang melalui tinja, air seni, dan kulit. Kehilangan basal ini kira- kira
14ug/kg/BB/hari atau hampir dengan 0,9 mg zat besi pada laki-laki
dewasa dan 0,8 mg bagi wanita dewasa. Zat besi dalam makanan dapat
membentuk heme dan nonheme.
Zat besi heme adalah zat besi yang berikatan dengan protein,
banyak terdapat dalam bahan makanan hewani misalnya daging, unggas,
telur dan ikan. Zat besi nonheme adalah senyawa besi anorganik yang
kompleks, zat besi nonheme ini umumnya terdapat dalam tumbuh-
tumbuhan seperti serealia, kacang-kacangan, sayur-sayuran dan buah-
buahan. Zat besi heme dapat diabsorpsi sebanyak 20-30% sebaliknya zat
besi nonheme hanya diabsorpsi sebanyak 1-6%. Menurut FAO/WHO,
jumlah zat besi yang dikonsumsi sebaiknya berdasarkan jumlah
kehilangan zat besidari dalam tubuh kita serta bahan makanan hewani
yang terdapat dalam menu.
Tablet tambah darah adalah tablet besi folat yang setiap tablet
mengandung 200 mg ferro sulfat atau 60 mg besi elemental dan 0,25 mg
asam folat. Remaja putri perlu minum tablet tambah darah karena wanita
mengalami haid sehingga memerlukan zat besi untuk mengganti darah
36 yang hilang. Anjuran minum yaitu minumlah 1 (satu) tablet tambah
darah seminggu sekali (Kemenkes RI, 2020).

6. Efek samping pemberian tablet tambah darah


Efek samping pada saat meminum tablet tambah darah yaitu:
a. Nyeri/ perih di ulu hati.
27

b. Mual dan muntah.


c. Tinja berwarna hitam.
Gejala di atas tidak berbahaya, untuk mengurangi gejala di atas
sebaiknya minum TTD setelah makan (perut tidak kosong) atau malam
sebelum tidur. Dapat dicegah dengan mengonsumsi tablet tambah darah
pada saat malam hari dan lebih baik bila setelah minum TTD disertai
makan buah-buahan seperti: pisang, pepaya, jeruk (Kemenkes RI, 2018).

E. Konsep Dasar Analisis Pelaksanaan Program

1. Pengertian analisis pelaksanaan program


Analisis adalah Menurut Komaruddin (2001:53) Pengertian
analisis adalah kegiatan berpikir untuk menguraikan suatu keseluruhan
menjadi komponen sehingga dapat mengenal tanda-tanda komponen,
hubungannya satu sama lain dan fungsi masing-masing dalam satu
keseluruhan yang terpadu. Pengertian analisis adalah memecahkan atau
menguraikan sesuatu unit menjadi unit terkecil. Dari pendapat diatas dapat
ditarik kesimpulan bahwa analisis merupakan suatu kegiatan berfikir untuk
menguraikan atau memecahkan suatu permaslaahan dari unit menjadi unit
terkecil (Rijali, 2019).
Pelaksanaan adalah Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997:
308), pelaksanaan berasal dari kata laksana yang artinya menjalankan atau
melakukan suatu kegiatan. Pelaksanaan diartikan sebagai suatu usaha atau
kegiatan tertentu yang dilakukan untuk mewujudkan rencana atau program
dalam kenyataannya. Dapat disimpulkan dalam pernyataan diatas
pelaksanaan adalah kegiatan yang dilakukan oleh suatu badan atau wadah
secara berencana, teratur dan terarah guna mencapai tujuan yang
diharapkan, maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan
guna mencapai sasaran dari program yang ditetapkan (Adhi Kusumastuti,
2019:50-52)
Program adalah termuat dalam Undang-Undang RI Nomor 25
Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional,
menyatakan bahwa Program adalah instrumen kebijakan yang berisi satu
atau lebih kegiatan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah/lembaga
28

untuk mencapai sasaran dan tujuan serta memperoleh alokasi anggaran


atau kegiatan masyarakat yang dikoordinasikan oleh instansi masyarakat
(Kusumawardani et al., 2019).
Analisis pelaksanaan program adalah analisis pelaksanaan program
adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh individu maupun
kelompok berbentuk pelaksanaan kegiatan yang didukung kebijaksanaan,
prosedur, dan sumber daya dimaksudkan membawa suatu hasil untuk
mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan (Kusumawardani et al.,
2019)

2. Tujuan analisis pelaksanaan program


Menurut (Magdalena et al., 2020) tujuan dari analisis pelaksanaan program
yaitu sebagai berikut:
a. Untuk menentukan apakah suatu program mencapai tujuan.
b. Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dalam proses
pembelajaran.
c. Untuk menentukan apakah program sudah tepat.
d. Untuk mengetahui besarnya rasio cost / benefit program
e. Untuk menentukan siapa yang harus berpartisipasi pada program
mendatang.
f. Untuk mengidentifikasi siapa yang memperoleh manfaat secara
maksimum dan yang minimum.
g. Untuk menentukan apakah program sudah tepat.

3. Analisis SWOT
Analisis SWOT merupakan instrumen perencanaan yang dapat
digunakan untuk mengukur kekuatan-kekuatan yang dimiliki (strengths)
kemudian kelemahan-kelemahan yang ada (weakness), juga peluang-
peluang yang mungkin dapat diperoleh (opportunities) dan ancaman yang
dapat ditemui (threats). Analisis SWOT didasarkan pada logika yang dapat
memaksimalkan empat elemen dalam perencanaan tersebut.
Proses pengambilan strategi dan keputusan perusahaan pada
umumnya berkaitan dengan pengembangan visi, misi, tujuan, strategi serta
kebijakan perusahaan. Oleh karena itu, perencanaan strategi harus
29

menganalisa elemen-elemen yang ada dalam analisis ini yaitu, kekuatan,


kelemahan, peluang dan ancaman dalam kondisi yang ada.
Terdapat dua faktor yang mempengaruhi SWOT, yaitu faktor
internal dan eksternal. Faktor internal menyangkut tentang apa yang terjadi
atau kondisi di dalam suatu organisasi atau perusahaan, faktor internal
meliputi semua manajemen fungsional yang ada dalam organisasi tersebut.
Faktor internal ini berupa kekuatan (strengths) dan kelemahan (weakness)
sedangkan faktor eksternal menyangkut apa yang terjadi atau kondisi
diluar suatu organisasi atau perusahaan, faktor eksternal mencakup
lingkungan industri, bisnis, sosial, budaya, hukum, kependudukan dan
teknologi. Faktor eksternal ini berupa peluang (opportunities) dan
ancaman (threats) (Zulfaizah, 2021).

F. Pelaksanaa Program Pemberian Tablet Tambah darah

1. Pengertian
Program pemberian tablet tambah darah merupakan program yang
dilakukan oleh pemerintah baik diadakan melalui APBD maupun APBN
dan didistribusikan kepada kelompok sasaran melalui fasilitas pelayanan
kesehatan pemerintah (Kemenkes RI, 2020)
Rekomendasi WHO pada World Health Assembly (WHA) ke-65
yang menyepakati rencana aksi dan target global untuk gizi ibu, bayi, dan
anak, dengan komitmen mengurangi separuh (50%) prevalensi anemia
pada WUS pada tahun 2025. Menindaklanjuti rekomendasi tersebut maka
pemerintah Indonesia melakukan intensifikasi pencegahan dan
penanggulangan anemia pada rematri dan WUS dengan memprioritaskan
pemberian TTD melalui institusi sekolah (Kemenkes RI, 2018).

2. Tujuan
Menurut (Kemenkes RI, 2018) Tujuan umum dilakukannya
program pemberian tablet tambah darah oleh pemerintah yaitu
meningkatkan status gizi remaja putri untuk memutus mata rantai
terjadinya stunting, menurunkan kasus anemia, dan meningkatkan
cadangan zat besi dalam tubuh sebagai bekal mempersiapkan generasi
yang sehat berkualitas dan
30

Produktif. Adapun tujuan khusus sebagai berikut:


a. Menurunkan prevalensi anemia pada rematri dan WUS
b. Meningkatkan cakupan pemberian TTD pada rematri dan WUS
c. Meningkatkan kepatuhan mengonsumsi TTD pada rematri dan WUS
d. Meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku tenaga kesehatan
dalam penanggulangan anemia pada rematri dan WUS
e. Meningkatkan manajemen suplementasi TTD pada rematri dan WUS
f. Meningkatkan kinerja tenaga kesehatan dalam pemberian TTD pada
rematri dan WUS
g. Meningkatkan komitmen pengambil kebijakan dari tingkat pusat
sampai daerah kabupaten dan kota
h. Meningkatkan komitmen dan peran serta lintas program dan lintas
sektor, organisasi profesi, swasta, LSM, dan masyarakat. (TP UKS,
GP2SP/Perusahaan, dan KUA/tempat ibadah lainnya).

3. Sasaran Program
Sasaran program menurut (Kemenkes RI, 2018) dalam buku pedomannya
yang berjudul Pencegahan Dan Penganggulangan Anemia Pada Remaja
Putri Dan Wanita Usia Subur ( WUS ) Pengelola program, terdiri dari:
a. Tenaga kesehatan
b. Kepala sekolah dan guru UKS
c. Pengelola klinik kesehatan di tempat kerja

Penerima program, terdiri dari:


a. Rematri dan WUS
b. Orang tua dan masyarakat

4. Kebijakan Kemenkes Tentang Pemberian Tablet Tambah Darah


Surat edaran nomor HK 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian
Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Maka
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri diberikan dengan dosis 1
tablet/minggu sepanjang tahun. Dimana Pemberian Tablet Tambah Darah
dilakukan untuk remaja putri usia 12 – 18 tahun dan pemberian tablet
tambah darah melalui UKS/M di Institusi Pendidikan (SMP dan SMA atau
31

yang sederajat) dengan menentukan hari minum tablet tambah darah


bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan di daerah masing-masing.
Standar tablet tambah darah dimaksudkan untuk memberikan
acuan bagi pemerintah, pemerintah daerah provinsi dan pemerintah daerah
kabupaten/kota serta semua pihak, yang menyediakan tablet tambah darah.
Adapun tujuannya adalah untuk menjamin ketersediaan tablet tambah
darah yang berkualitas dan memenuhi standar dalam rangka mencegah dan
menanggulangi terjadinya anemia gizi besi pada wanita usia subur dengan
prioritas pada ibu hamil (Kemenkes RI, 2020).

5. Dasar Hukum Pelaksanaan Program


a. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
b. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
1000 HPK ( Hari Pertama Kehidupan
c. Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Kesehatan Republik Indonesia, Menteri Agama Republik
Indonesia dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor :
6/X/PB/2014; Nomor : 73 Tahun 2014; Nomor : 41 Tahun 2014;
Nomor 81 Tahun 2014 tentang Pembinaan dan Pengembangan Usaha
Kesehatan Sekolah/Madrasah
d. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 88 Tahun 2014 tentang Standar
Tablet Tambah Darah Bagi Wanita Usia Subur dan Ibu Hamil

6. Pencapaian Program
Indikator keberhasilan untuk program pencegahan dan
penanggulangan anemia pada rematri dan WUS adalah kepatuhan rematri
dan WUS dalam mengonsumsi TTD dan diharapkan terjadi penurunan
prevalensi anemia pada rematri dan WUS. Berikut adalah indikator
pencapaian program menurut (Kemenkes RI, 2018) yaitu:
a. Indikator Input
indikator input adalah Kebijakan dan Program Nasional, komitmen
yang kuat di semua tingkatan, sumber daya (man, money, material)
yang tersedia. Indikator input termasuk sebagai berikut:
1) Tenaga kesehatan di fasilitas pendidikan/sekolah (SDM)
32

Petugas yang memberikan program tablet tambah darah.


Peran petugas sangat penting dalam keberhasilan program ini.
Pengalaman petugas adalah hal yang pernah dialami, dijalani
ataupun dirasakan baik yang sudah berlalau maupun baru terjadi.
Pengalaman juga dapat diartikan sebagai memori episodic, yaitu
memori yang menerima dan menyimpan peristiwa yang telah
terjadi atau dialami individu di waktu dan tempat tertentu,
berfungsi sebagai rujukan otobiografi
2) Fasilitas kesehatan primer dan sekunder ( sarana dan prasarana )
Sarana dan prasarana yang tersedia baik dari segi kuantitas
dan kualitas akan mendukung untuk mencapai tujuan dari suatu
program. Adapun sarana dan prasarana yang dibuthkan dalam
program pemberian tablet tambah darah ini antara lain alat
pengukuran kadar Hb dalam darah, brosur/leaflet/booklet, format
pencatatan dan pelaporan, kartu suplementasi gizi, serta gudang
penyimpanan sementara.
b. Indikator Proses
Indikator proses mencakup:
1) Persiapan
Bagian ini meliputi proses perencanaan kebutuhan
(perhitungan jumlah sasaran dan perhitungan kebutuhan),
penyediaan, dan sosialisasi. Persiapan menjadi penentu berjalannya
suatu kegiatan atau program. Apabila suatu kegiatan dipersiapkan
dengan baik maka akan memberikan peluang keberhasilan kegiatan
tersebut.
Sasaran kegiatan suplementasi TTD di institusi sekolah
adalah remaja putri usia 12-18 tahun sesuai dengan Surat Edaran
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dengan nomor
HK.03.03/V/0595/2016. Perhitungan sasaran remaja putri di
tingkat pusat maupun tingkat kabupaten dan kota menggunakan
Data Sasaran Program Pembangunan Kesehatan 2015-2019.
Sedangkan perhitungan di tingkat puskesmas dan sekolah
33

menggunakan Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) terbaru dari


SMP dan SMA atau yang sederajat.
Berdasarkan buku Pendoman Penanggulangan dan
Pencegahan Anemia Remaja Putri oleh Kemenkes RI tahun 2016
bahwa perhitungan jumlah kebutuhan berdasarkan jumlah sasaran
dengan penambahan 10% sebagai buffer stock.
TTD = (Jumlah sasaran x 52 tablet) + 10%
Contoh perhitungan kebutuhan TTD remaja putri:
 Jumlah sasaran rematri misalkan 1000 orang
 Jumlah TTD yang dibutuhkan adalah 1000 rematri x 52
tablet = 52.000 tablet
 Kebutuhan tidak teduga atau sebagai buffer stock adalah
10% x 52.000 tablet = 5.200 tablet
 Maka jumlah kebutuhan TTD adalah 52.000 + 5.200 =
57.200 tablet
2) Pendistribusian
Pendistribusian yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu kegiatan
Pemberian tablet tambah darah remaja putri di sekolah SMP/SMA
dan/atau sederajat. Pemberian TTD dilakukan secara blanket
approach dengan frekuensi 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun.
Pemberian TTD pada rematri di sekolah dapat dilakukan dengan
menentukan hari minum TTD bersama setiap minggunya sesuai
kesepakatan di masing- masing sekolah. Saat libur sekolah TTD
diberikan sebelum libur sekolah distribusian.
3) Pemantauan
Pemantauan adalah seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan
secara berkala setelah pendistribusian tablet tambah darah remaja
putri dilakukan. Pemantauan dalam hal ini meliputi kegiatan
monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan. Pemantauan dilakukan
dengan sistem pencatatan dan pelaporan, pembinaan oleh tim
teknis, dan kunjungan lapangan.
34

4) Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh tim pelaksana UKS di sekolah (guru
UKS) sesuai dengan tugas tambahan. Pemberian TTD dicatat pada
Kartu Suplementasi Gizi. Kartu Suplementasi Gizi diisi sendiri
oleh remaja putri pada saat mendapat dan mengonsumsi TTD.
5) Pelaporan
Pelaporan pemberian TTD dan kepatuhan konsumsi TTD
direkapitulasi dan dilaporkan oleh Sekolah, dimana data pemberian
TTD dan kepatuhan konsumsi TTD direkapitulasi oleh guru
pembina UKS untuk dilaporkan ke Puskesmas dengan
menggunakan formulir 1a dan 1b (Lampiran 2). Kemudian
diteruskan secara berjenjang ke Puskesmas, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, dan terakhir ke
Kementrian Kesehatan.
c. Indikator Output
Indikator output terdiri dari:
1) Cakupan program anemia pada rematri dan WUS
Cakupan kegiatan merupakan hasil pelaksanaan program
pemberian tablet tambah darah remaja putri yang dilaksanakan dan
dijadikan sebagai laporan hasil kegiatan dalam satu tahun. Remaja
Putri yang dihitung sebagai cakupan adalah remaja putri yang
menerima TTD sebanyak satu kali setiap minggu. Cakupan TTD
pada rematri dihitung jika rematri menerima TTD satu kali setiap
minggu dengan target capaian mengacu pada Rencana Strategis
Direktorat Gizi Masyarakat (2015 = 10%, 2016 = 15%, 2017 =
20%, 2018 = 25%, 2019 = 30%)
2) Kepatuhan rematri dan WUS yang mengonsumsi TTD
Aspek ini akan melihat bagaimana ketepatan sasaran, waktu
pemberian, dan proses distribusi dari kegiatan pemberian tablet
tambah darah remaja putri di sekolah.
35

7. Cara Pemberian
Cara pemberian tablet tambah darah pda remaja putri dilakukan dengan
Blanket Approach atau dalam bahasa Indonesia berarti “pendekatan
selimut”, berusaha mencakup seluruh sasaran program dengan sesuai
anjuran yang diberikan oleh (Kemenkes RI, 2018) dalam Buku Pedoman
Pencegahan Dan Penganggulangan Anemia Pada Remaja Putri Dan
Wanita Usia Subur ( WUS ) yaitu:
a. TTD Program
TTD program diberikan kepada rematri usia 12-18 tahun di sekolah
dengan frekuensi 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun. Pemberian
TTD pada rematri di sekolah dapat dilakukan dengan menentukan hari
minum TTD bersama setiap minggunya sesuai kesepakatan di masing-
masing sekolah. Saat libur sekolah TTD diberikan sebelum libur
sekolah.
b. TTD Mandiri
TTD Mandiri Pemberian dilakukan di tempat kerja melalui klinik
perusahaan, UKBM, dan kelompok lainnya seperti karang taruna,
LSM, dan lain-lain. TTD dapat diperoleh secara mandiri dari apotek/
toko obat. TTD dikonsumsi 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun.

8. Penyimpanan dan Pendistribusian


Menurut (Kemenkes RI, 2018) dalam panduan Buku Pedoman
Pencegahan Dan Penganggulangan Anemia Pada Remaja Putri Dan
Wanita Usia Subur ( WUS ), terdapat tata cara penyimpanan serta
pendistribusian tablet tambah darah pada remaja putri dapat dijelaskan
sebagai berikut:
a. Penyimpanan
Penyimpanan sebaiknya sesuai dengan standar penyimpanan obat,
yaitu di tempat yang sejuk dan tidak boleh terkena sinar matahari
langsung dan dalam kemasan tertutup rapat.
36

b. Pendistribusian
1) TTD Program
Ditjen Kefarmasian dan Alkes mendistribusikan TTD sesuai dengan
usulan kebutuhan ke Instalasi Farmasi Provinsi. Instalasi Farmasi
Provinsi mendistribusikan ke Instalasi Farmasi Kabupaten dan Kota
(IFK). IFK mendistribusikan ke gudang farmasi puskesmas, dan
selanjutnya puskesmas mendistribusikan TTD ke sekolah melalui
pengelola program gizi. Perhitungan kebutuhan di sekolah
didasarkan pada data riil yang berasal dari Data Pokok Pendidikan
(DAPODIK) terbaru dari SMP dan SMA atau yang sederajat.
2) TTD Mandiri
Remaja putri dan WUS dapat memperoleh TTD secara mandiri
melalui UKBM, klinik perusahaan, apotek/toko obat, dan kelompok
lainnya (karang taruna, tempat ibadah, LSM, dll).

9. Pencatatan dan Pelaporan


Menurut (Kemenkes RI, 2018) Sistem pencatatan dan pelaporan dalam
pelaksanaan pemberian tablet tambah darah pada Remaja Putri telah diatur
dalam Buku Pedoman Pencegahan Dan Penganggulangan Anemia Pada
Remaja Putri Dan Wanita Usia Subur ( WUS ) dengan mekanisme
prosesnya sebagai berikut:
a. Pencatatan
Pencatatan dilakukan oleh tim pelaksana UKS di sekolah (guru UKS)
sesuai dengan tugas tambahan. Pemberian TTD dicatat pada Kartu
Suplementasi Gizi dan Buku Rapor Kesehatanku.
1) kartu sumplementasi gizi diisi oleh remaja putri tersebut saat
mendapatkan dan mengkonsumsi TTD saat diberikan
2) buku rapor kesehatanku untuk peserta didik tingkat SMP/MTs dan
SMA/SMK/MA berisikan informasi kepada remaja mengenai
anemia dan tenaga kesehatan mencatatkan hasil penjaringan
kesehatan/pemeriksaan berkala ke dalam formulir penjaringan
kesehatan/pemeriksaan berkala yang terdapat dalam buku Rapor
37

Kesehatanku. Selain itu, dalam Buku Catatan Kesehatan juga


terdapat kolom pencatatan pemberian tablet tambah darah (TTD).

Gambar 2. 1 Buku Rapor Kesehatanku

s
u
m
b
e
r
:

(Kemenkes RI, 2018)


b. Pelaporan
Pelaporan pemberian TTD dan kepatuhan konsumsi TTD
direkapitulasi dan dilaporkan oleh:
1) Sekolah
Data pemberian TTD dan kepatuhan konsumsi TTD direkapitulasi
oleh guru pembina UKS untuk dilaporkan ke Puskesmas dengan
menggunakan formulir sekolah.
2) Puskesmas
Selanjutnya petugas puskesmas merekap laporan dari sekolah dan
segera melaporkannya ke dinas kesehatan kabupaten dan kota.
3) Dinas kesehatan Kabupaten dan Kota
Laporan dari puskesmas akan di rekap oleh pengelola program gizi
dan segera dilaporkan kepada dinas kesehatan provinsi dengan
menggunakan formulir kabupaten atau kota.
38

4) Dinas Kesehatan Provinsi


Melakukan rekapitulasi dan analisis semua laporan dinas kesehatan
kota dan kabupaten yang ada di wilayah kerjanya menggunakan
formulir provinsi dan hasilnya akan dilaporkan kepada
Kementerian Kesehatan.
5) Kementrian Kesehatan
Melakukan rekapitulasi dan analisis semua laporan dinas kesehatan
provinsi .

Bagan 2. 1 Alur Pelaporan dan Penyampaian Umpan Balik

KEMENKES RI
DIREKTORAT GIZI
MASYARAKAT

DINAS KESEHATAN
PROVINSI

DINAS KESEHATAN KAB


ATAU KOTA

Ket :

: Alur Laporan
PUSKESMAS : Alur Umpan Balik

SEKOLAH
TEMPAT KERJA

Sumber :(Kemenkes RI, 2018)


39

Frekuensi pelaporan dari semua tingkatan dilakukan setiap 3


bulan sekali. Masing-masing tingkatan administrasi yang menerima
laporan berkewajiban menganalisis laporan yang diterima dan
menyampaikan umpan balik penerimaan laporan dan hasil analisisnya
dalam rangka penilaian dan pengembangan program serta membangun
kesinambungan pelaporan. Masing-masing tingkatan administrasi juga
berkewajiban untuk memberikan umpan balik sebagai informasi hasil
pelaksanaan pemberian TTD yang telah dilakukan pada wilayah kerja.

10. Pemantauan dan Evaluasi


Menurut (Kemenkes RI, 2018) Pemantauan dan evaluasi dilakukan
dengan system pencatatan dan pelaporan pembinaan oleh tim teknis,
dan kunjungan lapangan. Berdasarkan alur yang sudah ditetapkan,
berikut ini adalah matriks keberhasilan yang dapat digunakan untuk
memantau program adalah sebagai berikut:

Tabel 2. 1 Matriks Keberhasilan


Indikator Pusat Provinsi Kab puskesmas sekolah Tempat KUA dan
dan Kerja Tempat
Kota ibadah
lainnya
Kebijakan dan Program
Nasional
(Ketersediaan
pedoman dan tatalaksana)
Komitmen yang
kuat di semua
tingkat
Sumberdaya
(man,money, material)
yang tersedia
Advokasi dan sosialisasi
Jejaring yang efektif dan
Komunikasi optimal
40

Pengelolaan program
Peningkatan kapasitas
petugas
Peningkatan kegiatan
kelompok
Sasaran
Integrasi dalam
surveilans
Penelitian dan
pengembangan
Cangkupan program
anemia pada rematri dan
WUS
Kepatuhan rematri dan
WUS yang
mengkonsumsi TTD
Menurunnya angka
prevalensi anemia pada
rematri dan WUS
Sumber : (Kemenkes RI, 2018)
41

G. Kerangka Teori
Kerangka teori adalah visualisas hubungan antara berbagai variabel untuk
menjelaskan sebuah fenomena. Hubungan antara berbagai variabel
digambarkan dengan lengkap dan menyeluruh dengan alur dan skema yang
menjelaskan sebab akibat suatu fenomena (Kusumawardani et al., 2019).

Bagan 2. 2 Kerangka Teori

Analisis dan Monitoring Analisis dan Monitoring

Pelaksanaan Program
Monitoring

Input / Aktivitas

Analisis

Proses

Output Efek / Dampak

Tidak
Sesuai Pengembangan Program
Target Ya Proyek dan Kegiatan

Pemeliharaan

Keterangan:
= Variabel yang diteliti

= Variable yang tidak di teliti


BAB III
KERANGKA KONSEP

1. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah model konseptual yang berkaitan dengan
bagaimana seorang peneliti menyusun teori atau menghubungkan secara logis
beberapa faktor yang dianggap penting untuk masalah. Kerangka konsep
membahas saling ketergantungan antar variabel yang dianggap perlu untuk
melengkapi dinamika situasi atau hal yang sedang atau akan diteliti
(Kusumawardani et al., 2019). Dalam penelitian ini ada variable independen
dan variable dependen. Variabel independen adalah Input ( SDM, sarana dan
prasarana ), Proses kegiatan pemberian TTD ( Persiapan, pendistribusian,
pemantauan, pencatatan, pelaporan) dan Output ( cangkupan kegiatan,
ketepatan sasaran, waktu dan distribusi ). Variabel dependen adalah Analisis
Program Pmeberian Tablet Tambah Darah bagi remaja putri.

Bagan 3. 1 Kerangka Konsep

Variabel Independen Variabel Dependen

1. Input: SDM, sarana dan


prasarana

2. Proses kegiatan
pemberian TTD: Pelaksanaan Program Pemberian
Persiapan, pendistribusian, Tablet Tambah Darah bagi remaja
pemantauan, pencatatan, putri
pelaporan)

3. Output: cangkupan
kegiatan, ketepatan
sasaran, waktu dan
distribusi

42
BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dengan
pendekatan studi kasus (case study), yaitu penelitian yang berupaya
menggambarkan kondisi pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah
pada remaja putri dilihat dari input, proses, dan output (Kusumawardani et al.,
2019).

B. Informan
Informan adalah seseorang yang diharapkan dapat memberikan informasi
terkait situasi dan kondisi mengenai fokus penelitian. Berbeda dengan sampel
pada penelitian kuantitaif yang menggunakan istilah populasi sedangkan pada
sampel penelitia kualitatif dinamakan narasumber atau informan (Dr. Nursapia
Harahap, 2020). Namun demikian kualitatif atau tidak dimaksudkan untuk
membuat generalisasi dari hasil penelitiannya. Subjek penelitian yang menjadi
informan akan memberikan berbgai informasi yang diperlukan selama proses
penelitiann(Olsson, 2018:111)
Teknik pemilihan informan pada penelitian ini adalah menggunakan
teknik purposive sampling atau teknik sampling yaitu informan dipilih
berdasarkan kriteria tertentu (representative) yang ditentukan oleh peneliti.
Mengingat setiap posisi memiliki potensi untuk memberikan informasi untuk
memperoleh data yang berbeda ,jumlah informan dipilih berdasarkan prinsip
kesesuaian dan kecukupan. Prinsip kesesuaian artinya informan yan dipilih
berdasarkan keterkaitan informan dengan topik penelitian. Untuk memenuhi
prinsip kesesuaian, peneliti mencari informan kunci atau key informan yakni
remaja yang memanfaatkan dan belum memanfaatkan program pemberian
tablet tambah darah di Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi. Sedangkan prinsip
kecukupan artinya jumlah sampel yang dipilih di sesuaikan dengan jenis dan
kedalaman informan tidak menjadi faktor penentu utama tetapi kelengkapan
data yang dipentingkan (Olsson, 2018:101-102). Berdasarkan pertimbangan
peneliti maka ditentukan jenis informan dalam penelitian ini, yaitu:

43
44

Tabel 4. 1 Jenis Informan penelitian

No Informan Kode Keterangan

1 Remaja yang memanfaatkan program tablet tambah 11 Informan kunci


darah
2 Remaja yang memanfaatkan program tablet tambah 12 Informan kunci
darah
3 Remaja yang belum pernah memanfaatkan program 13 Informan kunci
tablet tambah darah
4 Remaja yang belum pernah memanfaatkan program 14 Informan kunci
tablet tambah darah
5 Kepala Puskesmas 15 Informan Pendukung

6 Koordinator progam pemberian tablet tambah darah 16 Informan pendukung


(Gizi)
7 Anggota Distribusi 17 Informan pendukung

8 koordinator UKS 18 Informan pendukung

9 Guru BK 19 Informan pendukung

C. Variabel Penelitian
Dalam penelitian ini ada variable independen dan variable dependen.
1. Variabel independen:
a. Input (SDM, sarana dan prasarana)
b. Proses kegiatan pemberian TTD (Persiapan, pendistribusian,
pemantauan, pencatatan, pelaporan)
c. Output (cakupan kegiatan, ketepatan sasaran, waktu dan distribusi ).
2. Variabel dependen: Program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri.
45

D. Definisi Operasional
1. Variabel Independen

a. Input dalam penelitian ini diantaranya :


1) Sumber Daya Manusia yaitu tenaga kesehatan maupun non
kesehatan yang bertugas dalam pelaksanaan program pemberian
tablet tambah darah remaja putri.
a) Alat Ukur : Pedoman wawancara dan Panduan pelaksanaan
program
b) Cara Ukur : Wawancara dan observasi
2) Sarana dan Prasarana yaitu seluruh alat dan bahan yang digunakan
dalam hal mendukung program pelaksanaan tablet tambah darah
remaja putri.
a) Alat Ukur : Pedoman wawancara dan Panduan pelaksanaan
program
b) Cara Ukur : Wawancara dan observasi

b. Proses dalam penelitian ini diantaranya :


1) Persiapan, yaitu proses perencanaan kebutuhan (perhitungan
jumlah sasaran dan perhitungan kebutuhan), penyediaan, dan
sosialisasi.
a) Alat Ukur : Pedoman wawancara dan Panduan pelaksanaan
program
b) Cara Ukur : Wawancara dan observasi
2) Pendistribusian,yaitu kegiatan pemberian tablet tambah darah
remaja putri di sekolah di wilayah kerja puskesmas Duren Jaya
Kota Bekasi.
a) Alat Ukur : Pedoman wawancara dan Panduan pelaksanaan
program
b) Cara Ukur : Wawancara dan observasi
3) Pemantauan, yaitu seluruh rangkaian kegiatan yang dilakukan
secara berkala setelah pendistribusian tablet tambah darah remaja
putri dilakukan.
46

a) Alat Ukur : Pedoman wawancara dan Panduan pelaksanaan


program
b) Cara Ukur : Wawancara dan observasi
4) Pencatatan dan Pelaporan, yaitu proses pencatatan dan pembuatan
laporan hasil kegiatan pemberian tablet tambah darah remaja putri
yang telah dilaksanakan.
a) Alat Ukur : Pedoman wawancara dan Panduan pelaksanaan
program
b) Cara kur : Wawancara dan observasi
c. Output dalam penelitian ini diantaranya :
1) Cakupan Kegiatan, yaitu hasil pelaksanaan program pemberian
tablet tambah darah remaja putri yang dilaksanakan dan dijadikan
sebagai laporan hasil kegiatan.
a) Alat Ukur : Pedoman wawancara dan Panduan pelaksanaan
program
b) Cara Ukur : Wawancara dan observasi
2) Ketepatan Sasaran, Waktu, dan Distribusi yaitu hasil pelaksanaan
kegiatan yang kemudian dibandingkan dengan pedoman
pelaksanaan pemberian tablet tambah darah remaja putri.
a) Alat Ukur : Pedoman wawancara dan Panduan pelaksanaan
program
b) Cara Ukur : Wawancara dan observasi.

2. Variabel Dependen yaitu Program pemberian tablet tambah darah


merupakan program yang dilakukan oleh pemerintah kepada kelompok
sasaran melalui fasilitas pelayanan kesehatan pemerintah
a) Alat Ukur : Pedoman wawancara dan Panduan pelaksanaan
program
b) Cara Ukur : Wawancara dan observasi.
47

E. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya yang
berlokasi di Jl. Anyer III Perum, RT.007/RW.009, Duren Jaya, Kec. Bekasi
Tim., Kota Bks, Jawa Barat 17111

F. Waktu Penelitian

Tabel 4. 2 Waktu Penelitian Tahun 2023

Kegiatan Bulan

Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajua
n judul
skripsi
Bimbing
an
proposal
Studi
pendahul
uan
Penulisa
n Bab 1-
3
Seminar
proposal
Revisian
proposal
Penelitia
n
Persiapa
n siang
hasil
penelitia
n
Sidang
hasil
penelitia
n
Revisi
dan
pembuat
an jurnal
48

G. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Pedoman wawancara
Metode pedoman wawancara kualitatif menggunakan panduan
wawancara yang berisikan butir-butir pertanyaan yang diajukan kepada
informan. Hal ini dtujukan untuk memudahkan peneliti dalam melakukan
wawancara, penggalian data, dan informasi (Olsson, 2018).
2. Alat yang digunakan selama pengumpulan data yaitu:
a. Tape recorder atau perekam suara
Alat perekam digunakan untuk merekam semua pembicaraan peneliti
dengan informan selama wawancara
b. Kamera melalui telepon genggam (handphone)
Kamera digunakan untuk membantu peneliti merekam kondisi
lingkungan selama wawancara berlangsung
c. Alat tulis
Alat tulis digunakan untuk mencatat jawaban yang sebagai kata
kunci.
d. Laptop
Laptop digunakan untuk hasil rekaman wawancara dengan informan
dipindahkan ke laptop dalam bentuk MP3, sehingga memudahkan
peneliti untuk mendengarkan hasil penelitian (Olsson, 2018).

H. Prosedur Pengumpulan Data Dan Analisa Data

1. Prosedur Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara mendalam. Wawancara mendalam (indepth interview) adalah
proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya
jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau
orang yang diwawancarai, dengan menggunakan pedoman wawancara.
49

a. Jenis Data
1) Data Primer
Data primer didapatkan melalui wawancara langsung terhadap
pengelola program pemberian tablet tambah darah di Puskesmas
Duren Jaya, Sekolah, serta Remaja Putri (Ahyar et al., 2020).
2) Data Sekunder
Data sekunder diperoleh berdasarkan telaah dokumen atau
laporan yang berupa profil kesehatan puskesmas dan laporan
bulanan (Ahyar et al., 2020).
b. Teknik Pengumpulan Data
Cara pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan
metode wawancara mendalam dengan tiga fase yaitu :
1) Fase orientasi
Peneliti melakukan pengamatan lingkungan dan perilaku
partisipan sebelum melakukan wawancara, mengatur setting
tempat, menciptakan suasana yang nyaman dengan duduk
berhadapan dan sikap tubuh terbuka, berbicara dengan nada
bicara yang rendah menyampaikan kontrak yang telah
disepakati, dan menanyakan kesiapan partisipan untuk
melakukan wawancara. Selain itu, peneliti mengingatkan
kembali tujuan penelitian dan perlindnungan terhadap
kerahasiaan data partisipan. Penelitian juga menyiapkan lembar
catatan dan menghidupkan voice recorder untuk merekam
pembicaraan antara peneliti dengan partisipan. Peneliti
meletakkan voice recorder dekat dengan mulut partisipan jarak
kurang dari 50 cm diantara peneliti dan partisipan.
2) Fase Pelaksanaan
Peneliti memulai wawancara dengan mengajukan pertanyaan
inti untuk mendapatkan gambaran secara umum dari partisipan.
Peneliti akan mengembangkan pertanyaan untuk menjawab
tujuan penelitian. Wawancara pada setiap partisipan dilakukan
dua kali dengan total wawancara pada masing-masing partisipan
50

selama 30-60 menit. Peneliti melakukan wawancara kepada


Kepala Puskesmas, Petugas Gizi, Petugas Distribusi, Guru BK,
Koordinator UKS, Remaja.
3) Fase Terminasi
Terminasi dilakukan disetiap akhir wawancara dengan
mengevaluasi perasaan partisipan setelah wawancara, dan
membuat kontrak untuk pertemuan apabila data belum lengkap
dan mengucapkan terimakasih. Wawancara dilakukan setelah
partisipan mengungkapkan seluruh pengalaman yang
dialaminya. Wawancara pada penelitian ini dilaksanakan
sebanyak dua kali pada setiap partisipan sehingga terminasi
akhir tahap wawancara dilakukan setelah partisipan
mengungkapkan seluruh pengalaman yang dialaminya. Setelah
proses validasi hasil wawancara disetujui partisipan, selanjutnya
peneliti melakukan terminasi dengan partisipan dan keluarganya
dengan mengucapkan terimakasih atas partisipasinya dalam
penelitian ini (Kusumawardani et al., 2019)

2. Analisa Data
Dalam penelitian kualitatif, analisis data dilakukan sejak awal
penelitian dan selama proses penelitian dilaksanakan. Data diperoleh,
kemudian dikumpulkan untuk diolah secara sistematis. Dimulai dari
wawancara, observasi, editing, mengklasifikasikan, reduksi, selanjutnya
penyajian data serta menyimpulkan data. Salah satu model analisis data
menurut Miles dan
Huberman. Menurut Miles dan Hubermen ada beberapa langkah yang
dilakukan untuk menganalisis data kualitatif yaitu:
a. Reduksi Data
Setelah peneliti melakukan pengambilan data di lapangan, maka akan
diperoleh suatu data. Oleh karena itu perlu segera dilakukan analisis
data melalui reduksi data. Reduksi data merupakan proses
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting dan transformasi data kasar yang muncul dari catatan-
51

catatan di lapangan dengan langkah mengurangi atau menghilangkan


hal-hal yang tidak perlu.
b. Penyajian Data
Dalam penelitian ini, penyajian data yang digunakan adalah dengan
teks yang bersifat naratif dan kutipan langsung. Penyajian data akan
memudahkan untuk memahami apa yang terjadi dan merencanakan
kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi
Kesimpulan awal yang dikemukakan masih bersifat sementara, dan
akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti kuat yang mendukung
pada tahap pengumpulan berikutnya. Dan kesimpulan akan kredibel
bila didukung oleh bukti- bukti yang valid dan konsisten (Dr.
Nursapia Harahap, 2020) .

3. Jenis Data
a. Data Primer
data yang diperoleh langsung melalui wawancara terhadap pengelola
program pemberian tablet tambah darah di Dinas Kesehatan,
Puskesmas, Sekolah serta Remaja Putri.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh berdasarkan telaah dokumen/laporan yang
berupa profil puskesmas dan laporan bulanan (Olsson, 2018:108-109).

4. Pengolahan Data dan Analisa Data


Dalam penelitian ini peneliti mengolah data secara manual yang
digunakan untuk mengklasifikasi transkripsi dan pembuatan matriks untuk
pengelompokan jawaban responden atas pertanyaan yang diberikan.
Data yang terkumpul dari hasil rekaman mendalam selanjutnya
dibuat transkip yang ada lalu disederhanakan dalam bentuk matriks yang
kemudian dicari kata kuncinya. Namun tetap peneliti menggunakan teknik
analisa secara umum pada pendekatan kualitatif yaitu: setelah semua data
terkumpul dan diolah, maka tahapan selanjutnya adalah melakukan analisa
data dengan teknik analisis isi (content analysis). Dari setiap variabel dan
52

sub variabel di identifikasi sesuai dengan analisis kebijakan versi Patton


dan Savicky.
Setelah dilakukan validitas data dengan melakukan triangulasi
sumber data dengan cross check dengan sumber lain, triangulasi metode
dengan melakukan data wawancara mendalam dengan informan dan telaah
dokumen kebijakan (Dr. Nursapia Harahap, 2020).

5. Etika Penelitian
Penelitian adalah upaya untuk menemukan kebenaran. Etika dalam proses
penelitian menjadi bagian yang esensial dalam upaya menemukan kebenaran.
Etika didefinisikan sebagai prinsip-prinsip moral yang mengendalikan atau
mempengaruhi perilaku. Etika penelitian dapat di definisikan sebagai aplikasi
prinsip-prinsip moral ke dalam perencanaan, pelaksanaan dan pelaporan hasil
penelitian (Ahyar et al., 2020).
Dalam penelitiaan kualitatif, etika penelitian berkaitan dengan cara peneliti
merumuskan topik penelitian, merencanakan penelitian, mengakses data,
mengumpulkan data, menyimpan data, menganalisis data dan melaporkan
secara bertanggung jawab dan bermoral.
Prinsip-prinsip etika penelitian yaitu The five right of human subjects in
research (Polit & Beck dalam Sinaga, 2018)) lima hak tersebut adalah :
1. Respect for Autonomy
Partisipan memiliki hak untuk membuat keputusan secara sadar untuk
menerima atau menolak menjadi partisipan. Peneliti menjelaskan kepada
partisipan tentang proses penelitian yang meliputi wawancara mendalam
mendalam dengan direkam menggunakan voice recorder, selanjutnya
partisipan diberi kebebasan untuk menentukan apakah bersedia atau
menolak berpartisipasi dalam penelitian.
2. Privacy atau dignity
Partisipan memiliki hak untuk dihargai tentang apa yag mereka lakukan
dan apa yang dilakukan terhadap mereka serta untuk mengontrol kapan
dan bagaimana informasi tentang mereka dibagi dengan orang lain.
Peneliti hanya melakukan wawancara pada waktu yang telah disepakati
dengan partisipan. Setting wawancara dibuat berdasarkan pertimbangan
53

terciptanya suasana santai, tenang dan kondusif serta tidak diketahui oleh
orang lain, petugas terkait yang diijinkan oleh partisipan.
3. Anonymity dan Confidentialy
Peneliti menjelaskan kepada partisipan bahwa identitasnya terjamin
kerahasiaannya dengan menggunakan pengkodean sebagai pengganti
identitas dari partisipan. Selain itu peneliti menyimpan seluruh dokumen
hasil pengumpulan data berupa lembar persetujuan
mengikuti penelitian, biodata, hasil rekaman dan transkip wawancara
dalam tempat khusus yang hanya dapat diakses oleh peneliti.
Semuabentuk data hanya digunakan untuk keperluan proses analisis
sampai penyusunan laporan penelitian sehingga partisipan tidak perlu
takut data yang bersifat rahasia dan pribadi diketahui orang lain.
4. Justice
Peneliti memberikan kesempatan yang sama bagi pasien yang memenuhi
kriteria untuk berpartisipasi dalam penelitian ini. Selain itu, peneliti
memberikan kesempatan yang sama dengan partisipan untuk
mengungkapkan perasaannya baik sedih maupun senang.
5. Beneficence dan Nonmaleficence
Penelitian ini tidak membahayakan partisipan dan peneliti telah berusaha
melindungi partisipan dari bahaya ketidaknyamanan (protection from
discomfort). Peneliti menjelaskan tujuan, manfaat, penggunaan alat
perekam, dan penggunaan data penelitian sehingga dapat dialami oleh
partisipan dan bersedia menandatangani surat ketersediaan berpartisipasi
atau Informed Consent. Selama proses wawancara berlangsung peneliti
memperhatikan beberapa hal yang dapat merugikan partisipan antara lain
status hemodinamik, kenyamanan, dan perubahan perasaan. Apabila
kondisi tersebut membahayakan kondisi partisipan maka peneliti
menghentikan wawancara terlebih dulu dan memulainya lagi ketika
kondisi sudah stabil dan partisipan siap untuk melakukan wawancara.
BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Pengantar Bab
Pada bab ini, peneliti akan membahas hasil penelitian yang telah dilakukan
dan diperoleh yaitu mengenai kerakteristik responden terhadap faktor input
(SDM, Sarana dan prasarana), faktor proses (persiapan, pendstribusian,
pemantauan, pencatatan, dan pelaporan), dan faktor output (cakupan kegiatan,
ketepatan sasaran, waktu dan distribusi). Penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan metode indepth interview (wawancara mendalam) dengan
menggunakan teknik purposive sampling yang didasarkan pada kemampuan
informan dalam menggambarkan secara jelas dan rinci mengenai program
pemberian tablet tambah darah tersebut. Kemudian peneliti mencantumkan
teori yang sesuai dengan penelitian tersebut yang dilakukan oleh peneliti
sebelumnya yang bertujuan untuk memperkuat hasil penelitian mengenai
analisis pelaksanaan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri.

B. Lokasi Penelitian
1. Puskesmas Duren Jaya
Puskesmas Duren Jaya berlokasi di Jl. Anyer III Perum, RT.007/RW.009,
Duren Jaya, Kec. Bekasi Tim., Kota Bks, Jawa Barat 17111.
2. SMA PGRI
SMA PGRI berlokasi di Jl. Purwakarta, RT.012/RW.009, Duren Jaya,
Kec. Bekasi Tim., Kota Bks, Jawa Barat 17111.
3. SMP Yanwar
SMA Yanwar berlokasi di Jl. Prof. M. Yamin Gg. Delima No. 84, Duren
Jaya, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, dengan kode pos
17111.
4. SMP PGRI
SMP PGRI berlokasi di Jl. Linggarjati 1 Blok D Perum Duren Jaya,
DUREN JAYA, Kec. Bekasi Timur, Kota Bekasi, Jawa Barat, dengan
kode pos 17111.

54
55

C. Karakteristik Informan
Informan dalam penelitian ini terdiri dari Kepala UPTD Puskesmas Duren
Jaya, Koordinator Gizi Puskesmas Duren Jaya, Guru UKS SMA PGRI Duren
Jaya, Guru BK SMP Yanwar Duren Jaya, Guru BK SMP PGRI Duren Jaya,
remaja putri SMP dan SMA. Karakteristik informan dapat dilihat dari usia,
jenis kelamin, serta jabatan yang akan ditampilkan pada tabel halaman
dibawah ini.

1. Informan Kunci
Informan kunci merupakan sumber informasi utama dan mengetahui
secara mendalam mengenai permasalahan yang berkaitan dengan masalah
yang sedang diteliti (Krismaji, 2019). Informan kunci dalam penelitian ini
adalah siswi SMP dan SMA.
Tabel 5.1 Karakteristik Informan Kunci
Kode Nama Usia Jenis Jabatan
kelamin
A1 Theresia Nara 16 Tahun perempuan Siswi kelas X SMA
PGRI Duren Jaya

A2 Zara Rahayu 16 Tahun Perempuan Siswi kelas X SMA


PGRI Duren Jaya

A3 Asyifa Muazarah 15 Tahun Perempuan Siswi kelas VIII SMP


Yanwar Duren Jaya

A4 Salsa Nabila. S 14 Tahun Perempuan Siswi kelas VIII SMP


Yanwar Duren Jaya

A5 Naurah Syifa 13 Tahun Perempuan Siswi kelas VII SMP


Triansyah PGRI Duren Jaya

2. Informan Pendukung
Informan pendukung merupakan sumber informasi yang akan mendukung
informasi kunci dan dapat memberikan informasi tambahan sebagai
pelengkap analisis dan pembahasan dalam penelitian kualitatif. Informan
56

tambahan terkadang memberikan informasi yang tidak diberikan oleh


informan utama atau informan kunci (Krismaji, 2019). Informan
pendukung dalam penelitian ini adalah Kepala UPTD Puskesmas Duren
Jaya, Koordinator Gizi Puskesmas Duren Jaya, Guru UKS SMA PGRI
Duren Jaya, Guru BK SMP Yanwar Duren Jaya, serta Guru BK SMP
PGRI Duren Jaya.
Tabel 5.2 Karakteristik Informan Pendukung
Kode Nama Usia Jenis Jabatan
kelamin
A6 Drg. Ria 42 Tahun Perempuan Kepala UPTD
Joesrianti Puskesmas Duren Jaya

A7 Bati Lestari 49 Perempuan Koordinator Gizi


Tahun Puskesmas Duren Jaya

A8 Bd. Yasintha 27 Perempuan Guru UKS SMA PGRI


M.A Tahun Duren Jaya

A9 Masajeng. Y.N 27 Perempuan Guru BK SMP Yanwar


Tahun Duren Jaya

A10 Galuh Larasati 27 Tahun Perempuan Guru BK SMP PGRI


Duren Jaya

D. Hasil Analisis Tematik


Hasil analisis tematik mengidentifikasikan 4 tema pada penilitian ini yaitu 1)
Program Pemberian Tablet Tambah Darah, 2) Deskripsi Input, 3) Deskripsi
Proses, 4) Deskripsi Output.

1. Program Pemberian Tablet Tambah Darah


Dalam aspek deskripsi input terbagi dalam 2 sub tema yaitu Pengertian
Program Pemberian Tablet Tambah Darah, dan Tempat mendapatkan
Tablet Tambah Darah
57

Hasil wawancara mendalam yang dilakukan oleh peneliti terhadap


beberapa informan mengenai apa yang dimaksud oleh program pemberian
tablet tambah darah dan darimana saja mereka bisa mendapatkan tablet
tambah darah yaitu dapat dilihat dari uraian pernyataan dibawah ini.
“Program tablet tambah darah ini diberikan untuk remaja
putri usia 12 sampai 18 thn dan tablet tambah darah itu
diberikan di sekolah pada tingkat SMP dan SMA sederajat.”(A6)
Berdasarkan uraian wawancara diatas adalah pemerintah
membentuk program tersebut untuk diberikan tablet tambah darah kepada
remaja putri sejak sekolah pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri berperan serta dalam peningkatan gizi remaja terutama zat besi untuk
meminimalisir potensi anemia yang berakibat terhadap kesehatan dan
prestasi di sekolah, pemberian tablet tambah darah juga untuk
mempersiapkan kesehatan remaja putri pada saat sebelum menjadi seorang
ibu.
Oleh karena itu Pemerintah Indonesia berupaya untuk mengatasi
hal tersebut yang tertuang dalam RPJMN 2015-2019 yaitu pada sasaran
pokok yang pertama berupa meningkatnya status kesehatan ibu dan Anak.
Usaha yang dilakukan pemerintah indonesia yaitu melalui usaha kesehatan
sekolah dan remaja. Kesehatan remaja sangat menentukan keberhasilan
dari pembangunan kesehatan, terutama dalam upaya mencetak kualitas
generasi penerus bangsa di masa depan. Mengingat mereka adalah para
calon ibu yang akan hamil dan melahirkan seorang bayi, sehingga
memperbesar risiko kematian ibu melahirkan, bayi lahir prematur dan
berat bayi lahir rendah.
Untuk tempat dimana remaja putri bisa mendapatkan tablet
tambah darah yaitu bisa di fasilitas kesehatan, program pemerintah selalu
mendistribusikan tablet tambah darah kepada puskesmas, untuk diberikan
kepada remja putri disekolah. Namun, jika remaja putri sudah
mendapatkan tablet tambah darah secara mandiri tablet tambah darah bisa
didapatkan di apotek terderkat, atau klinik dokter. Hal ini dibuktikan oleh
58

kutipan wawancara dengan informan, berikut kutipannya yaitu dibawah


ini:
“Untuk dapat Tablet Tambah Darah itu biasanya yang aku tau
daro UKS, Puskesmas, sekolah, apotek, dokter.”(A1)
Jika tempat penyedia rutin memberikan tablet tambah darah pada
remaja putri maka angka keberhasilan akan turunnya angka anemia akan
terpenehu dan cakupan remaja yang mengalami kekurangan HB pun akan
menurun.

2. Deskripsi Input
Dalam aspek deskripsi input terbagi dalam 2 sub tema yaitu
sumber daya manusia, serta sarana dam prasarana. Sumber daya manusia
merupakan aspek yang sangat mendukung terhadap keberhasilan suatu
program, jika sumber daya manusia tidak memadai maka proses
pelaksanaan suatu program pun tidak akan berjalan dengan optimal.
Sarana dan prasarana yang tersedia baik dari segi kualitas maupun
kuantitas akan mendukung keberhasilan dalam suatu program. Adapun
sarana dan prasarana yang terdapat dalam program ini yaitu
leaflet/brosur/buku lembar balik, alat ukur HB, buku rapor kesehatanku,
format pencatatan dan pelaporan, serta gudang penyimpanan obat
sementara.
Sumber daya manusia yang terlibat dalam pemberian tablet tambah
darah yaitu hanya berkisar 2 sampai 3 orang saja adapun tenaga kesehatan
yang terlibat yaitu seorang bidan dan perawat saja, sedangkan dalam
keberhasilan suatu program perlu kekompakan suatu team dalam kerja
sama, jika tenaga kesehatan tersebut tidak memadai maka tingkat
keberhasilan suatu program pun akan menurun. Hal ini dibuktikan oleh
kutipan wawancara dengan informan, berikut kutipannya yaitu dibawah
ini:
“Puskesmas biasanya ada 2 sampe 3 orang aja biasanya.” (A1)
“ Adanya biasanya kaka bidan sama perawat.” (A4)
Jika dilihat dari buku pedoman kemenkes jika tenaga kesehatan
hanya terdiri dari 2-3 orang itu belum sesuai dengan prosedur karena akan
59

menimbulkan banyak kekeliruan terhadap pendataan dan pembagian tablet


tambah darah pada remaja putri.
Namun, pendapat lain dikatakan bahwa pada tenaga kesehatan
sudh sesuai dengan prosedur yang diberikan oleh kemenkes, dengan
masing-masing petugas yang menjalankan sesuai tugasnya sehingga untuk
meingkatkan pencapaian tersebut akan maksimal. Hal ini dibuktikan oleh
kutipan wawancara dengan informan, berikut kutipannya yaitu dibawah
ini:
“Dalam kita melaksanakan program ini ya ada beberapa
petugas kesehatan yang memang ikut berperan ya dilapangan.
Seperti saya Koordinator gizi karena kan ini program dari divisi
saya jadi saya yang bertugas penyediaan tablet tambah darah,
registernya, laporannya, lalu ada analis laboratorium itu mereka
yang mengukur HB siswinya, ada bidan sama perawat juga mereka
membantu pelaksana pemberian tablet FE seperti membantu analis
dalam mengukur HB karena kan tidak mungkin jika hanya dilakukan
satu orang atau saat pembagian tablet FE itu turut membantu, lalu
ada promkes juga mereka tugasnya itu melakukan penyuluhan kaya
presentasi (A6)
Jika dilihat dari pernyataan yang dikatakan oleh A6 hal tersebut
sudah sesuai dengan prosedur karena pada sistematika team tersebut sudah
bisa dikatakan memadai atau lengkap. Namun jika pada saat melakukan
pemberian tablet tambah darah tenaga kesehatan tidak selalu dalam jumlah
orang tersebut maka untuk SDM tenaga kesehatan tidak sesuai dengan
pedoman Kemenkes RI
Untuk SDM tenaga sekolah dilakukan oleh 2-3 orang guru, yakni
Guru Bk, Kepala Sekolah, Guru UKS hal ini sudah cukup karena untuk
tingkat sekolah hanya melakukan pemantauan saja kepada murid dan
memonitoring setiap remaja putri dalam meminum tablet tambah darah.
Hal ini dibuktikan oleh kutipan wawancara dengan informan, berikut
kutipannya yaitu dibawah ini:
60

“Jadi kita dalam hal kepengurusan program tablet tambah


darah ini memang ada beberapa guru yang bertanggung jawab
untuk ikut serta dalam melaksanakan pemberian tablet tambah
darah seperti kepala sekolah itu beliau penanggung jawab
disekolah atas program ini,lalu ada pembina PMR itu mereka
yang mengatur jalannya alur pemberian pada remaja putri kaya
setiap minggunya, lalu ada saya sebagai guru BK itu saya yang
mengkontrol setiap data siswa jika sudah di rekap oleh Pembina
PMR” (A10)
Dilihat dari pernyataan tersebut tenaga yang terlibat dalam
pemberian tablet tambah darah dari puskesmas duren jaya ke sekolah
hingga sampai ke remaja putri sudah sesuai, karena dari masing-masing
tenaga kesehatan sudah menjalankan tugasnya masing-masing. Namun,
berbeda jika dibandingkan dengan tenaga kesehatan yang melakukan
hanya 2 orang hal itu akan mengurangi kualitas SDM nya karena tidak
akan maksimal kinerja seseorang jika dilakukan hanya sedikit. Begitupun
dari sistematik pengurus sekolah mengenai adanya program ini sudah ada
perwakilan pengurus sekolah yang bertanggung jawab mengenai program
ini.
Sarana dan prasarana yang tersedia baik dari segi kualitas maupun
kuantitas akan mendukung keberhasilan dalam suatu program. Adapun
sarana dan prasarana yang terdapat dalam program ini yaitu
leaflet/brosur/buku lembar balik, alat ukur HB, buku rapor kesehatanku,
serta gudang penyimpanan obat sementara. Pendapat lain dikatakan oleh
Guru UKS mengenai media tersebut informan mengatakan bahwa saat
sosialisasi diberikan poster hanya di awal sosialisasi saja tidak dibagikan
kepada remaja putri. Namun, hal lain dikatakan oleh Guru BK bahwa
pihak puskesmas tidak memberikan poster atau sejenis gambar apapun.
Mereka hanya menerangkan saat sosialisasi dengan suara saja. Hal ini
dibuktikan oleh kutipan wawancara dengan informan, berikut kutipannya
yaitu dibawah ini:
61

“Engga ada dikasih poster atau gambar..hanya pakai mic


saja di aula seperti itu…tidak pernah mendapat buku saku
atau buku apapun.. iya kita pas diawal sosialisasi itu dapat
cek HB.”(A10)
Berbeda halnya seperti yang dikatakan oleh pihak puskemas.
Puskesmas mengatakan bahwa untuk fasilitas mereka sudah sangat
mendukung dari mulai media edukasi seperti poster, leaflet, power point,
hal ini bertujuan untuk mengedukasi remaja putri agar mengetahui tentang
pentingnya mengkonsumsi tablet tambah darah sejak remaja, tidak hanya
itu pada saat edukasi pun diberitahukan cara bagaimana meminumnya, apa
saja yang tidak boleh dikonsumsi saat meminum tablet tambah darah dan
sebagainya. Hal ini dibuktikan oleh kutipan wawancara dengan informan,
berikut kutipannya yaitu dibawah ini:
“kami pihak puskesmas akan melakukan sosialisasi terlebih
dahulu sebelum diberikan tablet tambah darah..puskesmas
melakukan penyuluhan dan diberikan juga poster tentang
bahaya anemia, bagaimana cara minumnya, makanan apa
saja yang tidak boleh di konsumsi.” (A6)
Menurut remaja putri mereka tidak mendapatkan buku Rapor
Kesehatanku dari beberapa siswi tersebut ada yang hanya mendapat
lembar ceklis dan ada yang tidak mendapatkan lembar apapun untuk ia
mencatat mandiri tablet tambah darah yang telah ia minum. Untuk
pengecekan HB mereka mendpatkan fasilitas cek HB di sekolah mereka
pada saat awal sosialisasi. Rencana yang dilakukan oleh puskesmas untuk
mengecek HB setiap 6 bulan sekali belum terlaksana, informan kunci
mengatakan hanya pada saat awal sosialisasi saja mereka mendapatkannya
yang artinya 6 bulan pertama setiap tahunnya.
Dilakukan wawancara dengan remaja putri tersebut mengenai
media poster dan leaflet remaja putri mengaku tidak mendapatkan media
tersebut. remaja putri tersebut mengatakan bahwa pada saat sosialisasi
mereka hanya diberikan pemhaman tentang pentingnya mengkonsumsi
tablet tambah darah tanpa adanya media yang mendukung agar remaja
62

putri tertarik dan yakin dalam meminumnya. Dari hasil observasi bahwa
remaja putri dan pihak sekolah belum menerima adanya fasilitas media
pendukung dalam berjalannya program ini. Hal ini belum terlalu optimal
dalam pemakaiannya, kemungkinan beberapa faktor yang membuat sarana
dan prasarana sedikit terhambat sehingga butuh proses dalam penyesuaian
agar semua berjalan dengan optimal. Hal ini dibuktikan oleh kutipan
wawancara dengan informan, berikut kutipannya yaitu dibawah ini:
“kita tidak pernah dapet gambar apapun atau
selembaran..Engga pernah dapet buku juga, dapetnya
selembaran ceklis…untuk pemeriksaan HB cuma 1 kali aja di
uks kita dapatnya .” (A2)
Dalam program pemberian tablet tambah darah remaja putri juga
mendapat fasilitas yaitu mendapatkan buku Rapor Kesehatanku yang
dipegang oleh masih-masing siswi menurut Direktorat Kesehatan
Keluarga buku tersebut diharapkan dapat berperan dalam pelaksanaan
penjaringan kesehatan di sekolah dan Buku Rapor Kesehatanku yang di
dalamnya terdapat pencatatan mengenai anemia dan pemberian TTD pada
anak sekolah. Selain itu, diperlukan peran Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS) bagi rematri di sekolah. dan untuk memastikan bahwa rematri
tersebut mengalami anemia atau tidak, sebelum remaja putri diberikan
tablet tambah darah pihak puskesmas memberikan fasilitas cek HB pada
remaja putri tersebut agar dapat dilihat berapa banyak remaja putri yang
mengalami anemia. Setelah dilakukan wawancara dengan kepala
puskesmas dan Koordinator gizi di dapatkan hasil bahwa mereka tidak
memfasilitasi buku Rapor Kesehatanku melainkan mereka hanya
memberikan selembaran ceklis saja kepada pihak sekolah, dan
pemeriksaan HB sedang di rancang untuk dilakukan setiap 6 bulan sekali
karena keterbatasan stik HB yang terbatas. Pada saat dilakukan
pengecekan HB tidak semua rematri mendapatkan pengukuran HB
tersebut karena terbatas mengakibatkan belum meratanya pengukuran
tersebut.
63

Dari kutipan Koordinator Gizi, Kepala Puskesmas, Guru BK, dan


Guru UKS mereka menyimpan tablet tambah darah di kotak biasa atau
kotak obat tidak ada ruang penyimpanan khusus terhadap tablet tambah
tersebut. Pernyataan tersebut didapat dari hasil wawancara dibawah ini.
Disimpulkan berdasarkan pernyataan diatas bahwa dalam sarana dan
prasarana tepatnya dalam penyimpanan obat informan tersebut hanya
menyimpan dikotak obat atau di gudang obat. Dengan Kemenkes yang
mempunyai standar tersebut berguna untuk menjaga kualitas obat yang
diberikan kepada remaja putri agar tidak merubah fungsi dari obat tersebut
jika dalam penyimpanan yang salah. Hal ini dibuktikan oleh kutipan
wawancara dengan informan, berikut kutipannya yaitu dibawah ini:
“Penyimpanan obat TTD untuk kami di puskesmas duren
jaya itu di simpan di bagian farmasi atau gudang obat. Dan
kami juga tidak ada tempat penyimpanan khusus untuk obat TTD
jadi nyampur aja sama obat yang lainnya.” (A7)
Pada penyimpanan obat tablet tambah darah Kemenkes
mempunyai standar aturan tersendiri mengenai system ini yaitu Menurut
buku pedoman “Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja
Putri Dan Wus” tersebut dapat merubah atau merusak komponen tablet
tambah darah karena seharusnya penyimpanan obat tablet tambah darah
harus sesuai dengan standar penyimpanan obat yaitu di tempat yang sejuk
dan tidak boleh terkena sinar matahari langsung dan dalam kemasan
tertutup rapat.

3. Deskripsi Proses
Dalam aspek deskripsi proses terbagi dalam 4 sub tema yaitu
Persiapan, Pendistribusian, Pemantauan, serta Pencatatan pelaporan.
Persiapan menjadi penentu berjalannya suatu program atau kegiatan,
apabila suatu kegiatan di persiapkan dengan baik maka akan memberikan
peluang keberhasilan kegiatan tersebut. Pendistribusian yang dimaksud
dalam penelitian ini yaitu kegiatan pemberian tablet tambah darah remaja
putri di sekolah SMP/SMA dan/atau sederajat di wilayah Puskesmas
Duren Jaya. Pemantauan dalam penelitian ini yaitu seluruh rangkaian yang
64

dilakukan secara berkala setelah pendistribusian tablet tamabh darah


remaja putri dilakukan. Pencatatan pelaporan yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah pencatatan yang dilakukan oleh penanggung jawab
program baik di sekolah maupun di puskesmas serta pelaporan dilakukan
untuk merekapitulasi kepatuhan remaja dalam meminum tablet tambah
darah dalam setiap minggu atau bulannya.
Berdasarkan hasil penelitian bersama informan kunci bahwa dalam
proses Persiapan remaja tersebut mengaku bahwa sebelum diberikannya
tablet tambah darah mereka mendapatkan sosialisasi terlebih dahulu dari
puskesmas Duren Jaya, dan menurut informan kunci A 1,A2,A3 dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah mereka disekoah tidak menerapkan
jadwal meminum TTD bersama melainkan minum TTD secara mandiri
atau perkelas saja dan untuk hari pun tidak di tentukan setiap hari apa.
Pendapat lain dikatakan oleh informan kunci A 4, A5 yaitu disekolah
mereka menerapkan system meminum TTD bersama yaitu dilaksanakan
setiap hari senin atau selasa yang dilakukan secara serentak. Dalam proses
pendistribusian remaja putri tersebut mengatakan bahwa mendapatkan
tablet tambah darah dalam setiap minggunya dan mendapatkan tablet
tambah darah sejak 2022. Dalam proses pemantauan remaja putri mengaku
selalu meminum tablet tambah darah dan 2 dari 3 remaja putri mengaku
merasakan perubahan pada tubuhnya yang mulanya sering merasakan
pusing setelah meminum TTD mereka tidak pusing lagi, setelah meminum
tablet tambah darah remaja putri mengaku merasakan mual jika setelah
meminum TTD. Pendapat lain dikatakan oleh informan A 5 yaitu remaja
putri tersebut mengatakan tidak meminum TTD yang diberikan karena
efek yang ditimbulkan setelah meminum TTD yaitu mual dan muntah
sehingga orang tua siswi tersebut melarang untuk sang anak meminum
TTD kembali. Hal ini dikarenakan efek samping dari obat tersebut akan
menimbulkan rasa yang tidak seperti mual, pusing, dan ingin muntah.
Maka dari itu perlu diperhatikan kembali kepada remaja putri pada saat
sebelum meminum tablet tambah darah sudah dipastikan harus sudah
makan terlebih dahulu untuk meminimalisir terjadinya efek samping pada
65

tubuh. Berikut dibawah ini adalah pernyataan informan dari hasil


wawancara.
“Pernah dapet tapi sekilas aja kaya dijelasin sedikit dan itu
pas pertama dikasih obatnya aja terus langsung minum. Dan dikasih
sosialiasinya itu waktu itu per kelas ga bareng-bareng di lapangan.”
“Kalo untuk minum obat bareng-bareng itu engga tapi biasanya per
kelas aja.” “Ada, dulu sering banget ngeluh pusing terus sekarang
udah jarang pusing kalo gerak yang misalnya bangun dari tempat
tidur.” “Yang dirasain setelah minum paling mual aja tapi gapapa.”
“Guru UKS nya yang catet setiap kelas habis minum.”(A1)

Berdasarkan hasil penelitian bersama beberapa informan


pendukung yaitu Kepala Puskesmas dan Koordinator gizi Puskesmas
Duren Jaya bahwa sosialisasi sudah dilakukan kepada remaja putri
sebelum dibagikan kepada remaja putri puskesmas akan memberikan
promkes kepada remaja putri tentang pentingnya mengkonsumsi TTD
sejak remaja dam sosialisasi dilakukan oleh puskesmas setiap 3 bulan
sekali. Untuk menentukan jumlah sasaran puskesmas meminta jumlah data
dari sekolah untuk menentukan jumlah tablet tambah darah yang akan
diberikan. Lalu untuk pendstibusian dilakukan setiap 3 bulan sekali dan
sudah distribusikan ke sekolah-sekolah sekitar puskesmas Duren Jaya
untuk tingkat SMP dan SMA. Pada pencatatan dan pelaporan dilakukan
menggunakan lembar ceklis dan pemantauan dilakukan menggunakan
media whatsapp untuk berkomunikasi dengan guru atau penanggung
jawab di sekolah tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian bersama informan pendukung A 6, dan
A7 yaitu dalam persiapan sebelum memberikan tablet tambah darah
kepada remaja putri puskesmas akan mengadakan sosialisasi terlebih
dahulu agar remaja putri dapat mengetahui tujuan dan manfaat dari tablet
tambah darah, sosialisasi dilakukan setiap 3 bulan sekali oleh petugas
Promkes (Promosi Kesehatan). Dalam menentukan sasaran puskesmas
menggunakan data dapodik dari sekolah yang artinya puskesmas meminta
66

data kepada sekolah jumlah keseluruhan remaja putri di sekolah tersebut


dan berkomunikasi melalui whatsapp antara puskesmas dan sekolah untuk
mendapatkan 12 tablet untuk kebutuhan 3 bulan kedepan. Lalu untuk
mengalokasi tablet tambah darah puskesmas meminta kepada farmasi
untuk menyiapkan TTD sejumlah dengan murid di sekolah tersebut,
namun jika pada saat persiapan ditemukan tablet tambah darah kurang
maka puskesmas akan meminta kembali ke Dinas Kesehatan Kota Bekasi
tablet tambah darah sesuai dengan jumlah yang kurang dan jika TTD
diketahui berlebih maka akan di distribusikan kepada kader untuk
dibagikan kepada ibu hamil saat kunjungan puskesmas.
Untuk pendistribusian TTD di daerah Puskesmas Duren Jaya sudah
dilakukan sejak 2018 namun sempat terhenti oleh pandemic Covid-19 dan
dialihkan kepada kader-kader posyandu setempat untuk membagikan
tablet tambah darah kepada remaja putri disekitar wilayah posyandu
tersebut dan dilakukan kembali pendistribusian ke sekolah sejak
November tahun 2022. Lalu pada saat pendistribusian ke sekolah
puskesmas melakukan distribusi sebanyak 4 kali dalam setahun atau
sebanyak 3 bulan sekali. Pendistribusian untuk tingkat SMP sudah
dilakukan sejak tahun 2018 dan sudah merata ke seluruh sekolah SMP di
Puskesmas Duren Jaya, berbeda dengan tingkat SMA yaitu baru
dilaksanakan tahun 2022 akhir. Dalam hal pemantauan pelaporan kepala
puskesmas dan koordinator gizi mengatakan bahwa puskesmas hanya
memantau melalui media Whatsapp dengan guru yang bertanggung jawab
dalam pemberian tablet tamabh darah kepada remaja putri tersebut, untuk
format pelaporan hanya menggunakan metode lembaran ceklis yang
diberikan oleh sekolah kepada puskesmas. Berikut dibawah ini adalah
pernyataan informan dari hasil wawancara.
“Iya, sosialisasi oleh petugas promkes…untuk sasaran di
dapatkan dari pihak sekolah melalui group WA puskesmas dan
sekolah..lalu untuk kebutuhan tablet tambah darah kami berikan
sesuai data sasaran yang diberikan oleh sekolah…berdasarkan data
sasaran dari sekolah yang kami dapat setiap remaja putri itu akan
67

mendapatkan 12 tablet untuk kebutuhan 3 bulan kedepan…lalu jika


pada tablet tambah tersebut kurang maka kami akan melakukan
permintaan TTD ke Dinkes, namun jika tablet tambah darah yang
kami punya itu berlebih kami alokasikan untuk program ibu hamil
kunjungan puskesmas.. Ya, untuk pemberian TTD sudah merata antar
tingkat SMP dan SMA semua mendapatkan TTD.” (A6)

Berdasarkan hasil penelitian bersama beberapa informan


pendukung yaitu Guru BK, Guru BK dan Guru UKS bahwa sosialisasi
sudah dilakukan kepada remaja putri sebelum dibagikan kepada remaja
putri puskesmas akan memberikan sosialisasi kepada remaja putri tentang
pentingnya mengkonsumsi TTD sejak remaja dam sosialisasi dilakukan
oleh puskesmas setiap 6 bulan sekali atau bahkan untuk jadwal sosialisasi
tidak selalu dalam 6 bulan atau bahkan 3 bulan. Untuk pendistribusian
tingkat SMA dilakukan tahun 2023 dan hanya kelas 10 saja berbeda
dengan tingkat SMP dalam pemberiannya sudah merata ke seluruh remaja
putri terkecuali yang mempunyai riwayat penyakit lainnya. Dan masing-
masing sekolah mempunyai jadwal untuk meminum TTD bersama
disekolah beserta jika terdapat siswi yang tidak masuk maka akan
diberikan pada hari selanjutnya. Pemantauan dilakukan oleh guru bk dan
guru uks, lembar pencatatan yang digunakan menggunakan format ceklis.
Berikut dibawah ini adalah pernyataan informan dari hasil
wawancara.
“Iya diberikan sosialisasi terlebih dahulu sebelum dilakukan
pemberian dan pengecekan. Sosialisasi dilakukan sama
puskesmas itu setiap 6 bulan sekali sih tapi itu juga tergantung
puskesmasnya…Sesuai tanggal kadaluarsa aja, kalau masi jauh
masi tetap diberikan setiap minggunya…Hanya remaja putri
kelas 10 saja yang mendapatkan TTD…biasanya kita tandain dan
ada absennya. Jadi kita lihat siswi tersebut sudah berapa kali
tidak masuk dan berapa kali tidak minum obat TTD itu biasanya
kita catat. Hari jumat saat yang laki-laki solat jumat, dan
68

perempuan punya waktu kosong itu kita minum habis makan


siang… untuk tingkat SMA ya baru tahun 2023 bulan januari
kemarin kami dapat TTD… namun untuk diberikan TTD itu setiap
3 bulan tapi tidak nentu juga tergantung pihak puskesmas.”

Dalam menentukan proses perencanaan dan kebutuhan,


memperoleh jumlah sasaran remaja putri di sekolah, serta ketersediaan
tablet tambah darah di Puskesmas Duren Jaya, Koordinator Gizi serta
Kepala Puskemas memperoleh data tersebut berdasarkan data yang
diminta kepada pihak sekolah yang sesuai dengan jumlah remaja putri
tersebut agar pembagian tablet tambah darah tersebut dapat dibagikan
secara merata sesuai kebutuhan di masing-masing sekolah. Dari
penyataan diatas diketahui bahwa dalam proses persiapan sebelum tablet
tambah darah diberikan kepada remaja putri pihak puskesmas terlebih
dahulu memberikan informasi kepada sekolah agar dipersiapkan terlebih
dahulu data jumlah siswi remaja putri yang akurat berdasarkan DAPODIK
terbaru dari tingkat SMP hingga SMA. Dalam proses persiapan tablet
tambah darah pihak Puskesmas Duren Jaya akan meminta tablet tambah
darah sesuai permintaan dan kebutuhan kepada Dinas Kesehatan. Lalu
Puskemas Duren Jaya akan mendistribusikannya kepada sekolah-sekolah
sekitar Puskesmas Duren Jaya sesuai data yang mereka simpan. Dari pihak
Puskesmas jika stok tablet tambah darah kurang mereka meminta kembali
kepada Dinas Kesehatan Kota Bekasi namun jika berlebih Puskesmas akan
alokasikan tablet tamabh darah tersebut ke program ibu hamil. Berikut
dibawah ini adalah pernyataan informan dari hasil wawancara.
“Sasaran mengambil datanya dari sekolah dan sekolah akan
ngasih data murid per satu kelas tiap angkatan. Kebutuhan tablet
tambah darah sesuai data sasaran yang diberikan oleh sekolah.”
(A6)
Jika obat tablet tambah darah tersebut selalu berlebih maka dalam
pemilihan obat tersebut menjadi tidak efektif dikarenakan obat baru akan
langsung dicampur dengan obat lama sehingga tidak terorganisir mana
69

obat yang sudah mendekati kadaluwarsa mana yang masih belum. Dan
lebih efektif jika menerapkan system FIFO ( First In First Out) sehingga
pihak sekolah bisa mengetahui mana obat yang sudah mendekati masa
kadaluwarsa dan mana yang belum. Dalam menjalankan program tablet
tambah darah sekolah-sekolah di wilayah Puskesmas Duren Jaya ada
beberapa sekolah yang sudah lama mengikuti program yang dianjurkan
oleh pemerintah namun ada sekolah juga yang baru mengikuti program
yang di lakukan oleh pemerintah. Berikut dibawah ini adalah pernyataan
informan dari hasil wawancara.
“Kebanyakan sih lebih terus karena siswi disini dikit jadinya
diminum aja sesuai tanggal nya sampe tanggal kadaluwarsa itu
abis.” (A10)
Menurut remaja putri minum tablet tambah darah bersama itu tidak
selalu dilakukan hanya di awal pembagian saja minggu berikutnya setelah
dibagikan remaja putri tersebut boleh minum di hari apa saja tetapi dalam
1 minggu tersebut terdapat 1 kali konsumsi tablet tamabh darah. Berikut
dibawah ini adalah pernyataan informan dari hasil wawancara.
“setiap 1 kali seminggu, jadi kalo ditotal 1 bulan itu kadang 3
sampai 4 kali.” (A4)
Dari pernyataan diatas bahwa minum tablet tambah darah serentak
dilakukan dengan optimal. Disekolah tersebut minum tablet tambah darah
dilakukan mandiri bahkan ada yang dirumah hal ini kurang efektif dalam
menjangkau keberhasilan dalam menurunkan angka anemia pada remaja.
Berdasarkan kutipan diatas hal ini sesuai dengan peraturan Kemenkes
dengan memberikan tablet tambah darah 1 kali 1 minggu dalam setiap
bulannya. TTD program diberikan kepada rematri usia 12-18 tahun di
sekolah dengan frekuensi 1 tablet setiap minggu sepanjang tahun.
Pemberian TTD pada rematri di sekolah dapat dilakukan dengan
menentukan hari minum TTD bersama setiap minggunya sesuai
kesepakatan di masing- masing sekolah. Saat libur sekolah TTD diberikan
sebelum libur sekolah.
70

Menurut informan pendukung pemantuan dilakukan secara jarak


jauh tidak mengamati langsung ke lokasi pemberian, begitupun dari
sekolah. Sekolah akan mendata kembali remaja putri yang telah meminum
tablet tambah darah dan yang tidak meminumnya, lalu data tersebut akan
dijadikan sebuah laporan kepada puskesmas untuk laporan dalam setiap
bulannya. Berikut dibawah ini adalah pernyataan informan dari hasil
wawancara.
“Untuk monitoring laporannya perbulan lalu diberikan pihak
sekolah kepada puskesmas melalui gurunya, dan tidak datang
langsung kesekolah hanya menggunakan sosial media untuk
memberikan data.” (A7)
“koordinator UKS yang mencatat, lalu data tersebut akan di
kumpulkan untuk disimpulkan lalu jika sudah akan diberikan
kepada puskesmas.”(A8)
Proses pemantauan yang dilakukan dirasa belum cukup efektif
karena hanya dilakukan berdasarkan pelaporan hasil kegiatan yang
dilaporkan oleh sekolah ke puskesmas, sementara untuk pembinaan oleh
tim teknis dan kunjungan lapangan sangat jarang sekali dilakukan hanya
menunggu pihak sekolah datang ke puskes untuk memberikan data.
Sedangkan untuk unit sekolah yang bertugas dalam pencatatan yaitu Guru
BK atau Guru UKS data pemberian TTD dan kepatuhan konsumsi TTD
direkapitulasi oleh guru Guru BK atau Guru UKS untuk dilaporkan ke
Puskesmas dengan menggunakan formulir sekolah. Menurut peneliti hal
ini disebabkan karena kurangnya persiapan dalam hal pemantauan yang
dilakukan secara langsung secara rutin. Berikut dibawah ini adalah
pernyataan informan dari hasil wawancara.

4. Deskripsi Output
Dalam aspek deskripsi output terbagi dalam 2 sub tema yaitu
ketepatan sasaran dan waktu, cakupan kegiatan.
Aspek ini akan melihat bagaimana ketepatan sasaran, waktu
pemberian, dan proses distribusi dari kegiatan pemberian tablet tambah
71

darah remaja putri di sekolah. TTD program diberikan kepada rematri usia
12-18 tahun di sekolah dengan frekuensi 1 tablet setiap minggu sepanjang
tahun. Dibawah ini berikut wawancara dengan remaja putri terhadap
ketersediaan menerima tablet tambah darah dan mendapat tablet tambah
darah selama 52 minggu. Dibawah ini berikut wawancara dengan remaja
putri terhadap ketersediaan menerima tablet tambah darah dan mendapat
tablet tambah darah selama 52 minggu.
“Iya kami menerima. Program ini disekolah kita… untuk
dapat satu tahun full mungkin belum, karena baru dapet tahun ini
juga.” (A1)
Remaja putri bersedia menerima adanya program ini, namun siswi
tersebut belum pernah menerima tablet tambah darah 1 tahun full
dikarenakan program ini baru berjalan kembali setelah usai pendemi
Covid-19. Dalam aspek ketepatan sasaran waktu dapat dilihat dari
ketersediaan remaja dalam menerima program tersebut. Jika angka anemia
di wilayah Puskesmas Duren Jaya menurun maka program ini efektif
dengan dibantu oleh kedisplinan remaja putri tersebut dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah. Tablet tambah darah sesuai dengan
peraturan Kemenkes dibagikan selama 52 minggu atau 1 tahun.
Cakupan kegiatan merupakan hasil pelaksanaan program
pemberian tablet tambah darah remaja putri yang dilaksanakan dan
dijadikan sebagai laporan hasil kegiatan dalam satu tahun. Remaja Putri
yang dihitung sebagai cakupan adalah remaja putri yang menerima TTD
sebanyak satu kali setiap minggu.
Dalam wawancara dengan Koordinator Gizi dan Kepala Puskesmas
mengenai cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah di sekolah
wilayah Puskesmas Duren Jaya. Koordinator Gizi mengatakan bahwa
semua remaja terlah diberikan tablet tamabh darah dalam setiap
minggunya dalam setahun lalu di evaluasi apakah dalam satu tahun
tersebut cakupan kegiatan tersebut sudah memenuhi target atau belum.
Jika belum memenuhi target yang seharusnya sudah dicapai maka pihak
puskesmas akan memastikan kembali kepada remaja putri tersebut
72

mengapa tidak diminum tablet tambah darah. Dibawah ini adalah kutipan
wawancara dengan Koordinator Gizi dan Kepala Puskesmas sebagai
informan pendukung.
“Ya, jadi untuk cakupan kegiatan kita di sekitar puskesmas Duren
Jaya sudah merata ya yaitu bisa dibilang sudah mencapai angka 100%,
namun jika ada pihak yang menolak kami akan osialisasi ulang tentang
pentingnya TTD dan tetap melakukan kerjasama dengan pihak sekolah.”
(A6)
Kepala Puskesmas mengatakan cakupan kegiatan program
pemberian tablet tambah darah tersebut sudah mencapai 100% dan jika
cakupan kegiatan tersebut tidak sesuai target maka puskesmas akan
melakukan sosialisasi kembali kepada remaja dan tetap bekerja sama
dengan pihak sekolah.
Guru BK, dan Guru UKS harus mempunyai rekapan cakupan
kegiatan yang dilakukan oleh remaja putri untuk diberikan pihak
Puskesmas. Dibawah ini adalah kutipan pernyataan wawancara kepada
Guru BK, Guru UKS mengenai cakupan kegiatan yang dilakukan oleh
sekolah kepada remaja putri.
“Untuk 3 bulan pertama cakupannya sesuai sama target yah
karena kita menyesuaikan jumlah murid dan ya minum semua.” (A8)
Jika dalam pemberiannya sudah memenuhi target maka untuk
cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah pada remaja putri di
wilayah puskesmas Duren Jaya dapat dikatakan berhasil karena jika
remaja putri tersebut rutin dalam meminum tablet FE maka angka kejadian
anemia akan semakin menurun.

5. Merumuskan Analisis Swot

a. Identifikasi dan verifikasi masalah yang terjadi


Pada tahap ini, peneliti mengumpulkan beberapa masalah dan data-
data terkait dengan masalah yang terjadi dalam pelaksanaan Program
Pemberian Tablet Tambah Darah, dimana pelaksanaannya belum
optimal sehingga remaja yang memanfaatkan Tablet Tambah Darah
masih terbatas. Pada saat penelitian dilakukan, ditemukan beberapa
73

faktor yang menyebabkan pelaksanaan Program Pemberian Tablet


Tambah Darah belum optimal seperti kurangnya sarana sumber
informasi dan sumber bacaan, belum meratanya pembagian Tablet
tambah darah dalam tingkat SMA karena hanya dibagikan kepada
kelas 10, beberapa remaja putri masih banyak yang tidak meminum
tablet tambah darah karena faktor orang tua . Sehingga perlu dilakukan
perbaikan untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Program
Pemberian Tablet Tambah Darah di Puskesmas Duren Jaya. Adapun
faktor-faktor tersebut adalah;
1) Keterbatasan Puskesmas untuk meratakan pembagian Tablet
Tambah Darah wilayah puskesmas
2) Keterbatasan Puskesmas menyediakan sumber informasi dan
bahan bacaan untuk pelaksanaan Program Pemberian Tablet
Tambah Darah
3) Ketidakpatuhan remaja putri dalam mengkonsumsi Tablet
Tambah Darah

b. Prioritas Masalah
Faktor penyebab tidak optimal pelaksanaan Program Pemberian Tablet
Tambah Darah
1) Keterbatasan Puskesmas untuk memberikan secara merata TTD
di wilayah pelaksanaan Tablet Tambah Darah
2) Keterbatasan Puskesmas menyediakan fasilitas sarana dan
prasarana untuk pelaksanaan Program Pemberian Tablet
Tambah Darah
3) Keterbatasan Puskesmas untuk mensosialisasikan pelaksanaan
Tablet Tambah Darah
BAB VI
PEMBAHASAN

A. Pengantar Bab
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti diketahui
dari 10 informan yang terdiri dari Koordinator Gizi, Kepala Puskesmas, Guru
UKS, Guru BK, Guru BK, 3 Siswi SMP dan 2 Siswi SMA masing-masing
telah melakukan wawancara. Didapatkan hasil bahwa masih banyak
ketidaksuesuaian pelaksanaan Program Pemberian Tablet Tambah Darah di
wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya terhadap remaja putri baik dari faktor
input, proses, maupun output.

B. Interpretasi dan Diskusi Hasil

1. Program Pemberian Tablet Tambah Darah


Dari hasil wawancara dengan beberapa informan mengenai
Program Pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja putri dapat
disimpulkan bahwa 2 dari 10 informan sudah mengetahui dengan tepat
tentang program yang dilakukan oleh pemerintah. 8 informan masih
kurang tepat dalam mengetahui tentang program ini.
Salah satu program pemerintah yaitu pemberian tablet tambah
darah (TTD) pada remaja puteri di seluruh Indonesia. Anemia adalah salah
satu kelainan darah yaitu kadar hemoglobin atau pengangkut oksigen
dalam darah kurang dari normal sehingga tidak mencukupi kebutuhan
fisiologis tubuh. Dampak buruk anemia pada remaja putri adalah
penurunan imunitas, konsentrasi, prestasi belajar, kebugaran remaja.
Tertuang dalam strategi Rencana Pelaksanaan Jangka Menengah (RPJM)
2020-2024 bahwa Pemerintah Indonesia berupaya untuk mengatasi hal
tersebut, yaitu peningkatan kesehatan ibu, anak, KB, dan kesehatan
reproduksi. Dalam hal ini adalah pemerintah berusaha melakukan melalui
usaha kesehatan sekolah dan remaja. (Adam et al., 2022)
Program Pemberian Tablet Tambah Darah pada remaja putri
adalah suatu program yang dilakukan oleh pemerintah dengan
memberikan tablet tambah darah kepada remaja putri dari usia 12-18 tahun

74
75

atau dari SMP hingga SMA guna mengurangi kenaikan angka anemia
pada remaja putri di tingkat SMP dan SMA (Kemenkes RI, 2018).
Program pemberian tablet tambah darah telah diatur dalam
Permenkes RI No. 88 tahun 2014 tentang standar TTD bagi wanita usia
subur dan ibu hamil dan Surat Edaran (SE) Kementerian Kesehatan RI
No. HK.03.03/V/0595/2016 tentang pemberian tablet tambah darah
pada remaja putri dan wanita usia subur. Acuan dalam pelaksanan program
TTD terdapat dalam buku Pedoman Penanggulangan Anemia Gizi untuk
Remaja Putri dan wanita usia subur dari Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia tahun 2018 yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan
Repulik Indonesia. Meskipun demikian masih mengalami banyak
kendala terutama dalam hal kepatuhan dalam meminum tablet tambah
darah tersebut (Kemenkes RI, 2020).
Menurut peneliti kurang tepatnya informan dalam memahami
makna program pemeberian tablet tambah darah hal ini disebabkan bahwa
kurang optimalnya dalam memberikan pemahaman tentang program
tersebut ditandai dengan beberapa informan yang belum memahami secara
rinci tentang program ini meskipun sudah dilakukan sosialisasi.

2. Deskripsi Input
Dari hasil wawancara terhadap beberapa informan mengenai
sumber daya manusia, sarana dan prasarana dalam program pemberian
tablet tambah darah ini dapat disimpulkan bahwa seluruh indikator dalam
aspek ini belum sesuai dengan pedoman pelaksanaan pencegahan dan
penanggulangan anemia remaja putri yang dikeluarkan oleh Kementrian
Kesehatan RI tahun 2018. Hal ini ditandai dengan para remaja putri yang
tidak mempunyai semangat untuk meminum tablet tambah darah tersebut
sehingga menyebabkan kurang patuhnya remaja putri dalam meminum
tablet tambah darah.
Promosi kesehatan akan berhasil jika didukung dengan media
promosi yang baik. Melalui media promosi kesehatan yang baik,
remaja putri dapat meningkatkan kontrol, dan mengubah perilaku
dalam upaya mengembangkan kesehatan mereka. Media promosi
76

kesehatan merupakan sarana untuk menampilkan informasi melalui media


cetak, elektronik serta media luar ruang, sehingga dapat meningkatkan
pengetahuan kepada sasaran yang kemudian diharapkan menjadi
perubahan perilaku yang baik dalam bidang kesehatan (Sutrisno &
Sinanto, 2022).
Menurut (Sutrisno & Sinanto, 2022) efektivitas media baik poster
maupun leaflet atau lembar balik dianggap menguntungkan dalam hal
cakupan pesan yang disampaikan, mampu mengintegrasikan sasaran
seperti para remja putri yang sangat senang jika diberikan penyuluhan
dalam bentuk gambar yang menarik dan mampu memberikan masukan
bagi Puskesmas dalam rangka evaluasi dan tindak lanjut atas program-
program penanganan yang telah dilaksanan.
Menurut (Muwakhidah et al., 2021) Dalam penelitiannya tersebut
menyatakan bahwa media video dan leaflet sangat mempengaruhi
peningkatan pengetahuan siswi tentang anemia. Sehingga pendidikan
kesehatan pada remaja putri tentang anemia dan pemberian tablet tambah
darah dapat meningkatkan keberhasilan program pemberian tablet tambah
darah di sekolah utamanya dalam hal kepatuhan mengkonsumsi tablet
tambah darah sehingga kejadian anemia sejak remaja putri dapat dicegah
sejak dini.
Remaja putri dalam program pemberian tablet darah tidak
mendapatkan buku Rapor Kesehatanku, sehingga remaja putri tersebut
tidak bisa merekap kegiatan tersebut secara berkala. Hal ini tidak sesuai
dengan standar yang dikeluarkan oleh Kementrian Kesehatan menurut
Kemenkes Buku Catatan Kesehatan untuk peserta didik tingkat SMP/MTs
dan SMA/SMK/MA. Di dalam Buku Catatan Kesehatan, tenaga kesehatan
mencatatkan hasil penjaringan kesehatan/pemeriksaan berkala ke dalam
formulir penjaringan kesehatan/pemeriksaan berkala yang terdapat dalam
buku Rapor Kesehatanku. Selain itu, dalam Buku Catatan Kesehatan juga
terdapat kolom pencatatan pemberian tablet tambah darah (TTD)
(Kemenkes RI, 2020). Sedangkan kartu suplementasi TTD juga sangat
diperlukan sebagai alat untuk menumbuhkan kesadaran dan kedisiplinan
77

bagi remaja puteri karena kartu suplementasi TTD dianggap sebagai


pekerjaan rumah oleh guru UKS. Hal itu sesuai dengan (Fitriana & Dwi
Pramardika, 2019) yang menyatakan bahwa mengerjakan tugas sekolah
merupakan salah satu dari tujuh indikator kedisiplinan.
Peran petugas kesehatan sangat penting untuk keberlangsungan
dan keberhasilan program pemberian tablet tambah darah pada remaja
putri karena kader kesehatan sebagai salah satu tenaga sukarela yang
dipilih masyarakat mempunyai peran yang besar dalam upaya
meningkatkan kemampuan masyarakat menolong dirinya untuk
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Peran kader sangat penting
dalam perpanjangan tangan dari tenaga kesehatan, dimana kader sangat
berperan karena dipilih langsung dari masyarakat sekitar untuk
membantu tenaga kesehatan dalam melaksanakan visi dan misi kesehatan,
terlebih terhadap kader yang dinamis dengan mampu melaksanakan
beberapa hal yang sederhana, seperti dalam membangun komunikasi
dengan remaja putri terkait edukasi seputar anemia dan masalah
kesehatan remaja dan akan berguna bagi masyarakat sekelompoknya
(Muqorobin & Kartin, 2022). Hal ini sangat berpengaruh terhadap
kepatuhan remaja tersebut dalam mengkonsumsinya, sehingga angka
penurunan tablet tambah darah di sekolah tidak signifikan. Peran guru
yang berada disekolah sangat penting untuk membuat remaja putri
patuh mengonsumsi TTD karena waktu remaja putri lebih banyak
dihabiskan di sekolah setiap harinya daripada di rumah (Nasichah &
Sulistyowati, 2023).
Dalam penyimpanan obat hal ini diketahui Menurut buku pedoman
“Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja Putri Dan Wus”
tersebut dapat merubah atau merusak komponen tablet tambah darah
karena seharusnya penyimpanan obat tablet tambah darah harus sesuai
dengan standar penyimpanan obat yaitu di tempat yang sejuk dan tidak
boleh terkena sinar matahari langsung dan dalam kemasan tertutup rapat
(Kemenkes RI, 2018).
78

Menurut peneliti itu sumber daya manusia yang bertugas dalam


membantu keberhasilan program pemberian tablet tambah darah di
sekolah ini juga sudah tepat dilakukan oleh Puskesmas dan Sekolah.
Sumber daya manusia puskesmas terdiri dari koordinator gizi, kepala
puskesmas, analis kesehatan, bidan dan perawat di Puskesmas. Sumber
daya manusia di sekolah terdiri dari Guru BK, Guru UKS, Kepala
Sekolah.
Peran petugas kesehatan menurut peneliti sudah tepat dalam
menjalankan tugasnya masing-masing sebelum tablet tambah darah
tersebut dibagikan kepada remaja putri petugas promosi kesehatan akan
melakukan sosialisasi terlebih dahulu untuk memberikan edukasi kepada
remaja putri tentang pentingnya dalam mengkonsumsi tablet tambah darah
mulai usia remaja, petugas bidan dan perawat membantu analis
laboratorium dalam memeriksa HB dari masing-masing remaja putri.
Pemeriksaan hemoglobin (HB) dilakukan untuk melihat kondisi tubuh
dimana kadar hemoglobin (HB) dalam darah apakah lebih rendah atau
standar (WHO,2018). Koordinator gizi dan kepala puskesmas turut
membantu promosi kesehatan dalam melakukan sosialisasi dan
membagikan tablet tambah darah kepada remaja putri dan memastikan
setelah dilakukan sosialisasi remaja putri dapat mengerti dan meminum
tablet tambah darah sesuai anjuran Kementrian Kesehatan.
Menurut peneliti Tidak hanya peran petugas kesehatan, menurut
peneliti untuk meningkatkan keberhasilan dalam program pemberian tablet
tambah darah pada remaja putri juga didukung oleh tenaga pengajar
disekolah. Unit sekolah yang membantu dalam program ini yaitu Guru Bk
dan Guru UKS unit sekolah sudah melakukan tugasnya dengan optimal
yaitu membantu mengedukasi dan melakukan pemantauan setiap minggu
kepada remaja putri agar remaja putri tetap patuh dalam mengkonsumsi
tablet tambah darah di sekolah, namun ada sebagian guru yang tidak tegas
dalam memantau remaja putrinya mengkonsumsi tablet tambah darah.
Menurut peneliti bahwa kemungkinan para remaja putri kurang
patuhnya dalam mengkonsumsi tablet tambah darah, bisa jadi dikarenakan
79

pada saat proses sosialisasi dilakukan dengan terburu-buru ataupun karena


tidak adanya bahan penyuluhan seperti poster, leaflet/brosur yang
diberikan untuk para remaja putri sehingga remaja putri hanya
mendengarkan apa yang dibicarakan oleh pihak Puskesmas Duren Jaya hal
ini menyebabkan jenuhnya remaja putri dalam mendengar pidato yang
diberikan oleh Puskesmas tanpa di dukung oleh media cetak yang
bergambar kepada remaja putri.
Dalam penyimpanan obat menurut peneliti hal ini sudah sesuai
dengan standar. Pihak sekolah dan Puskesmas sudah menyimpan obat
tablet tambah darah dengan baik dan dimasukkan ke kotak obat dengan
semestinya.

3. Deskripsi Proses
Dalam proses persiapan, pendistribusian, pemantauan serta
pencatatan dan pelaporan secara umum belum sesuai dengan panduan dari
Kemenkes RI. Menurut (A. E. Putri, 2019) persiapan adalah penentu
berjalannya suatu kegiatan atau program. Apabila dalam suatu kegiatan
tersebut dipersiapkan dengan baik maka hasilnya akan memberikan
peluang keberhasilan terhadap kegiatan tersebut.
Proses persiapan dalam program ini belum sesuai. Untuk
menentukan sasaran dilakukan dengan terlebih dahulu merencanakan
penentuan kebutuhan berdasarkan sasaran dari tahun sebelumnya
menggunakan data yang direkap oleh puskesmas dari masing-masing
sekolah. Berdasarkan data dapodik setiap remaja putri di sekolah sehingga
untuk memenuhi sasaran akan dengan tepat dalam penyampaiannya. Hal
ini sejalan dengan (Kemenkes RI, 2020) Sasaran kegiatan suplementasi
TTD di institusi sekolah adalah remaja putri sesuai dengan Surat Edaran
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat dengan nomor
HK.03.03/V/0595/2016. Perhitungan sasaran rematri di tingkat pusat
maupun tingkat kabupaten dan kota menggunakan Data Sasaran Program
Pembangunan Kesehatan 2015-2019. Sedangkan perhitungan di tingkat
puskesmas dan sekolah menggunakan Data Pokok Pendidikan
80

(DAPODIK) terbaru dari SMP dan SMA atau yang sederajat. Berdasarkan
buku Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada Remaja
Putri Dan Wus oleh Kemenkes RI tahun 2016 bahwa perhitungan jumlah
kebutuhan berdasarkan jumlah sasaran dengan penambahan 10% sebagai
buffer stock.

TTD = (Jumlah sasaran x 52 tablet) + 10%


Contoh perhitungan kebutuhan TTD rematri:
 Jumlah sasaran rematri misalkan 1000 orang
 Jumlah TTD yang dibutuhkan adalah 1000 rematri x 52
tablet = 52.000 tablet
 Kebutuhan tidak teduga atau sebagai buffer stock adalah
10% x 52.000 tablet = 5.200 tablet
 Maka jumlah kebutuhan TTD adalah 52.000 + 5.200 =
57.200 tablet.

Dalam melakukan persiapan agar program pemberian tablet


tambah darah berjalan dengan lancar, maka puskesmas melakukan
sosialisasi, namun sosialisasi hanya dilakukan saat awal saja. Menurut
peneliti hal ini berdampak kepada remaja yang cepat merasa bosan jika
terus menerus mengkonsumsi tablet tambah darah tersebut tanpa di
dukung sosialisasi dengan rutin.
Hal ini di dukung oleh penelitian (Sholihah et al., 2023) dalam
melakukan sosialisasi mengenai pentingnya mengkonsumsi tablet tambah
darah dan bahaya anemia memberikan dampak positif terhadap
peningkatan pengetahuan remaja putri informasi mengenai tablet tambah
darah sangatlah penting untuk mengubah pola pikir remaja putri. Salah
satu upaya dengan melakukan pendidikan kesehatan mengenai pentingnya
tablet tambah darah pada remaja putri agar remaja putri mengerti dan
memahami akan pentingnya kesehatan mereka.
81

Persiapan ketersediaan tablet tambah darah akan terus disimpan di


dalam kotak obat sampai masa kadluawarsa itu sendiri habis, namun dalam
penyimpanan hal ini belum sesuai standar.
Menurut peneliti jika hal ini terus dilakukan maka akan lebih
banyak terjadi kesalahan dalam menyiapkan obat karena obat lama yang
sudah di simpan dikotak obat saat obat baru tersebut datang akan dicampur
menjadi satu, sehingga berdampak kekeliruan terhadap penyediaan obat.
Menurut (Solikhah et al., 2019) sistem penyimpanan obat lebih efektif
menggunakan gabungan antara metode FIFO dan metode FEFO. Metode
FIFO (First in First Out), yaitu obat-obatan yang baru masuk diletakkan di
belakang obat yang terdahulu, sedangkan metode FEFO (first expired first
out) dengan cara menempatkan obat-obatan yang mempunyai ED (expired
date) lebih lama diletakkan di belakang obat-obatan yang mempunyai ED
lebih pendek. Proses penyimpanannya memprioritaskan metode FEFO,
baru kemudian dilakukan metode FIFO. Sehingga kekeliruan dalam
mnyiapkan obat menjadi lebih kecil dengan menggunakan metode
tersebut.
Dalam tahap pendistribusian pada hasil wawancara masih belum
sesuai standar karena proses pendistribusian dilakukan selama 6 bulan
sekali. Menurut peneliti hal itu kurang efektif karena jika dilakukan
pendistribusian selam 6 bulan seklai hasilnya akan kurang optimal. Ditjen
Kefarmasian dan Alkes mendistribusikan TTD sesuai dengan usulan
kebutuhan ke Instalasi Farmasi Provinsi. Instalasi Farmasi Provinsi
mendistribusikan ke Instalasi Farmasi Kabupaten dan Kota (IFK). IFK
mendistribusikan ke gudang farmasi puskesmas, dan selanjutnya
puskesmas mendistribusikan TTD ke sekolah melalui pengelola program
gizi. Perhitungan kebutuhan di sekolah didasarkan pada data riil yang
berasal dari Data Pokok Pendidikan (DAPODIK) terbaru dari SMP dan
SMA atau yang sederajat.(Kemenkes RI, 2018)
Pelaksanaan pemantauan dan pelaporan. Pada tahap pemantauan
juga masih belum sesuai karena petugas hanya bertanya jumlah TTD yang
diberikan. Seharusnya yang dilakukan adalah pemantauan kepatuhan
82

remaja puteri mengkonsumsi TTD dan perlu dilakukan pemantauan dari


kadar hemoglobin darah minimal 6 bulan sekali. Masih banyak juga
remaja tidak meminum tablet tambah darah dikarenakan efek yang mereka
rasakan.
Menurut peneliti jika hal ini dibiarkan maka akan banyak remaja
yang tidak minum tablet tambah darah dan menyebabkan prevalensi
kejadian anemia pada remaja putri di daerah Puskesmas Duren Jaya tidak
akan menurun. Maka jika terjadi hal seperti ini pihak sekolah berkoordinir
dengan puskesmas dan orang tua siswi, agar diberikan kembali sosialisasi
tentang tujuan, manfaat serta efek setelah minum tablet tambah darah
tersebut sehingga orang tua siswi dapat mengerti tentang hal ini. Hal ini
sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Apriningsih et al., 2019)
tentang pentingnya edukasi pencegahan dan penanggulangan anemia
kepada orang tua terutama ibu sebagai bagian dari upaya penanggulangan
penurunan angka anemia. Topik edukasinya antara lain tentang masalah
anemia pada remaja putri, sumber makanan kaya zat besi, sanitasi,
kebersihan diri bersamaan dengan fortifikasi dan suplementasi zat besi
selain itu perlu ditambahkan materi pentingnya dukungan motivasi dan
pengawasan orang tua kepada siswi dalam mengonsumsi TTD.
Dalam melakukan pemantauan juga pihak puskesmas hanya
meminta data melalui Whatsapp tidak turun langsung dalam melakukan
pemantauan kepada remaja putri. Menurut peneliti jika hanya dilakukan
melalui whatsapp itu kurang efektif karena pihak puskesmas Duren Jaya
tidak mengetahui tentang kebiasaan remaja putri dalam meminum tablet
tambah darah, tidak mengetahui bagaimana efek yang ditimbulkan dalam
maisng-masing siswi dan kurangnya pendekatan kepada remaja putri.
Proses pemantauan yang dilakukan dirasa belum cukup efektif karena
hanya dilakukan berdasarkan pelaporan hasil kegiatan yang dilaporkan
oleh sekolah ke puskesmas, sementara untuk pembinaan oleh tim teknis
dan kunjungan lapangan sangat jarang sekali dilakukan hanya menunggu
pihak sekolah datang ke puskes untuk memberikan data. Menurut peneliti
83

hal ini disebabkan karena kurangnya persiapan dalam hal pemantauan


yang dilakukan secara langsung secara rutin.
Pencatatan dilakukan oleh tim pelaksana UKS di sekolah (guru
UKS) sesuai dengan tugas tambahan. Pemberian TTD dicatat pada Kartu
Suplementasi Gizi dan Buku Rapor Kesehatanku. Kartu Suplementasi Gizi
diisi sendiri oleh remaja putri pada saat mendapat dan mengonsumsi TTD.
Pada tahap pencatatan disini bukan hanya menjadi tanggung jawab dari
petugas Puskesmas namun juga keterlibatan dari pihak sekolah berupa
pemantauan pencatatan kartu suplementasi TTD dan pencatatan ke dalam
buku rapor kesehatan, karena sejak tahun 2015 semua peserta didik telah
memiliki buku rapor kesehatan yang dikeluarkan oleh Kementerian
kesehatan Republik Indonesia.(Jayadi et al., 2021)
Menurut peneliti pelaporan di puskesmas Duren Jaya sudah tepat
dan sesuai dikarenakan sekolah mengirimkan rekapan data setiap 3 bulan
seklai kepada Puskesmas melalui lembar ceklis dan hal ini sesuai dengan
(Kemenkes RI, 2020) Pelaporan pemberian TTD dan kepatuhan konsumsi
TTD direkapitulasi dan dilaporkan oleh Sekolah, dimana data pemberian
TTD dan kepatuhan konsumsi TTD direkapitulasi oleh guru pembina UKS
untuk dilaporkan ke Puskesmas dengan menggunakan formulir 1a dan 1b.
Kemudian diteruskan secara berjenjang ke Puskesmas, Dinas Kesehatan,
Kabupaten/Kota, Dinas Kesehatan Provinsi, dan terakhir ke Kementrian
Kesehatan. Frekuensi pelaporan dari semua tingkatan dilakukan setiap 3
bulan sekali. Masing-masing tingkatan administrasi yang menerima
laporan berkewajiban menganalisis laporan yang diterima dan
menyampaikan umpan balik penerimaan laporan dan hasil analisisnya
dalam rangka penilaian dan pengembangan program serta untuk memacu
kesinambungan pelaporan. Masing-masing tingkatan administrasi juga
berkewajiban untuk memberikan umpan balik sebagai informasi hasil
pelaksanaan pemberian TTD yang telah dilakukan pada wilayah kerja.
Pencatatan dan pelaporan adalah indikator keberhasilan suatu
program atau kegiatan. Tanpa adanya pencatatan dan pelaporan, kegiatan
atau program apapun yang dijalankan tidak akan terlihat wujudnya. Tidak
84

adanya pencatatan dan pelaporan di sekolah menurut peneliti


kemungkinan merupakan salah satu penyebab penurunan efektifitas mutu
pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah remaja putri di
sekolah ini. Sehingga para remaja putri tidak dilihat tingkat kepatuhannya
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah. Efektivitas suatu program
dapat dipengaruhi oleh tingkat kepatuhan dan proses pada pelakasanaan
program yang berhubungan dengan kebiasaan seperti biaya pelaksanaan,
ketersediaan dan faktor lainnya. Kepatuhan ditunjukkan dengan
pengonsumsian secara langsung dengan edukasi dan pengawasan dari guru
saat di sekolah dan dilakukan minum TTD bersama di hari yang telah
ditetapkan. Kurangnya pemantauan dan pengecekan dari guru ataupun
orangtua juga mempengaruhi tingkat kepatuhan onsumsi TTD. Pentingnya
edukasi oleh guru terhadap pemantauan konsumsi TTD berpengaruh
terhadap keberhasilan program. (A. E. Putri, 2019).

4. Deskripsi Output
Output dalam penelitian ini dilihat dari cakupan kegiatan serta
ketepatan sasaran, waktu, dan distribusi. Jika dilihat dari cakupan kegiatan,
pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah remaja putri ini telah
berhasil karena 100% remaja putri mendapat tablet tambah darah. Namun
jika dilihat dari ketepatan sasaran, waktu, dan distribusi maka program ini
dikatakan belum efektif karena sasaran, waktu pemberian serta proses
pendistribusian tidak sesuai dengan buku pedoman yang dikeluarkan oleh
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia pada tahun 2016.
Menurut peneliti setelah dilihat hasil cakupan kegiatan mencapai
100% yang berarti bahwa semua remaja putri mendapat tablet tambah
darah. Namun setelah ditelaah kembali pada faktor pendistribusian untuk
tingkat SMA hanya baru dilakukan pada kelas 10 saja yang artinya
pendistribusian belum merata dan dalam pencegahan anemia tingkat SMA
di daerah Puskesmas Duren Jaya masih kurang stabil dan efektif. Selain
itu waktu pemberian seharusnya di sekolah, bukan diminum di rumah.
Tidak hanya itu, tablet tambah darah yang diberikan juga tidak dikonsumsi
85

oleh sasaran dikarenakan sasaran masih takut untuk mengkonsumsi tablet


tambah darah tersebut.
Menurut (Julaecha, 2020) Faktor lain yang mempengaruhi
konsumsi tablet tambah darah pada remaja juga dipengaruhi oleh
kurangnya minat untuk mengkonsumsi tablet tambah darah saat
menstruasi hal ini disebbakan karena individu merasa tidak sakit dan tidak
memerlukan suplemen, efek samping yang ditimbuklan akibat konsumsi
tablet tambah darah, rasa serta warna tablet tambah darah.
Tidak tepatnya sasaran, waktu dan pendistribusian menurut peneliti
disebabkan karena kurangnya sosialisasi dari pihak terkait. Walaupun
sosialisasi sudah sering dilakukan tetapi kurang dipahami oleh sasaran bisa
disebabkan karena kurangnya waktu dalam proses sosialisasi ataupun
karena tidak ada sarana dan prasarana yang mendukung proes sosialisasi
seperti brosur/pamflet. Menurut (Sutrisno & Sinanto, 2022) dalam
penelitiannya dikatakan bahwa media video dan leaflet sangat
mempengaruhi peningkatan pengetahuan siswi tentang anemia. Sehingga
pendidikan kesehatan pada remaja putri tentang anemia dan pemberian
tablet tambah darah dapat meningkatkan keberhasilan program pemberian
tablet tambah darah di sekolah utamanya dalam hal kepatuhan
mengkonsumsi tablet tambah darah sehingga kejadian anemia sejak remaja
putri dapat dicegah sejak dini.
Namun dalam pelaksanaannya sudah sesuai dengan mengkonsumsi
tablet tambah darah dalam 1 kali seminggu selama 52 minggu secara
berturut-turut agar angka anemia di wilayah puskesmas duren jaya dapat
menurun.

5. Analisis Swot
Pada perencanaan strategis, analisis situasi digunakan sebagai
proses untuk mendapatkan suatu strategi dengan menyesuaikan pada
adanya peluang eksternal adanya kekuatan internal saat menghadapi
ancaman eksternal dan kelemahan internal. Salah satu teknik yang
digunakan dalam menganalisis situasi pada suatu institusi adalan S.W.O.T.
Analisis S.W.O.T merupakan proses yang melibatkan empat komponen
86

yang terbagi menjadi dua dimensi. Keempat komponen tersebut terdiri dari
strength (kekuatan), weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threat
(ancaman) (Hulisnaini, 2019).
Dalam program pemberian tablet tambah darah di Puskesmas
Duren Jaya untuk mengelompokkan kinerja suatu program sehingga
merancang strategi yang berguna untuk mengoptimalkan pelaksanaan
Program pemberian tablet tambah darah di Puskesmas Duren Jaya. Lalu
mengelompokkan identifikasi masalah kedalam strength (kekuatan),
weakness (kelemahan), opportunity (peluang), threat (ancaman)
merupakan kemampuan untuk menyelesaikan tugas dengan baik dan benar
dengan sumber daya yang cukup. Dibawah ini adalah pengelompokkan
berdasarkan hasil analisis swot.

Bagan 5. 1
Analisis SWOT

Strength (Kekuatan) Weakness (Kelemahan)


1. Adanya tim pelaksanaan 1. Kurang minatnya remaja putri
program dalam mengkonsumsi TTD
2. Adanya tenaga kesehatan yang 2. Kurangnya sarana dan prasarana
sudah memilki sertifikat terlatih khusus pemberian tablet tambah
3. Adanya kebijakan puskesmas darah
yang mendukung program 3. Sosialisasi program tablet
tablet tambah darah tambah darah belum maksimal
4. Adanya komitmen untuk terus 4. Distribusi buku pedoman belum
melakukan program tablet merata
tambah darah 5. Distribusi tablet tambah darah
belum merata ke semua remaja
putri tingkat SMA
Opportunity (Peluang) Threat (Ancaman)
1. Didukung oleh buku pedoman 1. Program pemberian tablet
Kemenkes dan undang-undang tambah darah belum maksimal
Kementrian Kesehatan akibat dari penolakan berbagai
2. Adanya kerjasama dengan pihak
institusi pendidikan
87

C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam melakukan
penelitian ini, hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan dan kelemahan
dalam pelaksanaan penelitian ini, diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Keterbatasan dalam mengumpulkan informasi
Adanya keterbatasan penelitian dengan menggunakan panduan wawancara
yaitu pada kemampuan responden yang kurang dalam memahami
pernyataan pada teks wawacara dan juga kejujuran informan dalam
menjawab beberapa pertanyaan sehingga ada kemungkinan hasilnya
kurang akurat.
2. Keterbatasan kemampuan peneliti
Kemampuan yang dimiliki oleh penelitu masih sangat terbatas dalam
mengelola data dan isinya, dikarenakan peneliti belum mempunyai
pengalaman dalam melakukan penelitian kualitatif sehingga masih banyak
faktor yang belum bisa di dapat secara mendalam. Demikian pula peneliti
dalam mengelola data kulaititaf masih sangat kurang.
BAB VII
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis penelitian dan pembahasan terkait Analisis
Pelaksanaan Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri di Wilayah
Kerja Puskesmas Duren Jaya Tahun 2023 dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Program Tablet Tambah Darah dalam hal pengetahuan ini masih banyak
yang belum mengerti tentang tujuan program ini, informan hanya
mengetahui tentang pengertian obat tablet tambah darah. Tidak dengan
maksud dan tujuan program tablet tambah darah
2. Input pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya meliputi sumber daya
manusia, sarana dan prasarana. Aspek input serta sarana dan prasarana
secara keseluruhan belum sesuai dengan Buku Pedoman Penanggulangan
dan Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur Tahun
2018.
3. Proses pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya meliputi perencanaan,
pendistribusian, pemantauan, serta pencatatan dan pelaporan. Proses
pelaporan dinilai sudah sesuai dan tepat, namun dari proses perencanaan,
pendistribusian, pencatatan belum sesuai dengan Buku Pedoman
Penanggulangan dan Pencegahan Anemia Pada Ibu Hamil dan Wanita
Usia Subur Tahun 2018.
4. Output pelaksanaan program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri di wilayah kerja Puskesmas Duren Jaya meliputi cakupan kegiatan
serta ketepatan sasaran, waktu dan distribusi. Aspek tersebut dinilai belum
sesuai dengan Buku Pedoman Penanggulangan dan Pencegahan Anemia
Pada Ibu Hamil dan Wanita Usia Subur Tahun 2018.

88
89

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka peneliti memberikan
saran kepada berbagai pihak sebagai berikut:
1. Bagi remaja
Remaja perlu menerima dan membuka wawasan tentang pentingnya
meminum tablet tambah darah sedari remaja. Pemerintah memfasilitasi
program tersebut guna menyelamatkan di masa mendatang, serta
manfaatkan fasilitas yang sudah diberikan oleh pihak puskesmas dan
sekolah mengenai program ini.
2. Bagi sekolah
Pihak sekolah diharapkan mampu ikut menggerakkan program ini dengan
baik dan bijak agar remaja putri di sekolah bisa dengan yakin dan
mempercayai program ini dengan baik, serta memberikan edukasi yang
menarik agar menumbuhkan semangat kepada remaja putri dalam
meminum tablet tambah darah
3. Bagi puskesmas
Puskesmas perlu meningkatkan kinerja SDM serta sarana dan prasarana
agar menunjang berjalannya program pemberian tablet tambah dengan
baik. Memperluas wilayah pelaksanaan pemberian tablet tambah darah,
serta melakukan sosialisasi secara rutin tidak hanya kepada remaja putri
namun juga kepada orang tua agar remaja putri tetap patuh dalam
mengkonsumsi tablet tambah darah
4. Bagi masyarakat
Diharapkan orang tua mau mendukung dan memberikan support kepada
anak-anaknya agar tetap meminum tablet tambah darah, karena itu adalah
salah satu pencegahan yang dilakukan sedari dini. Orang tua dapat
mengikuti sosialisasi yang dilakukan oleh pihak puskesmas untuk
menambah wawasan para orang tua mengenai pentingnya mengkonsumsi
tablet tambah darah.
90

DAFTAR PUSTAKA
Adam, A., Chaerunnimah, dan, Jurusan Gizi, A., Kemenkes Makassar, P., Gizi,
J., & History, A. (2022). Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Tambah
Darah Remaja Putri Di Kabupaten Toraja Utara. Media Gizi Pangan, 29,
16–
23. https://journal.poltekkes-
mks.ac.id/ojs2/index.php/mediagizi/article/view/2857

Adhi Kusumastuti, A. M. K. (2019). Metode Penelitian Kualitatif. 4(1), 88–100.

Adnyana, G. A. N. W. S., Armini, N. W., & Suarniti, N. W. (2020). Gambaran


pengetahuan tentang anemia dan kepatuhan remaja dalam mengkonsumsi
tablet tambah darah. Jurnal Ilmiah Kebidanan, 9(1), 103–109.
http://ejournal.poltekkes-denpasar.ac.id/index.php/JIK%0AISSN:.2721-8864

Ahyar, H., Maret, U. S., Andriani, H., Sukmana, D. J., Mada, U. G., Hardani,
S.Pd., M. S., Nur Hikmatul Auliya, G. C. B., Helmina Andriani, M. S.,
Fardani, R. A., Ustiawaty, J., Utami, E. F., Sukmana, D. J., & Istiqomah, R.
R. (2020). Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif (Issue March).

Apriningsih, A., Madanijah, S., Dwiriani, C. M., & Kolopaking, R. (2019).


Peranan Orang-Tua Dalam Meningkatkan Kepatuhan Siswi Minum Tablet
Zat Besi Folat Di Kota-Depok. Gizi Indonesia, 42(2), 71.
https://doi.org/10.36457/gizindo.v42i2.459

Azizah, D. I. (2020). Asupan Zat Besi, Asam Folat, dan Vitamin C pada Remaja
Putri di Daerah Jatinangor. Jurnal Kesehatan Vokasional, 4(4), 169.
https://doi.org/10.22146/jkesvo.46425

Badan Pusat Statistik. (2018). Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur


dan Jenis Kelamin. In Https://Www.Bps.Go.Id (Vol. 2023, p. 1).
https://pasuruankota.bps.go.id/statictable/2018/05/03/2119/jumlah-
penduduk-menurut-kelompok-umur-dan-jenis-kelamin-di-kecamatan-
purworejo-2016

Badan Pusat Statistik. (2022). Jumlah Penduduk Usia 15 tahun ke Atas Menurut
Golongan Umur 2021-2022 (pp. 335–358).
91

https://www.bps.go.id/indicator/6/715/1/jumlah-penduduk-usia-15-tahun-ke-
atas-menurut-golongan- umur.html
%0Ahttps://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/960.

Dieny, F. F. (2021). Anemia Pada Remaja Putri. In Permaslahan Gizi pada


Remaja Putri (Issue 2). http://repository.unimus.ac.id

Dr. Nursapia Harahap, M. . (2020). PENELITIAN KUALITATIF.


https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-better-mfi-results

Fitriana, F., & Dwi Pramardika, D. (2019). Evaluasi Program Tablet Tambah
Darah pada Remaja Putri. MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan
Indonesia): The Indonesian Journal of Health Promotion, 2(3), 200–207.
https://doi.org/10.31934/mppki.v2i3.807

Hasanah, N., Lestari, F., & Yuniarni, U. (2020). Evaluasi Program Pemberian
Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Anemia dan Non Anemia di
Wilayah Puskesmas Antapani. Jurnal Ilmiah Kesehatan (JIKA), 2(3), 147–
158.

Hulisnaini, H. (2019). Indonesian Health Program Performance ). Analisis


S.W.O.T Sebagai Strategi Peningkatan Kinerja Program Kesehatan Di
Indonesia (S.W.O.T Analysis as A Strategy to Improve Indonesian Health
Program Performance).

Jayadi, Y. I., Palangkei, A. S. I. A., & Warahmah, J. F. (2021). Evaluasi


Pemberian Tablet Tambah Darah Untuk Remaja Putri Wilayah Puskesmas
Binamu Kota. Healthy Tadulako Journal (Jurnal Kesehatan Tadulako), 7(3),
168–175. https://doi.org/10.22487/htj.v7i3.455

Julaecha, J. (2020). Upaya Pencegahan Anemia pada Remaja Putri. Jurnal


Abdimas Kesehatan (JAK), 2(2), 109. https://doi.org/10.36565/jak.v2i2.105

Kemenkes RI. (2018). Pedoman Pencegahan dan Penanggulangan Anemia Pada


Remaja Putri dan Wanita Usia Subur (WUS).

Kemenkes RI. (2020). Pedoman pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi
remaja putri pada masa pandemi COVID-19. Kementrian Kesehatan RI, 22.
92

http://appx.alus.co/direktoratgiziweb/katalog/ttd-rematri-ok2.pdf

Krismaji. (2019). Pengertian Informasi 1. Sistem Informasi Akuntansi: Esensi Dan


Aplikasi, 14. eprints.polsri.ac.id

Kusumawardani, N., Soerachman, R., Laksono, A. D., Indrawati, L., Sari, P., &
Paramita, A. (2019). Penelitian Kualitatif di Bidang Kesehatan. In
Yogyakarta: PT Kanisius (Vol. 53, Issue 9).
https://scholar.google.com/scholar?hl=id&as_sdt=0,5&q=penelitian+kualitati
f+Kesehatan&btnG=#d=gs_qabs&u=%23p=YtVagCxKeoEJ

Magdalena, I., Sundari, T., Nurkamilah, S., Ayu Amalia, D., & Muhammadiyah
Tangerang, U. (2020). Analisis Bahan Ajar. Jurnal Pendidikan Dan Ilmu
Sosial, 2(2), 311–326. https://ejournal.stitpn.ac.id/index.php/nusantara

Muqorobin, M. S., & Kartin, E. (2022). SENTRI : Jurnal Riset Ilmiah. SENTRI:
Jurnal Riset Ilmiah, 1(3), 17–34.

Muwakhidah, Fatih, F. D., & Primadani, T. (2021). Efekvitas Pendidikan


Dengan Media Boklet, Leaflet Dan Poster Terhadap Pengetahuan Tentang
Anemia Pada Remaja Putri. Journal of University Research Colloqium,
438–446. http://ejournal.poltekkes-pontianak.ac.id/index.php/PNJ/index

Nasichah, A., & Sulistyowati, M. (2023). KONSUMSI TABLET TAMBAH


DARAH BERDASARKAN TEORI HBM : LITERATURE REVIEW. 4, 459–
469.

Nurcahyanti, W. O., Lisnawaty, L., & Muchtar, F. (2022). Analisis Pelaksanaan


Program Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Di Wilayah
Kerja Puskesmas Usuku Kabupaten Wakatobi Tahun 2021. Jurnal Gizi Dan
Kesehatan Indonesia, 2(4), 134–142.
https://doi.org/10.37887/jgki.v2i4.23684

Olsson, J. (2018). dalam Penelitian Pendidikan Bahasa. 信阳师范学院, 1(1), 305.


http://e- journal.usd.ac.id/index.php/LLT
%0Ahttp://jurnal.untan.ac.id/index.php/jpdp
b/article/viewFile/11345/10753%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.
93

04.758%0Awww.iosrjournals.org

Permatasari, T., Briawan, D., & Madanijah, S. (2018). Efektifitas Program


Suplementasi Zat Besi pada Remaja Putri di Kota Bogor. Media Kesehatan
Masyarakat Indonesia, 14(1), 1. https://doi.org/10.30597/mkmi.v14i1.3705

Purwanto, T. S., & Sumaningsih, R. (2019). Modul Ajar Gizi Ibu dan Anak ini. In
Prodi Kebidanan Magetan Poltekkes Kemenkes Surabaya.

Putri, A. E. (2019). Evaluasi Program Bimbingan Dan Konseling: Sebuah Studi


Pustaka. JBKI (Jurnal Bimbingan Konseling Indonesia), 4(2), 39.
https://doi.org/10.26737/jbki.v4i2.890

Putri, R. (2021). HIGEIA JOURNAL OF PUBLIC HEALTH Pendidikan


Kesehatan dan Terapi Tablet. Journal Of Public Health Research And
Development, 5(3), 441–451. http://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/higeia

Rahayu, A., Yulidasari, F., Putri, A. O., & Anggraini, L. (2019). Metode Orkes-
Ku (raport kesehatanku) dalam mengidentifikasi potensi kejadian anemia gizi
pada remaja putri. In CV Mine.

Rijali, A. (2019). Analisis Data Kualitatif. Alhadharah: Jurnal Ilmu Dakwah,


17(33), 81. https://doi.org/10.18592/alhadharah.v17i33.2374

Sholihah, K., Junaedi, M., & Jayusman, I. S. (2023). PENGARUH PROMOSI


KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN PENTINGNYA KONSUMSI
TABLET TAMBAH DARAH ( FE ) BAGI REMAJA PUTRI MA AL- MA ’
ARIF RIYADUL FALAH. 4, 319–324.

Siallagan, D., Swamilaksita, P. D., & Angkasa, D. (2018). Pengaruh asupan Fe,
vitamin A, vitamin B12, dan vitamin C terhadap kadar hemoglobin pada
remaja vegan. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, 13(2), 67.
https://doi.org/10.22146/ijcn.22921

Sinaga, D. (2018). Statistik Dasar. https://www.ptonline.com/articles/how-to-get-


better-mfi-results

Solikhah, ., Sheina, B., & Umam, M. R. (2019). Penyimpanan Obat Di Gudang


94

Instalasi Farmasi Rs Pku Muhammadiyah Yogyakarta Unit I. Jurnal


Kesehatan Masyarakat (Journal of Public Health), 4(1).
https://doi.org/10.12928/kesmas.v4i1.1024

Sutrisno, S., & Sinanto, R. A. (2022). Efektivitas Penggunaan Lembar Balik


sebagai Media Promosi Kesehatan : Tinjauan Sistematis. Jurnal Kesehatan
Terpadu (Integrated Health Journal), 13(1), 1–11.
https://doi.org/10.32695/jkt.v13i1.129

Yuanti, Y., Damayanti, Y. F., & Krisdianti, M. (2020). Pengaruh


Pemberian Tablet Fe Terhadap Kenaikan Kadar Hemoglobin Pada
Remaja. Jurnal Ilmiah Kesehatan & Kebidanan, 9(2), 1–11.

Zulfaizah, D. (2021). Provinsi Aceh I Ndeks P Embangunan M Anusia ( Ipm ) P


Rovinsi a Ceh T Ahun 2020. 2(04), 1–9.
95

LAMPIRAN
96

Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan


97

Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden


SURAT PERMOHONAN MENJADI INFORMAN

Kepada Yth:
Bapak/Ibu/Saudara/I Calon Informan
Di Wilayah Kerja Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi

Dengan Hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Yunia Vina Pitaloka
NPM : 19.156.04.11.029
Adalah mahasiswa jurusan Sarjana Kebidanan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Medistra Indonesia Bekasi, yang sedang melakukan penelitian yang berjudul
“Analisis Pelaksanaan Program Pemberian Tablet Tambah Darah Pada
Remaja Putri Dalam Mencegah Anemia Di Wilayah Kerja Puskesmas
Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023” penelitian ini dilaksanakan sebagai salah
satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program Sarjana Kebidanan
STIKes Medistra Indonesia, sehubung dengan hal tersebut diatas maka saya
meminta kesediaan Bapak/Ibu/Saudara/i untuk memberikan informasi atas
pertanyaan yang diberikan oleh peneliti dan dijawab dengan sebenar-benarnya.
Saya menjamin keikutsertaan Bapak/Ibu/Saudara/I tidak mengakibatkan kerugian
apapun karena informasi yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya.
ApabilaBapak/Ibu/Saudara/I bersedia, saya mohon untuk menandatangani lembar
persetujuan yang disediakan dalam lembaran ini, Atas perhatian dan kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/I saya ucapkan terimakasih

Bekasi, … Februari 2023


Hormat Saya,

(Yunia Vina Pitaloka)


98

Lampiran 3 Informed Consent


INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama responden :

Umur :

Alamat :

Jabatan / Kelas :

Dengan ini, saya menyatakan bahwa saya bersedia untuk menjadi responden
dalam penelitian yang berjudul “Analisis Pelaksanaan Program Pemberian
Tablet Tambah Darah Pada Remaja Putri Dalam Mencegah Anemia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi Tahun 2023”. Adapun
bentuk ketersediaan saya adalah:

1. Meluangkan waktu untuk melakukan wawancara

2. Memberikan informasi yang benar dan sejujurnya terhadap apa yang diminta
atau dinyatakan peneliti

Keikutsertaan saya ini sukarela, tidak ada unsur paksaan dari pihak
manapun. Demikian surat pernyataan ini saya buat, untuk dipergunakan
sebagaimana semestinya.

Bekasi, Februari 2023

(………)
99

Lampiran 4 Pedoman Wawancara Mendalam


PANDUAN WAWANCARA UNTUK KEPALA PUSKESMAS
KELURAHAN DUREN JAYA

Identifikasi
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama bertugas pada jabatan ini :
Hari / Tanggal wawancara :

A. Program Tablet Tambah Darah


1. Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang program tablet tambah darah?
2. Menurut bapak/ibu dimana remaja putri bisa mendapatkan tablet tambah
darah?
B. Input
a) SDM
1. Siapa saja tenaga kesehatan yang turut terlibat dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri?
2. Bagimanakah uraian tugas dari masing-masing tenaga kesehatan yang
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri?
b) Sarana dan Prasarana
1. Bagimana ketersediaan alat dan bahan yang mendukung program
tersebut seperti leaflet/brosur/buku lembar balik dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri?
2. Apakah pada saat dibagikan tablet tambah darah siswi disekolah
mendapatkan buku Rapor Kesehatanku?
3. Apakah pada saat dilakukan penyuluhan dan dibagikan tablet tambah
darah, remaja mendapatkan fasilitas yaitu ukur Hb untuk mengukur
siapa saja remaja yang terkena anemia?
4. Apakah ada tempat penyimpanan khusus tablet tambah darah sebelum
di distribusikan ke sekolah-sekolah sekitar wilayah kerja puskesmas
Duren Jaya?
100

5. Apakah transportasi yang digunakan dalam mendistribusikan tablet


tambah darah pada remaja putri di wilayah kerja puskesmas Duren
Jaya tersedia?

C. Proses
a) Persiapan
1. Apakah sebelum diberikan tablet tambah darah kepada remaja putri
di lakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada remaja tersebut?
2. Bagaimana proses perencanaan sasaran dan kebutuhan tablet
tambah darah remaja putri?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu menentukan jumlah sasaran dalam
pengadaaan tablet tambah darah bagi remaja putri?
4. Apa yang dilakukan jika jumlah tablet tambah darah bagi remaja
putri yang tersedia kurang / berlebih?
b) Pendistribusian
1. Sejak kapan proses pemberian tablet tambah darah ini dilakukan?
2. Berapa kali dilakukan pendistribusian tablet tambah darah di sekolah-
sekolah wilayah kerja puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi?
3. Berapa banyak tablet tambah darah yang diberikan pada setiap
remaja putri?
4. Berapa lama pemberian tablet tambah darah pada remaja putri?
5. Apakah semua SMP/SMA sederajat diberikan tablet tambah darah?
c) Pemantauan
1. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan monitoring terhadap kepatuhan
remaja dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
2. Bagaimana bentuk pelaporan dan monitoring kepatuhan remaja putri
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
d) Pelaporan
1. Apakah ada format pelaporan pendistribusian tablet tambah darah
remaja putri?
2. Bagaimana bentuk pelaporan yang akan diberikan dari pihak sekolah ke
puskesmas Duren Jaya?
D. Output
a) Cakupan program anemia pada remaja putri
1. Berapa cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah bagi
remaja putri?
2. Bagaimana jika cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah
pada remaja putri tidak memenuhi target?
b) Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
1. Apakah remaja putri menerima adanya program pemberian tablet
tambah darah?
2. Apakah remaja putri mendapatkan satu tablet tambah darah setiap
minggu selama 52 minggu?
101

Lampiran 5 Pedoman Wawancara Mendalam


PANDUAN WAWANCARA UNTUK KOORDINATOR PROGRAM GIZI
KELURAHAN DUREN JAYA

Identifikasi
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama bertugas pada jabatan ini :
Hari / Tanggal wawancara :

A. Program Tablet Tambah Darah


1. Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang program tablet tambah darah?
2. Menurut bapak/ibu dimana remaja putri bisa mendapatkan tablet
tambah darah?

B. Input
a) SDM
1. Siapa saja tenaga kesehatan yang turut terlibat dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri?
2. Bagimanakah uraian tugas dari masing-masing tenaga kesehatan yang
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri?
b) Sarana dan Prasarana
1. Bagaimana ketersediaan alat dan bahan yang mendukung program
tersebut seperti leaflet/brosur/buku lembar balik dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri?
2. Apakah pada saat dibagikan tablet tambah darah siswi disekolah
mendapatkan buku Rapor Kesehatanku?
3. Apakah pada saat dilakukan penyuluhan dan dibagikan tablet tambah
darah, remaja mendapatkan fasilitas yaitu ukur Hb untuk mengukur
siapa saja remaja yang terkena anemia?
4. Apakah ada tempat penyimpanan khusus tablet tambah darah sebelum
di distribusikan ke sekolah-sekolah sekitar wilayah kerja puskesmas
Duren Jaya?
102

5. Apakah transportasi yang digunakan dalam mendistribusikan tablet


tambah darah pada remaja putri di wilayah kerja puskesmas Duren
Jaya tersedia?

C. Proses
a) Persiapan
1. Apakah sebelum diberikan tablet tambah darah kepada remaja putri
di lakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada remaja tersebut?
2. Bagaimana proses perencanaan sasaran dan kebutuhan tablet
tambah darah remaja putri?
3. Bagaimana cara Bapak/Ibu menentukan jumlah sasaran dalam
pengadaaan tablet tambah darah bagi remaja putri?
4. Apa yang dilakukan jika jumlah tablet tambah darah bagi remaja
putri yang tersedia kurang / berlebih?
b) Pendistribusian
1. Sejak kapan proses pemberian tablet tambah darah ini dilakukan?
2. Berapa kali dilakukan pendistribusian tablet tambah darah di sekolah-
sekolah wilayah kerja puskesmas Duren Jaya Kota Bekasi?
3. Berapa banyak tablet tambah darah yang diberikan pada setiap
remaja putri?
4. Berapa lama pemberian tablet tambah darah pada remaja putri?
5. Apakah semua SMP/SMA sederajat diberikan tablet tambah darah?
c) Pemantauan
1. Bagaimana Bapak/Ibu melakukan monitoring terhadap kepatuhan
remaja dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
2. Bagaimana bentuk pelaporan dan monitoring kepatuhan remaja putri
dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
d) Pelaporan
1. Apakah ada format pelaporan pendistribusian tablet tambah darah
remaja putri?
2. Bagaimana bentuk pelaporan yang akan diberikan dari pihak sekolah
ke puskesmas Duren Jaya?
D. Output
a) Cakupan program anemia pada remaja putri
1. Berapa cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah bagi
remaja putri dalam setahun?
2. Bagaimana jika cakupan kegiatan pemberian tablet tambah darah
pada remaja putri tidak memenuhi target?
b) Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
1. Apakah remaja putri menerima adanya program pemberian tablet
tambah darah?
2. Apakah remaja putri mendapatkan satu tablet tambah darah
setiap minggu selama 52 minggu?
103

Lampiran 6 Pedoman Wawancara Mendalam


PANDUAN WAWANCARA UNTUK GURU UKS

Identifikasi
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama bertugas pada jabatan ini :
Hari / Tanggal wawancara :

A. Program Tablet Tambah Darah


1. Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang program tablet tambah darah?
2. Menurut bapak/ibu dimana remaja putri bisa mendapatkan tablet
tambah darah?

B. Input
a) SDM
1. Siapa saja tenaga kesehatan atau petugas puskesmas yang turut terlibat
dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri ke
sekolah?
2. Siapa saja unit sekolah yang turut terlibat dalam program pemberian
tablet tambah darah bagi remaja putri?
3. Bagaimanakah uraian tugas dari masing-masing unit sekolah yang
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri?
b) Sarana dan Prasarana
1. Bagimana ketersediaan alat dan bahan yang mendukung program
tersebut seperti leaflet/brosur/buku lembar balik dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri?
2. Apakah pada saat dibagikan tablet tambah darah pada siswi disekolah
mendapatkan buku Rapor Kesehatanku?
3. Apakah pada dibagikan tablet tambah darah, remaja mendapatkan
fasilitas yaitu ukur Hb untuk mengukur siapa saja remaja yang terkena
anemia?
4. Apakah ada tempat penyimpanan khusus tablet tambah darah di uks
sekolah?
104

C. Proses
a) Persiapan
1. Apakah sebelum diberikan tablet tambah darah kepada remaja putri
di lakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada remaja tersebut?
2. Apakah semua remaja putri mendapatkan tablet tambah darah?
3. Apa yang dilakukan jika jumlah tablet tambah darah bagi remaja
putri yang tersedia kurang / berlebih?
4. Bagaimana jika pada saat diberikan tablet tambah darah siswi tersebut
sedang tidak masuk sekolah?
5. Apakah ada jadwal minum bersama tablet tambah darah di sekolah?
b) Pendistribusian
1. Sejak kapan proses pemberian tablet tambah darah ini dilakukan
disekolah?
2. Berapa kali sekolah menerima pendistribusian tablet tambah darah di
sekolah?
3. Berapa banyak tablet tambah darah yang diberikan pada setiap
remaja putri?
4. Berapa lama pemberian tablet tambah darah pada remaja putri?
5. Apakah semuakah semua remaja putri mendapat tablet tambah darah?

c) Pemantauan
1. Bagaimana proses monitoring pihak sekolah terhadap kepatuhan remaja
putri dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
d) Pencatatan
1. Siapakah yang bertugas mencatat bukti jika remaja putri tersebut
mematuhi untuk meminum tablet tambah darah?
e) Pelaporan
1. Apakah ada format pelaporan tablet tambah darah remaja putri?
2. Bagaimana bentuk pelaporan yang akan diberikan dari pihak sekolah
ke puskesmas Duren Jaya?
D. Output
c) Cakupan program anemia pada remaja putri
1. Berapa cakupan remaja di sekolah yang meminum tablet
tambah darah dalam 3 bulan atau setahun?
d) Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
1. Apakah remaja putri menerima adanya program pemberian tablet
tambah darah?
2. Apakah remaja putri mendapatkan satu tablet tambah darah setiap
minggu selama 52 minggu?
3. Apakah remaja putri bersedia untuk meminum tablet tambah darah?
105

Lampiran 7 Pedoman Wawancara Mendalam


PANDUAN WAWANCARA UNTUK GURU BK

Identifikasi
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama bertugas pada jabatan ini :
Hari / Tanggal wawancara :

E. Program Tablet Tambah Darah


1. Apa yang bapak/Ibu ketahui tentang program tablet tambah darah?
2. Menurut bapak/ibu dimana remaja putri bisa mendapatkan tablet
tambah darah?

A. Input
a) SDM
1. Siapa saja tenaga kesehatan atau petugas puskesmas yang turut
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri ke sekolah?
2. Siapa saja unit sekolah yang turut terlibat dalam program pemberian
tablet tambah darah bagi remaja putri?
3. Bagimanakah uraian tugas dari masing-masing unit sekolah yang
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah bagi remaja
putri?
b) Sarana dan Prasarana
1. Bagimana ketersediaan alat dan bahan yang mendukung program
tersebut seperti leaflet/brosur/buku lembar balik dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri?
2. Apakah pada saat dibagikan tablet tambah darah siswi disekolah
mendapatkan buku Rapor Kesehatanku?
3. Apakah pada dibagikan tablet tambah darah, remaja mendapatkan
fasilitas yaitu ukur Hb untuk mengukur siapa saja remaja yang terkena
anemia?
4. Apakah ada tempat penyimpanan khusus tablet tambah darah di uks
sekolah?
106

B. Proses
a) Persiapan
1. Apakah sebelum diberikan tablet tambah darah kepada remaja putri
di lakukan sosialisasi terlebih dahulu kepada remaja tersebut?
2. Apakah semua remaja putri mendapatkan tablet tambah darah?
3. Apa yang dilakukan jika jumlah tablet tambah darah bagi remaja
putri yang tersedia kurang / berlebih?
4. Bagaimana jika pada saat diberikan tablet tambah darah siwi
tersebut sedang tidak masuk sekolah?
5. Apakah ada jadwal minum bersama tablet tambah darah di sekolah?
b) Pendistribusian
1. Sejak kapan proses pemberian tablet tambah darah ini dilakukan
disekolah?
2. Berapa kali sekolah menerima pendistribusian tablet tambah darah di
sekolah?
3. Berapa banyak tablet tambah darah yang diberikan pada setiap remaja
putri?
4. Berapa lama pemberian tablet tambah darah pada remaja putri?
5. Apakah semua remaja putri mendapat tablet tambah darah?

c) Pemantauan
1. Bagaimana proses monitoring pihak sekolah terhadap kepatuhan remaja
putri dalam mengkonsumsi tablet tambah darah?
d) Pencatatan
1. Siapakah yang bertugas mencatat bukti jika remaja putri tersebut
mematuhi untuk meminum tablet tambah darah?
e) Pelaporan
1. Apakah ada format pelaporan tablet tambah darah remaja putri?
2. Bagaimana bentuk pelaporan yang akan diberikan dari pihak sekolah
ke puskesmas Duren Jaya?
C. Output
a) Cakupan program anemia pada remaja putri
1. Berapa cakupan remaja di sekolah yang meminum tablet
tambah darah dalam 3 bulan atau setahun?
b) Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
1. Apakah remaja putri menerima adanya program pemberian tablet
tambah darah?
2. Apakah remaja putri mendapatkan satu tablet tambah darah setiap
minggu selama 52 minggu?
3. Apakah remaja putri bersedia untuk meminum tablet tambah darah?
107

Lampiran 8 Pedoman Wawancara Mendalam


PANDUAN WAWANCARA UNTUK REMAJA PUTRI

Identifikasi
Nama Responden :
Jenis kelamin :
Umur :
Pendidikan :
Jabatan :
Lama bertugas pada jabatan ini :
Hari / Tanggal wawancara :

A. Program Tablet Tambah Darah


1. Apa yang anda ketahui tentang program tablet tambah darah?
2. dimana remaja putri bisa mendapatkan tablet tambah darah?

B. Input
a) SDM
1. Apakah ada tenaga kesehatan atau petugas puskesmas yang turut
terlibat dalam program pemberian tablet tambah darah ke sekolah?
2. Siapa saja unit sekolah atau guru yang turut terlibat dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri disekolah?

b) Sarana dan Prasarana


1. Apakah anda mendapatkan malat dan bahan yang mendukung program
tersebut seperti leaflet/brosur/buku lembar balik dalam program
pemberian tablet tambah darah bagi remaja putri di sekolah?
2. Apakah mendapatkan buku Rapor Kesehatanku?
3. Apakah anda mendapatkan fasilitas yaitu ukur HB disekolah untuk
mengetahui anemia?
C. Proses
a) Persiapan
1. Apakah ada sosialisasi terlebih dahulu kepada anda atau disekolah
tentang pemberian tablet tambah darah disekolah?
2. Apakah ada jadwal minum bersama tablet tambah darah di sekolah?

b) Pendistribusian
1. Sejak kapan anda mulai memperoleh tablet tambah darah disekolah?
108

2. Berapa kali anda menerima tablet tambah darah di sekolah?


3. Berapa banyak tablet tambah darah yang anda terima?

c) Pemantauan
1) Apakah anda minum tablet tambah darah yang didapat disekolah? Jika
tidak berikan alasannya!
2) Kapan anda minum tablet tambah darah tersebut?
3) Apakah ada perbedaan antara sebelum mengkonumsi dan setelah
mengkonsumsi tablet tambah darah (misalkan dari segi konsentrasi
belajar, tidak lemas dan lesu saat menstruasi ataupun tidak, dan tidak
mengantuk ketika belajar disekolah)?
d) Pencatatan
1) Siapakah yang bertugas mencatat bukti jika remaja putri tersebut
mematuhi untuk meminum tablet tambah darah?

D. Output
b) Ketepatan sasaran, waktu dan distribusi
4. Apakah anda menerima tablet tambah darah disekolah?
5. Apakah anda mendapatkan satu tablet tambah darah setiap minggu
selama 52 minggu?
109

Lampiran 9 Dokumentasi Penelitian


110
111

Lampiran 10 Surat Izin Penelitian Puskesmas Duren Jaya


112

Lampiran 11 Surat izin penelitian SMP Yanwar


113

Lampiran 12 Surat izin penelitian SMA PGRI


114

Lampiran 13 Surat Izin Penlitian SMP PGRI Kota Bekasi


115

Lampiran 14 Transkrip Wawancara


Informan A1
Reduksi Coding Tematisasi
Suatu program dari Suatu program dari Pengertian Program
sekolah yang muridnya sekolah muridnya Tablet Tambah Darah
itu dikasi tablet tambah diberikan tablet tambah
darah supaya pemenuhan darah supaya pemenuhan
darah merah terpenuhi darah merah terpenuhi
Dari UKS, dari sekolah, Dari UKS, sekolah, Tempat Pemberian
apotek, dokter apotek, dokter Tablet Tambah Darah
Ada 2 sampe 3 orang aja 2 sampai 3 orang saja Keterlibatan SDM
biasanya Pemberian Tablet
Tambah Darah
Yang aku tau Cuma Suster uks aja Keterlibatan SDM
suster uks aja Pemberian Tablet
Tambah Darah

Belum pernah dapet , Belum pernah dapet Sarana dan Prasarana


gapernah dikasi juga Pemberian Tablet
Tambah Darah

Adanya pernah dapet Adanya pernah dapet Sarana dan Prasarana


selembaran aja selembaran Pemberian Tablet
Tambah Darah
Pernah waktu itu Cuma Pernah waktu itu Cuma Sarana dan Prasarana
1x aja 1x aja Tablet Tambah Darah

Pernah dapet tapi sekilas Sosialiasi per kelas Sarana dan Prasarana
aja kaya dijelasin sedikit dijelasin sedikit terus Tablet Tambah Darah
dan itu pas pertama langsung minum
dikasih obatnya aja terus obatnya.
langsung minum. Dan
dikasih sosialiasinya itu
waktu itu per kelas ga
bareng-bareng di
lapangan
Kalo untuk bareng- bareng-bareng engga Pemantauan
bareng itu engga tapi biasanya per kelas aja
biasanya per kelas aja
Mulai januari 2023 Mulai januari 2023 Pendistribusian
2-3 kali sebulan 2-3 kali sebulan Pemantauan
Kadang 1 minggu 1 kali 1 minggu 1 kali Pemantauan
tergantung susternya
ngasihnya kapan
Baru semester baru ini tahun 2023 Pendistribusian
tahun 2023
116

Informan A2
Reduksi Penyajian Data Coding
Program dari sekolah Program dari sekolah Pengertian Program
yang bertujuan supaya bertujuan tablet tambah Tablet Tambah Darah
ga banyak yang darah buat penambah
kekurangan darah, dan darah
tablet tambah darah itu
obat buat penambah
darah
Dari UKS, dari apotek Dari UKS, apotek Tempat Pemberian
Tablet Tambah Darah

Pernah sekali, waktu itu 2 orang aja Keterlibatan SDM


Cuma 2 orang aja Pemberian Tablet
Tambah Darah

Susternya aja yang aku Susternya Keterlibatan SDM


tau Pemberian Tablet
Tambah Darah

Gapernah dapet gambar Gapernah dapet gambar Sarana dan Prasarana


apapun atau apapun atau selembaran Pemberian Tablet Tambah
selembaran poster Darah
apapun
Engga pernah, waktu itu Engga pernah, dapetnya Sarana dan Prasarana
dapetnya selembaran selembaran ceklis Pemberian Tablet Tambah
ceklis aja Darah

Pernah dapet tapi Cuma 1 kali aja di uks Sarana dan Prasarana
Cuma 1 kali aja di uks Tablet Tambah Darah

Ada, tapi perkelas gitu Ada, perkelas Sarana dan Prasarana


ga bareng-bareng sosialiasasinya ga per 3 Tablet Tambah Darah
dilapangan dan bulan
sosialiasasinya itu awal
aja ga per 3 bulan
kadang sesuka pihak
puskesnya aja kapan
Gapernah ada yang Gapernah, per kelas aja Pemantauan
bareng-bareng serentak harinya tergantung
gtu, tapi Cuma kaya susternya
per kelas aja itu juga
harinya tergantung
susternya
Mulai januari 2023 januari 2023 Pendistribusian
tahun ini
Sebulan 2-3 kali Sebulan 2-3 kali Pemantauan
117

tergantung dapetnya
1 kali seminggu 1 kali seminggu Pemantauan
biasanya dapet
Baru tahun ini 2023 tahun ini 2023 Pendistribusian
Iya minum terus kalo ga Iya minum Pemantauan
diminum ada sanksinya
Engga ada, kaya biasa Engga ada, rasanya gada Pemantauan
aja rasanya gada perubahan apa-apa
perubahan apa-apa
Mual pengen muntah Mual pengen muntah Pemantauan
gitu aja karena gaenak
rasa obatnya
Susternya yang catet Susternya yang catet Pencatatan
setiap habis minum
Iya menerima Iya menerima Ketepatan sasaran
Belum karena masih Belum 1 tahun full Cakupan Kegiatan
baru jadi belum 1 tahun
full
118

Informan A3
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Obat buat penambah Obat buat Pengertian Program Tablet
darah penambah darah Tambah Darah
Ada di puskesmas atau di Ada di puskesmas Tempat Pemberian Tablet
sekolah atau sekolah Tambah Darah

Ada bidan sama kakak Ada bidan, perawat Keterlibatan SDM


perawat Pemberian Tablet Tambah
Darah

Kesiswaan Kesiswaan Keterlibatan SDM


Pemberian Tablet Tambah
Darah

Tidak pernah dapat Tidak pernah dapat Sarana dan Prasarana


Pemberian Tablet Tambah
Darah

Tidak dapat buku atau Tidak dapat buku Sarana dan Prasarana
kertas apa-apa. Paling Pemberian Tablet Tambah
kalau udah kita disuruh ke Darah
gurunya aja bilang kalau
udah minum
Iya waktu itu ada ukur HB ukur HB cuma Sarana dan Prasarana
yang kaya di suntik gitu di sekali Tablet Tambah Darah
tangan tapi cuma sekali
Ada penyuluhan dulu baru penyuluhan dulu Sarana dan Prasarana
dikasih obatnya baru dikasih Tablet Tambah Darah
obatnya
Setiap hari senin,tapi itu Setiap hari senin Pemantauan
kalo udah dikasi yauda disuruh minum
Cuma disuruh minum itu boleh dirumah
juga boleh dirumah boleh boleh disekolah
disekolah
Udah dari sebelum baru mulai lagi Pendistribusian
pandemi tapi baru mulai tahun ini
lagi tahun ini
1 minggu 1 kali 1 minggu 1 kali Pemantauan
Kurang tau pokoknya 1 1 minggu 1 kali Pemantauan
minggu 1 kali dalam 1 dalam 1 bulan
bulan
Sudah dari sebelum Sudah dari sebelum Pendistribusian
pandemi, tapi baru mulai pandemi, baru
lagi disekolah baru tahun mulai lagi disekolah
ini baru tahun ini
Iya setiap dapet di minum Iya setiap dapet di Pemantauan
119

kalo itu suka disuruh minum kalo itu suka


minum di sekolah, kadang disuruh minum di
dirumah juga boleh tapi sekolah, kadang
kalo lupa gadiminum dirumah juga boleh
tapi kalo lupa
gadiminum
Iya, biasanya kalo Iya, biasanya suka Pemantauan
disekolah suka pusing tapi pusing tapi udah
ini udah tidak terlalu tidak terlalu pusing
pusing kepalanya kepalanya
Pusing, mual kaya mau Pusing, mual, Pemantauan
muntah gitu muntah
Ibu BK yang catet Ibu BK yang catet Pencatatan
Ya , menerima Ya , menerima Ketepatan sasaran
Ya, waktu sebelum Ya, 1 tahun itu Cakupan Kegiatan
pandemi 1 tahun itu dapet dapet terus
terus
120

Informan A4
Reduksi Penyajian data Tematisasi
Obat buat nambah imun Obat nambah imun Pengertian Program Tablet
biar ga anemia biar ga anemia Tambah Darah
Di sekolah, puskesmas Di sekolah, Tempat Pemberian Tablet
puskesmas Tambah Darah

Ada 2 orang biasanya Ada 2 orang bidan Keterlibatan SDM Pemberian


kaka bidan sama sama perawat Tablet Tambah Darah
perawat
Ibu BK Ibu BK Keterlibatan SDM Pemberian
Tablet Tambah Darah

Tidak pernah dapat Tidak pernah dapat Sarana dan Prasarana


gambar poster atau yang gambar poster Pemberian Tablet Tambah
lainnya Darah

Tidak dapat, hanya Tidak dapat Sarana dan Prasarana


dikasih obat aja nanti Pemberian Tablet Tambah
yang catet ibu BK Darah

Iya di ukur HB nya Iya di ukur HB nya Sarana dan Prasarana Tablet
cuma 1 kali cuma 1 kali Tambah Darah

Ada sosialisasi, tapi Sosialisasi Sarana dan Prasarana Tablet


kalo kesininya rame- dilakuinnya waktu Tambah Darah
rame kalo Cuma 2-3 awal-awal
orang aja ga dikasi
sosialisasi dan itu
dilakuinnya waktu
awal-awal ngasih
obatnya habis itu engga
Engga pernah, disuruh Engga pernah Pemantauan
minum aja sendiri-
sendiri
karena aku masuk pas baru dapet setelah Pendistribusian
pandemic jadi baru pandemic
dapet setelah pandemic
1 kali seminggu 1 kali seminggu Pemantauan
Dalam 1 bulan itu 1 bulan itu kadang 3- Pemantauan
kadang 3-4 kali dapat 4 kali
obatnya
Baru tahun 2023 ini tahun 2023 Pendistribusian
Ya, diminum terus. Tapi Ya, diminum terus, Pemantauan
kadang kalo dibawa dibawa kerumah
kerumah suka ga di suka ga di minum si
minum si soalnya lupa soalnya lupa
121

terus kalo disuruh foto


yaudah foto yang
minggu lalu aja
engga ada, kaya biasa engga ada, ga Pemantauan
aja ga ngerasa apa-apa ngerasa apa-apa
juga. juga.
Cuma mual aja soalnya mual Pemantauan
rasanya gaenak
Guru BK yang catat Guru BK yang catat Pencatatan
kalo udah minum
Iya, dapet dari sekolah Iya, dapet dari Ketepatan sasaran
sekolah
Baru ini dapet soalnya Baru in, soalnya Cakupan Kegiatan
baru offline lagi baru offline lagi
sekolahnya sekolahnya
122

Informan A5
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Suatu program supaya Suatu program Pengertian Program Tablet
tidak anemia supaya tidak anemia Tambah Darah
Sekolah dapat dari Sekolah dapat dari Tempat Pemberian Tablet
puskesmas puskesmas Tambah Darah

Kalau dari puskesmas Puskesmas 4 orang Keterlibatan SDM Pemberian


aku lihatnya 4 orang aja aja Tablet Tambah Darah
paling banya. Lalu
kalau dari sekolah ada
Pembina PMR, Guru
BK aja yang aku tau.
Pembina PMR, Guru Pembina PMR, Guru Keterlibatan SDM Pemberian
BK Ibu BK BK Ibu BK Tablet Tambah Darah

Tidak dapat gambar Tidak dapat gambar Sarana dan Prasarana


seperti itu hanya Pemberian Tablet Tambah
berbicara aja di depan Darah
kelas.
Tidak pernah dapat Tidak pernah dapat Sarana dan Prasarana
buku. kalo udah minum buku. Pemberian Tablet Tambah
di catet di Pembina pmr Darah

Iya sekali aja pas belum pernah dapat Sarana dan Prasarana Tablet
sosialisasi sampe 6 lagi cek HB, sekali Tambah Darah
bulan sekarang belum aja pas sosialisasi
pernah dapat lagi cek
HB.
Iya, ada penyuluhan setiap 3 bulan Sarana dan Prasarana Tablet
dulu di aula baru terakhir sosialisasi Tambah Darah
dikasih obatnya sama bulan januari.
guru PMRnya, tapi ga
setiap 3 bulan terakhir
sosialisasi bulan januari.
Setiap hari selasa sih hari selasa Pemantauan
kalau disini
Yang aku tau si dari dari tahun kemarin Pendistribusian
tahun kemarin tapi
gatau juga sih aku kan
baru masuk smp juga.
Setiap minggu dapet 1 Setiap minggu dapet Pemantauan
kali setiap minggu sih. 1 kali setiap minggu
sih.
Dalam 1 bulan itu Dalam 1 bulan itu Pemantauan
kadang 3-4 kali dapat kadang 3-4 kali
obatnya
123

Baru tahun 2023 ini tahun 2023 Pendistribusian


Dapet obatnya tapi ga Dapet obatnya tapi Pemantauan
diminum suka langsung ga diminum
muntah jadi kata orang langsung muntah
tidak usah diminum langsung muntah
obatnya.
Tidak tau karena ga Tidak tau karena ga Pemantauan
minum obatnya jadi ga minum obatnya
ngerasa apa-apa
Cuma mual aja soalnya Mual Pemantauan
rasanya gaenak
Guru BK sama Pembina Guru BK sama Pencatatan
PMR yang control kalo Pembina PMR yang
catetan. control
Iya, dapet dari sekolah Iya, dapet dari Ketepatan sasaran
sekolah
Baru ini dapet soalnya Baru ini dapet Cakupan Kegiatan
baru masuk juga soalnya baru masuk
juga
124

Informan A6
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Proram tablet tambah darah Proram tablet tambah Program Pemberian
diberikan untuk remaja putri darah diberikan untuk Tablet Tambah Darah
usia 12-18 thn dan diberikan remaja putri usia 12-18
di sekolah pada tingkat SMP thn dan diberikan di
da SMA sederajat selama sekolah pada tingkat
pertahun berjalan SMP da SMA sederajat

Bisa dari sekolah, dari sekolah, posyandu Tempat Pemberian


posyandu melalui kader bila melalui kader bila tidak Tablet Tambah Darah
tidak mendapat TTD dari mendapat TTD dari
sekolah sekolah

Pemegang program gizi, Pemegang program gizi, Keterlibatan SDM


promosi kesehatan, perawat, promosi kesehatan, Pemberian Tablet
bidan, analisis laboratorium perawat, bidan, analisis Tambah Darah
laboratorium
- program gizi : - penyediaan tablet Keterlibatan SDM
penyediaan tablet FE FE Pemberian Tablet
Tambah Darah
- analis laboratorium : - pemeriksaan HB
pemeriksaan HB - sosialisasi TTD
- membantu
- promkes : sosialisasi pelaksanaan
TTD kegiatan
- perawat / bidan :
membantu pelaksanaan
kegiatan
Tablet tambah darah, stick Tablet tambah darah, Sarana dan Prasarana
hb, poster diberikan ole stick hb, poster Pemberian Tablet
kemenkes melalui dinas diberikan oleh Tambah Darah
kesehatan dan disalurkan kemenkes melalui dinas
oleh puskesmas kesehatan dan
disalurkan oleh
puskesmas
Tidak Tidak Sarana dan Prasarana
Pemberian Tablet
Tambah Darah

YA YA Sarana dan Prasarana


Tablet Tambah Darah

Di gudang obat pskesmas Di gudang obat Sarana dan Prasarana


pskesmas Tablet Tambah Darah
125

Iya, sosialisasi oleh petugas Iya, sosialisasi oleh Sarana dan Prasarana
promkes petugas promkes Pemberian Tablet
Tambah Darah

- Sasaran di dapatkan Sasaran di dapatkan dari Persiapan


dari pihak sekolah pihak sekolah melalui
melalui group WA group WA puskesmas-
puskesmas- sekolah sekolah, Kebutuhan
tablet tambah darah
- Kebutuhan tablet
sesuai data sasaran yang
tambah darah sesuai data
diberikan oleh sekolah
sasaran yang diberikan
oleh sekolah

Berdasarkan data sasaran dai Berdasarkan data Persiapan


sekolah setiap remaja putr sasaran dari sekolah
mendapatkan 12 tablet untuk setiap remaja putri
kebutuhan 3 bulan kedepan mendapatkan 12 tablet
untuk kebutuhan 3
bulan kedepan
Mencukupi Mencukupi Persiapan
- Kurang : permintaan Kurang : permintaan Persiapan
TTD ke Dinkes TTD ke Dinkes
- Berlebih : untu Berlebih : untuk
program ibu hamil program ibu hamil
kunjungan puskesmas kunjungan puskesmas

Sejak tahun 2018, saat covid Sejak tahun 2018 Pendistribusian


19 tahun 2020-2022 di
distribusikan melalui kader
posyandu untuk remaja putri
di wiayah masing-masing
4x dalam setahun 4x dalam setahun Pemantauan
( pemberian untuk 3 bulan ) ( pemberian untuk 3
bulan )
12 tablet untuk 3 bulan 12 tablet untuk 3 bulan Pemantauan
Untuk usia 12 tahun sampai Untuk usia 12 tahun Pemantauan
berusia 18 tahun sampai berusia 18 tahun
Diberikan ke skolah oleh Diberikan ke skolah Pendistribusian
puskesmas. Diminum oleh puskesmas.
bersama di sekolah setiap Diminum bersama di
minggu di hari sesuai sekolah setiap minggu
kesepakatan dengan pihak di hari sesuai
kesepakatan dengan
126

sekolah pihak sekolah


Ya Ya Perencanaan
Melalui format pelaporan Melalui format Pencatatan
dalam bentuk ceklis pelaporan dalam bentuk
ceklis
Ceklis diminta ke sekola Ceklis diminta ke Pencatatan
tiap bulan dan alasan remaja sekola tiap bulan dan
putri tidak minum ttd tertera alasan remaja putri
di lembar cekls tidak minum ttd

Melalui format pelaporan Melalui format Peaporan


dalam bentuk ceklis pelaporan dalam bentuk
ceklis
Ya, 100 % Ya, 100 % Cakupan Kegiatan
Sosialisasi ulan tentang Sosialisasi ulan tentang Cakupan Kegiatan
pentingnya TTD, kerjasama pentingnya TTD,
dengan pihak sekolah kerjasama dengan pihak
sekolah
YA YA Ketepatan Sasaran
YA YA Ketepatan Sasaran
127

Informan A7
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Berdasarkan riset dilapangan pemerintah mengeluarkan Program
bahwa banyak remaja yang kebijakan pemberian Pemberian Tablet
terkena anemia, sehingga tablet tambah darah yang Tambah Darah
pemerintah mengeluarkan bertujuan mencegah
kebijakan pemberian tablet terjadinya bayi lahir
tambah darah yang bertujuan stunting dimasa
mendatang. Maka dari itu
mencegah terjadinya bayi
pemerintah membuat
lahir stunting dimasa
kebijakan yaitu pemberian
mendatang. Karena setelah di TTD untuk remaja putri di
telusuri banyak bayi yang sekolah dari usia 12-18
mengalami stunting penyebab tahun di berikan di
utamanya adalah karena sekolah masing-masing.
ibunya mengalami HB rendah
sehingga menderita anemia.
Kalau mencegah pada saat
sudah hamil dan diberikan
tablet tambah darah itu tidak
terlalu efektif jadi diberikan
dari sejak remaja. Maka dari
itu pemerintah membuat
kebijakan yaitu pemberian
TTD untuk remaja putri di
sekolah dari usia 12-18 tahun
di berikan di sekolah masing-
masing.
Mereka bisa mendapatkan di sekolah Tempat
tablet tambah darah di Pemberian Tablet
sekolah, dan untuk sekolah di Tambah Darah
wilayah puskesmas duren
jaya mereka meminum tablet
tambah darah seminggu 1
tablet dan mereka minum
bersama disekolah.
Koordinator gizi, analisis Koordinator gizi, analisis Keterlibatan SDM
laboratorium, bidan / perawat, laboratorium, bidan / Pemberian Tablet
Promkes perawat, Promkes Tambah Darah

- Koordinator gizi : karena Koordinator gizi : karena Keterlibatan SDM


kan ini program dari divisi kan ini program dari divisi Pemberian Tablet
saya jadi saya yang saya jadi saya yang Tambah Darah
bertugas penyediaan tablet bertugas penyediaan tablet
tambah darah, registernya, tambah darah, registernya,
128

laporannya laporannya
- Analis laboratorium : Analis laboratorium :
mereka yang mereka yang mengukur
mengukur HB HB
- Bidan / perawat : Bidan / perawat :
membantu pelaksana membantu pelaksana
pemberian tablet FE pemberian tablet FE
- Promkes : penyuluhan Promkes : penyuluhan
Sebelum diberikan tablet pihak puskesmas Sarana dan
tambah darah pihak melakukan sosialisasi Prasarana
puskesmas melakukan terlebih dahulu sebelum Pemberian Tablet
sosialisasi terlebih dahulu, diberikan tablet tambah Tambah Darah
puskesmas melakukan darah, puskesmas
penyuluhan dan diberikan melakukan penyuluhan
dan diberikan juga poster
juga poster tentang bahaya
tentang bahaya anemia,
anemia, bagaimana cara
bagaimana cara
minumnya, makanan apa saja minumnya, makanan apa
yang tidak boleh di konsumsi saja yang tidak boleh di
data meminum tablet tambah konsumsi
darah. Setidaknya anak
tersebut paham terlebih
dahulu tentang apa yang akan
mereka minum.
Kalo untuk buku tidak ada, buku tidak ad, kita ada Sarana dan
namun kita ada blangko blangko distribusi disitu Prasarana
distribusi disitu tertena nama tertera nama anak dan Pemberian Tablet
anak dan minggunya, jadi minggunya Tambah Darah
misal februari ada berapa
minggu kan itu mereka ceklis
kalau sudah minum. Jika
tidak diberikan tulis
keterangnnya apa mungkin
sedang sakit atau tidak
masuk. Jadi ada daftar
distribusinya.
YA, jadi sebelum diberikan YA, Pemeriksaan HB Sarana dan
tablet tambah darah semua dilakukan hanya pada saat Prasarana Tablet
remaja putri kita ukur HB nya awal sosialisasi saja tidak Tambah Darah
dulu, karena ini program jadi setiap minggu. Namun
semua sekolah kita ukur HB sedang di rencanakan
nya dulu semua. Jadi setiap 6 bulan sekali
mengingat fasilitas stick
berapapun hasilnya kita ga
HB yang terbatas
ngaruh karena semua tetep
minum tablet tambah darah
sesuai porsinya 1 minggu 1
129

kali. Tapi skrining awalnya


kita tetap melakukan tes HB.
Pemeriksaan HB dilakukan
hanya pada saat awal
sosialisasi saja tidak setiap
minggu sebelum diberikan
tablet tambah darah di cek
HB nya. Namun sedang di
rencanakan setiap 6 bulan
sekali mengingat fasilitas
stick HB yang terbatas jadi
kita ga semua dapet
pengecekan
Jika di puskesmas duren jaya penyimpanan obat TTD di Sarana dan
itu penyimpanan obat TTD simpan di bagian farmasi Prasarana Tablet
sama dengan penyimpanan atau gudang obat. tidak Tambah Darah
obat-obat yang lain yang di ada tempat penyimpanan
simpan di bagian farmasi atau khusus untuk obat TTD
gudang obat. tidak ada tempat
penyimpanan khusus untuk
obat TTD
Ya diberikan sosialiasasi Ya diberikan sosialiasasi Sarana dan
terlebih dahulu agar mereka per 3 bulan. Prasarana
tahu apa itu TTD dan Pemberian Tablet
bagaimana pentingnya Tambah Darah
menkonsumsi TTD untuk
masa sekarang dan masa yang
mendatang . dan kita
melakukan sosialisasi per 3
bulan.
- Untuk sasaran kita Sasaran mengambil Persiapan
mengambil datanya dari datanya dari sekolah dan
sekolah sebelum sekolah akan ngasih data
pelaksanaan kita share murid per satu kelas tiap
dulu bahwa akan ada angkatan .
kunjungan dari puskesmas
untuk pemberian TTD melakukan distribusi
nanti sekolah akan ngasih sesuai dengan dapodik
kita data murid per satu per masing masing
kelas tiap angkatan . sekolah dengan data yang
- Kebutuhan : kita diberikan oleh pihak
melakukan distribusi sekolah kepada
sesuai dengan dapodik per puskesmas
130

masing masing sekolah


dengan data yang
diberikan oleh pihak
sekolah kepada puskesmas
Melihat data yang dikirimkan Melihat data yang Persiapan
oleh sekolah kepada pihak dikirimkan oleh sekolah
puskes dengan melihat nama kepada pihak puskes
remaja putri pe masing-
masing kelas tiap angkatan
Sangat cukup untuk remaja Sangat cukup untuk Persiapan
putri di sekolah wilayah duren remaja putri di sekolah
jaya wilayah duren jaya

Jadi kita itu sesuai Kemungkinan berlebih Persiapan


permintaan ya, dan yang dan kurang itu jarang
minta itu bagian farmasi. Kalo pun kurang nanti
Untuk tablet tambah darahnya gampang tinggal minta
sendiri jumlah anak dikali per lagi aja.
3 bulan. Jadi nanti konfirmasi
kepada dinas kesehatan, dan
dari dinas diberikan ke
puskesmas sesuai jumlah
permintaan yang akan
diberikan kepada remaja
putri. Kemungkinan berlebih
dan kurang itu jarang. Kalo
berlebih itukan ribet nanti
kadaluarsa jadi sayang
obatnya ga keminum. Kalo
pun kurang nanti gampang
tinggal minta lagi
aja.
Pemberian tablet tambah sejak tahun 2018, Dan Pendistribusian
darah di puskemas duren jaya baru diberikannya lagi
ini sudah dilakukan sejak kesekolah baru tahun ini
tahun 2018 sebelum pandemi. 2022 bulan November dan
Karena ada pandemic jadi januari.
sempat berhenti karena sulit
mendistribusikannya solanya
sekolah-sekolah kan pada
libur tu gaada yang masuk
muridnya jadi kita alihkan ke
kader-kader posyandu untuk
diberikan ke remaja putri. Dan
baru diberikannya lagi
kesekolah baru tahun ini 2022
131

bulan November dan januari.


Iya kita per 3 bulan tapi kalo per 3 bulan Pemantauan
stok kita masih banyak kita
langsung kasih langsung
untuk 6 bulan. Namun lebih
seringnya per 3 bulan.
Sekitar 12 tablet untuk 3 Sekitar 12 tablet untuk 3 Pemantauan
bulan bulan
Dari usia 12 tahun kita kasih Dari usia 12 tahun sampe Pemantauan
tablet tambah darah hingga remaja putri berusia 18
terus sampe remaja putri tahun
tersebut berusia 18 tahun
Dari Dinkes di berikan obat Dari Dinkes di berikan Pendistribusian
TTD kepada puskesmas, lalu obat TTD kepada
dari puskemas di distribusikan puskesmas, lalu dari
kembali ke sekolah sesuai puskemas di distribusikan
kebutuhan dan sesuai jumlah kembali ke sekolah sesuai
murid kebutuhan dan sesuai
jumlah murid
Ya, sudah diberikan. Untuk Ya, sudah diberikan, SMP Perencanaan
SMP ada sekitar 6 sekolah ada sekitar 6 sekolah dan
dan SMA ada sekitar 10 SMA ada sekitar 10
sekolah sekolah

Untuk monitoring kita Untuk monitoring Pencatatan


melalui gurunya aja, karena laporannya perbulan lalu
mereka ada laporannya diberikan pihak sekolah
perbulan jadi nanti ada ceklis- kepada puskesmas
ceklisnya itu yang diberikan
pihak sekolah kepada
puskesmas
Pakai format ceklis aja yang Pakai format ceklis aja Pencatatan
kita pakai dan setiap bulan
kita data laporan kepada
sekolah
Melalui format pelaporan Melalui format pelaporan Peaporan
dalam bentuk ceklis dalam bentuk ceklis
Semua diberikan dalam 1 diberikan dalam 1 tahun Cakupan Kegiatan
tahun dan kita dropping obat
untuk semua remaja putri
kita evaluasi kepada sekolah evaluasi kepada sekolah Cakupan Kegiatan
untuk bertanya kenapa ada untuk bertanya kenapa
132

beberapa siswi yang tidak ada beberapa siswi yang


minum, banyak yang kita tidak minum, banyak yang
kasih namun tidak minum kita kasih namun tidak
karena ada beberapa hal bisa minum karena ada
karena sedang konsumsi obat- beberapa hal bisa karena
obatan, dilarang karena punya sedang konsumsi obat-
obatan, dilarang karena
penyakit lain dan itu biasanya
punya penyakit lain dan
ada surat dari dokter, ada dari
itu biasanya ada surat dari
orang tuanya tidak dokter, ada dari orang
menginzinkan dan jika kasus tuanya tidak
sperti itu kita pendekatan menginzinkan banyak
kembali dan sosialiasasi ulang yang kita kasih namun
kepada orang tua dan tidak minum karena ada
muridnya melalui pihak beberapa hal bisa karena
sekolah dan itu kita tidak sedang konsumsi obat-
paksakan untuk tetap obatan, dilarang karena
meminumnya. punya penyakit lain dan
itu biasanya ada surat dari
dokter, ada dari orang
tuanya tidak
menginzinkan
Ya, menerima adanya Ya, menerima adanya Ketepatan Sasaran
program ini program ini
Ya, mendapatkan TTD selama Ya, mendapatkan TTD Ketepatan Sasaran
1 tahun selama 1 tahun
133

Informan A8
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Obat yang fungsinya itu untuk Obat yang fungsinya Program Pemberian
mendopping sel-sel darah untuk mendopping sel- Tablet Tambah Darah
merah supaya cukup dalam sel darah merah dalam
tubuh tubuh

Dari puskemas per daerah Dari puskemas Tempat Pemberian


Tablet Tambah Darah
Beda-beda yang datang, ada 4-5 orang kalo stok 1 Keterlibatan SDM
kalanya mereka cek HB, ada orang aja Pemberian Tablet
kalanya mereka ngasih stok Tambah Darah
aja. Kalo cek sekitar 4-5 orang
kalo stok 1 orang aja
Kepala sekolah koordinator UKS, Keterlibatan SDM
Kepala sekolah Pemberian Tablet
Koordinator UKS Tambah Darah

Hanya saya dan kepala sekolah Kepala sekolah Keterlibatan SDM


sebagai penanggung jawab dan Pemberian Tablet
Koordinator UKS Tambah Darah
saya sebagai koordinator UKS
di sekolah ini jadi selama
program ini berlangsung saya
yang menerima dan
mengelolanya
Iya pihak puskesmas mereka Iya pihak puskesmas Sarana dan Prasarana
memberikan poster hanya memberikan poster Pemberian Tablet
diawal sosialisasi saja hanya diawal sosialisasi Tambah Darah
saja
Tidak, hanya lembar ceklis Tidak, hanya lembar Sarana dan Prasarana
ceklis Pemberian Tablet
Tambah Darah
Per 6 bulan di cek HB Per 6 bulan di cek HB Sarana dan Prasarana
Pemberian Tablet
Tambah Darah
Tidak, hanya di kotak obat Tidak, hanya di kotak Sarana dan Prasarana
biasa obat biasa Pemberian Tablet
Tambah Darah
Iya diberikan sosialisasi diberikan sosialisasi Sarana dan Prasarana
terlebih dahulu sebelum sebelum dilakukan Pemberian Tablet
dilakukan pemberian dan pemberian dan Tambah Darah
pengecekan pengecekan

Hanya remaja putri kelas 10 Hanya remaja putri kelas Pemantauan


134

saja 10
Sesuai tanggal kadaluarsa aja, Sesuai tanggal
kalau masi jauh masi tetap kadaluarsa, kalau masi
diberikan setaip minggunya. jauh masi tetap
diberikan setaip
minggunya
Biasanya kita tandain dan ada Biasanya kita tandain Pemantauan
absennya. Jadi kita lihat siswi dan ada absennya. Jadi
tersebut sudah berapa kali kita lihat siswi tersebut
tidak masuk dan berapa kali sudah berapa kali tidak
tidak minum obat TTD itu masuk dan berapa kali
biasanya kita catat. Karena tidak minum obat TTD
itu. jika tidak masuk
kan 1 bulan harus ada 4 kali
pasti kita sampaikan ke
dia minum karena 1 minggu 1
orang tuanya dan
kali dia minum, jadi pasti jika pastikan untuk tetap
tidak masuk pasti kita minum Kecuali ada
sampaikan ke orang tuanya penyakit-penyakit
dan pastikan untuk tetap tertentu. Atau dihari
minum. Kecuali ada penyakit- lain saat ia masuk
penyakit tertentu. Atau dihari sekolah
lain saat ia masuk sekolah
Hari jumat saat yang laki-laki Hari jumat Pemantauan
solat jumat, dan perempuan
punya waktu kosong itu kita
minum habis makan siang
Tahun 2023 bulan januari 2023 bulan januari Pendistribusian
Setiap 3 bulan atau tidak nentu Setiap 3 bulan Pemantauan
juga tergantung pihak
puskesmas
1 minggu 1 kali minum 1 minggu 1 kali minum Pemantauan
4 kali dalam 1 bulan 4 kali dalam 1 bulan Pemantauan
Biasanya melalui absen, kita Biasanya melalui absen, Pencatatan
cek per masing-masing kelas. terus satu per satu kalo
Jika tidak ada yang gamasuk dia minum
kita absen dan kita tandain bungkusannya sudah di
dulu, terus kita absen satu per robek baru kita ceklis
satu kalo dia minum
bungkusannya sudah di robek
baru kita ceklis
Tidak semua, hanya remaja hanya remaja putri kelas Pemantauan
135

putri kelas 10 saja 10 saja


Sebelum minum itu kita absen Sebelum minum itu kita Pemantauan
per kelasnya lengkap semua absen per kelasnya
atau engga, siapa aja yang lengkap semua atau
gamasuk kita tandain, dan kita engga, siapa aja yang
pantau untuk yang tidak gamasuk kita tandain,
masuk tersebut pada saat dan kita pantau untuk
yang tidak masuk
masuk sekolah baru kita kasih
tersebut pada saat masuk
kembali tablet tambah
sekolah baru kita kasih
darahnya kembali tablet tambah
darahnya
Saya koordinator UKS yang koordinator UKS UKS Pencatatan
mencatat semua lembaran yang mencatat lalu data
ceklis per kelas di kelas 10 lalu tersebut akan di
data tersebut akan di kumpulkan untuk
kumpulkan untuk disimpulkan disimpulkan lalu jika
lalu jika sudah akan diberikan sudah akan diberikan
kepada puskesmas
kepada puskesmas
Lembaran ceklis aja si ada Lembaran ceklis, ada Pencatatan
nama, kelas sama minggu, jadi nama, kelas sama
kalo dia minum di minggu minggu
pertama kita ceklis
Persensi anak yang sudah di Persensi anak yang Pencatatan
minum di ceklis sudah di minum di ceklis
Ya, menerima aja karena kan Ya, menerima Ketepatan Sasaran
sebelumnya ada sosialisasi ya
jadi mereka tahu untuk apa
fungsi obat tersebut
Ya, mendapatkan tablet Ya, mendapatkan tablet Cakupan Kegiatan
tambah darah setiap tambah darah setiap
minggunya namun untuk minggunya
setahun belum ya karena kan
di pihak SMA ini masih baru
berjalan beberapa bulan ya.
Namun untuk 3 bulan pertama
mendapatkan semua
Ya , bersedia Ya , bersedia Ketepatan sasaran
136

Informan A9
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Obat untuk mencegah Obat untuk mencegah Program
anemia. karena biasanya kan anemia. Maka dari pihak Pemberian Tablet
anak anak sekarang puskesmas diberikan Tambah Darah
kebanyakan makan program pemberian tablet
sembarangan, kurang tidur, tambah darah untuk anak
jadi bisa menyebabkan anak remaja putri
terkena anemia sehingga
cepat pusing. Maka dari
pihak puskesmas diberikan
program pemberian tablet
tambah darah untuk anak
anak remaja putri
Dari pihak puskesmas Dari pihak puskesmas Tempat Pemberian
Tablet Tambah
Darah
Ada bidan, terus yang ngecek Ada bidan, terus yang Keterlibatan SDM
hb atau analis ngecek hb atau analis Pemberian Tablet
Tambah Darah

- Kepala sekolah - Kepala sekolah Keterlibatan SDM


- Kurikulum - Kurikulum Pemberian Tablet
- Kesiswaan - Kesiswaan Tambah Darah
- Ada TU - Ada TU
- Ada BK Ada BK
- Kepala sekolah : - Kepala sekolah : Keterlibatan SDM
penanggung jawab penanggung jawab Pemberian Tablet
- Kurikulum : menerima - Kurikulum : Tambah Darah
adanya program menerima adanya
- Kesiswaan : memberitahu program
kepada murid - Kesiswaan :
- Ada TU : membuat memberitahu kepada
laporan murid
- Ada BK : melihat - Ada TU : membuat
psikologi siswi laporan
Ada BK : melihat
psikologi siswi
Paling dikasi sosialiasisi aja gaada diberikan dalam Sarana dan
sebelum diberikan, tapi gaada bentuk gambar apapun Prasarana
diberikan dalam bentuk kaya poster atau Pemberian Tablet
gambar apapun kaya poster sejenisnya Tambah Darah
atau sejenisnya
Engga, tapi kaya lembaran Engga, kaya lembaran aja Sarana dan
aja ketika udah di jadi engga berbentuk Prasarana
137

distribusikan bisa diceklis buku. Pemberian Tablet


jadi engga berbentuk buku. Tambah Darah
Nanti masing-masing siswi
laporan jika sudah di minum
Ya, mendapatkan Ya, mendapatkan Sarana dan
Prasarana
Pemberian Tablet
Tambah Darah
Tidak ada kita menyimpan Tidak ada, menyimpan Sarana dan
sama di etalase tempat obat sama di etalase tempat Prasarana
bersamaan dengan obat obat bersamaan dengan Pemberian Tablet
lainnya obat lainnya Tambah Darah
Ya dilakukan sosialisasi Ya dilakukan sosialisasi Sarana dan
terlebih dahulu ke siswinya terlebih dahulu Prasarana
supaya siswi tau bahwa ada Pemberian Tablet
program tersebut Tambah Darah
Ya semua mendapatkan Ya semua mendapatkan Pemantauan
Kalau kurang itu karena siswi karena siswi kami sedkit
kami sedkit jadi pihak jadi pihak puskesmas
puskesmas sudah menghitung sudah menghitung jumlah
jumlah siswi disini. siswi disini.
Kemungkinan kita Kemungkinan kita
mendapatkan lebih jadi kita mendapatkan lebih jadi
bisa distribusikan lagi misal kita bisa distribusikan lagi
yang per 3 bulan habis jadi misal yang per 3 bulan
masi bisa kita kasih terus
sampai kita dapat lagi.
Jadi, kan kita ada absen jadi Jadi, kan kita ada absen Pemantauan
kita lihat per kelas itu siapa jadi kita lihat per kelas itu
saja yang tidak masuk nanti siapa saja yang tidak
kita tulis bahwa siswi masuk nanti kita tulis
tersebut tidak masuk dan bahwa siswi tersebut tidak
tablet tambah darah di masuk dan tablet tambah
berikan di hari berikutnya darah di berikan di hari
atau pada saat masuk berikutnya atau pada saat
sekolah. Karena pihak masuk sekolah.
puskes sudah memberikan
kepada pihak sekolah jadi
pihak
sekolah yang mengaturnya
Ada, kita sebelum pandemic setiap hari senin sama Pemantauan
minum di sekolah setiap hari guru.
senin sama guru. Jadi
sekarang setelah pandemic
kita kasih ke anak tersebut,
biar anak tersebut yang
mengaturnya kapan ia
meminumnya dan
dilampirkan foto bahwa ia
138

sudah meminumnya.
Sudah sejak tahun 2018 Sudah sejak tahun 2018 Pendistribusian
Setiap 3 bulan sekali Setiap 3 bulan Pemantauan
tergantung stok disekolahnya
juga
Sesuai dengan jumlah murid Pemantauan
misal siswi kami 90
puskesmas memberikan 100
seperti itu
Dari kelas 1 smp sampe kelas 1 minggu 1 kali Pemantauan
3 smp 1 minggu 1 kali
Biasanya komunikasi untuk Biasanya komunikasi Pencatatan
ngatur jadwal dan waktu, lalu untuk ngatur jadwal dan
di cek darah dan dibagikan waktu, lalu di cek darah
kepada pihak sekolah nanti dan dibagikan kepada
pihak sekolah pihak sekolah nanti pihak
membagikannya kepada sekolah membagikannya
siswi kepada siswi
Ya , semua siswi Ya , semua siswi Pemantauan
mendapatkan mendapatkan
Biasanya kita di control oleh di control oleh masing- Pemantauan
masing-masing wali kelas, masing wali kelas,
nanti dari walikelas datanya datanya di rekap dan
di rekap dan dikasi ke TU dikasi ke TU dan BK
dan BK untuk di cek ulang untuk di cek ulang
TU yang mencatat buktinya TU yang mencatat Pencatatan
buktinya
Kita hanya lembar tabel dan Kita hanya lembar tabel Pencatatan
di ceklis dan di ceklis
Betuk laporannya yang Betuk laporannya yang Pencatatan
dibuat hanya bentuk tabel dibuat hanya bentuk tabel
Ya, menerima saja siswi Ya, menerima program Cakupan Kegiatan
kami tentang program pemberian tablet tambah
pemberian tablet tambah darah
darah karena kan bagus juga
untuk kedepannya
Ya, mendapatkan selama 1 Ya, mendapatkan selama Ketepatan sasaran
tahun 1 tahun
Ya, bersedia Ya, bersedia Ketepatan sasaran
139

A10
Reduksi Penyajian Data Tematisasi
Obat yang bertujuan untuk Obat yang bertujuan untuk Program
mengurangi anemia karena mengurangi anemia Pemberian
remaja sekarang banyak yang Tablet Tambah
mengalami anemia Darah

Dari Puskesmas dan sekolah Dari Puskesmas dan sekolah Tempat


Pemberian
Tablet Tambah
Darah
Puskesmas hanya 4 orang Puskesmas hanya 4 orang Keterlibatan
saja tapi saya tidak tahu SDM
siapa-siapa saja orangnya. Pemberian
Tablet Tambah
Darah

Jika dari pihak sekolah ada guru BK, lalu Pembina Keterlibatan
saya sebagai guru BK, lalu PMR, dan Kepala Sekolah SDM
Pembina PMR, dan Kepala Pemberian
Sekolah sebagai penanggung Tablet Tambah
jawab. Darah

- Kepala sekolah : Kepala sekolah : penanggung Keterlibatan


penanggung jawab jawab SDM
- Pembina PMR : Pembina PMR : Mengatur Pemberian
Mengatur jalannya jalannya alur pemberian Tablet Tambah
alur pemberian BK : mengkontrol setiap data Darah
- Ada BK : mengkontrol siswa
setiap data siswa
Engga ada dikasih si poster Engga ada dikasih poster atau Sarana dan
atau gambar sperti itu hanya gambar Prasarana
pakai mic di aula seperti itu Pemberian
saja. Tablet Tambah
Darah
Tidak pernah mendapat buku. Tidak pernah mendapat buku. Sarana dan
Prasarana
Pemberian
Tablet Tambah
Darah
Iya pada saat awal sosialisasi dapat cek HB saat awal Sarana dan
aja waktu itu dapat cek HB sosialisasi Prasarana
siswinya Pemberian
Tablet Tambah
Darah
140

Di kotak obat UKS aja Di kotak obat UKS Sarana dan


simpennya gaada tempat Prasarana
khsusus, lagian sama aja kok Pemberian
nyimpen dimana aja Tablet Tambah
Darah
Iya dilakukan sosialisasi dulu Iya dilakukan sosialisasi dulu Sarana dan
di aula waktu itu bareng- di aula tidak setiap 3 bulan Prasarana
bareng yang siswinya tapi sekali Pemberian
tidak setiap 3 bulan sekali Tablet Tambah
Darah
Ya semua mendapatkan Ya semua mendapatkan Pemantauan
Kebanyakan sih lebih terus Kebanyakan sih lebih terus
ya ga pernah kurang karena karena siswi disini dikit
kan siswi disini dikit ya jadi jadinya diminum aja sesuai
sekali dapet banyak terus tanggal nya sampe tanggal
dikasih lagi ya jadinya kadaluwarsa itu abis.
numpuk terus udah diminum
aja sesuai tanggal nya sampe
tanggal kadaluwarsa itu abis.
Kita absen sesuai kelas nanti absen sesuai kelas nanti BK Pemantauan
BK sama Pembina PMR sama Pembina PMR
koordinir tablet tambah darah koordinir tablet tambah darah
tersebut ke masing-masing tersebut ke masing-masing
kelas untuk diminum atau kelas untuk diminum. Karena
tidak pihak sekolah tidak pihak sekolah tidak
memaksakan itu sesuai memaksakan itu sesuai
dengan kondisi tubuh dengan kondisi tubuh Namun,
masing-masing tapi dominan lebih banyak yang tidak
lebih banyak yang tidak minum
minum karena banyak hal-hal
yang mereka takutkan jadi
kita gapapa daripada kita
menanggung resiko jadi tidak
ada paksaan untuk minum.
Seperti ada yang laporan
kalau habis minum tablet
tamabh darah haidnya makin
lama bisa sampe 2 minggu,
atau setiap habis minum pada
muntah jadi kita ga paksa
untuk minum obat itu.
Iya setiap hari selasa habis setiap hari selasa Pemantauan
dibagikan jika ingin diminum
kita catat jika tidak kita catat
tidak minum.
Dari tahun 2018 sepertinya. Dari tahun 2018 Pendistribusian
Setiap 6 bulan sekali pihak Setiap 6 bulan sekali pihak Pendistribusian
puskemas kesini untuk kasih puskemas kesini untuk kasih
141

obatnya obatnya
1 kali seminggu dalam satu 1 kali seminggu jadi sebulan Pemantauan
bulan sih jadi sebulan 4 kali 4 kali minum.
minum.
Dari kelas 1 smp sampe kelas 1 minggu 1 kali Pemantauan
3 smp 1 minggu 1 kali
Biasanya komunikasi untuk Biasanya komunikasi untuk Pencatatan
ngatur jadwal dan waktu, lalu ngatur jadwal dan waktu, lalu
di cek darah dan dibagikan di cek darah dan dibagikan
kepada pihak sekolah nanti kepada pihak sekolah nanti
pihak sekolah pihak sekolah
membagikannya kepada membagikannya kepada siswi
siswi
Ya , semua siswi Ya , semua siswi Pemantauan
mendapatkan mendapatkan
Yang catet biasanya Pembina Yang catet biasanya Pembina Pemantauan
PMR setiap minggunya PMR setiap minggunya
TU yang mencatat buktinya TU yang mencatat buktinya Pencatatan
Hanya bentuk lembar ceklis Hanya bentuk lembar ceklis si Pencatatan
si paling. paling.
Betuk laporannya yang Betuk laporannya yang dibuat Pelaporan
dibuat hanya bentuk tabel hanya bentuk tabel
Karena kita dominan yang Karena kita dominan yang Pencatatan
tidak minum jadi mungkin tidak minum jadi mungkin
sedikit yah nama-nama yang sedikit yah nama-nama yang
kita catat untuk di setorkan kita catat untuk di setorkan ke
ke pihak puskesmas pihak puskesmas
Ya, menerima saja siswi Ya, menerima Ketepatan
kami tentang program sasaran
pemberian tablet tambah
darah karena kan bagus juga
untuk kedepannya
Ya, mendapatkan selama 1 Ya, mendapatkan selama 1 Cakupan
tahun tahun kegiatan
Ya, bersedia Ya, bersedia Cakupan
kegiatan
142

Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup


DAFTAR RIWAYAT HIDUP

I. Data Pribadi
Nama Lengkap : Yunia Vina Pitaloka
TTL : Tempuran, 18 November 2000
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Griya Alam Sentosa, Blok R1 No.03 RT08/RW10.
Kelurahan Pasir Angin, Kecamatan Cileungsi,
Kabupaten
No. Handphone : 0812-8076-XXXX
Email : yuniavina01@gmail.com
Motto : Selalu ada harga dalam setiap proses. Nikmati
saja lelah-lelah itu. Lebarkan lagi rasa sabar itu dan semua yang kamu
lakukan hari ini kelak untuk menjadikan dirimu serupa dengan apa yang
kamu impikan. Mungkin tidak akan berjalan lancar, namun percayalah
semua akan menjadi cerita indah di akhir nanti.
II. Riwayat Pendidikan
SD : SDN Cinyosog 02
SMP : SMPN 3 Cileungsi
SMA : SMA Muhammadiyah Cileungsi
Perguruan Tinggi : STIKes Medistra Indonesia
143

MOTTO

“Allah SWT tidak akan membani seorang hambanya melainkan sesuai dengan
kemampuannya.”
(QS. Al-Baqarah:268)

Tidak ada yang telalu cepat ataupun terlalu lambat semua berjalan sesuai dengan
ketentuan waktu dan takdir yang tepat. Mungkin prosesmu tidak semudah dan
secepat orang lain, namun percayalah rencana Allah pasti tepat selalu yakin
bahwa rencana Allah itu luar biasa. Suksesmu hingga hari ini juga berkat doa ibu
sepanjang malam yang tidak pernah putus. Tetap semangat dan berjuang.

“Cukup Allah menjadi penolong kami dan Allah adalah sebsik-baiknya


pelindung”

Anda mungkin juga menyukai